• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SMK3 DENGAN MELAKUKAN EVALUASI KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN K3 DI IPAL PIER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI SMK3 DENGAN MELAKUKAN EVALUASI KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN K3 DI IPAL PIER"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SMK3 DENGAN MELAKUKAN EVALUASI

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN K3 DI IPAL PIER

Dewantoro Ratno Mukti dan Naniek Ratni Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

e-mail: [email protected] ABSTRAK

PIER merupakan kawasan industri yang dikembangkan di Pasuruan. Pembangunan kawasan ini dimulai pada tahun 1996 dan pihak manajemen PIER berencana mewujudkan lingkungan kerja yang aman. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui komitmen dan kebijakan pihak manajemen tentang SMK3 dan untuk mengidentifikasi perencanaan K3 yang telah dilakukan di IPAL. Tugas akhir ini adalah sebuah perencanaan langkah awal penerapan SMK3 yang bersifat aplikatif, mampu diterapkan untuk mendukung komitmen K3 pihak manajemen PIER. Perencanaan ini berdasarkan peraturan pemerintah. Draft manual yang disusun akan dilengkapi dengan prosedur dan form yang berkaitan dengan prosedur tersebut. Manajemen puncak akan melakukan peninjauan ulang untuk memastikan bahwa seluruh klausul dilaksanakan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan demi menuju visi PT SIER. Setelah seluruh prosedur dan manual selesai disusun, maka dilakukan penerapan sebagai bentuk komitmen pelaksanaan K3.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data, maka didapatkan bahwa pemenuhan elemen pertama dalam penerapan kebijakan berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 di IPAL PIER termasuk dalam ke dalam tingkat pencapaian kurang dengan persentase pemenuhan 37,5%. K3 yang diterapkan sudah cukup baik namun perlu pengarahan agar lebih tepat tujuan dan sasaran sesuai perundang-undangan. Manual dan prosedur yang berkaitan dengan perencanaan K3 berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 telah disusun dan siap untuk diterapkan.

Kata kunci: kebijakan K3, perencanaan K3, PP Nomor 50/2012.

ABSTRACT

PIER is an industrial area developed in Pasuruan. The construction of this area

began in 1996 PIER management plans to realize a safe working environment. The purpose of this research is to know the commitment and management policy about SMK3 Management System and to identify the K3 planning that has been done in WWTP. This final project is a step plan of application of SMK3 which is applicative, able to be applied to support the commitment of K3 of PIER management PT SIER. This plan is based on government regulations. The drafted manual will be completed with procedures and forms relating to the procedure. Top management will conduct a review to ensure that all clauses are implemented to make continuous improvement, in order to achieve the vision of PT SIER. After all the procedures and manuals are completed, the implementation is implemented as a form of commitment to the implementation of K3. Based on the results of processing and data analysis, it is found that the fulfillment of the first element in the implementation of policies based on Government

(2)

Regulation No. 50 of 2012 in IPAL PIER included in the level of achievement is less with the percentage of compliance 37.5%. K3 in the implementation is good enough but need directives to be more appropriate goals and objectives according to legislation. Manuals and procedures related to OSH planning based on Government Regulation No. 50 of 2012 have been prepared and ready to be implemented.

Keywords: K3 policy, health and safety planning, PP Number 50/2012.

PENDAHULUAN

Sistem jaminan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan akhir-akhir ini mendapat perhatian penting karena masih tingginya angka kecelakaan kerja. Sistem ini bertujuan untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan. Angka kecelakaan kerja di Indonesia ternyata masih cukup memprihatinkan. Data yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) menunjukkan angka kecelakaan kerja untuk tahun 2015 mencapai 105.182 kasus dengan jumlah tenaga kerja yang meninggal sebanyak 2.275 orang sedangkan untuk Jawa Timur, Disnakertransduk mencatat pada triwulan pertama tahun 2015, jumlah kecelakaan kerja sebanyak 2180 orang; kemudian triwulan II sebanyak 3099 orang dan triwulan III sebanyak 5113 orang (Kominfo.jatimprov.go.id, 2015). PIER adalah perusahaan yang belum menerapkan SMK3. PT Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) adalah perusahaan di bidang penyewaan atau penjualan lahan industri yang menawarkan lahan sekitar 263 hektar bagi investor baru atau yang ingin merelokasi pabrik dari total lahan

kawasan industri PIER seluas 563 hektar, kini sudah terbangun pabrik sekitar 300 hektar. PIER juga memberikan fasilitas IPAL komunal untuk daerah perindustrian di kawasan PIER (Dokumen PIER, 2015).

