• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAPATKAH NILAI PRESTASI BELAJAR DI SMA DIPERGUNAKAN UNTUK MERAMALKAN NILAI PRESTASI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAPATKAH NILAI PRESTASI BELAJAR DI SMA DIPERGUNAKAN UNTUK MERAMALKAN NILAI PRESTASI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

DAPATKAH NILAI PRESTASI BELAJAR DI SMA DIPERGUNAKAN UNTUK MERAMALKAN NILAI PRESTASI BELAJAR DI PERGURUAN

TINGGI

Yusuf Siregar

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surya Nusantara yusuf.siregar@suryanusantara.ac.id

Abstract

This studi is aimed to determine whether the student achievement in SMA is reliable to predict their achievement in the College. The study have been done in STIE Surya Nusantara Pematangsiantar. The sample consist of 61 students, the population is 153 students. The new students from 1st semester does not included in this study

because their academic certificate (STTB) and grade do not available yet in the registrar office. The result of the study for 1st group r = 0,1264; the 2nd group r =

0,3655; the 3rd group r = 0,286. Based on the study, there are weak and positif

corelations between student achievement in senior high school and achievement in the college. The conclusion, the correlation is positive toward the achievement of GPA in college eventhough it is weak (r = 0,12; 0,36, and 0,28).

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa secara umum dan mencerdaskan anak didiknya secara khusus. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia adalah misi dari setiap lembaga pendidikan dan tujuan dari seorang guru dan dosen. STIE Surya Nusantara sebagai lembaga pendidikan berkewajiban untuk mempersiapkan orang-orang muda dan mahasiswanya untuk menjadi warga negara yang dapat mengisi lapangan kerja di masyarakat.

Untuk dapat mencapai tujuannya mempersiapkan orang-orang muda untuk mengisi lapangan kerja untuk membangun negara Republik Indonesia diperlukan orang-orang muda yang berprestasi. Karena itu sangat diharapkan tamatan SMA yang masuk ke Perguruan Tinggi adalah orang yang memiliki prestasi baik, agar dapat dihasilkan sarjana yang bermutu baik juga. Untuk dapat mewujudkan tujuannya itu maka Perguruan Tinggi harus dapat merekrut tamatan SMA yang berkualitas yang diukur dari pencapaian nilai hasil ujian nasional.

Nilai artinya adalah angka kepandaian, prestasi artinya adalah hasil yang telah dicapai (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2011). Nilai prestasi dapatlah diartikan disini sebagai angka yang menyatakan kepandaian yang telah dicapai oleh pelajar pada waktu belajar di SMA dan angka pencapaian yang diperoleh pada waktu kuliah di Perguruan Tinggi. Banyak faktor yang dapat menentukan nilai hasil ujian tamatan SMA, salah satu adalah ada usaha dari pihak sekolah untuk meluluskan semua peserta didiknya sehingga nilai akan diangkat untuk mencapai kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk dapat lulus. Jika ini terjadi maka nilai ujian akhir SMA tidak akan mencerminkan prestasi peserta didik.

(2)

2

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui apakah prestasi di SMA akan diikuti dengan prestasi di Perguruan Tinggi. Oleh sebab itu maka peneliti memilih judul : “DAPATKAH NILAI PRESTASI BELAJAR DI SMA DIPERGUNAKAN UNTUK MERAMALKAN NILAI PRESTASI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI”.

White (1980:9) mengatakan “Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit dan rendah ruang lingkupnya. Perlu adanya ruang lingkup yang lebih luas, tujuan yang lebih tinggi. Pendidikan yang benar berarti lebih banyak dari sekedar mengikuti suatu rangkaian pelajaran yang tertentu. Ia berarti lebih banyak dari suatu persiapan untuk kehidupan yang sekarang. Pendidikan berhubungan dengan seluruh makhluk itu dan merangkum seluruh masa adanya manusia. Yakni perkembangan yang harmonis antara daya fisik, mental dan kerohanian. Ia mempersiapkan seorang anak didik supaya dengan senang hati bekerja di dunia ini, dan dengan kegembiraan yang lebih tinggi dalam pekerjaan yang lebih luas di dunia akhirat”.

