• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS )

2.1.1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga

Menurut Permenkes RI No.2269/MENKES/PER/XI/2011 PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (Sepuluh) PHBS di Rumah Tangga yaitu : Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, Memberi ASI ekslusif, Menimbang bayi dan balita, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat, Memberantas jentik di rumah, Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktivitas fisik setiap hari, Tidak merokok di dalam rumah.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Sehat

Menurut Lawrence Green faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku 3 faktor utama. (Notoatmodjo, 2007:16-17), yakni :

1. Faktor-faktor Predisposing (Predisposing Faktor)

Faktor-faktor predisposing adalah faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang. Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.

(2)

Faktor-faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor inimencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut juga faktor pendukung. Misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya.

3. Faktor-faktor penguat (Reinforcing Faktor)

Faktor-faktor penguat adalah faktorfaktor yang mendorong ataumemperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun orang mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undangundang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah terkait dengan kesehatan.

2.1.3 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga 1) Bagi Rumah Tangga:

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

c. Anggota keluarga giat bekerja,

d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2) Bagi Masyarakat:

a) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

b) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah – masalah kesehatan. c) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.

2.1.4. Komponen dan Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga 2.1.4.1. Menggunakan Jamban Sehat

(3)

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.

b) Jenis Jamban yang Digunakan 1. Jamban cemplung

Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran / tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau. 2. Jamban Tangki Septik

Jamban tangki septic / leher angsa adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.

c) Memilih Jenis Jamban

a. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air. b. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:

1. Daerah yang cukup air

2. Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine” yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)

3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran / tinja hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.

d) Komponen Anggota Keluarga yang Menggunakan JambanSetiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/buang air kecil.

e) Pentingnya Menggunakan Jamban

1. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. 2. Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.

3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.

(4)

1. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)

2. Tidak berbau.

3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus. 4. Tidak mencemari tanah disekitarnya.

5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan. 6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung. 7. Penerangan dan ventilasi cukup.

8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai. 9. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih. g) Cara Memelihata Jamban Sehat

1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.

2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih. 3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.

4. Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran, 5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).

6. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.

2.1.4.2 Memberantas Jentik di Rumah 1. Konsep dan Pengertian

Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik nyamuk.

2. Pemeriksaan Jentik Berkala

Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon,pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.

3. Petugas Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) PJB dilakukan oleh:

1. Anggota rumah tangga 2. Kader

3. Juru Pemantau Jentik (Jumantik) 4. Tenaga pemeriksa Jentik lainnya 4. Tindakan Memberantas Jentik

1. Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).

(5)

2. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya.

3. 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:

a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.

b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.

c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek,dll)

Plus Menghindari gigitan nyamuk: a. Menggunakan kelambu ketika tidur.

b. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk bakar, semprot, oles/diusap ke kulit, dll

c. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar. d. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai. e. Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.

f. Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.

g. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.

h. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodio, Lavender, Rosemerry. 5. Manfaat Rumah Bebas Jentik

1. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.

2. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya, atau Kaki Gajah.

3. Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat 6. Cara Pemeriksaan Jentik Berkala

1. Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di

(6)

dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.

2. Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.

3. Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut menyaksikan/melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus. 4. Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota rumah tangga. 5. Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan

di rumah) dan pada Formulir pelaporan ke Puskesmas.

7. Peran Kader dalam membina Rumah Tangga Agar Menciptakan Rumah Bebas Jentik

1. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya PSN dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok di Posyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan melalui media cetak (poster, selebaran, spanduk).

2. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat menggerakkan masyarakat untuk melakukan PSN PJB.

3. Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan mencatat angka jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.

4. Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada Puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut penanganan bila terjadi masalah/kasus.

5. Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk.

2.1.4.2. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari 1. Konsep dan Pengertian

(7)

Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan mengandung serat yang tinggi.

2. Manfaat Vitamin yang Ada dalam Sayur dan Buah 1. Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata. 2. Vitamin D untuk kesehatan tulang.

3. Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda. 4. Vitamin K untuk pembekuan darah.

5. Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. 6. Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.

