ABSTRAK
PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SILIWANGI PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh S U P R I Y A T I
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ketrampilan gerak dasar passing bawah bola voli dengan modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri 1 Siliwangi Pringsewu.
Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas ( classroom action research) dengan tiga siklus diberikan pembelajaran yang berbeda. Siklus pertama berupa penggunaan modifikasi alat yaitu bola voli diganti dengan bola plastik, tinggi net dipendekan menjadi 170 cm serta pembelajaran passing bawah bola voli dengan lambungan ke atas. Pada siklus kedua berupa modifikasi alat yaitu bola voli diganti dengan bola plastik, tinggi net dipendekan menjadi 170 cm, ukuran bola diperkecil, serta diberikan pembelajaran passing bawah dengan baik dan benar. Pada siklus ketiga berupa modifikasi alat yaitu bola diganti dengan plastik, tinggi net dipendekan, ukuran bola diperkecil serta lebar lapangan diperkecil . Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Siliwangi Pringsewu berjumlah 15 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan ketrampilan gerak dasar passing bawah bol voli yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan gerak akhir. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan pembelajaran gerak dasar passing bawah bola voli dengan modofikasi alat serta paket pembelajaran setiap siklus. Siklus pertama menghasilkan ketuntasan belajar 4 siswa atau sebesar 26,67 % dengan tingkatan efektifitas 38,99 % siklus kedua meningkat ketuntasan belajar 3 siswa atau sebesar 27,27 % dengan tingkat efektifitas 38,79 % dan siklus ketiga meningkat ketuntasan belajar 6 siswa atau sebesar 75,00 % dengan tingkat efektifitas 58,02 %. Total siswa tuntas dari siklus pertama sampai ketiga berjumlah 13 siswa. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam sejarah perkembangan peradaban dan kebudayaan manusia, sejak
masyarakat primitive hingga masyarakat yang disebut maju dan modern, upaya
meningkatkan kesejahteraan manusia merupakan faktor perhatian. Pendidikan merupakan
kebutuhan yang tidak dapat ditangguhkan lagi.
Depdiknas (2004:1), menjelaskan bahwa pendidikan adalah upaya yang dikerjakan
secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia. Karena pendidikan
merupakan proses yang memerlukan waktu dan melibatkan banyak faktor, dampaknya
tidak akan segera diamati dan dirasakan oleh manusia. Sehubungan dengan hal itu,
peningkatan kualitas manusia yang diharapkan tidak akan segera terwujud tetapi
berlangsung secara tahap demi tahap memerlukan pengawasan yang seksama. Dengan
demikian, pendidikan perlu terus dikerjakan dan dipertahankan keberlangsungan agar
kualitas manusia Indonesia yang sehat, kuat, terampil dan bermoral dapat terwujud.
Upaya untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah melalui pendidikan
Jasamani. Menurut depdiknas (2004:3), Pendidikan Jasmani adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan
aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosional. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu
mata
pelajaran yang ada di Sekolah Dasar 9SD), yang dalam pelaksanaannya mengacu
Menurut Kosasih Djahiri dalam Oktayadi (2006;2), Kurikulum secara material adalah
perangkat bahan ajar atau program studi ( bidang studi) dan secara formal adalah acuan
resmi yang ditetapkan (Pemerintah atau suatu instansi ) yang harus dijadikan
rambu-rambu dan dilaksanakan para teknisi pendidikan (guru, penulis, pengawasa dan
lain-lain).Pendidikan Jasmani adalah kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan
siswa untuk mata pelajaran pendidikan jasmani atau kemampuan yang harus dimiliki
oleh lulusan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani.Materi Pokok Pendidikan Jasmani
diklarifikasikan menjadi enam aspek yaitu: 1) Permainan dan olahraga, 2) Aktivitas
pengembangan, 3) Uji diri atau senam, 4) Aktivitas ritmik, 5) Akuatik (aktivitas air), dan
6) Aktivitas luar sekolah.Bola voli merupakan salah satu materi pokok permainan bola
besar yang harus dilakukan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Materi poko
Bola Voli untuk kelas V terdiri dari beberapa indikator, salah satu diantaranya adalah
melakukan gerak dasar pasing. Pada semester I gerak dasar pasing bawah hanya
diajarkan dalam alokasi waktu 8 x 35 menit (4 x pertemuan).
