• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA | Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA | Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Pada tujuan sekunder ini, mereka berperan sebagai pengambil kebijakan publik, yang kemudian dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang dapat mendukung perubahan perilaku masyarakat sehat, menyediakan sarana dan sumber daya (infrastruktur, dana, dan lain-lain) yang mendukung kegiatan promosi kesehatan. . Pemberdayaan masyarakat dalam upaya promosi kesehatan disebut menjadi fokus perubahan perilaku. Tujuan utamanya adalah pimpinan institusi kesehatan itu sendiri dengan melakukan kegiatan advokasi. Pekerja kesehatan dan pekerja lainnya juga memerlukan pendidikan dan pelatihan dalam promosi kesehatan.

Oleh karena itu, promosi kesehatan diperlukan agar masyarakat dapat mendeteksi kesehatannya sejak dini. e) Rehabilitasi (rehabilitasi).

Media/Alat Bantu Promosi Kesehatan a. Pengertian

Selain itu, peran promosi kesehatan pada orang normal adalah agar mereka bersedia menerima orang yang memiliki kekurangan (disabilitas) dalam hidupnya. Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan tidak hanya menjadi pendidik kesehatan, namun juga memberikan motivasi untuk menyebarkan informasi kesehatan kepada masyarakat lainnya. Dalam menyebarkan informasi tersebut, peran media atau alat visual adalah memastikan masyarakat menerima pesan kesehatan yang dianggap kompleks secara akurat dan jelas, sehingga mereka lebih menghargai kesehatan dalam hidupnya.

Media promosi kesehatan merupakan alat untuk menyampaikan pesan atau informasi kesehatan agar masyarakat mudah memahaminya (13). Bisa berupa sinetron, forum diskusi, sandiwara, kuis atau kuis, pidato, dan lain sebagainya. Media audiovisual merupakan jenis media yang kemampuan penyampaian pesannya lebih baik dibandingkan media lainnya karena media tersebut mengandung unsur gambar dan suara (14).

Oleh karena itu media audio visual mempunyai peranan yang besar untuk menambah pengetahuan dan juga memperkuat daya ingat seseorang sehingga dapat memaksimalkan kemampuan yang akan diterapkan a) Media audio visual tidak bergerak. Video merupakan salah satu media yang mempunyai unsur gambar, suara dan gerakan sehingga sangat efektif dalam menyampaikan pesan. Pada tahap ini kesiapan sudah siap digunakan, dengan dialog, narasi, suara, dan sebagainya (15). f) Papan cerita animasi.

Konsep Perilaku Kesehatan a. Batasan perilaku

Faktor sosial dapat mempengaruhi perilaku seseorang, antara lain norma sosial, struktur sosial, dan lain sebagainya. Perilaku kesehatan merupakan suatu timbal balik atau respon yang diberikan seseorang terhadap rangsangan yang berhubungan dengan penyakit, sehat dan sakit, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perilaku tersebut dikatakan sebagai perilaku mencari kesehatan (health-seeking behaviors) karena mencakup perilaku yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengobatan agar terhindar dari gangguan kesehatan.

Tempat memperoleh pengobatan tersebut adalah di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional (paranormal, synhe, dll) atau modern atau profesional (puskesmas, rumah sakit, dll). Perilaku tersebut berkaitan dengan aktivitas menjaga dan meningkatkan kesehatan, misalnya melakukan aktivitas fisik, memenuhi pola makan seimbang, tidak merokok, tidak menggunakan alkohol, manajemen stres, istirahat yang cukup, pola hidup sehat, dan lain sebagainya. Melakukan pengobatan sendiri dengan membeli obat di toko atau apotek, meminum jamu, dan lain sebagainya.

Dengan mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan baik tradisional (paranormal, psikis, dll) maupun modern atau profesional (puskesmas, rumah sakit, dll). Oleh karena itu, untuk mengubah tahapan tindakan diperlukan tenaga pendamping, bidan atau lembaga pelayanan kesehatan lainnya. Faktor predisposisi adalah faktor yang ada dalam diri seseorang yaitu pengetahuan, jenis kelamin, umur, sikap, pendapatan, profesi, kepercayaan, dan lain sebagainya.

Faktor pendukung adalah faktor-faktor yang ada pada lingkungan fisik, terlepas dari tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan, misalnya fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan lain-lain), transportasi, obat-obatan, toilet, dan lain-lain. 3) Faktor pemicu (amplifying faktor). Faktor pencetus adalah faktor yang ada di luar diri seseorang, misalnya sikap dan perilaku petugas kesehatan, perilaku tokoh masyarakat atau tokoh agama, norma atau peraturan yang ada di masyarakat, dan lain-lain.