7. Vitamin B12 meningkatkan nafsu makan. 3. Manfaat Serat yang Ada Dalam Sayur

Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk memelihara usus. Serat tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.

4. Jumlah Sayur dan Buah dalam Sehari yang Harus Dikonumsi

1. Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral.

2. Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel, jambu biji atau pisang. Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung dalam buah.

5. Memilih Sayur dan Buah Untuk Dikonsumsi

1. Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan oranye) seperti bayam, kangkung daun katuk, wortel, kacang panjang, selada hijau atau daun singkong.

(8)

2. Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning) seperti mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya.

3. Pilihlah buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar.

6. Mengolah Sayur Tanpa Mengurangi Kandungannya

Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Direbus den¬gan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.

7. Peran Keluarga dalam Menanamkan Kebiasaan Makan Sayur 1. Manfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah.

2. Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau.

3. Perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang, dan malam.

4. Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya makan sayur dan buah.

2.1.4.4. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari a. Konsep dan Pengertian

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. adalah anggota keluarga meiakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.

b. Jenis Aktivitas Fisik yang Dapat Dilakukan

1. Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan.

(9)

2. Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/ berat.

c. Teknik Aktivitas Fisik yang Benar

1. Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap.

2. Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah maker. 3. Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan.

4. Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai sedang.

5. Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutir paling sedikit 30 menit setiap hari.

d. Keuntungan Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari

1. Terhindar dari Penyakit Jantung, Stroke, Osteoporosis, Kanker, Tekanan Darah Tinggi, Kencing Manis, dll.

2. Berat badan terkendali

3. Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat 4. Bentuktubuh menjadi bagus

5. Lebih percaya diri

6. Lebih bertenaga dan bugar

7. Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik 2.1.4.5. Tidak Merokok di Dalam Rumah

a. Konsep dan pengertian

Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusakjantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.

b. Perokok Aktif dan Perokok Pasif

Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke dalam paru-paru.

(10)

Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok. Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani menyuarakan haknya untuk tidak menghirup asap rokok.

c. Bahaya Perokok Aktif dan Perokok Pasif 1. Menyebabkan kerontokan rambut. 2. Gangguan pada mata, seperti katarak.

3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok. 4. Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.

5. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. 6. Menyebabkan stoke dan serangan jantung.

7. Tulang lebih mudah patah. 8. Menyebabkan kanker kulit.

9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi. 10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.

d. Peran Keluarga dan Kader untuk Menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok

1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada seluruh anggota keluarga.

2. Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok. 3. Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah.

4. Tidak memberi dukungan kepada ,orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara lain dengan tidak memberikan uang untuk membeli rokok, tidak memberikan kesempatan siapa pun untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak. 5. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya.

6. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok.

7. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru karena alasan kesehatan.

2.1.5. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PHBS Tujuan PHBS adalah: meningkatkan rumah tangga sehat diseluruh masyarakat Indonesia, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup sehat, meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes, 2006). Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta

(11)

meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes, 2006). Ada 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum. tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain.

Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian. Sebagai contoh, setiap jam terdapat dua orang meninggal atau lebih dari 17.000 ibu meninggal setiap tahun. Sekitar empat juta ibu hamil dan ibu menyusui menderita gangguan anemia karena kekurangan zat besi. Lebih dari 1,5 juta balita yang terancam gizi buruk diseluruh pelosok tanah air. Setiap jam terdapat sepuluh dari sekitar 520 bayi yang di Indonesia meninggal dunia. Sehingga diharapkan dengan adanya program PHBS khususnya di tatanan rumah tangga,dapat menekan angka tersebut (Dinkes, 2006). Membudayanya perilaku hidup bersih dan sehat bagi perorangan, keluarga/kelompok, masyarakat umum, meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes, 2011).

2.1.6. Sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan dan terbagi dalam:

1. Sasaran primer adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu dalam keluarga yang bermasalah).

(12)

2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan lintas sektor terkait, PKK.

3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dan lain-lain.

2.1.7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Masyarakat.

Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat(empowerment). Masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dan dapat menerapkan caracara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).

Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat (Departemen Kesehatan, 2007: 112)

(13)

PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011).

