• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budidaya Lele Di Kolam Terpal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Budidaya Lele Di Kolam Terpal"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Kebutuhan akan protein hewani semakin lama semakin berkembang, baik secara Kebutuhan akan protein hewani semakin lama semakin berkembang, baik secara jenis maupun

jenis maupun jumlahnya. Ikan lele jumlahnya. Ikan lele merupakan salah satu merupakan salah satu sumber protein hewani sumber protein hewani yangyang digemari oleh masyarakat luas, sehingga diperlukan teknik pembudidayaan yang semakin digemari oleh masyarakat luas, sehingga diperlukan teknik pembudidayaan yang semakin intensif, antara lain budidaya ikan tersebut dengan media kolam terpal. Dengan budidaya intensif, antara lain budidaya ikan tersebut dengan media kolam terpal. Dengan budidaya dikolam terpal diperoleh berbagai keuntungan antara lain adalah :

dikolam terpal diperoleh berbagai keuntungan antara lain adalah : a.

a. Pengelolaan kolam yang lebih mudah, baik dalam pengendalian kualitas air, pakanPengelolaan kolam yang lebih mudah, baik dalam pengendalian kualitas air, pakan serta pengelolaaan dasar kolam, karena ukuran yang relative lebih kecil, sehingga serta pengelolaaan dasar kolam, karena ukuran yang relative lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan kondisi kolam yang optimal dan lebih akan lebih mudah untuk mendapatkan kondisi kolam yang optimal dan lebih menjanjikan dalam hal perolehan keuntungan.

menjanjikan dalam hal perolehan keuntungan. b.

b. Lebih fleksibel, dimana penggunaannya dapat di integrasikan dengan kegiatan lain,Lebih fleksibel, dimana penggunaannya dapat di integrasikan dengan kegiatan lain, seperti peternakan, pertanian maupun perkebunan dan juga dapat ditempatkan seperti peternakan, pertanian maupun perkebunan dan juga dapat ditempatkan disekitar rumah/pekarangan.

disekitar rumah/pekarangan. c.

c. Efesiensi pengunaan air, mengingat untuk budidaya lele sistim terpal kita hanya perluEfesiensi pengunaan air, mengingat untuk budidaya lele sistim terpal kita hanya perlu mengisi air pada awal dan penambahan air dapat juga disesuaikan dengan kondisi, mengisi air pada awal dan penambahan air dapat juga disesuaikan dengan kondisi, misalnya air dalam kolam terpal berkurang. Dengan demikian sebagai pembudidaya misalnya air dalam kolam terpal berkurang. Dengan demikian sebagai pembudidaya ikan lele tidak akan menjadi penyaing dalam pengambilan air irigasi.

ikan lele tidak akan menjadi penyaing dalam pengambilan air irigasi. d.

d. Dapat dibuat dan ditempatkan pada kondisi lahan yang poros/sulit air irigasiDapat dibuat dan ditempatkan pada kondisi lahan yang poros/sulit air irigasi e.

e. Air media budidaya tidak merembes keluar areal, sehingga akan mengirit penggunaanAir media budidaya tidak merembes keluar areal, sehingga akan mengirit penggunaan air bahkan air bekas pemeliharaan sebelumnya hampir setengah bagian dapat juga air bahkan air bekas pemeliharaan sebelumnya hampir setengah bagian dapat juga digunakan lagi untuk pemeliharaan selanjutnya.

digunakan lagi untuk pemeliharaan selanjutnya. f.

f. Biaya pembuatannya lebih murah daripada membuat kolam beton/permanen atauBiaya pembuatannya lebih murah daripada membuat kolam beton/permanen atau semi permanen.

semi permanen. g.

g. Jangka waktu ekonomis kolam terpal dapat mencapai 3 (tiga) tahun atau 4 kali siklusJangka waktu ekonomis kolam terpal dapat mencapai 3 (tiga) tahun atau 4 kali siklus produksi.

produksi. h.

h. Mudah cara merakit/membuat kolam sistem terpal.Mudah cara merakit/membuat kolam sistem terpal. i.

i. Kualitas ikan yang lebih baik, karena dengan pengolahan air kolam yang baik akanKualitas ikan yang lebih baik, karena dengan pengolahan air kolam yang baik akan menghasilkan ikan yang bebas bau lumpur.

menghasilkan ikan yang bebas bau lumpur. j.

j. Air limbah hasil penyiponan dasar kolam dapat dijadikan pupuk, karena merupakanAir limbah hasil penyiponan dasar kolam dapat dijadikan pupuk, karena merupakan hasil endapan sisa kotoran ikan dan sisa pakan yang tidak terserap oleh ikan.

hasil endapan sisa kotoran ikan dan sisa pakan yang tidak terserap oleh ikan.

