• Tidak ada hasil yang ditemukan

22671_22636_perencanaan Strategis Sistem Informasi Mengunakan Metode Ward and Peppard

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "22671_22636_perencanaan Strategis Sistem Informasi Mengunakan Metode Ward and Peppard"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI

MENGUNAKAN METODE

MENGUNAKAN METODE

 W

 WARD AND PE

ARD AND PE PPARD

PPARD

PADA PT GARUDA INDONESIA TBK

PADA PT GARUDA INDONESIA TBK

HALAMAN JUDUL

HALAMAN JUDUL

MAKALAH MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Perencanaaan Strategis SI/TI Perencanaaan Strategis SI/TI

Dosen Dosen

Hanif Fakhrurroja, S.Si., M.T. Hanif Fakhrurroja, S.Si., M.T.

Disusun oleh Disusun oleh

Hariyawan Setia Nugraha Hariyawan Setia Nugraha

NRP. 3314102 NRP. 3314102

POLITEKNIK KOMPUTER BISNIS LPKIA

POLITEKNIK KOMPUTER BISNIS LPKIA

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI

BANDUNG

BANDUNG

2017

2017

(2)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Perkembangan bisnis terhadap berbagai sektor industri berjalan sangat pesat, tidak Perkembangan bisnis terhadap berbagai sektor industri berjalan sangat pesat, tidak terkecuali industri jasa penerbangan. Industri penerbangan global adalah salah terkecuali industri jasa penerbangan. Industri penerbangan global adalah salah satusatu  bagian

 bagian integral integral perekonomian perekonomian global global yang yang memiliki memiliki peran peran penting penting dalamdalam  pembangunan di berbagai

 pembangunan di berbagai sektor. Sektor tesektor. Sektor tersebut seperti rsebut seperti transportasi, manufaktur,transportasi, manufaktur, teknologi serta sektor-sektor lainnya. Industri penerbangan juga memiliki teknologi serta sektor-sektor lainnya. Industri penerbangan juga memiliki keterikatan yang erat dengan kondisi ekonomi global.

keterikatan yang erat dengan kondisi ekonomi global.

Indonesia dalam perspektif industri jasa penerbangan tersebut mencatatkan Indonesia dalam perspektif industri jasa penerbangan tersebut mencatatkan  pertumbuhan yang sangat

 pertumbuhan yang sangat pesat terlihat pesat terlihat dengan banyaknya maskapai dengan banyaknya maskapai penerbanganpenerbangan yang melayani rute penerbangan baik internasional maupun nasional serta dari yang melayani rute penerbangan baik internasional maupun nasional serta dari  peningkatan

 peningkatan total total pengguna pengguna angkutan angkutan udara udara tiap tiap tahunnya. tahunnya. Hal Hal ini ini tentunyatentunya memberikan dampak secara langsung pada Indonesia

memberikan dampak secara langsung pada Indonesia dimana peningkatan kegiatandimana peningkatan kegiatan  bisnis

 bisnis tersebut tersebut pasti pasti berkorelasi berkorelasi positif positif terhadap terhadap peningkatan peningkatan perekonomianperekonomian nasional. Namun perkembangan ini tentunya membutuhkan perencanaan dan nasional. Namun perkembangan ini tentunya membutuhkan perencanaan dan implementasi strategi perusahaan yang tepat agar korporasi sebagai entitas bisnis implementasi strategi perusahaan yang tepat agar korporasi sebagai entitas bisnis mampu menjadi pemenang pasar (

mampu menjadi pemenang pasar (market leader market leader ).).

Dalam setiap industri yang berkembang, termasuk industri penerbangan, terdapat Dalam setiap industri yang berkembang, termasuk industri penerbangan, terdapat  banyak faktor yang mempengaruhi strategi yang a

 banyak faktor yang mempengaruhi strategi yang akan diterapkan bisnis di industrikan diterapkan bisnis di industri tersebut, yaitu faktor internal serta faktor lingkungan eksternal perusahaan. tersebut, yaitu faktor internal serta faktor lingkungan eksternal perusahaan. Pembahasan dan analisis tersebut seyogyanya mencakup banyak hal yang Pembahasan dan analisis tersebut seyogyanya mencakup banyak hal yang mempengaruhi keberlangsungan bisnis penerbangan, khususnya PT Garuda mempengaruhi keberlangsungan bisnis penerbangan, khususnya PT Garuda Indonesia (Persero) yang secara fokus bahasan penulis jadikan topik utama untuk Indonesia (Persero) yang secara fokus bahasan penulis jadikan topik utama untuk dilakukan analisis mengingat korporasi tersebut merupakan Badan Usaha Milik dilakukan analisis mengingat korporasi tersebut merupakan Badan Usaha Milik  Negara (BUMN) yang sudah bertransformasi menjadi perusahaan mu

 Negara (BUMN) yang sudah bertransformasi menjadi perusahaan multinasional.ltinasional.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat-Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat- Nya sehingga makalahNya sehingga makalah ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Strategis SI/TI.

(3)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Perkembangan bisnis terhadap berbagai sektor industri berjalan sangat pesat, tidak Perkembangan bisnis terhadap berbagai sektor industri berjalan sangat pesat, tidak terkecuali industri jasa penerbangan. Industri penerbangan global adalah salah terkecuali industri jasa penerbangan. Industri penerbangan global adalah salah satusatu  bagian

 bagian integral integral perekonomian perekonomian global global yang yang memiliki memiliki peran peran penting penting dalamdalam  pembangunan di berbagai

 pembangunan di berbagai sektor. Sektor tesektor. Sektor tersebut seperti rsebut seperti transportasi, manufaktur,transportasi, manufaktur, teknologi serta sektor-sektor lainnya. Industri penerbangan juga memiliki teknologi serta sektor-sektor lainnya. Industri penerbangan juga memiliki keterikatan yang erat dengan kondisi ekonomi global.

keterikatan yang erat dengan kondisi ekonomi global.

Indonesia dalam perspektif industri jasa penerbangan tersebut mencatatkan Indonesia dalam perspektif industri jasa penerbangan tersebut mencatatkan  pertumbuhan yang sangat

 pertumbuhan yang sangat pesat terlihat pesat terlihat dengan banyaknya maskapai dengan banyaknya maskapai penerbanganpenerbangan yang melayani rute penerbangan baik internasional maupun nasional serta dari yang melayani rute penerbangan baik internasional maupun nasional serta dari  peningkatan

 peningkatan total total pengguna pengguna angkutan angkutan udara udara tiap tiap tahunnya. tahunnya. Hal Hal ini ini tentunyatentunya memberikan dampak secara langsung pada Indonesia

memberikan dampak secara langsung pada Indonesia dimana peningkatan kegiatandimana peningkatan kegiatan  bisnis

 bisnis tersebut tersebut pasti pasti berkorelasi berkorelasi positif positif terhadap terhadap peningkatan peningkatan perekonomianperekonomian nasional. Namun perkembangan ini tentunya membutuhkan perencanaan dan nasional. Namun perkembangan ini tentunya membutuhkan perencanaan dan implementasi strategi perusahaan yang tepat agar korporasi sebagai entitas bisnis implementasi strategi perusahaan yang tepat agar korporasi sebagai entitas bisnis mampu menjadi pemenang pasar (

mampu menjadi pemenang pasar (market leader market leader ).).

Dalam setiap industri yang berkembang, termasuk industri penerbangan, terdapat Dalam setiap industri yang berkembang, termasuk industri penerbangan, terdapat  banyak faktor yang mempengaruhi strategi yang a

 banyak faktor yang mempengaruhi strategi yang akan diterapkan bisnis di industrikan diterapkan bisnis di industri tersebut, yaitu faktor internal serta faktor lingkungan eksternal perusahaan. tersebut, yaitu faktor internal serta faktor lingkungan eksternal perusahaan. Pembahasan dan analisis tersebut seyogyanya mencakup banyak hal yang Pembahasan dan analisis tersebut seyogyanya mencakup banyak hal yang mempengaruhi keberlangsungan bisnis penerbangan, khususnya PT Garuda mempengaruhi keberlangsungan bisnis penerbangan, khususnya PT Garuda Indonesia (Persero) yang secara fokus bahasan penulis jadikan topik utama untuk Indonesia (Persero) yang secara fokus bahasan penulis jadikan topik utama untuk dilakukan analisis mengingat korporasi tersebut merupakan Badan Usaha Milik dilakukan analisis mengingat korporasi tersebut merupakan Badan Usaha Milik  Negara (BUMN) yang sudah bertransformasi menjadi perusahaan mu

 Negara (BUMN) yang sudah bertransformasi menjadi perusahaan multinasional.ltinasional.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat-Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat- Nya sehingga makalahNya sehingga makalah ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Strategis SI/TI.