2.1.8. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Keluarga

Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pola Hidup Bersih dan Sehat PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu :Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, Memberi bayi asi ekslusif, Menimbang balita setiap bulan, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat, Memberantas jentik di rumah sekali seminggu, Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktifitas fisik setiap hari, Tidak merokok di dalam rumah (Departemen Pekerjaan Umum,2007:113).

2.1.9. Kriteria Rumah Sehat

Menjaga lingkungan rumah selalu bersih dan sehat berdampak positif bagi kualitas hidup seluruh anggota keluarga. Sebuah perubahan kecil akan membawa dampak besar bagi kesehatan keluarga. Lingkungan sangat erat kaitannya dengan rumah singgahan. Untuk itu perhatikan tentang rumah sehat dan keluarga. Rumah sehat akan berpengaruh besar terhadap kesehatan lingkungan penghuninya. Memiliki rumah sehat tentunya akan memberikan rasa nyaman bagi

(14)

penghuninya. Salah satu ciri rumah sehat adalah memiliki sistem sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Sistem sirkulasi udara dapat diciptakan dengan menggunakan lubang angin atau ventilasi udara. Ada beberapa hal yang memenuhi syarat untuk rumah sehat, yakni:

1. Jendela berfungsi dengan baik dengan ukuran yang memadai. Jendela ada dua sisi yang berbeda, sehingga bisa menjadi jalannya udara yang baru. Pada setiap rungan sebaiknya dibuatkan jendela kaca yang berhubungan dengan ruang luar. Dalam menentukan letak jendela, harus diperhatikan untuk mengarah ke matahari. Cahaya matahari yang terlalu panas, gunakan kanopi jendela untuk menaungi jendela dari cahaya matahari langsung. 2. Ventilasi udara adalah lubang penghawaan pada ruangan agar sirkulasi udara dalam

ruangan menjadi baik. Minimal ventilasi udara berukuran lebih 10 % dari luas lantai. 3. Pencahayaan ruangan dengan standar mata normal bisa membaca tanpa sinar lampu

tambahan

4. Lubang asap dapur lebih besar 10% dari luas tanah lantai.

5. Lingkungan tidak padat penghuni luas lantai rumah per penghuni lebih besar 10 m2 6. Kandang hewan harus terpisah dengan rumah. Misalkan anda mempunyai ternak maka

kandangnya harus terpisah dari rumah.

7. Konstruksi rumah, bangunan permanen dengan tembok, bata plesteran, serta papan kedap air.

8. Sanitasi yang benar Sarana sanitasi yang benar yakni : a. Sarana air milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan b. Jamban leher angsa atau septic tank

c. Terdapat sarana pembuangan air limbah yakni dapat diserap dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air lebih dari 10 m ) dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut.

d. Tempat sampah yang kedap air tertutup Rumah sehat juga dipengaruhi oleh kebiasaan penghuninya. Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dapat mempengaruhi terjadinya penularan berbagai penyakit. Agar tidak terjadi maka seharusnya perilaku penghuni memperhatikan beberapa hal yaitu:

(15)

1. Membersihkan tempat jentik berkembang agar rumah bebas jentik nyamuk tidak lebih dari 5 %.

2. Bersihkan dari hal-hal yang mempengaruhi tikus datang ke rumah. Pastikan rumah bebas tikus.

3. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari

4. Memanfaatkan pekarangan, misalnya dengan menanami bunga, sehingga ada upaya penghijauan

5. Membuang tinja bayi atau balita ke jamban, jangan meremehkan tinja bayi dan dibuang sembarangan karena tinja bayi sama halnya dengan tinja orang dewasa 6. Membung sampah pada tempat sampah, sampah hendaknya dibuang setiap hari pada sampah besar yang akan dibawa oleh petugas sampah (Nur Ilmiah)

2.2. Tinjauan tentang Diare 2.2.1. Pengertian diare

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yangterjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuktinja yang cair (Yuliani,2006: ).Pada neonates lebih dari 4 kali seharidengan atau tanpa lendir darah. Menurut WHO diare sebagai berak cair tigakali atau lebih dalam sehari semalam (24 jam) ( Widoyono, 2011).

