• Tidak ada hasil yang ditemukan

c. Administrasi perusahaan masih bersifat sederhana dan kurang teratur, serta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "c. Administrasi perusahaan masih bersifat sederhana dan kurang teratur, serta"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

11. TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Keeil

Industri kecil menurut Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 1997 adalah sebuah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, termasuk pekerja yang dibayar, pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang tidak dibayar. Perusahaan industri yang memiliki pekeja kurang dari lima orang diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga atau kerajinan rakyat.

Menurut SK Menteri perindustrian No 133MSW811979 tanggal 3 Agustus 1979, industri kecil adalah industri dengan total asset secam keseluruhan tidak lebih dari 100 juta, rnempunyai investasi mesin dan peralatan di luar tanah dan gedung tidak lebih dari 70 juta rupiah dengan investasi per tenaga kerja sebesar Rp.625.000,- ke bawah dan hanya boleh diusahakan oleh warga negara Indonesia. Kriteria tersebut kemudian diperbahawi dengan Surat Keputusan Menteri Perindustrian No.286/M/SW10/1989 pasal 9. Surat keputusan ini menyebutkan bahwa industri kecil adalah usaha dengan nilai investasi (bangunan, mesin dan peralatan) tidak lebih dari 200 juta rupiah, sedangkan investasi per tenaga kerja tidak lagi menjadi persyaratan karena pada dasarnya salah satu tujuan utama industri kecil adalah menyerap tenaga keja. Selanjutnya menurut Surat Keputusan Menteri Perindustrian No.13 Tahun 1990 pasal I, industri kecil adalah industri dengan total asset sebesar 600 juta rupiah.

Menurut Departemen Perindustrian (1994) industri kecil di Indonesia umumnya memiliki ciri-ciri berikut.

a. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah.

b. Pemilik juga menjadi pemimpin perusahaan dan masih membutuhkan bimbingan kewirausahaan.

c. Administrasi perusahaan masih bersifat sederhana dan kurang teratur, serta belum berbentuk badan hukum.

d. Pengusaha tidak dapat memberikan jaminan guna mendapat kredit dari perbankan.

e. Hubungan kerja antara pengusaha dan karyawan tidak formal dan hersifat kekeluargaan.

(2)

f. Proses produksi masih sederhana dan sebagian besar masih bersifat tradisional.

g. Mutu produk umumnya tidak tetap dan disain kurang mengikuti selera pasar. h. Pemasaran produk masih lemah.

Menurut Allun (1 987), karakteristik dari usaha kecil adalah sebagai berikut. a. Tipe pemilihan atau pengusaha yang cenderung kepada perseorangan artinya

pemilik merangkap manajer.

b. Jumlah tenaga kerja per unit usaha relatif tidak banyak dan tenaga kerja yang digunakan umumnya berasal dari anggota keluarga atau orang di lingkungan sekitar unit usaha tersebut.

c. Penggunaan energi mengarah pada sumber daya hadisional, yaitu dari tenaga manusia, tenaga hewan atau dengan menggunakan peralatan atau mesin dengan tipe sederhana.

d. Teknologi yang digunakan biasanya sederhana, bersifat tradisional meskipun terbuka kemungkinan adanya penggunaan teknologi yang maju.

Industri kecil di Indonesia berkembang corak dan ragamnya. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan (1994) klasifikasi industri kecil di Indonesia atas dua macam, yaitu menurut sifat dan teknologinya, serta menurut jenis industrinya. Menurut sifat dan teknologi, industri dapat digolongkan ke

dalam tiga kelompok berikut.

a. Kelompok industri kecil tradisional.

Kelompok industri ini memiliki ciri-ciri seperti menerapkan teknologi sederhana, berlandaskan dukungan unit pelaksana teknis dan berkaitan dengan sektor ekonomi lain secara regional.

b. Kelompok kerajinan.

Industri kecil yang termasuk di dalam kelompok kerajinan memiliki ciri-ciri seperti menerapkan teknologi tepat guna tingkat madya dan sederhana, mengemban misi pelestarian budaya bangsa dan tnerupakan perpaduan industri kecil yang menerapkan proses modern dengan keterampilan tradisional.

