MODEL IDENTITAS VOKASI, KREATIVITAS, DAN ADAPTABILITAS
KARIR TERKAIT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
THE MODEL VOCATIONAL IDENTITY, CREATIVITY, AND CAREER
ADAPTABILITY RELATED TO OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
Oleh: Muhammad Yafie Nuha, 1000kuchiki@gmail.com, Pend.Teknik. Mekatronika, FT UNY Ketut Ima Ismara, kimaismara@gmail.com, Pend.Teknik. Mekatronika, FT UNY
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) gambaran identitas vokasi, kreativitas dan adaptabilitas karir terkait kesehatan dan keselmatan kerja (K3) mahasiswa, (2) kecocokkan model konstruk identitas vokasi, kreativitas, dan adaptabilitas karir terkait K3 yang dibangun secara teoritis terhadap data penelitian, dan (3) Hubungan dependensi model struktural identitas vokasi, kreativitas dan adaptabilitas karir terkait K3. Penelitian ini merupakan jenis expost facto. Sampel berjumlah 145 mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY yang diperoleh melalui teknik sampling bertujuan. Analisis data dalam penelitian menggunakan model persamaan terstruktur/Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian manunjukkan bahwa : (1) gambaran identitas vokasi terkait K3 mahasiswa tergolong rendah (33,08%), kreativitas tergolong sedang (36%), dan adaptabilitas karir tergolong sedang (35%), (2) model pengukuran konstruk identitas vokasi, kreativitas, dan adaptabilitas karir secara keseluruhan sudah sesuai dengan data penelitian, (3) hubungan dependensi model struktural memiliki ciri : a) terdapat pengaruh langsung yang signifikan dan bersifat positif identitas vokasi terhadap kreativitas terkait K3, b) terdapat pengaruh langsung yang signifikan dan bersifat positif identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir terkait K3, c) terdapat pengaruh langsung sangat signifikan dan bersifat positif kreativitas terhadap adaptabilitas karir terkait K3, d) tidak terdapat pengaruh signifikan identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir terkait K3 melalui kreativitas (pengaruh tak langsung), e) terdapat pengaruh total yang signifikan dan bersifat positif identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir terkait K3.
Kata kunci: Identitas Vokasi, Kreativitas, Adaptabilitas Karir
Abstract
The aims of this study were designed to: (1) describe the vocational identity, creativity, and career adaptability related occupational health and safety (OHS), (2) fited the construct model of vocational identity, creativity, and career adaptability related OHS theoretically construct with research data, (3) dependence relationship of the structural model of vocational identity, creativity, and career adaptability related OHS. The study was an ex-post facto design. The sample was 145 the students of Electrical Education Department, Faculty of Engineering, Yogyakarta State University. The technique of the sampling used purposive sampling. The data analysis using Structural Equation Modelling (SEM). The result of this study can be concluded that: (1) overview of the vocational identity related to OHS students classified as low (33,08%), the creativity classified as medium (36%), and the career adaptability classified as medium (35%), (2) construct measurement model of vocational identity, creativity, and career adaptability overall has been appropriate with research data, (3) relationship of the structural model dependency has characterized by: a) there is a significant and positive direct effect of vocational identity to the creativity about OHS, b) there is a significant and positive direct effect of vocational identity to the career adaptability about OHS, c) there is a significant and positive direct effect of the creativity to the career adaptability about OHS, d) there is no significant effect of the vocational identity to the career adaptability related to OHS, e) there is a total significant and positive effect of vocational identity to the career adaptability related to OHS.
Model Identitas Vokasi, Kreativitas, Dan Adaptabilitas … (Muhammad Yafie Nuha)
PENDAHULUAN
Kehadiran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016 memberikan dampak semakin tumbuhnya investasi di Indonesia. Tumbuhnya investasi dalam negeri membuat kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) siap pakai semakin meningkat. Ketersediaan tenaga kerja untuk yang berkompeten sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan investasi di Indonesia.Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pendidikan vokasi adalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) (Borkett, 2015).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan dalam cara kerja karyawan di dunia industri. Pekerja dunia industri modern harus memiliki kemampuan adaptabilitas karir guna menghadapi perubahan tersebut (Hartung, dkk., 2008:64). Adaptabilitas karir sangat penting ditingkatkan guna mempercepat proses penyesuaian terhadap aturan, rekan, dan lingkungan kerja yang baru (Savickas, dkk., 2009). Lemahnya adaptabilitas karir membuat pekerja tidak dapat mengikuti dinamika yang ada dalam DUDI.
