• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI PERAN USP KUD SUBUR DAN BMT NUR RAHMAH DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI KECAMATAN SEMIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KOMPARASI PERAN USP KUD SUBUR DAN BMT NUR RAHMAH DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI KECAMATAN SEMIN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI PERAN USP KUD SUBUR DAN BMT NUR RAHMAH

DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI KECAMATAN SEMIN

A COMAPARATIVE STUDY OF THE ROLES OF USP KUD SUBUR AND BMT NUR RAHMAH IN DEVELOPING MSMEs IN SEMIN DISTRICT

Oleh: retno parwati

fakultas ekonomi universitas negeri yogyakarta retno.parwati26@gmail.com

Pembimbing: Prof. Dr. Sukidjo, M.Pd

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: perbedaan peran pengawasan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah di Kecamatan Semin; perbedaan peran pembinaan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah di Kecamatan Semin; dan perbedaan dampak peran USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dalam pengembangan UMKM dilihat dari segi omset, laba, dan jumlah konsumen di Kecamatan Semin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah peran pengawasan, peran pembinaan, dan pengembangan UMKM. Populasi penelitian ini adalah anggota KUD Subur yang mengambil pembiayaan dari USP KUD Subur sebanyak 974 anggota dan anggota BMT Nur Rahmah yang mengambil pembiayaan dari BMT Nur Rahmah sebanyak 550 anggota. Sampel dalam penelitian ini adalah 120 UMKM yang diambil dengan menggunakan teknik Cluster Quota Random Sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah Independent t-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peran pengawasan pembiayaan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP UD Subur dan BMT Nur Rahmah; tidak terdapat perbedaan peran pembinaan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah; dan tidak terdapat perbedaan dampak peran USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dalam pengembangan UMKM dilihat dari segi omset, laba, dan jumlah konsumen.

Kata kunci: Peran Pengawasan, Peran Pembinaan, Pengembangan UMKM

Abstract

This study aims to investigate: the difference of the role of control on Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) receiving funding between USP KUD Subur and BMT Nur Rahmah in Semin District, the difference of the role of guidance on MSMEs receiving funding between USP KUD Subur and BMT Nur Rahmah in Semin District, and the difference of the roles USP KUD Subur and BMT Nur Rahmah in the development of MSMEs in terms of the turnover, profit, and number of consumers in Semin District. This was a descriptive study using the quantitative approach. The research variables were the role of control, role of guidance, and development of MSMEs. The research population comprised members of KUD Subur getting funding from USP KUD Subur with a total of 974 members and members of BMT Nur Rahmah getting funding from BMT Nur Rahmah with a total of 550 members. The research sample consisted of 120 MSMEs selected by means of the Cluster Quota Random Sampling technique. The data in the study were collected by a questionnaire and documentation. The data analysis technique was the independent t-test. The results of the study showed that there is a difference in the role of control on the funding between MSMEs receiving funding from USP UD Subur and those receiving funding from BMT Nur Rahmah, there is no difference in the role of guidance between MSMEs receiving funding from USP UD Subur and those receiving funding from BMT Nur Rahmah, and there is no difference in the role impact between USP KUD Subur and BMT Nur Rahmah in the development MSMEs in terms of turnover, profit, and number or consumers.

(2)

Keywords: Role of Control, Role of Guidance, Development of MSMEs

PENDAHULUAN

Posisi pelaku sektor ekonomi telah berubah sejak terjadi krisis pada tahun 1998. Bahan baku impor yang meningkat drastis dan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus menurun mengakibatkan banyak usaha besar gulung tikar. Tingkat bunga bank yang tinggi menyebabkan banyak perusahaan yang tidak mampu melanjutkan usahanya lagi. Namun kondisi yang berlainan terjadi pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ketahanan UMKM ini terjadi karena kemampuan UMKM untuk memproduksi barang dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, permodalan UMKM tidak didapat dari bank, UMKM mempunyai modal terbatas dan pasar bersaing yang berdampak UMKM mempunyai spesialisasi produksi yang ketat, dan reformasi menghapuskan hambatan-hambatan di pasar. Krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan sektor formal banyak yang memberhentikan pekerjanya sehingga penganggur beralih ke sektor informal (Pratomo, 2004: 5).