Berdasarkan penilaian hasil belajar gerak dasar pasing bawah dalam bermain Bola Voli
siswa kelas V SD Negeri I Siliwangi Pringsewu Semester I Tahun Pelajaran 2010-2011,
rata-rata nilai yang diraih tidak mencapai standar ketuntasan sekolah. Dari 40 siswa yang
mendapatkan nilai 65 keatas atau dinyatakan tuntas hanya sebesar 26 persen, sedangkan
yang belum tuntas sebesar 74 persen. Siswa dinyatakan tuntas atau berhasil didalam
mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)jika mencapai nilai 65 dan dinyatakan belum tuntas atau remedial jika
mendapatkan nilai kurang dari 65.
Dari data tersebut peneliti menemukan bahwa masalah utama dalam pembelajaran
keterampilan gerak dasar passing bawah dalam bermain Bola Voly melalui model
Pelajaran 2010-2011 adalah tidak tepatnya perkenaan bola pada lengan bagian bawah.
Perkenaan bola yang sering terjadi adalah pada pangkal tangan. Untuk itu peneliti merasa
menindak lanjuti dengan penelitian Tindakan Kelas agar hasil belajar dapat efeketif.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat di identifikasi antara lain:
1. Tidak lurusnya kedua tangan saat perkenaan dengan bola pada pembelajaran gerak
dasar passing bawah bermain Bola Voly dengan model pembelajaran siswa kelas V
SD Negeri I Siliwangi Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Tidak tepatnya perkenaan bola pada lengan bagian bawah pada pembelajaran gerak
dasar bawah bermain Bola Voli dengan model pembelajaran siswa kelas V SD
Negeri I Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.
3. Tidak lurusnya tangan sejajar dengan bahu saat bersamaan dengan gerakan kaki
pada pembelajaran geraka dasar passing bawah bermain Bola Voly dengan model
pembelajaran siswa kelas V SD Negeri I Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran
2011/2012.
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan peneliti dari segi dana,tenaga dan waktu serta untuk
menghindari penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini, maka peneliti perlu
membatasi permasalahan ini yaitu : Upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar
passing bawah bermain Bola voly dengan model pembelajaran siswa kelas V SD
Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat di rumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
“ Apakah dengan model pembelajaran bola yang di gantung, bola yang di pegang teman,
setelah itu melambungkan sendiri melakukan passing bawah dan bola yang
dilambungkan dari jarak 1 sampai dengan 2 meter dapat meningkatkan hasil belajar
gerak dasar passing bawah bermain Bola Voli dengan model pembelajaran pada siswa
kelas V Negeri I Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan proses pembelajaran hasil belajar gerak dasar passing bawah bermain
Bola Voly dengan model pembelajaran siswa kelas V Sd Negeri I Siliwangi
Pringsewu Tahun Pelajaran 2011.2012.
2. Menemukan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran gerak dasar
passing bawah bermain Bola Voly dengan model pembelajaran siswa kelas V SD
Negeri I Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian diatas dapat tercapai, maka hasilnya di harapkan dapat
bermanfaat :
1. Bagi guru Pendidikan Jasmani, sebagai inovasi dari pembelajaran yang sebelumnya
dan meningkatkan kepercayaan diri karena mampu mengembangkan pengetahuan,
pengalaman, strategi, peralatan, dan fasilitas pembelajaran.
2. Bagi siswa sebagai upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar pasing bahwa
3. bagi lembaga, dapat menyembuhkan budaya meneliti bagi rekan kerja di sekolah.
G. Definisi Operasional
Berikut istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu yang dimaksud, KBBI (1990:995).
2. Gerak dasar pasing bawah adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerak
terkait yang terorganisir yang mendasari terkuasainya suatu keterampilan gerak dasar
bermain bola voli.
3. Gerak dasar adalah elemen suatu rangkaian gerak, (wikipedia).
4. Pasing bawah adalah salah satu keterampilan gerak dasar permainan Bola Voli yang
harus mampu ditampilkan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani
(Kismiatifikuny).