Kemampuan adaptasi lulusan dapat terus ditingkatkan dengan belajar dari berbagai sumber. Lulusan yang mampu beradaptasi dapat memiliki berbagai keterampilan tambahan dan membuatnya lebih dinamis dalam pemilihan bidang pekerjaan. Adaptabilitas karir memiliki hubungan dengan pembentukan identitas vokasi (Porfeli dan Savickas, 2012). Identitas vokasi yang tinggi dapat ditunjukkan dengan kemampuan pengambilan keputusan secara jelas sesuai dengan kepribadian, minat, kompetensi, dan realita yang ada.
Adaptabilitas memiliki hubungan dengan kreativitas (Runco, 2014:140). Kreativitas yang dimiliki seseorang
menjadi modal awal untuk terus beradaptasi di dunia kerja. Kreativitas diasah mulai dari pemberian tugas secara terstruktur dan teratur. Mahasiswa kreatif cenderung menyelesaikan tugas dengan hasil yang memuaskan dan tepat waktu. Adanya budaya plagiat dan penundaan ketika mengerjakan tugas menjadi indikasi kurangnya kreativitas yang dimiliki mahasiswa.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) gambaran identitas vokasi, kreativitas dan adaptabilitas karir terkait K3 mahasiswa, (2) kecocokkan model konstruk identitas vokasi, kreativitas, dan adaptabilitas karir terkait K3 yang dibangun secara teoritis terhadap data penelitian, dan (3) hubungan dependensi model struktural identitas vokasi, kreativitas dan adaptabilitas karir terkait K3.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan suatu kompetensi yang berlaku pada semua bidang karir. Kompetensi berkaitan dengan K3 harus dikuasai dan terus diterapkan selama berkarir. K3 mengalami perkembangan seiring terjadinya dinamika dalam cara dan hubungan kerja yang memaksa individu untuk menyesuaikan diri. Adaptabilitas karir adalah suatu bentuk kesiapan individu untuk mampu menyesuaikan diri terhadap dinamika karir. Adaptabilitas karir bukanlah suatu kemampuan bawaan, melainkan harus mengalami proses pembentukan. Adaptabilitas karir yang tinggi akan membuat seseorang mudah menyesuaikan diri saat terjadi dinamika karir, baik berkaitan dengan transisi, hubungan maupun lingkungan kerja. Adaptabilitas karir harus dikembangkan sejak mahasiswa berkuliah melalui berbagai metode pembelajaran dan kegiatan kampus.
Peningkatan adaptabilitas karir erat kaitannya dengan pembentukan identitas vokasi. Identitas vokasi merupakan suatu atribut yang dimiliki individu setelah menamatkan pendidikan sesuai dengan bidang keahlian tertentu. Identitas vokasi yang dimiliki oleh lulusan tidak terlepas dari komitmen karir yang dimilikinya. Seseorang yang memasuki lembaga pendidikan vokasi cenderung memiliki rencana karir yang matang. Rencana karir yang matang ditunjukkan dengan pemilihan program keahlian tertentu sesuai dengan komitmen. Pembentukan identitas vokasi dan adaptabilitas karir merupakan proses pendidikan sepanjang hayat yang terus berkembang seiring bertambahnya pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan.
Identitas vokasi yang telah tumbuh merangsang kreativitas individu. Kreativitas tumbuh karena adanya kemauan yang kuat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dilapangan. Kreativitas dibangun melalui sikap, cara berpikir, dan tahapan dalam menghasilkan gagasan yang unik, baru, dan berguna. Adaptabilitas karir juga dapat dilakukan melalui berpikir kreatif. Berpikir secara kreatif mengenai K3 sangat dibutuhkan dalam upaya mencari solusi efektif dan efisien untuk menghilangkan atau setidaknya memperkecil risiko yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Tahapan untuk menemukan gagasan kreatif sangat berguna untuk mengetahui dan analisis faktor penyebab kecelakaan kerja.