Beberapa penelitian sebelumnya tentang penerapan sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah perencanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PPNS-ITS (Permenker 05 1996), Gratcia Simanjutak (2010), penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS 18001:2007 pada pelaksanaan proyek pembangunan fly over pasar kembang, I Nyoman Lokajaya, 2015. Pada penelitian ini penulis akan menyusun Penerapan SMK3 di IPAL PIER dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi atau gambaran mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di IPAL PIER Pasuruan Jawa Timur tahun 2017.

(3)

Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan Februari sampai dengan Maret 2017. Penelitian ini dilaksanakan di IPAL PIER Pasuruan Jawa Timur. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah asisten manajer dan para karyawan yang ada di IPAL PIER Pasuruan Jawa Timur. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Data dalam penelitian ini adalah:

A. Data Primer

Data primer yang diperoleh berasal dari tiga metode, yaitu observasi di lapangan, wawancara, dan pembagian kuisioner. Data primer mengenai pelaksanaan SMK3 diperoleh melalui observasi di lapangan dengan bantuan lembar checklist dengan melihat sarana-sarana K3 seperti Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan, sarana penanggulangan kebakaran (Alat Pemadam Api Ringan), rambu-rambu peringatan, fasilitas kesehatan seperti kotak P3K, dan klinik. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui kebijakan pada senior manajemen dan kebijakan dalam menjalankan SMK3. Data primer juga diperoleh dari pembagian kuisoner kepada pada karyawan di IPAL PIER. B. Data Sekunder

Data sekunder merupakan dokumen-dokumen yang digunakan dalam menerapkan SMK3 di IPAL PIER khususnya dokumen yang berkaitan dengan kebijakan dan komitmen sesuai dengan PP no. 50 tahun 2012.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara, berpedoman sesuai pertanyaan angket.

2. Angket atau kuesioner, dikembangkan dari PP RI no. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

3. Data dokumentasi, data berupa dokumen-dokumen, sebagai pembuktian dari jawaban angket atau kuesioner.

Teknik Analisis Data

Berkaitan dengan digunakannya multimetode dalam penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan trianggulasi. Menurut Sugiyono (2011: 330), trianggulasi sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Maka dari itu terlebih dahulu dilakukan pencocokan kebenaran data dari setiap aspek yang ditanyakan terhadap data (data angket, dokumentasi, dan wawancara).

Dalam menganalisis, peneliti memakai langkah-langkah yaitu menghitung jumlah skor dari data yang sudah dicocokkan kebenarannya antara data angket yang dikroscek dengan dokumentasi kemudian menentukan prosentase pelaksanaan. Perhitungannya menggunakan rumus prosentase (Sugiyono, 2012: 194) sebagai berikut:

(1) Keterangan:

PS = Persentase Skor

ST = Skor Total yang dihasilkan SM = Skor Maksimum yang diperoleh

1. Memuaskan (100% – 85%) 2. Baik (84,9% – 60%)

(4)

3. Kurang (59,9% – 0%) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu indikator. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut. Dalam penelitian ini, validitas instrumen penelitian dilakukan dengan melihat angka signifikasi yaitu membandingkan nilai r hitung (corrected item-total

correlation) dengan tabel untuk degree

of freedom (df) = n-2 dimana data dikatakan valid apabila r tabel < r hitung.

Uji Reliabilitas

Uji realiabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan indikator. Jika angka reliabilitas Alpha Cronbach > 0,6 maka item variabel tersebut dinyatakan reliabel (Nunally 1960; dalam Ghozali 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Wawancara

Hasil penelitian menggunakan metode wawancara dengan asisten manajer dari 8 pertanyaan didapatkan skor 2 yang memenuhi persayaratan sehingga menunjukkan bahwa kebijakan K3 sebagai langkah awal penerapan sistem manajemen K3 di IPAL PIER memiliki ketercapaian 37,5% sehingga masuk pada kriteria kurang.

B. Hasil Kuesioner

Dari beberapa kuesioner yang dibagikan kepada para karyawan di IPAL PIER didapatkan hasil kuesioner keselamatan kerja sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Kuisioner Keselamatan Kerja PIER Pertanyaan Penyelesai an Akhir % Tingkat Penerapan Kelengkapan APD 41,2 Kurang

Kelayakan APD 42,5 Kurang

Safety Sign 60,6 Baik

Penggunaan

APD 79,3

Sangat Baik Penerapan SOP 84,3 Sangat

Baik

Berdasarkan tabel di atas, pada kategori kelengkapan APD didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 41,2% artinya kelengkapan APD yang diberikan perusahaan masih kurang maksimal. Pada kategori kelayakan APD didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 42,5% artinya kelayakan APD yang diberikan perusahaan dalam keadaan kurang layak. Pada kategori pemberian safety

sign didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 60,6% artinya pemberian safety sign pada setiap titik potensi bahaya sudah baik. Pada kategori penggunaan APD didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 79,3% artinya sebagian besar karyawan sudah menggunakan APD saat beraktivitas dengan sangat baik. Pada kategori penerapan SOP didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 84,3% artinya sebagian besar karyawan sudah menerapkan SOP yang diberikan perusahaan dengan sangat baik.

