• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RESMI PERANCAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN RESMI PERANCAH"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PERANCAH

PRAKTIKUM PERANCAH

Mata Kuliah Mata Kuliah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bangunan

Disusun oleh : Kelompok 3 Disusun oleh : Kelompok 3  Naufal Zaky Alifyan

 Naufal Zaky Alifyan (0514040102)(0514040102)  Nisa Elvira D

 Nisa Elvira D (0514040108)(0514040108) Winda

Winda Puspitasari Puspitasari (0514040110)(0514040110) Tsanil

Tsanil Falah Falah (0514040111)(0514040111) Yekti

Yekti Arum Arum N N (0514040116)(0514040116) Rachma

Rachma Febriwati Febriwati E E S S (0514040125)(0514040125)

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2017

2017

(2)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

(3)
(4)
(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja macam dari scaffoldding beserta fungsinya

2. Bagaimana melaksanakan pemasangan scaffolding secara aman 3. Bagaimana menggunakan scaffoldding secara aman

4. Bagaimana melakukan pengawasan terhadap scaffolding

1.3 Tujuan

Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa mampu menjelaskan dan melaksanakan  pemasangan scaffolding

Tujuan Instruksional Khusus : Setelah dilaksanakan praktikum ini, mahasiswa mampu

1. Menyebutkan jenis scaffolding berdasarkan fungsinya 2. Menjelaskan pemasangan scaffolding secara aman 3. Menjelaskan penggunaan scaffolding secara aman 4. Menjelaskan pengawasan scafolding

1.4 Manfaat

1. Menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai pemasangan perancah

2. Mahasiswa lebih memahami mengenai perancah dan dapat melaksanakan  pekerjaan perancah dengan aman.

(7)

1.5 Ruang Lingkup

Pelaksanaan praktikum perancah dilakukan di Halaman Depan Laboratorium Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Politeknik Perkapalan Ne geri Surabaya. Praktikum ini mengenai pemasangan perancah yang baik dan benar.

(8)

BAB II DASAR TEORI

2.1 Definisi dan Fungsi Perancah 2.1.1 Definisi

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bangunan, Perancah (scaffolding) ialah Bangunan pelataran (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan  pemeliharaan dan pembongkaran. Menurut Heinz Frick dan Pujo. L Setiawan ( 2007 ), perancah adalah konstruksi dari batang bambu, kayu, atau pipa baja yang didirikan ketika suatu gedung sedang dibangun untuk menjamin tempat kerja yang aman bagi tukang yang membangun gedung, memasang sesuatu, atau mengadakan pekerjaan  pemeliharaan.

Scaffolding sendiri terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan scaffolding. Scaffolding digunakan sebagai pengganti  bambu dalam membangun suatu proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini

adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan scaffolding. Terdapat tiga type dasar scaffolding:

1. Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka dan outriggers

(9)

3. Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang manusia

2.1.2 Fungsi

1. Sebagai tempat bekerja bagi pekerja konstruksi dan peralatannya

2. Menahan bekisting sampai beton yang dicor cukup kuat menahan berat sendiri 3. Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus

terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.

4. Menyediakan tatakan elevasi yang mampu menahan suatu beban tertentu pada sebuah area tertentu.

2.2 Jenis Perancah

1) Perancah Andang.

Perancah atau andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 –   3 m. Apabila pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi. Macam -macam perancah andang:

a) Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan. Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan perancah tiang.

(10)

 b) Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada  perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan  panjangnya tidak dapat distel kembali. Biasanya andang bambu dapat dipakai  pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m, mengenai kaki andang bambu

ada yang pakai 2 atau 3 pasang.

c) Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan dapat dipindah-pindahkan.Tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki  perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm.

2) Perancah Tiang.

Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m, Perancah tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan. Perancah tiang ada 3 macam:

(11)

a) Perancah tiang dari bambu.

Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di lapangan,  baik pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya adalah bambu mudah didapat, kuat, dan murah, pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali tanpa merusak bambu dan bahan  pengikatnya pakai tali ijuk.

 b) Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.

Sistem perancah bambu dengan konsol besi hanya ditahan oleh satu tiang  bambu saja, berbeda dengan perancah yang ditahan oleh beberapa tiang.

Keuntungannya adalah sbb :

 Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan,

 Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu,  Lebih praktis dan menghemat tempat.

 Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat diatasnya,  Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong

(12)

c) Pada perancah tiang dari besi atau pipa alat penyambungnya memakai kopling, untuk penyetelannya lebih cepat dibandingkan perancah tiang  bambu.