Adaptabilitas karir terkait K3 diukur dengan instrumen CAAS (Career
Adapt-Abilities Scale) (Savickas dan Porfeli,
2012) yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan. CAAS memiliki empat dimensi (yaitu: perhatian, kontrol, keingintahuan, dan kepercayaan) yang
menunjukkan proses (Savickas, 2005). Tiap bagian dimensi Adaptabilitas karir berkaitan erat dengan dimensi identitas vokasi (Negru-Subtirica, dkk., 2015). Instrumen identitas vokasi diadaptasi dari tiga dimensi penyusun VISA (Vocational
Identity Scale Status Assessment) yang
memiliki tiga indikator, yaitu komitmen, eksplorasi, dan rekonsiderasi (Porfelli, dkk., 2011). Kreativitas diukur dengan instrumen yang dikembangkan melalui telaah pustaka komprehensif dan didapat tiga indikator, yaitu sikap, cara berpikir, dan tahapan (Piirto, 2011; Runcho, 2015). Instrumen yang digunakan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan bidang K3. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat diilustrasikan dengan lebih jelas melalui Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Berpikir.
METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan expost
facto. Penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif dan teknik analisis pemodelan persamaan terstruktur / Structural
Equation Modelling (SEM). Data
diperoleh melalui pendekatan kuantitatif, artinya data diperoleh dalam bentuk angka yang diolah secara statistik dan hasilnya dideskripsikan. Teknik analisis SEM bertujuan untuk menemukan model hubungan yang dibangun antar konstruk sesuai dengan teori yang dikembangkan
Model Identitas Vokasi, Kreativitas, Dan Adaptabilitas … (Muhammad Yafie Nuha)
para ahli dan data lapangan. Teknik analisis SEM meliputi dua tahapan pengembangan model, yaitu pengukuran dan struktural yang dilakukan secara berurutan. Analisis faktor konfirmatori
/Confirmatory factor Analysis (CFA)
digunakan sebagai sarana pengembangan model pengukuran bertujuan untuk validasi instrumen data penelitian dan uji prasyarat analisis.
Penelitian dilakukan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang sedang menempuh semester gasal tahun akademik 2015/2016. Populasi penelitian ini seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY dengan sampel berjumlah 145 mahasiswa, yang diperoleh melalui teknik
purposive sampling. Teknik pengumpulan
data untuk konstruk identitas vokasi, kreativitas dan adaptabilitas karir terkait K3 menggunakan kuesioner.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa mempunyai kecenderungan skor identitas vokasi terkait K3 yang rendah dengan persentase 33,08%. Mahasiswa dengan kecenderungan skor identitas vokasi terkait K3 sangat tinggi hanya sejumlah 4,62%, hasil selengkapnya bisa dilihat pada Gambar 1. Data tersebut mengindikasikan bahwa komitmen karir sebagai indikator utama identitas vokasi terkait K3 yang dimiliki mahasiswa tergolong rendah. Rendahnya komitmen menyebabkan ekplorasi dalam mempelajari K3 yang dilakukan kurang maksimal dan berdampak pula pada tingginya keraguan diri terhadap pengetahuan maupun prosedur K3. Item pada indikator keraguan
diri bersifat negatif sehingga pedoman penskoran dibalik. Jadi, Keraguan diri yang tinggi dicerminkan oleh skor yang rendah.
Sesuai data yang dikumpulkan melalui kuesioner dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa memiliki kecenderungan skor kreativitas sedang, dengan persentase 36%. Mahasiswa yang memiliki kecenderungan skor kreativitas sangat tinggi sebanyak 6%. Sebanyak 6% mahasiswa berada pada kecenderungan skor yang sangat rendah, hasil selengkapnya bisa dilihat pada diagram batang Gambar 1. Hasil tersebut mengindikasikan sikap dan cara berpikir yang menunjukkan kreativitas terkait K3 mayoritas mahasiwa sudah cukup. Cara berpikir mahasiswa dalam mengidentifikasi sumber bahaya yang ada dilaboratorium cukup baik. Hasil analisis kecenderungan data juga mengindikasikan bahwa sikap mahasiswa saat mengikuti praktikum juga menunjukan sudah sesuai dengan prosedur K3 yang ada. Hal itu juga menunjukan bahwa proses belajar mahasiswa sudah sesuai dengan tahapan kreativtas.