1.2

1.2 Perumusan Perumusan MasalahMasalah

Bagaimana cara membudidayakan ikan lele di kolam terpal ? Bagaimana cara membudidayakan ikan lele di kolam terpal ? 1.3 Ringkasan

1.3 Ringkasan

Memelihara lele dumbo dikolam tanah atau kolam beton mungkis sudah banyak Memelihara lele dumbo dikolam tanah atau kolam beton mungkis sudah banyak dilakukan orang. Namun, Bagaimana jika memelihara lele dumbo dikolam terpal ? ya, kolam dilakukan orang. Namun, Bagaimana jika memelihara lele dumbo dikolam terpal ? ya, kolam

(2)

terpal sebuah inovasi baru pembudidayaan ikan secara intensif ini juga di aplikasikan untuk memelihara lele dumbo. Anda tidak perlu menggali atau menembok tanah untuk membuat kolam, tetapi cukup dengan membuat kerangka dari kayu, lalu menutupnya dengan plastik atau terpal, alhasil kolam sudah bisa digunakan.

Selain itu, lele yang berasal dari kolam terpal terbukti tidak berbau lumpur. Hal ini yang menyebabkan lele dari kolam terpal lebih disukai p edagang maupun konsumen.

Bahan bahan yang diperlukan dalam membuat kolam terpal adalah : a. Plastik terpal

b. Kerangka kolam dari kayu atau bambu c. Papan kayu

d. Paralon e. Paku

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui proses budidaya ikan lele di kolam terpal dan untuk menambah pengetahuan baru bagi para pelaku usaha perikanan .

1.5 Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengumpulan data dari berbagai referensi baik buku maupun browsing di internet.

(3)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Karakteristik Lele Dumbo  A. Ciri Morfologi

Lele dumbo termasuk salah satu ikan yang memiliki kulit berlendir, tetepi tidak berisik. Jika terkena sinar, warnanya berubah menjadi pucat, dan bila terkejut, warnanya menjadi loreng seperti mozaik hitam – putih. Ukuran mulut lele dumbo sekitar seperempat dari panjang total tubuhnya. Disekitar mulut terdapat empat pasang kumis yang berfungsi sebagai alat peraba.

Dibagian tubuhnya dilengkapi dengan sirip tunggal dan sirip berpasangan. Sirip tunggal berupa sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur yang berfungsi sebagai alat Bantu berenang. Sementara sirip yang berpasangan adalah sirip dada dan sirip perut. Sirip dada juga dilengkapi dengan sirip yang keras dan runcing, biasa orang menyebutnya dengan patil. Patil ini berguna sebagai senjata dan alat bantu bergerak.

Menurut beberapa informasi dan data yang dirangkum, lele dumbo berasal dari hasil persilangan antara lele lokal yang berasal dari Afrika dengan lele lokal yang berasal dari Taiwan. Lele dumbo pertama kali didatangkan ke Indonesia oleh perusahaan swasta sekitar tahun 1986, selanjutnya berkembang hampir keseluruh Indonesia.

Klasifikasi Lele Dumbo Ordo : Ostariophysi Subordo : Silaroidae Famili : Clariidae Genus : Clarias

Spesies : Clarias Geriepenus

B. Syarat Hidup

Lele dumbo dilengkapi dengan organ arborescent  atau insang tambahan yang dikenal dengan sebutan labyrinth. Itu sebabnya ikan ini dapat hidup didalam lumpur, di air yang tidak mengalir, dan di air yang mengandung sedikit oksigen. Bahkan, lele mampu hidup tanpa iar dalam beberapa jam asalkan udara disekitarnya cukup lembab.

Suhu perairan yang ideal untuk lele dumbo berkisar 20 – 30 C, atau tepatnya 27 C dengan tingkat keasaman tanah (pH) 6,5 –  8. Umumnya, lele dumbo dapat hidup diperairan yang mengandung karbondioksida ( CO ) 15 ppm ( milligram per liter ), NH , sebesar 0,05 ppm, NO , sebesar 250 ppm, dan oksigen minimum 3 ppm.

(4)

C. Kebiasaan Hidup

Di habitatnya, lele dumbo akan memijah pada awal musim penghujan. Rangsangan untuk memijah dimulai apabila kedalaman air di suatu perairan meningkat. Selanjutnya, gerombolan lele dumbo janta dan betina yang telah matang kelamin akan memijah. Awalnya, si betina meletakkan telur – telurnya di pinggiran perairan. Pada saat bersamaan, si jantan juga akan menyemprotkan spermanya pada telur telur tersebut.