2.2.2. Klasifikasi Diare

Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu serangan (onset) , yaitu :

a. Diare akut (< 2 minggu)Diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnyasehat.

b. Diare kronis (> 2 minggu)Diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih dengan kehilanganberat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive) selamamasa diare tersebut.

Diare kronik sering juga dibagi-bagi menjadi :

(16)

2. Proctracted diare : diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu dengantinja cair dan frekuensi 4x atau lebih per hari.

3. Diare intrakbel : diare yang timbul berulang kali dalam waktu yangsingkat (misalnya 1-3 bulan).

4. Prolonged diare : diare yang berlangsung lebih dari 7 hari

5. Chronic non specific diarrhea : diare yang berlangsung lebih dari 3minngu tetapi tidak disertai dengan gangguan pertumbuhan dan tidakada tanda-tanda infeksi maupun malabsorpsi (Suratmaja, 2010).

2.2.3. EtiologiDiare

a. Faktor Infeksi

1. Bakteri enteropathogenic Escherichia coli (20 - 30%) pada air yangkurang bersih, salmonella, shigella (1-2%) yersinia enterocolitia (Widyono, 2011).

2. Virus enterovirus echoviruses, adenovirus, human retrovirus sepertiagent, rotavirus (40-50%) Di Indonesia rotavirus menjadi penyebab60% diare pada anak balita yang mengalami rawat inap dan 41% darikasus diare rawat jalan

3. Parasit : gridia clamblia, cryptosporidium (4-11%), entamoebahistolytica (<1%) (Abata, 2013).

b. Bukan Faktor infeksi :

1. Alergi makanan/keracunan ; susu sapi, protein (mufidah fathul, 2012)

2. Gangguan metabolik atau malabsorbsi dan malnutrisi, pada malnutrisiterjadi penurunan proteksi barier mukosa usus yang meningkatkankerentanan terhadap infeksienteral (Widyono, 2011).

3. Iritasi / infeksi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan 4. Obat-obatan : antibiotic

5. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis 6. Imuunodefisiensi : AIDS (widyono, 2011).

2.2.4. Patofisiologi diare

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan factordiantaranya (Hidayat,2008)

(17)

a. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman)yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembangdalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yangakhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkansistem tanspor aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasiyang kemudian sekresi cairan dan elektrolit meningkat.

b. Faktor malabsorpsi merupakan kegagalan dalam melakukanabsorpsiyang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadipergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah diare.

c. Faktor makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yangmengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makan yangkemudian menyebabkan diare.

d. Faktor psikologis dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltikusus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat menyebabkan diare. 2.2.5. Gejala dan Tanda Diare

a. Gejala umum(Mufidah, 2012).

1. Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare

2. Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut, sertakurangnya nafsu makan (Mufidah, 2012).

3. Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala.

b. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, apatis,bahkan gelisah, badan terlihat lemah & lesu.

c. Gejala spesifik

1. Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti cucian beras danberbau amis.

2. Disenteriform : berlendir dan berdarah.Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan (Widyono,2011):

a. Dehidrasi (kekurangan cairan)

Tergantung dari presentase cairan tubuh yang hilang, dehidrasidapat terjadi ringan, sedang, atau berat.

(18)

Pada diare akut, kehilangan cairan dapat terjadi dalam waktu yangsingkat. Jika kehilangan cairan ini lebih dari 10% berat badan,pasien dapat mengalami syok atau presyok yang disebabkan olehberkuranganya volume darah (hipovolemia).

c. Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)

Hipoglikemia sering terjadi pada anak yang sebelumnyamengalami malnutrisi (kurang gizi), karena cairan ekstraselulermenjadi hipotonik dan air masuk ke dalam cairan intraselulersehingga terjadi edema otak yang mengakibatkan koma. d. Gangguan gizi

Gangguan ini terjadi karena asupan makanan yang kurang danoutput yang berlebihan. Hal ini akan bertambah berat bilapemberian makanan dihentikan, serta sebelumnya penderita sudahmengalami kekurangan gizi (malnutrisi).