Gambar 2. Kecenderungan Skor Konstruk.
4,62% 6,15% 13,08% 9,23% 25,38% 23,85% 24,62% 36,15% 34,62% 33,08% 26,92% 25,38% 28,46% 5,38% 3,08%
Identitas Vokasi Kreativitas Adaptabilitas Karir
Kecenderungan Skor
Sangat Tinggi Tinggi Sedang RendahKecenderungan skor adaptabilitas karir terkait K3 mayoritas mahasiswa adalah sedang, dengan persentase 35%. Persentase mahasiswa skor adaptabilitas karir tergolong sangat tinggi sejumlah 13%. Sebanyak 3% dari jumlah total mahasiswa yang menjadi responden memiliki skor kecenderungan sangat rendah. Hasil selengkapnya bisa dilihat pada diagram batang Gambar 1. Hasil pengkategorian kecenderungan skor menunjukkan bahwa perhatian, kontrol, keingintahuan, dan kepercayaan mahasiswa terhadap pilihan karir sudah cukup tinggi. Hasil ini mengindikasikan bahwa perhatian terhadap K3 saat berkuliah, pengendalian diri dalam melaksanakan prosedur K3, keingintahuan terhadap potensi sumber bahaya yang ada, dan kepercayaan diri mengenai pengetahuan K3 selama mahasiswa mengikuti perkuliahan sudah cukup baik.
Model penelitian secara keseluruhan dikembangkan berdasar pada kajian teoritis yang telah dilakukan. Analisis faktor konfirmatori orde pertama digunakan sebagai sarana analisis model pengukuran penelitian secara keseluruhan. Diagram jalur dan hasil analisis model pengukuran dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasar pada nilai indeks kecocokkan secara keseluruhan (overall fit) yang digunakan dalam penelitian ini χ2
32,478 (nilai p = 0,346), CFI 0,995, dan RMSEA 0,026 sudah memenuhi kriteria, maka model pengukuran penelitian secara menyeluruh dapat dikatakan sangat baik (fit).
Gambar 3. Model Pengukuran Penelitian Muatan faktor indikator komitmen, eksplorasi, dan rekonsiderasi sebagai pengukur konstruk identitas vokasi terkait K3 secara berurutan adalah 0,571, 0,555, dan 0,61. Muatan ketiga indikator tersebut sudah berada diatas kriteria minimal 0,3. Sama halnya dengan hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan nilai signifikansi sangat kecil dibawah 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis awal yang berbunyi indikator komitmen / eksplorasi / rekonsiderasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konstruk identitas vokasi terkait K3 ditolak. Ditolaknya hipotesis awal berarti bahwa tiap indikator yang ada berpengaruh secara signifikan terhadap konstruk identitas vokasi terkait K3.
Nilai rerata varian terekstrak konstruk identitas vokasi 0,336 tergolong masih dibawah kriteria minimal (kriteria minimal untuk rerata varian terekstrak adalah 0,5) menunjukkan bahwa indikator belum dapat merepresentasikan dengan sangat baik konstruk yang diukurnya. Konsistensi yang dimiliki tiap indikator pengukur konstruk identitas vokasi yang ditunjukkan oleh nilai reliabilitas konstruk 0,602 sudah berada di atas kriteria minimal 0,6. Hal ini berarti bahwa konsistensi indikator pengukur konstruk identitas vokasi terkait K3 sudah baik. Secara
Model Identitas Vokasi, Kreativitas, Dan Adaptabilitas … (Muhammad Yafie Nuha)
keseluruhan hasil perhitungan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa komitmen, eksplorasi dan rekonsiderasi yang dikembangkan dalam instrumen VISA (Porfeli, dkk., 2011) mampu mengukur identitas vokasi.