Untuk kuesioner tentang kesehatan kerja didapatkan hasil sebagai berikut:

(5)

Tabel 2. Hasil Kuisioner Kesehatan Kerja PIER Pertanyaan Penyelesaian Akhir % Tingkat Penerap an Ketersediaan P3K 40 Kurang Jaminan Kesehatan 44,3 Kurang Pembagian

Jam Kerja 74,3 Baik

Persepsi Kesehatan Kerja 63,1 Baik Kebersihan Tempat Kerja 80,6 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, pada kategori ketersediaan P3K didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 40% artinya ketersediaan P3K yang disediakan perusahaan masih kurang optimal. Pada kategori jaminan kesehatan didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 44,3% artinya jaminan kesehatan yang diberikan perusahaan belum merata kepada setiap karyawan. Pada kategori pembagian jam kerja didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 74,3% artinya pembagian jam kerja yang diberlakukan di IPAL PIER sudah baik. Pada kategori pelatihan kesehatan kerja didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 63,1% artinya sebagian besar karyawan sudah memahami dengan baik tentang kesehatan kerja. Pada kategori kebersihan tempat kerja didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 80,6% artinya kebersihan di setiap tempat kerja sudah sangat baik.

Uji Validitas

Hasil dari kuesioner di atas kemudian diuji validitas menggunakan software SPSS 24 menggunakan metode pearson

correlation dengan syarat jika nilai r

hitung > r tabel (0,312) hasilnya semua distribusi jawaban berstatus valid.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas K3 PIER

No Pertanyaan Pearson Correlation Status 1 Kelengkapan APD ,577 ** Valid 2 Kelayakan APD ,725 ** Valid

3 Safety Sign ,846** Valid

4 Penggunaan APD ,849 ** Valid 5 Penerapan SOP ,802 ** Valid 6 Ketersedian P3K ,545 ** Valid 7 Jaminan Kesehatan ,707 ** Valid 8 Pembagian Jam Kerja ,834 ** Valid 9 Pelatihan Kesehatan Kerja ,839** Valid 10 Kebersihan Tempat Kerja ,772 ** Valid Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji andal kuesioner menggunakan software SPSS 24. Suatu kuesioner dikatakan andal apabila nilai nilai Cronbach Alpha > 0,6.

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas K3 PIER

No Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan 1 Keselamatan Kerja ,821 Reliabel 2 Kesehatan Kerja ,797 Reliabel

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemenuhan elemen pertama dalam penerapan kebijakan berdasarkan PP no. 50 tahun 2012 di IPAL PIER termasuk dalam ke dalam tingkat pencapaian kurang dengan persentase pemenuhan 37,5%.

2. K3 yang diterapkan berada di tingkat pencapaian kurang baik perlu

(6)

perencanaan ulang dan pengarahan agar lebih tepat tujuan sesuai dengan kriteria perencanaan K3 pada PP no. 50 tahun 2012.

3. Belum diterapkannya kebijakan K3 yang berdampak pada perencanaan K3 yang kurang baik dan kurang terarah di IPAL PIER.

Beberapa saran yang dapat diberikan kepada pihak manajemen PIER Pasuruan Jawa Timur adalah:

1. Melakukan peninjauan kebijakan K3 sesuai dengan PP no. 50 tahun 2012 tentang penerapan kebijakan K3 di IPAL PIER Pasuruan Jawa Timur. 2. TIM SMK3 yang dibentuk sesuai

komitmen perusahaan nomor: 001/KD/C.01/I/2012 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebaiknya bekerja secara optimal agar seluruh kegiatan dapat dipantau untuk memastikan bahwa pelaksanaan K3 dijalankan dengan baik.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan elemen tentang penerapan K3 dan evaluasi pengukuran K3 berdasarkan PP no. 50 tahun 2012 di IPAL PIER Pasuruan Jawa Timur.

DAFTAR PUSTAKA

American Institute of Chemical Engineers. 1992. Guidelines for

Hazard Evaluation Procedures (Second edition with worked examples).