(4)

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan bantuan dan bimbingan berbagaidukungan bantuan dan bimbingan berbagai  pihak.

 pihak. Dalam Dalam kesempatan kesempatan ini ini penyusun penyusun mengucapkan mengucapkan terima terima kasih kasih dandan  penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

 penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1.

1. Bapak Paulus Tamzil, Drs. selaku Direktur Politeknik Komputer Bisnis LPKIABapak Paulus Tamzil, Drs. selaku Direktur Politeknik Komputer Bisnis LPKIA Bandung.

Bandung. 2.

2. Bapak Hanif Fakhrurroja, S.Si., M.T. selaku dosen matakuliah PerencanaanBapak Hanif Fakhrurroja, S.Si., M.T. selaku dosen matakuliah Perencanaan Strategis SI/TI.

Strategis SI/TI. 3.

3. Kedua orang tua, kakak dan keponakan yang selalu mendukung dan memberiKedua orang tua, kakak dan keponakan yang selalu mendukung dan memberi motivasi.

motivasi. 4.

4. Teman senasib sepenanggungan yang sangat luar biasa.Teman senasib sepenanggungan yang sangat luar biasa.

Akhirnya karena keterbatasan yang penulis miliki dalam pengetahuan dan Akhirnya karena keterbatasan yang penulis miliki dalam pengetahuan dan  pengalaman,

 pengalaman, penulis penulis dengan dengan senang senang hati hati menerima menerima saran saran dan dan kritik. kritik. SemogaSemoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca.

(5)

ABSTRAKSI

ABSTRAKSI

Hariyawan Setia Nugraha. 3314102

Hariyawan Setia Nugraha. 3314102

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI

MENGUNAKAN METODE

MENGUNAKAN METODE

W

WARD AND PE

ARD AND PE PPARD

PPARD

PADA PT GARUDA INDONESIA TBK 

PADA PT GARUDA INDONESIA TBK 

Makalah . Program Sistem Informasi. Konsentrasi Sistem

Makalah . Program Sistem Informasi. Konsentrasi Sistem Informasi. 2017Informasi. 2017 Kata kunci :

Kata kunci : perencanaan, strategi, sistem informasi, teknologi informasi perencanaan, strategi, sistem informasi, teknologi informasi ( vi + 39 )

( vi + 39 )

Industri penerbangan merupakan salah satu industri di bidang transportasi yang Industri penerbangan merupakan salah satu industri di bidang transportasi yang dewasa ini angka pertumbuhan penggunanya meningkat pesat. Dalam makalah ini dewasa ini angka pertumbuhan penggunanya meningkat pesat. Dalam makalah ini dijabarkan secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan strategis dijabarkan secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan strategis  perusahaan

 perusahaan penerbangan penerbangan dalam dalam rangka rangka implementasi implementasi visi-misi visi-misi organisasiorganisasi khususnya oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, salah satu perusahaan khususnya oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, salah satu perusahaan  penerbangan

 penerbangan milik milik Badan Badan Usaha Usaha Milik Milik Negara Negara (BUMN) (BUMN) yang yang memiliki memiliki skala skala && cakupan bisnis serta kualitas pelayanan dan keselamatan internasional.

cakupan bisnis serta kualitas pelayanan dan keselamatan internasional.

Persaingan yang dihadapi perusahaan merupakan kendala untuk mencapai tujuan Persaingan yang dihadapi perusahaan merupakan kendala untuk mencapai tujuan  bisnis

 bisnis demi demi menjaga menjaga pertumbuhan pertumbuhan dan dan kelangsungan kelangsungan hidup hidup perusahaan. perusahaan. TrendTrend  penggunaan

 penggunaan teknologi teknologi informasi informasi menuntut menuntut perusahaan perusahaan untuk untuk menggunakannyamenggunakannya agar mampu bersaing. Sistem Perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi agar mampu bersaing. Sistem Perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi informasi yang mengacu pada strategi bisnis harus disesuaikan dengan proses bisnis informasi yang mengacu pada strategi bisnis harus disesuaikan dengan proses bisnis  perusahaan.

 perusahaan. Proses Proses menemukan menemukan portfolio portfolio aplikasi aplikasi masa masa depan depan didahului didahului oleholeh  penemuan strate

 penemuan strategi bisnisgi bisnis, , strategi strategi manajemen manajemen SI/TI SI/TI dan dan strategi strategi IT. Metode IT. Metode yangyang digunakan adalah perencaan strategi sistem informasi dan teknologi informasi digunakan adalah perencaan strategi sistem informasi dan teknologi informasi Ward and Peppard 

Ward and Peppard . Penemuan strategi bisnis dilakukan melalui analisis internal. Penemuan strategi bisnis dilakukan melalui analisis internal dan eksternal perusahaan yang dilakukan dengan tools seperti

dan eksternal perusahaan yang dilakukan dengan tools seperti  PEST  PEST ,, SWOT SWOT ,, Five Five  Force

 Force of of CompetitiveCompetitive  Porter,  Porter, Value ChainValue Chain, CSF dan, CSF dan  McFarlan’s  McFarlan’s Strategic Strategic Grid Grid .. Analisis terhadap sistem informasi yang ada saat ini membantu untuk menentukan Analisis terhadap sistem informasi yang ada saat ini membantu untuk menentukan rencana sistem informasi dan teknologi informasi. Hasil yang dicapai adalah rencana sistem informasi dan teknologi informasi. Hasil yang dicapai adalah  perencanaan

 perencanaan strategi strategi sistem sistem dan dan teknologi teknologi informasi informasi yang yang tepat tepat bagi bagi perusahaanperusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... i KATA PENGANTAR ... ii ABSTRAKSI ... iv DAFTAR ISI ... v BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Batasan Masalah ... 3 1.4 Tujuan Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Teori Umum Perusahaan ... 4

2.1.1 Perusahaan Jasa... 4

2.1.2 Ciri-Ciri Perusahaan Jasa ... 5

2.1.3 Maskapai ... 5

2.1.4 Maskapai Penerbangan ... 6

2.2 Perencanaan Strategis SI/TI ... 6

2.2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Ward And Peppard ... 7

2.3 Metode Dan Teori Analisis ... 9

2.3.1 Analisis SWOT  ... 9

2.3.2 Critical Success Factor (CSF) ... 9

2.3.4 Value Chain ... 10

2.3.5 McFarlan’s Strategic Grid ... 11

BAB 3 METODE PERANCANGAN ... 13

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 13

3.2 Metode Analisis Dan Interpretasi Data ... 14

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 16

4.1 Profile Perusahaan ... 16

4.2 Visi Misi Perusahaan ... 17

4.3 Struktur Organisasi ... 18

4.4 Analisis SWOT ... 18

(7)

4.6 Analisi Five Force Porter ... 26

4.7 Analisis CSF (Critcal Success Factor) ... 28

4.9 McFarlan Strategic Grid ... 34

4.10 Strategi Informasi ... 36

BAB 5 KESIMPULAN ... 39

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem dan teknologi informasi merupakan tuntutan bagi perusahaan untuk diterapkan agar dapat bersaing dengan pesaingnya yang juga menggunakannya sebagai salah satu alat untuk mencapai keunggulan kompetitif. Sistem dan teknologi informasi harus sesuai dengan kebutuhan bisnis dan selaras dengan strategi dan tujuan perusahaan. Banyaknya aplikasi sistem informasi yang ada di  pasar mengharuskan perusahaan merencanakan sistem dan teknologi yang akan digunakan. Adanya perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi yang terencana dengan baik diharapkan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan  bisnis. Pencapaian tujuan tersebut harus didukung oleh semua bagian dalam  perusahaan sehingga dapat menciptakan rantai nilai yang akan memberikan margin  bagi perusahaan tidak terkecuali industri penerbangan.

Perusahaan industri penerbangan khususnya PT Garuda Indonesia Tbk. menunjukkan capaian pelaksanaan program transformasi di seluruh lini perusahaan, mulai dari operasional, bisnis, manajemen, hingga pelayanan. Saat ini, Garuda Indonesia merupakan satu-satunya maskapai nasional yang disegani di ASEAN karena memberikan pelayanan terbaik kepada para pengguna jasa transportasi udara. Posisi teratas ini dibuktikan dari hasil survei yang dilakukan Center for Asia Pacific Aviation (CAPA) pada 2010. Garuda dinobatkan sebagai maskapai  penerbangan teratas di ASEAN. CAPA merupakan lembaga survei independen  penerbangan di Asia Pasifik. Hasil kesimpulannya juga mengacu pada hasil survei Skytrax. Cakupan survei CAPA meliputi kenyamanan penumpang, kualitas makanan, pelayanan awak kabin, pelayanan di darat, dan nilai selama penerbangan (perbandingan tarif dengan manfaat yang diperoleh penumpang).