3) Perancah Besi Beroda

Perancah besi beroda ini terbuat dari pipa galvanis. Pada perancah besi beroda dapat dipasang di lapangan atau didalam ruangan. Fungsi rodanya adalah untuk memindahkan perancah. Pada perancah besi beroda sedikit lain dari  perancah yang ada, karena disini bagian-bagian dari tiangnya sudah berbentuk

(13)

4) Perancah Besi tanpa Roda.

Perancah ini terdiri dari komponen-komponen; Kaki pipa berulir, kusen  bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran, sambungan pasak, papan  panggung, panggung datar, Papan pengaman, tiang sandaran, penutup sandaran, konsol penyambung, penopang, konsol keluar, tiang sandaran tangga, pinggiran tangga, anak tangga, sandaran tangga, dan sandaran dobel.

(14)

Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit,  pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dst. Jadi perancah menggantung digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya  perancah digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau

rantai besi.

6) Perancah Frame

Frame ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.

(15)

7) Perancah Dolken

Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 –  10 cm.

8) Birdcage Scaffold

Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan dengan Ledgers, Transoms and Braces Biasanya digunakan pada pemasangan plafon dan  pengecatan. Hand rail and toe boards dipasang di bagian luar dari perimeter

(16)

9) Suspended Scaffold

Suspended scaffold ditopang dari atas.bnTidak ada penyangga dari bawah. Digunakan pada bukaan yang tinggi. Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m. Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings. Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat dibangunan di atas tanah.

10) Mobile Scaffold

Mobile work platform digunakan pekerjaan yang pindah dari satu tempat ke tempat lain. Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk yang lebih tinggi lebih dari 3 m. Tiang-tiangnya dipasang dengan roda. Penggunaan ban (berisi angin) tidak diperkenankan. Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place. Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk mempermudah moveability.

(17)

2.3 Bagian-bagian Perancah

1) Baseplate adalah bagian perancah yang menjadi tumpuan dari tiang-tiang standard perancah dan berfungsi sebagai tempat dudukan perancah untuk mengantisipasi area dudukan yang tidak stabil (material dudukan  perancah lunak).

2) Soleplate adalah papan biasanya dari bahan kayu atau metal sebagai  bagian perancah yang langsung bersentuhan dengan tanah/dasar untuk

memastikan kekuatan pijakan perancah.

3) Clamp adalah Perangkat dari metal atau alat atau komponen digunakan untuk menyambung pipa, mengeratkan sambungan pipa atau mengunci antar pipa. Clamp terdiri dari 2 jenis yaitu Clamp hidup (Swivel Clamp) dan Clamp mati (Rigid/Fixed clamp). Swivel clamp adalah penjepit yang  berbentuk lingkaran dan bisa diputar 360°, biasanya digunakan untuk

menjepit pipa besi untuk membuat hand rail pada stair (tangga).

4) Join Pin adalah bagian yang digunakan untuk menghubungkan atau menyambung pipa atau frame.

5) Standard adalah bagian rangka utama perancah dalam jalur vertical. Standard adalah pipa scaffold tegak yang membagi seluruh beban ketanah dan merupakan bagian paling penting dalam perancah karena apabila salah memasang standard, maka semua bagian di atasnya bisa salah. Setiap standard dipasangkan base plate yang menyebarkan beban mencegah ujung bawah pipa tenggelam masuk kedalam tanah.

6) Ledger adalah bagian rangka yang membentuk sudut 90 derajat dengan standard. Ledger lebih panjang daripada transom.

7) Transom adalah bagian horizontal perancah yang mengikat standard dan transom secara horizontal

(18)

8) Foot tie adalah bagian perancah bagian bawah yang berfungsi untuk menjadi angkur di struktur yang lebih kuat

9) Brace adalah bagian perancah yang dipasang diagonal yang berfungsi untuk mengikat standard-standard yang ada agar lebih kuat dan beban terdistribusi secara merata. Brace dipasang bersisian dengan ledger

10) Transverse brace adalah brace yang dipasang bersisian dengan transom 11) Tie adalah bagian perancah di bagian atas yang berfungsi untuk menjadi

angkut di struktur yan lebih kuat

12) Working platform adalah bagian perancah yang menjadi pijakan kaki  pekerja untuk bekerja. Platform dapat dibuat menggunakan lembaran  papan kayu, deck dan platform yang di fabrikasi.

13) Guardrail adalah bagian perancah yang paling atas berfungsi menjadi  penahan tubuh pekerja dan sebagai titik angkur body harness.

14) Handrail (guardrail system) adalah bagian yang berfungsi sebagai  pengaman samping agar pekerja tidak terjatuh. Toe Boards adalah bagian  perancah yang berada persis berhimpitan di atas working platform,  berfungsi untuk menahan kaki pekerja agar tidak terperosok jatuh

15) Putlog adalah bagian perancah yang persis di bawah working platform,  berfungsi untuk memperkuat workiAngkur (Wall Coupling Fixture/Anchorage) adalah alat yang ditancapkan ke dinding untuk menjaga dan memperkuat perancah agar tidak bergeser.