Telur– telur yang telah dibenahi nantinya akan menempel pada bebatuan atau tanaman air yang ada di perairan pinggiran. Beberapa hari kemudian telur – telur tersebut akan menetas dengan sendirinya. Biasanya tidak banyak telur yang berhasil menetas. Hal tersebut dikarenakan sebagian benih yang baru menetas mati akibat tidak tahan dengan kondisi lingkungan. Sebagian lagi dimangsa oleh predator –  predator yang hidup di perairan tersebut.

2.2 Mengenal Kolam Terpal

Kolam terpal adalah kolam yang keseluruhan bentuknya, dari bagian dasar hingga sisi dindingnya, terbuat dari bahan terpal. Selain berbentuk seperti kolam tanah atau kolam tembok, kolam terpal juga bisa berbentuk bak, tetapi dikosongkan dengan kerangka yang terbuat dari kayu atau besi.

 A. JENIS JENIS KOLAM TERPAL

Berdasarkan penetapannya kolam terpal terdiri dari atas 3 jenis, yakni kolam terpal diatas permukaan tanah, kolam terpal dibawah permukaan tanah, serta kolam atau bak beton atau tanah yang berlapis terpal.

a. Kolam Terpal di atas Permukaan Tanah

Kolam terpal di permukaan tanah dibangun untuk dimanfaatkan perkarangan yang ada agar lebih produktif. Kolam terpal jenis ini lebih cocok dibangun di lahan miskin air, struktur tanah relatif datar, tetapi luasnya mencukupi.

b. Kolam Terpal dibawah Permukaan Tanah

Tujuan kolam terpal yang dibangun dibawah permukaan tanah adalah untuk menghemat air agar tidak merembes didalam tanah, terutama jika tanah tersebut termasuk jenis tanah yang porous. Selain itu, penggunaan kolam terpal jenis juga dapat mencegah serangan hama, terutama hama ikan kecil.

c. Kolam atau bak Beton Berlapis Terpal

Fungsi terpal pada kolam ini adalah mencegah air agar tidak merembes ke pinggiran, menghindari serangan dan gangguan hama benih, serta memberdayakan

(5)

produkivitas kolam. Penggunaan terpal pada kolam beton hanya bersifat sementra. Misalnya, terpal dipasang untuk memelihara benih berumur 25 hari hingga ukurannya kira-kira tidak mungkin lagi dimangsa predator berupa kodok dan belut biasanya, setelah 45 hari digunakan, terpal sudah tidak digunakan dalam bak beton tersebut.

2.3 Bahan Bahan Untuk Membuat Kolam Terpal a. Plastik Terpal

Jenis terpal yang bisa digunakan untuk membuat kolam terpal adalah terpal untuk tutup atap tenda, terpal untuk penutup barang diatas mobil, atau plastik yang sering dipakai oleh petani untuk menjemur padi. Intinya, plastik atau terpal tersebut memiliki ketebalan yang memadai dan mampu menahan tekanan air.

Ukuran plastik terpal bermacam – macam tergantung jenisnya. Ada yang berukuran kecil 4x6 m, dan ada juga yang lebih besar, seperti ukuran 8x6 m. bahkan pada saat ini telah tersedia plastik terpal yang telah berbentuk kolam, tinggal memasang pada krangka kolam.

b. Kerangka Kolam dari Kayu atau Bambu

Bahan yang digunakan untuk membuat kerangka dan tiang bak adalah kayu, baik kayu yang masih bulat maupun kayu yang telah diolah dan besi. Namun, harga besi jauh lebis mahal dibandingkan dengan kayu.

Jenis kayu yang digunakan untuk kerangka kolam bias kayu apa saja, dari kayu yang berkualitas bagus seperti kayu meranti dan borneo, sampai kayu berharga murah seperti  jeunjing ( albasia ) atau kayu press dari bulir gergaji. Bahkan, banyak pembudidayaan yang menggunakan bambu. Kayu dan bambu yang akan digunakan sebaiknya berbentuk lurus tidak berbengkok, sehingga lebih mudah digunakan.

GaGa Gambar 1. Kerangka Kolam Terpal

c. Dinding dan Dasar Kolam 1. Papan

(6)

Salah satu bahan dasar yang digunakan untuk dinding bak adalah papan. Dinding papan ini diperlukan sebagai penahan terpal. Kebutuhan papan untuk kolam terpal hingga pemasaran paling banyak empat tingkat. Jika lebar papan 20 cm, papan bias digunakan diatas sebanyak 4 buah. Namun, jika modal dibatas atau papan susah diperoleh, dapat diganti dengan bambu.

2. Bambu

Selain digunakan untuk dinding, bambu juga bias digunakan sebagai tiang atau reng untuk memasang atap jika diperlukan. Umumnya, hampir semua jenis bambu bias digunakan utuk keperluan ini. Namun, yang paling baik dan sangat disarankan adalah jenis bambu betung yang memiliki struktur tebal.

