• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOMOR i YK.AI /BPSDMP-2OI4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOMOR i YK.AI /BPSDMP-2OI4"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN

NOMOR

i

YK.AI

/BPSDMP-2OI4

TENTANG

TATA

CARA

TETAP

PELAKSANAAN

PEI{YULUHAN SUMBER

DAYA

MANUSIA

DI

BIDANG

TRANSPORTASI

DI

LINGKUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA

MANUSIA

PERHUBUNGAN

-BADAN PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA

MANUSIA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

(2)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN

Jl. Medan Merdeka Timur No. 5

Jaka(a 10110 Telp.: (021) 345 6585 386 5064 384 7403 384 7519 384 7 404 384 7539 Fax. : (02.1) 384 7480

website : www.dephub.go. icl

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN

NOMOR : pK. 01/BPSDMP-2O14

TEN

ANG

TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENYULUHAN SUMBER DAYA

MANUSIA

DI

BIDANG TRANSPORTASI

DI

LINGKUNGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN,

Me:eimbang

:

a.

bahwa dalam rangka meningkatkan pemahaman dan

kesadaran

.

Sumber

Daya

Manusia

di

Bidang

Transportasi,

maka perru

clilakul<an penyuluhai

Sumber daya Manusia di Bidang Transportasil

b.

bahwa

berdasarkan pertimbangan

sebagaimana

dimaksud

dalam

huruf a, perlu

menitapkan

Peraturan Kepala

Badan

pengembangan sumber

Daya Manusia Perhubungan tentang Tata

cara

Tetap Pelaksanaan Penyuluhan

sumber Daya Manusia

di

Bidang

Transportasi

di

Lingkungan

Baclan

Pengembangan Sumber Daya Manusia perhubungan;

Mengingat :

1.

Undang-Unclang

Nomor

23

Tahun

2oor

tentang

Perkeretaapian (Lembaran Negara Repubrik Indonesia

Tahun

2OO7 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor a72,2]1;

2.

Undang-Undang

Nomor

L7

Tahun

2008

tentang

Pelayaran (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 48t19);

3.

Undang-Undang

Nomor

1

Tahun

2OOg

tentang Penerbangan (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO9

Nomor

1, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor a956);

4.

Undang-Undang Nomor

22

Tahun 2AO9 tentang [,alu

Lintas

dan

Angkutan

Jalan

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun 2009

Nomor

96,

Tambahan Lembaran Negara

Republik

Indonesia

(3)

5.

Peraturan Pemerintah Nomor

lil

Tahun

2Ol2

tentang

Sumber

Daya

Manusia

clibidang

Transportasl

(Lembaran Negara

Republik lndonesia

Tahun

2OI2

Nomor

lO4,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5310);

6.

Peraturan

Presiden Nomor

4'/

Tahun

2OOg tentang

Pembentukan

dan

Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah

terakhir

dengan peraturan

Presiden

Nomor

55

Tahun 2013

(Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125);

7.

Peraturan

Presiden Nomor

2rl Tahun

2OlO tentang

Kedudukan, Tugas,

dan

Fungsi Kementerian Negari serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I

Kementerian

Negara,

sebagaimana

telah

diubah

terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun

2Ol3

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 126);

8.

Keputusan

Menteri

Perhubungan

Nomor

KM,3O

Tahun 1997

tentang

Pedoman

pelaksanaan

Penyuluhan

Hukum

di

Lingkungan

Departemen

Perhubungan;

9.

Peraturan

Menteri

Perhubungan

Nomor

KM.

60

Tahun 2010

tentang

Organisasi

dan Tata

Kerja

Kementerian Perhubungan setragaimana telah diubah

dengan Peraturan

Menteri

Perhubungan Nomor pM. 68 Tahun 2013;

MEMUTUSI(AN :

Menetapkan

PERATURAN

KEPALA

BADAN

PENGEMBANGAN

SUMBER

DAYA

MANUSIA PERHUBUNGAN TENTANG

TATA

CAITA

TETAP

PELAKSANAAN PEYULUHAN

SUMBER DAYA MANUSIA

DI

BIDANG TRANSPORTASI

DI

LINGKUNGAN BADAN PEN(}EMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN.

BAB

I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalarn Peraturan Kepala Badan

ini

yang dimaksud dengan :

Penyuluhan Sumber Daya Manusia

di

Bidang Transportasi

adalah

proses kegiatan penyebarluasan informasi dan pemahaman terhadap

peraturan perundang-undangan

di

bidang transportasi dan kebijakan

lainnya,

guna

mewujudkan pelayanan transportasi

yang

aman,

(4)

2.

Tenaga Penyuluh adalah perorangan warga Indonesia yang melakukan

kegiatan penyuluhan

dibidang

transportasi,

terdiri

-clari

unsur

regulator,

penyedia

jasa

transportasi,

tenaga

kerja transportasi

dan

masyarakat.

3.

Metode penyuluhan langsung adalah kegiatan rnelakukan penyuiuhan

secara berkelanjutan, kegiatan

bertatap

muka

dengan

pelaku langsung

dan/atau

pelaku

tidak

langsung.