2.2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diare. a. Status ekonomi

Status ekonomi merupakan faktor yang menentukan kualitas dankuantitas fasilitas kesehatan di suatu keluarga yang berkaitan dengankejadian diare, hampir berlaku terhadap tingkat pertumbuhanekonnomi.ekonomi orang tua yang baik akan berpengaruh padafasilitasnya yang diberikan. Apabila tingkat pendapatan baik, makafasilitas kesehatan mereka khususnya di dalam rumahnya akan terjamin,masalahnya dalam penyediaan air bersih, penyediaan jamban sendiri ataujika mempunyai ternak akan diberikan kandang yang baik dan terjagakebersihannya

b. Gizi Anak

Status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsimakanan, penyimpanan dan penggunaan makanan. Menurut Reksodikusumo kurang gizi juga berpengaruh terhadap diare karena pemberianmakanan yang kurang, diare akut yang lebih berat, yang berakhir lebihlama dan lebih sering terjadi pada diare persisten juga lebih sering dandisentri lebih berat.

(19)

Menurut Padmonodewo (2000) menyatakan pengetahuan sebagai sesuatuyang diketahui oleh seseorang dengan jalan apapun dan sesuatu yangdiketahui orang dari pengalaman yang didapat. Pengetahun ibu tentangdiare yang tepat dapat mengurangi ibu mengetahui gejala dan tanda diaremaka dengan baik pula ibu dapat melakukan penanganan diare, begitujuga sebaliknya

d. Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)

Kebiasaan mencuci tangan selaras dengan pola hidup bersih.Sebab, tangan merupakan bagian tubuh yang paling seringterkontaminasi dengan debu, kotoran maupun benda yang disentuh.Misalnya saja binatang peliharaan dan benda-benda yang ada di Areasekolah seperti : meja, kursi, papan tulis, dan lain-lain yang mungkinmengandung kuman, virus, dan bakteri. Tangan pun dapat menjadisumber penyebaran penyakit ketika tidak dalam keadaan bersih darikuman. Jika tidak dihilangkan maka kuman yang tersentuh dapat ikutkedalam makanan yang kita makan dan terjadi transfer kuman penyakitke dalam tubuh yang pada akhirnya berujung pada sakit yang di deritasalah satunya diare.

Menerangkan bahwa perlunya memakan makanan yang baik-baik dijelaskan-Nya makanan yang buruk dalam bentuk redaksi yangmengesankan bahwa hanya yang disebut itu yang terlarang, walau padahakikatnya tidak demikian.

Pada anak-anak harus menerapkan kebiasaan sehat ini. Terlebihlagi anak-anak sangat gemar bermain kotor. Meskipun sabun takmembunuh bakteri, namun fungsinya sama seperti saat cuci piring, yaitubakteri dan virus terbawa pergi bersama air yang mengalir. Penelittian inijuga menunjukkan dengan mencuci tangan selama 10 detik, 90% bakteri dan virus akan menghilang dari tangan kebiasaan mencucitangan sebaiknyajuga diterapkan oleh seorang setelah bersin atau batuk (Apriany, 2012).

Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air bersihyang cukup. Penularan kuman infeksi penyebab diare ditularkan melalui faseoral, kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melaluimakanan, minuman atau benda

(20)

yang tercemar dengan tinja, misalnyajari-jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yangdicuci dengan air tercemar (Mandal, 2008).

Air bersih digunakan untuk bersuci atau membersihkan segala sesuatudari kotoran dan untuk minum yang sangat penting artinya bagikesehatan, baik orang perorang, keluarga, masyarakat maupunlingkungan. Air yang tercemar disebabkan oleh perilaku dan perbuatanmanusia. Tercemarnya air merupakan gejala rusaknya ekosistem dankelestarian alam, bahkan terancamnya kehidupan manusia

1. Ambil air dari sumber air yang bersih

2. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakangayung khusus untuk mengambil air.

3. aga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak - anak 4. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)

5. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yangbersih dan cukup. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah buangair besarKebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yangpenting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencucitangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudahmembuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapimakan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadiandiare dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 50%. (SekertarisJendral Kemkes RI, 2011).

a. Menggunakan jamban keluarga

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upayapenggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunanrisiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jambanharus membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban.

(21)

1. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapatdipakai oleh seluruh anggota keluarga.

