i
PENERAPAN METODE MIND MAP (PETA PIKIRAN) DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT DI
KELAS VIIA SMP PANGUDI LUHUR WEDI KLATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
M.G. Rosita Riana Dewi
NIM: 081414074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami
pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkotbah 3 : 11)
Allah tak memberi apa yang kita harapkan, Melainkan Dia memberi apa yang kita butuhkan…
Dengan penuh syukur, kupersembahkan skripsiku ini untuk : Allah Bapaku di surga, Kedua orang tuaku
vii
ABSTRAK
M.G. Rosita Riana Dewi, 2012. Penerapan Metode Mind Map (Peta Pikiran) Dalam Pembelajaran Matematika Pada Materi Segiempat di Kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui sejauhmana penerapan metode Mind Map (peta pikiran) ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP, (2) untuk mengetahui sejauhmana antusiasme siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran), (3) untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi yang muncul antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran).
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten sebanyak 42 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 dengan materi bangun datar segiempat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dalam enam kali pertemuan. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, angket, wawancara dan dokumentasi berupa foto dan rekaman handycam. Data keterlaksanaan RPP diperoleh melalui lembar observasi, data antusiasme siswa dalam pembelajaran diperoleh melalui angket dan wawancara, sedangkan bentuk-bentuk interaksi yang muncul dalam pembelajaran diperoleh melalui lembar observasi dan rekaman handycam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan keterlaksanaan RPP, tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (Peta Pikiran) terlaksana secara keseluruhan, hanya pada pertemuan kedua dan ketiga ada langkah pembelajaran yang harus dibalik urutannya oleh guru, (2) Antusiasme siswa secara individu dalam mengikuti pembelajaran masuk dalam kriteria tinggi, dimana skor terendah siswa dalam pengisian angket adalah 57,14 % dan skor tertinggi adalah 94,29 %. Secara keseluruhan atau kelas, antusiasme siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map adalah sebesar 80,77 % masuk dalam kriteria tinggi, (3) Bentuk-bentuk interaksi yang muncul antara guru dengan siswa, antara lain dalam mengucapkan salam, menjelaskan, menyuruh, bertanya, menanggapi, dan menegur siswa, sedangkan interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa antara lain dalam membahas tugas bersama-sama atau diskusi, bertanya dan menanggapi siswa lain.
viii
ABSTRACT
M.G. Rosita Riana Dewi, 2012. The Apply of Mind Map Method of Mathematics on Quadrangle Materials at VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Mathematics Study Program, Mathematics and Nature Science Department, Faculty of Teacher and Educational Science, University of Sanata Dharma Yogyakarta.
This research was aimed to find out (1) how far the apply of mind map method was seen from the lesson plan feasibility, (2) how far the
students’enthusiasm toward mathematics learning process using mind map
method was, (3) kinds of interaction appear between teacher-student and student-student in mathematics learning process using mind map method.
The subjects of this research were 42 students of VII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. This research was done on even semester year 2011/2012 using quadrangle materials. This was descriptive research, done in 6 meetings. The instruments used were observation sheets, questionnaires, interviews and documentations (photos and videos). The data of lesson plan feasibility got from
observation, students’enthusiasm got from questionnaire and interview, kinds of interaction got from observation and handycam record.
The results showed that (1) based on lesson plan feasibility, the learning steps using mind map method was fully done, but on second and third meeting there were learning steps that should be changed by the teacher, (2) students’ enthusiasm individually were high, with the lowest score was 57,14 % and the
highest was 94,29 % on the questionnaire. In all, students’enthusiasm on learning
using mind map method was high, 80,77 %, (3) kinds of interaction between teacher-student were greeting, explaining, ordering, asking, responding and admonishing. While interactions between student-student were doing the task together or discussion, asking and responding other students.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas berkat dan karunia Tuhan Yesus Kristus, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak penulis jumpai kesulitan dan hambatan. Namun berkat bantuan Tuhan dan bantuan dari semua pihak, akhirnya semua kesulitan dan hambatan yang ditemui penulis dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, S.Si., M.Si. sebagai dosen pembimbing atas segala bimbingan, bantuan, dan kesabaran dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.
2. Br. Yohanes Sudarman FIC, S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian ini. 3. Ibu Christina Retno Prasetyaningsih, S.Pd. selaku guru pengampu mata
pelajaran matematika kelas VII untuk bantuan yang diberikan sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
x
5. Segenap staf sekretariat dan dosen-dosen Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya dosen-dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah membantu memperlancar studi penulis di Universitas Sanata Dharma.
6. Kedua orang tuaku Bapak Ignatius Sutarno dan (Alm) Ibu Theresia Sri Lestari, serta kakak-kakakku Mas Eko, Mbak Eni, Mas Agus, Mbak Dewi yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman genk JFC dan genk Ponari yang selalu memberikan keceriaan serta teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2008 atas semangat dan kebersamaan selama belajar di Universitas Sanata Dharma. 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi dan penyelesaian studi penulis di Universitas Sanata Dharma.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Batasan Istilah... 5
xii
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Matematika ... 8
B. Proses Pembelajaran Matematika ... 9
C. Interaksi Belajar Mengajar ... 10
D. Metode Mind Map (Peta Pikiran) ... 12
a. Pengertian Persegi Panjang ... 20
b. Sifat-sifat Persegi Panjang ... 20
c. Keliling dan Luas ... 21
3. Belah Ketupat ... 22
a. Pengertian Belah ketupat... 22
b. Sifat-sifat Belah ketupat ... 22
c. Keliling dan Luas ... 22
4. Trapesium ... 24
a. Pengertian Trapesium... 24
b. Sifat-sifat Trapesium ... 24
c. Keliling dan Luas ... 24
5. Layang-layang ... 26
a. Pengertian Layang-layang ... 26
b. Sifat-sifat Layang-layang ... 26
c. Keliling dan Luas ... 26
6. Jajargenjang ... 28
a. Pengertian Jajargenjang ... 28
b. Sifat-sifat Jajargenjang ... 28
xiii
F. Kerangka Berpikir ... 29
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
B. Jenis Penelitian ... 31
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32
D. Instrumen Penelitian ... 33
1. Instrumen untuk kegiatan pembelajaran ... 33
2. Instrumen pengumpulan data ... 34
E. Teknis Analisis Data ... 37
BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 41
B. Tabulasi Data... 47
1. Data Keterlaksanaan RPP... 47
2. Data Angket Antusiasme Siswa ... 52
3. Data Hasil Wawancara dengan Siswa ... 54
C. Pembahasan ... 56
1. Keterlaksanaan RPP ... 56
2. Antusiasme Siswa ... 58
3. Interaksi Belajar dan Mengajar ... 64
D. Keterbatasan Penelitian ... 77