Azwar. 1986. Studi Lingkungan Kerja dan

Kesehatan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan Konstruksi Dalam Lingkup Dinas Cipta Karya, Bina Marga, dan Sumberdaya Air Provinsi Banten. Jurnal Fondasi.

Volume 6 No 1.

Epstein, Molly. 2010. Millennials and

the World of Work: An Organization and Management Perspective. Journal of Business

and Psychology. Volume 25, Issue 2, pp 211–223.

Ervianto, W. 2005. Manajemen Proyek

Konstruksi (Edisi revisi).

Yogyakarta: Andi.

Frank Bird Jr and George L Germain. 1990. Practical Loss Control

Leadership. USA: Institute Publishing.

Ilfani, G. 2013. Analisis Pengaruh

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan (Studi Pada PT. APAC INTI CORPORA Bawaen Jawa Tengah UNIT SPINNING 2).

International Labour. 2013.

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Sarana Untuk

Produktivitas.

Irawati, L. 2015. Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Pekerjaan Pelebaran Jalan Diponegoro dan Jalana Cipto Mangunkusumo Kota Samarinda.

Khoerunisa, Anisa. 2015. Komitmen

Team Manajemen Dalam

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Di DAOP 2

Bandung PT Kereta Api

(PERSERO).

Malhotra, N. K. 2012. Basic Marketing

Research: Intergration Of Social Me dia (Fourth Edition); New

Jersey: Pearson.

Murti, W.A. dan Hudiwinarsih, G. 2012. Pengaruh Kompensasi,

Motivasi dan Komitmen

Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di Surabaya). Dalam

The Indonesian Accounting Review, Vol 2 (2).

(7)

NSAI. 2007. OHSAS 18001 Occupational Health and Safety.

Dublin.

Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja.

Permenaker no. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Rausand, M. 2005. Preliminary Hazard

Analysis. Departement of Production and Quality Engineering Norwegian University of Science and Technology.

Riestiany, R. 2012. Analisis Pengaruh

Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3)

Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Plant 11

PT Indocement Tunggal

Prakarsa, Tbk Citeureup).

Satriawan, Leonardus Ariyanto. 2009.

Kajian Kelengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Pekerja Konstruksi di Indonesia.

Uajy.

Seniati, L. 2006. Pengaruh Masa Kerja,

Trait Kepribadian, Kepuasan Kerja, dan Iklim Psikologi Terhadap Komitmen Dosen Pada Universitas Indonesia. Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia. 10(2).

Simanjutak, G. 2010. Perencanaan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PPNS-ITS.

Soehatman, Ramli. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. OHSAS 18001.

Jakarta: Dian Rakyat.

Suardi, R. 2006. Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Panduan Penerapan Berdasarkan

OHSAS 18001 & Permenaker 05/1996). Jakarta: Penerbit PPM.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan

Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: ALFABETA.

Suma'mur. 2009. PK. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: CV Sagung Seto.

Gambar

Tabel  1.  Hasil  Kuisioner  Keselamatan  Kerja PIER Pertanyaan  Penyelesai an Akhir  %  Tingkat  Penerapan  Kelengkapan  APD  41,2  Kurang
Tabel  2.  Hasil  Kuisioner  Kesehatan  Kerja PIER  Pertanyaan  Penyelesaian  Akhir  %  Tingkat Penerap an  Ketersediaan  P3K  40  Kurang   Jaminan  Kesehatan  44,3  Kurang  Pembagian

Referensi

Dokumen terkait

(4) Nilai (taksiran) jumlah harga benda yang akan diganti rugi dalam bentuk uang maupun barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan nilai buku atau

Hadis Abu Hurairah di atas dinilai sendirian (tafarrud) oleh para ulama. Menurut mereka, rawi Al-‘Ala ibn Abdurrahman meriwayatkannya secara sendiri dari ayahnya dari Abu

Deputi Tata Usaha Kepegawaian adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BAKN di bidang tata usaha kepegawaian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Dari data hasil perhitungan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil uji penerimaan oleh panelis untuk produk acuan dan pengembangan hasilnya hampir sama dari segi warna,

Citra Tumor Payudara Ganas Berdasarkan karakteristik citra mamografi yang tampak secara visual, para dokter ahli dapat mengelompokkan tumor payudara berdasarkan pada benjolan

Berdasarkan hasil proyeksi model iklim oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup (1998) bahwa DAS Ciliwung merupakan salah satu DAS yang rentan terhadap perubahan iklim. Kondisi

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Karena salah satu objek penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika, maka kecakapan atau kompetensi yang yang harus dimiliki adalah