5. Bermain Bola Voli adalah suatu cabang olahraga berbentuk memvoli bola di udara
hilir mudik di atas jaring atau net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar Mengajar
Pengertian Belajar Mengajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang
terjadi pada diri seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenui
kebutuhan hidupnya, perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek
tingkah laku.
Menurut pendapat Sudjana (1989: 28), bahwa belajar : belajar bukan menghafal dan
bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan
dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuanya, pemehamanya, sikap dan tingkah
lakunya, ketrampilanya, kecakapanya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru memegang peran penting, yaitu
memberikan bantuan kepada siswa berupa pengetahuan dan ketrampilan. Dengan bantuan
guru diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan.
Mengajar adalah menanmkan pengetahuan kepada anak, mengajar adalah menyampaikan
pengetahuan, mengajara adalah suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses
belajar mengajar.
Sedangkan menurut Sudjana (1987 : 29), Mengajar adalah suatu proses, yakni proses
mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat
mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam
melakukan proses belajar.
Dalam konsep di atas tersirat bahwa peran seorag guru adalah pemimpin belajar (learning
manager) dan fasilitator belajar. Mengajar bukanlah menyampaikan pelajaran, melainkan
suatu proses membelajarkan siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar mengajar merupakan dua konsep
yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukan pada apa yang harus
dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan
mengajar menunjukan pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.
B. Hakikat Pembelajaran
Menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam Paulina (1991: 15) pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada
siswa. Sejalan dengan pendapatan tersebut, menurut Sukintaka dalam Oktayadi (2006:11)
pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengejarkan sesuatu kepada
peserta didik mempelajarinya. Dan Oemar Hamalik (2003:57) juga mengatakan bahwa
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi usur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengarui mencapai tujuan
pembelajaran.
Bedasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang dan disusun agar terjadi proses belajar pada siswa
untuk mencapau tujuan pembelajara. Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya prilaku individu
C. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merujuk pada suatu proses pengaturan lingkungan belajar.
Menurut Depdiknas (2004: 26) strategi pembelajaran merupakan kegiatan perencanaan
yang dilakukan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran untuk menentukan
kegiatan apa yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangakan
menurut Bahri dalam Puja Kesuma (2005:13), strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kegaitan pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang digariskan. Dan menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun
1990, strategi adalah siasat perang atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus.
Bedasarkan pendapat pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu cara atau siasat yang direncanakan untuk mengakali pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang diterapkan terhadap siswa sebagai peserta didik agar tercapai tujuan
yang telah digariskan. Guru mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus dapat memilih
cara pendekatan pembelajaran yang dianggap tepat untuk mencapai sasaran yang telah
diprogramkan pemerintah melalui kurikulum di sekolah.
D. Hakikat Belajar Gerak
Menurut Kamus Bahasa Indonesia tahun 1990, gerak adalah peralihan tempat atau
kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali. Gerak manusia adalah aktivitas
jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan
ketrampilan motorik. Mengembangkan sikap dan prilaku agar terbentuk gaya hidup yang
(Depdiknas, 2004 : 8), Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila ada perubahan
pada diri peserta didik berupa perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap
dan ketrampilan. Juga dalam proses pembelajaran peserta didik harus menunjukan
kegairahan yang tinggi, semangat yang besar dan kepercayaan diri. Di dasari hal tersebut,
maka guru mempunyai peran untuk menciptakan dan mempertahankan kelangsungan
proses pembelajaran, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam hal ini
pembelajaran ketrampilan gerak. Winkel dalam Puja Kusuma (2005: 11), mengatakan ada
tiga tahapan ketrampilan gerak, yaitu:
1. Tahap Kognitif
Siswa belajar ketrampilan baru harus mengetahui lebih dahulu ketrampilan apa yang
akan dipelajari, urutan gerak gerik yang tepat dan mengkoordinasi ketrampilan gerak
terhadap anggota badan (penyesuian)
2. Tahap Fiksasi
Masa latihan untuk memperkenalkan kegiatan menurut urutan gerak gerik yang tepat
dan mengkoordinasi ketrampilan gerak tersebut kepada anggota badan.