Konsep Keterampilan a. Pengertian keterampilan

Faktor pendukung adalah faktor yang ada pada lingkungan fisik, ada atau tidaknya fasilitas kesehatan, misalnya fasilitas kesehatan (rumah sakit, panti jompo, dll), transportasi, obat-obatan, toilet, dll. Kemampuan individu dalam bergaul dengan orang lain, misalnya mampu bekerja dalam kelompok, menjadi pendengar yang baik, dan lain-lain. Tingkat pendidikan seseorang erat kaitannya dengan penerimaan terhadap ilmu yang diperolehnya, sehingga memudahkannya dalam menerima hal-hal baru.

Konsep Pembelajaran

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) a. Pengertian PHBS

Dari segi kesehatan ibu dan anak, hal ini dapat dicapai dengan pemberian pertolongan persalinan oleh tenaga medis, penimbangan bayi secara teratur setiap bulan, imunisasi lengkap, keikutsertaan dalam keluarga berencana, dan lain-lain. Dari segi gizi dan farmasi, dengan pola makan gizi seimbang, pemberian ASI eksklusif, konsumsi tablet penambah darah saat hamil, konsumsi garam beryodium, dan lain-lain. Dan terakhir dari segi pemeliharaan kesehatan melalui keikutsertaan dalam kegiatan berbasis upaya kesehatan masyarakat (UKBM), pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada, dan lain-lain. 1) Konsep keteraturan.

Karena PHBS di lingkungan rumah tangga dianggap sebagai cerminan dari seluruh perilaku di lingkungan lainnya (2). Dalam rangka ini, tujuan utama (primer) adalah melaksanakan perilaku yang dapat menimbulkan PHBS melalui pemberian ASI Eksklusif, persalinan oleh tenaga kesehatan, penimbangan bayi setiap bulan, penggunaan air bersih, cuci tangan pakai sabun, pengaturan minum dan konsumsi air. , penggunaan jembatan sehat yang memenuhi standar, penanganan limbah cair sesuai standar, pemberantasan jentik nyamuk, tidak membuang sampah sembarangan, makan buah dan sayur, aktivitas fisik sehari-hari, merokok di dalam rumah, dll. Tujuan utama atau utama yang harus dilakukan adalah menciptakan tempat kerja yang PHBS dengan cara mencuci tangan pakai sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan toilet sehat yang memenuhi standar, tidak membuang sampah sembarangan, merokok dan menggunakan narkoba di tempat kerja, pemberantasan jentik nyamuk. , juga jangan meludah tanpa khawatir.

Tujuan utamanya adalah mencuci tangan pakai sabun, tidak membuang sampah sembarangan, tidak merokok dan menggunakan narkoba, memberantas jentik nyamuk, menggunakan toilet sehat yang memenuhi standar dan tidak meludah sembarangan. Tujuan utamanya adalah melakukan perilaku patuh PHBS seperti mencuci tangan pakai sabun, tidak merokok dan menggunakan narkoba, menggunakan toilet sehat yang memenuhi standar, tidak membuang sampah sembarangan, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, tidak meludah sembarang tempat, membasmi nyamuk. larva dan lain-lain. Tujuan utamanya adalah menciptakan lingkungan PHBS dengan membiasakan mencuci tangan pakai sabun, tidak merokok dan mengonsumsi narkoba, menggunakan toilet yang sehat dan patuh, memberantas jentik nyamuk, tidak meludah sembarangan, dan sebagainya.

Konsep Cuci Tangan a. Pengertian cuci tangan

Untuk mencuci tangan secara maksimal diperlukan air bersih, sabun antiseptik, handuk atau kain dan dianjurkan dilakukan selama 20-30 detik (14). Perilaku mencuci tangan ini dilakukan untuk menghilangkan kuman yang dapat menular melalui kontak dengan orang lain. Banyak orang yang sudah menerapkan kebiasaan mencuci tangan, namun tidak sedikit dari mereka yang enggan melakukannya karena belum memahami manfaat dari perilaku tersebut.

Mencuci tangan dengan sabun dapat membunuh bakteri penyebab penyakit pada tangan. Waktu yang efektif untuk mencuci tangan adalah sebelum makan, setelah buang air besar dan menggunakan toilet atau kamar mandi, sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, sebelum menggendong bayi, dan setelah mengganti popok atau membersihkan anak yang selesai buang air kecil (25). e.. a) Basahi tangan dengan air bersih mengalir b) Oleskan sabun pada tangan secukupnya. Bersihkan ibu jari dengan gerakan memutar bergantian. h) Bersihkan ujung jari dengan menempelkannya pada telapak tangan yang lain.tisu sekali pakai.

