• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL TARUMA MEDICAL CENTER JAKARTA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESIMPULAN DAN SARAN PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL TARUMA MEDICAL CENTER JAKARTA BARAT."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

150

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung struktur

Rumah Sakit Royal Taruma Medical Center di Jakarta Barat yang disesuaikan

dengan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-2847-2002

dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI

3-1726-2002, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam perancangan gedung ini digunakan pelat dua arah. Tebal pelat dua

arah yang digunakan adalah 120 mm

2. Dalam perencanaan balok, digunakan dimensi balok induk yaitu sebesar

750 mm x 450 m, sedangkan untuk dimensi balok anak digunakan 450

mm x 250 mm. Balok – balok tersebut direncanakan dengan jumlah

tulangan lentur dan geser yang berbeda – beda.

3. Dalam perencanaan kolom, dimensi yang digunakan untuk kolom lantai

BS3 hingga lantai 1 sebesar 1200 mm × 1200 mm, dimensi kolom sebesar

1100 mm × 1100 mm untuk kolom lantai 2 hingga lantai 4, dimensi kolom

sebesar 1000 mm × 1000 mm digunakan untuk kolom lantai 5 hingga

lantai 6, dimensi kolom sebesar 900 mm × 900 mm digunakan untuk

kolom lantai 7 hingga atap. Dalam perencanaan tulangan longitudinal

(2)

151

longitudinal serta tulangan geser yang didapatkan dari perencanaan

berbeda–beda..

4. Pondasi menggunakan bore pile, dengan diameter 80 cm dengan

menggunakan tulangan diameter 25 mm. Poer dengan panjang dan lebar 4

m serta tebal 1 m. Sedangkan untuk penulangan, menggunakan tulangan

diameter 16 mm.

7.2. Saran

1. Sebelum perencanaan struktur sebaiknya dilakukan estimasi awal pada

ukuran elemen struktur, sehingga tidak terjadi penentuan elemen struktur

berulang-ulang.

2. Sebelum melakukan suatu perencanaan & perancangan struktur alangkah

lebih tepat apabila memahami lebih dahulu peraturan yang berlaku

khususnya SNI 03-2847-2002 mengenai Tata Cara Perhitungan Struktur

Beton Untuk Bangunan Gedung dan SNI 03-1726-2002 mengenai Tata

Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung.

3. Dalam perancangan elemen-elemen struktur seperti penentuan tulangan

pelat, balok serta kolom sebaiknya digunakan ukuran yang hampir

seragam untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

4. Untuk kemudahan dalam melaksanakan analisis struktur terutama dalam

pembuatan model struktur gedung akan lebih mudah jika memakai

program analisis struktur ETABS, SAP, PCACOL beserta dengan program

(3)

152

5. Dalam melakukan input data pada program ETABS hendaknya dilakukan

dengan teliti sesuai dengan asumsi – asumsi yang telah ditetapkan

sebelumnya sehingga dapat dihasilkan analisis struktur yang mendekati

keadaan sebenarnya.

6. Dalam melakukan input data pada program SAP, PCACOL hendaknya

dilakukan dengan memasukkan data-data dari ETABS yang telah kita

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arfiadi, Y., 2005, Lecture Notes On Reinforce Concrete Structures II, FT.UAJY Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk

Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002, Yayasan LPMB, Bandung.

Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002, Yayasan LPMB, Bandung.

Bowles, J.E., 1984, Analisa dan Disain Pondasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971,

Yayasan LPMB, Bandung.

Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, Yayasan LPMB, Bandung.

Dipohusodo, I., 1994, Struktur Beton Bertulang, Gramedia, Jakarta.

Nawy, E., G., 1990, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, PT. Eresco, Bandung.

Purwono, Rachmat, 2005, Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa, ITS Press, Surabaya.

Wang, C.K., Salmon Charles G., 1985, Disain Beton Bertulang, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah contoh lanjutan menyusun bahan kajian pada kasus Teknisi Flebotomi yang merupakan salah satu profil dari pada program studi D3 Analis Kesehatan. Tabel Bahan Kajian

Hipotesis yang disampaikan adalah 1) Diduga ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

Based on the findings in the data classification, the problems of lexical non-equivalence found in the translation of the newspaper article were culture- specific

(1) Pemegang IUP Operasi Produksi yang telah memperoleh perpanjangan IUP Operasi Produksi sebanyak 2 (dua) kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (6), dalam jangka waktu

Berikut ini yang bukan teknik dasar dalam permainan bola voli adalah... Pada gambar di samping termasuk

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko- risiko yang dihadapi oleh para pelaku rantai pasok, menentukan atau memperbaiki formula untuk menghitung

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah proses pembinaan berkarya seni patung bonggol kayu Desa Maitan Pati yang dilakukan oleh Parsu, faktor- faktor yang menjadi

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Identifikasi Masalah ... Pembatasan Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Kajian Pustaka