Keberadaan UMKM telah memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi nasional. Selain itu UMKM juga menyumbang bertambahnya kesempatan kerja. Melalui UMKM masyarakat dapat membuka peluang kerja bagi diri sendiri bahkan orang lain sehingga lapangan kerja menjadi semakin banyak. Dengan semakin banyaknya lapangan kerja maka pengangguran dapat dikurangi (Kementerian Koperasi & Usaha Kecil dan Menengah).

UMKM dalam memberikan kontribusi positif tentu tak lepas dari berbagai masalah yang harus dihadapi. Menurut Tambunan (2002: 80- 81), pada umumnya masalah yang dihadapi oleh UMKM yaitu berupa keterbatasan modal kerja dan/ atau modal investasi, kesulitan mendapatkan bahan baku kualitas baik dengan harga terjangkau, teknologi yang masih tradisional, kualitas SDM yang belum memadai, dan

keterbatasan informasi khususnya mengenai pasar dan kesulitan dalam pemasaran (termasuk distribusi).

Pemerintah melalui UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh UMKM. Solusi tersebut merupakan upaya pemerintah untuk dapat mengembangkan keberadaan UMKM. UMKM dapat mengembangkan usaha dengan memanfaatkan fasilitas dari pemerintah dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, dan desain serta teknologi. Selain itu, UMKM juga dapat memanfaatkan berbagai pembiayaan sesuai peraturan perundang- undangan.

Kecamatan Semin merupakan wilayah di mana mata pencaharian penduduk mayoritas adalah sebagai petani. Namun Kecamatan Semin merupakan salah satu wilayah yang dikenal sebagai penghasil kerajinan berbasis UMKM. Banyaknya usaha produktif yang berkembang di Kecamatan Semin tentu tidak lepas dari bantuan lembaga keuangan yang ada. Di Kecamatan Semin sendiri berdiri lembaga keuangan berupa bank dan nonbank. Lembaga keuangan nonbank terdiri atas koperasi baik syariah dan konvensional. Selain koperasi juga ada pegadaian. Khusus untuk koperasi, masyarakat Kecamatan Semin belum sepenuhnya paham akan keberadaan koperasi. Banyak UMKM berkembang justru mencari pinjaman dari bank untuk bantuan modal. Padahal prosedur pengajuan pinjaman lebih mudah di koperasi. Selain kurang eksisnya koperasi ini, ada hal lain yang dapat mengganggu jalannya usaha koperasi. Hal tersebut adalah adanya beberapa anggota koperasi justru juga mengambil pinjaman dari bank. Tindakan seperti ini mengakibatkan terjadinya kredit macet karena anggota memprioritaskan angsuran bank daripada koperasi. Alasannya adalah ketentuan bank lebih tegas dan mengikat daripada koperasi.

Persaingan antara koperasi dengan bank inilah yang menjadi tantangan bagi koperasi di

(3)

tengah- tengah fungsinya sebagai salah satu pendekatan dalam pengembangan UMKM. Peran koperasi baik syariah dan konvensional diharapkan benar- benar mampu untuk dapat mengembangkan UMKM khususnya dalam hal pembiayaan. Adanya ketentuan syariah dalam pelaksanaan tugas BMT Nur Rahmah tentu menjadikan pemberian pembiayaan, pengwasan dan pembinaan akan berbeda dengan USP KUD Subur.Persaingan antara koperasi dengan bank inilah yang menjadi tantangan bagi koperasi di tengah- tengah fungsinya sebagai salah satu pendekatan dalam pengembangan UMKM. Peran koperasi baik syariah dan konvensional diharapkan benar- benar mampu untuk dapat mengembangkan UMKM khususnya dalam hal pembiayaan. Adanya ketentuan syariah dalam pelaksanaan tugas BMT Nur Rahmah tentu menjadikan pemberian pembiayaan, pengwasan dan pembinaan akan berbeda dengan USP KUD Subur.

