05 Juli 2015 Tahun VI – No.27
TIDAK DITERIMA
Dalam Injil hari minggu ini kita mendengar bagaimana Yesus yang Mesias itu ditolak, bahkan oleh orang-orang dari kampung halamannya sendiri. Mereka menginginkan Mesias yang macam lain! Mesias yang perkasa, yang dapat mengalahkan orang-orang Romawi, yang menjajah mereka pada waktu itu. Mereka tidak dapat mengerti dan tidak dapat menerima bahwa Mesias datang dari suatu keluarga miskin dan yang mengajarkan tentang cinta kasih, perdamaian, kerendahan hati dan kesabaran tepat pada masa rakyat ditindas dan dijajah!
Mereka menginginkan Mesias yang akan memangku jabatan raja, yang akan membebaskan dan mensejahterakan hidup mereka. Mesias yang akan memenangkan mereka dengan senjata. Mesias yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, mereka tolak. Oleh sebab itu mereka, bahkan sanak saudara Yesus sendiri, menolak-Nya. Dan Injil menceriterakan bahwa karena itu Yesus tak dapat mengerjakan mukjizat di sana. Orang Nazareth menolak Yesus, karena Ia begitu manusiawi, karena Ia sama seperti mereka sendiri, seorang yang keluarga-Nya mereka kenal.
JADWAL MISA
Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib
Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib
Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib
Adorasi Ekaristi: Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium)
PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib
Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib
Romo Anton Baur, Pr.
PELAYANAN MISA REQUIEM DI GEREJA
Dapat diselenggarakan pada hari Senin hingga Jumat. Hubungi Sekretariat Paroki.
Website: www.parokisanmare.or.id
Facebook Group: SanMaRe
Kontribusi artikel, pengumuman, iklan: komsos@parokisanmare.or.id
Kita manusia mengagumi yang luar biasa, hal-hal yang menyolok mata. Kalau Allah mau tinggal di antara kita, janganlah Dia dilahirkan sebagai bayi di tempat sunyi. Kita suka seperti yang dianjurkan setan, agar Dia secara ajaib tiba-tiba muncul di atas menara bait suci dan terjun dari sana. Kalau Ia langsung turun dari langit dan memperdaya kita dengan hal-hal ajaib, kita rela mengikuti Dia. Tetapi Allah memilih jalan lain, jalan yang sangat sederhana, Dia tinggal sebagai sesama yang kita kenal, hidup sama seperti kita. Yesus tidak suka yang sensasional. Ia tidak pernah mengadakan mukjizat untuk ‘show’, untuk memperdaya orang. Yesus hanya mengadakan mukjizat untuk membantu orang dalam kesukarannya. Ketika Allah tinggal di antara kita, Ia menjadi manusia benar. Ia bersifat sangat manusiawi dan menjadi tetangga kita. Tetapi justru dengan itu kita menolaknya!!
Penolakan Mesias terjadi sampai sekarang, karena Mesias dan ajaran-ajaranNya sering tidak sesuai dengan keinginan dan kehendak kita. Sampai sekarang ini Yesus masih terus mau mengunjungi kita dengan cara yang sederhana sekali, yaitu lewat saudara-saudaraNya yang paling kecil. Namun kita menolak-Nya kalau Ia datang dengan cara itu. Kalau Yesus dalam diri Paus betapa kita akan tidak segan mengorbankan banyak uang, karena mau bertemu dengan Kristus dalam diri Paus dan menerima berkatnya. Tetapi dalam diri saudara-saudari yang berkekurangan di samping kita, dalam tetangga kita yang membutuhkan beberapa kata peneguhan, di situ kita tidak mau bertemu dengan Kristus, menolaknya, menyuruhnya pergi ke tempat lain. Padahal, dalam Injil, Yesus tidak mengatakan: Aku datang sebagai Paus dan kamu tidak menerima Saya. Di sana Ia mengatakan, Aku lapar dan haus…….tetapi kamu tidak menerima Aku!!
Pada suatu hari Tuhan berjanji kepada seorang nyonya tua bahwa dia akan mengunjunginya hari itu. Tentu, nyonya tua itu sangat bangga. Dia membersihkan dan mengelap serta meletakkan segalanya dengan rapi. Kemudian dia duduk dan menunggu kedatangan Tuhan.
Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu. Dengan tergesa-tergesa, dia berlari ke arah pintu, dan dengan tak sabar membuka pintu itu. Ternyata yang dilihatnya hanyalah seorang pengemis uang berdiri di luar. “Jangan, jangan hari ini, demi Tuhan pergilah. Saya sedang menunggu kedatangan Tuhan sebentar lagi, saya tidak bisa repot-repot dengan kamu”. Jadi dia mengusir pengemis itu dan menutup pintu.
Setelah beberapa saat, terdengar lagi ketukan di pintu. Kali ini nyonya tua itu dengan lebih cepat membuka pintu. Tapi apa yang dilihatnya? Hanya seorang tua yang miskin. “Saya sedang menunggu kedatangan Tuhan. Maaf, saya tidak bisa mengurusi kamu hari ini”, katanya sambil membanting pintu.
Beberapa saat kemudian, terdengar lagi ketukan di pintu. Dia membukanya dan ternyata yang berdiri di sana adalah seorang pengemis yang lapar dan berpakaian compang-camping, yang terus menerus meminta sedikit roti dan ijin menginap. “Oh, tinggalkan tempat ini. Saya sedang menunggu Tuhan! Saya tidak bisa mengurusi kamu sekarang”. Pengemis itu lalu pergi, dan nyonya tua itu kembali duduk.
Jam demi jam telah berlalu dan sore pun segera datang, tapi masih belum ada tanda bahwa Tuhan akan datang. Nyonya itu menjadi sedikit khawatir. Di mana gerangan Dia?Akhirnya, dia pergi tidur dengan hati yang berat. Dia segera tertidur dan bermimpi bahwa Tuhan telah datang padanya dan berkata, “Aku datang kepadamu tiga kali hari ini dan kamu mengusir Aku”. Kita mungkin akan selalu mengusir Tuhan, paling kurang tidak menghiraukannya, kalau Dia datang dengan cara itu. Terlalu sederhana dan tidak menarik, bahkan menjengkelkan!!
Sumber: Buku Homili Tahun B- Komisi Kateketik KWI oleh Rm. Yosef Lalu, Pr Sumber: http://www.komkat-kwi.org/renungan-hari-minggu-biasa-xiv-tidak-diterima
Yudas Iskariot dan Matias
Saudari-saudara,
hari ini, kita menyimpulkan seluruh perjalanan kita mengenali kedua-belas rasul yang menemani perjalanan Yesus di dunia. Rasul yang kedua-belas ini tentunya kita kenal, yakni Yudas Iskariot. Kita akan berbicara tentang dirinya dan juga Matias, penggantinya. Kita akan
mengenalinya pertama-tama dengan melihat beberapa penafsiran atas nama "Yudas Iskariot".
Nama Yudas menjadi nama yang kontroversial dari sejak dahulu. Ada beberapa pemahaman yang bisa kita kenali. Pertama, Yudas Iskariot kerap kali dipandang sebagai "orang Keriot". Hal ini bisa dipahami dari daerah asal Yudas yang terletak di dekat Hebron dan disebutkan dua kali dalam Kitab Suci (Kej 15: 25; Am 2 : 2). Kedua, penafsiran lainnya adalah bahwa nama Yudas Iskariot dimengerti sebagai "seorang pembunuh bayaran". Ia dihadirkan seolah-olah seperti seorang prajurit bersenjata dengan belati yang dalam Bahasa Latin disebut Sica. Ketiga, nama Yudas Iskariot, dengan mudah dapat dipahami dari keterangan yang tertera dalam nama itu sendiri dalam teks yang kita jumpai: "dialah yang akan menyerahkan Yesus". Keterangan seperti ini dapat kita jumpai dua kali dalam Injil, yakni setelah pengakuan iman Petrus (Yoh 6: 71), dan kemudian dalam perjalanan pengurapan di Betania (Yoh 12: 4). Perikop-perikop lain juga menunjukkan pengkhianatan Yudas; dalam perjamuan terakhir, khususnya ketika Yesus menyatakan ada yang mengkhianatinya (Mat 26:25); dalam penangkapan Yesus (Mat 26: 46, 48; Yoh 18: 2, 5). Perikop-perikop ini memenuhi apa yang dinyatakan di awal Injil, ketika para penginjil menunjukkan "Yudas Iskariot, yang
mengkhianati Dia" (Mrk 3:19; Mat 10:4; Luk 6:16).