3. Seng Bekas atau Asbes

Alternatif lain untuk bahan dinding kolam dapat menggunakan seng bekas atau asbes. Seng atau asbes sebagai dinding dipasang secar vertikal. Caranya, seng atau asbes dipotong sesuai ketinggian kolam terpal yang dibutuhkan, misalnya 60 cm. Pemasangan harus dilakukan hati – hati agar tidak ada tonjolan atau bagian tajam yang bias membocorkan terpal.

d. Paralon

Paralon sebagai bahan pendukung mutlak diperlukan. Paralon berfungsi untuk menjaga ketinggian air dan memudahkan saat pengeringan air kolam. Ukuran paralon yang digunakan sangat tergantung dari ukuran kolam. Untuk ukuran kolam 4 x 6 m, dapat menggunakan paralon yang berdiameter 4 inci. Sementara itu, jika kolam terpal yang dibangun berukura lebih kecil, paralon yang digunakan pun lebih kecil, yakni berdiameter 2 atau 3 inci. Paralon sebaiknya dilengkapi dengan sambungan bengkoknya ( Knee ).

e. Pagar Kolam

Bahan yang bisa digunakan membudidaya untuk pagar kolam adalah waring. Waring berfungsi sebagai protection ( memberikan perlindungan ) agar kolam terpal tidak terganggu hama atau binatang peliharaan seperti ayam atau kucing. Waring juga bias dimanfaat sebagai penghalang masuknya sinar matahari berlebih kedalam kolam.

Seperti kita ketahui, kondisi kolam yang terlalu panas dapat menaikkan suhu air dan menumbukkan lumut. Selain waring, jarring dari  polyethylene (PE ) bekas atau plastik UV juga bisa digunakan untuk pagar kolam. Plastik juga bisa digunakan sebagai atp untuk menahan air hujan yang deras.

Ada beberapa faktor, yang harus dipertimbangkan dalam menempatkan kolam atau bak plastik. Misalnya, jarak antara satu bak dengan bak lain harus diberi ruang.

(7)

Tujuannya untuk memudahkan aktivitas kita ketika memberi makan, mengontrol, atau melakukan penyiphonan. Selain itu, bak juga harus di tata rapi dan sejajar pada satu arah agar pemasangan instalasi aerator, instalasi air, dan instalasi listrik mudah dilakukan.

Gambar 2. Bentuk Kolam Terpal

2.4 Cara Membuat Kolam Terpal

a. Persiapkan lahan yang akan digunakan. Setelah itu, bersihkan dari benda - benda yang dianggap menganggu.

b. Jika ingin membuat kolam berukuran panjang 6 meter dan lebar 4 meter, gali tanah sedalam 50 cm, lalu rapikan tanah galiannya hingga bisa di jadikan sebagai pematang.

c. Buat tanggul penahan curahan air di tanah yang paling tinggi agar ketika hujan deras lahan terbebas dari banjir.

d. Jika kolam telah terbentuk, atau dasar tanggul agar sama dengan dasar kolam. Funsinya untuk memudahkan peneringan dan penangkapan lele.

e. Letakkan paralon yang dipasang horizontal untuk pembuangan air. f. Buat kubangan penampug benih.

g. Siapkan terpal berukuran 8 x 6 m yang telah di press.

h. Pasang terpal hingga merapat ketepi. Sementara itu, di bagian sudut dapat dilipat agar rapi.

i. Bagian diatas terpal bisa dijepit, dihimpit, atau ditimbun dengan tanah pematang agar tidak terkulai.

j. Robek terpal di bagian paralon pembuangan air dengan cara mengguntingnya berbentuk bintang agar paralon dapat di pasang knee.

k. Lakukan pengisian air hingga kedalaman 30 cm.

l. Pastikan tidak ada kebocoran pada terpal, sehingga volume genangan air tetap utuh. Jika ada yang bocor, segera benahi dengan lakukan penambalan.

(8)

2.5 Peralatan Pendukung Budi Daya

Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk menjaga ketersediaan air dan memelihara kualitas air di dalam kolam sebagai berikut.

 A. Peralatan Pendukung Kolam a. Pompa

Pompa diperlukan apabila dilokasi budi daya tidak ada air dari irigasi yang bisa di alirkan ke areal kolam terpal. Pompa yang di gunakan adalah pompa listrik. Jika tidak ada, bisa juga menggunakan pompa isap dengan penggerak motor berbahan bakar bensin atau solar. Fungsinya untuk menyedot air, maupun sungai, untuk di alirkan kekolam terpal. Umumnya, banyak di jual di pasar dengan kapasitas 42 liter/menit.