(9)

Indonesia dalam perspektif industri penerbangan, mencatatkan pertumbuhan yang sangat pesat terlihat dengan banyaknya maskapai penerbangan yang melayani rute  penerbangan baik internasional maupun nasional serta, dari peningkatan total  pengguna angkutan udara tiap tahunnya. Pertumbuhan industri penerbangan bisa mencapai 1,5-2 kali pertumbuhan ekonomi. Jadi, jika pertumbuhan ekonomi Garuda Indonesia 6 persen, industri ini bisa tumbuh 9-12 persen. Tapi sayangnya, Garuda Indonesia kurang merasakan manfaat yang optimal. Hal ini tentunya memberikan dampak terhadap Garuda Indonesia, baik dampak internal perusahaan maupun external perusahaan.

Dampak internal yang diahadapi perusahaan yaitu fasilitas bandara yang tidak memadai berkontribusi terbesar, yakni 6,02 persen, terhadap keterlambatan (delay)  penerbangan, gangguan teknik (1,33 persen), operasi penerbangan (0,68 persen), komunikasi (0,53 persen), penanganan di terminal (0,39 persen), dan sistem (0,16  persen).

Di sisi lain, faktor external juga turut berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis  perusahaan. Pemerintah mengenakan bea masuk suku cadang ( spare part ) pesawat,  padahal di negara lain seperti di Malaysia dan Singapura, bea masuk ditetapkan 0  persen. Sebenarnya pemerintah sudah membantu bea masuk suku cadang ini dengan memberikan subsidi. Namun, langkah itu tak efektif karena subisidi baru  bisa dicairkan pada akhir tahun, regulasi batas atas tiket pesawat, mahalnya harga

(10)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada di PT Garuda Indonesia seperti diutarakan diatas timbul suatu pertanyaan. Bagaimana cara merumusakan tahapan model Strategis SI/TI di perusahaan tersebut?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah berdasarkan uraian rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Metodologi yang digunakan mengacu kepada Perncanaan Strategis SI/TI Ward

And Peppard.

2. Alat bantu yang digunakan anailis SWOT, PEST, Five Force of Competitive, BSC, CSF, Value Chain dan McFarlan’s Strategic Grid..

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan menyusun perencanaan strategis SI/TI dalam menghadapi dampak internal dan eksternal perusahaan.

(11)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang akan digunakan sebagai landasan untuk memperjelas permasalahan yang ada dan panduan untuk mencapai tujuan. Teori-teori tersebut antara lain teori perusahaan jasa, tinjauan tentang beberapa metodologi perencanaan strategis SI/TI seperti PSSI versi Ward & Peppard, metode dan teori analisis SWOT, CSF , Value Chain dan Mc Farlan’s Strategic Grid .

2.1 Teori Umum Perusahaan

Perusahaan merupakan tempat suatu kegiatan produksi dan tempat berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang berdaftar di penerintahan dan ada juga yang tidak terdaftar. Bagi sebuah perusahaan yang telah terdaftar dipemerintahan, mereka memiliki adan usaha untuk perusahaannya (status  perusahaan yang terdaftar dalam pemerintah secara resmi) (Kurniawan, 2016).

Menurut UU No 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Pasal 1 huruf b (Kurniawan, 2016):

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berdudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.

2.1.1 Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa merupakan suatu unit usaha yang kegiatannya memproduksi  pr oduk yang tidak berwujud “jasa” dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Atau perusahaan jasa dapat diartikan juga sebagai suatu perusahaan yang menjual jasa yang diproduksinya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para konsumen dan mendapatkan keuntungan.

Tapi perusahaan jasa-pun memerlukan produk fisik atau yang berwujud untuk melakukan kegiatan usahanya. Misalnya seperti perusahaan transportasi umum yang menawarkan jasa transportasi kepada konsumen, maka untuk dapat

(12)

melakukan kegiatan usahnya perusahaan tersebut memerlukan alat transportasi seperti bus, pesawat atau kapal laut dan alat transportas i tersebut merupakan produk yang berwujud (Setiawan, 2017).

2.1.2 Ciri-Ciri Perusahaan Jasa

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan perusahaan jasa merupakan  perusahaan yang memiliki kegiatan memproduksi dan menyediakan berbagai macam pelayanan misalnya seperti keamanan, kemudahan dan lain-lain kepada konsumen yang membutuhkannya, maka perusahaan jasa memiliki ciri-ciri sebagai  berikut:

1. Pendapatan berasal dari penjualan jasa.

2. Dalam proses memproduksi jasa bisa atau tidak memerlukan bantuan dari  produk fisik.

3. Jasa yang diberikan tidak sama, jadi masing-masing konsumen dapat memperoleh jenis pelayanan yang berbeda dengan konsumen lainnya. 4. Tidak memiliki persedian produk dalam bentuk fisik karena produk yang

dijual merupakan produk yang tidak berwujud “jasa” jadi produk yang dihasilkan tidak dapat dilihat akan tetapi manfaatnya dapat dirasakan.

5. Biasanya tingkatan harganya memiliki sifat yang tidak mutlak sebab murah atau mahalnya harga yang ditetapkan oleh perusahaan tergantung tingkat kebutuhan konsumen.

6. Jasa yang dihasilkan tidak bisa disimpan, jadi sekali dibeli maka  penggunaannya akan langsung habis.

2.1.3 Maskapai

Maskapai merupakan bahasa yang diserap dari Bahasa Belanda, yaitu maatschappij. Arti kata ini ialah “perusahaan”. Lamanya penjajahan Belanda di Indonesia dapat berpengaruh terhadap penggunaan kata tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, maskapai adalah perseroan dagang atau  perusahaan. Kata maskapai ini biasanya digunakan dalam bidang penerbangan maupun pelayaran. Jadi, istilah ini tidak hanya digunakan dalam transportasi udara

(13)

tetapi juga laut. Asal tahu saja, kata ini juga biasa digunakan dalam tranportasi darat, yaitu kereta api (Solid, 2015).

2.1.4 Maskapai Penerbangan

Maskapai penerbangan merujuk pada perusahaan yang menyediakan jasa transportasi udara untuk penumpang (orang) ataupun barang . Beberapa maskapai ini memiliki pesawat sendiri. Maskapai lainnya menjual jasa penerbangan dengan  pesawat yang disewa. Maskapai penerbangan mencakup direktur, manajer, pilot, hingga pramugari. Contoh maskapai penerbangan ialah Lion Air, Batik Air, Citilink, Air Asia, Sriwijaya Air, Susi Air, Emirates, dan lain-lain.

Rute penerbangan di Indonesia mulai dibuka oleh perusahaan  Koninklijke  Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij pada tahun 1928. Perusahaan

tersebut melayani penerbangan Jakarta-Bandung seminggu sekali.

PT. Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan pertama Indonesia pada tahun 1949. Awalnya, perusahaan tersebut bernama Garuda Indonesian Airways yang mengantarkan Presiden Soekarno dari Yogyakarta untuk dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat di Jakarta (Solid, 2015).

2.2 Perencanaan Strategis SI/TI

Sumber daya (resource) yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan  biasanya terbatas, oleh karena itu sistem informasi yang dibangun harus benar- benar selaras dengan strategi bisnis dan sistem yang dibangun harus mampu memberikan impact yang positif bagi bisnis. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan  perencanaan strategis SI/TI yang tepat bagi suatu perusahaan.

Perencanaan strategis SI/TI merupakan suatu proses yang menggunakan tujuan (goals), strategi (strategies), sasaran (objectives),  proses bisnis serta kebutuhan-kebutuhan informasi suatu organisasi sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan memilih sistem teknologi informasi apa yang akan dikembangkan dan kapan sistem tersebut akan dikembangkan. Perencanaan strategis SI/TI menjelaskan berbagai tools, teknik dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi

(14)

SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward&Peppard, 2003).

Terdapat beberapa metodologi perencanaan SI/TI yang umum digunakan, diantaranya Strategic Planning for Information System (SPIS), Information  Engineering (IE), Four-Stage Model, dan Business System Planning (BSP).

2.2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Ward And Peppard

Metodologi Perencanaan Strategis SI/TI versi Ward & Peppard merupakan metodologi yang komprehensif, dimana metode ini terlebih dahulu dimulai dari kegiatan assesment dan pemahaman terhadap situasi saat ini (current situation) baik terhadap lingkungan bisnis maupun lingkungan SI/TI. Lingkungan bisnis meliputi lingkungan bisnis internal dan lingkungan bisnis eksternal. Demikian juga dengan lingkungan SI/TI yang meliputi lingkungan SI/TI internal dan eksternal. Dengan  pemahaman yang mendalam terhadap kondisi saat ini, maka dapat ditentukan

strategi SI, strategi TI dan strategi manajemen SI/TI masa mendatang (future) secara tepat. Metodologi versi Ward & Peppard ini dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 1.

