• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa. Swara Prioritas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa. Swara Prioritas"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Swara PrioritaS

4Ke Halaman 2 Halaman 1

Panic Spray Dilirik Staf Khusus

Menristek

12

Edisi

Jul-Sept 2015

Media informasi Pendidikan Jawa timur

www.prioritaspendidikan.org

Femmy Eka Kartika Sari (kiri) mencoba alat peraga gunung meletus buatan siswa SMPN 28 Surabaya.

USaiD PrioritaS: Mengutamakan Pembaharuan, inovasi, dan

Kesempatan bagi Guru, tenaga Kependidikan dan Siswa

Pameran Praktik yang Baik dalam Pembelajaran SD/Mi, SMP/Mts, dan LPtK mitra USaiD PrioritaS Jawa timur menjadi ajang pameran hasil karya siswa dan mahasiswa. Salah satunya adalah timbangan Gelas Kertas Perkasa. alat peraga sederhana ini membuat asisten Deputi Bidang

Pendidikan Dasar, PaUD dan Pendidikan Masyarakat Kemenko PMK, Femmy Eka Kartika Putri penasaran ingin mencoba.

Halaman 2

Membaca Bersama Mudahkan Siswa

yang Kurang Lancar Membaca

Halaman 3

Balonku Mengembang dengan

Cuka dan Soda Kue

Halaman 4

Buat Cerita Bergambar untuk

Pahami Teks Eksemplum

Halaman 5

Menceritakan Kembali Isi

Buku Besar

UM Dampingi Guru Agar

Lebih Mudah Memahami Teks

Halaman 6

Halaman 7

Ada yang menarik perhatian Femmy Eka Kartika Putri Asisten Deputi Urusan Pendidikan Dasar, PAUD, dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), saat berkunjung ke stan MI Roudlatul Banat Sepanjang Sidoarjo, salah satu peserta Pameran Praktik yang Baik dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan LPTK mitra USAID PRIORITAS Jatim (20/8). Mereka menampilkan Timbangan Gelas Kertas Perkasa, yang dibuat dari triplek ukuran 60 x 60 cm dengan berat 4 kg dan disangga 4 gelas kertas yang mampu menahan beban selama tidak melebihi 84 kg. “Apa benar gelas kertas bisa menahan beban manusia? Penasaran saya,” tanya Femmy. Ia pun naik ke atas triplek. Dan benar saja, timbangan tersebut mampu menyangga tubuhnya.

Menurut Hafiyyuddin Ahmad, siswa kelas VI MI Roudlatul Banat si pembuat timbangan, hal tersebut bisa terjadi karena tekanan udara di dalam gelas kertas dan jarak gelas kertas mempengaruhi kekuatan daya sangga. Setiap gelas kertas mampu menahan sekitar 21kg. sehingga 4 gelas kertas mampu menahan sekitar 84 kg.

Femmy sangat terkesan dengan hasil karya itu. “Timbangan gelas kertas yang dibuat oleh MI Roudlatul Banat sederhana tapi luar biasa. Inilah yang kami harapkan kepada anak-anak Indonesia, mereka bisa kreatif dan menghasilkan karya inovatif,” katanya saat membuka acara.

Sebanyak 19 sekolah, 2 LPTK mitra USAID PRIORITAS Jawa Timur yakni Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, serta konsorsium mitra LPTK menjadi peserta pameran. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Abdul Wahid Maktub Staf Khusus Menteri Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Menurut Nur Kholis, Spesialis Pengembangan LPTK USAID PRIORITAS acara ini bertujuan menampilkan praktik yang baik dalam pembelajaran dari hasil pelatihan berupa karya siswa, guru dan mahasiswa yang menjadi sekolah mitra. “Kita ingin menunjukkan karya-karya terbaik implementasi pelatihan yang sudah dilakukan. Harapan kita, dari kegiatan ini, sekolah-sekolah nonmitra dapat melakukan diseminasi praktik yang baik,” ujarnya.

timbangan Gelas Kertas Mampu

Menahan Beban Manusia

iSSN 2460-5913

(2)

2

Swara Prioritas Edisi 12 Juli - September 2015

LiMa mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menampilkan inovasi efektif mengusir nyamuk pada Pameran Praktik yang Baik dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/ MTs, dan LPTK mitra PRIORITAS Jatim. Mereka memanfaatkan limbah kulit jeruk untuk dibuat obat anti nyamuk yag diberi nama “Panic Spray”.