(3)

C. Kelompok industri kecil moderen.

Ciri-ciri kelompok industri kecil modem adalah menerapkan teknologi madya hingga modem dengan skala produksi terbatas, berdasarkan dukungan penelitian dan pengembangan, serta menggunakan mesin-mesin produksi khusus.

Sedangkan menumt jenis industrinya, industri kecil dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. industri kecil pengolahan pangan, antara lain meliputi industri pengolahan hasil tanaman pangan, industri pengolahan hasil petemakan, dan sebagainya. b. industri kecil sandang dan kulit, antara lain meliputi industri petenunan,

industri batik, industri pakaian jadi, dan industri barang-harang dari kuiit. c. industri kecil kimia dan serat, antara lain meliputi industri pertenunan,

industri batik, indushi pakaian jadi, dan industri barang-barang dari kulit. d. industri barang logam, Alat angkut dan jasa, meliputi industri komponen

karet, industri vulkanisir ban, dan industri peti kemas kayu.

e. industri kerajinan dan umum, meliputi industri anyam-anyaman, industri kerajinan ukiian, industri permata dan sebagainya.

B. Bauran Pemasaran

Pemasaran adalah suatu konsep dasar dari proses kegiatan bisnis dan sosial yang dilakukan oleh individu atau organisasi untuk memperoleh produk atau jasa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mengubah nilai dari suatu produk. Kotler (2002) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari hal-ha1 yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi produknya. Empat komponen yang menyusun bauran pemasaran pada perusahaan jasa menurut adalah produk, harga, distribusi dan promosi.

(4)

a. Produk (Product)

Produk adalah bentuk atau wujud penawamn yang dilakukan perusahaan kepada konsumen di dalam target pasar. Produk dapat berupa flsik barang atau jasa.

b. Harga (Price)

Harga merupakan komponen dalam bauran pernasaran yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk produk dan jasa yang ditawarkan oleh produsen (Kotler, 2002). Tujuan ditetapkan harga adalah untuk menetapkan upah dasar pekerja, keuntungan yang ingin dicapai dan status keberadaan produsen. c. Distribusi

Distribusi mempakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk menjadi lebih mudah diperoleh dan selalu tersedia untuk konsumen sasaran. Saluran distribusi akan membentuk tingkatan saluran untuk menentukan panjangnya saluran distribusi. Saluran tingkat satu merupakan distribusi langsung dari produsen dan konsumen atau dengan kata lain tidak melalui perantara. Saluran tingkat dua mempunyai satu tingkat pedagang perantara yang disebut sebagai pengecer. Saluran tingkat tiga mempunyai dua tingkat pedagang perantara, yaitu dari grosir ke pengecer. Saluran tingkat empat mempunyai tiga tingkat pedagang perantara.

d. Promosi

Promosi merupakan segala usaha produsen untuk membujuk konsumen agar membeli produk yang ditawarkannya (Kotler, 2002). Lima alat utama dalam bauran promosi adalah sebagai berikut:

a. iklan sebagai bentuk penyajian non-personal, ~ r o m o s i ide-ide, promosi produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar. Tujuan dari periklanan adalah untuk mempengaruhi perasaan, pemahaman, kepercayaan, sikap, dan kesan konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen.

b. promosi penjualan merupakan intesif jangka panjang untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa dengan alat promosi seperti hadiah, kemasan khusus, atau sampel produk. Tujuan promosi

(5)

penjualan adalah untuk mendorong pembelian dalam jumlah yang lebih besar, membangun awareness bagi calon konsumen, dan membangun loyalitas konsumen.

c. hubungan masyarakat dan publisitas, mempakan suatu stimulasi non

personal terhadap permintaan suatu produk atau jasa dengan

rnenyediakan berita-berita komersial yang penting mengenai kebutuhan akan produk tertentu di suatu media yang disebarkan di radio, televisi atau panggung yang tidak dibayar oleh sponsor.

d. personal selling mempakan kegiatan yang melibatkan secara langsung interaksi personal antara tenaga penjual dengan konsumen potensial. Interaksi dalam komunikasi antara tenaga penjual dengan konsumen potensial akan memudahkan tenaga penjual untuk menyesuaikan presentasi penjualannya terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. e. direct marketing merupakan kegiatan promosi yang menggunakan surat,

telepon, faksimili, dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan pembeli sehingga dapat memperoleh tanggapan langsung dari pembeli tersebut.