Persaingan antara koperasi dengan bank inilah yang menjadi tantangan bagi koperasi di tengah- tengah fungsinya sebagai salah satu pendekatan dalam pengembangan UMKM. Peran koperasi baik syariah dan konvensional diharapkan benar- benar mampu untuk dapat mengembangkan UMKM khususnya dalam hal pembiayaan. Adanya ketentuan syariah dalam pelaksanaan tugas BMT Nur Rahmah tentu menjadikan pemberian pembiayaan, pengawasan dan pembinaan akan berbeda dengan USP KUD Subur.

Pemberian pembiayaan dari USP KUD Subur dan BMT Nur Ramah sesuai dengan fungsi koperasi sebagai asalah satu media pendekatan dalam pengembangan UMKM. Namun dalam usahanya untuk berpartisipasi mengembangkan UMKM, USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah sama- sama mengalami kredit macet. Kredit macet ini terjadi karena terbatasnya SDM untuk dapat memberikan bimbingan pembinaan dan pengawasan atas pembiayaan yang diberikan kepada UMKM. Selain keterbatasan SDM, masalah ini juga terjadi karena anggota yang meminjam tidak jujur dalam menggunakan dana

pinjaman yang seharusnya untuk usaha produktif justru digunakan untuk kegiatan konsumtif. Sehingga ketika tiba waktu untuk mengembalikan pinjaman, para anggota belum mampu untuk mengembalikan.

Selain masalah tersebut, USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah belum mengetahui bagaimana peran keduanya dalam pengembangan UMKM di Kecamatan Semin. Peran dalam pengembangan UMKM yaitu berupa pengawasan dan pembinaan terhadap pembiayaan yang diberikan kepada UMKM baik dari USP maupun dari BMT. Pengawasan dan pembinaan ini dilakukan karena koperasi merupakan salah satu pendekatan dalam pengembangan UMKM (PP No. 17 Tahun 2013 tentang UMKM). Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan UMKM maka koperasi berperan sebagai penyalur dana dari pemerintah untuk menyediakan dana. Selain itu, adanya koperasi diharapkan mampu membantu UMKM untuk mendapatkan dana demi perkembangannya. Dengan demikian, untuk mengetahui perbedaan peran antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dalam perkembangan UMKM perlu diadakan sebuah penelitian.

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah perbedaan peran pengawasan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah; perbedaan peran pembinaan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah; dan perbedaan dampak peran USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dalam pengembangan UMKM dilihat dari segi omset, laba, dan jumlah konsumen. Dengan demikian maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menegetahui: perbedaan peran pengawasan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah; perbedaan peran pembinaan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah; dan perbedaan dampak peran USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah

(4)

dalam pengembangan UMKM dilihat dari segi omset, laba, dan jumlah konsumen.

Adapun dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kondisi sebenarnya mengenai peran lembaga keuangan mikro syariah maupun konvensional tentang pengembangan UMKM. Selain itu dapat digunakan untuk melengkapi kajian teoritis berkaitan dengan lembaga keuangan mikro syariah maupun konvensional mengenai berbagai pembiayaan untuk pengembangan usaha UMKM; dan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan sumbangan pemikiran terhadap pemerintah khususnya Disperindagkop dalam penentuan kebijakan yang berkaitan dengan usaha lembaga keuangan mikro syariah maupun konvensional dan pembiayaan bagi UMKM.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk data penelitian berupa angka- angka dan dianalisis menggunakan statistik inferensial (Sugiyono, 2013: 12).

Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk mendeskripsikan obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum (Sugiyono, 2015: 29). Berdasarkan tingkat eksplanasinya maka penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Kuswana (2011: 42), menyatakan bahwa penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015: 61). Sesuai dengan masalah yang diteliti populasi dalam penelitian ini adalah anggota KUD Subur dan anggota BMT

Nur Rahmah yang mengambil pembiayaan untuk kegiatan pengembangan UMKM.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2015: 62). Penelitian ini menggunakan teknik Cluster Quota Random Sampling. Teknik Cluster Random Sampling ini digunakan ketika populasi terdiri atas kelompok- kelompok individu atau cluster (Zuriah, 2007: 124). Tahap pertama pada penelitian ini adalah membagi populasi menjadi dua cluster. Tahap kedua pada penelitian ini adalah membatasi kuota pada masing- masing cluster. Pada penelitian ini cluster dibagi menjadi cluster UMKM penerima pembiayaan dari USP KUD Subur dan cluster UMKM penerima pembiayaan dari BMT Nur Rahmah. Dari masing- masing cluster ditentukan kuota sebanyak 60 sampel secara acak.

Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui angket sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi.

1. Pada penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan persepsi nasabah mengenai peran pengawasan, peran pembinaan, dan dampak peran dari USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah.

2. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai karakteristik penduduk Kecamatan Semin berupa jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan jenis mata pencaharian.

Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh, terlebih dahulu diuji normalitas distribusi data. Tujuannya untuk mengetahui distribusi data, berbentuk normal atau tidak normal. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov- Smirnov. Apabila nilai signifikansinya lebih dari sama dengan 0,05 maka data berdistribusi normal namun bila nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka distribusi data tidak normal (Muhson, 2012: 21).

(5)

Langkah kedua setelah uji normalitas adalah menguji homogenitas data. Jika nilai signifikansi pengujian F kurang dari 0,05 maka varians kedua kelompok tidak homogen sehingga menggunakan uji separate t test. Sedangkan jika nilai signifikansi pengujian F lebih dari sama dengan 0,05 maka varians kedua kelompok homogen sehingga pengujian dilakukan dengan pooled t test (Muhson, 2012: 4- 5).

Setelah uji prasyarat terpenuhi selanjutnya data dianalisis menggunakan uji Independen t Test. Independen t Test digunakan untuk menguji perbedaan rata dua sampel yang saling bebas. Jika nilai signifikansi <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara dua sampel yang saling bebas, sedangkan jika nilai signifikansi >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara dua sampel yang saling bebas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pembahasan berikut menyajikan deskripsi data yang telah diperoleh dalam penelitian. Data hasil penelitian diperoleh dari angket yang diedarkan kepada responden. Responden dalam penelitian ini yaitu 60 nasabah BMT Nur Rahmah Kecamatan Semin dan 60 nasabah USP KUD Subur Kecamatan Semin yang mengambil pembiayaan untuk pengembangan usaha.

1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelaminnya, responden penelitian nasabah USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dibedakan menjadi 2 kategori. Responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa responden laki- laki nasabah USP KUD Subur sebanyak 47 orang (78%), sedangkan responden perempuan sebanyak 13 orang (22%). Sementara itu responden laki- laki nasabah BMT Nur Rahmah sebanyak 15 orang (25%), sedangkan responden perempuan sebanyak 45 orang (75%). Jadi dapat disimpulkan bahwa

pemilik UMKM di Kecamatan Semin dari nasabah USP KUD Subur didominasi oleh laki- laki sedangkan pemilik UMKM dari nasabah BMT Nur Rahmah didominasi oleh perempuan.

2. Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Berdasarkan umur, responden USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dikelompokkan menjadi lima kelompok. Adapun responden USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah berdasarkan umur menunjukkan bahwa adanya keragaman umur pada responden penelitian. Responden penelitian nasabah USP KUD Subur terbanyak adalah kelompok umur 51- 60 tahun yaitu 32 orang (54%), kelompok umur 41- 50 tahun yaitu sebanyak 17 orang (28%), kelompok umur 31- 40 tahun sebanyak 6 orang (10%), kelompok umur 61- 70 tahun sebanyak 3 orang (5%), dan kelompok umur 21- 30 tahun yaitu 2 orang (3%). Responden penelitian nasabah BMT Nur Rahmah terbanyak adalah kelompok umur 51- 60 tahun yaitu 28 orang (46%), kelompok umur 41- 50 tahun yaitu sebanyak 21 orang (35%), kelompok umur 31- 40 tahun sebanyak 7 orang (12%), kelompok umur 61- 70 tahun sebanyak 3 orang (5%), dan kelompok umur 21- 30 tahun yaitu 2 orang (3%). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilik UMKM di Kecamatan Semin dari nasabah USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah didominasi oleh kelompok umur 51- 60 tahun.

3. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikannya, responden USP KUD Subur dapat dikelompokkan menjadi kelompok SMP, SMA/ SMK, Diploma, dan Sarjana. Sementara itu, tingkat pendidikan responden BMT Nur Rahmah dapat dikelompokkan menjadi SD, SMP, dan SMA/ SMK. Responden terbanyak dari USP KUD Subur adalah lulusan SMA/

(6)

SMK yaitu sebanyak 35 orang (58%). Disusul oleh lulusan SMP sebanyak 22 orang (37%), lulusan D3 sebanyak 2 orang (3%), dan paling sedikit adalah lulusan S1 yaitu 1 orang (2%). Tingkat pendidikan responden dari BMT Nur Rahmah terbanyak adalah lulusan SMP yaitu sebanyak 26 orang (43%). Disusul oleh lulusan SMA/ SMK sebanyak 19 orang (32%), dan paling sedikit adalah lulusan SD yaitu 15 orang (25%). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilik UMKM di Kecamatan Semin dari nasabah USP KUD Subur didominasi oleh mereka yang tamat pendidikan SMA/ SMK. Sedangkan dari nasabah BMT Nur Rahmah didominasi oleh mereka yang tamat pendidikan SMP.

4. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Usaha

Responden USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah memiliki beragam jenis usaha. Jenis usaha terbanyak dari nasabah USP KUD Subur yaitu usaha kerajinan sebanyak 14 orang (23,33%). Disusul jenis usaha makanan dengan 11 orang (18,33%), usaha warung kelontong 6 orang (10%), usaha alat pertanian 5 orang (8,33%), usaha foto kopi & percetakan, bengkel, ternak, dan pedagang daging masing- masing 4 orang (6,66%), usaha perkakas dan BTL PLN masing- masing 3 orang (5%), dan paling sedikit yaitu usaha jahit dan dagang kayu masing- masing 1 orang (1,66%). Jenis usaha responden BMT Nur Rahmah yang terbanyak adalah usaha makanan dengan 21 orang (35%), jenis usaha warung kelontong dan ternak masing- masing 11 orang (18,33%), usaha dagang nonmakanan dan pengepul & barang bekas masing- masing 6 orang (10%), dan jenis usaha paling sedikit yaitu usaha kerajinan, dagang ayam, bengkel, penggilingan padi, dan penjahit masing- masing 1 orang (1,66%).

5. Karakteristik Responden berdasarkan Kegiatan Usaha

Berdasarkan kegiatan usahanya, responden penelitian nasabah USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dibedakan menjadi 2 kategori yang menunjukkan bahwa kegiatan usaha responden dari nasabah USP KUD Subur sebagai kegiatan pokok adalah 32 orang (53%) dan kegiatan usaha sebagai pekerjaan sambilan yaitu 28 orang (47%). Sementara itu dari nasabah BMT Nur Rahmah, kegiatan usaha responden sebagai kegiatan pokok adalah 28 orang (47%) sedangkan yang menjadikan pekerjaan sambilan yaitu 32 orang (53%). Kegiatan usaha yang dijalankan sebagai pekerjaan sambilan dikarenakan di Kecamatan Semin mayoritas penduduknya adalah sebagai petani. Petani di Kecamatan Semin adalah petani yang menggarap lahan tadah hujan, jadi mereka lebih memilih untuk memiliki usaha sambilan. Selain menjadi petani, ada pula yang pekerjaan pokok responden adalah PNS, sehingga menjadikan usaha yang ada sebagai pekerjaan sambilan.