(15)

Seperti terlihat pada gambar 1 diatas, model perencanaan strategis SI/TI ini memiliki kerangka kerja perencanaan dan formulasi strategi berupa masukan (input), keluaran (output) dan aktifitas-aktifitas utama. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut (Ward & Peppard 2003):

1. Analisis lingkungan bisnis internal, yang meliputi aspek-aspek strategi bisnis saat ini, tujuan atau sasaran, sumber daya, proses, serta budaya dan nilai-nilai  bisnis organisasi.

2. Analisis lingkungan bisnis eksternal, yang meliputi asepk-aspek ekonomi, industri, dan iklim bersaing dimana perusahaan beroperasi.

3. Analisis lingkungan SI/TI internal, yang meliputi perspektif SI/TI dalam  bisnis saat ini, tingkat kematangannya (maturity), cakupan dan kontribusinya terhadap bisnis, ketrampilan, sumberdaya dan infrastruktur teknologi. Portofolio aplikasi eksisting dan yang sedang dibangun juga merupakan  bagian dari lingkungan SI/TI saat ini.

4. Analisis lingkungan SI/TI eksternal , yang meliputi tren teknologi dan  peluang pemanfaatannya.

Sedangkan tahapan keluaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu dokumen perencanaan strategis SI/TI yang terdiri dari:

1. Strategi SI bisnis, yang mencakup bagaimana masing-masing unit bisnis akan memanfaatkan SI/TI untuk mencapai sasaran bisnisnya. Portofolio aplikasi yang dikembangkan pada masing-masing unit bisnis, akan menjelaskan arsitektur informasi pada masing-masing unit. Arsitektur ini juga menggambarkan bagaimana SI/TI akan digunakan pada masa mendatang dalam rangka membantu unit bisnis mencapai tujuannya.

2. Strategi TI, yang mencakup kebijakan dan strategi untuk pengelolaan teknologi dan sumberdaya manusia.

3. Strategi Manajemen SI/TI, yang mencakup elemen-elemen umum dari strategi yang diterapkan pada organisasi, untuk memastikan konsistensi  penerapan kebijakan SI/TI yang dibutuhkan.

(16)

2.3 Metode Dan Teori Analisis 2.3.1 Analisis

 SWOT 

Analisis SWOT memberikan informasi yang membantu dalam mencocokkan sumberdaya dan kapabilitas organisasi untuk menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Dengan melakukan analisis SWOT, kita dapat melakukan identifikasi faktor internal (strength and weakness) dan faktor internal (opportunity and threat) dari organisasi secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Hasil identifikasi tersebut diperbandingkan untuk memaksimalkan  strength dan opportunity serta meminimalkan weakness dan threat guna mencapai strategi yang optimal. Dalam perencanaan strategis SI, hasil analisa SWOT digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi CSF sebuah organisasi. Diagram SWOT dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Diagram SWOT (Ward & Peppard, 2003)

S (Strength) W (Weakness)

O Strategi SO: Strategi WO:

(Opportunity) Strategi yang menggunakan Strategi yang meminimalkan kekuatan untuk

memanfaatkan

kelemahan untuk memanfaatkan

 peluang peluang

T Strategi ST: Strategi WT:

(Threat) Strategi yang menggunakan Strategi meminimalkan

kekuatan untuk mengatasi kelemahan untuk menghindari

ancaman ancaman

2.3.2

Critical Success F actor 

 (CSF)

John Rockart, mendefinisikan Critical Succes Factor (CSF) sebagai suatu ketentuan dari organisasi dan lingkungannya yang berpengaruh kepada keberhasilan atau kegagalan organisasi. CSF dapat ditentukan jika tujuan (objectives) organisasi telah diidentifikasi. Tujuan dari CSF adalah mengintepretasikan tujuan secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan.(Ward & Peppard, 2003)

(17)

Dalam perencanaan strategis, CSF dapat dimanfaatkan untuk menghubungkan strategi bisnis organisasi dengan strategi SI-nya. Dengan demikian, diharapkan  proses perencanaan strategis SI akan lebih focus pada area yang strategis bagi

organisasi.

2.3.4

Value Chain

Untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik tentang aktifitas-aktifitas  perusahaan yang memberikan keunggulan kompetitif dan menciptakan nilai bagi  shareholder , kita dapat memila-milah sistem bisnis menjadi sebuah urut-urutan akfititas yang menghasilkan nilai (value). Michael Porter memperkenalkan metode Value Chain yang merupakan metode sistematis untuk memeriksa seluruh kegiatan organisasi dan untuk mengetahui interaksi yang digunakan organisasi sebagai sumber kegiatan bersaing. Hasil analisis Value Chain suatu organisasi digunakan untuk identifikasi peluang pemanfaatan SI/TI yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Diagram value chain terlihat pada gambar 2.

Gambar 2 Diagram Value Chain (Call, 1996)

Aktifitas utama pada diagram value chain dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.  Inbound Logistic

Merupakan kegiatan menerima, menyimpan, memilah dan mendistribusikan bahan baku dalam organisasi.

2. Operation

(18)

3. Outbound Logistic

Merupakan kegiatan menyimpan dan mendistribusikan produk. 4.  Marketing & Sales

Merupakan kegiatan promosi dan penjualan. 5. Service

Merupakan kegiatan untuk mempertahankan/meningkatkan manfaat  produk.

Sedangkan aktifitas pendukung pada diagram value chain dapat dijelaskan sebagai  berikut:

6. Corporate Infrastructure

Merupakan dukungan terhadap value chain, berupa manajemen,  perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, hubungan dengan pemerintah,

dan manajemen kualitas.

7.  Human Resource Management

Merupakan kegiatan perekrutan, pelatihan, dan pengembangan SDM. 8. Technology Development

Merupakan kegiatan menyempurnakan produk dan proses produksi. 9.  Procurement

Merupakan kegiatan pengadaan atau pembelian.

2.3.5 McFarlan’s Strategic Grid

Aplikasi sistem informasi harus direncanakan dan dikelola berdasarkan kontribusinya kepada bisnis perusahaan pada saat ini dan saat mendatang. Model  portofolio yang dikembangkan oleh McFarlan, ditujukan untuk menganalisa dan mengkategorisasi seluruh aplikasi sistem informasi eksisting, yang telah direncanakan dan potensial ke dalam empat kategori yang didasarkan pada  penilaian kepentingan bisnis terhadap aplikasi saat ini dan saat mendatang.

Aplikasi dapat dikategorikan sebagai (strategic, high potential, key operation, and  support). Dari hasil kategorisasi tersebut didapat gambaran kontribusi suatu aplikasi SI terhadap bisnis perusahaan. Hasil tersebut dapat menjadi dasar bagi  penentuan strategi SI dan kemungkinan pengembangan di masa mendatang.

(19)

Tabel 2 dibawah ini menjelaskan keempat kategori aplikasi dalam portofolio aplikasi McFarlan :

Tabel 2 McFarlan Application Portfolio (Ward & Peppard, 2003)

 STRATE GI C

H I GH POTE NTI AL

 Applications that are critical to  sustaining future business strategy

 Applications that may be important in achieving future success

 Applications on which the organization

currently depends for success

 Applications that are valuable but not critical to success

KEY

OPERATIONAL

 SUPPOR T

Kategori aplikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Strategic application

Aplikasi kategori ini sifatnya kritis bagi kesuksesa n bisnis di masa mendang. Aplikasi ini menciptakan atau mendukung perubahan pada cara bagaimana organisasi melaksanakan bisnisnya, dengan tujuan memberikan keunggulan kompetitif.

2.  Key operational application

Merupakan aplikasi yang diperlukan agar keberlangsungan operasional bisnis tetap langgeng dan membantu mencegah berbagai kerugian.

3. Support application

Merupakan aplikasi yang memiliki nilai tetapi tidak kritis bagi perusahaan. Aplikasi ini dapat meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas pengelolaan  bisnis.

4.  High potential application

Merupakan aplikasi yang bersifat inovatif dan menciptakan peluang untuk memperkuat kesuksesan di masa depan.

(20)

BAB 3

METODE PERANCANGAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Studi literatur adalah studi yang dilakukan dengan menggunakan literatur sebagai objek kajiannya. Tujuan studi literatur adalah untuk mendapatkan peta tentang domain penelitian yang akan dilaksanakan. Peta domain ini sebenarnya berwujud  pengetahuan tentang riset-riset yang dilakukan oleh peneliti lain dalam area  penelitian. Pengetahuan ini tidak hanya berupa pemahaman terhadap riset-riset tersebut, tetapi juga saling terkait yang terbentuk antar riset-ris et. Ada beberapa cara dalam melakukan studi literatur, antara lain:

1. Membaca artikel yang berhuhubungan dengan pembahasan

Artikel adalah karangan f aktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dan sebagainya) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Dengan membaca artikel, dapat membantu menambah materi ataupun data-data yang diperlukan untuk  penelitian.