Muatan faktor indikator sikap, cara berpikir, dan tahapan sebagai pengukur konstruk kreativitas terkait K3 secara berurutan adalah 0,791, 0,826, dan 0,816. Muatan faktor ketiga indikator tersebut sudah berada diatas kriteria minimal 0,3. Sama halnya dengan hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan nilai signifikansi sangat kecil dibawah 0,01. Hal ini berarti bahwa hipotesis awal yang berbunyi indikator sikap / cara berpikir / tahapan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konstruk kreativitas terkait K3 ditolak. Ditolaknya hipotesis awal berarti bahwa tiap indikator yang ada berpengaruh secara signifikan terhadap konstruk kreativitas terkait K3.
Nilai rerata varian terekstrak dan reliabilitas konstruk kreativitas terkait K3 secara berurutan adalah 0,588 dan 0,849, yang berarti sudah memenuhi kriteria minimum yang ditetapkan. Terpenuhinya kriteria rerata varian terekstrak dan reliabilitas konstruk berarti bahwa indikator sikap, cara berpikir, dan tahapan dapat merepresentasikan konstruk kreativitas serta memiliki konsistensi yang sangat baik. Sikap, cara berpikir, dan tahapan sebagai faktor pengukur yang dikembangkan dari beberapa teori (Runco, 2014; Piirto, 2011; Ward dan Kolomyts, 2010; Kozbelt, dkk. 2010; Rhodes, 1961) terbukti mampu merepresentasikan dan memiliki konsistensi terhadap konstruk kreativitas terkait K3. Jadi, terbukti bahwa ditinjau dari segi kognitif kreativitas terdiri dari dua faktor pokok, yaitu sikap (sebagai atribut dari person) dan proses (meliputi
cara berpikir dan tahapan) (Kozbelt, dkk. 2010).
Muatan faktor indikator perhatian, kontrol, keingintahuan, dan kontrol sebagai pengukur konstruk adaptabilitas karir terkait K3 secara berurutan adalah 0,812, 0,752, 0,715, dan 0,734. Muatan faktor keempat indikator tersebut sudah berada diatas kriteria minimal 0,3. Sama halnya dengan hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan nilai signifikansi sangat kecil dibawah 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis awal yang berbunyi indikator perhatian / kontrol / keingintahuan / kepercayaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konstruk adaptabilitas karir terkait K3 ditolak. Ditolaknya hipotesis awal berarti bahwa tiap indikator yang ada berpengaruh secara signifikan terhadap konstruk adaptabilitas karir K3..
Nilai rerata varian terekstrak dan reliabilitas konstruk adaptabilitas karir terkait K3 secara berurutan adalah 0,555 dan 0,833, yang berarti sudah memenuhi kriteria minimum yang ditetapkan. Terpenuhinya kriteria rerata varian terekstrak dan reliabilitas konstruk berarti bahwa indikator perhatian, kontrol, keingintahuan, dan kepercayaan dapat merepresentasikan konstruk serta memiliki konsistensi yang sangat baik. Berdasar hasil perhitungan yang ada maka terbukti bawa keempat faktor (perhatian, kontrol, keingintahuan dan kepercayaan) pengukur mampu merepresentasikan dengan baik konstruk adaptabilitas karir (Savickas, 2005:52). Hal ini berarti instrumen CAAS
(Career Adapt-Abilities Scale) (Savickas
dan Porfeli, 2012) terbukti dapat dikembangkan untuk mengukur konstruk adaptabilitas karir terkait K3.
Fokus utama model struktural adalah untuk menguji hipotesis relasi dependensi antar konstruk penelitian. Konstruk
penelitian terdiri dari sebuah konstruk eksogen (yaitu: identitas vokasi) dan dua konstruk endogen (yaitu: kreativitas dan adaptabilitas karir). Ada lima pengujian hipotesis relasi dependensi antar konstruk yang terdapat dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis tidak hanya membahas hasilnya saja, namun juga nilai koefisien jalur (muatan faktor) antar konstruk dan nilai koefisien koefisien determinasi dari konstruk endogen. Diagram jalur model struktural pengukuran selengkapnya disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Model Struktural Penelitian.
Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan adanya pengaruh langsung yang sangat signifikan dan bersifat positif identitas vokasi terhadap kreativitas. Hal ini dibuktikan dengan nilai C.R. (thitung)
3,887 > ttabel 2,58 dan nilai p (taraf
signifikansi) < 0,05. Identitas vokasi dan kreativitas merupakan konstruk yang menunjukkan perbedaan individu (Rhodes, 1961:307). Baik identitas vokasi maupun kreativitas, keduanya dipengaruhi oleh kepribadian (Diakidoy dan Constantinou, 2001:401; Klotz, dkk., 2014:4). Nilai koefisien jalur tak standar 1,008, berarti jika identitas vokasi meningkat sebesar satu satuan maka kreativitas akan meningkat sebesar 1,313 satuan. Nilai koefisien jalur standar dapat ditafsirkan bahwa kreatitivas akan meningkat sebesar
0,614 satuan diatas simpangan baku jika identitas vokasi meningakat sebesar satu simpangan baku penuh.
Uji hipotesis kedua memutuskan bahwa adanya pengaruh langsung yang sangat signifikan dan bersifat positif identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir. Hal ini dibuktikan dengan nilai C.R.
(thitung) 3,298 > ttabel 1,96 dan nilai p (taraf
signifikansi) < 0,05. Hasil uji hipotesis kedua didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyimpulkan adanya keterkaitan yang berbanding lurus antar indikator identitas vokasi dan adaptabilitas karir (Negru-Subtirica, 2015). Hubungan berbanding lurus berarti bahwa identitas vokasi dan adaptabilitas karir akan naik atau turun secara bersamaan. Adaptabilitas karir memiliki hubungan dengan pembentukan identitas vokasi (Savickas dan Porfeli, 2012) juga mendukung hasil uji hipotesis kedua. Nilai koefisien jalur tak standar 0,877, berarti jika identitas vokasi meningkat sebesar satu satuan maka adaptabilitas karir akan meningkat sebesar 0,877 satuan. Nilai koefisien jalur standar dapat diartikan bahwa adaptabilitas karir akan meningkat sebesar 0,596 satuan diatas simpangan baku jika identitas vokasi meningkat sebesar satu simpangan baku penuh.
Berdasar uji hipotesis ketiga didapat hasil bahwa pengaruh kreativitas terhadap adaptabilitas karir signifikan dan bersifat positif. Hal ini dibuktikan dengan nilai C.R. (thitung) 2,557 > ttabel 1,96 dan nilai p
(taraf signifikansi) < 0,05. Hasil hipotesis ketiga merupakan bukti adanya hubungan antara kreativitas dengan adaptabilitas (Runco, 2014:140). Adaptabilitas dapat dikembangkan mahasiswa melalui proyek (pembelajaran) kompleks yang memiliki tantangan untuk diselesaikan. Seringkali materi yang sudah dipelajari tidak dapat
Model Identitas Vokasi, Kreativitas, Dan Adaptabilitas … (Muhammad Yafie Nuha)
diterapkan secara langsung untuk menyelesaikan proyek sehingga menantang mahasiswa untuk mengembangkan gagasan secara kreativitas guna beradaptasi dengan tantangan tersebut (Trilling dan Fadel, 2009:76-77). Pengembangan adaptabilitas juga dilakukan dengan tindakan yang bersifat kreatif (Runco, 2014:414). Nilai koefisien jalur tak standar 0,306, berarti jika kreativitas meningkat sebesar satu satuan maka adaptabilitas karir akan meningkat sebesar 0,306 satuan. Koefisien jalur terstandar dapat memprediksi peningkatan adaptabilitas karir sebesar 0,342 satuan diatas simpangan baku jika kreativitas meningkat sebesar satu simpangan baku penuh.
Hasil uji hipotesis keempat menyatakan pengaruh tak langsung identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir (melalui jalur kreativitas) tidaklah signifikan. Hal ini ditandainya dengan nilai C.R. (thitung) 1,1 < 1,96, pengujian
menggunakan taraf signifkansi 0,05. Kecilnya nilai C.R. pada hipotesis keempat disebabkan lemahnya pengaruh langsung kreativitas terhadap adaptabilitas karir yang ditunjukan dengan kecilnya koefisien jalur hipotesis ketiga. Hipotesis keempat merupakan bentuk pengembangan dari hipotesis pertama dan ketiga, sehingga hasil koefisien pada hipotesis sebelumnya mempengaruhi pengujian hipotesis keempat. Secara teoritis juga belum ditemukan dukungan kuat mengenai hubungan tidak langsung identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir dengan melalui kreativitas. Bisa dikatakan pada pengujian hipotesis keempat konstruk kreativitas bertindak sebagai moderasi (perantara) hubungan dependensi identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir.
