KEBIJAKAN & PEDOMAN TEKNIS
PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUKSI
DALAM NEGERI (P3DN)
Oleh :
Ali Fahmi Kamil Perekayasa Utama
Disampaikan Pada Rapat Dinas Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan
Bandung 11 – 12 Februari 2013
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2013
RIWAYAT HIDUP
I. Umum
Nama Lengkap : Ali Fahmi Kamil
Tempat/tgl lahir : Kudus / 19 April 1952 Agama : Islam
Pekerjaan : PNS Kementerian Perindustrian Jabatan : Perekaysasa Utama
Alamat Kantor : Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta, Alamat Rumah : Jl. Masjid No. 29 RT 10 RW 14
Jati Rahayu, Pondok Melati Bekasi
II. Pengalaman Pekerjaan
1. PNS Departemen Perindustrian : 1981
2. Eselon IV & eselon III Inspektorat Jenderal Dep. Perindustrian : 1985 – 2005 3. Inspektur III Itjen Dep. Perindustrian : 2005 – 2007 4. Sekretaris Inspektorat Jenderal : 2007 – 2010 5. Perekayasa Utama Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri: 2010 - sekarang
Jakarta, Februari 2013
Latar Belakang P3DN
Peraturan – Peraturan mendukung P3DN
o
Perpres 54/2010 jo 70/2012
o
Inpres no 2/2009
o
Permenperin no.
15/2011 ; 16/2011 ; 17/2011
Tim P3DN
o
Tim P3DN Nasional
o
Tim P3DN K/L/PROP/KAB/KOTA
Pedoman Teknis P3DN
M A T E R I
LATAR BELAKANG
P3DN
7.54 8.22 7.82 4.7 -13.13 0.79 4.92 3.83 3.68 3.83 5.03 5.68 5.48 6.32 6.2 4.5 6.1 6.5 13.52 13.09 11.66 6.11 -13.1 3.54 7.02 3.95 4.38 4.88 7.57 5.86 5.27 5.15 4 2.1 4.5 6.8 -15 -10 -5 0 5 10 15 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Ekonomi Industri
LATAR BELAKANG
20,685 20,729 29,468 27,998 25,694 20,077 4,325 4,227 4,756 4,625 4,458 4,406 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jml Persh TK Industri (x000)
JUMLAH PERUSAHAAN INDUSTRI (Besar & Sedang)
danGLOBALISASI
Prinsip : Menghilangkan hambatan perdagangan
PELUANG DAN ANCAMAN
PRODUK DN ??
Trade Defense (WTO Rule), Technical Barrier • Anti Dumping • Countervailing Duties • Safeguard • Standardisasi • Sertifikasi Impor iIlegal • Pengawasan dipelabuhan • Pengawasan barang beredar
Perilaku Konsumen Cinta, Beli & Pakai
61,058 71,585 85,660 100,798 114,100 137,020 116,510 157,779 203,490 32,551 46,525 57,701 61,066 74,473 129,197 96,829 135,663 177,435 28,507 25,060 27,959 39,732 39,627 7,823 19,681 22,116 26,061 -50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
EKSPOR – IMPOR
( US $ x juta )
Belanja Masyarakat Belanja Pemerintah Belanja BUMN/D Belanja Persh Swasta Semangat Cinta Produksi DN Impor Minded P 3 D N Pengangguran Menurun Kemiskinan Menurun Penghematan Devisa Ekonomi Meningkat Kesejahteraan Rkyat Meningkat Perlu pengaturan P3DN
Belanja Negara : Rp. 1.435,4 Trilyun I. Belanja Pemerintah Pusat : 965,0 T
- Belanja Pegawai : 215,9 T - Belanja Barang : 188,0 T - Belanja Modal : 152,0 T - Pembayaran bunga dan Pinjaman : 122,2 T - Subsidi : 208,9 T - Belanja Hibah : 1,8 T - Bantuan Sosial : 47,8 T - Belanja Lain-lain : 28,5 T
II. Belanja Daerah : 470,4 T
Belanja BUMN (141 Perusahaan )