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... 78
B. Saran ... 79
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Pembelajaran 34
Tabel 3.2 Rancangan Sebaran Angket 35
Tabel 3.3 Skor Angket Antusiasme Siswa 38
Tabel 3.4 Penilaian Antusiasme 39
Tabel 3.5 Kriteria Antusiasme Siswa 39
Tabel 4.1 Jadwal Pembelajaran Penelitian 41
Tabel 4.2 Persentase Hasil Jawaban Angket Antusiasme Siswa 52 Tabel 4.3 Hasil Jawaban Siswa Setiap Indikator 53
Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Siswa 54
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Mind Map (Peta Pikiran) 15
Gambar 2.2 Persegi ABCD 17
Gambar 2.3 Diagonal Persegi ABCD 17
Gambar 2.4 Sumbu Simetri Persegi ABCD 18
Gambar 2.5 Simetri Putar Persegi ABCD 19
Gambar 2.6 Persegi Panjang ABCD 20
Gambar 2.7 Diagonal Persegi Panjang ABCD 20
Gambar 2.8 Sumbu Simetri Persegi Panjang ABCD 21
Gambar 2.9 Belah Ketupat ABCD 22
Gambar 2.10 Diagonal Belah Ketupat ABCD Menjadi Dua 23 Segitiga Kongruen
Gambar 2.11 Trapesium ABCD 24
Gambar 2.12 Pembagian Trapesium ABCD Menjadi Tiga 25 Bangun Datar
Gambar 2.13 Layang-layang ABCD 26
Gambar 2.14 Diagonal Layang-layang ABCD Menjadi Dua 27 Segitiga Sama Kaki
Gambar 2.15 Jajargenjang ABCD 28
xvi Persegi Panjang OO’CD
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) L1
Materi Pelajaran L16
Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Pertama L17 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Kedua L19 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Ketiga L21 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Keempat L22 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Kelima L24 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Keenam L26
Tabulasi Pengisian Angket Antusiasme L27
Contoh Pengisian Angket Antusiasme Siswa L29
Lembar Observasi Interaksi Pertemuan Pertama L35
Lembar Observasi Interaksi Pertemuan Kedua L39
Lembar Observasi Interaksi Pertemuan Keempat L43
Lembar Observasi InteraksI Pertemuan Kelima L47
Transkrip Video L51
Foto Penelitian L70
Surat Ijin Penelitian L75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu, sehingga memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara tingkah laku sesuai kebutuhan (Muhibbin, 1991:10). Sekolah memiliki peran yang sangat besar terhadap hal tersebut, terutama melalui proses pembelajaran matematika di kelas. Dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan belajar siswa, dapat menjadikan siswa mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk belajar matematika dan tidak menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit bahkan menganggap bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang menyenangkan.
menerima suatu konsep secara langsung dari guru. Siswa tidak diberi kebebasan untuk berpikir lebih luas bagaimana memahami materi, menyelesaikan suatu permasalahan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya sendiri.
Menurut Von Gaserfeld pengetahuan merupakan hasil kegiatan mengkonstruksi, pengetahuan tidak dapat di transfer begitu saja kepada mereka yang menerimanya. Pengetahuan harus dibangun sendiri secara aktif oleh setiap orang yang mau mengetahuinya. Seperti halnya dengan matematika sebagai aktivitas manusia, pengetahuan matematika juga tidak datang dengan sendirinya, melainkan dengan menemukan sendiri pengetahuan itu secara aktif.
dengan sama persis. Cara mencatat tradisional yaitu mencatat bagian pokok materi secara terpisah dan banyak menggunakan kata-kata, kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mencoba menghubungkan atau mengkaitkan materi yang satu dengan materi yang lain. Hal ini dapat menjadi salah satu sebab mengapa konsep atau rumus sering sulit untuk diingat oleh siswa.
Salah metode yang diduga mampu membuat suasana proses pembelajaran lebih menarik untuk membantu permasalahan di atas adalah metode Mind Map (peta pikiran). Menurut Iwan Sugiarto (2004:75) Mind Map (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkat daya kreatifitasnya melalui kebebasan berimajinasi. Mind Map (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Seperti yang diungkapkan oleh Tony Buzan (2008: 4) pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) akan meningkatkan daya hafal dan motivasi belajar siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih kreatif.
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT DI
KELAS VIIA SMP PANGUDI LUHUR WEDI KLATEN”
B. Identifikasi Masalah
1. Masih kurangnya variasi metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan.
2. Siswa cenderung menerima suatu konsep secara langsung dari guru sehingga kuranginisiatif dalam proses pembelajaran.
3. Sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam mempelajari konsep dan mengingat rumus matematika.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Sejauhmana penerapan metode Mind Map ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP?
2. Sejauhmana antusiasme siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui sejauhmana penerapan metode Mind Map ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP.
2. Mengetahui sejauhmana antusiasme siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map.
3. Mengetahui bentuk-bentuk interaksi yang muncul antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map.
E. Batasan Istilah
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Metode Mind Map (Peta Pikiran)
Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah
akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2008:4). Dengan kata lain, Mind Map adalah cara mencatat atau meringkas bahan yang memetakan
2. Antusiasme Siswa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, antusiasme berarti gairah, gelora semangat, minat besar. Gairah terhadap sesuatu yang ada di dalam kehidupan. Antusiasme bersumber dari dalam diri, secara spontan atau melalui pengalaman terlebih dahulu. Dengan kata lain, antusiasme adalah suatu perasaan kegembiraan terhadap sesuatu hal, yang merupakan respon positif terhadap sesuatu yang ada di sekitar kita.
Indikator antusiasme siswa dalam penelitian ini adalah adanya respon, perhatian, kemauan, konsentrasi, dan kesadaran yang timbul pada diri siswa tanpa adanya paksaan atau suruhan yang diikuti oleh keinginan untuk melibatkan diri dalam aktivitas siswa dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
3. Interaksi
F. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan: 1. Bagi guru
Memberdayakan guru matematika dalam menggunakan metode Mind Map yang dapat menjadi sebuah alternatif solusi sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Bagi siswa
Meningkatkan kemampuan berpikir inovatif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika, serta pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang berharga dalam menerapkan pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map.
4. Bagi pembaca
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Matematika
Matematika berasal dari perkataan Latin mathematica yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti “relating to learning”. Kata itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Menurut James yang dikutip oleh Erman Suherman (2003: 19), mengatakan matematika adalah ilmu logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu Aljabar, Analisis dan Geometri. Herman Hudojo (2005: 36) mengartikan matematika sebagai ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, struktur-struktur dan hubungannya yang diatur secara logis, bersifat abstrak, penalarannya deduktif dan dapat memasuki wilayah cabang ilmu lainnya.