Koefisien jalur tidak standar pada pengaruh tak langsung identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir setelah melalui kreativitas sebesar 0,308. Hal ini berarti adaptabilias karir dapat diprediksi akan naik 0,308 jika identitas vokasi naik sebesar satu satuan setelah malalui jalur kreativitas. Kofisien jalur tak langsung identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir melalui kreativitas terstandar sebesar 0,21. Sesuai nilai tersebut maka dapat diterjemahkan adaptabilitas karir diprediksi meningkat sebesar 0,21 satuan diatas simpangan baku jika identitas vokasi meningkat sebesar satu simpangan baku setelah melalui kreativitas.
Pengujian hipotesis kelima menyimpulkan bahwa pengaruh total identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir sangat signifikan dan bersifat positf. Hasil ini dibuktikan oleh nilai C.R. (thitung) 3,376
> 1,96 (pengujian menggunakan taraf signifikansi 0,05). Pengujian hipotesis kelima merupakan gabungan dari hipotesis kedua dan keempat. Kecilnya koefisien jalur pada hipotesis keempat dapat ditutupi oleh besarnya koefisien jalur hipotesis kedua, sehingga menghasilkan koefisien jalur terstandar maupun tidak yang besar. Hipotesis kelima merupakan bentuk pengambangan dari teori yang ada pada tiga hipotesis awal.
Koefisien jalur tak standar pada pengaruh total identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir sebesar 1,185. Hal ini berarti adaptabilias karir dapat diprediksi akan naik 1,185 jika identitas vokasi naik sebesar satu satuan setelah melalui kedua jalur. Kofisien jalur total standar identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir melalui dua jalur terstandar sebesar 0,806. Sesuai nilai tersebut maka dapat diterjemahkan adaptabilitas karir diprediksi meningkat sebesar 0,806 satuan diatas simpangan
baku jika identitas vokasi meningkat sebesar satu simpangan baku setelah melalui dua jalur. Dua jalur yang dimaksudkan adalah jalur pengaruh langsung (sesuai hipotesis kedua) dan jalur tak langsung (sesuai hipotesis keempat).
Berdasarkan nilai koefisien korelasi kuadrat / Square Multiple Corrrelation
(koefisien determinasi) yang didapat dari konstruk endogen, dapat ditafsirkan proporsi varian konstruk endogen yang dapat dijelaskan oleh konstruk eksogennya. Nilai koefisien determinasi untuk konstruk kreativitas adalah 0,377 (37,7%), nilai tersebut dapat diterjemahkan bahwa 37,7% proporsi varian kreativitas dapat diprediksi oleh konstruk identitas vokasi. Hal yang sama berlaku pada konstruk adaptabilitas karir yang memiliki nilai koefisien determinasi 0,723 (72,3%). Proporsi varian konstruk adaptabilitas karir yang dapat diprediksi oleh identitas vokasi dan kreativitas sebesar 72,3%.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
(1) Gambaran identitas vokasi terkait K3 mahasiswa tergolong rendah (33,08%), kreativitas tergolong sedang (36%), dan adaptabilitas karir tergolong sedang (35%). (2) Model pengukuran keseluruhan sudah sesuai dengan data penelitian, indikator konstruk kreativitas (meliputi : sikap, cara berpikir, dan tahapan) dan adaptabilitas karir (meliputi : perhatian, kontrol, keingintahuan, dan kepercayaan) dapat merepresentsikan dengan baik konstruknya, namun tidak dengan indikator identitas vokasi (meliputi : komitmen, eksplorasi, dan rekonsiderasi). (3) Hubungan dependensi model struktural memiliki ciri : a) Terdapat pengaruh
langsung yang signifikan dan bersifat positif identitas vokasi terhadap kreativitas terkait K3, b) Terdapat pengaruh langsung yang signifikan dan bersifat positif identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir terkait K3, c) Terdapat pengaruh langsung sangat signifikan dan bersifat positif kreativitas terhadap adaptabilitas karir terkait K3, d)Tidak terdapat pengaruh signifikan identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir terkait K3 melalui kreativitas (pengaruh tak langsung), e) Terdapat pengaruh total yang signifikan dan bersifat positif identitas vokasi terhadap adaptabilitas karir terkait K3.