Ambil hand sanitizer secukupnya sesuai petunjuk penggunaan b) Usap dan gosok kedua telapak tangan. Ada beberapa penyakit penyebab kematian yang dapat dicegah dengan perilaku mencuci tangan yang benar, yaitu diare, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), tipus, flu burung, dan juga hepatitis (26). Oleh karena itu, sangat penting agar perilaku cuci tangan menjadi kebiasaan di masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal.

Konsep Bahasa Osing a. Bahasa

Ada beberapa daerah yang menggunakan bahasa Osing dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Kecamatan Rogojampi, Kabat, Kalipuro, Glagah, Srono, Songgon, Giri dan Licin (27). Dalam penggunaan bahasa di masyarakat terdapat dua gaya berbahasa, yaitu cara osing dan cara besiki. Cara osing ini maksudnya digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sosial sehari-hari tanpa memperhatikan tata krama atau jenis kelamin, dan perbedaan kata ganti tersebut adalah menyesuaikan posisi lawan bicara.

Bahasa Osing berasal dari bahasa Jawa Kuna, dimana masih terdapat kata-kata kuno disana, namun ada juga pengaruh dari bahasa Bali yang sangat besar pengaruhnya terhadap bahasa Osing (27).

Konsep Kelompok Ibu Dasawisma a. Pengertian kelompok ibu dasawisma

Lebih khusus lagi, menciptakan lingkungan masyarakat yang selalu waspada dan siap menghadapi penyakit dan masalah kesehatan lainnya yang dapat mengancam masyarakat (28). Kelompok ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaran program PKK di tingkat kecamatan dan kabupaten. Kegiatan berkisar pada peningkatan dan pemeliharaan kesehatan keluarga, misalnya pembangunan sumur atau jamban, arisan, pengembangan dana kesehatan yang ada (melalui penyelenggaraan PTM, pembuatan tempat sampah dan obat-obatan ringan).

Ada beberapa permasalahan kesehatan yang menjadi program kelompok perempuan di rumah yaitu pencegahan penyakit, kebersihan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, kesehatan keluarga, gizi dan bencana yang terjadi. Kelompok ini berperan sebagai mitra dalam 10 program utama PKK dan pemerintah untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Kelompok ini, sebagai bagian terkecil dari PKK, mempunyai peran besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan keluarga baik dari aspek ekonomi, kesehatan, dan spiritual.

Prinsip kelompok ibu-ibu dasawisma ini adalah pemberdayaan dan pengawasan seluruh lapisan masyarakat (28). Metode promosi kesehatan terhadap perubahan pengetahuan dan keterampilan Promosi kesehatan biasanya melibatkan pencegahan penularan penyakit.

Metode Promosi Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Keterampilan Promosi kesehatan secara garis besar bergerak dalam pencegahan penularan penyakit

Media ini dinilai lebih efektif dalam menambah ilmu pengetahuan, karena seluruh indera yang ada digunakan untuk merekam isi yang dikandungnya. Kelompok ibu dipilih sebagai kelompok yang dapat berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga karena mereka mempunyai banyak kendali terhadap hal tersebut. Oleh karena itu pemilihan media video untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan cuci tangan yang ditujukan pada kelompok ibu layak digunakan.

Kerangka Konsep

Hipotesis

Ho (Hipotesis Nol)

Ha (Hipotesis Alternatif)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara PHBS Tatanan Rumah Tangga (ASI eksklusif, menggunakan air bersih, jamban sehat dan mencuci tangan) dengan

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara PHBS Tatanan Rumah Tangga (ASI eksklusif, menggunakan air bersih, jamban sehat dan mencuci tangan) dengan

Pekerja Bukan Penerima Upah PBPU PBPU adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, yang terdiri dari: 1 Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri 2

Modifikasi terhadap Tingkat Kesukaan Modifikasi adalah upaya memodifikasi standar resep yang ada untuk menciptakan makanan baru yang berbeda baik warna, bentuk, tekstur, aroma, maupun

Menurut Dewi, dkk 2013 anemia gizi besi adalah kekurangan kadar hemoglobin Hb dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut.. Di

Berbeda dengan WHO, Departemen Kesehatan RI 2003 mengklasifikasikan lansia menjadi pralansia untuk seorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia untuk seorang yang berusia 60 tahun

Tepung Daun Kelor Menurut hasil penelitian Fuglie LJ pada tahun 1999 Krisnadi, 2015, daun kelor mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B, kalsium, kalium, besi, dan protein dalam

3.2 Kerangka Operasional POPULASI Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif yang ada di wilayah puskesmas kendalsari yang berjumlah 62 orang