Soedjadi (2000: 11) menyatakan beberapa definisi matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, sebagai berikut:
1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematis.
3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungan dengan bilangan.
4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah ruang dan bentuk.
5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6. Matematika pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
B. Proses Pembelajaran Matematika
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin “Processus” yang berarti
“berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu saran atau tujuan. Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya (Muhibbin Syah, 1997: 113).
terlihat bahwa pembelajaran adalah proses interaksi dua arah antara peserta didik dengan pendidik (guru), dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju suatu tujuan yang ingin dicapai (Trianto, 2009:17)
Pembelajaran matematika adalah proses aktif individu siswa yang bersosialisasi dengan guru, sumber atau bahan belajar, teman dalam memperoleh pengetahuan baru. Proses aktif individu menyebabkan perubahan tingkah laku, misalnya setelah belajar matematika siswa itu mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan matematikanya dimana sebelumnya ia tidak dapat melakukannya (Herman Hudojo, 2001: 92). Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Utari Sumarno (2004:5) yaitu pembelajaran matematika memang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis yang meliputi pemahaman, pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, dan koreksi matematis, kritis, serta sikap yang terbuka dan objektif.
C. Interaksi Belajar Mengajar
ialah mengajar, dimana guru harus membimbing anak belajar dengan menyediakan situasi dan kondisi yang tepat agar potensi anak berkembang semaksimal mungkin. Dengan demikian diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai.
Menurut Oemar Hamalik (2001: 54), pengajaran adalah interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Di antara keduanya terdapat hubungan atau komunikasi interaksi yaitu di satu pihak guru mengajar dan di pihak lain siswa belajar. Keduanya menunjukkan aktivitas yang seimbang hanya berbeda perannya saja. Proses pengajaran itu berlangsung dalam situasi pengajaran, dimana didalamnya terdapat komponen-komponen atau faktor-faktor yaitu:
1. tujuan mengajar 2. siswa belajar 3. guru mengajar 4. metode mengajar 5. alat bantu mengajar
6. penilaian dan situasi pengajaran
Menurut Nana Sudjana (2009: 61), interaksi belajar mengajar yang terjadi antara guru dan siswa merupakan komunikasi atau hubungan timbal balik atau hubungan dua arah antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Interaksi ini dapat dilihat dalam :
a. Tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa
b. Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara individu maupun kelompok
c. Teguran guru kepada siswa d. Peran guru sebagai fasilitator
D. Metode Mind Map (Peta Pikiran)
Secara individual kita dapat menganalisis ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru sehingga dapat mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah direncanakan. Strategi Mind Map juga dapat menghilangkan kebosanan dalam mencatat cara tradisional, sehingga dalam hal ini otak akan lebih cepat mencerna serta mengingat catatan yang telah dibuat. Manfaat dari metode ini adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat pembelajaran, karena mampu memahami konsep yang sama dengan kerja otak ketika menerima pelajaran.
2. Melihat koneksi antar topik yang satu dengan yang lain yang memiliki keterkaitan.
3. Membantu penggalian ide dan mengasah kemampuan otak untuk bekerja. 4. Membantu ide serta gagasan yang mengalir karena tidak selalu ide dan
gagasan dapat direkam.
5. Melihat gambaran suatu gagasan secara luas dan besar, sehingga membantu otak bekerja secara maksimal dan berfikir besar terhadap suatu gagasan.
6. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan tersebut. 7. Memudahkan untuk mengingat ide dan gagasan tersebut. 8. Meningkatkan daya kreatifitas dan inovatif.
Buzan (2008: 14-16), sarana dan prasarana untuk membuat Mind Map adalah :
b. Pena dan pensil warna c. Otak
d. Imajinasi
Mind Map membutuhkan imajinasi atau pemikiran, adapun cara
pembuatan Mind Map adalah :
1) Mulailah dari tengah kertas kosong
2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama
3) Gunakan berbagai warna, karena warna akan membuat Mind Map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif
4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya
Gambar 2.1 Contoh Mind Map (Peta Pikiran)
Dalam prinsipnya Mind map sangat sederhana, cukup menuliskan dengan mengikuti kemana otak kita berfikir, apa yang terlintas, apa yang teringat dalam bentuk coretan yang berkaita-kaitan (radiant thinking), dimulai dari tengah sebagai pusat kemudian mengembangkan ke arah tepi. Menurut Pandley (1994) metode Mind Map bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu materi pelajaran. Adapun tahap-tahap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari.
3. Guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok kemudian siswa diminta untuk membuat peta pikiran dari materi yang dipelajari.
4. Untuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman terhadap materi, guru menunjuk beberapa siswa mempresentasikan hasil peta pikiran dengan menuliskan di papan tulis.
5. Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa di papan tulis, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
6. Guru memberikan soal latihan tentang materi yang dipelajari kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
7. Pada akhir pembelajaran diadakan tes untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan akademis siswa.
D. Materi Pembelajaran
Dalam penelitian ini materi yang digunakan yaitu segiempat. Segiempat adalah bangun datar yang dibentuk dari empat buah titik, setiap tiga titik tidak boleh segaris yang dihubungkan. (Jacobs, R Harold, 1974).
1. Persegi
a. Pengertian
Gambar 2.2 Persegi ABCD
Persegi adalah bangun datar segiempat yang mempunyai dua pasang sisi sejajar dan sama panjang, serta salah satu sudutnya 90º. (Jacobs, R Harold, 1974)
b. Sifat-sifat Persegi :
Gambar 2.3 Diagonal Persegi ABCD
A
C D
B
A
C D
1) Keempat sisinya sama panjang, yaitu AB = BC = CD = AD 2) Keempat sudutnya masing-masing sebesar 90 º
3) Setiap sudut dibagi dua sama besar oleh diagonalnya. Sehingga diagonalnya membentuk sumbu simetri.