Dari penjelasan nama Yudas Iskariot, kita bisa mengenali pengkhianatannya itu sendiri. Pengkhianatan terjadi dalam dua saat, yakni sebelum peristiwa terjadi, dalam perencanaan, ketika Yudas setuju dengan para lawan Yesus untuk menerima 30 keping perak (Mat 26: 14-16), dan kemudian, dalam pelaksanaannya, dengan ciuman yang diberikan kepada Sang Guru di Getsemani (Mat 26: 46-50). Inilah perkenalan singkat kita di bagian awal dengan pribadi Yudas Iskariot dan kita sambung minggu depan. **
Kolom ini diasuh oleh Romo Anton Baur Pr.
BAPA GEREJA
Bincang Politik bersama kang Yanuar Nugroho:
“Masihkah menjadi katolik itu relevan ketika Anda berkarya
[bagi bangsa Indonesia]?”
Di tengah kesibukan padatnya sebagai Deputi II Bidang Analisis dan Pengelolaan Program Prioritas Pembangunan Nasional – Kantor Kepresidenan Republik Indonesia, saudara kita F.X. Yanuar Nugroho, masih berkenan menyempatkan diri berbincang bersama umat katolik SanMaRe pada Kamis 25 Juni di aula SanMaRe. Acara malam hari tersebut bertujuan untuk menggugah keterlibatan nyata umat Katolik khususnya kaum muda pada berbagai kegiatan riil yang berwawasan kebangsaan; apapun keahlian, profesi dan talentanya.
Pembicaraan dibuka dengan sebuah pertanyaan reflektif yang tajam, “Masihkah menjadi katolik itu relevan ketika Anda berkarya? Jika MASIH, apa bedanya dengan yang non-katolik?” Dan refleksi inilah yang menjadi sentral perbincangan yang diselenggarakan oleh seksi Sosial Masyarakat (SosMas), dibantu oleh aktivis-aktivis pemerhati kehidupan sosial-politik SanMaRe.
Sebagai peneliti 12 tahun di Manchester University (Inggris) yang mendalami bidang STI (sains, teknologi dan inovasi), kang Yanuar mengajak kita untuk mengetahui karya cipta inovatif di berbagai negara. India menciptakan orbiter-mars, menjadi negara Asia pertama ke Bulan, menciptakan pemurni air dari abu dan jerami tanpa listrik seharga USD 22,5 (bandingkan dengan buatan Amerika seharga USD 8000. Dan buatan India lebih fleksibel). Ketika petani di Thailand mengalami kerepotan karena kerbau tidak bisa lagi membajak sawah, didirikanlah sekolah kerbau untuk melatih kerbau membajak sawah. Tukang becak di Yogja sukses dengan mencari pelanggan lewat facebook. Ketika gunung Merapi meletus, komunikasi bantuan sembako/material paling efektif dilakukan unit TIKUS DARAT karya Jalin Merapi/Combine.
Selanjutnya disampaikan paparan data, analisa dan prediksi sosial dalam skala global, Asia serta kondisi terkini Indonesia; berdasarkan jurnal internasional karya kang Yanuar dan rekan. Data-data ini membuka wawasan peserta akan kondisi riil, tantangan dan peluang lahan berkarya bagi bangsa Indonesia tercinta. “Politik” tidak melulu berarti kegaduhan partai, kebisingan antar lembaga negara, korupsi atau opini media massa yang dikuasai oleh 12 orang saja; ada banyak ruang yang perlu diisi oleh semangat “kekatolikan”. Melalui berbagai profesi seperti tukang becak, petani, ilmuwan, dosen, pengusaha, ibu rumah tangga dimanapun Anda berkarya, relevansi menjadi Katolik seharusnya tampaknya dalam semangat peduli pada yang miskin dan terpinggirkan, rasa keadilan, kepedulian, serta kesetiaan profesi.