Secara teoritis perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji indikator konstruk identitas vokasi yang dapat diberlakukan secara umum di berbagai tataran jenjang pendidikan dan karir. Pengembangan instrumen penilaian kreativitas juga diperlukan terutama pada cara berpikir untuk menyelesaikan masalah. Model penelitian perlu dikembangkan agar dapat lebih bersifat umum dengan melibatkan pihak Sekolah Menengah Kejuruan maupun dunia usaha dan dunia industri. Penelitian secara periodik (longitudinal) diperlukan untuk mengetahui perubahan adaptabilitas karir mahasiswa selama mengikuti perkuliahan atau progam yang diselenggarakan dikampus.
Model Identitas Vokasi, Kreativitas, Dan Adaptabilitas … (Muhammad Yafie Nuha)
DAFTAR PUSTAKA
Diakidoy, I. A. N., & Constantinou, C. P. (2001). Creativity in physics: Response fluency and task specificity. Creativity Research
Journal, 13(3-4), 401-410.
http://doi.org/ftnfbw.
Hair Jr, J. F. et. al. (2014). Multivariate
data analysis seventh edition.
Essex: Pearson Education Limited 2014.
Hartung, P. J., Porfeli, E. J., & Vondracek, F. W. (2008). Career adaptability in childhood. The Career
Development Quarterly, 57(1),
63-74. http://doi.org/fzd8nz
Hughes, P., & Ferrett, E. (2007).
Introduction to health and safety at work. Elsevier.
Kozbelt, A., Beghetto, R. A., & Runco, M. A. (2010). Theories of creativity. In J. C. Kaufmann & R. J. Sternbert (Eds.), The Cambridge handbook of
creativity (pp. 20-47). New York:
Cambridge University Press.
Negru-Subtirica, O., Pop, E. I., & Crocetti, E. (2015). Developmental trajectories and reciprocal associations between career adaptability and vocational identity: A three-wave longitudinal study with adolescents. Journal of
Vocational Behavior, 88, 131-142.
http://doi.org/5xm.
Piirto, J. (2011). Creativity for 21st century
skills. Rotterdam: Sense Publishers.
Porfeli, E. J., Lee, B., Vondracek, F. W., & Weigold, I. K. (2011). A multi-dimensional measure of vocational identity status. Journal of
Adolescence, 34(5), 853-871.
http://doi.org/bcmqdq.
Rhodes, M. (1961). An analysis of
creativity. Phi Delta Kappan,
305-310.
Runco, M. A. (2014). Personality and Motivation. Creativity: Theories
and themes: Research,
development, and practice (2nd
ed.). Elsevier Inc. http://doi.org/5xt. Savickas, M. L. (2005). The theory and practice of career construction. In S. D. Brown, & R.W. Lent (Eds.),
Career development and
counseling (pp. 42–70). Hoboken,
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Savickas, M. L., & Porfeli, E. J. (2012). Career Adapt-Abilities Scale: Construction, reliability, and measurement equivalence across 13 countries. Journal of Vocational
Behavior, 80(3), 661-673.
http://doi.org/fx73kg.
Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21st century skills: Learning for life in
our times. San Fransisco: John
Wiley & Sons, Inc.
UNY. (2015). Seminar Gemilang Vokasi.
Diakses dari
http://www.uny.ac.id/berita/semina r-gemilang-vokasi.html. pada 07 februari 2015, jam 22:00.
Ward, T. B., & Kolomyts, Y. (2010). Cognition and creativity. In J. C. Kaufmann & R. J. Sternbert (Eds.),
The Cambridge handbook of
creativity (pp 93-112). New York: Cambridge University Press.