• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IX Perencanaan Irigasi Tambak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IX Perencanaan Irigasi Tambak"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS REKAYASA TAMBAK

TUGAS REKAYASA TAMBAK

STUDI PERENCANAAN IRIGASI TAMBAK

STUDI PERENCANAAN IRIGASI TAMBAK

OLEH :

OLEH :

ILHAM AKBAR

ILHAM AKBAR

1407122941

1407122941

KELAS PILIHAN

KELAS PILIHAN

PRODI TEKNIK SIPIL S1

PRODI TEKNIK SIPIL S1

FAKULTAS TEKNIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

UNIVERSITAS RIAU

2017

2017

(2)

A. Pengertian Irigasi Tambak

Menurut undang-undang nomor 7 tahun 2004, tentang sumber daya air yang dimaksud dengan irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan  pembuangan air untukk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi  permukaan, irigasi rawa, irigasi bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi

tambak.

Yang dimaksud dengan tambak adalah suatu kolan didaerah pantai atau muara yang digunakan untuk membudidayakan ikan atau udang. Sehingga pengertian irigasi tambak adalah usaha penuediaan, pengaturan dan pembuangan air pada kolan yang digunakan untuk membudidayakan ikan atau udang.

Sistem jaringan irigasi ditambak hampir sama dengan sistem  jaringan irigasi yang ada dipertanian. Yang membedakan didalam irigasi tambak ada pasokan air laut sedangkan dipertanian (sawah) tidak ada. Berdasarkan cara pengaturan pengukuran aliran air dan lengkapnya fasilitas,  jaringan irigasi tambak dapat dibedakan kedalam tiga tingkatan yang diterapkan untuk budidaya udang. Ketiga tingakatan jaringan irigasi tambak tersebut adalah irigasi tradisional, irigasi semi teknik dan irigasi teknis.

a. Irigasi Tambak Tradisional.

Sistem irigasi tambak tradisional hampir setingkat dengan irigasi  pedesaan dalan pertanian padi dengan jaringan irigasi masih sederhana dan mudah diorganisasikan. Saluran pembawa air  payau dan pembuang pada irigasi tambak tradisional tidak terpisah, pencampuran air tawar dan air laut secara alami, tidak teratur, serta jumlah dan mutu air tidak terkendali.

(3)

Gambar 1.1 Irigasi Tradisional

b. Irigasi Tambak Semi Teknik

Perbedaan satu-satunya antara jaringan irigasi tradisonal addann  jaringan irigasi semo teknis adalah pada jaringan irigasi semiteknistelah mempunyai saluran pencampur air asin dan air tawar. Jaringan irigasi semiteknis diterapkan untuk usaha  budidaya udangan dengan menggunakan teknologi sederhana.

Gambar 1.2 Irigasi Semi Teknis

c. Irigasi Tambak Teknis

Jaringan irigasi teknis ini diterapkan unruk usaha budidaya tambak menengah dan maju. Adapun ciri0ciri jaringan irigasi teknis yaitu:

(4)

1. Saluran pembuang dan saluran pembawa terpisah.

2. Saluran pengambil air asin dan saluran pengambil air tawar terpisah.

3. Pencampuran anatra air asin dan air tawar dilakukan di bak  pencampur

4. Petak tersier meneriman air payau dalam jumlah yang sudah terukur.

Gambar 1.3 Irigasi Teknis

B. Unsur Fungsional Irigasi Tambak Teknis

Pada irigasi teknis, tambak dibedakanbeberapa unsur fungsional pokok, yaitu:

a. Saluran utama

Saluran utama merupakan saluran yang membawa air dari sumber air menuju areal tambak. Saluran utama dibagi menjadi dua yaitu saluran utama air asin dan saluran utama air tawar. Saluran utama air asin adalah saluran yang membawa air asin dari laut menuji kolam tandon air laut da dari kolam tandon ke kolam pencampur. Saluran utama air tawar adalah saluran yang mengalirkan air tawar dari sumber air menuju kolam pencampur.