Untuk kolam terpal yang jumlahnya sedikit ( sekitar 1 atau 2 kolam ) atau usaha budidaya yang bukan bertujuan komersial, tetapi hanya untuk perluan konsumsi keluarga, keberadaan pompa tidak begitu diperlukan, karna bisa memberatkan biaya oprasional. Air kolam yang di gunakan cukup berasal dari air hujan, air sumur, air sungai yang cara pengisiannya kedalam kolam dilakukan secara manual, yakni manggunakan timba atau ember.

b. Selang atau Paralon

Selang dan paralon dibutuhkan sebagai media penyalur air a pabila lokasi sumber air berada jauh dari kolam. Slang dan paralon yang digunakan adalah jenis biasa yang banyak di jual di toko bangunan dengan diameter minimum 1 inci, atau disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Aerator atau Blower

Peralatan ini hanya digunakan sewaktu   waktu, terutam untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut di dalam air. Pada lele dumbo dewasa atau yang termasuk kateologi pembesaran biasanya tidak terlalu membutuhkan suplai oksigen, karena lele memiliki alat pernafasan tambahan terbentuk bunga karang ( labyrin ) yang mampu menyerap oksigen dari udara bebas. Sementara untuk benih yang di pelihara dengan tingkat kepadatan tinggi, sangat memerlukan suplai oksigen. Demikian juga dengan lele ya ng sedang menetaskan telor.

d. Ember pakan dan timbangan pakan.

2.6 Persiapan Penebaran Benih

A. Mempersiapkan Rencana dan Pencatatan Kegiatan

Dalam menjalankan usaha budi daya lele dumbo di kolam terpal, perencanaan kegiatan merupakan awal pelaksanaan usaha yang harus dilakukan. Setidaknya, semua persiapan budi daya, dari persiapan kolam hingga pangsa pasar ketika panen, telah disusun dalam suatu catatan dan jadwal kegiatan.

(9)

Kesuksesan budi daya lele dumbo di kolam terpal bias dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki peternak. Bagi mereka yang sebelumnya sudah berpengalaman dalam memelihara lele dumbo didalam kolam konvensional, tentunya tidak akan kesulitan dalam melakukan budi daya di kolam terpal. Sebab, kolam terpal memiliki dimensi yang lebih kecil dibandingkan dengan kolam biasa.

Berikut ini beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan sebelum menjalan kan usaha budi daya lele dumbo dikolam terpal.

a. Persiapan Kolam

Usaha kolam terpal yang diletakkan di lahan pekarangan,sebelum budi daya di mulai, terlebih dahulu bersihkan area di sekitarnya. Pastikan juga di sekeliling kolam terbebasdari pohon besar yabg menghambat sinar matahari.

Manfaat lain dari pemangkasan pohon-pohon di sekitar areal pembudidayaan adalah untuk mengurangi jatuhnya daun-daun kering ke dalam kolam, serta mencegah datangnya burung pemangsa ikan tang bias bertengger di pepohonan.

Selain itu, lingkungan pembudidayaan juga harus terbebas dari tumpukan sampah atau rerumputan rimbun yang sering di jadikan tempat persembunyian hama. Pastikan juga terpal terhindar dari benda-benda tajam yang bias menyebabkan terpal sobek.

b. Pengawasan Kolam

Sebelum benih di tebar, pastikan dulu apakah air kolam mengalami penyusutan atau tidak. Jika air menyusut, sebaiknya di periksa penyebabnya. Jika ada terpal yang sobek, segera tambal atau ganti dengan yang baru.

Selain itu, periksa di sekitar kolam apakah ada hama seperti kodok. Jika ada segera tangkap, dan musnahkan. Pasalnya kodok yang masuk kekolam biasanya langsung bertelur. Akibatnya benih kodok(kecebong) bias menjadi pesaing tempat maupun makanan bagi benih lele.

c. Sumber Air

Bagi pembudidayaan lele yang di lakukan di lokasi yang tersediaan airnya terbatas, hal yang perlu diperhatikan adalah cara mendapatkan sumber air di penggantian. Sumber air bias diperoleh dengan cara mengalirkan air memalui saluran irigasi,menyedodnya menggunakna pompa,atau cukup mengadalkan aira hujan yang sudah ditampung sebelumnya.selain sumber ai, masalh lain yang perlu ddiperhatikan adalah air buangan kolampasalnya,aira bunagan kolam yang berasal dari pemeliharanan lele kondisinya tentu sanagt jelek,kotor,dan berbau tidak sedap.Karena itu,penggolahannya harus dilakukan denagan baik.Misalnya,ketika membuang air,harus dipkirkan caranya agar air tidak melewati pekarangan rumah tetangga,apalagi membasahi halamannya.Kalau perlu,dibuat saluran khusus agar air pembuangn tidak meluber ketempat lain.idealnya, air kolam diganti setiap lima belas hari sekali.

