141 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur bangunan
Rumah Susun di Surakarta, dapat diambil beberapa kesimpulan seperti yang
tercantum dibawah ini :
1. Pelat tangga digunakan dengan tebal 120 mm dengan tulangan D14 pada
tumpuan dan lapangan. Balok bordes (L= 3,5 m) yaitu digunakan dimensi
250 mm x 400 mm dengan 3D16 untuk tulangan tarik dan 2D16 untuk
tulangan tekan.
2. Pelat atap dan pelat lantai digunakan dengan tebal 120 mm. Pelat atap dua
arah dengan tulangan P10-200 untuk arah X dan Y, sedangkan pelat atap
satu arah dengan tulangan P10-200 arah X. Pelat lantai dua arah dengan
tulangan P10-150 dan tulangan P10-200 untuk arah X dan Y, sedangkan
pelat lantai satu arah dengan tulangan P10-130 dan tulangan P10-150
untuk arah X.
3. Dalam perencanaan balok, digunakan dua macam dimensi yaitu 400 mm x
600 mm dan 250 mm x 400 mm diameter tulangan pokok balok yang
digunakan D25 dengan tulangan geser diameter tulangan yang digunakan
P10. Balok-balok tersebut direncanakan dengan tulangan lentur dan geser
142
4. Dalam perencanaan kolom, dimensi yang digunakan untuk kolom pada
lantai 1 dan lantai 2 sebesar 600 mm x 600 mm, dimensi yang digunakan
untuk kolom pada lantai 3 sampai lantai 5 sebesar 500 mm x 500 mm dan
diameter tulangan pokok kolom yang digunakan D25 dengan rasio
tulangan (ρs) 1 %. Kolom-kolom tersebut direncanakan dengan jumlah
tulangan longitudinal dan transversal yang berbeda-beda pula.
6.2. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan penulis dari hasil tugas akhir yang
disusun tercantum seperti dibawah ini :
1. Sebelum perencanaan struktur sebaiknya dilakukan estimasi awal pada
ukuran elemen struktur, sehingga tidak terjadi penentuan elemen struktur
berulang-ulang.
2. Untuk kemudahan dalam melaksanakan analisis struktur terutama dalam
pembuatan model struktur gedung akan lebih mudah jika memakai
bantuan program analisis struktur ETABS dan SAP 2000 beserta
143
DAFTAR PUSTAKA
Arfiadi, Y., 2005, Lecture Notes On Reinforce Concrete Struktures II, FT, UAJY
Asroni, A, 2010, Balok dan Pelat Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Asroni, A, 2010, Kolom Fondas dan Balok T beton bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata cara Perencanaan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002, Yayasan LPMB, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002, Yayasan LPMB, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
Yayasan LPMB, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Gedung, Yayasan LPMB, Bandung.
Dipohusodo, I., 1994, Struktur Beton Bertulang, Gramedia, Jakarta.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DENAH BALOK
B
B
1500
A
1500
1500
3500
3500 19000
A
A B C D E
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B
DENAH KOLOM
4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 40000
POTONGAN MEMANJANG A-A
- 2000 ± 0,00
146
3500
3500
3500
3500 14000
Atap
Lantai 4
Lantai 3
Lantai 2
POTONGAN MELINTANG B-B
147
6000 3500 3500 6000
19000 - 2000
± 0,00
3500
3500
3500
3500 14000
Atap
Lantai 4
Lantai 3
Lantai 2
0,6 m
2,8 m 1,2 m
3,5 m
GAMBAR RUANG TANGGA
148
280 mm
180 mm
233 mm
32,74°
P10-200
P10-200 D13-200
D13-200
120 mm
3D16
400 mm 3D16
250 mm
GAMBAR DETAIL PENULANGAN TANGGA
A 2P10-150 3D16 2D16 A B A 2P10-150 2P10-150 2D16 3D16 3D16 2D16 B A
2P10-150
1650
2P10-150
2P10-150
3500
GAMBAR PENULANGAN BALOK BORDES
GAMBAR DENAH PELAT ATAP
I I I I I I I I I I
I I I I I I I I I I
3500 6000 3500 6000 19000 II II II II II II II II III III III
III III III
GAMBAR DENAH PELAT LANTAI 1 - LANTAI 4
I I I I I I I I I I
I I I I I I I I I I
3500 6000 3500 6000 19000 II II II II II II III III III
III III III
A
A
B
P10-200 P10-200 P10-200 P10-200 KETERANGAN= Lapis terluar dari sisi atas
= Lapis terluar dari sisi bawah
= Lapis terdalam dari sisi atas
= Lapis terluar dari sisi bawah
GAMBAR PENULANGAN PELAT DUA ARAH PADA ATAP
P10-150 P10-150 400 4000 2000 1000 POTONGAN A-A 400 1000
A
A
B
P10-150 P8-150 P10-150 P10-150 P10-150 P8-150 P10-150 P10-150 KETERANGAN= Lapis terluar dari sisi atas
= Lapis terluar dari sisi bawah
= Lapis terdalam dari sisi atas
= Lapis terluar dari sisi bawah
GAMBAR PENULANGAN PELAT DUA ARAH PADA LANTAI
B
153
P8 - 150
B
P10-130A
A
B
POTONGAN A-A KETERANGAN= Lapis terluar dari sisi atas
= Lapis terluar dari sisi bawah
= Lapis terdalam dari sisi atas
= Lapis terluar dari sisi bawah
GAMBAR PENULANGAN PELAT SATU ARAH
120 mm
120 mm600 mm
600 mm
3D25
2D25
2D25
400 mm
400 mm
POTONGAN A-A
POTONGAN B-B
SK 2P10-80
SK 2P10-200
155
3D25
B
2P10-80
A
2D25
2P10-200
B
2D25
A
600 mm
1200 mm
3000 mm
6000 mm
600 mm
1200 mm
GAMBAR PENULANGAN BALOK
3 x 4P12-100
4P12-100
A
A
B
B
4P12-200
4P12-100
12D25
600 mm
600 mm
1700 mm
600 mm
600 mm
GAMBAR PENULANGAN KOLOM
3D25
2P10-80
2D25
12D25
4P12-100
600mm
600mm
GAMBAR PENULANGAN PERTEMUAN BALOK KOLOM
3 x 4P12-100