2. Bersihkan jamban secara teratur.

3. Gunakan alas kaki bila akan buang air besar. b. Cara membuang tinja yang baik dan benar.

Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal initidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anakanakdan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar. Yangharus diperhatikan oleh keluarga:

1. Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban

2. Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah dijangkau olehnya. 3. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti didalam lubang

atau di kebun kemudian ditimbun.

4. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangandengan sabun c. Pemberian imunisasi campak

Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untukmencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakitcampak sering disertai diare sehingga pemberian imunisasi campak jugadapat mencegah diare. Oleh karena itu berilah imunisasi campak segerasetelah bayi berumur 9 bulan (Suratmaja, 2010: 54).

2.3. Diare Pada Anak

2.3.1. Pengertian Diare pada Anak

Pengertian DiarepadaAnakadalahDiare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011). Untku memahami pengertian diare pada anak, berikut ini adalah hal waltentangdiare.

(22)

Diare yang terjadi pada anak dapat disebabkan karena beberapa factor. Penyebab diare secara klinik yang terjadi pada anak dapat di kategorikan kedalam 6 kategori besarya itu sebagai berikut :.

1. Faktor atau peneyebab infeksi. Faktor ini adalah di sebabkan karena masuknya bakteri, virus ,infestasi parasite.

2. Gangguan dalam penyerapan atau malabsorpsi 3. Alergi terhadap bahan makan yang masuk.

4. Keracunan makanan atau bahan berbahaya yang masuk kedalam tubuh melalui saluaran pencernaan.

5. Gangguan atau penurunan kekebalan atau imunitas tubuh yang disebut dengan imunodefisiensi.

6. Faktor peneyebab atau sebeb-sebab lainya 2.3.3. Klasisfikasi Diare Pada Anak

Klasiifikasi atau pembagian macam atau jenis diare pada anak berdasarakan lama waktu terjadinya duamacam yaitu diareakut, diarepersisten, atau diare kronik. Disebut diarea kuta dalah diare yang lama waktu berlangsungnya kurang dari 14 hari. Sedanakan diare kronik atau diare persisten adalah diare yang lama waktu berlangsung adalah lebih dari 14 hari. Sedangkan klasifikasi diare pada anak berdasarakan derajat dehidrasi yang dialami,diare di klasifikasikan kedalam 3 tingkat derajat dehidrasi :

a. Diare tanpa dehidarasi

Diare pada anak yang di klasifikasikan kedalam diare tanpa dehidrasi adalah apa bila terdapat dua gejala dan tanda atau lebih dari tanda- tanda di bawahini:

1. Keadaan umum anak baik, anak sadar, halinidibuktikan dengan anak mampu berkomunikasi jika di Tanya sesuatu halkepadanya

2. Mata tidak cengkung, dapat di periksa dengan melihat mata anak 3. Keinginan anak untuk minum masih normal, tidak ada rasa haus.

4. Turgor kulit dapat kembali dengan segera. tugorkulit adalah kondisi atau keadaan elastisitas dari kuli. Turgorkulit dapat di ukur dengan cara berapa lama kulit dan jaringgannya dibawahnya kembali kebentukawalsetelah ditarik. Normal adalah akan kembali segera dalam waktu kurang dari 3 detik.

(23)

b. Diare dengan dehidarasi ringan atau sedang di klasifikasikan anak mengalami diaredehidrasi Ringan / Sedang apabila terdapat dua gejala dan tanda atau lebih berikut ini :

1. Keadaan umum anak gelisah dan rewel 2. Mata terlihat cengkung

3. Rasa dan keinginan untuk minum terus-menerus, ada dan terdapat rasa haus 4. Turgor kulit dapat kembali namun lambat.

c. Diare dan dehidarasi berat.

Anak di klasisfikasi kan kedalam diare dehidrasi berat apabila terdapat duagejala dan tanda atau lebih berikut ini :

1. Keadaan umum anak lemah,lesuh,tidak sadar 2. Mata terlihat cengkung

3. Anak tidak ingin atau mals untuk minum

4. Turgor kulit dapat kembali namun sangat lambat 2.4. PHBS yang Berhubungan dengan Kejadian Diare

Menurut Depkes RI (2007), Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 indikator PHBS di rumah tangga. Dari kesepuluh indikator terdapat 7 indikator dan imunisasi yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita yaitu :

2.4.1. Cuci tangan pakai sabun

Cuci tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk kedalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman masih tertinggal ditangan (Proverawati, 2012).