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah nilai prestasi saat di SMA dapat dipergunakan untuk meramalkan pencapaian nilai IPK pada saat menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi? TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui apakah nilai prestasi belajar pada saat di SMA dapat dipergunakan untuk meramalkan pencapaian nilai IPK pada saat menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi?

MANFAAT PENELITIAN

1. Sebagai masukan bagi peneliti dan rekan dosen untuk mengembangkan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

2. Menambah wawasan bagi pembaca untuk mengetahui apakah prestasi belajar di SMA dapat dipergunakan untuk meramalkan prestasi saat kuliah.

3. Sebagai masukan bagi mahasiswa untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.

KAJIAN PUSTAKA

Erwin (2018:20) mengatakan “Belajar merupakan salah satu aktivitas yang membutuhkan suasana kesenangan dalam diri seseorang, kesenangan yang dirasakan akan menumbuhkan motivasi dan minat yang tinggi pada diri seseorang untuk terus menambah pengetahuannya”.

Prihatin (2008:3) pendidikan merupakan proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan diri seseorang, dengan tiga aspek dalam kehidupannya, yakni, pandangan hidup, sikap hidup, dan ketrampilan hidup. Upaya untuk mengembangkan ketiga aspek tersebut bisa dilaksanakan di sekolah, luar sekolah, dan keluarga.

Joni (1984:1) mengatakan masalah pengukuran dan penilaian pendidikan adalah masalah yang selalu terkandung dalam pekerjaan dan pendidikan keguruan, sehingga oleh karena itu, sudah seharusnya menjadi salah satu bagian yang penting dalam kelengkapan keahlian seorang guru. Bahkan ia tidak hanya sekedar menjadi salah satu bagian saja, akan tetapi sebaliknya merupakan bagian yang intergral, yang

(3)

3

tidak terpisahkan dari proses mengajar dan belajar. Tanpa titik tolak dasar pikiran yang serupa ini maka pengukuran dan penilaian pendidikan tidak akan menunaikan fungsinya sebagaimana mestinya.

Joni (1984:3) tujuan tes dalam pendidikan adalah a. Seleksi dan distribusi, b. Diagnosa dan preskripsi yaitu bertujuan memperolah informasi tentang kelemahan dan kekurangan yang ada pada para siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran sehingga bisa dibuat semacam resep tentang program-program pokok maupun program remedial yang harus diselenggarakan sehingga memaksimumkan jumlah siswa yang berhasil mencapai suatu patokan duga. c. Evaluasi bertujuan mengumpulkan informasi yang bisa dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil-hasil pendidikan yang telah dicapai untuk dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Suardi dan Syofrianisda (2018: 81-89) mengatakan ada masalah-masalah intern dan ekstern di dalam diri orang yang belajar yang dapat mempengaruhi pemahamannya akan materi yang dipelajari.

A. Masalah-masalah intern belajar terdiri dari dua faktor yaitu: 1. Beberapa karakteristik perilaku belajar yaitu

a. Perubahan internasional. b. Perubahan itu positif. c. Perubahan itu efektif. 2. Prinsip-prinsip belajar.

B. Masalah-masalah ekstern belajar itu adalah

1. Faktor keluarga, yaitu bimbingan dan didikan orang tua, hubungan orang tua dan anak, suasana rumah atau keluarga, keadaan ekonomi keluarga.

2. Faktor sekolah, yaitu: guru, alat pembelajaran, kondisi gedung, ruang kelas yang kotor berdebu akan mengurangi minat belajar, kurang ventilasi akan membuat murid tidak konsentrasi, kurikulum, waktu sekolah dan disiplin kurang.

Selanjutnya Suardi dan Syofrianisda (2018:83) proses belajar tidak selalu berjalan lancar, ada kalanya terjadi kelambatan dan perhentian. Perhentian ini dapat terjadi karena belum adanya penyesuaian individu dengan tugasnya, adanya hambatan dari lingkungan, tidak cocok potensi yang dimiliki individu, kurangnya motivasi, adanya kelelahan atau kejenuhan belajar.

