• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studio Perancangan Arsitektur Perancangan Rumah Susun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studio Perancangan Arsitektur Perancangan Rumah Susun"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LATAR BELAKANG

LOKASI

PENCAPAIAN

ARUS KENDARAAN

Jl. Cempaka baru, condong catur, sleman, Yogyakarta

Arus kenderaan padat pada pagi hingga sore hari namun tidak menimbulkan macet

LOKASI

1. IDENTIFIKASI LOKASI

2. DATA SITE

Batas-batas site :

TUJUAN

Jl. Cempak a baru

U

94.3 m 77.5 m 121.9 m 45.2 m 25.85m 28.1 m Permasalahan pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan yang tidak seimbang dengan lahan

yang semakin sempit untuk difungsikan sebagai hunian menjadi masalah utama hamper di setiap kota-kota besar di Indonesia. Faktor lain yang terjadi di perkotaan adalah tingginya lajur urbanisasi yang tinggi dan mengakibatkan kebutuhan hunian di perkotaan semakin bertambah. Dengan sedikitnya lahan yang tersisa otomatis menjadikan nilai tawar yang tinggi di lahan perkotaan sehingga semakin menyudutkan kaum menengah ke bawah yang ingin memiliki hunian.

Dari permasalahan di atas lah muncul solusi bangunan vertical di kawasan kota karena permasalahan menipisnya ketersediaan lahan. Rumah susun adalah solusi bangunan vertical untuk kaum menengah ke bawah karena harga sewa lebih terjangkau dibandingkan apartement atau kondominium. Pembangunan rumah susun tentunya juga dapat mengakibatkan terbukanya ruang kota sehingga menjadi lebih lega dan dalam hal ini juga membantu adanya peremajaan dari kota, sehingga makin hari maka daerah kumuh berkurang dan selanjutnya menjadi daerah yang

rapih,bersih, dan teratur.

Peremajaan kota telah dicanangkan oleh pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1990, tentang peremajaan pemukiman kumuh yang berada di atas tanah negara.

Menindaklanjuti dari Instruksi Presiden tersebut, maka pada tanggal 7 Januari 1993, telah diterbitkan adanya surat edaran dengan Nomor: 04/SE/M/1/1993, yang menginstruksikan kepada seluruh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepada Daerah Tingkat II untuk melaksanakan pedoman umum penanganan terpadu atas perumahan dan pemukiman kumuh, yang antara lain dilakukan dengan peremajaan dan pembangunan rumah susun.

Tujuan utama dari pembangunan rumah susun adalah untuk mengendalikan laju pembangunan pemukiman yang banyak memakan lahan. Solusinya adalah memfasilitasi dengan bangunan vertical sebagai pemukiman untuk kelas menengah ke bawah yaitu rumah susun.

Sedangkan menurut UU No. 16 tahun 1985 Tentang Rumah Susun, tujuan Pembangunan Rumah Susun (Rusun) adalah:

1. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah, yang menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.

2. Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah didaerah perkotaan dengan

memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang.

a. Pengguna Rumah Susun

Adalah anggota keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak. Pengguna ini

(2)

1. PENGHUNI RUSUN

KEGIATAN KETERANGAN RUANG TIDUR (PRIVAT) RUANG MANDI (PRIVAT) KEGIATAN KETERANGAN

2. PENGGUNA FASILITAS UMUM

ANALISA KEGIATAN

KEBUTUHAN RUANG

1. HUNIAN

2. PENGELOLA/STAFF

a. Ruang Tamu b. Ruang Keluarga c. Ruang Makan d. Dapur e. KM/WC

f. Ruang Tidur Utama g. Ruang Tidur Anak

a. Balai RW/Ruang Serbaguna b. Mushola

c. Inner Court/Taman Dalam d. Ruang Komunal

e. Area Parkir f. Minimarket g. Kafe

h. Tempat Penampungan Sampah i. Tempat Daur Ulang Sampah

(3)

ANALISA HUBUNGAN RUANG

TERIKAT

ORGANISASI RUANG

1. DIAGRAM MATRIX

Organisasi ruang menggunakan organisasi terpusat. Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengeIiIingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan. Selasar sebagai media pemersatu ruang pada bangunan.