C. Pengembangan Usaha Keeil, Menengah, dan Koperasi

Syaukat (2002) mengatakan bahwa pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi tergantung pada beberapa faktor berikut.

1. Kemampuan usaha kecil, menengah, dan koperasi dijadikan kekuatan utama pengembangan ekonomi berbasis lokal yang mengandalkan endogenous

resources di kota atau kabupaten.

2. Kemampuan usaha kecil, menengah dan koperasi dalam peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing.

3. Menghasilkan produk yang bermutu dan berorientasi pasar (domestik maupun ekspor).

4. Berbasis bahan baku domestik. 5. Substitusi impor.

(6)

Langkah-langkah operasional pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi adalah (Syaukat, 2002).

1. Tahap pertama penumbuhan iklim usaha kondusif yang meliputi. a. Kebijakan persaingan sebat dan pengurangan distorsi pasar.

b. Kebijakan ekonomi yang memberikan peluang bagi usaha kecil, menengah, dan koperasi untuk mengurangi beban biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi.

c. Kebijakan penumbuhan kemitraan dengan prinsip saling memerlukan, memperkuat dan saling menguntungkan.

2. Tahap kedua meliputi. a. Dukungan penguatan.

b. Peningkatan kualitas sumber daya manusia usaha kecil, menengah, dan koperasi.

c. Peningkatan penguasaan teknologi. d. Peningkatan penguasaan informasi. e. Peningkatan penguasaan modal. f. Peningkatan penguasaan pasar. g. Perbaikan organisasi dan manajemen. h. Peneadangan tempat usaba.

i. Pencadangan bidang-bidang usaha.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab tingginya kemampuan untuk bertahan bagi industi kecil dalam menghadapi krisis meliputi.

1. Jenis produksi yang dihasilkan memang benar-benar kebutuhan masyarakat. 2. Bahan baku yang mendukung aktivitas industri didatangkan dari luar atau

daerah desa sekitar industri beroperasi.

3. lndustri kecil mempakan usaha yang padat karya dan bukan padat modal. 4. Tidak menggunakan material impor, baik sebagai bahan baku maupun

sebagai bahan pendukung bagi industri kecil tersebut.

Menurut Haryadi (1998), ada lima aspek yang berkaitan erat dengan perkembangan usaha kecil, yaitu aspek pemasaran, produksi, ketenagakejaan, kewirausahaan dan akses kepada pelayanan. Dalam ha1 ini pemasaran, tujuan dan orientasi pasar penting bagi perkembangan suatu usaha. Tujuan dan orientasi

(7)

pasar akan menentukan pilihan-pilihan strategi adaptasi yang akan diambil dalam mengatasi kendala-kendala yang akan dihadapi khususnya yang berkaitan dengan struktur pasar bahan baku produk.

Pengembangan usaha kecil meliputi.

1. Menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya usaha kecil.

2. Mewujudkan usaha kecil menjadi usaha yang efisien, sehat dan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi rakyat dan dapat memberikan sumbangan yang besar bagi pembangunan ekonomi nasional.

3. Mendorong usaha kecil agar dapat berperan maksimal dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan.

4. Menciptakan bentuk-bentuk kerjasama yang dapat memperkuat kedudukan usaha kecil dalam kompetisi di tingkat nasional maupun intemasional.

Peran pemerintah juga sangat diharapkan dalam meningkatkan stabilitas kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Dalam rangka mengembangkan dan mernudahkan kegiatan promosi produk KUKM di tingkat nasional, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sejak tahun 2004 telah membangun gedung pusat promosi KUKM yang terdiri atas 17 bantuan yang diberinama SMEsCO Promotion Center atau gedung SPC. Promosi akan dilakukan bukan hanya dalam bentuk pameran akan tetapi promosi secara luas, termasuk diantaranya pengembangan pusat informasi, temu bisnis, konferensi, temu bisnis, trading board, trading house, jasa forwarding, pemanenl display, virtual oflee, lernbaga keuangan perbankan, inkubator bisnis, hon~estay bagi UKM peserta pameran (Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2007).