(24)

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan manusia setelah udara. Sekitar tiga per empat tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa air minum. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang (Chandra, 2005).

Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan mayarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150 – 200 liter atau 35 – 40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan masyarakat (Chandra, 2005

2.4.3. Sumber Air Bersih

Menurut Chandra (2005) air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan dan air tanah.

 Air Angkasa

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada saat prespitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.

 Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga, waduk, rawa, air terjun dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan

(25)

bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.

 Air Tanah

Air tanah (grand water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan dengan air permukaan.

2.4.4. Syarat-Syarat Air Bersih

Menurut Suripin (2004), syarat-syarat kualitas air bersih antara lain:

Syarat FisikKekeruhan

Air mengandung material kasat mata dalam larutan disebut keruh. Kekeruhan dalam air terdiri dari lempung, liat dan bahan organik serta mikroorganisme. Tingkat kekeruhan air biasanya diukur dengan alat turbidimeter. Kekeruhan untuk air minum dibatasi tidak lebih dari 10 mg/lt (skala silika), lebih baik kalau tidak lebih dari 5 mg/lt.

 Warna

Air murni tidak berwarna, warna dalam air diakibatkan oleh adanya material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral. Batas intensitas warna yang dapat diterima adalah 5 mg/lt.

(26)

 Bau dan Rasa

Air murni tidak berbau dan tidak berasa, bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut dan bahan-bahan organik.

 Temperatur

Temperatur air merupakan hal yang penting dalam kaitannya dengan tujuan penggunaan dan pengolahan. Untuk menghilangkan bahan-bahan pencemar serta pengangkutannya. Temperatur air tergantung pada sumbernya. Temperatur normal air di alam (tropis) sekitar 20°C - 30°C. Untuk sistem air bersih, temperatur ideal berkisar antara 5°C - 10°C.

 Syarat Kimia

Kandungan bahan-bahan kimia yang ada dalam air berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan air. Secara umum, karakteristik kimia air meliputi pH, alkalinitas, kation dan anion terlarut serta kesadahan.

 pH

Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air dinyatakan dengan nilai pH. pH air murni adalah 7, air dengan pH > 7 bersifat asam dan dibawah 7 bersifat basa.

(27)

Kebanyakan air bersifat alkaline karena garam-garam alkaline sangat umumberada di tanah. Alkalinitas dinyatakan dalam mg/l ekivalen kalsium karbonat.

 Kesadaran (hardness)

Kesadahan air merupakan hal yang sangat penting dalam penyediaan air bersih. Air sadah mengandung karbonat dan sulfat, atau Klorida dan Nitrat, dari Kalsium dan Magnesium, disamping Besi dan Aluminium. Kesadahan air akibat adanya Kalsium dan Magnesium Sulfat Klorida dan Nitrate dapat dilunakkan dengan perlakuan khusus.

Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia, antara lain pH netral, tidak mengandung zat kimia beracun, tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam, kesadahan rendah, tidak mengandung bahan kimia anorganik.

 Syarat Biologis

Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 2004). Berdasarkan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, persyaratan bakteriologis air bersih adalah dilihat dari Coliform tinja per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 50.

2.4.5. Menjaga Kebersihan Sumber Air Bersih

Menurut Depkes RI (2009) hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan sumber air bersih yaitu;

Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah, paling sedikit 10 meterSumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemarSumur gali, sumur pompa, kran

(28)

umum dan mata air dijaga bangunannya agar tidak rusak seperti lantai sumur sebaiknya tidak kedap air dan tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan sumur sebaiknya diberi penutup.

Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air disekitar sumber air dan dilengkapi dengan saluran pembuangan air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai/dinding sumur. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan diletakkan di lantai (ember/gayung digantung di tiang sumur).