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada STIE Surya Nusantara di kota Pematangsiantar yang beralamat di Jalan Rakutta Sembiring. Waktu penelitian pada bulan Oktober 2018 sampai dengan Desember 2018.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berupaya untuk mengungkapkan suatu keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta. Objek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang terdaftar di STIE Surya Nusantara dari semester III sampai dengan semester VII.

(4)

4

Populasi mahasiswa STIE Surya Nusantara ada sejumlah 153 orang mahasiswa/i, yang berasal dari tamatan SMA dari berbagai daerah di Sumatera dan juga dari daerah luar Sumatera. Tidak semua mahasiswa/i ini disertakan menjadi objek penelitian, tetapi dipilih untuk menjadi sampel hanya mahasiswa yang telah menyerahkan STTB ke kantor Registrar, dan telah memiliki nilai perkuliahan. Karena itu mahasiswa semester I tidak dijadikan sampel karena belum mempunyai nilai ujian semester. Sampel di buat berkelompok, sesuai dengan kumpulannya. Kumpulan pertama adalah semester III sejumlah 19 orang mahasiswa/i, kumpulan ke dua terdiri dari 23 orang mahasiswa/i semester V, dan kumpulan ke tiga terdiri dari 19 orang mahasiswa/i semester VII. Jumlah semua sampel adalah 61 orang.

ALAT PENGUMPUL DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan dan mencatat nilai IPK mahasiswa dari kantor registrar. Pengumpulan data sekunder melalui kantor registrar juga dengan mencatat nilai hasil ujian SMA yang tertera pada Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang disimpan disana dan ditabulasikan ke daftar IPK mahasiswa yang telah dipersiapkan. Variabel yang didata adalah nilai rata-rata ujian sekolah yang tercantum pada STTB yang mencerminkan pencapaian siswa/i pada waktu menamatkan pendidikan tingkat SMA, dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada saat duduk menjadi mahasiswa pada STIE Surya Nusantara.

ETIKA

Nama dan identitas dari objek yang diteliti akan dirahasiakan, informasi nilai yang diperoleh dilaporkan sebagai sekumpulan data dengan tidak mencantumkan nama responden.

TEKNIK ANALISA DATA

Untuk membuat kesimpulan data diolah dengan menggunakan koefisien korelasi rank Spearman. Menurut Supranto (2008:174) rumus koefisien korelasi Spearman sebagai berikut:

) 1 ( 6 1 2 2   

n n di rrank

di = selisih dari pasangan rank ke i

n = banyaknya pasangan rank

Data nilai rata-rata pada STTB dari objek penelitian dibuatkan ranking nya pada setiap kelompok, dan nilai IPK dari setiap kelompok juga dibuatkan rankingnya. Untuk rata-rata tertinggi pada kelompoknya diberi ranking 1, dan untuk IPK tertinggi pada kelompoknya juga diberi ranking 1. Apabila ada nilai rata-rata atau nilai IPK yang sama maka masing-masing diberi rank sesuai dengan urutannyaa kemudian dicari rata-rata ranknya (Supranto 2008:174).

Menurut Supranto (2008:163) nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Jadi jika r = koefisien korelasi maka nilai r dapat dinyatakan -1 ≤ r ≤ 1. Artinya

(5)

5

Jika r = 1 hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, yaitu hubungan sangat kuat dan positif).

Jika r = -1 hubungan X dan Y sempurna dan negatif ( mendekati -1, yaitu hubungan sangat kuat dan negatif).

Jika r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

Untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan kriteria Guifford, yaitu sebagai berikut:

Koefisien Korelasi

Kategori

= 0,20 Hubungan rendah sekali >0,20 – 0,40 Hubungan rendah tapi pasti >0,40 - 0,70 Hubungan yang cukup berarti >0,70 – 0,90 Hubungan yang kuat

>0,90 Hubungan yang sangat tinggi

Untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap perubahan variabel Y, dapat dihitung koefisien penentu (KP) dengan rumus KP = r2 (Sujana, 2008:163)..