HUNIAN RUANG KEPALA RW RUANG INFORMASI RUANG SECURITY WARUNG LOBBY RUANG PANEL RUANG PLUMBING RUANG SERBAGUNA MUSHOLA INNER COURT RUANG KOMUNAL AREA PARKIR MINIMARKET KAFE PEMBUANGAN SAMPAH DAUR ULANG SAMPAH RUANG TERBUKA HIJAU

(4)

ANALISA KLIMATOLOGI

SIANG

PAGI

SORE

1. ANALISA EDAR MATAHARI

2. ANALISA ANGIN

SITE

SITE

angin angin angin

angin angin angin

(5)

3. ANALISA HUJAN

ANALISA SIRKULASI SITE

ANALISA SIRKULASI

in out

U

U

(6)

ANALISA KEBISINGAN

U

TINGKAT KEBISINGAN TINGGI

ANALISA PENCAPAIAN

U

AREA BUILDING AREA PARKIR MAIN ENTRANCE

(7)

U

BUBBLE DIAGRAM

PARKING AREA PARKING AREA PUBLIC AREA MAIN ENTRANCE HOUSING BILDING RECYCLE AREA NATURAL VENTILATION NATURAL VENTILATION NATURAL VENTILATION CIRCULATION CIRCULATION

ZONASI

AREA RUSUN AREA HIJAU PUBLIC AREA AREA SERVICE MAIN ENTRANCE

(8)
(9)

KONSEP MASA BANGUNAN

a. Integrasi Sirkulasi dan Aksebilitas dalam kawasan.

b. Memperbanyak area hijau pada site dengan untuk mencapai konsep green building. c. Orientasi bangunan mengakomodasi potensi view serta interaksi dengan masa-masa

disekitarnya.

d. Mempertimbangkan bentuk masa berdasarkan kebutuhan ketersediaan ruang. e. Masa bangunan dengan pertimbangan peraturan daerah setempat.

KONSEP BENTUK BANGUNAN

a. Mampu merespon bentuk masa dan dengan konsep green building.

b. Mampu mengakomodasi dari sisi sosial dan budaya. Bentuk yang sederhana untuk bangunan masyarakat kelas menengah.

c. Bentuk bangunan menyesuaikan dengan kebudayaan sekitar dan peraturan daerah yang berlaku.

d. Respon dari lingkungan di area site.

PENERAPAN GREEN BUILDING PADA BANGUNAN

a. Memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan alami.

b. Solar panel untuk pemanfaatan energi matahari menjadi energi listrik.

c. Memberi bak penampung air hujan untuk dimanfaatkan kembali dan menggunakan sistem water treatment.

KONSEP STRUKTUR BANGUNAN

RANGKA KAKU & INTI BANGUNAN (RIGID FRAME & CORE)

Penerapan sistem struktur ini akan menambah kekakuan bangunan dengan gaya lateral yang makin besar seiring tinggi bangunan. Struktur core dimanfaatkan untuk transportasi vertikal dan rigid frame terdiri dari kolom dan balok dengan bahan beton yang saling mengikat satu sama lain sehingga membentuk sebuah kekakuan untuk menahan beban bangunan.

Core

Mengapit Massa Bangunan

Rigid Frame Struktur

(10)

KONSEP PLUMBING

AIR BERSIH

Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak penampung air bersih (Clear Water Tank) atau Ground Water Tank (GWT), sedangkan sumber air yang berasal dari tanah atau sumur dalam (deep well) dimasukan kedalam penampung air baku (raw water tank).

Air dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki pengendap lumpur atau pasir yang terbawa dari sumur. Air yang berada di raw water tank diolah (treatment) di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear water tank atau ground water tank, selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof tank) dengan menggunakan pompa transfer.

Distribusi air bersih pada dua lantai teratas untuk mendapatkan tekanan cukup umummnya

menggunakan pompa pendorong (booster pump), sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi. Instalasi pemipaan menggunakan metode ducting yaitu pemipaan diatas plafond.

AIR KOTOR

Air kotor dari kegiatan MCK ataupun kegiatan rumah tangga lainnya disalurkan melalui pipa-pipa menuju ke bak kontrol atau septictank lalu menuju sumur peresapan. Setelah masuk pada sumur peresapan dan terjadi penguraian kotoran secara biologis dan air sudah tidak mencemari lingkungan barulah air limbah disalurkan menuju saluran air pembuangan kota (riol kota).

DAPUR (CUCIAN) KAMAR MANDI (FLOOR DRAIN) KAMAR MANDI (CLOSED) LIMBAH LEMAK LIMBAH CAIR (GREY WATER) LIMBAH PADAT (BLACK WATER) BAK LEMAK BAK KONTROL SEPTICTANK (penguraian bakteri anaerop) SUMUR PERESAPAN RIOL KOTA AIR HUJAN

Air hujan dari atap dialirkan melalui pipa vertikal dan diendapkan ke tanah untuk persediaan air tanah pada area site. Untuk air hujan yang masuk ke bak penampungan air hujan kemudian diolah melalui proses treatment water agar bisa digunakan untuk kegiatan siram tanaman, penyedia air untuk hydrant dan untuk mengisi air kolam.