DAC = CAB ABD = DBC
4) Kedua diagonalnya sama panjang, AC = BD
5) Kedua diagonal saling berpotongan tegak lurus membagi dua sama panjang, yaitu AC tegak lurus BD
6) Memiliki 4 sumbu simetri, yaitu
7) Memiliki simetri putar tingkat empat, yaitu :
Gambar 2.5 Simetri Putar Persegi ABCD
c. Keliling dan Luas persegi
Berdasarkan gambar 2.2 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi persegi bahwa AB = BC = CD = DA. Keliling dari bangun datar persegi ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA atau dengan kata lain keliling persegi adalah 4 × sisi = 4 × s
2. Persegi panjang a. Pengertian
Gambar 2.6 Persegi Panjang ABCD
Persegi panjang adalah bangun datar segiempat yang mempunyai dua pasang sisi yang berhadapan sejajar serta salah satu sudutnya 900 . (Jacobs, R Harold, 1974)
b. Sifat-sifat persegi panjang :
Gambar 2.7 Diagonal Persegi Panjang ABCD
(i) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang, yaitu AB = CD, AD = BC; (ii)Tiap-tiap sudutnya sama besar yaitu 900
A = B = C = D = 900
(iii) Kedua diagonal sama panjang, yaitu AC = BD
A
D C
B O
A
D C
(iv) Kedua diagonal saling berpotongan membagi dua sama panjang, yaitu AO = OC dan BO = OD
(v)Memiliki dua sumbu simetri
Gambar 2.8 Sumbu Simetri Persegi Panjang
c. Keliling dan Luas persegi panjang
Berdasarkan gambar 2.6 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi persegi panjang bahwa AB = CD disebut dengan panjang (p) dan BC = DA disebut dengan lebar (l).
Keliling dari bangun datar persegi panjang ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA atau dengan kata lain keliling persegi panjang adalah 2p + 2l = 2 × (p + l).
Luas dari bangun datar persegi panjang ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar persegi panjang. Maka luas bangun datar persegi panjang adalah panjang × lebar = p × l.
A
D C
B A
D C
3. Belah Ketupat
a. Pengertian
Gambar 2.9 Belah Ketupat ABCD
Belah ketupat adalah bangun datar segiempat yang mempunyai dua pasang sisi yang sejajar sama panjang. (Jacobs, R Harold, 1974)
b. Sifat-sifat belah ketupat :
(i) Semua sisinya sama panjang, yaitu AB = BC = CD = DA (ii) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar, yaitu
A = C dan B = D
(iii) Kedua diagonal merupakan sumbu simetri
c. Keliling dan Luas belah ketupat
Berdasarkan gambar 2.9 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi belah ketupat bahwa AB = BC = CD = DA dan memiliki 2 diagonal yaitu BD disebut diagonal 1 (d1) dan AC diagonal 2 (d2).
A
D
C
Keliling dari bangun datar belah ketupat ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA atau dengan kata lain keliling belah ketupat adalah 4 × sisi = 4 × s
Luas dari bangun datar belah ketupat ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar belah ketupat.
Gambar 2.10 Diagonal Belah Ketupat ABCD Menjadi Dua Segitiga Kongruen
Luas ABCD = luas ABD + luas BCD
=
+
=
=
=
A
D
C
B
O O A
B
C
B
4. Trapesium
a. Pengertian
Gambar 2.11 Trapesium ABCD
Trapesium adalah bangun datar segi empat yang mempunyai tepat dua sisi sejajar. (Jacobs, R Harold, 1974)
b. Sifat-sifat trapesium :
(i) Memiliki dua sisi sejajar yaitu AB // CD
(ii) Jumlah sudut yang berdekatan di antara dua garis sejajar adalah 1800.
ABC + BCD = 1800
BAD + ADC = 1800
c. Keliling dan Luas trapesium
Berdasarkan gambar 2.11 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi trapesium bahwa AB sejajar dengan DC disebut berturut-turut dengan sisi bawah dan sisi atas, sedangkan AD dan BC disebut dengan sisi samping.
Keliling dari bangun datar trapesium ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA.
A
D C
Luas dari bangun datar trapesium ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar trapesium.
Gambar 2.12 Pembagian Trapesium ABCD Menjadi Tiga Bangun
5. Layang-layang
a. Pengertian
Gambar 2.13 Layang-layang ABCD
Layang-layang adalah bangun datar segiempat yang memiliki sepasang-sepasang sisi yang berdekatan sama panjang. (Jacobs, R Harold, 1974) b. Sifat-sifat layang-layang :
(i) Masing-masing sepasang sisinya sama panjang, AB = AD dan BC = CD
(ii) Terdapat sepasang sudut sama besar;
ABC =
ADC (iii) Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri
(iv) Salah satu diagonalnya membagi dua tegak lurus sama panjang c. Keliling dan Luas layang-layang
Berdasarkan gambar 2.13 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi layang-layang bahwa AB = AD dan BC = DC, memiliki 2 diagonal yaitu BD disebut diagonal 1 (d1) dan AC diagonal 2 (d2).
A
B
Keliling dari bangun datar layang-layang ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA.
Luas dari bangun datar layang-layang ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar layang-layang.
6. Jajargenjang a. Pengertian
Gambar 2.15 Jajargenjang ABCD
Jajargenjang adalah adalah bangun datar segiempat yang mempunyai dua pasang sisi yang berhadapan sejajar.
b. Sifat - sifat jajargenjang :
(i) Sisi - sisi yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama panjang dan
sejajar; AB = DC ; AD = BC
(ii) Sudut - sudut yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama besar;
A = C ; B = D
(iii)Pada setiap jajargenjang kedua diagonalnya saling membagi dua sama
panjang
c. Keliling dan Luas jajargenjang
Keliling dari bangun datar jajargenjang ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA.
Luas dari bangun datar jajargenjang ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar jajargenjang.
Gambar 2.16 Perubahan Jajargenjang ABCD Menjadi Persegi Panjang
OO’CD
Luas jajar genjang = panjang × lebar = p × l = alas × tinggi = a × t
E. Kerangka Berpikir
Tujuan dari pembelajaran matematika adalah membentuk kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika ini, siswa diharapkan dapat mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya dari pengalaman-pengalaman masa lalu. Proses mengkonstruksi pengetahuan siswa memerlukan keaktifan baik dalam mencari maupun menyampaikan suatu informasi yang dimilikinya. Keaktifan siswa dalam
A
B
D C
O O’
O O’
D C
pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan siswa dalam bertanya, memberi tanggapan, menyatakan definisi ataupun menarik suatu kesimpulan. Oleh karena itu, perlu diciptakan suatu proses pembelajaran yang dapat membuat siswa merasa antusias dan aktif.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Mei 2012. SMP Pangudi Luhur Wedi beralamatkan di Dukuh Karangrejo, Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Sekolah dibawah naungan Yayasan Pangudi Luhur ini memiliki Akreditasi A. SMP Pangudi Luhur Wedi merupakan lembaga pendidikan yang mengedapankan perkembangan dan pertumbuhan siswa secara utuh dan optimal, sehingga menghasilkan siswa yang cerdas, berkepribadian, bersemangat, dan cinta kasih. Sekolah ini ditunjang dengan fasilitas pembelajaran yang lengkap dan kegiatan pengembangan diri dalam bentuk Ekstra Kurikuler.