4.

Metode

penyuluhan

tidak

langsung

adalah kegiatan

melakukan

penyuluhan secara menyeluruh kegiatan

tidak

bertatap

muka

dengan

pelaku langsung

dan/atau

pelaku tidak langsurrg.

5.

Unit

Pelaksana

Teknis adalah

unit

pelaksana

teknis

di

lingkungan Badan Pengembangan sumber Daya Manusia perhubungan.

6.

Pusat

Pengembangan

Sumber Daya Manusia

Perhubungan adaiah

Pusat

Pengembangan

Sumber

Daya

Manusia

di

Lingkungan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia perhubu ngan.

7.

Sekretaris Badan adalah Sekretaris Badan

f'engembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan.

8.

Kepala Badan adalah Kepala Badan

pengembangan

Sumber

Daya Manusia Perhubungan.

BAB

II

TUJUAN

Pasal 2

Ttljuan

Penyuluhan Sumber Daya Manusia

di

Bidang Transportasi melalui

tahap:

a.

jangkd

pendek,

yaitu

adalah menumbuhkan

perubahan-perubahan

yang

lebih terarah

pada sikap dan perilaku yang

meliputi

peningkatan pengetahuan dan kecakapan;

b. jangka panjang,

yaitu

sebagai penunjang

dalam upaya

mewujudkan

sistem transportasi

yang

berkelanjutan (sustainable transportl

dan

berwawasan lingkungan (green transp ortationl .

BAB

III

MATERI PENYTILUHAN

Pasal 3

Materi Penyuluhan Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi meliputi:

a.

peraturan perundang-undangan di bidang transportasi;

(5)

Pasal 4

Materi Penyuluhan Sumber Daya Manusia

di

Bidang

Transportasi

disusun

berrlasarkan hasil perencanaan, evaluasi dan kebutuhan masyarakat.

BAB TV

METODE DAN SASARAN PEIYYULUHAN

Pasal 5

(1) lvletode

Penyuluhan Sumber Daya Manusia

di

Bidang

Transportasi

terdiri

dari

:

tr.

metode penyuluhan langsung;

b.

metode penyuluhan tidak langsung

(2) lvletode

penyuluhan langsung

sebagaimana

dimaksud pada

ayat

(1)

huruf

a

meliputi

: a.. sosialisasi;

b.

diskusi;

o.

ceramah/tatap muka/sarasehan,/seminar: 11. simulasi;

o.

pendampingan;dan

J.. dan

lain

sebagainya.

(3) )Metode penyuluhan

tidak

langsung sebagaimana climaksud pada ayat (1)

huruf

b

dilakukan melalui

media komunikasi

meliputi

pemasangan

noster, penyebaran

brosur/pamflet,

media

cetak dan

media elektronik

,lan

lain

sebagainya.

Pasal 5

Met.ode

penyuluhan

langsung

dan

tidak

langsung sebagairnana dimaksud

dal;a.m Pasal

5 ayat

(1) dapat

dilakukan

secara terpadu derrgan

unit

kerja,

ins'iansi

dan/atau

organisasi kemasyarakatan

terkait

dengan materi yang disr,rluhkan maupun sasaran pen]ruluhan.

Pasal 7

Sas;aran

me Liputi:

Penyuluhan

Sumber

Daya

Manusia

di

Bidang

Transportasi

a.

regulator;

b.

penyedia jasa transportasi;

c.

tenaga kerja di bidang transportasi; dan

d.

masyarakat.

(6)

BAB V

TENAGA PENYULUH

Pasal 8

(1)

Tenaga Penyuluh Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi

terdiri

atas:

a.

perorangan; dan

b.

kelornpok/tim.

(2)

Tenaga

Penyuluh

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

terdiri

atas

unsur:

a.

unit

kerja

di

Lingkungan Badan

Pengembangan

Sumber

Daya

Manusia Perhubungan;

b.

unit

kerja

terkait; dan/atau

c.

masyarakat.

(3)

Tenaga Penyuluh

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

huruf

a

ditetapkan oleh

Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

(4).

Tenaga

Penyuluh

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat (1)

huruf

b

ditetapkan oleh Sekretaris Badan. Pasal 9

(1) Tenaga penyuluh sebagaimana dimaksud dalam Pasal B ayat (2)

huruf

a

dan b harus memenuhi persyaratan paling sedikit sebagai berikut: a.memilikiijaaah Diploma

III

atau sederajat;

b.memiliki pengetahuan materi yang akan disuh.rh;

c.memiliki

jabatan

fungsional dosen, widyaiswara dan

instruktur;

d.memiliki

jabatan

fungsional

tertentu

lainnya, dan

jabatan struktural

pengawas

yang

telah

mengikuti

pelatihan pengajar (Training of

T?ainer).