(5)

Saluran pembagi adalah saluran yang membawa seklaigus membagi air dari salutan utama ke kolam pencampur dan dari kolam pencampur ke  petak-petak tambak langsung menggunakan pintu pengatur atau digunakan pompa jika elecasi kolam pencampur lebih rendah dari petak- petak tambak.

c. Saluran Pembuang

Saluran pembuang adalah saluran yang berfungsi mengalirkan air  buangan atau sisa dari petak-petak tambak langsung menuju ke laut atau kesaluran drainase lainnya. Bila dibutuhkan dapat dibuat saluran  pembuang yang sekalligus berfungsi untuk menanggulangi banjir akiba

hujan dari luar areal tambak. d. Kolam Tandon

Kolam tandon berfungsi sebagai kolam pengampungan air laut sekaligus sebagai kolam pengendapan lumpur. Sistem pemasukan air laut secara gravitasi. Luas dan volume kolam tandon sedemikian rupa disesuaikan dengan keperlan air untuk tambak. Kolam tandon ini perlu dilakukan pengeruka secara periodik agar tetap terjamin dalam mensuplai air laut kekolam pencampur.

e. Bangunan Pencampur

Bangunan pencampur adalah sebagai tempat pencampuran air asin dan air tawar menjadi air payau hingga mencapai kadar salinitas yang diisyaratkan untuk pertumbuhan udang. Bangunan pencampur selain tempat untuk menyaring predator yang dapat membunuh udang juga tempat untuk menaikkan kandungan oksigen.

C. Sistem Pemasukan dan Pembuangan Air Tambak

Sistem pemasukan dan pembuangan air pada irigasi tambak memegang peranan pentinf dalam keberhasila produksi pada budidaya udang. Pada tambak maju, pemasukan air dilakukan secara terpisah antara air laut dan air tawar.

Pemasukkan air laut pada kolam tambak dapat dilakukan saat pasang secara gravitasi dan air tawar dengan memanfaatkan beda elevasi.

(6)

Pemompaan diperlukan untuk daerah tenggang pasang surut kecil atau di daerah di mana areal tambak berada pada elasi diats Mean Sea Level (MSL). Unti air tawar bila tidak cukup tersedia beda elevasi yang menjamin  pengaliran secara gravitasi dapat juga dilakukan pemompaan baik dari sungai maupun air tanah jika ketersediaan air kurang. Pemasukan air juga dapat dilakukan dengan mengkombinasikan kedua cara tesebut. Mula-mula air dialirkan dengan saluran terbuka lalu dipompa ke kolam tandon atau dipompa dahlu sehingg diperoleh elevasi tertentu baru dialirkan ke kolam tandon.

Demikian halnya dengan pembuangan air sisa proses budiidaya juga dapat dilakukan dengan cara gravitasi atau pemompaan. Secara gravitasi dilakukan apabila elevasi dasar tambak tinggi diatas MSL sehingga saluran  pembuang dapat melakukan pembuangan secara gravitasi tertama pada saat surut. Pemompaan dilakukan apabila elevasi dasar tambak berada dibawah MSL sehingga tidak memungkinkan dilakukan pembuangan secara gravitasi.

D. Pemilihan Lokasi Kolam Tambak

Secara teknis lokasi tambak yang baik dan benar sangat berpengaruh terhadap konstruksi tambak yang akan dibangun serta biaya operasional  pemeliharaan tambak (Kurniawan, 2012). Faktor teknis yang harus

diperhatikan antara lain adalah: 1. Elevasi

2. Jenis Tanah

3. Kesuburan Tanah 4. Kualitas Air 

(7)

E. Siklus Hidup Bandeng dan Udang E.1 Siklus Hidup Bandeng

Ikan bandeng memiliki nama latin Chanos chanos, merupakan ikan campuran antara air asin dan air tawar atau payau. Ikan ini dapat hidup sampai ke pinggiran dan tengah laut kemudian secara kontinyu akan kembali ke perairan dangkal atau tepi pantai untuk bertelur.

Gambar 1. 4 Siklus Hidup Ikan Bandeng

E.2Siklus Hidup Udang

Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik  air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.

Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke-2 yaituzoea ( jamak  zoeae). Zoea memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari  bermetamorfosis lagi menjadi mysis ( jamak myses). Mysis memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan disebut sebagai benur.