2. Membaca jurnal yang berhubungan dengan perencanaan strategis

Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama, misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam ilmu komputer. Kegunaan utama jurnal ialah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal merupakan hasil penelitian. Dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai  bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian sebagaimana buku-buku

(21)

3.2 Metode Analisis Dan Interpretasi Data

Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan mengikuti alur model perencanaan strategis SI/TI yang merujuk kepada metode Ward and Peppard. Analisis yang dilakukan menggunakan tools terdiri dari:

1. Analisis PEST

PEST merupakan suatu alat yang bermanfaat untuk meringkas lingkungan eksternal dalam operasi bisnis. PEST harus ditindaklanjuti dengan pertimbangan  bagaimana bisnis harus menghadapi pengaruh dari lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Manfaat PEST adalah suatu perusahaan dapat mengetahui  pengaruh lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi yang

mempengaruhi perusahaannya. 2. Analisis SWOT 

Analisis SWOT  adalah analisis berdasarkan pada anggapan bahwa suatu berasal dari sumber daya internal suatu perusahaan ( strengths and weaknesses) dan sumber daya eksternal suatu perusahaan (opportunities and threats). SWOT   bermanfaat membantu perusahaan untuk mengetahui dan mengenali kekuatan

dan kelemahannya serta peluang dan ancaman bagi perusahaannya, sehingga suatu perusahaan dapat bersiap dan mencari solusi jika ada hal-hal yang mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

3. Analisis Five Forces of Competitive

Porter’s five forces model menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang dikenal dengan lima kekuatan bersaing ( Five Forces of Competitive). Dengan menggunakan  Porter’s five forces model , suatu  perusahaan dapat mengidentifikasikan ancaman masuknya pendatang baru,  persaingan di antara perusahaan sejenis, ancaman dari produk atau jasa  pengganti., kekuatan tawar menawar pembeli, serta kekuatan tawar menawar  pemasok.

(22)

4. Value chain

Analisis value chain  adalah kegiatan menganalsis kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk atau jasa. Value chain dapat menggambarkan proses bisnis suatu perusahaan.

5. Analisis CSF

CSF merupakan sebuah metode analisis dengan mempertimbangkan beberapa hal yang kritis di dalam lingkungan perusahaan untuk mendefinisikan faktor -faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan perusahaan atau organisasi dan dapat ditentukan jika objektif organisasi telah diidentifikasi. Analisis CSF memberikan gambaran pada perusahaan tentang aspek - aspek kritis apa saja di setiap aktivitas dan proses bisnis perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai visi dan misi serta keberhasilan bisnisnya. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan.

6.  McFarlan’s Strategic Grid 

Portofolio McFarlan digunakan untuk memetakan aplikasi sistem informasi  berdasarkan kontribusinya terhadap perusahaan. Pemetaan dilakukan pada empat kuadran ( strategic, high potential, key operation, and support ). Dari hasil  pemetaan tersebut didapatkan gambaran konstribusi sebuah aplikasi sistem

(23)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Profile Perusahaan

PT Garuda Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia. Maskapai  penerbangan ini pertama kali mengudara pada tahun 1940-an dalam era  pendudukan Belanda. Pada saat itu maskapai masih bernama Indonesian Airways sejak 26 Januari 1949 dengan pesawat pertama-nya yang bernama Seulawah atau Gunung Emas. Pada awalnya Garuda Indonesia merupakan hasil kerjasama antara  pemerintah Indonesia dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), yang

merupakan maskapai Belanda yang kemudian semua sahamnya dimiliki oleh Indonesia pada tahun 1953. Pada tahun 1953, Garuda Indonesia telah berhasil memiliki 27 pesawat berserta staf-staf professional.

Pada tahun 2000, Garuda membentuk anak perusahaan yang bernama Citilink yang menawarkan penerbangan dengan biaya murah ke kota-kota di Indonesia. Dengan adanya peristiwa-peristiwa nasional yang terjadi, seperti Serangan 11 September 2001, Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004 serta peristiwa jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta  berdampak masalah keuangan kembali terjadi di pihak Garuda. Hal ini diperparah

dengan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa.

Setelah kembali menata krisis keuangan yang melanda Garuda. Garuda mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 11 Februari 2011. Selain itu, Garuda juga menjadi sponsor dalam pagelaran SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan Palembang. Pada tahun 2012, Garuda Indonesia juga menjalin kerjasama dengan salah satu klub sepak bola Inggris, Liverpool FC sebagai Partner Resmi Liverpool FC dan Partner Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC. Hingga saat ini Garuda Indonesia tetap menjadi pilihan utama konsumen Indonesia dalam penerbangan.

(24)

4.2 Visi Misi Perusahaan Visi Perusahaan

To be a sustainable airline company through customer-oriented services and  growth in profit.

Penjelasan Visi

Graphic : Menjelaskan jenis perusahaan Garuda yaitu pelayanan jasa  penerbangan

 Directional  : Untuk menjadi perusahaan penerbangan yang beroperasi secara  berkelanjutan

 Focused  : Orientasi inti pada pengalaman dan kepuasan pelanggan  Feasible : Berdaya saing internasional

 Desirable : Peningkatan pada profit secara berkelanjutan

Misi Perusahaan

To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost le adership in  full service operations, and group synergy while providing the highest value to

customers through excellent Indonesian hospitality. Penjelasan Misi

Costumer : Memberikan kepuasan pada pelanggan melalui  pelayanan  full-servive yang maksimal

 Employee : Membentuk SDM yang berkompetensi tinggi dan dapat

 bersinergi

 Public Image : Kesempurnaan jasa melalui “sentuhan & keramah tamahan” khas Indonesia

Self Concept  : Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti 5

 Philosophy : Pengelolaan secara professional untuk memberikan kepuasan maksimal bagi pelanggan

Survival, Growth, and  Profit : Terus memaksimalkan keuntungan pemilik saham Gen. Strategy : Cost Leadership

(25)

4.3 Struktur Organisasi

Gambar 3 Struktur Organisasi PT Garuda Indonesia

4.4 Analisis

 SWOT 

Analisa Internal Kekuatan (Strengths)

 Kualitas pelayanan penerbangan yang tinggi –  Domestik

Kualitas pelayanan penerbangan yang tinggi membuat PT. GARUDA INDONESIA menjadi pioner di bidangnya. Dari keramahtamahan seluruh  personil yang dimiliki sampai jaminan keselamatan yang aman. Khususnya untuk penerbangan domestik, PT. GARUDA INDONESIA merupakan jasa  penerbangan dengan layanan yang terbaik.

 Pengalaman Garuda Airways

PT. GARUDA INDONESIA sebagai  National Flag Carrier telah diresmikan Soekarno sejak tahun 1949. Pengalaman PT. GARUDA INDONESIA khususnya sebagai jasa pengangkutan udara sudah tidak dapat diragukan lagi.

(26)

melayani penerbangan hingga Internasional. Pengalaman dan jam terbang yang tinggi ini merupakan kekuatan PT. GARUDA INDONESIA dalam persaingan dengan jasa penerbangan lainnya.

 Sumber Daya Manusia yang berkualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki PT. GARUDA INDONESIA merupakan orang-orang yang profesional dibidangnya masing-masing. Setiap karyawan memiliki kualitas yang baik dalam bidang tertentu, sehingga menjadikan seluruh proses bisnis berjalan dengan baik. PT GARUDA INDONESIA juga sangat memperhatikan kelanjutan karir dan pengembangan diri tiap karyawannya. Karena itu, bagian HR PT. GARUDA INDONESIA memiliki berbagai program pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas tiap personil yang mereka miliki.

 Manajemen bisnis dan operasional yang baik

Manajemen bisnis dan operasional yang baik telah dimiliki PT. GARUDA INDONESIA sebagai salah satu kekuatan mereka. PT. GARUDA INDONESIA terus menerus melakukan perkembangan terhadap manajemen dan operasional tersebut untuk terus mendapatkan serifikasi ISO ( International Standard Operation) yang merupakan standar baku mutu Internasional.

Kelemahan (Weakness)

 Posisi PT. GARUDA INDONESIA dalam Pasar Internasional

Untuk Pasar Internasional, PT. GARUDA INDONESIA sempat mengalami  penurunan pada tingkat penjualan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, sebut saja tingginya tingkat kecelak aan yang terjadi selama tahun  bersangkutan, dsb.

 Pembatalan penerbangan yang tinggi

Adanya kesalahan atau kekurangan teknis sering menyebabkan pembatalan  penerbangan.