- Belanja Modal : 210,0 T ( s/d 2014 = Rp. 836 T)
APBN - 2012
PERKEMBANGAN BELANJA BARANG DAN
BELANJA MODAL
TAHUN
BELANJA
BARANG
BELANJA
MODAL
TOTAL
%
2008
52,4
101,5
153,9
2009
91,7
72,0
163,7
6,37
2010
112,6
95,0
207,6
26,82
2011
131,5
121,7
253,2
21,97
2012
188
152
340,0
34,28
(Rp. x Trilyun)10 BESAR - A P B N 2012
NO KEMENTERIAN APBN ( Rp. x Trilyun) 1 Pertahanan 72,5 2 Pendidikan Nasional 64,4 3 Pekerjaan Umum 62,6 4 Polri 39,8 5 Agama 38,3 6 Kesehatan 29,9 7 Perhubungan 28,1 8 Pertanian 17,8 9 Keuangan 17,8 10 Dalam Negeri 17,1Kem.Perin BUMN Perusahaan Migas Produsen DN Daftar Inventarisasi Barang/ Jasa Produksi DN Kem. ESDM Kem. BUMN Kem. PU Anak Perusahaan Perusahaan Listrik Perusahaan Konstruksi Kem. Kominfo Perusahaan Telekom Pedoman P3DN POTENSI PASAR P3DN Kem. Tani Kem. Pthnan Perusahaan Perkebunan Perusahaan Alutsista PEMDA Kem. Keshtn Perusahaan Alkes BUMD Anak Perusahaan 14
PERATURAN –PERATURAN
MENDUKUNG P3DN
Inpres No. 2 thn 2009
Ttg Penggunaan Produksi Dalam Negeri
Perpres : No. 54 th 2010
(Pengganti Kepres 80/2003)
Permenperin RI
No. 17/M-IND/PER/2/2011 ttg Pembentukan POKJA dan
Sekretariat TIM-NAS P3DN Permenperin RI
No. 15/M-IND/PER/2/2011 Ttg Pedoman Penggunaan Produk
Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Permenperin RI
No. 16/M-IND/PER/2/2011 Ttg Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen
INPRES NO. 2 TAHUN 2009
Penggunaan Produksi Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pembentukan Tim Nasional Peningkatan Penggunaan
Produksi Dalam Negeri (P3DN)
INSTRUKSI KEPADA :
Menteri Perindustrian (Ketua) Anggota :
- Menteri Dalam Negeri - Menteri Keuangan - Menteri Perdagangan - Menteri Negara PAN
- Menteri Negara PPN/Kepala BAPPENAS
- Menteri UKM & Koperasi - Menteri Negara BUMN - Sekretaris Kabinet - Kepala BPKP - Kepala LKPP
Tugas Tim NAS P3DN :
- Merumuskan dan menyiapkan kebijakan, strategi & program - Menetapkan langkah-langkah strategis
- Melakukan sosialisasi - Menyelesaikan masalah - Melakukan monitoring dan evaluasi Menteri Kabinet Jaksa Agung Kepala LPNonD Panglima TNI Kepala Kepolisian Bupati/ Walikota Gubernur Untuk : - Memaksimalkan Penggunaan Produksi Dalam negeri
- Memberikan Preferensi Harga - Mengacu pada Pedoman P3DN Menteri Perindustrian Bertugas Menyusun dan Menetapkan Pedoman P3DN Menteri Perdagangan Mengkoordinasikan Kampanye P3DN 1 5 4 3 2
Produk Dalam Negeri wajib digunakan jika terdapat Penyedia Barang/Jasa yang menawarkan Barang/Jasa dengan nilai TKDN ditambah nilai BMP minimal 40%
Nilai TKDN mengacu pada “Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri” yang diterbitkan oleh Kementerian yang membidangi perindustrian
Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan TKDN dan BMP
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi perindustrian
PERPRES 54 - Tahun 2010
BAB VIIPENGGUNAAN BARANG/JASA PRODUKSI DALAM NEGERI
Preferensi Harga diberlakukan pada :
Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai pinjaman luar negeri melalui Pelelangan Internasional.
Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni, tetapi hanya berlaku untuk nilai di atas Rp. 5.000.000.000 (lima miliar rupiah)
Preferensi harga diberikan kepada barang/jasa dalam negeri dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima persen)
PERPRES 54 - Tahun 2010
BAB VIIPENGGUNAAN BARANG/JASA PRODUKSI DALAM NEGERI
Preferensi Harga untuk Barang produksi dalam negeri maksimal 15%
Preferensi harga untuk Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan oleh Kontraktor Nasional adalah 7,5% diatas penawaran terendah dari Kontraktor Asing
Harga Evaluasi Akhir dihitung dengan rumus : 1
H E A = X H P
1 + Kp
•
APIP melalukan pemeriksaan terhadap pemenuhan penggunaan produksi dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa
PERPRES 54 - Tahun 2010
BAB VIIPENGGUNAAN BARANG/JASA PRODUKSI DALAM NEGERI
Lanjutan
TIM P3DN
KELOMPOK KERJA TIM NAS P3DN
Pokja Bidang Kebijakan
Pokja Bidang Sosialisasi
Pokja Bidang Monitoring, Evaluasi
dan Penyelesaian Masalah
Sekretariat
KELOMPOK KERJA dan
SEKRETARIAT TIMNAS
STRUKTUR ORGANISASI POKJA TIMNAS P3DN TIMNAS P3DN Ketua Anggota SEKRETARIAT TIMNAS P3DN KETUA POKJA TIMNAS P3DN POKJA III MONEV&PENYELESAIAN MASALAH POKJA I KEBIJAKAN POKJA II SOSIALISASI
PENGANUGERAHAN
PENGHARGAAN P3DN
Hasil Penilaian Pemberian Penghargaan
P3DN Tahun 2012
•
Kementerian/Lembaga
1. Kementerian ESDM 2. Kementerian Pertahanan 3. BKKBN • BUMN PT. Hutama Karya • Pemerintah Provinsi1. Prov Jawa Timur
2. Prov Kalimantan Timur 3. Prov NTT
• Pemerintah Kab/Kota
1. Pemkab Semarang 2. Pemkot Palembang 3. -
Acuan
Nilai TKDN dan BMP dalam Pengadaan
barang/jasa
Preferensi Harga dan Harga Evaluasi Akhir (HEA)
Pedoman Perhitungan TKDN dan BMP
Pengawasan dan Sanksi
Daftar Inventarisasi
Acuan
Nilai TKDN dan BMP dalam Pengadaan
barang/jasa
Preferensi Harga dan Harga Evaluasi
Akhir (HEA)
Pedoman Perhitungan TKDN dan BMP
Pengawasan dan Sanksi
Daftar Inventarisasi
Bagian Kesatu : Peningkatan Penggunaan Barang/Jasa
Produksi Dalam
Negeri ( Pasal 96–97 )Bagian Kedua : Preferensi Harga ( Pasal 98 )
Bagian Ketiga : Pengawasan Penggunaan Produksi
Dalam Negeri (Pasal 99)
1. Perpres 54/2010
BAB VII : Penggunaan Barang/Jasa Produksi
Dalam Negeri
TKDN dan BMP
Daftar Inventarisasi
Pembentukan Tim P3DN
Penghargaan Atas Penggunaan Produk
DalamNegeri
2. Permen Perindustrian No. 15 Tahun
2011
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Pasal 96 : Ketentuan yang bersifat umum, kewajiban K/L/D/I
memaksimalkan Penggunaan Barang/Jasa hasil produksi dalam negeri, persyaratan SNI/standar lain, keperluan impor, dsb;
Pasal 97 : Ketentuan mengenai TKDN dan BMP, Daftar
Inventarisasi Barang/Jasa produksi Dalam Negeri;
Pasal 98 : Ketentuan mengenai Preferensi Harga;
Pasal 99 : Pengawasan
Penggunaan Produksi Dalam Negeri;
BAB VII
PENGGUNAAN BARANG/JASA PRODUKSI DALAM NEGERI
Pasal 96, ayat (1) :
Dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa, K/L/D/I
wajib
:
a.
Memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil
produksi dalam negeri
, termasuk rancang bangun
dan perekayasaan nasional dalam pengadaan
barang/jasa.
Pasal 97, ayat (1 ) :
Penggunaan produk dalam negeri sebagaimana
dimaksud dalam pasal 96 ayat (1) huruf a,dilakukan
sesuai besaran komponen dalam negeri
pada setiap
barang/jasa yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat
Komponen Dalam Negeri (
TKDN
)
Produksi dalam negeri
adalah barang/jasa
yg diproduksi/dikerjakan oleh perusahaan yg
berinvestasi & berproduksi di Indonesia, yg
dalam proses produksi/ pengerjaannya
dimungkinkan penggunaan bahan
baku/komponen impor.
Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN)
adalah besarnya komponen dalam
negeri pada barang, jasa dan gabungan barang
dan jasa
TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
( T K D N )
TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI ( T K D N )
BARANG
Mesin Proses Tenaga Kerja Overhead Lain-lain Bahan Baku/Komp Barang JadiProses Produksi Hasil Produksi
D N L N Asing Lokal DALAM NEGERI LUAR NEGERI PASAR
Biaya Brg Jadi – Biaya Komp. LN
TKDN = --- X 100 % Biaya Brg Jadi
1. BIAYA MATERIAL LANGSUNG (Variabel) : 50.000,- 2. BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG (Variabel) : 10.000,- 3. BIAYA TIDAK LANGSUNG (Factory Overhead) : 15.000,- +
4. BIAYA PRODUKSI (Cost to Make) : 75.000,-
5. BIAYA PEMASARAN (Marketing Expences) : 4.000,- 6. BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI (G&A Expences) : 2.000,- +
7. HARGA POKOK PENJUALAN (Cost of Goods Sold) : 81.000,- 8. KEUNTUNGAN : 11.000,-
9. PAJAK (Profit & Tax) : 8.000,- +
10. HARGA JUAL (Selling Price) : 100.000,-
BOBOT MANFAAT PERUSAHAAN
( B M P )
•
Pemberdayaan Usaha Kecil
1
•
Pemeliharaan Kesehatan, Keselamatan Kerja
dan Lingkungan (OHSAS 18000/ISO 14000)
2
•
Pemberdayaan Lingkungan (Community
Development )
3
•
Fasilitas Pelayanan Purna Jual
4
BOBOT MANFAAT PERUSAHAAN ( B M P )
adalah nilai penghargaan kpd perusahaan yang berinvestasi di Indonesia, bilamana perusahaan tsb :
Nilai Perberdayaan
Usaha Kecil termasuk
Koperasi melalui
kemitraan.
Nilai sertifikasi OHSAS
18000/ISO 14000
Nilai Pemberdayaan
Lingkungan
Nilai Penyediaan Fasilitas
Pelayanan Purna Jual
30% dari 15% = 4,5 %
20% dari 15% = 3,0 %
30% dari 15% = 4,5 %
20% dari 15% = 3,0 %
NILAI BMP
Maks : 15 %
Produsen barang dan perusahaan penyedia dapat menghitung sendiri capaian TKDN barang yang diproduksinya dan BMP perusahaannya
Capaian TKDN barang dihitung berdasarkan setiap jenis barang dengan bahan baku dan proses produksi yang sama.
TKDN dan BMP dihitung berdasarkan tata cara
perhitungan yang ditetapkan Menteri Perindustrian (Permen Perindustrian No 16 Tahun 2011)
Apabila data-data tidak dapat dipertanggung
jawabkan, maka dinyatakan sebagai komponen Luar Negeri.
Menghitung Sendiri TKDN dan BMP
(Self Assesment)
Nilai TKDN Barang berlaku selama 2 tahun
Nilai TKDN Jasa dan Gabungan barang dan Jasa berlaku setiap lelang/kontrak.
TKDN hasil perhitungan sendiri harus dilakukan
verifikasi untuk mendapatkan “tanda sah", dan hasilnya dicantumkan pada buku “Daftar Inventarisasi”
KLARIFIKASI
ATAS PERHITUNGAN SENDIRI
Verifikasi dilakukan oleh Lembaga Survey Independen (PT. Surveyor Indonesia dan PT. Sucofindo)
Biaya verifikasi dibebankan kepada peminta verifikasi
NILAI TKDN DAN BMP
Pasal 97, ayat (2 ) :
Produk dalam negeri wajib digunakan jika terdapat penyedia barang/jasa yang menawarkan barang/jasa dengan nilai TKDN ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh perseratus).
Pasal 97, ayat (5) :
Nilai TKDN dan nilai BMP mengacu pada “Daftar Inventarisasi” Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri yang diterbitkan oleh
Kementerian yang membidangi urusan Perindustrian
Perpres
54/2010
TKDN + BMP ≥ 40 %
--
Wajib digunakan prod. DN
-- Produk impor tidak bisa ikut lelang.