Hasil inovasi tersebut diklaim tidak seperti cairan pengusir nyamuk yang dijual di pasaran. ’’Bahannya menggunakan limbah organik sehingga aman untuk bayi sekalipun,’’ kata Erina Desvika, ketua kelompok pembuat panic

spray. Bersama Erina, ada Ziyana

Walidah, M. Tasroun Nihwan, Shita Dhiyanti, dan Tamara Eldiawati yang berperan dalam pembuatan spray tersebut. Tidak hanya limbah kulit jeruk, tim itu juga memanfaatkan serai dan kemangi. Alasannya, dua

bahan tersebut mengandung minyak atsiri. ’’Minyak atsiri itu bau yang harum. Nyamuk tidak suka bau ini,’’ ucap Erina. Proses pembuatan spray tersebut, kata dia, tidak rumit. Setelah kulit jeruk dikumpulkan, dipilah yang masih bagus, kemudian dibersihkan dengan menggunakan

antiseptik dan alkohol. Bahan tersebut lantas dipotong kecil-kecil. ’’Supaya mudah ditumbuk,’’ ungkapnya.

Proses selanjutnya adalah menakar bahan. Yakni, 600 gram limbah kulit jeruk dan masing-masing 200 gram serai serta kemangi. Bahan itu dicampur

Panic Spray

Dilirik Staf Khusus Menristek

dengan alkohol 70 persen sebanyak 300 mililiter. Selanjutnya, prosesnya dilanjutkan dengan destilasi suhu 78 derajat Celsius. “ B a h a n t e r s e b u t d a p a t menghasilkan lima botol spray berukuran 20 milimeter,’’ jelasnya saat presentasi di depan pejabat yang hadir dalam acara pameran. Abdul Wahid Maktub, staf khusus Menristek yang hadir dalam acara tersebut pun di dapuk untuk mencoba Panic Spray. “Ini efektif dan aman. Saya bawa satu dan akan saya sampaikan ke Pak Menteri. Siapa tahu produk ini bisa jadi produk andalan bangsa,” ungkapnya yang langsung antusias disambut gembira oleh para mahasiwa UNESA.

“Kami memang belum ada rencana mematenkan. Namun kami sudah coba tawarkan ke perusahaan-perusahaan. Bila dilirik baru akan kami patenkan,” terang Erina bangga.

PRIORITAS - Utama

Newsletter SWARA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video

praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui

Email: ddewi@prioritas.or.id. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG. Pemimpin redaksi: Silvana Erlina redaksi: Seluruh Spesialis USAID PRIORITAS Jatim. Penyunting: Dian Kusuma Dewi tata Letak: Dwi Ananta Prabowo

Kontributor: Seluruh Distrik Koordinator Kabupaten/Kota dan Fasilitator Daerah USAID PRIORITAS. alamat redaksi: Pondok Mutiara Blok a No. 2 Sidoarjo Jawa timur. telp. 031-8921000, Fax. 031-8078525.

USaiD PrioritaS: Prioritizing reform, innovation, and opportunities for reaching indonesia’s teachers, administrators, and Students

PaMEraN Praktik yang Baik dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan LPTK mitra USAID PRIORITAS Jatim tak hanya menampilkan hasil karya siswa-guru, tapi juga proses pembelajaran aktif hingga menghasilkan karya-karya berkualitas siswa dan guru untuk memberikan gambaran lengkap pembelajaran bermutu.

Pada kegiatan ini ditampilkan pula model pembelajaran aktif selama 30 menit yang disampaikan SD Lab UNESA Surabaya yang diwakili oleh enam siswa kelas 1 dan wali kelasnya, M Yusuf Effendi. Yusuf mengajar tema “Kebersamaan dalam Keluarga”. Dia mengajak siswa belajar pentingnya kebersamaan dalam keluarga, sikap sosial, dan belajar berhitung.

Kegiatan belajar diawali dengan menyanyikan lagu Naik Delman, dan siswa diajak bercerita kegiatan yang bisa dilakukan bersama keluarga. “Siapa yang berani bercerita kegiatan yang dilakukan bersama keluarga?” tanya Yusuf pada para siswa. Cita, salah satu siswa, menceritakan pengalaman berjalan-jalan ke pasar bersama neneknya, dan yang dilakukannya membantu nenek.

Yusuf kemudian meminta siswa mengeluarkan buah dan sayur yang mereka bawa dari rumah. Yusuf membagi siswa dalam dua kelompok, yakni Kelompok Bung Tomo dan Bung Karno. Dengan mengajak

dua pejabat untuk naik ke panggung, setiap kelompok berkompetisi menimbang buah dan sayur dan menjelaskan hasil temuan mereka. Pagi itu siswa kelas 1 telah lengkap belajar tentang keluarga, belajar tentang sikap sosial, belajar berhitung, dan bernyanyi.

Abdul Wahid Maktub, staf khusus Menristekdikti kagum dengan suasana pembelajaran menyenangkan yang diciptakan guru. Siswa juga terlihat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. “Padahal ini pembelajaran kelas 1 SD, anak-anak sudah berani menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan melakukan presentasi. Saya membayangkan pintarnya mereka saat SMP dan SMA. Saya menyaksikan bahwa program yang dikembangkan USAID PRIORITAS memberikan dampak bagi kemajuan pendidikan kita,” ungkapnya yang disambut tepuk tangan pengunjung.