3. Tahap Otomatisasi
Tahap ini harus sudah berjalan lancer tanpa perlu memikirkan lagi urutan dan latihan
sebagaianya, namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan
keunggulan meningkatnya hasil gerak harus diperhatikan.
Perkataan psikomotorik berhubungan dengan kata motor. Jadi ranah psikomotor
berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan gerak tubuh atau bagian
bagiannya. (Suharsini Arikunto, 2008 : 122)
Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntut kepada ketrampilan yang
sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor dan
manipilatif. (Suharsimi Arikunto, 2008: 123). Gerak lokomotor adalah gerak-gerakan
yang mendahului kemampuan berjalan (tengkurap, merangkak, berjalan, lari, melompat,
menggelinding, dan memanjat). Gerak nonlokomotor yaitu gerakan gerakan yang dinamis
didalam suatu ruangan yang bertumpu pada suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu
sumbu tertentu. Gerak manipulative yaitu gerakan gerakan yang terkoordinasikan seperti
dalam kegiatan bermain, menendang, melempar, naik sepeda dan sebagainya. (Suharsimi
Arikunto, 2008:123)
F. Hakikat Ketrampilan Gerak
Ketrampilan gerak merupakan kemampuan yang penting di dalam kehidupan
sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Salah satu tujuan pemberian program
pendidikan jasmani kepada pelajar adalah agar pelajar menjadi trampil dalam melakukan
aktivitas fisik. Ketrampilan gerak dasar fisik yang diperoleh melalui pendidikan jasmani
bukan saja berguna untuk menguasai cabang olahraga tertentu berguna dalam melakukan
tugas yang memerlukan gerak fisik dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1991 : 249) ketrampilan gerak merupakan salah satu
kategori di dalam domain psikomotor, gerakan ketrampilan merupakan salah satu
kategori gerakan yang didalam melakukan diperlukan koordinasi dan control tubuh secara
keseluruhan atau sebagaian tubuh, tingkat koordinasi dan control tubuh dalam melakukan
Prinsip-prinsip pengembangan ketrampilan gerak, menurut Adang Suherman (2000 : 35)
adalah sebagai berikut:
1. Efektif, artinya gerakan itu sesuai dengan produk yang diinginkan atau dengan kata
lain “Product Oriented”
2. Efisien, artinya gerakan itu sesuai dengan proses yang seharusnya dilakukan atau
dengan kata lain “Proces Oriented”
3. Adaftif. Artinya gerakan itu sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana
gerakan tersebut dilakukan.
Menurut Adang Suherman (2000 : 40), Prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan para
guru agar terjadinya transfer belajar adalah sebagai berikut:
1. Makin mirip situasi latihan dengan situasi permainan yang sebenarnya, makin
mungkin terjadinya transfer.
2. Makin bervariasi suatu ketrampilan dipelajari makin mungkin terjadinya transfer
secara positif terhadap situasi permainan yang sebenarnya.
3. Transfer dapat dilakukan melalui pemberian dorongan atau motivasi agar siswa
menggunakan informasi dan ketrampilan yang sudah dimilikinya serat penjelasan
aktivitas belajar dengan sejelas-jelasnya.
Belajar ketrampilan gerak (ketrampilan motorik), berarti berusaha memiliki kemampuan
dalam melakukan gerakan-gerakan yang harus dilakukan. Dalam belajar ketrampilan
gerak, diperluan ketrampilan intelektual dan sikap, karena itu bukan hanya menggerakan
anggota badan saja, melainkan memerlukan juga pemahaman dan pengusahaan terhadap
G. Metode Belajar Mengajar
Pengertian metode menurut Supandi (1983 : 29) adalah cara yang digunakan oleh
guru dalam mengajarkan satuan atau unik materi pelajaran dengan memusatkan
keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, makin
baik suatu metode yang dipergunakan dalam memberikan pelajaran makin efektif
pencapian tujuan yang telah ditetapkan. Semakin banyak metode semakin baik hasil yang
diperoleh, hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno Surakhad (1980 : 95), yaitu makin
baik metode itu, makin efektif dalam pencapaian tujuan, untuk menetapkan lebih dahulu
apakah metode itu baik diperlukan suatu patokan yang bersumber dari berbagai
faktor-faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang baik akan dicapai.