(2) Tenaga penyuluh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2)

hurtif

c

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.memiliki pengetahuan materi yang akan disultrh;

b.memiliki

kemampuan komunikasi

guna dapat

menyebarluaskan

informasi materi yang akan

disuluhkan dari

awal sampai

akhir

yaitu

sebagai

berikut

:

1.

memberi informasi yang jelas dan mudah dimengerti;

2.

dapat

mempergunakan gaya bahasa

yang menarik,

menggugah

(7)

Pasal 1O

Untuk

mempersiapkan tenaga

penyuluh

Sumber Daya Manusia

di

Bidang Tremsportasi sebagaimana

dimaksud

dalam Pasal

[]

masing-masing Pusat

Pengembangan

Sumber

Daya

Manusia

Perhubungan

memfasilitasi perilngkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga penyuluh.

BAB

VI

PROSEDUR PENYULUHAN

Pasal 11

(1),

Prosedur

penyuluhan

Sumber Daya Manusia

di

Bidang Transportasi

dilakukan melalui tahap:

a.

perencanaan;

b.

pelaksanaan; dan

c.

evaluasi dan pelaporan.

(21 Perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi

dan

pelaporan

sebagaimana

dimaksud pada

ayat

(1)

dikoordinasikan oleh

Pusar pengembangan sumber Daya Manusia Perhubungan sesuai dengan bidang tugas dan

fungsinya.

(3).

Tahap

perencanaan sebagaimana

dimaksud pada

ayat

(1)

huruf

a

meliputi:

a.

Persiapan

terdiri

atas:

f . identifikasi masalah;

2. pendataan atau pengamatan lingkungan ],ang akan disuluhkan;

3. perumusan permasalahan; dan

4, analisa kebutuhan.

b.

Rencana kegiatan

terdiri

atas:

1.

menghimpun dan rirerekapitulasi rencana kegiatan penyuluhan;

2,

menetapkan lokasi/tempat;

3.

menetapkan target/sasaran penyuluhan;

4.

menetapkan metode dan bahan penyuluhan; dan

5.

menetapkan tenaga penyuluh.

(4)

Tahap

pelaksanaan sebagaimana

dimaksud pada

ayat

(l)

huruf

b

meliputi:

a.

men5rusun jadwal pelaksanaan kegiatan;

b.

membentuk tim;

c.

mempersiapkan bahan;

d.

mengkoordinasikan dengan pihak terkait; dan

(8)

(5)

Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

iruruf

c meliputi:

a. evaluasi terhadap perencanaan; b. evaluasi terhadap pelaksanaan; dan

c. evaluasi terhadap hasil.

(6).

Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf

c terhadap hasil

pelaksanaan pen5ruluhan disampaikan

kepr:.da

Sekretaris

Badan dengan tembusan Kepala Badan.

Pasal 12

Pel-aksanaan Pen5ruluhan

Sumber

Daya

Manusia

di

Bidang

Transportasi

dapat dilakukan

diluar

prosedur

sebagaimana

dimaksud

ditam

pasal

11

yarlg bersifat

insidentil

dan mendesak sesuai dengan kebutuhan. Pasal 13

(1)

Penyuluhan

Sumber Daya Manusia

di

Bidatg

Transportasi

dapat

dilaksanakan

oleh

unit

pelaksana teknis yang-dikoorclinasikan

oleh

Pusat

Pengembangan

Sumber Daya Manusia

Perhubungan

sesuai

dengan bidang tugas dan fungsinya.

(2)

Penyuluhan

sumber

Daya

Manusia

di

Bidang

Transportasi

yang

dilaksanakan secara bersama-sama dengan

unit

kerja/initansi

teikait

dikoordinasikan oleh Sekretariat Badan

Pengerabangan

Sumber

Daya

Manusia Perhubunga.n

BAB

VII

PENDANAAN

Pasal 14

Pendanad,h penyelengaraan Penyuluhan Sumber Daya Manusia

di

Bidang Transportasi dapat bersumber

dari

:

a.

APBN;

b.

sumber dana lainnya sesuai peraturan perundang-und.angan.

BAB

VIII

KETENTUAN LAIN.LAIN Pasal 15

Ba.gi

para

peserta

penyuluhan dan penyuluh diberikan sertifikat

peserta penyuluhan dan penyuluh terhadap setiap kegiatan penyuluhan.

(9)

t

BAB

IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Peraturan

ini mulai

berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta

pada

tanggal

24 Maret 2014

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN,

tLd.

SANTOSO EDDY WIBOWO

Salinan

NIr?. 1961

aslinya

Referensi

Dokumen terkait

(3) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b, yang dilakukan pada kegiatan pengembangan. Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud

Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP

Deputi Sumber Daya Manusia mempunyai tugas membantu Kapolri dalam bidang sumber daya manusia dalam merumuskan kebijakan strategik, memimpin penyeleng-garaan tugas bidang sumber

pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Bagian Kedelapan UPT

Dalam rangka melaksanakan kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Komunikasi dan Informatika pada program Digital Talent Scholarship (DTS) di Lingkungan Balai

(2) Bidang Sumber Daya Manusia, Kelembagaan dan Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin,

(1) Manajemen sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf e dikoordinasikan oleh unit kerja di Sekretariat Jenderal yang menyelenggarakan fungsi

(1) Bidang Pendidikan dan Latihan Aparatur mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Pendidikan