Dalam laporan penyelenggaraan pemerintah daerah Kabupaten Bogor 2004-2007 disebutkan bahwa sektor UKM telah menjadi rencana strategi pemerintah Kabupaten Bogor. Bidang pengembangannya antara lain peningkatan fasilitas dan pengembangan UKM bagi keluarga miskin, pengembangan SDM dan kelembagaan koperasi dan UKM, pembentukan jaringan usaha dan kemitraan, serta perkuatan permodalan dan pemasaran koperasi dan UKM

(8)

sebagai prioritas pembangunan dalam sektor penanggulangan kemiskinan (Kabupaten Bogor, 2007).

Penyelenggaraan urusan koperasi dan usaha kecil menengah di Kabupaten Bogor ditangani oleh Kantor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dengan kineja yaitu peningkatan manajemen keuangan KUKM, peningkatan kemitraan serta kewirausahaan koperasi dan kelompok, dan penyelesaian sertifikat tanah bagi 150 UKM, serta fasilitasi promosi UKM, melalui pelaksanaan Program Pencapaian Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif, Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah, Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM, serta Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. Bantuan yang diterima meliputi penyaluran dana hibah dan dana pinjaman untuk pengembangan pembiayaan 14 koperasi dan usaha kecil menengah, melalui Pengembangan Ekonomi Pesantren, P3KUM Konvensional, P3KUM Syariah, PERKASSA Syariah, PERKASSA Konvensional, Bantuan Perkuatan (BANKUAT) dan Hibah Sosial (Kabupaten Bogor, 2008).

D. Aplikasi Manajemen Strategi Pada Usaha Kecil

Manajemen strategi merupakan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas kngsional yang membuat organisasi maupun mencapai obyektifnya (David, 2004). Rumusan perencanaan tersebut hams menyeluruh dan terpadu, agar perusahaan atau organisasi dapat menjawab misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Penggunaan konsep dan teknik manajemen strategi dalam lingkungan industri yang dijalankan oleh perusahaan dapat dilaksanakan dengan pendekatan proaktif, memperhatikan kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam menghadapi setiap ancaman dan peluang yang ada.

Penerapan manajemen strategi dalam usaha kecil, khususnya industri kecil bertujuan untuk melakukan pengembangan usaha sehingga dapat melakukan efisiensi dan efektifitas yang dapat meningkatkan keuntungan (profit) dan selain itu penerapan manajemen strategi akan memberikan dampak bagi terbukanya peluang pasar baru dan kontinuitas produk makanan ringan.

(9)

Menumt David (2004), teknis perurnusan strategi yang digunakan dalam membantu menganalisa, mengevaluasi dan memilih strategi terdiri dari tiga tahap yaitu : (1) tahap mengumpulkan data yang meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi, (2) tahap pencocokan, berfokus pada strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal, (3) tahap keputusan, mempakan tahap untuk memilih strategi yang spesifik dan terbaik dari berbagai strategi alternatif yang ada untuk diimplementasikan.

E. Tahapan Perencanaan Strategis

Rangkuti (2005) menyebutkan proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan. Pada tahap pengumpulan data tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data tetapi juga mempakan kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Pada tahap ini data dibedakan menjadi dua, yaitu data ekstemal dan data internal. Data eksternal dapat diperoleh dari luar pemsahaan sedangkan data internal dapat diperoleh dari dalam perusahaaan.

1. ldentifikasi faktor-faktor eksternal pemsahaan

David (2004) menyebutkan ada beberapa faktor eksternal dalam pemsahaan antara lain.

a. Ekonomi: faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi suatu usaha beroperasi. Faktor ekonomi mempunyai daya tarik langsung pada daya tarik potensial dari berbagai strategi faktor ekonomi yang hams dipertimbangkan dalam pengembangan usaha adalah pola konsumsi, laju inflasi, ketersediaan kredit, tingkat pajak, trend pertumbuhan ekonomi. b. Kebijakan Pemerintah dan politik: kebijakan pemerintah dan politik dapat

memberikan ancaman dan peluang bagi dunia usaha. Kebijakan pernerintah dapat berupa undang-undang baik di tingkat pusat, propinsi rnaupun kabupaten yang menentukan beroperasinya suatu pemsahaan. Kebijakan pemsahaan merupakan pertimbangan penting bagi pemimpin perusahaan dalam menentukan shategi pengembangan perusahaan.