B. Jenis Penelitian
akan dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, angket penelitian dan wawancara.
Penelitian ini akan mengungkapkan kejadian yang terjadi dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map. Dalam penelitian ini, data-data yang ditemukan selama
pembelajaran matematika dengan metode Mind Map, nantinya akan dideskripsikan atau dipaparkan secara faktual, sistematis dan disimpulkan.
C. Subjek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII A yang berjumlah 42 orang, SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten semester genap tahun ajaran 2011/2012.
D. Perumusan Variabel
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu :
1. Variabel Bebas/Penyebab (Independent Variable)
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan RPP, antusiasme siswa dan interaksi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map pada materi segiempat.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu instrumen keterlaksanaan pembelajaran, instrumen antusiasme dan instrumen interaksi.
1. Instrumen keterlaksanaan pembelajaran
Instrumen untuk melakukan kegiatan membelajaran adalah rencana pelaksanaan pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa komponen yang tercantum dalam RPP :
Materi Pembelajaran: Bangun Segiempat
Standar Kompetensi: 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar: 6.2. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang
Indikator Pencapaian Kompetensi :
1. Menjelaskan pengertian jajargenjang, persegi, persegi panjang, belah ketupat, trapesium, dan layang-layang menurut sifatnya
2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya
3. Menurunkan rumus keliling bangun segiempat 4. Menurunkan rumus luas bangun segiempat
Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang sehingga mendukung pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode Mind Map. Alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran, lebih banyak
diberikan pada proses diskusi kelompok dan diskusi kelas, sehingga siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam RPP ini, peneliti mengalokasikan waktu sebanyak 6 kali pertemuan, tabel rancangan kegiatan pembelajaran direncanakan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-
Kegiatan Pembelajaran Keterangan
1 Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat bangun segiempat
Pendalaman materi
menggunakan metode Mind Map
2 Menurunkan rumus keliling bangun segiempat
Pendalaman materi
menggunakan metode Mind Map
3
- Ulangan materi sifat bangun segiempat - Latian soal keliling
bangun segiempat
Latihan soal mengenai keliling dan luas bangun segiempat
Pendalaman soal di buku Modul
Dalam mengamati keterlaksanaan RPP, dilakukan dengan cara menyontreng tahap kegiatan apakah terlaksana atau tidak. Berikut ini contoh lembar observasi keterlaksanaan RPP yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP
Kegiatan
Keterlaksanaan
Keterangan Ya Tidak
Apersepsi :
1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti :
4. Guru memberikan stimulus berupa peragaan bangun datar untuk mengingatkan siswa nama-nama bangun datar tersebut. 5. Guru mengarahkan siswa untuk
mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan bangun datar yang diperagakan guru. 6. Siswa bekerja dalam kelompok
untuk membuat peta pikiran sifat-sifat bangun segiempat.
7. Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas (± 3 kelompok maju presentasi).
8. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Kegiatan akhir :
9. Guru memberikan tugas individual untuk siswa. 10. Siswa diingatkan untuk
2. Instrumen antusiasme
Instrumen antusiasme dalam penelitian ini adalah : a. Angket
Angket adalah sebuah penyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang diketahuinya. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui antusiasme siswa selama mengikuti pembelajaran matematika dengan metode Mind Map. Angket ini akan terdiri dari 35 butir pernyataan. Angket ini dibuat dengan skala Guttman. Tiap pernyataan disajikan dengan skala ukur “ya’ dan “tidak”. Berikut ini adalah rancangan sebaran angket siswa:
Tabel 3.3 Rancangan Sebaran Angket
Variabel Indikator Positif Negatif
Antusiasme Respon siswa 1, 2, 4, 5 3, 6
Konsentrasi belajar matematika 24, 26, 27, 28,
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan kepada subjek penelitian. Wawancara ini ditujukan kepada siswa untuk mengetahui antusias siswa selama mengikuti pembelajaran matematika dengan metode Mind Map. Dalam wawancara ini tidak seluruh subjek penelitian diwawancarai. Namun, peneliti akan mengambil 4 orang siswa saja, sebagai subjek wawancara. Siswa yang diwawancarai akan dipilih berdasarkan hasil belajarnya, dari kelompok siswa yang hasil belajar rendah, sedang dan tinggi. Hasil dari wawancara ini juga digunakan sebagai penekanan pernyataan dari siswa yang telah diisikan pada angket. Adapun pertanyaan dalam wawancara antara lain :
1. Apa pendapatmu mengenai pembelajaran dengan metodeMind Map yang sudah kita laksanakan ?
No Pernyataan Ya Tidak
1 Proses pembelajaran seperti ini, membuat saya aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
2 Proses pembelajaran seperti ini, membuat saya aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh teman saya.
3 Saya kurang memiliki kesempatan untuk menjawab pertanyaan dalam diskusi.
4 Saya menanggapi kembali jawaban atau pernyataan yang diutarakan oleh guru.
dst ……….
2. Apakah ada perbedaan antara pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran metode Mind Map?
3. Bagaimana perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran matematika dengan metode Mind Map?
4. Apakah kamu merasa aktif selama pembelajaran metode Mind Map dalam kelompok dan dalam presentasi kelas ?
5. Apakah metode Mind Map membantu kamu dalam memahami materi yang diajarkan?
6. Apakah kamu merasa kesulitan selama pembelajaran metode Mind Map digunakan dalam pembelajaran matematika ?
7. Apa manfaat yang dapat kamu ambil setelah melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran metode Mind Map.
3. Instrumen Interaksi
Instrumen interaksi dalam penelitian ini adalah : a. Lembar observasi
dengan menggunakan metode Mind Map. Untuk mempermudah pengamatan, peneliti meminta bantuan observer untuk mengamati siswa dalam tiap kelompok dengan cara mencentang (√) lembar observasi berdasarkan kegiatan yang dilakukan siswa. Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Lembar Observasi Interaksi
Interaksi Guru – Siswa
No Pernyataan Siswa Guru
1 Guru menyampaikan hal-hal penting dalam proses pembelajaran secara klasikal.
2 Siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan guru.
3 Guru menanyakan kembali kepada siswa mengenai penjelasan yang diutarakan, apakah sudah dapat diterima baik oleh siswa ataukah belum.
4 Siswa menjawab apa yang ditanyakan guru dengan penuh perhatian.
dst ………..