(8)

Gambar 1. 5 Siklus Hidup Udang Vannamei

F. Analisa Hidrologi

Analisa hidrologi digunakan untuk mendapatkan besarnya debit banjir rancangan dan debit andalan.

G. Prasarana Jaringan Irigasi Tambak G.1 Saluran

Saluran pada jaringan irigasi tambak dibedakan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut:

a. Saluran primer adalah saluran utama dari jaringan irigasi tambak yang berfungsi untuk pemberi atau pembuang.  b. Saluran sekunder adalah cabang utama dari saluran primer

yang berfungsi untuk pemberi atau pembuang.

G.2 Pintu Air

G.2.1 Pintu Sorong

Pintu sorong dipakai untuk mengatur tinggi air pada saluran irigasi. Pengaturan tinggi ini ditentukan berdasarkan debit masuk serta debit keluar yang diinginkan agar kelebihan dan kekurangan air dapat diatur. Pintu sorong dipakai dengan tinggi maksimum sampai 3 m dan lebar tidak lebih dari 3 m. Pintu tipe ini hanya digunakan untuk bukaan kecil, karena

(9)

untuk bukaan yang lebih besaralat-alat angkatnya akan terlalu  berat untuk menanggulangi gaya gesekan pada sponeng.

G.2.2 Pintu Skat Balok

Dilihat dari segi konstruksi, pintu skot balok merupakan peralatan yang sederhana. Balok-balok profil segiempat berikuran 20 cm x 1 meter ditempatkan tegak lurus terhadap potongan segiempat saluran. Kelebihan pintu skot  balok diantaranya konstruksinya yang sederhana dan kuat

serta biaya operasinya kecil.

H. Pola Tata Tanam Tambak

Polikultur adalah budidaya yangdilakukan secara tumpang sari dalam satu petak tambak antara udang bersama ikan atau jenis budidaya lain yang dapat hidup berdampingan antara yang satu dengan yang lain. Dalam budidaya campuran bandeng dan udang, dapat dilakukan dua kali pemeliharaan dalam

satu tahun. Pemeliharaan pertama dimulai pada awal Mei hingga  pertengahan September dan pemeliharaan kedua dimulai pada pertengahan Oktober hinga akhir Februari. Lama pemeliharaannya masing-masing 4-5  bulan.

Pada musim  pemeliharaan pertama, pekerjaan persiapannya memerlukan waktu cukup panjang, yaitu mulai awal Maret hingga akhir April.

Sedangkan pemeliharaan kedua, pekerjaan persiapannyamulai pertengahan September hingga pertengahan Oktober.

I. Kebutuhan Air Tambak

Kebutuhan air irigasi tambak per ha dihitung dengan menggunakan  persamaan:

IR = Vp + E + P  –  Reff

Dengan:

IR = kebutuhan air irigasi di tambak (lt/dt/ha).

Vp = volume air yang diperlukan untuk pemeliharaan dalam tambak (lt/dt/ha).

(10)

E = evaporasi (lt/dt/ha). P = perkolasi (lt/dt/ha).

Reff = curah hujan efektif (lt/dt/ha).

J. HEC-RAS

HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai, River Analysis System (RAS), yang dibuat oleh Hydrologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satu divisi di dalam Institute for Water Resources (IWR), di bawah US Army Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen (steady and unsteady one-dimensional flow model).

K. Contoh Penelitian

a. Kondisi Lokasi Studi

Pada Dusun Kepetingan yang terletak di Kecamatan Buduran tepatnya di Desa Sawohan Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur, memiliki batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sawohan

 Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sekardangan dan Desa Pesisir Bromo

 Sebelah timur berbatasan dengan Selat Madura

 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sekardangan dan Desa Pucang Anom

b. Data Yang Digunakan

Berikut adalah data-data yangdiperlukan dalam perhitungan dan analisa studi:

1. Data Curah Hujan

Data curah hujan yang digunakan pada studi ini diperoleh dari stasiun sidoarjo di Desa Pulungan Kecamatan Sedati Kabupeten Sidoarjo tahun 2001 sd 2013.

(11)

Data klimatologi yang digunakan pada studi ini diperoleh dari Stasiun meteorologi Juanda di Desa Sedati Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo tahun 2013.