HASIL PENELITIAN

Adapun hasil tabulasi data dan ranking adalah sebagai berikut, X adalah nilai rata-rata STTB dan Y adalah nilai IPK.

Kelompok I X (1) Rank X (2) Y (3) Rank Y (4) D (2) – 98z(4) d2 93 1 3,1 8 -7 49 89 2 3,25 6 -4 16 87 3 2,79 16 -13 169 86 4,5 2,93 15 -10,5 110,25 86 4,5 2,97 12 -7,5 56,25 85,79 6 2,6 18 12 144 85 7 3,44 1 6 36 84,79 8 3,2 7 1 1 83,21 9 3,29 4 5 25 83 10,5 3,39 2 8,5 72,25 83 10,5 3,02 10 0,5 0,25 82,71 12 3,27 5 7 49 82 13,5 2,98 11 2,5 6,25 82 13,5 2,73 17 -3,5 12,25 81,93 15 3,04 9 6 36 81 16,5 2,95 14 2,5 6,25 81 16,5 3,36 3 13,5 182,25 79 18 2,96 13 5 25 77 19 2,5 19 0 0 ∑di2 996

(6)

6 ) 1 ( 6 1 2 2   

n n di rrank 1264 , 0 8736 , 0 1 840 . 6 976 . 5 1 ) 1 19 ( 19 ) 996 ( 6 1 2         rank r

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi Spearman ternyata hubungan antara nilai rata-rata pada STTB SMA pada kelompok 1 dengan IPK pada masa kuliah lemah dan positip.

Untuk mengetahui besarnya sumbangan nilai saat SMA terhadap nilai IPK dapat dihitung koefisien penentu yaitu Kp=r2, Kp = (0,1284)2 = 0,0165

Artinya sumbangan pencapaian di SMA terhadap IPK hanya 1,65% Kelompok II X (1) Rank X (2) Y (3) Rank Y (4) D (2) - (4) d2 93 1 3,7 1 0 0 92 2 3,5 6 -4 16 91,6 3 3,69 2 1 1 90,8 4 3,52 4,5 0,5 0, 2589,29 5 3,06 20 -15 225 88 6 3,17 15,5 -9,5 90,25 87,8 7 3,63 3 4 16 86,3 8 3,49 7 1 1 86 9 3,07 18,5 -9,5 90,25 85,2 10 3,17 15,5 -5,5 30,25 85 11,5 2,86 22 -10,5 110,25 85 11,5 3,07 18,5 -7 49 84 13 2,89 21 -8 64 83,87 14 3,32 9 5 25 83.86 15 3,52 4,5 10,5 110,25 83,79 16 3,19 13 3 9 83 17 3,3 10 7 49 81,2 18 3,27 11 7 49 81,1 19 3,12 17 2 4 80 20 3,26 12 8 64 79,86 21 2,36 23 2 4 79,64 22 3,35 8 14 196 78,11 23 3,18 14 9 81 ∑di2 1284,25 ) 1 ( 6 1 2 2   

n n di rrank 3655 , 0 6345 , 0 1 144 . 12 5 , 705 . 7 1 ) 1 23 ( 23 ) 25 , 1284 ( 6 1 2         rank r

(7)

7

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi Spearman ternyata hubungan antara nilai rata-rata pada STTB SMA pada kelompok 2 dengan IPK pada masa kuliah lemah dan positip.