Bung tomo dan Bung Karno

Belajar Menimbang

siswa belajar menimbang Erina Desvika dan temannya, mahasiswa UNESA peragakan hasil karyanya

panic spray yang dikembangkan dalam perkuliahan IPA.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Lumajang, Asep Bambang W saat mendeklarasikan penggabungan sekolah.

(3)

PRIORITAS - Utama

Membaca Bersama Mudahkan Siswa

yang Kurang Lancar Membaca

MEMBaCa bersama merupakan proses pembelajaran yang penting dalam mendukung pembelajaran membaca. Dalam membaca bersama, siswa melihat teks, mengamati guru yang membaca dengan fasih dan ekspresif untuk menjadi model bagi siswa, dan kemudian siswa membaca secara bersama. Membaca bersama dilakukan dengan memanfaatkan buku besar dari buku bacaan berjenjang. Dengan buku besar siswa dapat melihat gambar dan membaca teks dengan lebih jelas. Guru juga memberikan dukungan agar siswa dapat membacanya dengan jelas dan memahami isinya dengan baik. Membaca Bersama juga dapat mempererat hubungan siswa dan guru karena terjadi komunikasi dua arah yang membuat proses belajar menjadi lebih aktif.

Menurut Nur Mutmainah, Kepala SDN Karanggayam 3, setelah praktik mengajar membaca bersama dengan buku besar, dia melihat para siswa sangat tertarik dalam pembelajaran. Kegiatan praktik mengajar yang ia lakukan pada siswa kelas 2 SDN Penanggungan 2 Malang menunjukkan bahwa siswa yang belum lancar membaca begitu antusias mengikuti kegiatan membaca bersama dan ikut serta membaca buku besar meskipun belum begitu lancar.

“Sebelum kegiatan praktik mengajar, saya tanyakan guru kelasnya, siapa saja siswa yang belum lancar membaca. Kemudian selama praktik mengajar mereka saya amati dan saya berikan perhatian lebih dibanding teman-temannya yang lain yang sudah lancar membaca. Hasilnya, mereka antusias mengikuti pembelajaran dan tak malu-malu belajar membaca,” terangnya usai praktik mengajar dalam pelatihan Modul III. Silvana Erlina, Koordinator USAID PRIORITAS Jatim, menjelaskan bahwa pihaknya melatih para guru kelas awal agar mampu meningkatkan keterampilan membaca anak melalui kegiatan membaca

bersama. “Melalui kegiatan ini diharapkan siswa kelas awal menjadi lebih mudah belajar membaca dan membantu guru mengenalkan budaya membaca pada siswa,” ungkapnya. Selain Membaca Bersama, pada pelatihan Modul III USAID PRIORITAS juga memberikan materi tentang membaca

Nur Mutmainah saat melakukan praktik membaca bersama di SDN Penanggungan Malang dalam ToT Modul 3.

PEMEriNtaH Kabupaten Lumajang melakukan penggabungan sekolah (regrouping) SD Negeri di Kabupaten Lumajang sebagai bukti komitmen melaksanakan penataan dan pemerataan guru (PPG) sesuai SKB 5 Menteri Tahun 2011 tentang penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil. Plt Kepala Dinas Pendidikan Asep Bambang W didampingi Asisten Pemkab Wisu Wasono Adi, dan Kabag Humas Pemkab Kabupaten Lumajang Azis Fahrurrozi membuka acara “Deklarasi Regrouping Sekolah Dasar Negeri se-Kabupaten Lumajang” di gedung SD Negeri 02 Desa Wonokerto, Kecamatan Tekung. Kegiatan ini dihadiri Kepala UPT Pendidikan, kepala sekolah, dan perwakilan guru dari masing-masing sekolah yang digabung. Kegiatan ini menindaklanjuti SK Bupati Nomor 188.45/331/427.12/2015 tanggal 29 September 2015 tentang Regrouping Perubahan Nama Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Lumajang.

Asep Bambang W, Pelaksana Tugas Kadispendik Lumajang menjelaskan, penggabungan sekolah merupakan kebijakan pemerintah Kabupaten Lumajang untuk mengefektifkan pembelajaran, khususnya di sekolah dasar negeri. Beberapa ketentuan dalam penggabungan sekolah terkait penataan dan pemerataan guru di antaranya menggunakan perhitungan data Dapodik yang dikembangkan bersama USAID PRIORITAS.