3. Data Pasang Surut

Data pasang surut diambil di Sungai Kepetingan. 4. Data Eksisting Saluran Tambak 

c. Tahapan Penyelesaian

Dalam penyelesaian studi ini sehingga dapat mencapai maksud dan tujuan yang di harapkan, maka tahapan perhitungan dan analisa yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Data Hujan

a. Uji Homogenitas dilakukan dengan menggunakan metode RAPS ( Rescaled Adjusted  Partial Sums).

 b. Uji abnormalitas

Uji ini digunakanuntukmengetahui apakah data maksimum dan minimum dari rangkaian data yang ada la yak atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Inlier-Outlier.

c. Uji Kesesuaian Distribusi 2. Perhitungan evapotranspirasi

Perhitungan evapotranspirasi menggunakan metode Penman Modifikasi

3. Perhitungan kebutuhan Air Tambak 

4. Perencanaan tinggi tanggul dan elevasi dasar tambak  5. Analisa dengan HEC-RAS

(12)

Dengan menggunakan program HEC-RAS dapat dimodelkan bagaimana bentuk saluran dan kolam tambak yang telah direncanakan.

Gambar 1. 6 Diagram Alir Pengerjaan Perencanaan Tambak

L. Pembahasan

a. Kebutuhan Air Tambak

Perhitungan kebutuhan air irigasi tambak untuk Bulan September sebagai  berikut:

1. Evaporasi (E) = 8,977mm/hari = 1,039 lt/dt/ha

2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh  Dinas Pertanian dan  Perkebunan Sidoarjo, 1998, wilayah timur Sidoarjo (sekitar pantai)

(13)

mempunyai jenis tanah aluvial hidromorf, yang dicirikan oleh ai r tanah dangkal. Tanah ini merupakan hasil endapan muara sungai, sehingga  bertekstur lempung berlumpur ( silty loam) (Hardaningrum F, dkk, 2005). Besarnya perkolasi (P) untuk jenis tanah  silty loam  adalah 2 mm/hari.

P = 2mm/hari = 2

8,64 = 0,231 lt/dt/ha

3. Curah Hujan Efektif (R eff )

R eff   = 0 mm/bln = 0 mm.hari = 0 lt/dt/ha dikarenakan pada bulan

September tidak terjadi hujan. 4. Waktu pengisian Air 

Berdasarkan perhitungan menggunakan skot balok untuk memenuhi kebutuhan air pada bulan September pada per Ha dengan ketinggian 10 cm dalam kurun waktu jam.

5. Volume air yang diperlukan untuk pemeliharaan udang dan bandeng  per Ha dengan kedalaman 10 cm (berdasarkan pola tata tanam udang

dan bandeng gambar 4.1) dan dengan waktu pengisian selama 1 jam sebesar:

• Vp = volume m3/1 jam • Vp = 1000 m3/1 jam • Vp = 277,7 lt/dt/ha

6. Kebutuhan air irigasi di tambak sebesar: IR = Vp + E + P - Reff

= 277,7 + 1,039 + 0,231 –  0

(14)

= 0,278 m3/dt/ha

b. Pintu Skot Balok

Dengan menggunakan skot balok saat tinngi air pada kolam tambak sudah terpenuhi maka saluran akan langsung di tutup sehingga pemberian air dapat dibatasi. Berikut adalah perhitungan debit menggunakan pintu skot balok.

Dimana:

Cd = koefisien debit

Cv = koefisien kecepatan datang

g = percepatan gravitasi, m/s2 (9,8)

 b = lebar normal, m

h1 = kedalaman air di atas skot balok, m

Direncanakan:

 Dasar tambak berada pada elevasi +1,5.  Awal tanam pada Bulan Agustus.

 Karena pada Bulan Agustus adalah penyiapan lahan maka kolam tambak masih belum memerlukan air. Perhitungan  pintu skot balok dimulai pada bulan september dikarenakan

(15)

 pada bulan september kolam tambak memerlukan air setinggi 10cm.

 Tinggi skot balok yang dipasang 0,2 m.

 Jumlah skot balok yang dipasang sebanyak 2 buah.