(10)

Suhu merupakan salah satu prameter penting yang perlu diperatikan pada saat penebaran. Pastikan suhu air dalam kolam 27 C. Jika suhu lebih diingin atau lebih panas, segera lakukan penyesuaian. Suhu air lebih dingin umumnya disebabkan oleh lokasi kolam yang tertutup perpohonan rimbun. Selain itu, kedalaman air juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya suhu.

Untuk menghangatkan suhu air, beri plastik penutup dinding atau atap kolam. Kalau perlu, pasang lampu bohlam berdaya 40 60 watt untuk menghangatkan air layaknya hatchery. Sedangkan jika suhu pada siang hari terlalu panas, segera dilakukan pendinginan. Caranya pasang peneduh dari pelepah daun kelapa diatas kolam. Hasilnya pun signifikan, suhu air didalam di dalam kolam menjadi normal kembali. Alat yang bias digunakan untuk mengukur suhu kolam adalah thermometer.

2.7 Pelaksanaan Budidaya di Kolam Terpal

Untuk mendapatkan lele yang berkualitas dan hasil yang memuaskan maka kondisi kolam harus disesuaikan dengan habitat yang disukai lele. Oleh karena itu, kolam terpal yang telah dibuat harus disesuaikan terlebih dahulu. Bibit lele yang baru dibeli juga harus diadaptasikan dan diberi perlakuan sebelum dimasukkan ke dalam kolam.

a. Penebaran Benih

Untuk pengkajian budidaya lele dalam terpal, kita tidak menggunakan media Lumpur, dalam hal ini kita langsung memasukan air dari sumber kedalam bak terpal, dengan urutan sebagai berikut :

1. Kedalaman air yang digunakan 25 cm - 50 cm ( tinggi/selisih antara permukaan air dan terpal minimal 20 cm). dengan adanya selisih jarak tersebut diharapkan lele tidak meloncat keluar kolam. Setelah air penuh, kemudian diberikan garam dapur 25 gr/m3 air dan air perasan kunyit.

2. Bila perlu diberi pupuk kandang awal dilakukan 2 minggu sebelum tebar dengan dosis pupuk kandang yang diberikan yaitu dengan dosis 500 - 700 gr/m2  atau

dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, SP 36 20 gram/m2 dan ammonium nitrat

15 gram/m2.

3. Untuk tahap awal dan mempertahankan kualitas air, perlu diberikan probiotik 10 ml/m3 air dengan tujuan untuk mempercepat penguraian bahan organik dan juga

diberikan garam ikan sebanyak 2 kg/bak dengan tujuan sterilisasi dan membunuh bibit penyakit yang ada dalam air.

4. Untuk pupuk kandang sebaiknya diberikan dengan cara digantung menggunakan karung atau jaring yang bertujuan agar hanya sari-sari pupuk saja yang keluar, sedangkan ampasnya tidak ikut keluar, dimana ampas pupuk dapat juga mengotori kolam yang pada gilirannya nanti dapat menjadi media penyebaran penyakit.

(11)

5. Kolam terpal siap untuk digunakan setelah 3 - 5 hari proses pemupukan dan persiapan lainnya, dimana pada saat itu plankton didalam air diharapkan sudah tumbuh. Makanan alamiah yang berupa zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air. Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).

6. Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.

7. Selanjutnya disiapkan bibit ukuran 7 - 8 cm dengan padat tebar maksimal 100 ekor/m2. Pemeliharaan dalam kolam terpal, sebaiknya tidak menggunakan bibit

yang berukuran kecil agar tidak terjadi banyak kematian. Pemakaian bibit berukuran lebih besar akan lebih baik dan waktu pemeliharaan lebih cepat (misalnya 2,5 bulan sudah mencapai ukuran layak dikonsumsi). Bibit yang baru dibeli (baru tiba) jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam. Bibit yang ada dalam bungkusan kantong plastik tersebut harus dituangkan bersama airnya ke dalam ember. Kemudian setiap satu jam ditambahkan air dari kolam ke dalam ember tersebut. Penambahan air tersebut dilakukan hingga 3 kali. Tujuannya, agar bibit lele dapat beradaptasi dengan suhu air dalam kolam.

8. Setelah itu, bibit yang telah diadaptasikan tersebut dimasukkan ke dalam kolam terpal. Pemberian pakan berupa pelet yang telah dihaluskan dapat diberikan setelah beberapa jam kemudian setelah ikan menyebar diseluruh bagian kolam.

Gambar 3. Tehnik Penebaran Benih

b. Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein berkisar antara 26-28 %. Pemberian pakan ini dilakukan secara berkala dengan dosis 3-5 % dari bobot total ikan dan frekuensi pemberiannya sebanyak tiga kali sehari (pagi, siang dan sore).