(10)

C. Teknologi: teknologi ini digunakan untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar ham, tnenghasilkan perkemhangan produk barn yang lebih haik menciptakan rangkaian produksi yang lebih pendek.

d. Pesaing: persaingan diantara perusahaan yang bersaing hiasanya paling berpengaruh di antara kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan pemsahaan pesaing. Persaingan ini terjadi karena satu atau lebih pesaing melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Intensitas persaingan cenderung meningkat kalau jumlah pesaing bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan.

e. Ancaman pendatang baru: ancaman pendatang baru ke dalam suatu industri membawa kapasitas h a , keinginan untuk merebut bagian pasar dan sumherdaya yang cukup besar. Besamya ancaman masuk pendatang baru ini tergantung pada hambatan masuk yang ada dan reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada. Sumber utama hamhatan masuk industri diantaranya skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih, pemasok, akses saluran distribusi.

f. Kekuatan tawar menawar konsumen: konsumen selalu mengingginkan kualitas produk yang tinggi, pelayanan yang baik dan harga yang murah. Konsumen yang kuat sering dapat negosiasi harga jual dengan memaksa harga turun, melakukan tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik.

g. Kekuatan tawar menawar pemasok: ha1 ini mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri terutama kalau jumlah pemasok sedikit, pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual ke industri.

h. Ancaman produk substitusi: perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk sunstitusi.

(11)

Produk substitusi ini akan menjadi ancaman apabila kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri dan dihasilkan oleh industri yang menikmati laba tinggi.

2. Identifikasi faktor-faktor internal perusahaan

Faktor internal perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari internal perusahaan. Analisis internal mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan. Kekuatan adalah keterampilan atau keunggulan- keunggulan lain relatif pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani perusahaan. Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat perusahaan.

David (2004) menyebutkan ada beberapa faktor internal dalam perusahaan antara lain :

a. Manajemen: fungsi manajemen terdiri dari lima aktifitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staf dan pengendalian. Perencanaan terdiri dari semua aktifitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan. Pengorganisasian berkaitan dengan semua kualitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang. Fungsi pengorganisasian berkaitan dengan desain organisasi, spesialisai pekerjaan, uraian pekejaan, rentang kendali, kesatuan komando, desain pekejaan dan analisis pekerjaan. Fungsi pemotivasian berkaitan erat dengan kepemimpinan, komunikasi, kerjasama, delegasi wewenang, kepuasan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan dan moral manajerial. Penunjukan staf berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya yaitu administrasi gaji dan upah, tunjangan karyawan, wawancara penerimaan, pelatihan dan pengembangan manajemen. Pengendalian terdiri dari semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan hasil konsisten dengan yang direncanakan

b. Pemasaran: pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan

(12)

produk dan jasa. Definisi pemasaran menurut Kotler (2002) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Keputusan mendasar yang harus dibuat untuk menentukan pemasaran yang tepat adalah keputusan dalam bauran pemasaran ( seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaannya).

c. Sumberdaya manusia: masalah sumberdaya manusia sering menjadi faktor utama dalam sebuah perusahaan. Kegiatan mengelola orang-orang yang merupakan unsur dasar organisasi seringkali menjadi masalah bagi perusahaan. Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumberdaya manusia.

d. Produksi dan operasi: produksi terdiri dari semua aktivitas yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. David (2004) menyatakan bahwa manajemen produksi terdiri dari lima fungsi atau bidang keputusan yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu proses menyangkut desain dari sistem produksi fisik. Kapasitas menyangkut penetapan tingkat luaran maksimal untuk organisasi. Persedian mencakup mengelola banyaknya bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Tenaga kerja berkenaan dengan mengelola tenaga kerja terampil, tidak terampil dan manajerial. Mutu bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang bermutu tinggi yang dihasilkan. Keputusan spesifik termasuk kendali mutu, mengambil sampel, pengujian, pemastian mutu dan kendali biaya. Kekuatan dan kelemahan dalam lima fungsi produksi dapat berarti sukses atau gagalnya suatu usaha.

e. Keuangan: kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing usaha kecil dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan kekuatan keuangan usaha kecil dan kelemahan amat penting untuk memutuskan alternatif strategi secara efektif.