(27)

 Indeks kepuasan karyawan yang rendah

Indeks kepuasan karayawan akan pengguna sistem agak rendah. Karyawan lebih terbiasa dengan tampilan yang mudah dimengerti. Indeks kepuasan karyawan akan insentif, cuti, dan hak-hak lainnya masih rendah.

Analisa Eksternal Peluang (Opportunity)

 Penjualan Saham PT. GARUDA INDONESIA ke publik (IPO /  gopublic

 Approval )

PT. GARUDA INDONESIA dapat meningkatkan modal dan mengurangi res iko usaha dengan menjual beberapa saham PT. GARUDA INDONESIA ke publik. Ini merupakan peluang besar bagi PT. GARUDA INDONESIA untuk lebih aman khususnya dalam bidang keuangan.

 Pasar domestik baru yang berpotensial besar

Saat ini kebutuhan bisnis pada kota-kota tertentu meningkat pesat. Hal ini menuntut adanya akses yang cepat dalam menuju kota tersebut. Dasar ini membuka peluang bagi PT. GARUDA INDONESIA untuk membuka jalur  penerbangan baru pada pasar domestik yang berpotensial bisnis.

 Pertumbuhan Unit Organisasi dan Anak Perusahaan

Unit Organisasi yang di miliki PT. GARUDA INDONESIA atau SBU (Strategic  Business Unit ) merupakan unit kerja di PT. GARUDA INDONESIA yang  bernilai strategis yaitu: GSM (Garuda Sentra Medika), GITC (Garuda Indonesia

Training Centre). PT. GARUDA INDONESIA juga memiliki beberapa anak  perusahaan seperti PT. AWS (AeroWisata) usaha ca tering , hotel & pariwisata, PT. GMFAA (Garuda Maintenance Facility AeroAsia) usaha perawatan  pesawat, dll. Pertumbuhan pesat pada setiap Unit Organisasi dan Anak Perusahaan yang berada dibawah nama PT. GARUDA INDONESIA merupakan  peluang yang signifikan bagi PT. GARUDA INDONESIA itu sendiri.

(28)

Ancaman (Threats)

 Pesaing baru

Munculnya pesaing penerbangan sejenis dengan harga yang lebih murah, dan cara pemesanan yang lebih mudah. Hal tersebut menjadi aspek penting dalam  persaingan. Hingga perusahaan perlu mempertimbangkan untuk tetap menjaga

kualitas tetapi dengan harga yang lebih terjangkau.

 Kehandalan sistem IT dalam periode puncak

Kehandalan sistem IT sangat dibutuhkan khususnya disaat periode puncak. Saat  pemesanan meningkat drastis ataupun saat jadwal terbang tinggi sehingga dibutuhkan sistem yang cepat tanggap dan melakukannya tanpa ada kesalahan atau down secara tiba-tiba.

 Perusahaan penerbangan mewakili negara dengan pelayanan yang berkualitas

tinggi dalam lingkungan ASEAN

PT. GARUDA INDONESIA sebagai perusahaan penerbangan resmi negara memiliki tanggung jawab untuk mengharumkan nama negara khususnya di lingkungan ASEAN dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang dimiliki.

Matriks

 SWOT 

Tabel 3 SWOT  PT Garuda Indonesia

IFAS (internal) EFAS (eksternal)

 Strengths (S)

 Kualitas pelayanan  penerbangan yang  baik  –  Domestik  Pengalaman Garuda  Airways

 Sumber Daya Manusia

yang berkualitas

 Manajemen bisnis dan

operasional yang baik

Weaknesses (W)

 Posisi PT. GARUDA INDONESIA dalam Pasar Internasional  Pembatalan  penerbangan yang tinggi  Biaya operasional yang tinggi

(29)

Opportunities (O)

 Pasar domestic baru

yang berpotensial  besar

 Penjualan Saham

Garuda ke publik

 Pertumbuhan Unit

Organisasi dan Anak Perusahaan

Strategi SO

1. Menata ulang kegiatan operasi dan manajemen agar kembali menjadi  penerbangan yang tepat waktu dengan kualitas layanan yang prima. 2. Menata ulang aspek

 bisnis agar seluruh  penerbangan menjadi  positif.

3. Menjadikan organisasi dan manajemen yang dibangun kembali efektif, sehingga  perusahaan dapat  berkembang sejajar dengan perusahaan  penerbangan Internasional lainnya. 4. Meningkatkan operasi

dari bisnis perusahaan agar mampu melayani  penerbangan yang

menjangkau  penerbangan

(destination) yang semakin luas di manca negara. Strategi WO 1. Meningkatkan  pelayanan khususnya untuk jalur internasional 2. Mengantisipasi  pembatalan  penerbangan dengan memberi kompensasi yang baik terhadap customer 

3.  Fuel Conservation  Programme (FCP)

(30)

Threats (T)

 Pesaing baru

 Kehandalan sistem IT

dalam periode puncak

 Perusahaan  penerbangan mewakili negara dengan pelayanan yang berkualitas tinggi dalam lingkungan ASEAN Strategi ST 1. Meningkatkan kualitas  pelayanan 2. Melakukan diferensiasi  produk agar tetap unik

dibanding pesaing  baru

3. Mengevaluasi dan memperbaiki kinerja sistem terutama saat  peak periods

Strategi WT

1. Memperbaiki faktor-faktor teknis maupun non teknis untuk menguranngi tingakat  pembatalan

 penerbangan.

Setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada, maka selanjutnya akan dilakukan pembobotan bagi tiap faktor internal dan eksternal yang telah disebutkan diatas yang dapat dilihat pada tabel 4 dan ta bel 5.

Tabel 4 IFAS  PT Garuda Indonesia

Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating

 Strengths (S)

1. Kualitas pelayanan penerbangan 2. Pengalaman Garuda Airways 3. SDM yang berkualitas

4. Manajemen bisnis dan operasional

20% 20% 13% 12% 4 4 3 3 0.8 0.8 0.39 0.36

Total (S)

65% 2.35

Weakness (W)

1. Posisi PT Garuda Indonesia dalam Pasar Internasional

2. Pembatalan penerbangan 3. Indeks kepuasan karyawan

15%

8%

12%

2

1

2

0.3 0.08 0.24

Total (W)

35% 0.62

TOTAL (SW)

100% 1.73

(31)

Tabel 5 EFAS  PT Garuda Indonesia

Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating

Oportunities (O)

1. Potensi pasar domestik 2. Penjualan saham ke publik 

3. Pertumbuhan unit organisasi dan anak  perusahaan 20% 15% 20% 4 3 4 0.8 0.45 0.8

Total (O)

55% 2.05

Threats (T)

1. Pesaiang Baru 2. Kehandalan Sistem IT

3. Perusahaan penerbangan mewakili  Negara dalam lingkungan ASEAN

15%

15%

15%

2

1

2

0.3 0.08 0.24

Total (T)

45% 0.9

TOTAL (OT)

100% 1.73

Dari hasil perhitungan pada table 4 dan table 5, dapat disimpulkan bahwa posisi PT. GARUDA INDONESIA terletak pada kuadran 1 ( Growth Oriented Strategy) pada  persaingan industri saat ini. Posisi ini sangat menguntungkan karena berarti PT. GARUDA INDONESIA dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk memaksimalkan kekuatan.

(32)

Kuadran 3 (WO) 2 (1.15) Kelemahan Internal (-) Kuadran 1 (SO) Kekuatan Internal (+) Kuadran 4 (WT) 1 (1.73) 2 Kuadran 2 (ST) EFAS Peluang Eksternal (+) IFAS Ancaman Eksternal (-)

Gambar 4 Diagram Analisa SWOT  PT Garuda Indonesia

4.5 Anailisi PEST

Tabel 7 Analisis PEST PT Garuda Indonesia

Model Relevansi Strategi

Politik Pengaturan tarif refernsi Melakukan product differentiation &innovative pricing (multiple-price)  berdasarkan customer

value setiap sub-classes Ekonomi Kemungkinan

melonjaknya harga minyak di pasar

global.

Fluktuasi kurs mata uang.

Menetapkan asumsi harga avtur sebesar 57 sen dolar  AS per liter.  Hedging Valas  dalam rangka

melindungi

fluktuasi nilai tukar dari transaksi  pembayaran pinjaman perusahaan.

(33)

Sosial Pelayanan terhadap  pelanggan

Kesejahteraan dan kredibilitas karyawan

Peningkatan pelayanan menghadirkan kerahmah tamahan, budaya, dan segala hal terbaik dari Indonesia melalui kelima panca indera, yaitu  sight,  sound, taste, scent, touch,  ketepatan waktu penerbangan dan waktu kedatangan pesawat.