  Nilai Koefisien debit (Cv) diatas Skot Balok potongan segiempat = 1 (Kriteria perencanaan –  Bangunan)

(16)
(17)

Keterangan:

H = Tinggi kebutuhan air (cm)

T = Waktu yang diperlukan (jam)

c. Kualitas Air

Uji kualitas air di Sungai Kepetingan dilakukan di dua tempat yaitu Sungai Kepetingan Hulu ( Dusun Kepetingan) dan Sungai Kepetingan Hilir (Dusun Karang Gayam). Kadar garam untuk pemeliharaan ikan bandeng berkisar antara 0-35 permil yang terbaik adalah 5-25 permil (Dinas Perikanan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, Surabaya).

No Paramater Satuan Hasil Batas Syarat Spesifikasi Metode Memenuhi Tidak

1 Alkalinitas mg/l 140 >50 Test Kit 0

-2 NH3 mg/l 0.061 0.05-0.10

IKM/5.4.11/ BPBAP

0

-(Spektrofotometrik)

(18)

4 H2S mg/l 0.031 0.011 Spektrofotometrik - 0

5 PO4 mg/l 0.55 0.05-0.50 Spektrofotometrik - 0

6 TOM mg/l 15.168 <55 Titrimetrik - 0

M. Kesimpulan

Pada studi tentang perencanaan tambak teknis irigasi tambak di Dusun Kepetingan Kabupaten Sidoarjo ini didapat hasil sebagai berikut:

a. Kebutuhan air irigasi maksimum tambak di Dusun Kepetingan

Kabupaten Sidoarjo sebesar 0,278 m3/dt/ha.  b. Sistim perencanaan yang digunakan adalah:

1. Sistem irigasi semi teknis dimana saluran irigasi dan saluran  pembuang menjadi satu dikarenakan keterbatasaan lahan tambak serta posisis lahan tambak yang sangat dekat sekali dengan pantai. Elevasi dasar Kolam tambak direncanakan +1,5 m, elevasi dasar caren +1.3 m dan elevasi tanggul berada pada +4,83 m.

2. Pintu air yang digunakan adalah pintu air skot balok untuk di setiap  petakan tambak, pintu ini digunakan untuk mengatur tinggi muka

air yang akan masuk dan keluar tambak.

3. Pola operasi pintu dimaksudkan untuk mengatur kebutuhan air  pada kolam tambak berdasarkan pada tinggi air perbulannya yang dibutuhkan untuk perkembangbiakan komoditi dalam kolam tambak pada pola tata tanam tambak.

c. Awal tanam pertama dimulai pada bulan Agustus untuk penebaran bibit udang dan bandeng. Panen pada bulan Januari dan awal tanam ke dua dimulai pada bulan Februari dan panen pada bulan Juli.

(19)

Oksa Ega Hermawan, R. W. (2014). STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK DI DUSUN KEPETINGAN KABUPATEN SIDOHARJO.

Gambar

Gambar 1.1 Irigasi Tradisional
Gambar 1.3 Irigasi Teknis
Gambar 1. 4 Siklus Hidup Ikan Bandeng
Gambar 1. 5 Siklus Hidup Udang Vannamei
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang backpack safety dengan keluhan nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar

Hasil yang sama disampaikan pada penelitian Damayanti (2011) dan Septiani (2011), bahwa pemberian sinbiotik pada beberapa dosis dan frekuensi setiap hari dapat

Agar suatu pabrik berjalan dengan baik di samping tersedianya alat-alat proses yang lengkap dan bahan baku yang dipergunakan, diperlukan juga tenaga kerja guna menjalankan proses

Kontribusi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh Peserta melalui Pemegang Polis kepada Kami, sehubungan dengan diadakannya Sertifikat Asuransi, yang bersifat sekali bayar

Berdasarkan Tabel 5.5, hasil parameter threshold inliers terbaik pada skenario uji coba 1 adalah 5. Nilai lebih kecil, garis yang terbuat sedikit, dan tidak mewakili, nilai lebih

Fungsi dari sortasi adalatr untuk mengetatrui kondisi buatr yang akan diolah sehingga dapat diperkirakan kualitas hasil yang akan didapat, proses perebusan bagaimana

Dalam makalah ini dikaji proses menstabilkan suatu sistem linier posi- tif menggunakan state feedback.. Jika matriks A dan B bergantung