-- Lelang diikuti minimal oleh 3 persh yang
menawarkan produk buatan dalam negeri.
TKDN + BMP < 40 %
-- Produk impor bisa ikut
Catatan : Wajib menggunakan produk dalam negeri bila memenuhi syarat Q C D {Ps 97 (4)}
PENGGUNAAN PRODUKSI
Barang Peserta Lelang TKDN (%) BMP (%) TKDN + BMP (%) Produksi DN A 35 0 35 Produksi DN B 26 14 40 Produksi DN C 25 10 35 Produksi DN D 10 10 20 Impor E 0 0 0 Impor F 0 0 0
Contoh
TKDN + BMP ≥ 40%
Barang impor tak bisa ikut lelangBarang Peserta Lelang TKDN (%) BMP (%) TKDN+ BMP (%) Produksi DN A 35 0 35 Produksi DN B 30 5 35 Produksi DN C 25 10 25 Produksi DN D 10 10 20 Impor E 0 0 0 Impor F 0 0 0
Contoh
TKDN + BMP ≤ 40%
Barang Impormasih bisa ikut lelang
PREFERENSI HARGA dan
Berdasarkan sumber dana :
- Pinjaman Luar Negeri : Pelelangan Internasional
- Dana Dalam Negeri : APBN dengan Nilai > Rp. 5 M
-
Besar preferensi harga untuk Barang Produksi DN :
Maks 15 %
-
Preferensi diberikan kepada barang yang nilai TKDN
≥ 25%
PREFERENSI HARGA
Besar preferensi harga untuk Pekerjaan konstruksi yang
dikerjakan oleh Kontraktor Nasional adalah 7,5% diatas
harga penawaran terendah dari Kontraktor Asing.
Perpres 54/2010
Pasal 98, ayat (7 c) :
Perhitungan Harga Evaluasi Akhir (HEA) adalah sbb :
1
HEA =
X HP
1 + KP
KP = koefisien preferensi = TKDN x preferensi maks
Nama Perusahaan
Status Perusahaan
Penawaran (Juta Rupiah) Pering
kat TKDN (%)
Barang Jasa Total Barang Jasa
PT. A Nasional 730.000 10.000 740.000 III 30 100
PT. B Nasional 730.000 7.000 737.000 II 25 50
PT. C Asing 718.000 8.000 726.000 I 10 20
Contoh
HARGA EVALUASI AKHIR (HEA)
Catatan:
• Preferensi barang =15 %
• Preferensi Jasa = 0 %.
1
HEA = --- X HP ; HP = harga penawaran Kp = koef. preferensi
1 + Kp Kp = TKDN X preferensi 1 1 HEA PT. A = --- X 730.000 + --- X 10.000 1 + (30%x15%) 1 + (100%x0%) = 698.564,6 + 10.000 = 708.564,6 1 1 HEA PT. B = --- X 730.000 + --- X 7.000 1 + (25%x15%) 1 + (50%x0%) = 703.614,5 + 7.000 = 710.614,5
Nama Perusa haan
Penawaran (Juta Rupiah) TKDN (%)
HEA (Juta Rupiah)
Barang Jasa Total Barang Jasa Barang Jasa Total
PT. A 730.000 10.000 740.000 30 100 698.564,6 10.000 708.564,6
PT. B 730.000 7.000 737.000 25 50 703.614,5 7.000 710.614,5
PT. C 718.000 8.000 726.000 10 20 718.000 8.000 726.000
Contoh
HARGA EVALUASI AKHIR (HEA)
Catatan:
• Preferensi barang =15 %
• Preferensi Jasa = 0 %.
Nama Perusahaan Status Perusahaan Harga Penawaran HEA Preferensi barang (Juta Rupiah) HEA Preferensi Kontraktor Nasional (Juta Rupiah) Peringkat A Nasional 740.000 708.564,59 654.114,59 I B Nasional 737.000 710.614,46 656.164,46 II C Asing 726.000 726.000,00 726.000,00 III
Besar preferensi harga untuk pekerjaan konstruksi yang dikerjakan oleh Kontraktor Nasional adalah 7,5% diatas harga penawaran terendah Kontraktor Asing.