Mengadakan pelatihan, pendidikan dan sertifikasi bagi karyawan

Teknologi Memaksimalkan

 penggunaan SI / TI untuk mendukung proses bisnis

Penggunaan layanan e-commerce, maksimalisasi  channel digital marketing, aplikasi proses pengadaan  secara online (e-Procurement), IT Service Management, penerapan e-ticketing secara menyeluruh sesuai dengan ketentuan IATA dan juga melakukan lelang real-time online based system (e-Auction)

4.6 Analisi

F ive F orce Porter 

Tabel 8 Analisis Five Force of Competitive

Model Pelaku Strategi

1. Persaingan Industri ( Industry Rivalry) Lion Air Sriwijaya Air Batik Air Membangun anak

 perusahaan yaitu citylink untuk maskapai low cost,  penambahan rute

 penerbangan, peremajaan  pesawat dan menghadirkan

(34)

2. Ancaman Pendatang Baru(Threat of New  Entrants) Singapore Airlines Qatar Airways Emirates

Promosi dan harga yang lebih terjangkau,

menguatkan sisi Indonesia,  baik dari segi budaya,  berprilaku maupun

kebersihan dan menjadi anggota Aliansi Global SkyTeam 3. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok ( BargainingPower of Suppliers) Airbus Boeing Pertamina Mengembangkan sarana  berupa SI/TI untuk

mendapatkan informasi  penting mengenai data  pemasok dan data produk

yang dibeli 4. Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan ( BargainingPower of Customers) - Customer Local - Customer Asing Penerapan pelayanan Garuda Indonesia Experience yang

mengedepankan ciri khas Indonesia dan excellent  service

Penggunaan SI/TI untuk

membina hubungan baik dengan 5. Ancaman Produk Substitusi (Supply Change) Kendaraan transportasi darat dan laut.

Membuka anak perusahaan PT Aero Wisata

(Aerowisata) bergerak pada  bidang usaha jasa industri  pariwisata dan hospitality, antara lain, perhotelan, jasa  boga, transportasi, darat dan keagenan serta tours & travel

(35)

4.7 Analisis CSF (Critcal Success Factor) Tabel 9 Strategy Map

(36)

Tabel 10 Balance Score Card  (BSC)

Balance Score Card

Perspective Measurement Target

Financial Saving ratio 10% dari biaya budget  pengadaan

Customer Survey Kepuasan pelanggan 92% pelanggan merasa  puas

Internal

Rata-rata penilaian sistem operasional

90.0 berdasarkan  penilaian SAP AIS  Key supplier management/

 strategic sourcing evaluation

4.0 berdasarkan rata-rata penilaian atas survey data supplier  Key supplier timeliness of

deliveries.

84% supplier tepat waktu berdasarkan survey data supplier Persentase transaksi

menggunakan e-procurement

≥30% dari semua transaksi pengadaan Efektifitas waktu siklus

 pengadaan

MCE target = 0.8

Ketersediaan modul untuk e- procurement  (SAP) 20 modul = 100% Mengembangkan prosedur / kebijakan e-procurement  20 kebijakan = 100% Learning & Growth

Survey Kepuasan Pegawai 90% pegawai menyatakan puas  Employee Retention Max turnover rate

sebesar 5%

Tingkat absen karyawan 0.1% dari jumlah hari kerja

Training, seminar, workshop Minimal 40 jam = 100%

(37)

Tabel 11 Critical Success Factor  (CSF) No. Urut

Prioritas Tujuan Strategis dan Tolok Ukurnya

1

(Director of Operation Department)

Peningkatan kinerja sistem pengadaan dan lingkungannya Tolak Ukur:

1. Jumlah transaksi menggunakan e-procurement

2. Efektifitas waktu siklus pengadaan

3. Penambahan prosedur/kebijakan e-procurement

2

(Director of Operation Department)

Kontrol atas performa supplier Tolak Ukur:

1. Hasil evaluasi supplier yang memiliki standar kualifikasi

yang ditentukan sehingga tidak menghambat proses  pengadaan pada nantinya. Evaluasi ini meliputi:  strategic  sourcing dan timelinerss of deliveries.

3

(Director of H uman Capital & Corporate Affairs Department)

Meningkatkan profesionalisme Tolak Ukur:

1. Evaluasi tingkat absensi pegawai.

4

(Director of F inance & Risk Management Department)

Efesiensi biaya Tolak Ukur:

1. Kemampuan penghematan atas biaya pengadaan

5

(Director of Services Department)

Memenuhi kebutuhan pelanggan Tolok Ukur:

(38)

4.8 Value Chain

 Support

 Activities

Primary

 Activities

1.

Primary Activities

a.

I nbound Logi stics

 Garuda Indonesia telah sampai pada fase “Procurement Excellence”,

dimana Supply Chain Management   secara menyeluruh melibatkan  berbagai aspek seperti source quality & risk, supplier’s cost driver , serta

customer focus.

 Perusahaan membangun sistem pengadaan yang sesuai dengan “world

class best practice”.  Ruang lingkup dari sistem pengadaannya sendiri adalah kebijakan/prosedur, organisasi, dan teknologi informasi. Implementasi New e-Procurement yang terintegrasi dengan sistem Back Office (ERP).

 Garuda Indonesia menggunakan konsep desentralisasi sehingga tidak

terpusat hanya di satu vendor saja.. b.

Operations

 Garuda senantiasa melakukan ekspansi rute jaringan, dan peningkatan

frekuensi penerbangan, baik di sektor domestik maupun internasional.

  Aircraft Maintenance Management dibuat dengan tujuan pengelolaan

 perawatan pesawat yang dioperasikan demi menyediakan pesawat yang andal dan nyaman, juga pemenuhan pesawat, fungsional kabin dan  penampilan interior.

(39)

 Peningkatan sarana dan prasarana operasional yang baik sehingga dapat

meminimalkan delay dalam perjalanan pesawat.

 Secara umum, program efisiensi dilakukan adalah melalui

 penerapan Economical Tanking , optimalisasi penggunaanGround Power Unit (GPU), Flight Fuel Conservation, Centralized Flight Planning, Crew Transport dan Zero Flight Time Training.

c.

Outbound Logistics

Membangun banyak  partnership  sehingga proses transaksional dalam  pengadaan dapat dikurangi dan perusahaan dapat fokus pada tujuan

utamanya.

d.

 Marketing & Sales

 Garuda Indonesia mengembangkan Customer

 Relationship Management untuk mengembangkan segmen di masa datang.

 Memberikan promo harga tiket murah untuk rute-rute

tertentu kepada pelanggan yang biasanya dilakukan di mall-mall agar dapat meningkatkan penjualan.

 Perusahaan memfokuskan peningkatan penjualan

 berdasarkan segmentasi pasar yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Perusahaan melakukan berbagai inisiatif untuk mendorong penjualan dari berbagai segmen ini, termasuk penjualan dari segmen GFF (Garuda  Frequent Flyer ), corporate account , komunitas dan masyarakat umum.

 Garuda Indonesia berupaya untuk meningkatkan kualitas

dari InternetBooking Engine-nya sehingga kontribusi penjualan tiket secara langsung (direct ) kepada penumpang dapat ditingkatkan.

 Peningkatan kerja sama dengan klub Liga Inggris Liverpool Football

Club pada tahun 2014 dalam rangka misi Garuda Indonesia untuk menjadi “Global Player” dan “Global Brand”

e.

 Services

 Aspek pelayanan tercermin pada nilai perusahaan (corporate values)

yaitu customer centricity, dengan menempatkan pelanggan sebagai fokus perhatian.

 Perusahaan menyusun perencanaan layanan secara menyeluruh dimulai

dengan melakukan identifikasi interaksi yang mungkin terjadi antara Perusahaan dengan pelanggan, termasuk pre-journey, pre-flight, inflight, post flight dan post journey dan menyusun konsep layanan yang tepat demi memuaskan pelanggan. Kemudian mengadakan pengawasan  pada implementasinya demi memastikan bahwa seluruh aspek layanan

telah ditangani dengan baik.

(40)

 Penyusunan pelayanan

secara menyeluruh dari mulai pelayanan ticketing   sampai dengan  pelayanan saat penerbangan sehingga memberikan kenyamanan kepada  pelanggan

2.

 Support Activities

a.

Procurement

 Dalam pemilihan vendor, Garuda lebih memperhatikan aspek

kemampuan dan daya saing perusahaan, daripada mempertimbangkan aspek kepemilikan TDR.

 Pembelian 25 unit pesawat A320-200 sebagai kelanjutan

dari Purchase Agreement antara Garuda Indonesia dan Airbus Industries.

 Semua rekanan akan dilakukan evaluasi berdasarkan kriteria

administratif dan teknis sehingga dalam mencapai hal tersebut, Garuda Indonesia melakukan penilaian dan melakukan pemeriksaan secara langsung atas fasilitas yang dimiliki oleh rekanan

b.