“Sebelum digabung, banyak guru mengajar kelas dengan jumlah siswa kurang dari 20. Dengan penggabungan sekolah, jumlah siswa per kelas menjadi lebih dari 20 anak. Guru juga bisa mendapatkan sertifikasi tanpa kekurangan jam mengajar,” terangnya. Jumlah SD Negeri yang digabung ada 32 sekolah dan akan bertambah hingga akhir tahun. Beberapa sekolah yang tidak bisa di gabung, akan diberlakukan kelas rangkap. Para guru di sekolah-sekolah kelas rangkap akan dilatih melaksanakan pembelajaran kelas rangkap.

Lumajang Deklarasi

Penggabungan Sekolah

dan Kelas rangkap

terbimbing. Dalam kegiatan membaca ter-bimbing, guru membimbing siswa dalam kelompok kecil untuk membaca buku yang sesuai dengan kemampuan membacanya. Tujuan utama kegiatan membaca terbimbing adalah menempatkan siswa yang sesuai kemampuan membacanya, yaitu pada tingkat ketika mereka bisa membaca mandiri sehingga tidak akan frustrasi.

Bagi pembaca pemula, teks hendaknya memiliki bahasa yang sangat sederhana dengan kalimat-kalimat sederhana dan singkat. Sementara untuk pembaca tingkat selanjutnya, kesulitan teks ditingkatkan dan teks memiliki kalimat yang lebih banyak dan lebih panjang.

Zainuddin Kasie Pendidikan Madrasaha (PenMa) Kementrian Agama Kabupaten Sidoarjo yang melakukan praktik mengajar Membaca Terbimbing menjelaskan, Membaca Terbimbing memudahkan guru untuk fokus membimbing siswa yang kurang lancar membaca tanpa mengganggu siswa lainnya sehingga sangat efektif diterapkan di kelas awal Madrasah Ibtidaiyah.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Lumajang, Asep Bambang W saat mendeklarasikan penggabungan sekolah.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Lumajang, Asep Bambang W saat mendeklarasikan penggabungan sekolah.

(4)

4

Swara Prioritas Edisi 11 Maret - Juni 2015

PRIORITAS - Program Membaca

Seuntai Kata

Silvana Erlina

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jawa Timur

Salam Pendidikan

Telah banyak capaian positif yang dihasilkan oleh pendidik Mitra USAID PRIORITAS. Salah satu yang terlihat jelas adalah temuan praktik yang baik dan adanya perubahan dan peningkatan kinerja guru dalam berbagai hal. Antara lain: guru sudah mampu mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik; trampil membuat lembar kerja dengan pertanyaan tingkat tinggi; pandai merancang dan menggunakan berbagai teknik penilaian untuk mengukur capaian hasil belajar peserta didiknya. Dampak positif yang terlihat pada peserta didik diantaranya mereka sudah berani bertanya dan mengungkapkan gagasan dari apa yang di amati, dibaca dan dengar dengan kata-katanya sendiri; sudah mampu menulis laporan yang panjang dan terstruktur dengan menggunakan pilihan kata yang bervariasi; susunanan kalimat dan penggunaan tanda baca yang tepat dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik secara lisan maupun secara tertulis.

Memasuki pelatihan Modul 3, kemampuan membaca, menulis dan menghitung akan terus kita kembangkan agar dapat digunakan secara efektif oleh peserta didik dalam setiap aktivitas belajar mereka.

Saat ini kami tengah melaksanakan Program Membaca Berimbang dengan Buku Bacaan Berjenjang. Kami berharap dengan hadirnya program ini, semakin baik keterampilan membaca peserta didik, semakin baik pula keterampilan informasinya. Semakin baik keterampilan informasi peserta didik, maka semakin besar kemungkinan berhasil dalam belajar

EMPat siswa kelas IV MI Darunnajah Sukodono, Sidoarjo tampak bangga memperlihatkan hasil karya yang mereka buat hingga bisa membuat balon melembung otomatis. Balon bisa mengembung otomatis berkat adanya campuran kimia antara cuka dan soda kue sehingga menyebabkan terbentuknya CO2. Para siswa dari sekolah mitra LPTK UIN Sunan Ampel Surabaya ini kemudian mencampur soda kue dan air cuka dalam satu botol plastik. Setelah air cuka bercampur dengan soda kue, terbentuklah gelembung-gelembung gas CO2 yang banyak. Botol plastik saat disentuh menjadi dingin.