Di sela diskusi, kawan OMK memeriahkan suasana dengan lagu-lagu yang dibawakan secara akustik. Antusiasme peserta yang berjumlah lebih dari 80 orang (melebihi ekspektasi awal panitia), terasa hingga akhir acara pada pukul 22:00 wib. Pertanyaan dan pemikiran yang tajam dari peserta, sungguh menyadarkan kita bahwa di SanMaRe ini banyak sekali umat
yang sungguh peduli dan aktif dalam berbagai pelayanan nyata di masyarakat. Sebagai penutup acara, Romo Gun mengajak kita untuk terus mengungkapkan iman dalam kerasulan di masyarakat. Belajarlah dari mutiara pak Yanuar agar kita dapat menjadi mutiara kecil di lingkungan kita. Belajarlah
dari Bunda Teresa yang senantiasa mengingatkan untuk terus tekun melakukan karya-karya kecil dengan cinta yang besar. Dalam Kitab Suci tercatat bahwa iman dan perbuatan seringkali terpisah. Sehingga para nabi diutus dan akhirnya Yesus pun datang untuk menunjukkan persatuan iman dan perbuatan. Itulah yang dapat kita lakukan untuk Tuhan, sesama dan bangsa. Lebih teguh dan matang. **
Perayaan Imamat Romo Alphonsus Gunawan, Pr.
Masih Pantaskah Aku?
Perayaan Imamat Romo Gunawan Pr. yang ke-33 pada tanggal 29 Juni 2015 bersamaan dengan Hari Raya St. Petrus dan St Paulus. Perayaan ini ditandai dengan misa pagi dan dilanjutkan dengan sarapan bersama yang meriah dan ceria di Pastoran. Umat dengan antusias datang dan mengucapkan selamat. Berikut ini beberapa catatan yang kami dapat rangkum :
Yohannes 1: “Aku tidak pantas “ – Romo Gunawan dengan rileks dan guyon saat sarapan menyapa umat dan bertanya : ‘Apakah saya masih pantas jadi Romo ya ?” Tentu saja Romo Gunawan sangat pantas ! Kalimat ini mempunyai arti mendalam karena Yohannes 1: menulis bahwa ‘Dia datang daripadaku, membuka tali kasut-NYApun aku tidak layak”. Kami selalu rindu dengan homili Romo yang meneduhkan. Kami mendukung dan medoakan terus Imamat kekal Romo Gunawan sepanjang waktu !
1 Petrus 5:5: “Rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain” - Demikian juga Romo Gunawan yang mengingatkan kita pada St. Petrus. Romo selama 2 tahun melayani di paroki kita begitu rendah hati. Ia datang ke setiap lingkungan dan undangan umat walaupun dalam kondisi sibuk. Ia mengingatkan semua umat atas sikap rendah hatinya yang sangat melekat di hati umat. “Allah mengasihani orang yang rendah hati”.
Hari Raya St Petrus dan St. Paulus - Dalam homili nya Romo Gunawan mengatakan bahwa hari raya St. Petrus dan St. Paulus menguatkan kebesaran gereja Katholik. Tanpa kedua rasul ini, tidak akan ada gereja Katholik. Matius 16 : menulis “Engkaulau Petrus, dan diatas wadas ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan kerajaan maut tidak akan mengalahkannya”. Ini adalah anugrah bagi Romo dan kita untuk berkembang dalam doa, ketaatan, kesederhanaan, terutama mengasihi Tuhan dan sesamanya.
Semoga dengan kesederhanaannya yang khas Romo Gunawan dapat terus membangkitkan panggilan-panggilan baru yang kita selalu rindukan. Doa kami terus dalam Tahun Lustrum yang kaya akan kasihNya. **
PERSIAPAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA 2015
PEMBEKALAN PARA FASILITATOR / PENDAMPING WILAYAH
Dalam rangka persiapan Penerimaan Sakramen Krisma 2015, diundang seluruh fasilitator/pendamping Krisma wilayah untuk mengikuti pembekalan bagi para
fasilitator/pendamping Krisma wilayah yang akan diadakan pada:
ACARA
WAKTU
RUANG KELAS
Pertemuan III Sabtu / 11 Juli 2015 09.00 – 12.00 WIB
R.301 Pertemuan IV Minggu/ 12 Juli 2015
09.00 – 13.00 WIB
R.301
JADWAL LITURGI
MINGGU BIASA XV, 12 Juli