16) Universal clamp adalah perlengkapan pengikat perancah pipa kesegala arah.

17) Roda (Caster) adalah alat yang dapat digunakan pada perancah  bergerakng platform agar tidak patah. Right Angle Clamp adalah  perlengkapan pengikat perancah pipa secara tegak lurus.

18) Ajusting Base Metal adalah gabungan antara jack base dengan fixed base. 19) Ledge frame with floor/Ledge Plate adalah batang memanjang yang telah

(19)

20) Bracket adalah konstruksi berbentuk siku pada perancah penunjang siku yang berfungsi untuk mendukung lantai kerja diatasnya.

21) Jaring Pengaman (Protective Net) adalah jaring untuk perancah agar para  pekerja atau orang-orang berada dibawahnya tidak kejatuhan benda dari

atas.

22) Perisai Pengaman (Protective shield) adalah perisai dan bahan metal yang  berfungsi untuk menjaga orang-orang yang berada dibawah tidak

kejatuhan benda atau material.

23) Rangka (frame) adalah komponen atau perlengkapan utama dan peranca frame.

24) Overlay Joint adalah penyambungan secara langsung dua tiang vertikal  pada perancah kayu.

25) Butt Joint adalah cara penyambungan tiang vertikal padá perancah kayu yaitu dengan menggunakan kayu tambahan sebagai penguat.

26) Jack Base adalah sambungan berulir untuk menghubu ngkan tiang vertikal dengan sepatu perancah (Fixed base fixture).

2.4 Pembebanan Scaffolding

A. Klasifikasi Beban

Kemampuan atau kapasitas scaffolding dapat diklasifikasikan, yaitu : 1. Beban Ringan (Light Duty) dengan beban 225 kg/bay.

2. Beban Sedang ( Medium Duty ) dengan beban maksimum 450kg/bay 3. Beban berat ( Heavy Duty ) dengan beban maksimum 675kg/bay. B. Beban (load)

Beban yang diterima landasan terhadap berdirinya sebuah scaffold dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Beban mati (dead load)

(20)

2. Beban tambahan ( enviromental load)

Berat tambahan yang dirasakan oleh scaffold yang bersumber dari luar.

3. Beban hidup ( live load)

Berat pekerja atau personil,barang atau material ,perkakas atau  perlengkapan kerja dan benturan benturan ( bila terjadi ).

2.5 Persyaratan Perancah

Menurut Permenaker No 01 Tahun 1980 :

(Pasal 12) Perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua  pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseorang yang  berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan

tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan mempergunakan tangga. (Pasal 13 Ayat 1) Perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan aman tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan.

(Pasal 13 Ayat 2) Lantai perancah harus diberi pagar pengaman, apabila tingginya lebih dari 2 meter.

(Pasal 14) Jalan-jalan sempit, jalan-jalan dan jalan-jalan landasan (runway) harus dari bahan dan konstruksi yang kuat, tidak rusak dan aman untuk tujuan pemakaiannya.

Secara Umum :

a) Diharapkan scaffolder memakai alat pengaman seperti helm, boot, safety belt, kaca mata serta self arrest system.

 b) Dilakukan pemeriksaan dan pengawasan pada perancah baik sebelum digunakan maupun sedang digunakan. Selanjutnya inspektor

(21)

melaporkan pada HSE Coordinator atau yang berwenang mengenai keamanan perancah.

c) Untuk pemasangan scaffolding beberapa tingkat ke atas sebaiknya dilakukan oleh banyak orang dengan menggunakan tali tambang tali  besar sebagai pembantu menaikkan scaffolding ke tingkat atas. Guna

mengutamakan keselamatan kerja para pegawai.

d) Perancah diperlukan setiap kali bekerja di atas dimana tidak dapat dilakukan dengan aman bila menggunakan tangga

e) Perancah dan komponen-komponennya akan, tanpa runtuh, dapat membawa setidaknya 4 kali maksimum yang diizinkan beban kerja. Jangan Overload

f) Penggunaan perancah yang tidak vertikal dilarang

g) Material dari perancah yang digunakan harus dalam kondisi baik dan diperiksa dengan teratur

h) Hal ini tidak diizinkan untuk menghilangkan bagian dari perancah tanpa  persetujuan terlebih dahulu

i) Platform scaffold tidak akan bersandar atau menggantung di pagar yang dapat dengan mudah dipindahkan

 j) Tangga dan perangkat lain untuk mendapatkan ketinggian tidak boleh digunakan di atas perancah Platform

k) Perancah yang harus dibangun di atas permukaan yang datar dimana mampu mendukung berat maksimum dimaksudkan

l) Untuk perancah yang akan didirikan di kisi-kisi, standar harus berlapis untuk mendistribusikan berat

m) Perlindungan terhadap cuaca, seperti lembaran/kelambu, tidak akan terikat dengan ketinggian perancah kecuali dijamin dengan struktur independen yang mampu menahan pekerja oleh angin.

n) Pembongkaran yang dilakukan oleh Scaffolder harus diawasi oleh inspektur/pengawas perancah bersertifikat.