(11)

KONSEP ELEKTRIKAL

SISTEM DISTRIBUSI VERTIKAL UNTUK BANGUNAN GEDUNG

Sistem distribusi elektrikal adalah suatu sistem yang didesain dan dibangun untuk memasok daya listrik bagi sekelompok beban, dan hal tersebut merupakan suatu sistem yang cukup kompleks, dimulai dari instalasi sumber / source sampai instalasi beban/load).Sesuai dengan batasan, sistem distribusi elektrikal yang dibahas adalah instalasi listrik dalam gedung, dengan pasokan tegangan menegah (TM) dari sumber PLN dengan sumber cadangan dari genset.

Selain memasok dari PLN juga disediakan solar panel untuk sistem energi terbarukan yang akan menambah keefisiensi penggunaan tenaga pada bangunan. Energi dari matahari akan dikonversi menjadi energi listrik dan akan disimpan pada baterai.

Kabel penghubung tembaga

sudut lindung bangunan

SISTEM PENANGKAL PETIR :

Tiang penangkap petir

Penghantar penghantar diatas atap berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan elektroda logam yang

dipasang mendatar. Pemotong arus petir

Untuk mencegah kerusakan pada peralatan listrik, elektronik dan telepon. Penghantar penyalur arus petir

Penghantar penyalur utama dan penyalur pembantu yang terbuat dari logam yang menghubungkan penagkap petir ke sistem pembumian.

Terminal hubung

suatu dudukan dari logam yang berfungsi sebagai titik hubung bersama dari

beberapa eletroda pengebumian dan benda logam lain yang akan ditanam dalam tanah.

Sistem pengebumian

Suatu sistem dengan elektroda elektroda

Ujung tiang tembaga a b c d f

SISTEM PENANGKAL PETIR

Secara umum sistem ini berfungsi untuk memproteksi gedung dan sekitarnya dari petir. Pekerjaan

penangkal petir menyangkut meliputi pemasangan dan penyediaan instalasi penangkal petir, grounding dan pembuatan bak kontrol.

(12)

KONSEP TRANSPORTASI VERTIKAL

SISTEM TRANSPORTASI VERTIKAL

Sudah menjadi suatu kebutuhan pada bangunan-bangunan tingkat tinggi diperlukan suatu alat transfortasi vertical, untuk memudahkan transfortasi pengguna dan efisiensi bangunan itu sendiri. Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah suatu sistem peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang / barang dari lantai bawah ke atas atau sebaliknya, pada bangunan rusun transportasi vertikal menggunakan tangga karena tidak disediakan lift.

Tangga merupakan elemen sirkulasi vertikal paling umum untuk menghubungkan 2 lantai atau lebih.

KONSEP FIRE PROTECTION

SISTEM HYDRANT

Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang terdiri dari box hydran danaccesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut jugadengan Fire House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di dalam gedung.

DETAIL HYDRANT

atap bangunan atap bangunan

Pipa ventilasi dari bahan tahan api

Pipa ventilasi dari bahan tahan api

Ruang penampung sampah (dgn dinding dan ubin)

Pintu tahan api

Minimum 30 cm di atas corong teratas Sekitar 70 cm Minimum 37.50 cm Corong dapat tertutup sendiri Penutup yg dapat disorong

Bak penampung sampah (kap 0.2 m3)

Lubang pembersih

S I S T E M P E M B U A N G A N S A M P A H

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan tentang hakikat manusia dan alam di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ada empat aliran pemikiran yang berkaitan tentang masalah rohani dan

Pada tugas akhir dihasilkan sebuah sistem penjadwalan ujian yang mampu menghasilkan jadwal ujian secara otomatis dengan menggunakan algoritma greedy – simulated annealing

Saat membagikan 1.720 Bantuan Sosial Peduli Covid-19 di Desa Salembaran Jaya, Tangerang pada Sabtu 11 April 2021, Yadi Hartono bersama 54 relawan begitu bersemangat

Dalam rangka investigasi berkelanjutan dari tumbuhan genus Garcinia asal Indonesia suatu senyawa santon kowanin telah berhasil diisolasi dari bagian kulit batang Garctnia

Gaya gerak listrik akan menghasilkan medan listrik maupun medan magnet (Faraday), dalam aliran bahan bakar yang diberikan medan magnet akan mengalami proses ionisasi

Berdasarkan hasil uji statistik terhadap volume perdagangan saham untuk ISRA tahun 2009 menunjukan adanya perbedaan antara sebelum dan setelah tanggal pengumuman

Hewan yang dominan dan berkuasa seperti jantan akan membersihkan bulu untuk betina dalam rangka kegiatan seksual, sedangkan induk pada saat anak menyusui, induk menjilati

Berdasarkan literatur yang pengamat dapatkan, cara sederhana perhitungan sperma yaitu dengan menentukan lapangan pandang.. Lapangan pandang diperiksa secara sistematik dan