Bacaan: Ams.7:12-15; Mzm. 85:9a-10,11-12,13-14; Ul:8; Ef. 1:3-14; Mrk. 6:7-13
Saran Lagu: PS 362, 540, 541, 592, 682, 683, 691, 692, 695, 815, 962
MINGGU BIASA XVI, 19 Juli
Bacaan: Yer. 23:1-6; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5b; Ul:1; Ef. 2:13-18; Mrk. 6:30-34
Saran Lagu: PS 542, 617, 618, 646, 649, 654, 656, 689, 849, 952
Sabtu, 11 Juli, pukul 17.00
Koor dan Tatib: Sta. KhatarinaLektor: Vinsensia Arindita / Maria Stella K
Putra/i Altar: Shannon Wijaya, Catherine Inez
Maharani P., Caroline Susan Mahadewi Gadis
Amara, Agata Anjani Cita Permata Kusuma, Maria
Fransiska Chelsea Novelia Prodigma Gunawan,
Seraphine Archangela Girlani Oktafandi, Yohanes
Purba Sangga Becik, Theresia Avilla Revabelle
Maharani, Kevin Bagas K., Irenne Yudia Hagaina
Tarigan
Prodiakon: Joannes Suharno, Lucas Hanifa
Natahusada, Yadi Djuhandi, Ping Julianto Widjaja,
Willem Dagi, Yuliana Yelly, Agnes A. Sayan
Rampisela, Albertus Sugianto Supriadi
Sabtu, 18 Juli, pukul 17.00
Koor dan Tatib: St. Fransiskus MariaLektor: Chresentia Flavia D / C.M Ninuk
Djonowardjoko
Putra/i Altar: Giacinta Maretha Prita Pradita,
Immanuel Xestopongiamura, Yohanna Emarina,
Brigitta Stephanie, Maria Carolina Itu Leba, Helena
Keren Imanuela, Nicholas Yabes Condi, Benedict
Matthew Sukieche, Estherania N, Fransiska
Wahyuni Novita Kristiyani Br.M
Prodiakon: Paul August Liqui, Soetojo Dharmadi,
Tjhong Vincentius, Gatot Kusumo Atmojo, Bayu
Rajasa, Arden Andreas Barus, Fifi Amaliawaty,
Florentina Ratna Supeni H
Minggu, 12 Juli, pukul 06.30
Koor dan Tatib: St. IgnatiusLektor: Jacinta Dewi iswanto / Maria Agustine Tri
Mardikowati
Putra/i Altar: Patricia Dias Riandari, Jonathan
Mark, Maria Kiara Anindita, Josephine Marie
Yohana, Andreas Widiatmoko Prabowo, Ignatius
Prayogo, Alexander Andi, Gregorius Rio Alfrian,
Nicholas Yabes Condi, Fransiska Wahyuni Novita
Kristiyani Br.M
Prodiakon: Wahid Gunawan, Saras Damai
Susetyo, Irwan Wijaya, Agustono Widjaja, Helfina
M. Tisnakusuma, Indri Prijatmodjo
Minggu, 19 Juli, pukul 06.30
Koor dan Tatib: Sta. MonikaLektor: Christiana E.N. Hendarjudani / Kineta
Putra/i Altar: Jessica Nadia Agustin, Elisabeth
Novadiana Kurniasavitri T, Jonathan Stevandhy,
Kevin Stevandhy, Michael Rama Aviandri
Santoso, Dylan Alexander Christanto, Joety
Johannes Aaron Bongku, Maria Ajeng Cipta
Wening, Aurelia Anindita Herputri, Robertus
Darren Radyan, Katarina Sari Kusuma Dewi
Mursito, Margaretha Velicia
Prodiakon: Grace Theresia Supit, I. Y.
Supriyanto, Saly Listiyadhi, Ingewati Kusuma, Didi
Hartanto, Veronika Kani
Minggu, 12 Juli, pukul 09.00
Koor dan Tatib: Beata TeresaLektor: Francisca Wulandari / Cecilia Andria
Permata Sari
Putra/i Altar:
Paulus Winton Fernandes
Tambunan
,Gabriel Kineta
,Michael David
Christopher
,Santos Ferdinand Tambunan
,Minggu, 19 Juli, pukul 09.00
Koor dan Tatib: Sta. TheresiaLektor: Marcellina Kullit / Dewi Rajasa
Putra/i Altar:
Vincentius Adrian Laurens Nestya
Pradhana
,Fransiskus Arya Kusuma Aji
,Clara
Lourdessa Oryza Emmanuella
,Efrem Kriste Prana
Pangasta Mukti
,Margaretha Sheren Angela
Thomas Lasmono Wibowo
,Aurelia Yashodara
Nareswari
,Robertus Darren Radyan
,Graciella
Antonius Putri
,Gabriel Nathaniel Orion
,Joety
Johannes Aaron Bongku
Prodiakon:
Marcus B. Samosir
,Maryono Suwargo
,Romualdus Ponidjan
,Hesti Purbaningsih
,Yasinta
Fatmawati
,Yustinus F. Irjayanto
,Agnes Bertha
Tabarani
,Alfonsus Haryanto
,Anna Retno Hapsari
,Columbanus Marianto
,Josz Juswanto
,Franciscus
Xaverius Andri
,Probel Gultom
,Johanes Sumardi
,Cynthia Catharina
,Prima Widi Hatmi
,Ronald C.