Untuk mengetahui besarnya sumbangan nilai saat SMA terhadap nilai IPK dapat dihitung koefisien penentu yaitu Kp=r2, Kp = (0,3655)2 = 0,1336

Artinya sumbangan pencapaian di SMA terhadap IPK hanya 13,36% Kelompok III X (1) Rank X (2) Y (3) Rank Y (4) D (2)-(4) d2 93,7 1 3,13 14 13 169 90,3 2 3,48 7,5 -5,5 30,25 89,3 3 3,28 10 -7 49 88,96 4 3,59 4 0 0 88,3 5 3,21 13 8 64 84,4 6 3,03 15 9 81 83 7 3,57 5 2 4 82,32 8 3,61 3 5 25 80,28 9 3,25 11,5 -2,5 6,25 79,52 10 3,64 2 8 64 78,38 11 3,48 7,5 3,5 12,25 77,65 12 3,31 9 3 9 77,31 13 3,25 11,5 1,5 2,25 76,88 14 3,51 6 8 64 76,72 15 2,83 17 -2 4 75,81 16 3,85 1 15 225 75,38 17 2,81 18 -1 1 75 18 2,91 16 2 4 44,15 19 2,45 19 0 0 ∑di2 814 ) 1 ( 6 1 2 2   

n n di rrank 286 , 0 7140 , 0 1 840 . 6 884 . 4 1 ) 1 19 ( 19 ) 814 ( 6 1 2         rank r

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi Spearman ternyata hubungan antara nilai rata-rata pada STTB SMA pada kelompok 3 dengan IPK pada masa kuliah lemah dan positip.

Untuk mengetahui besarnya sumbangan nilai saat SMA terhadap nilai IPK dapat dihitung koefisien penentu yaitu Kp=r2, Kp = (0,286)2 = 0,0818

(8)

8 KESIMPULAN

Hubungan nilai prestasi di SMA mempunyai korelasi positif dan lemah dengan nilai IPK pada saat menjadi mahasiswa di STIE Surya Nusantara. Artinya ranking di SMA ada juga pengaruhnya pada ranking di perkuliahan tetapi pengaruhnya sangat lemah diukur dengan koefisien korelasi Spearman. Sehingga nilai pencapaian di tingkat SMA sangat lemah tapi dapat juga dipergunakan untuk meramalkan pencapaian prestasi pada saat duduk menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi.

SARAN

Saran pertama diberikan agar penyelengara SMA memberikan nilai riil untuk anak didiknya sehingga nilai yang dicantumkan pada STTB dapat dipergunakan untuk menilai kemampuan lulusannya. Saran yang kedua diberikan untuk dapat memotivasi semangat belajar mahasiswa, pertama sekali ditujukan untuk orang tua, agar menjalin hubungan yang harmonis dengan anaknya walaupun anaknya sudah dianggap dewasa, karena hubungan anak dengan orang tua terbukti memacu semangat anak untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Saran ke tiga adalah untuk guru dan dosen, agar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mempergunakan alat peraga yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran agar memotivasi mahasiswa untuk menambah ilmunya, dan selalu memperhatikan kebersihan ruang kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Eka Prihatin. (2008). Konsep Pendidikan. Bandung: Karsa Mandiri Persada. Erwin Widiasmoro. (2018). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar ruzz Media. Purwadarminta P.J.S. (2011). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Ed. 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Raka Joni T, MSc. (1984). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Surabaya: Karya Anda.

Suardi M, dan Syofrianisda. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Dua Satria

Offset.

Supranto J. (2008). Statistik. Jakarta: Erlangga

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan yang terdapat pada bab empat, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kotoba gazou (gambar kosakata) berpengaruh positif

berkelanjutan dengan sasaran adalah masyarakat yang produktif secara ekonomis, akan tetapi masih menghadapi berbagai kendala untuk mengembangkan produksi dan

"Yang paling tinggi dari semua Raja Agung," kata Reepicheep, "izinkan aku mengingatkan bahwa ukuran yang sangat kecil telah diberikan pada kami,

memberikan subsidi harga untuk orang yang membutuhkan, mungkin tidak efektif sebagai alat langsung untuk pengentasan kemiskinan untuk tujuan keamanan pangan di Indonesia. Program

Beberapa ketentuan dalam Lampiran Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas

Monitoring Praktek Lapangan Mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Jurusan Administrasi Bisnis Tahun Akademik 201212013,. : Dalam melaksanakan tugasnya Tim

Hasil penelitian membuktikan bahwa pada modal intelektual tidak berpengaruh signifikan baik langsung maupun tidak langsung terhadap nilai perusahaan dengan kinerja