(13)

F. Aspek Kelayakan Usaha

Menurut Kadariah et al. (1999), secara umum aspek yang dikaji dalam studi kelayakan usaha meliputi aspek seperti teknis produksi, keuangan dan pemasaran.

1. Aspek teknis meliputi gambaran komoditi, persyaratan teknis produksi dan proses pembuatan sepatu yang meliputi :

a. fasilitas produksi dan peralatan b. ketersediaan bahan baku c. proses pembuatan d. teknologi

e. kapasitas produksi dan mutu produk. f. tenaga kerja

2. Aspek Pemasaran meliputi kondisi permintaan, penawaran, harga, persaingan dan peluang pasar, dan proyeksi permintaan pasar.

a. Permintaan.

Permintaan memberikan gambaran tentang pennintaan sepatu untuk memenuhi kebutuhan pasar termasuk didalamnnya kekuatan tawar menawar konsumen.

b. Penawaran.

Penawaran memberikan gambaran tentang penghasil industri sepatu dan faktor keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Disini juga dikaji tentang kekuatan tawar menawar pemasok dalam menawarkan produk sepatu yang dihasilkan.

c. Harga.

Harga memberikan gambaran tentang mekanisme penetapan harga jual sepatu, dalam ha1 ini adalah hubungan antara harga jual dengan permintaan dan penawaran oleh pihak pembeli, serta faktor yang mempengarnhi harga jual sepatu.

d. Persaingan dan peluang pasar.

Persaingan dan peluang pasar memberikan gambaran tentang pasar yang dituju.

(14)

e. Pemasaran produk.

Pemasaran produk memberikan gambaran tentang sistem pemasaran indushi sepatu yang te jadi selama ini.

3. Aspek keuangan untuk mengetahui kelayakan usaha dari segi keuangan. a. Komponen dan struktur biaya.

Komponen biaya mencakup pengadaan sarana dan prasarana, biaya operasi dan biaya lain-lain. Biaya pengadaan prasarana adalah meliputi biaya investasi, yaitu biaya perijinan, bangunan dan pembelian peralatan untuk proses produksi. Biaya operasi meliputi biaya pembelian bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya pengemasan, upah pekeja, pembelian bahan pembantu produksi, biaya peralatan, kendaraan dau biaya overhead.

b. Pendapatan.

Pendapatan adalah total hasil penjualan sepatu kepada para pelanggan, yang didasarkan pada proyeksi selama berdirinya indushi sepahl.

c. Kebutuhan modal dan kredit.

Dalam menunjang pengembangan perusahaan diperlukan modal k e j a dan modal investasi

d. BEP(Break Even Point).

BEP atau titik impas adalah suatu keadaan dimana besarnya pendapatan sama dengan besarnya biayalpengeluaran yang dilakukan oleh proyek.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama dari rancang bangun simulator excavator dengan sistem kendali jarak jauh adalah untuk mengetahui penerapan excavator dengan sistem penggerak yang berbeda pada umumnya,

(a)The total of this line on Attachment 4A, 4B and 4C plus the total of 4D must equal the amount reported as “Ending Balance” on Schedule of Receipts and Disbursements

Tujuan dari peneitian adalah untuk mengetahui pengaruh Investasi Asset Tetap dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional pada PT.Sanshiro Harapan

Hasil penelitian menunjukkan sistem kendali derau akustik secara aktif dengan algoritma pembelajaran nonlinier adaptif untuk jaringan syaraf tiruan diagonal recurrent

Hasil analisis kromatogram daun, dahan bagian atas dan akar tanaman torbangun ( Coleus amboinicus Lour) menunjukkan kadar senyawa kimia n.Hexadecanoic acid (C 16 H 32 O 2 )

2.1 Pola Difraksi Hasil Refinement menggunakan MAUD (Material Analysis Using Diffraction).

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu proses yang mengatur hubungan dan peranan

Limbah padat seperti kulit singkong dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk, sedangkan onggok (ampas) dapat digunakan sebagai sebagai bahan baku pada