6. Karakteristik Responden berdasarkan Alasan Memilih Berwirausaha

Karakteristik responden berdasarkan alasan memilih berwirausaha maka ada empat kelompok. Responden dari nasabah USP KUD Subur sebanyak 27 orang (45%) memilih berwirausaha karena inisiatif sendiri, sebanyak 21 orang (35%) karena ingin mendapatkan penghasilan tambahan, responden sebanyak 11 orang (18%) memilih berwirausaha karena untuk melanjutkan usaha keluarga, dan 1 orang (2%) memilih berwirausaha karena tidak ada pilihan pekerjaan lain. Sementara itu dari nasabah BMT Nur Rahmah responden sebanyak 24 orang (40%) memilih berwirausaha karena inisiatif sendiri, responden sebanyak 21 orang (35%) karena ingin mendapatkan penghasilan tambahan, responden sebanyak 13 orang (22%) memilih berwirausaha karena untuk melanjutkan usaha keluarga, dan 2 orang (3%) memilih berwirausaha karena tidak ada pilihan

(7)

pekerjaan lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memilih berwirausaha karena inisiatif sendiri. Alasan ini berlaku baik pada nasabah USP KUD Subur maupun nasabah BMT Nur Rahmah.

Pembahasan

1. Terdapat Perbedaan Peran Pengawasan terhadap UMKM Penerima Pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah

Tabel 1. Analisis Uji-t Peran Pengawasan Pembiayaan

t df Sig. (2-tailed) Pengawasan pembiayaan Equal variances assumed -2,054 118 0,042

Equal variances not assumed

-2,054

111,519 0,042

Sumber: Data primer (diolah)

Berdasarkan hasil uji Independent t-test pada tabel 1, dapat diketahui data peran pengawasan pembiayaan memiliki varians yang homogen sehingga uji t yang digunakan adalah uji t dengan dasar Equal variances assumed (pooled t-test). Tabel 1 juga menunjukkan bahwa nlai t hitung sebesar -2,054 dengan sig.(2-tailed) 0,042. Karena nilai sig. < 0,05 (0,042 < 0,05) berarti hipotesis pertama diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peran pengawasan pembiayaan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah.

Adanya perbedaan pengawasan terhadap UMKM penerima pembiayaan dari USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah terletak pada frekuensi kunjungan BMT Nur Rahmah yang lebih sering daripada USP KUD Subur. Perbedaan frekuensi ini terjadi karena BMT Nur Rahmah melakukan penagihan dengan sistem jemput bola. Penagihan dengan jemput bola dilakukan secara rutin pada setiap hari pasaran tertentu sehingga lebih rutin mengunjungi. Berbeda dengan USP KUD Subur yang melakukan pengawasan dengan kunjungan sekali pada sebulan setelah pembiayaan diberikan dan tiga bulan kemudian para pelaku usaha diminta untuk

melaporkan perkembangan usahanya ke USP KUD Subur untuk dilakukan pemantauan. Pantauan juga dilakukan ketika anggota yang bersangkutan melakukan angsuran ke kantor dengan cara tanya jawab.

Perbedaan pengawasan yang dilaksanakan terkait dengan sumber daya manusia pada masing- masing koperasi. Sumber daya manusia di USP KUD Subur terbagi dengan pelayanan selain kegiatan simpan- pinjam. Berbeda dengan BMT Nur Rahmah yang sumber daya manusianya memang khusus mengurus kegiatan simpan- pinjam termasuk jemput bola.

2. Terdapat Perbedaan Peran Pembinaan terhadap UMKM Penerima Pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah

Tabel 2. Analisis Uji-t Peran Pembinaan UMKM

t df Sig. (2-tailed) Pembinaan UMKM Equal variances assumed -1,517 118 0,132 Equal variances not assumed -1,517 117,473 0,132

Sumber: Data primer (diolah)

Berdasarkan hasil uji Independent t-test pada tabel 2, dapat diketahui data pembinaan UMKM memiliki varians yang sama atau homogen sehingga uji t yang digunakan adalah uji t dengan dasar Equal variances assumed (pooled t-test). Tabel 2 juga menunjukkan bahwa nlai t hitung sebesar 1,517 dengan sig.(2-tailed) 0,132. Karena nilai sig. > 0,05 (0,132 > 0,05) berarti hipotesis kedua ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pembinaan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah.