Pemberian pakan buatan (pelet) diberikan sejak benih berumur 2 minggu yaitu pakan berupa bentuk serbuk halus. Penghalusan butiran lebih praktis dengan menggunakan alat blender atau dengan cara digerus/ ditumbuk. Kemudian setelah itu berangsur-angsur

(12)

gunakan pelet diameter 1milimeter barulah kemudian beralih ke pelet ukuran 2 milimeter (sesuai dengan umur ikan lele). Hal ini dimaksudkan agar pelet dapat dicerna lebih baik dan lebih merata oleh seluruh ikan sehingga meminimalisir terjadinya variasi ukuran ikan lele selama pertumbuhannya.

Kebutuhan pakan lele setiap ekor per hari adalah seberat 3 % dari berat badannya. Berat badan lele pada usia 65 hari adalah 120 - 125 g. Dengan demikian, dalam satu kilogram akan berisi 7 - 8 ekor lele.

Dengan tingakat Konversi pakan 0,85 : 1, maka pakan yang dibutuhkan selama masa pemeliharaan satu periode tanam (65 hari) dan tingkat mortalitas sebesar 10 % adalah 344,25 kg.

Sebagai alternatif untuk mencukupi kebutuhan pakan lele, sebaiknya diberikan pakan substitusi seperti dedak halus, limbah dapur, rayap, keong mas (siput murbei) bahkan bangkai ayam.

Jika di lingkungan sekitar terdapat sawah yang dipenuhi oleh keong mas maka hama tanaman padi tersebut dapat dimanfaatkan untuk pakan substitusi, sedangkan pakan substitusi seperti limbah dapur dapat diperoleh dari warung-warung nasi atau restoran. Untuk mengumpulkan limbah tersebut, sebaiknya disediakan tempat (ember) limbah yang dapat diambil setiap waktu. Demikian pula, jika di lingkungan sekitar terdapat peternakan ayam. Ayam-ayam yang mati dapat digunakan untuk pakan lele. Pakan substitusi ini mulai diberikan pada saat lele berusia satu bulan. Bangkai ayam yang digunakan untuk pakan harus masih segar (belum berbau busuk). Kemudian, bangkai tersebut dibakar hingga bulu-bulunya habis. Selanjutnya, badan ayam diikat dengan tali dan dimasukkan ke dalam kolam setelah daging ayam dingin. Ujung atas tali diikatkan pada tiang dinding kolam atau pada bambu/kayu yang dipalangkan di bagian atas lebar kolam. Hal ini bertujuan agar tulang-tulang ayam mudah diambil dan tidak bertebaran di sekeliling dasar kolam.

Pakan dari keong mas diberikan dengan cara mencacahnya terlebih dahulu. Setelah dicacah, keong mas dimasukkan ke dalam ember dan direndam beberapa saat dengan air mendidih. Setelah itu, air di dalam ember dibiarkan hingga menjadi dingin kemudian dimasukkan ke dalam kolam sesuai dengan kebutuhan.

(13)

Gambar 4. Pemberian Pakan Ikan Lele

c. Pemeliharaan

Pemeliharaan lele di kolam terpal pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan di kolam lainnya. Beberapa perawatan lele yang perlu diperhatikan dalam kolam terpal adalah sebagai berikut.

1. Penambahan air dalam kolam Terpal

Bila air dalam kolam terpal berkurang karena proses penguapan maka tambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Penambahan air dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu, misalnya satu minggu sekali. Panambahan air dilakukan apabila ketinggian air dalam bak terpal berkurang/kurang dari ketinggian yang diharapkan (dalam setiap penambahan, air perlu ditambah setinggi 10 - 15 cm sehingga kualitas air tetap terjaga). Jika air didalam kolam berkurang perlu ditambahkan hingga ketinggian normal kembali

2. Tanaman pelindung dalam kolam

Tanaman pelindung di dalam kolam berfungsi untuk melindungi lele dari terik sinar matahari dan juga sebagai makanan tambahan bagi lele. Selain itu, tanaman juga dapat mengisap kotoran di dalam air.