“Nah, gelembung-gelembung menyebabkan balon menjadi besar atau tertiup. Setelah percobaan, saat di sentuh permukaan botol terasa dingin dari pada sebelum percobaan,” jelas Refina Ade Azza Minarva mewakili ketiga temannya. Setelah cuka dan soda kue dicampurkan, terlihat gelembung tersebut menghasilkan udara yang naik keatas botol. Ananda Kasih Aurel, salah seorang siswa kemudian cepat-cepat memasang balon di bibir botol. Dan sedikit demi sedikit, balon tersebut mengembang menjadi besar. Hasil dari reaksi air cuka dengan soda kue menghasilkan

Balonku Mengembang dengan Cuka dan Soda Kue

gas karbondioksida (CO2) yang dapat mendorong gas oksigen di atasnya sehingga lama kelamaan balon yang tadinya kecil akan berubah menjadi lebih besar. Reaksi yang terjadi antara cuka dengan soda kue ini merupakan reaksi endoterm, karena setelah cuka dan soda kue dicampurkan ke dalam botol, permukaan botol terasa dingin. Ini karena terjadi perpindahan panas atau kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan berkurang dan menyebabkan suhu pada permukaan botol terasa dingin. “Sekarang kami tahu cara kerja tabung yang biasa dibawa-bawa

oleh penjual balon keliling. Pantas tabungnya kalau dipegang dingin,” ungkap Nabila Anastasya. Percobaan kimia ini merupakan bagian dari pembelajaran IPA tentang energi dan perubahannya. Menurut Jihan Roiqutus Salsabila, dengan beragam percobaan yang dilakukan di kelas, ia dan teman-temannya menjadi lebih semangat belajar.

“Materi yang diajarkan guru menjadi lebih mudah kita ingat. Seperti percobaan balon ini, saya akan selalu ingat teori tentang energi dan perubahannya,” pungkas Jihan.

Siswa sedang mencampur soda kue dan cuka untuk menghasilkan gas karbondioksida untuk belajar enrgi dan perubahannya.

(5)

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Buat Cerita Bergambar untuk Belajar teks Eksemplum

SiSwa kelas IX MTs Al Fauzan Lumajang mencoba memahami tentang teks eksemplum dengan cara yang menyenangkan, yakni membuat cerita bergambar asal usul desa mereka masing-masing. Teks eksemplum merupakan teks cerita yang mengisahkan tokoh atau pelaku dari ceritanya. Para siswa ditugaskan guru bahasa Indonesia Ita Winarti, SPd untuk mencari asal usul desa mereka yang berbeda-beda dan dituangkan ke dalam cerita bergambar. “Pembelajaran kali ini saya buat berbeda agar siswa tidak hanya sekadar menemukan pengertian Teks Eksemplum, namun mereka bisa membuat Teks Eksemplum melalui cerita bergambar buatan mereka sendiri,” terangnya.

Kegiatan diawali dengan pencarian informasi terkait pengertian Teks Eksemplum. Siswa dibagi dalam tugas kelompok dan diminta mencari informasi di luar kelas, yakni di perpustakaan, internet, buku, dan museum Al Fauzan. Sambil membawa lembar kerja (LK) mereka mulai mencari pengertian teks eksemplum melalui empat pusat informasi. Setelah mendapatkannya, seluruh kelompok kembali ke kelas dan merangkum hasil yang mereka peroleh di LK. Hasil kelompok kemudian dipresentasikan.

Siswa saat mencari informasi teks eksemplum di museum Al Fauzan.

Salah satu cerita bergambar asal usul Desa Bangsal Sari Jember.

Langkah selanjutnya, tugas individu dimana setiap siswa membuat cerita bergambar asal usul desa mereka masing-masing sesuai dengan struktur penulisan yang lengkap yang terdiri dari orientasi, insiden, dan interpretasi. Orientasi merupakan pusat cerita sendiri berasal, yakni asal desa siswa masing-masing. Dilanjutkan dengan Insiden atau peristiwa yang pernah terjadi sehingga kejadian tersebut menjadikan nama desa masing-masing. Ditutup dengan Interpretasi atau pesan moral apa saja yang didapatkan dari cerita tersebut.

Di luar dugaan, hampir semua siswa mampu menceritakan asal usul desa mereka dalam bentuk cerita bergambar yang menarik. “Saya tidak menyangka siswa bisa menceritakan asal usul desa mereka dengan detail dan menuangkannya dalam cerita bergambar yang menarik,” ungkap Ita. Ahmad Ishamul Ayady Akmal salah satu siswa kelas IX mengungkapkan, dia jadi lebih mudah memahami Teks Eksemplum dan ciri-cirinya melalui cerita bergambar yang ia buat. Siang itu, Ahmad menceritakan tentang Desa Bangsal Sari Jember, asal usul tempat tinggalnya. Masuk dalam ciri Orientasi, Ahmad menceritakan asal usul desanya Bangsal Sari diawali dengan adanya dua tokoh cerita Kakek dan Nenek Nambi yang hidup di sebuah hutan tak bernama.

“Nenek Nambi senang menanam bunga, namun Kakek selalu meremehkannya. Suatu hari bunga tersebut merekah semua dan nenek menjualnya ke pasar. Ternyata banyak sekali peminat bunga nenek. Kakek tak menyangka bunga tersebut laku dijual dan disukai orang. Tempat tinggal sang nenek menjadi terkenal. Melihat kenyataannya tersebut kakek minta maaf dengan membuatkan rumah-rumahan atau bangsal di tengah taman bunga. Sejak itu tempat itu dikenal sebagai Bangsal Sari,” cerita Ahmad disambut tepuk tangan seluruh temannya.