2.4.6. Penyakit yang Berhubungan dengan Air

Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Terjadinya suatu penyakit tentunya memerlukan adanya agent dan terkadang vektor. Menurut Chandra (2005), penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit sendiri terbagi menjadi empat, yaitu:

Waterborne mechanism

Di dalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan penyakit ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan poliomielitis.

Waterwashed mechanism

Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum dan perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu:infeksi melalui alat pencernaan, seperti

(29)

diare pada anak-anakinfeksi melalui kulit dan mata, seperti skabies dan trakhomapenularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospirosis.

Water-based mechanism

Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agent penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya skistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis.

Water-related insect vector mechanism

Agent penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh penyakit dengan mekanisme penularan semacam ini adalah filariasis, dengue, malaria dan yellow fever.

2.4.7. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan dapat mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan dan lengan serta meminimalisasi kontaminasi ulang. Tujuan cuci tangan adalah menghilangkan kotoran mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara (Tietjen, 2004).

Cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup. Penggunaan sabun selain membantu singkatnya waktu mencuci tangan dengan menggosok jemari dengan sabun

(30)

menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/lemak/kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi. Perpaduan kebersihan, bau wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang diperoleh setelah menggunakan sabun (Depkes RI, 2009).

Menurut Proverawati (2012), waktu yang tepat untuk mencuci tangan sebagai berikut:

 Setiap kali tangan kita kotor  Setelah buang air besar

 Setelah menceboki bayi atau anak  Sebelum makan dan menyuapi anak  Sebelum memegang makanan  Sebelum menyusui bayi  Sebelum menyuapi anak

 Setelah bersin, batu, membuang ingus, setelah pulang dari berpergian  Sehabis bermain/memberi makan/memegang hewan peliharaan. 2.4.8. Cara Cuci Tangan yang Benar

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan dibawah air yang mengalir.Menurut Depkes RI (2009) langkah-langkah mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:

 Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir  Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan

 Gosokkan kedua telapak tangan. Gosokkan sampai ke ujung jari

Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang - seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.

Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci

Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiriGosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan ke depan, ke belakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.

(31)

Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.

Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunakan kran, tutup kran dengan tissue.Kebiasaan yang berhubungan dengan keberhasilan perorangan yang penting dalam penularan diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi anak dan sesudah makan berdampak pada kejadian diaretangan pakai sabun dan air bersih sebelum makan agar terhindar dari sakit perut dan cacingan, karena telur cacing yang mungkin ada dalam tangan atau kuku yang kotor ikut tertelan dan masuk ke dalam tubuh (Depkes RI, 2011).

2.4.9. Pengaruh Cuci Tangan Pakai Sabun Bagi Kesehatan

Menurut Depkes (2009) penyakit-penyakit yang dapat dicegah denganmencuci tangan dengan sabun adalah:Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umumuntuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare sering kali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor.

(32)

Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya.

Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti – mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil – dapat mengurangi tingkat infeksi.Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran soal yang dilakukan pada 40 butir soal ujian semester ganjil mata pelajaran kimia kelas X di MA Islamiah Kecamatan Pekaitan

(Florida) field tomato producers to strategically and successfully execute customized trade promotion like this that helps preserve AND incrementally expands and opens new

Nilai Odd Ratio yang diperoleh sebesar 15,889 artinya, orang yang memiliki resiko GDM akan cenderung melahirkan bayi yang mengalami hipoglikemia neonatal sebesar

Cara pengaturan layout terdapat dua cara,yaitu:1.Atas dasar proses,2.Atas dasar produk.Pemilihan rencana dasar yang akan digunakan dipengaruhi bayak factor,tetapi jenis

 Wilbert E Moore, modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi

dimana GBA diterapkan dalam menulis teks Discussion, tulisan/teks yang ditulis oleh siswa, dan wawancara dengan tiga orang siswa. Data dari observasi dianalisis berdasarkan

Hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan, DPPKAD Kota Palu dalam perlakuan akuntansi yang meliputi pengakuan, pengukuran, pencatatan, pelaporan, dan pengungkapan

Melalui sistem pusat karir yang dibangun dalam bentuk website, STMIK Pontianak dapat membantu dalam menfasilitasi penyediaan informasi lowongan kerja, sementara perusahaan