Jenis tanaman pelindung/tanaman air yang biasa digunakan yaitu kapu-kapu dan enceng gondok. Dalam satu kolam cukup dipilih salah satu tanaman tersebut. Jumlah tanaman di dalam kolam dibatasi hingga sepertiga bagian dari luas permukaan air kolam. Pertumbuhan akar eceng gondok pun harus dibatasi dan harus dikurangi secara berkala. Untuk membatasi pertumbuhannya yaitu dengan memberi pembatas berupa bambu yang diapungkan dan diberi tali serta bandul batu pada kedua ujungnya. Cara ini dilakukan selain tanaman tampak rapi juga agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kolam. Cahaya matahari dibutuhkan dalam proses pertumbuhan lele. Tanaman air di dalam kolam berfungsi untuk melindungi l ele dari terik sinar matahari dan makanan tambahan

(14)

d. Panen

Lele dipanen pada umur 65 hari, waktu panen diusahakan pada pagi atau sore hari yaitu pada waktu cuaca tidak panas dan suhu stabil (tidak begitu tinggi). Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 100 gram/ekor.

Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring. Setelah dipanen, biarlah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1- 2 jam (untuk pengangkutan jarak dekat) dan diberok selama semalam (untuk pengangkutan jarak jauh) dengan tujuan agar feses atau kotoran ikan keluar sehingga dapat lele tidak stress dan dapat mutu dan kualitas dapat dipertahankan.

e. Pengangkutan dan Pemasaran

Setelah dipanen, sebaiknya lele langsung dipasarkan dalam keadaan hidup (segar). Adapun cara pengangkutan yang dapat digunakan adalah dengan system terbuka dan tertutup. Kalo menggunakan sistem terbuka sebaiknya menggunakan alat berupa tong/drum/bak. Untuk menguragi kematian selama perjalanan akibat perubahan suhu yang signifikan maka pada wadah tong/bak ditambahkan bongkahan es yang dibungkus plastik. Cara pengangkutan ini dapat dilakukan apabila jarak angkut cukup dekat atau waktu pengangkutan tidak lebih dari 4 jam.

Kalau menggunakan sistim tertutup, maka harus disediakan oksigen dalam jumlah yang cukup. Caranya siapkan kantong plastik, berikan air ¼ bagian dari kantong, isikan lele sebanyak 2-3 kg/kantong, berikan oksigen 2/3 bagian dari kantong. Pengangkutan sistim ini dilakukan apabila jarak angkut lebih dari 5 jam.

(15)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari hasil karya tulis ini dapat disimpulkan, bahwa pembudidayaan lele dumbo dikolam terpal banyak mendapatkan keuntungan yaitu :

a. Cara praktis dengan tingkat keberhasilan tinggi b. Solusi untuk kawasan kritis dan miskin air c. Keuntungan teknis dan financial

d. Lebih disukai karena tidak berbau Lumpur 3.2 Saran

Penulis menyarankan untuk dapat lebih dikembangkan lagi budidaya lele dengan kolam terpal, mengingat begitu banyak keuntungan dari sisterm budidaya ini, dan juga kepada pihak terkait, agar lebih dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994. Budi Daya Ikan Lele Dumbo di Kolam Terpal . Bandung: PT AgroMedia Pustaka Amri. 2002. Intensifikasi Budi Daya Lele Dumbo. Jakarta: Balai Pustaka

Daelami. 2001. Agar Ikan Sehat . Jakarta: Kawan Pustaka

Khairuman. 1992. Pedoman Teknik Pembenihan Ikan Lele . Jakarta: Kawan Pustaka Rahmatun. 1998. Budi Daya Ikan Lele. Jakarta: Balai Pustaka

Sihombing, Toguan. 1997. Informasi Teknis Budi Daya Ikan Lele . Jakarta: PT AgroMedia Pustaka

Sudenda. 2000. Teknik Budi Daya Ikan Lele. Subang: PT AgroMedia Pustaka Suprayitno. 1991. Kultur Makanan Alami. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka Website

Gambar

Gambar 2. Bentuk Kolam Terpal
Gambar 3. Tehnik Penebaran Benih
Gambar 4. Pemberian Pakan Ikan Lele
Gambar 5. Ikan Lele Siap Kosumsi

Referensi

Dokumen terkait

lebih besar dari pada , sehingga kita dapat meyakini bahwa akan terjadi sebuah gempa bumi di kota Zadia pada suatu saat dalam 20 tahun ke depan. Peluang terjadinya

LABORATORIUM KOMPUTER I DAN II STMIK EL RAHMA

Hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa (X2) self efficacy berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT PLN (Persero) Area Manado, dengan

Abortus provocatus karena kegagalan alat kontrasepsi di masa yang akan datang dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pengaturan aborsi di beberapa KUHP asing sebagai bahan

Beberapa hal penting hasil telaah adalah: (1) olahraga dan pariwisata telah memiliki kekuatan yuridis yang sangat kuat, namun wujud implementasi kebijakannya masih dalam

Batik tulis dikerjakan dengan menggunakan canting, yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat menampung cairan malam (lilin

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang

Adapun metode penulisan serta pengumpulan data yang dilaksanakan sebagai berikut, Wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan keterangan data yang berkaitan dengan bangunan Tabut,