Selanjutnya setiap siswa diminata secara berpasangan menceritakan hasil karyanya kepada temannya. Di akhir kegiatan, hasil karya setiap siswa ditempelkan di dinding. Beberapa siswa saat istirahat enggan meninggalkan kelas dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan membaca cerita asal usul desa teman-temannya yang dipajang di dinding.

(6)

PRIORITAS - Praktik yang Baik

6

Swara Prioritas Edisi 11 Maret - Juni 2015

Sri Hartiana, guru kelas II SDN Kalipang 1 Blitar punya cara khusus agar siswanya antusias menulis cerita. Dia rajin membuat big book (buku besar) dan menggunakannya untuk pembelajaran di kelas. Pada saat belajar bahasa Indonesia, dia ingin mengajak siswa membuat cerita tentang “Kegemaranku”. Dia membuat buku besar tentang binatang peliharaan Tata bernama Si Belang, seekor kucing yang

manis. Tata hobi memelihara binatang peliharaan dan memiliki banyak binatang peliharaan. Ana mengumpulkan siswa untuk duduk di tengah kelas. Anak-anak pun terlihat tak sabar ingin mendengarkan cerita dari guru. Lembar demi lembar buku besar dibacakan bersama-sama bergantian guru dan siswa. Mereka dengan mimik serius

mendengarkan setiap lembar buku besar yang dibaca dan menirukan intonasi dan ekspresi guru. Ana sesekali melemparkan pertanyaan kepada siswa. ”Siapa yang tahu, apa makanan kesukaan Si Belang?” tanya Ana. Semua siswa langsung mengacungkan tangannya, dan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Walaupun belum dibacakan dari buku cerita, guru ingin melatih para siswanya untuk berani mengungkapkan jawaban prediksinya sesuai pengalamannya. Setelah selesai satu buku, guru meminta seorang siswa memimpin membaca buku besar bersama teman-temannya. Pada halaman terakhir buku tertulis pertanyaan, “Bagaimana denganmu, hewan apa yang kamu sukai?” Siswa diminta berkelompok secara berpasangan, dan menyebutkan binatang peliharaan yang mereka sukai. Semua siswa tampak lancar menceritakan hewan yang disukainya, mulai ayam, ikan, anjing, kura-kura, kambing, dan lainnya.

Menceritakan Kembali isi Buku Besar

Kemudian guru meminta salah seorang siswa maju ke depan untuk menceritakan kembali isi buku besar sesuai dengan kata-katanya sendiri. Setelah selesai, semua siswa juga diminta menceritakan isi buku besar kepada teman pasangannya secara bergantian.

Siswa kembali duduk di meja m a s i n g - m a s i n g d a n g u r u membagikan lembar kerja. Di lembar kerja tersebut, siswa diminta menceritakan kegemaran atau hobi mereka. Terinspirasi dari buku besar yang telah mereka baca, siswa kemudian dengan lancar dapat menceritakan hobi mereka dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.

“Melalui buku besar ini, siswa dapat lebih lancar membaca, bisa meningkatkan minat siswa untuk membaca buku, dan menginspirasi siswa untuk membuat cerita baru berdasarkan buku besar yang baru saja mereka baca tadi,” terangnya.

Sri Hartiana SPd saat membacakan buku besar buatannya.

Jannatin Alfifah, siswa SMPN 4 Lumajang awalnya tak pernah tahu bahwa dia memiliki bakat terpendam, yakni menulis cerpen. Berawal dari adanya Program Morena (Morning Reading Mania) yang dilaksanakan di SMPN 4 Lumajang, dimana setiap siswa wajib membaca buku selama 15 menit sebelum masuk kelas. Setelahnya, mereka harus membuat resume di Buku Harian Resume Siswa. Setelah satu buku selesai dibaca, siswa kemudian membuat resume buku menjadi sebuah cerpen baru. Semua siswa tanpa kecuali

melakukan kegiatan tersebut, termasuk Jannatin yang tahun ini menginjak kelas IX. Morena yang mulai diberlakukan di SMPN 4 Lumajang sejak Februari 2015 membuahkan hasil. Berkat kebiasaan siswa membaca dan merangkum isi ibuku yang mereka baca, muncul bakat-bakat terpendam siswa seperti menulis, membuat cerpen, puisi, dan karya kreatif lainnya. “Berkat Morena saya jadi menemukan bakat saya yakni menulis cerpen,” terang Jannatin.