(22)

o) Material perancah yang telah dibongkar oleh Scaffolder harus diletakkan pada daerah pinggir/samping dari lokasi

 p) Semua material perancah harus diperiksa secara visual atau dites dua kali setahun dan diberi kode warna oleh kontraktor. Laporan hasil  pemeriksaan harus dibuat oleh Inspektur/ Ahli K3 bidang konstruksi  bangunan kepada kontraktor atau pemilik. Selanjutnya diteruskan kepada Depnakertrans. Semua meterial perancah yang baru yang akan digunakan harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan peraturan keselamatan kerja yang berlaku.

2.6 Tanda dan Rambu

Ketika perancah sedang digunakan, tanda peringatan dengan teks “PERHATIAN

 – 

  KERJA OVERHEAD” dan “Perancah AMAN UNTUK DIGUNAKAN” harus dipasang di mana pekerjaan dilakukan dan / atau orang-orang yang lewat di bawah perancah. Barricade merah putih juga dapat digunakan untuk menutup access  bagi orang yang tidak

 berkepentingan. Dimana perancah tidak lengkap, tanda peringatan dengan teks “PERANCAH TIDAK LENGKAP

 – 

  JANGAN DIGUNAKAN “dipasang untuk memblokiraccess.

a) TaggingHijauhanya untuk Scaffolding yangAMAN

 b) TaggingMerah untuk Scaffolding yangTIDAK AMAN 2.7 Pengawasan

Merupakan suatu proses pemeriksaan secara sistematik terhadap keadaan fisik dari suatu objek konstruksi bangunan perancah atau penilaian terhadap kelayakan kondisi perancah . Pengawasan dalam penggunaan perancah untuk  pekerjaan konstruksi harus dilakukan oleh Ahli/Pengawas/Supervisor yang

(23)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan perancah:

1. Setiap jenis perancah yang akan dipasang/dipergunakan harus diperiksa sebelumnya oleh seorang ahli/ pengawas ahli untuk memastikan:

a) Kondisi perancah stabil;

 b) Perlengkapan perancah tidak ada yang rusak; c) Memenuhi syarat untuk digunakan;

d) Memastikan perancah sudah diberi pengaman 2. Melakukan pemeriksaan dalam kurun waktu:

a) Sedikitnya seminggu sekali

 b) Sesudah cuaca buruk atau gangguan dalam masa penggunaan yang lama

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Praktikum

3.2 Alat dan Bahan

(25)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengambilan Data

Referensi

Dokumen terkait

Melanin merupakan pigmen non-hemoglobin yang berasal dari sel melanosit, yang merupakan sel-sel dendrit dari lapisan neuroektodermal yang terletak pada lapisan

Penelitian bertujuan untuk memprediksi keyakinan mahasiswa akan pemanfaatan fasilitas studentsite serta menganalisis variabel-variabel Technology Acceptance Model (TAM)

Berangkat dari latar belakang tersebut, peneliti pada penelitian ini memfokuskan pada pemberitaan polemik antara Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto

Ref$/$Doc$/$ Software$ Partici pants$ Thursday,$ May$22,$14$ ONM$system$J$ Fish$$overview$ Inna$ User$Testing$Room$/$OA$ room$J$1st$floor$ SEAPODYM$from$PP$to$Fish$and$Fisheries$

Hasil tes siklus II pun dianalisis untuk mengetahui kelemahan siswa dalam menentukan posisi titik dalam koordinat kartesius, yang selanjutnya sebagai dasar untuk

Mengingat sebagian besar contoh memiliki harapan utama untuk menurunkan berat badan (termasuk yang memiliki IMT normal) dan merasa puas dalam mengikuti kegiatan olahraga di

Menurut peneliti anak yang yang tidak mengalami kejadian sibling rivalry bisa mempengaruhi perkembangan pada anak pra sekolah (3-6 tahun) di TK Kartika Chandra

18 Antara berikut, faktor yang manakah menggalakkan pergerakan penduduk seperti dalam rajah di atas.. I Kos hidup tinggi di kawasan asal II Kesesakan penduduk di kawasan asal