Sampayan
,Thomas Erwin Kurniawan
,Yohanes
Budi Purwanto
,Yustinus T. Mudjihardjo
,Agustinus
Darmawan
,Metty Suprapti
Asroyo
,Timotius Gerwyn
,Vincentius Kevin
Anggoro Redak Muda
,Ignathius Rahardianto
Patiung
,Elisabeth Lovisia Eva Karensa
,Ivana
Permata Ariesta
Prodiakon:
Yosep Yendi
,Heru Yuniriyanto
,Rudyanto Gunawan
,Dwi Respati
,Bambang
Sulistyo P.
,F. A. Soedjarno
,Donanta Octaviardi
,Noegroho Tjiptorahardjo
,Joachim Sulistyo
,Kamilus Arifin
,Maria Yoke Edna
,Petrus Lazarus
Mardjono
,Hadi Susanto
,Hendrawan Thiodorus
,Yoseph Martahan Sitorus
,George Pangemanan
,Ferry Kodrat
,Gunawan Gunarso
,Didik Wiryawan
AP
,Floribertus Rismantoro
,Gregorius Suyanto
Utomo
Minggu, 12 Juli, pukul 17.00
Koor dan Tatib: St. BartolomeusLektor: Ag. Supratikno / Maria Magdalena Yuniati
Putra/i Altar:Theodorus Albert Winata
,Patricia
Quina Gita Naviri
,Albertus Alexander Goenawan
,Benigno Areli Siswoko
,Christopher Satrio
Binatoro
,Benedicto Siswoko
,Adrian Alfa
Sebastian Kullit
,Elisabeth Anggitasari Hartawan
,Maria Lilian Dharmautama
,Laurentius Melvin
Pratama
Prodiakon:
Agung Wahyu Wibowo
,Felicianus
Purnawan Solihin
,Fransiskus P. Narendra
,Heribertus Darno
,Agus Munandar
,Esther
Meinelsa Manurung
,Heru Santosa
,Georgino
Godong
,Temmy Royani
,Yohannes Pudjiastoto
Minggu, 19 Juli, pukul 17.00
Koor dan Tatib: OMKLektor: Ellya Siswoko / Theresia Michelle
Alessandra
Putra/i Altar:
Fransciscus Xaverio A. Nugroho
,Alleandra Luwina Nugroho
,Maria Lilian
Dharmautama
,Gabriel randall W
,Agata Anjani
Cita Permata Kusuma
,Maria Fransiska Chelsea
Novelia Prodigma Gunawan
,Laurentius Melvin
Pratama
,Maria Kiara Anindita
,Catarina Jennifer
Juwana
,Thomas Aldi Adi Saputro
Prodiakon:
Joannes Suharno
,Lucas Hanifa
Natahusada
,Yadi Djuhandi
,Ping Julianto Widjaja
,Willem Dagi
,Yuliana Yelly
,Agnes A. Sayan
Rampisela
,Albertus Sugianto Supriadi
,Wahid
Gunawan
,Saras Damai Susetyo
PENGUMUMAN
1. Pendaftaran Calon Putra Putri Altar (PPA) baru SanMaRe mulai tanggal 31 Mei s/d 19 Juli 2015, pendaftaran di meja depan aula setiap hari Minggu setelah misa kedua.
Dibutuhkan segera Dokter Umum untuk ditempatkan di Klinik Alergi dan Umum di Bintaro Jaya Sektor 7. Bisa full time / part time. Hub. Elisa 021-2951 1793 / 0812 81128761 atau kirim CV ke Elensi Healthcare. Ruko Kebayoran Arcade 2 (lantai 2) Blok B 3 No. 53 Bintaro Jaya Sektor 7 Tangerang Selatan.
IKLAN BARIS – Wahana bagi umat yang ingin mengiklankan informasi lowongan pekerjaan atau mencari pekerjaan.
Materi iklan diserahkan ke sekretariat paroki setiap hari kerja atau email ke: sekretariat@parokisanmare.or.id