Penerima pembiayaan dari USP KUD Subur yang mendapatkan pembinaan adalah

(8)

yang memiliki usaha dengan basis kerajinan. Pembinaan dilakukan hanya pada awal saat diberikan pembiayaan dengan mendatangkan pelatih dari perguruan tinggi. Tidak jauh berbeda dengan frekuensi pembinaan yang dilakukan pihak BMT Nur Rahmah terhadap UMKM yang menerima pembiayaannya. UMKM yang menerima pembiayaan dari BMT Nur Rahmah dibina dengan cara pelatihan dan seminar. Akan tetapi pelaksanaannya belum dapat dilakukan secara rutin. BMT yang dinyatakan lebih proaktif dalam peran pembinaan ternyata belum dapat menunjukkannya pada pembinaan UMKM di Kecamatan Semin.

3. Terdapat Perbedaan Dampak Peran USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dalam Pengembangan UMKM Dilihat dari Segi Omset, Laba, dan Jumlah Konsumen

Tabel 3. Analisis Uji-t Dampak Peran Pengembangan UMKM

Sumber: Data primer (diolah)

Berdasarkan hasil uji Independent t-test pada tabel 3, dapat diketahui data dampak peran pengembangan UMKM memiliki varians yang sama atau homogen sehingga uji t yang digunakan adalah uji t dengan dasar Equal variances assumed (pooled t-test). Tabel 3 juga menunjukkan bahwa nlai t hitung sebesar -1,532 dengan sig.(2-tailed) 0,128. Karena nilai sig. > 0,05 (0,128 > 0,05) berarti hipotesis ketiga ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dampak peran USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dalam

pengembangan UMKM dilihat dari segi omset, laba, dan jumlah konsumen.

Adanya pembiayaan dari USP KUD Subur maupun BMT Nur Rahmah terhadap UMKM di Kecamatan Semin sama- sama memberikan dampak positif bagi pengembangan UMKM dilihat dari omset, laba, dan jumlah konsumen setelah menerima pembiayaan baik dari USP KUD Subur ataupun BMT Nur Rahmah.

Usaha yang paling banyak menerima pembiayaan dari USP KUD Subur adalah kelompok usaha dagang sebanyak 19 dan kerajinan sebanyak 14. Dua bidang usaha terbanyak ini pulalah yang lebih dari 50% pengusahanya mengalami kenaikan omset, laba, dan jumlah konsumen. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembiayaan dari USP KUD Subur lebih efektif pada bidang usaha dagang dan kerajinan.

Sementara itu usaha yang banyak menerima pembiayaan dari BMT Nur Rahmah adalah usaha makanan dan usaha dagang. Pada bidang usaha dagang omset, laba, dan jumlah konsumen mengalami kenaikan setelah menerima pembiayaan. Usaha makanan juga mengalami kenaikan omset dan laba, namun jumlah konsumen tidak mampu naik seiring terjadinya kenaikan omset dan laba. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahwa pembiayaan dari BMT Nur Rahmah lebih efektif pada bidang usaha dagang.

Secara keseluruhan penerima pembiayaan dari USP KUD Subur sebanyak 48 (80%) usaha mengalami kenaikan omset setelah menerima pembiayaan dari USP KUD Subur, sebanyak 47 (78,33%) usaha mengalami kenaikan laba setelah menerima pembiayaan dari USP KUD Subur, dan sebanyak 46 (76,66%) usaha mengalami kenaikan jumlah konsumen setelah menerima pembiayaan dari USP KUD Subur. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50% usaha yang menerima pembiayaan dari USP KUD Subur mengalami kenaikan omset, laba, dan jumlah konsumen. t df Sig. (2-tailed) Dampak Peran Pengemba ngan UMKM Equal variances assumed -1,532 118 0,128 Equal variances not assumed -1,532 117,206 0,128

(9)