Kebiasaannya membuat rangkuman isi buku membuat Jannatin ketagihan menulis. Ia kemudian membuat cerpen karyanya sendiri. Jannatin mengumpulkan cerpen-cerpen yang telah ia buat dan ia bukukan secara sederhana. Cerpen karyanya yang masih original ternyata menyentuh banyak pihak. Menurut Rr. Suindah Wijayanti salah satu guru SMPN 4 Lumajang, pesona cerpen karya Jannatin tidak hanya indah untuk dibaca, namun Jannatin juga piawai membawakan cerpen karyanya. Beberapa waktu lalu saat Jannatin didapuk membacakan cerpen di depan teman-temannya, beberapa siswa dan guru tampak meneteskan airmata saat Jannatin membawakan cerpennya. “Seluruh cerpen karya saya sebagian besar bercerita tentang pengalaman hidup saya sendiri,” terang remaja yang sedari kecil sudah hidup sebagai anak yatim. Berkat cerpen karyanya tersebut, Jannatin pernah memenangkan lomba menulis cerpen se-Kabupaten Lumajang.

Keinginan terbesar Jannatin yang belum kesampaian adalah menerbitkan cerpen-cerpen karyanya. Ia dibantu gurunya sudah mulai menawarkan kumpulan cerpen hasil karyanya pada penerbit. “Tinggal menunggu saja hasilnya bagaimana, sambil saya terus memproduksi cerpen,” ungkapnya semangat.

Karena Morena, Jannatin Produktif Membuat Cerpen

Jannatin Alfifah, menunjukkan kumpulan cerpen buatannya.

(7)

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Achmat Khusairi dan Hasnudin, guru SDN Percobaan 2 Malang saat mem-presentasikan hasil PTK yang berkolabarasi dengan dosen UM (8/9).

USaiD PrioritaS menggelar Konferensi Nasional Hasil Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi Guru dan Dosen. Konferensi ini membahas permasalahan pembelajaran di kelas, yang membuat hasil belajar para peserta didik belum maksimal. Lingkup pembahasan konferensi berupa pemecahan masalah pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil-hasil yang dicapai dipaparkan pada konferensi tersebut. Konferensi ini mengundang para dosen, perwakilan dari 16 Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK), dan para guru dari tujuh provinsi mitra USAID PRIORITAS. Salah satunya PTK hasil penelitian Hasanudin Jaelani dan Achmat Kusairi, guru kelas V SDN Percobaan 2 Malang yang melakukan kolaborasi dengan dosen Universitas Negeri Malang (UM) yaitu Edy Budiono dan Erry Hidayanto. Kolaborasi guru dan dosen ini menghasilkan PTK peningkatan pemahaman membaca teks matematika. ”Selama ini banyak siswa yang kesulitan menyelesaikan soal cerita matematika. bahkan siswa tidak dapat menceritakan kembali isi teks dengan bahasa mereka,” kata Edy Budiono. Kemudian, mereka menerapkan metode Read Think and Take a Note (RTN) di dalam penelitian. Hasilnya, mereka mendapati siswa kelas V SDN Percobaan 2 Malang menjadi lebih mampu memahami teks Matematika, dengan memperoleh nilai minimal 70 dari skala 0-100.

Sebelumnya, saat diberikan teks soal Matematika, hanya 3 dari 29 siswa Kelas V dapat menyelesaikan soal cerita, bahkan tidak ada siswa yang dapat menceritakan kembali isi teks dengan bahasa mereka. Kegiatan PTK yang didampingi oleh dua dosen UM ini dibagi dalam dua siklus, di mana setiap siklus terdapat tiga kali pertemuan tatap muka. Guru diminta membuat teks matematika yang lebih mudah dipahami siswa, terutama di lembar Kerja (LK). Hasil dari siklus 1 dievaluasi, dikaji ulang, kemudian diterapkan kembali di siklus 2.

Dengan strategi RTN, guru mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca teks matematika. Saran peneliti, dalam membuat soal matematika dan LK, guru harus memilih kalimat yang mudah dibaca dan dipahami (read & think) serta melaksanakannya sesuai tugas yang dibebankan (take a note).

Penerapan RTN dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas 5 Membaca Teks Matematika telah mencapai indikator keberhasilan penelitian, yaitu 30 % siswa dalam satu kelas memiliki kemampuan memahami teks matematika dengan memperoleh skor minimal 70. PTK ini dianggap berhasil dan membantu guru memecahkan masalah dalam pembelajaran. Kolaborasi guru dan dosen dalam penelitian tindakan kelas, menurut Prof Dr Hari Amrullah, guru besar Universitas Negeri Yogyakarta, menjadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. ”Dosen dapat memperkuat guru dalam menerapkan teori pembelajaran yang relevan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,” terangnya di sela-sela acara.