Interaksi Siswa – Siswa
No Pernyataan
Siswa
Guru
1 Siswa bertanya dengan siswa lain dalam satu kelompok
2 Siswa bertanya dengan siswa lain yang berbeda kelompok.
b. Foto dan rekaman video
Foto dan rekaman video digunakan untuk memberikan gambaran secara visual mengenai kegiatan siswa. Foto diambil dengan menggunakan kamera dan rekaman video diambil dengan menggunakan handycam selama proses pembelajaran dengan metode Mind Map berlangsung.
F. Teknik Analisis Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun angka. Untuk menganalisis data hasil penelitian diperlukan suatu cara atau metode analisis data. Analisis data hasil penelitian bertujuan agar data mudah diinterpretasikan sehingga laporan yang dihasilkan, mudah dipahami. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian, akan dijelaskan di bawah ini:
1. Analisis Hasil Lembar Observasi
a. Data Keterlaksanaan RPP dan Bentuk-bentuk interaksi
Hasil lembar observasi dianalisis secara deskriptif berdasarkan aktivitas, kondisi, dan langkah-langkah pembelajaran yang terjadi di kelas.
4 Siswa menjawab bila ada teman dari kelompok lain yang menanyakan sesuatu.
2. Analisis Hasil Angket
Berikut langkah-langkah menganalisa hasil angket : a. Pemberian skor
Data antusiasme siswa dalam mengikuti dan melaksanakan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map dianalisis dari hasil pengukuran antusiasme siswa.
Pemberian skor dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Skor Angket Antusiasme Siswa
Alternatif Jawaban Skor Positif Negatif
Ya (Y) 1 0 Tidak (T) 0 1
Jumlah item angket antusiasme siswa sebanyak 35 butir, sehingga jumlah skor terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan jumlah skor terbesar yang mungkin dicapai adalah 35.
b. Menghitung Persentase Antusiasme
Untuk mengetahui persentase masing-masing individu dan keseluruhan (persentase antusiasme kelas), maka dapat dihitung dengan rumus :
Tabel 3.7 Penilaian Antusiasme
Antusiasme
Per Siswa Keseluruhan
∑ Keterangan :
jP = jumlah pertanyaan n = jumlah responden
c. Pengklasifikasian tingkat antusiasme siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode Mind Map
Setelah mendapatkan hasil persentase dari antusiasme, maka dapat dilihat kriteria persentase responden untuk antusiasme siswa sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Antusiasme Siswa
Persentase Keterangan
P ≤ 50% Rendah
P ˃ 50% Tinggi
Keterangan: P adalah persentase
Dari hasil tersebut kemudian dihitung rata-rata persentasenya untuk membuat suatu kesimpulan agar dapat menjawab permasalahan yang diteliti menggunakan suatu argumentasi dan diskripsi yang rasional.
d. Analisis Hasil Wawancara
43
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN,
TABULASI DATA DAN PEMBAHASAN
A.Pelaksanaan Penelitian
Penelitian diadakan di kelas VII-A SMP Pangudi Luhur Wedi. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti membagikan kuisoner untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran yang berlangsung. Setelah kuisoner dianalisis, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengingat dan memahami konsep. Peneliti kemudian melaksanakan beberapa kali observasi, yaitu pada tanggal 21 Februari, 12 dan 16 Maret 2012 yang bertujuan untuk mengenal kondisi kelas dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.Pada tanggal 18 April 2012, peneliti melakukan pengenalan metode terlebih dahulu kepada siswa kelas VII-A mengenai Mind Map, tujuannya agar pada saat penelitian berlangsung siswa sudah mengerti betul tentang pembuatan Mind Map.
Tabel 4.1 Jadwal Pembelajaran Penelitian
Adapun deskripsi pembelajaran pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 7 Mei 2012 pada pukul 09.55 – 11.15. Materi pembelajaran untuk pertemuan ini adalah sifat-sifat bangun segiempat. Secara garis besar, pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu apersepsi, kegiatan inti dan penutup. Dalam tahap apersepsi, guru menyampaikan hal-hal penting yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk siap mempelajari materi dengan menggunakan metode Mind Map. Pada kegiatan inti, dibagi dalam tiga tahap juga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Guru bertugas sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan dan juga memberikan bantuan jika siswa
HARI / TANGGAL JAM MATERI
- Ulangan materi sifat bangun segiempat
- Latian soal keliling bangun segiempat
Senin, 14 Mei 2012 9.55 – 11.15
Menurunkan rumus luas bangun segiempat
Rabu, 16 Mei 2012 8.20 – 9.55
Latihan soal mengenai keliling dan luas bangun segiempat
Jumat, 18 Mei 2012 7.00 – 8.20
2. Pertemuan II
soal di modul mengenai keliling bangun segiempat dan juga melengkapi kembali Mind Map dengan konsep keliling bangun segiempat.
3. Pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Mei 2012 pukul 07.00 – 08.20. Pada kegiatan apersepsi, guru mengingatkan kembali secara lisan rumus keliling bangun-bangun segiempat. Pada pertemuan kali ini, kegiatan inti pada satu jam pelajaran pertama diisi dengan membahas pekerjaan rumah mengenai keliling. Guru meminta siswa untuk maju menuliskan hasil pekerjaan di papan tulis lalu dicek secara klasikal. Siswa dengan sukarela mengangkat tangan untuk berebut maju ke depan. Siswa-siswa tersebut adalah siswa dengan nomor absent 23, 36, 20, 18, 7, 37, 28, 9, 40, 6. Setelah itu, satu jam pelajaran berikutnya diadakan ulangan mengenai sifat-sifat bangun segiempat.
4. Pertemuan IV
benar. Kegiatan eksplorasi dan elaborasi diisi dengan diskusi kelompok dan presentasi. Siswa kembali masuk ke dalam kelompok untuk bertugas mendiskusikan konsep luas bangun segiempat kemudian memetakan dengan Mind Map dalam karton. Pada diskusi kelompok kali ini dilaksanakan di dalam ruangan kelas. Suasana diskusi cukup ramai karena Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi kelompok. Masing-masing kelompok maju untuk menjelaskan luas satu bangun segiempat. Setelah presentasi, masuk ke kegiatan konfirmasi yaitu tanya jawab apabila ada konsep luas yang belum dipahami, kemudian siswa bersama guru meluruskan konsep dengan bantuan power point dan membuat kesimpulan luas dari setiap bangun segiempat. Tahap terakhir adalah kegiatan penutup, guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa mengenai soal-soal yang berhubungan dengan luas bangun segiempat dan meminta siswa untuk melengkapi Mind Map konsep luas bangun segiempat dalam buku kerja.
5. Pertemuan V
mengangkat tangan untuk maju menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa-siswa tersebut adalah Siswa-siswa dengan nomor absent 37, 43, 36, 39, 41, 14. Pada kegiatan penutup, guru memberikan informasi pada siswa agar mempelajari materi keliling dan luas bangun segiempat sebagai bahan ulangan pada pertemuan selanjutnya.