Sementara itu, secara keseluruhan penerima pembiayaan dari BMT Nur Rahmah sebanyak 60 (100%) usaha mengalami kenaikan omset setelah menerima pembiayaan dari BMT Nur Rahmah, sebanyak 59 (98,33%) usaha mengalami kenaikan laba setelah menerima pembiayaan dari BMT Nur Rahmah, dan sebanyak 33 (55%) usaha mengalami kenaikan jumlah konsumen setelah menerima pembiayaan dari BMT Nur Rahmah. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50% usaha yang menerima pembiayaan dari BMT Nur Rahmah mengalami kenaikan omset, laba, dan jumlah konsumen.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: pertama, terdapat perbedaan peran pengawasan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah. Kedua, tidak terdapat perbedaan peran pembinaan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah. Ketiga, tidak terdapat perbedaan dampak peran USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dalam pengembangan UMKM dilihat dari segi omset, laba, dan jumlah konsumen. Saran

Bardasarkan kesimpulan hasil penelitian seperti tersebut di atas, dapat diajukan beberapa saran, yaitu: (1) Terdapat perbedaan peran pengawasan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah. Perbedaan pengawasan yang diberikan dari USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah akan lebih baik jika keduanya menggabungkan sistem pengawasan yang telah dilaksanakan. Pengawasan yang sekiranya lebih baik dan dapat meminimalisir penyalahgunaan pembiayaan dapat diterapkan dan digunakan bersama, selain itu frekuensi pengawasan terhadap pembiayaan pada USP KUD lebih ditingkatkan; (2) Tidak terdapat perbedaan peran pembinaan terhadap UMKM penerima pembiayaan antara USP KUD Subur dan BMT

Nur Rahmah. USP KUD Subur ataupun BMT Nur Rahmah yang telah melakukan peran pembinaan terhadap UMKM penerima pembiayaan hendaknya dapat melakukan pembinaan di seluruh jenis usaha agar tidak terjadi kecenderungan pada jenis usaha tertentu saja yang dibina; (3) Tidak terdapat perbedaan dampak peran USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah dalam pengembangan UMKM dilihat dari segi omset, laba, dan jumlah konsumen. Diharapkan dengan adanya bantuan pembiayaan dari USP KUD Subur dan BMT Nur Rahmah terhadap UMKM di Kecamatan Semin terus dapat meningkatkan kesejahteraan anggota. Adanya kenaikan omset, laba, dan jumlah konsumen diharapkan menjadi angin segar bagi pihak koperasi dan UMKM agar tetap dapat menjalin kerjasama dan saling bergantung.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Koperasi & Usaha Kecil dan Menengah. Diambil dari

http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm/ pada 10

Februari 2016 jam 11.25

Kuswana, Dadang. 2011. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Pustaka Setia.

Muhson, Ali. 2012. Materi Pelatihan Analisis Statistik dengan SPSS. Modul pelatihan. Yogyakarta: FE UNY

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan UU No. 2008 tentang UMKM.

Pratomo, Tiktik Sartika. 2004. Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Working Paper Series. Nomor 09 halaman 5. Fakultas Ekonomi Trisakti.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

________. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

________. 2015. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

(10)

Tambunan, Tulus T.H. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori- Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat yang telah diberikan-Nya atas segala nikmat sehat, kemudahan, serta pertolonganNya

Masalah status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi keadaan kesehatan dan perkembangan janin yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dalam kandungan dapat menyebabkan berat

Karakter kuantitatif yang diamati pada bagian tongkol yaitu umur munculnya rambut, panjang tongkol, diameter tongkol, panjang tangkai tongkol, dan jumlah baris

Penelitian Satri (2013) menemukan beberapa bukti menarik tentang keuangan pemerintah daerah di Aceh, yakni: (1) efektifitas pendapatan asli daerah relatif rendah;

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Hotang, Rusdiana, &amp; Hamidah (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran berorientasi fenomena memberikan peluang dan

Pada rancangan ini yang harus dilakukan yaitu menyimpan barang dengan menambahkan 6 rak di gudang agar karyawan lebih mudah mencari barang dan pemilik toko lebih enak untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penanaman tumbuhan berbunga terhadap keragaman dan kelimpahan serangga polinator serta persentase pembentukan buah

Berdasarkan kepada jenis observasi yang peneliti gunakan, data-data yang ingin diperoleh antara lain adalah data tentang peran orang tua (upaya yang dilakukan dalam