Technology Development

 Implementasi sistem e-procurement  yaitu sistem aplikasi berbasis web

yang menyediakan berbagai kemudahan serta informasi dalam ka itannya dengan Proses Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Garuda Indonesia guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan.

 Peningkatan dan perbaikan fitur sistem online dalam

melayani booking ticket   serta web check-in  sehingga semakin memudahkan pelanggan untuk terbang menggunakan Garuda Indonesia.

 Implementasi sistem aplikasi tarif penerbangan New Fare Management

System (FMS) agar dapat lebih terintegrasi dengan Global Distribution System di seluruh dunia.

c.

H uman Resources

 Budaya Perusahaan yang akan mendorong terciptanya ‘working

environment’ yang kondusif yang pada akhirnya akan mendorong kinerja terbaik dan berkelanjutan.

 Pengelolaan talent yang akan memastikan tersedianya para pemimpin

 perusahaan di masa depan.

 Pelatihan kepada para pegawai guna meningkatkan pelayanan.

d.

F irm I nfrastructures

Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan transformasi bisnis dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan. Perusahaan dalam menyelesaikan

(41)

restrukturisasi utang, termasuk hutang sewa pembiayaan dengan  European  Export Credit Agency (ECA).

4.9 McFarlan Strategic Grid

Tabel 12 Pemetaan Portofolio McFarlan

No Portofolio McFarlan Layanan Str a te g ic K e y O p e ra ti o n S u p p o rt H ig h P o te n ti a l Aplikasi Komputer 1.

Menyediakan sistem potensi logistik dalam mengevaluasi kebutuhan logistik.

Operasional Teknologi Informasi

1.

Layanan reservasi, check-in, Garuda Miles (frequent flyer), keuangan, layanan penjadwalan dan rotasi seluruh pesawat dan awak pesawat Garuda Indonesia.

Dukungan Teknologi Informasi

1.

Pemamfaatan teknologi informasi dalam Mempromosikan

Produk Jasa.

Pemeliharaan Perangkat TI

1.

Memaksimalkan akses internet pada setiap komputer  yang ada

diperusahaan (cloud computing).

(42)

Tabel 13 Matriks 4 Kuadran McFarlan

 Strategic

H igh Potential

1.  Mobile Service App

2. Garuda Online Sales (GOS) 3. Online Sales Partnership (OSP)

1. Corporate Online System (COS) 2.  E-Procuerement

1.  Passanger Service System (PSS) 1. Corporate Social 2. Skype

3.  Distribute Aircraft Manuals online

(43)

36 4.10 Strategi Informasi

Tabel 14 Strategi Sistem Informasi Tujuan

(D ir ector of Operation Department)

CSF Pr ime Measure Strategi SWOT Value Chain Potential Technology - Evaluasi sistem opersional - Kontrol atas  performa supplier - Peningkatan kinerja sistem  pengadaan dan lingkungannya

1. Efektifitas waktu siklus

 pengadaan

2. Penambahan

 prosedur/kebijakan e- procurement 

3. Jumlah transaksi menggunakan

e-procurement

4. Hasil evaluasi supplier yang memiliki standar kualifikasi yang ditentukan sehingga tidak

1. MCE target = 0.8 2. 20 kebijakan = 100% 3. ≥30% dari semua transaksi  pengadaan 4. 84% supplier tepat waktu  berdasarkan

SO1  Procueremnt E-Procuerement

menghambat proses pengadaan  pada nantinya. Evaluasi ini meliputi: strategic sourcing dan timelinerss of deliveries.

survey data supplier

Tujuan

(D ir ector of H uman Capital & Corporate  Affair s Department)

CSF Pr ime Measure Strategi SWOT Value Chain Potential Technology - Kepuasan  pegawai - Peningkatan  profesionalisme - Pendidikan dan  pelatihan

Evaluasi tingkat absensi  pegawai. 0.1% dari  jumlah hari kerja SO3  Human  Resource Absensi online

(44)

37 menghambat proses pengadaan

 pada nantinya. Evaluasi ini meliputi: strategic sourcing dan timelinerss of deliveries.

survey data supplier

Tujuan

(D ir ector of H uman Capital & Corporate  Affair s Department)

CSF Pr ime Measure Strategi SWOT Value Chain Potential Technology - Kepuasan  pegawai - Peningkatan  profesionalisme - Pendidikan dan  pelatihan

Evaluasi tingkat absensi  pegawai. 0.1% dari  jumlah hari kerja SO3  Human  Resource Absensi online Tujuan (D ir ector of  Services Department)

CSF Pr ime Measure Strategi SWOT Value Chain Potential Technology Memenuhi kebutuhan  pelanggan Kepuasan pelanggan 92%  pelanggan merasa puas

ST1 Services  Mobile Service

 App Tujuan (D ir ector of F inance & Ri sk  Management Department)

CSF Pr ime Measure Strategi SWOT Value Chain Potential

Tecgnology

Efisiensi Biaya Kemampuan penghematan atas  biaya pengadaan

10% dari biaya  budget

 pengadaan

(45)

38 Tujuan

(D ir ector of  Services Department)

CSF Pr ime Measure Strategi SWOT Value Chain Potential

Technology Memenuhi kebutuhan  pelanggan Kepuasan pelanggan 92%  pelanggan merasa puas

ST1 Services  Mobile Service

 App Tujuan (D ir ector of F inance & Ri sk  Management Department)

CSF Pr ime Measure Strategi SWOT Value Chain Potential Tecgnology

Efisiensi Biaya Kemampuan penghematan atas  biaya pengadaan 10% dari biaya  budget  pengadaan WO1 Operation

BAB 5

KESIMPULAN

Rumusan model perencanaan strategis sistem informasi pada maskapai  penerbangan dibentuk dengan metodologi Ward& Peppard sebagai framework dasar dan dukungan metode-metode yang lain seperti CSF , SWOT , dan Value Chain. Mengingat proses bisnis dalam industri maskapai penerbangan sangat kompleks, khususnya bagi perusahaan yang memiliki line of business yang lengkap dan terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir, maka penerapan metode analisis Value Chain  menjadi wajib untuk dapat mengenali seluruh kegiatan organisasi dan mengetahui interaksi yang digunakan organisasi sebagai sumber kegiatan bersaing.

(46)

BAB 5

KESIMPULAN

Rumusan model perencanaan strategis sistem informasi pada maskapai  penerbangan dibentuk dengan metodologi Ward& Peppard sebagai framework dasar dan dukungan metode-metode yang lain seperti CSF , SWOT , dan Value Chain. Mengingat proses bisnis dalam industri maskapai penerbangan sangat kompleks, khususnya bagi perusahaan yang memiliki line of business yang lengkap dan terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir, maka penerapan metode analisis Value Chain  menjadi wajib untuk dapat mengenali seluruh kegiatan organisasi dan mengetahui interaksi yang digunakan organisasi sebagai sumber kegiatan bersaing.

Menghadapi persaingan industri maskapai penerbangan yang semakin ketat, PT Garuda Indonesia telah menerapkan aplikasi sistem informasi hampir di semua unit kerja mengikuti rantai nilai (value chain) yang ada. Strategi SI yang diterapkan menuju aplikasi paket SAP/ERP yang terintegrasi, serta melengkapi aplikasi SI  pada level managerial dan  strategies.

Gambar

Gambar 1 Model Perencanaan Strategis SI/TI (Ward & Peppard, 2003)
Tabel 1 Diagram SWOT (Ward & Peppard, 2003)
Gambar 2 Diagram Value Chain (Call, 1996)
Tabel 2 dibawah ini menjelaskan keempat kategori aplikasi dalam portofolio aplikasi McFarlan :
+7

Referensi

Dokumen terkait

l6 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan

• Perlu ada sesuatu hal atau aspek lain untuk melengkapi pembicaraan tentang pokok soal yang belum dapat dituntaskan suatu ilmu.. “titik pusat minat ( focus of interest ) atau

Sumarno [5] mengusulkan suatu cara segmentasi lebih menggunakan wavelet stasioner, yang dapat membagi citra kata dengan lebar segmen huruf yang tidak

Kepulauan Seribu merupakan salah satu wilayah yang terkenal berkat keindahan alam dan potensi wisatanya. Letaknya yang tidak jauh dari Ibukota Jakarta

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, sistem dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan program aplikasi lampu control yang dibuat dapat dijalankan di sistem

Angkatan bersenjata dibentuk dan termasuk di dalamnya pasukan budak hitam pada masa pemerintahan Sultan Maulai Ismail sekitar tahun 1700 M, dengan adanya angkatan bersenjata

Untuk menyelesaikan permasalahan siswa yang kurang mampu untuk memecahkan sebuah masalah yang diberikan oleh guru ajarnya atau yang biasa disebut dengan metode

Suku Bunga berpengaruh negatif - dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh + terhadap indeks saham JII Secara simultan inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar dan kurs signifikan