6. Pertemuan VI
Pertemuan VI dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Mei 2012 pukul 07.00 – 08.20. Pada pertemuan kali ini diadakan ulangan mengenai keliling dan luas bangun segiempat selama 2 jam pelajaran.
B.Tabulasi Data
1. Data Keterlaksanaan RPP
Pertemuan pertama
1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti :
4. Guru memberikan stimulus berupa peragaan bangun datar untuk mengingatkan siswa nama-nama bangun datar tersebut.
5. Guru mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan bangun datar yang diperagakan guru.
6. Siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat peta pikiran sifat-sifat bangun segiempat.
7. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas (± 3 kelompok maju presentasi).
8. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Kegiatan akhir :
9. Guru memberikan tugas individual untuk siswa.
10. Siswa diingatkan untuk mempelajari materi berikutnya, yaitu Keliling bangun segiempat.
√
1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
4. Mengingatkan kembali materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti :
5. Siswa melanjutkan presentasi mengenai sifat-sifat bangun segiempat.
6. Guru mengarahkan siswa untuk melihat kembali keterkaitan antar sifat-sifat dan masuk
materi keliling bangun Segiempat
7. Siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat peta pikiran keliling bangun segiempat.
8. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas.
9. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Kegiatan Akhir :
10. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) mengenai keliling bangun segiempat dan melengkapi catatan peta pikiran mengenai Keliling segiempat.
11. Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali sifat-sifat bangun segiempat untuk test-1 pada pertemuan selanjutnya.
√
1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.
Kegiatan Inti :
2. Siswa mengerjakan soal test mengenai sifat-sifat segiempat.
3. Guru membahas jawaban pekerjaan rumah (PR) dengan meminta siswa menuliskan hasil pekerjaan di depan kelas.
4. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Kegiatan Akhir :
Pertemuan keempat
1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
4. Mengingatkan kembali materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti :
5. Guru memberikan stimulus kepada siswa untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan Luas berdasarkan sifat-sifat bangun segiempat.
6. Siswa bekerja dalam kelompok untuk
membuat peta pikiran Luas bangun segiempat.
7. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas.
8. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Kegiatan akhir :
9. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) mengenai keliling bangun segiempat.
Pertemuan kelima
1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Mengingatkan kembali materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti :
4. Guru membahas jawaban pekerjaan rumah (PR) dengan meminta siswa menuliskan hasil pekerjaan di depan kelas.
5. Guru memberikan latihan soal-soal Keliling dan Luas bangun segiempat.
6. Siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaan di depan kelas untuk dibahas secara klasikal.
7. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Kegiatan Akhir :
Siswa diminta mempelajari kembali materi Keliling dan Luas bangun segiempat untuk test-2 pada pertemuan selanjutnya.
√
1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam ulangan.
Kegiatan inti :
2. Ulangan keliling dan luas bangun segiempat
√
√
Terlaksana
2. Data Angket Antusiasme Siswa
a. Antusiasme siswa secara individu
Data hasil angket antusiasme siswa pada pembelajaran matematika menggunakan metode Mind Map dihitung skor dalam persen kemudian diklasifikasikan berdasarkan tabel 3.8 kriteria antusiasme siswa diperoleh kesimpulan berikut :
Tabel 4.2 Persentase Hasil Jawaban Angket Antusiasme Siswa
Kode
28 tidak mengikuti pelajaran
Untuk mengetahui antusiasme siswa secara keseluruhan, berdasarkan pedoman penilaian antusiasme diperoleh kesimpulan berikut :
∑
b. Data Setiap Indikator Angket Antusiasme
Data hasil jawaban siswa pada setiap indikator angket antusiasme dalam pembelajaran matematika menggunakan metode Mind Map akan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.3 Hasil Jawaban Siswa Setiap Indikator
3. Data Hasil Wawancara Dengan Siswa
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi mengenai antusiasme mereka terhadap pembelajaran matematika dengan metode Mind Map. Wawancara ini dilakukan untuk mendukung angket antusiasme siswa. Peneliti mengambil 4 orang siswa (14, 35, 34 dan 37) yang diwawancara berdasarkan hasil belajarnya, dari kelompok siswa yang hasil belajar rendah, sedang dan tinggi.
Tabel 4.4 Hasil Wawancara Dengan Siswa
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa pendapatmu mengenai pembelajaran dengan metode Mind Map yang sudah kita laksanakan ?
S1 :lebih singkat gak usah nyatet kayak sejarah,
banyak banget…lebih ringkas gitu gak usah
perlu mikir banyak, dah ada ringkasannya
S2: menyenangkan…dapat pengetahuan baru
S3: biasa aja...
S4 : Seneng..enak....hal yang baru buat belajar
2. Apakah ada perbedaan antara pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran metode Mind Map?
S1: kalo mind map lebih sederhana dan mudah dipahami, kalau pelajaran sebelumnya lama dan panjang. Awalnya jelasin materi dulu terus latihan yang mudah sampe yang sulit. Kalo mind map, belajar melajarin materinya lebih cepet terus latihan soal
S2: pembelajaran mind map lebih menyenangkan. Kalau pembelajaran sebelumnya gitu-gitu aja, kurang variasi. Diterangin terus latian soal
S3: ada…pembelajaran sebelumnya langsung bahas soal, materi sekalian bahas soal. Kalau sama mbaknya mahamin materi terus kerja kelompok nulis rumus-rumus di karton terus maju nerangin di depan
S4 : Lebih enak mind map mbak...sebelumnya jelasin sebentar, latihan-latihan terus ulangan. Kalau sama mbaknya, mahamin materi ma kelompok, bikin peta mind map, dijelasin, latihan terus ulangan.
3. Bagaimana perasaan yang kamu rasakan selama
No. Pertanyaan Jawaban
mengikuti pembelajaran matematika dengan metode Mind Map?
S2: Senang, dapat ngembangin pengetahuan lebih luas
S3: Lebih cepat paham. Caranya menyenangkan
S4: Seneng...lebih enak aja kalau belajar
kelompokan...mind mapnya mudah buat belajar
4. Apakah kamu merasa aktif selama pembelajaran metode Mind Map dalam kelompok dan dalam presentasi kelas ?
S1: Aktif…lumayan berani
S2: Sedikit. Kalau saya bisa, ya tunjuk jari lalu jawab.
S3: Aktif…yo kerjasama sama temen kelompok ngerjain tugas.