DaLaM rangka program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), USAID PRIORITAS menjembatani kerja sama LPTK di mana salah satunya adalah Universitas Negeri Malang (UM) dengan kabupaten/kota mitra USAID PRIORITAS. Menurut Dr I Wayan Dasna, MSi, MEd Wakil Rektor IV UM, pihaknya memiliki sumber daya yang kompeten untuk menyelenggarakan beragam kegiatan PKB namun dananya terbatas. Sementara itu daerah memiliki anggaran yang cukup besar untuk pengembangan keprofesian guru, namun sumber daya daerah yang terbatas. Untuk itu, daerah perlu menggandeng LPTK seperti UM dalam pengembangan keprofesian guru.

Berdasarkan data UKG sebagian besar guru belum dapat mencapai skor minimal (60) dan Uji kompetensi Profesional mahasiswa PPG rerata

penguasaan materi masih rendah (contoh mapel kimia dari 40 soal skor tertinggi 29 dan terendah 5). “Itu artinya, masih banyak guru yang butuh dilatih lagi agar lebih kompeten,” terang Wayan.

Dalam rangka menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah pengabdian masyarakat di mana UM dapat melakukan layanan in service training. Kerjasama bisa dilakukan antara UM dan dinas mitra USAID PRIORITAS dengan melakukan kesepakatan (MoU) melalui proses kemitraan yang saling menguntungkan.

M. Adri Budi, Spesialis Pemerintahan dan Manajemen USAID PRIORITAS Jatim, menjelaskan keterlibatan service provider UM dalam kegiatan PKB yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS bertujuan menjembatani kerjasama perguruan tinggi dengan masyarakat melalui dinas pendidikan setempat agar pengembangan keprofesian guru lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan kabupaten/kota. Apalagi kualitas in service training yang dimiliki perguruan tinggi diakui pemerintah dan bersertifikasi. Selain bekerjasama dengan UM, USAID PRIORITAS juga mengembangkan kerjasama dengan LPTK lain yakni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA). USAID PRIORITAS merupakan program terbatas hingga 2017. Harapannya, LPTK mitra USAID PRIORITAS dapat melanjutkan kerjasama yang telah dikembangkan kepada kabupaten/kota mitra.

I Wayan Dasna, dosen UM, saat presentasi program pengembangan keprofesian berkelanjutan.

UM Dampingi Guru agar

Lebih Mudah Memahami

teks Matematika

Kerja Sama LPtK dan Daerah

Melalui In Service Training

(8)

PRIORITAS - Tentang Kami

USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education. USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/

pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang. Isi dari newsletter ini bukan merepresentasikan pendapat resmi dari USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

Unjuk Karya Praktik yang Baik dalam Pembelajaran dan Manajemen Sekolah

di SD/Mi, SMP/Mts, dan LPtK Mitra USaiD PrioritaS

Pelatihan Modul iii tingkat Pelatih Provinsi Jawa timur

Stuart Weston dan pejabat Kemdikbud bersaing memecahkan soal matematika yang diajukan oleh siswa (20/8).

Femmy Eka Kartika Putri Asisten Deputi Urusan Pendidikan Dasar, PAUD, dan Pendidikan Masyarakat Kemenko PMK membuka acara (20/8).

Stan pojok Baca USAID PRIORITAS diminati para siswa untuk membaca buku yang disukainya (20/8).

Peserta sedang mengkaji ulang hasil implementasi pelatihan modul II yang

dipajangkan dalam pelatihan modul III (7/9). Sutarti memeragakan penggunaan big book pada peserta pelatihan ToT modul III (7/9).

8

Swara Prioritas Edisi 12 Juli - September 2015

Dialog pendidikan yang diikuti para stakeholder pendidikan berlangsung aktif dan penuh makna (20/8).

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian pembaca mengenai sampul dan ilustrasi yang terdapat pada buku #88 Love Life memiliki kategori baik, karena responden yang menjawab tampilan sampul, bahan sampul

Kemudian setelah mekanik sistem pengukur kedalaman selesai dibuat, maka dilakukan proses kalibrasi sensor rotary encoder, untuk mengetahui respon rotary encoder terhadap

Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan (SIMWAS) adalah terciptanya suatu Sistem Informasi Pengawasan yang terintegrasi antara sistem perencanaan,

Bank Kustodian akan menerbitkan dan mengirimkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki

Secara lebih khusus, mengenai pembatasan ekspor energy dan raw materials oleh Indonesia dianggap berdampak negative terhadap pasar raw material dan energy domestik

Peserta mampu membuat Rencana Usaha yang realistis dengan mengukur Kemampuan Diri dan Kemampuan Usaha.. Peserta memahami Visi, Misi, & Goal

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dan pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pada remaja yang pada dasarnya

Penelitian ini masuk kedalam studi kepustakaan (Library Research). Hasil dari penelitian ini adalah, 1) Wakaf konten youtube ini sebagai salah satu instrumen