Besar Preferensi = 7,5% x Rp 726.000.000.000,- (Harga Penawaran PT.C) = Rp 54.450.000.000,-
Sehingga:
HEA PT A = Rp 708.564.590.000,- – Rp 54.450.000.000,- = Rp 654.114.590.000,- HEA PT B = Rp 710.614.460.000,- – Rp 54.450.000.000,- = Rp 656.164.460.000,-
Pemberian Preferensi Harga tidak mengubah harga
penawaran dan hanya digunakan Panitia Lelang
untuk keperluan perhitungan Harga Evaluasi Akhir
(HEA).
Apabila dalam penawaran terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan Harga Evaluasi Akhir (HEA) yang
sama, pemenang diberikan kepada penawar dengan
Capaian TKDN terbesar.
KELOMPOK BARANG
1. Bahan Penunjang Pertanian 2. Mesin & Peralatan Pertanian
3. Mesin & Peralatan Pertambangan 4. Mesin & Peralatan Migas
5. Alat Berat, Konstruksi dan Meterial Handling
6. Mesin dan Peralatan Pabrik 7. Bahan Bangunan/Konstruksi 8. Logam & Barang Logam
9. Bahan / Barang Kimia 10.Peralatan Elektronika
11. Peralatan Kelistrikan
12. Peralatan Telekomunikasi 13. Alat Transpor
14. Bahan / Peralatan Kesehatan 15. Peralatan Laboratorium
16. Komputer dan Peralatan Kantor 17. Pakaian & Perlengkapan Kerja 18. Peralatan OR & Pendidikan 19. Sarana Pertahanan
20. Barang Lainnya
21. Jasa Engineering Procurement & Construction (EPC )
Daftar barang/ jasa produksi dalam negeri Acuan bagi Penyedia / Pengguna barang dalam pelaksanaan lelang. Diperbarui setiap tahun dan dievaluasi setiap 2 tahun Disebarluaskan oleh Kem. Perindustrian
Daftar inventarisasi barang/jasa Produksi Dalam Negeri
dipublikasikan secara on-line pada situs internet Kementerian Perindustrian.
Daftar inventarisasi barang/jasa Produksi Dalam Negeri juga dapat diterbitkan dalam bentuk buku atau CD-ROM.
Daftar inventarisasi dalam bentuk buku atau CD-ROM diperbarui dan dievaluasi setiap tahun.
Dalam hal terdapat perbedaan nilai TKDN atau BMP antara yang dipublikasikan secara On-Line dengan yang dipublikasikan dalam bentuk buku atau CD-ROM, maka yang berlaku adalah yang
secara On-Line.
Pasal 99
Pengawasan Penggunaan Produksi Dalam negeri
APIP melakukan langkah serta tindakan yang bersifat
kuratif/perbaikan PPK yang menyimpang dari
ketentuan ini dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan Adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan Barang/Jasa PDN, Penyedia Barang/Jasa dikenakan
sanksi
APIP Melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan
Perpres 54/2010
SANKSI
Pasal 118 :
Ayat 1 huruf f : Sanksi bagi Penyedia barang/jasa
Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat 3 ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan
barang/jasa produksi dalam negeri. Pasal 119 :
Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 118 ayat 1 huruf f selain dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 118 ayat 2 huruf a dan b dikenakan sanksi Finansial
Pasal 118 Ayat 2 :
a.Sanksi Administrasi
Permen Perindustrian no. 15 Tahun 2011
SANKSI FINANSIAL
Sanksi finansial dihitung berdasarkan perbedaan antara nilai TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi pelaksanaan dikalikan dengan Harga Penawaran, dengan perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar 15% (lima belas persen).
Sanksi = (TKDN
penawaran– TKDN
realisasi) x HP
Penyedia PENAWARAN ( Rp. x Juta )
REALISASI SANKSI (Rp.xjuta) Harga TKDN HEA Peringkat TKDN
PT. A 740.000 30% 654.114,59 I 22% 59.200
PT. B 737.000 25% 656.164,46 II
PT. C 726.000 10% 726.000,00 III
Sanksi :
Besarnya Sanksi yang dikenakan kepada PT. A adalah : (30% - 22%) x Rp. 740.000 = Rp. 59.200