S4 : Sedikit berani...kalau ada yang tanya ya aku jawab juga sich
5. Apakah metode Mind Map membantu kamu dalam memahami materi yang diajarkan?
S1: Membantu. Ya gak usah baca buku dari awal sampai akhir
S2: Iya…dari sifat-sifatnya paham, cari keliling sama luas juga bisa.
S3: Iya…pahamnya kalau belajar pakai mind map materinya lebih mudah diingat.
S4 : Iya...paham, belajarnya lebih enak gak ngebosenin, ada warnanya
S2: Pertama kesulitan, bingung…nggawene piye,
hehee…tapi lama-lama aku donk
S3: Sedikit…sulit mendengarkan karena temen -temen berisik. Kalau cara mind mapnya aku cukup bisa
S4 : Gak...mudah kok, donk cara memetakannya
7. Apa manfaat yang dapat
S1: Lebih paham, mencari hubungan bangun satu sama bangun yang lain
S2: belajarnya lebih enak, ada warna dan gambar
S3: Lebih cepat memahami materi
C.Pembahasan
1. Keterlaksanaan RPP
Pembelajaran dengan metode Mind Map dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan. Berdasarkan data pengamatan dengan menggunakan lembar observasi Keterlaksanaan RPP, diperoleh hasil sebagai berikut:
Pertemuan pertama, langkah-langkah pembelajaran dilaksanakan sesuai urutan RPP. Adapun hal yang menjadi catatan, antara lain : pada kegiatan apersepsi, tujuan pembelajaran telah disampaikan, akan tetapi belum menyampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Guru hanya menyampaikan tujuan secara umum pentingnya mempelajari sifat-sifat bangun segiempat. Pada presentasi kelompok, hanya dua kelompok yang maju karena keterbatasan waktu. Padahal dalam RPP direncanakan kurang lebih ada tiga kelompok yang maju presentasi. Pada saat presentasi, siswa kurang menjelaskan secara mendalam dari sifat-sifat segiempat yang menjadi tugas kelompoknya sehingga guru harus memberikan pancingan agar siswa dapat menjelaskan secara lebih mendalam.
Pertemuan ketiga, ada tahap langkah-langkah pembelajaran yang tidak dilaksanakan sesuai urutan RPP.Pada kegiatan inti, guru membahas pekerjaan rumah (PR) terlebih dahulu, baru mengadakan ulangan mengenai sifat-sifat bangun datar segiempat. Hal ini menjadi pertimbangan guru agar siswa dapat mengingat kembali sifat-sifat bangun segiempat yang dikaitkan dengan soal-soal mengenai keliling yang menjadi pekerjaan rumah.
Pertemuan keempat, langkah-langkah pembelajaran dilaksanakan sesuai urutan RPP. Pada pertemuan ini, pembelajaran kembali dilaksanakan dalam kelompok untuk menemukan konsep luas bangun segiempat. Setiap kelompok mendapat undian untuk menemukan konsep luas satu bangunyang harus dipresentasikan di depan kelas. Akan tetapi, masing-masing kelompok tetap harus memetakan semua konsep luas bangun segiempat dalam karton kelompok. Pada 5 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa diminta untuk mengisi kuisoner antusiasme siswa dalam pembelajaran.
Pertemuan kelima, langkah-langkah pembelajaran dilaksanakan sesuai urutan RPP. Pada pertemuan ini, kegiatan pembelajaran ditekankan pada latihan soal-soal keliling dan luas bangun segiempat. Guru berkeliling membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latihan.
dilaksanakan ulangan mengenai materi keliling dan luas bangun segiempat.
Berdasarkan hasil lembar keterlaksanaan RPP yang telah diuraikan, maka tahap-tahap pembelajaran terlaksana secara keseluruhan (100%), hanya pada pertemuan kedua dan ketiga ada langkah pembelajaran yang harus dibalik urutannya.
2. Antusiasme Siswa
Berdasarkan tabel 4.2 persentase hasil jawaban angket antusiasme per siswa menunjukkan skor di atas 50 %. Dari 41 siswa yang mengisi angket, skor terendah adalah 57,14 % dan skor tertinggi adalah 94,29 %. Jika dilihat secara keseluruhan, persentase antusiasme siswa menunjukkan skor 80,77 %. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map mendapat respon positif, baik dilihat secara individu maupun secara klasikal karena skor per siswa dan skor secara keseluruhan, masuk dalam kriteria antusiasme tinggi. Selain itu, berdasarkan pengisian angket dapat diketahui persentase setiap indikator antusiasme siswa sebagai berikut:
a. Indikator : Respon siswa
Karena jumlah siswa yang mengikuti pengisian angket adalah sebanyak 41 orang, maka jumlah maksimum jawaban adalah 246, didapat dari jumlah siswa dikalikan butir pernyataan yaitu 41 x 6.
Secara presentase, antusiasme dengan indikator respon siswa saat mengikuti pelajaran matematika menggunakan metode Mind Map adalah .
b. Indikator : Perhatian yang berupa ketertarikan dalam mempelajari matematika
Nomor soal pada angket untuk indikator perhatian yang berupa ketertarikan dalam mempelajari matematika adalah sebagai berikut, pertanyaan positif dengan nomor soal 7, 9 dan 11, sedangkan pernyataan negatif dengan nomor soal 8, 10 dan 12
Karena jumlah siswa yang mengikuti pengisian angket adalah sebanyak 41 orang, maka jumlah maksimum jawaban adalah 246, didapat dari jumlah siswa dikalikan butir pernyataan yaitu 41 x 6.
Secara presentase, antusiasme dengan indikator perhatian yang berupa ketertarikan dalam mempelajari matematika menggunakan metode Mind Map adalah .
c. Indikator : Kemauan untuk belajar matematika
soal 13, 14, 16, 18, 19, 21, 22 dan 23, sedangkan pernyataan negatif dengan nomor soal 15, 17 dan 20
Karena jumlah siswa yang mengikuti pengisian angket adalah sebanyak 41 orang, maka jumlah maksimum jawaban adalah 451, didapat dari jumlah siswa dikalikan butir pernyataan yaitu 41 x 11.
Secara presentase, antusiasme dengan indikator perasaan senang saat mengikuti pelajaran matematika menggunakan metode Mind Map adalah .
d. Indikator : Konsentrasi untuk belajar matematika
Nomor soal pada angket untuk indikator konsentrasi untuk belajar matematika adalah sebagai berikut, pertanyaan positif dengan nomor soal 24, 26, 27, 28 dan 30, sedangkan pernyataan negatif dengan nomor soal 25, 29 dan 31.
Karena jumlah siswa yang mengikuti pengisian angket adalah sebanyak 41 orang, maka jumlah maksimum jawaban adalah 328, didapat dari jumlah siswa dikalikan butir pernyataan yaitu 41 x 8.