Dengan menggunakan metode yang tepat tentunya proses belajar mengajar akan lebih
berhasil, disini berarti keberhasilan suatu proses belajar atau latihan sangat ditentukan
oleh metode yang digunakan. Efektifitas motode sangat dominan pengaruhnya terhadap
interaksi belajar mengajar ataupul latihan, karena metode tersebut akan menentukan
tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Kebaikan suatu metode dapat dilihat
dari ketepatan penggunaanya dalam proses mengajar setiap metode mempunyai nilai
tersendiri tergantung pada orang yang menggunakannya dan cara-cara mengambil
manfaatnya. Oleh karena itu, setiap guru dituntut kemahiranya dalam menggunakan
metode metode tersebut dan memilih metode mana yang tepat untuk suatu mata pelajaran
tertentu.
Menurut Poedarminto dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990:128), pendekatan
bisa disamakan dengan proses, metode, atau dengan cara untuk mencapai tujuan.
Sedangkan Geralch dalam Suharta (1997 : 39), mendefiniskan pendekatan sebagai
cara atau alat untuk mengatur aktivitas siswa dalam mencapai tujuan.
Dengan membaca kedua definisi yang ada diatas, maka pendekatan mengajar dapat
diartikan sebagai salah satu usaha atau cara yang dilakukan dalam rangka aktivitas
latihan guna mencapai tujuan pelatihan. Secara khusus bila dikaitkan dengan
pendekatan mengajar ketrampilan dasar bermain bola voli, dapat diartikan dengan
usaha atau cara yang dilakukan guru dalam rangka aktivitas pembelajaran teknik
dasar beramain bola voli, dengan tujuan agar anak dapat mencapai perkembangan
dalam ketrampilan dasar bermain bola voli.
2. Pendekatan Bermain
Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan bermain sangat disukai
anak-anak. Bermain yang dilakukan tertata, mempunyai manfaat yang sangat besar
bagi perkembangan anak. Sesuai dengan pendapat Joseph Lee dalam Sutoto (1991 :
84), mengatakan bahwa bermain merupakan suatu faktor yang mempengarui
perkembangan tiap individu. Dengan mengetahui manfaat bermain, diharapkan guru
pendidikan Jasmani dapat melahirkan ide-ide mengenai cara untuk mengembangkan
bermacam-macam aspek perkembangan anak, aspek yang dikembangkan mencakup
fisik, motorik, emosional, kepribadian, kognisi, ketrampilan dan sebagainya.
a. Manfaat bermain untuk perkembangan anak
Apabila anak memperoleh kesempatan untuk melakukan kegiatan yang
melibatkan banyak gerakan tubuh, maka tubuh anak tersebut akan menjadi sehat,
berlebihan dengan aktivitas bermain sehingga ia tidak merasa gelisah. Dalam
melakukan kegiatan bermain, anak tidak dibatasi dengan aturan-aturan yang
mengikatnya. Oleh karena itu, agar kegiatan bermain memberikan sumbangan
yang positif bagi perkembangan fisik anak, maka guru pendidikan jasmani dapat
merancang kegiatan bermain yang konstuktif bagi perkembangan fisik anak.
b. Manfaat Bermain untuk perkembangan motorik
Aspek motorik kasar seperti memukul dapat dikembangkan melalui bermain.
Salah satu contohnya adalah ketika anak bermain bola voli dengan formasi
berpasangan. Pada awalnya anak belum terampil melakukan pukulan, tapi karena
itu dilakukan dengan pendekatan bermain, maka anak tumbuh minatnya untuk
melakukannya secara berulang-ulang dan akan menjadi lebih terampil dalam
melakukan teknik dasar bola voli tersebut.
Jadi keteraturan dalam kreativitas, anak mengalami perkembangan tingkat
kemampuan dalam aspek motorik halus (fine movement) maupun motorik kasar
(gross movement). Kedua ketrampilan akan berkembang melalui pengalaman
belajar yang kaya dan kesempatan yang banyak bagi anak untuk melakukanya
dengan penuh keceriaan.
c. Manfaat bermain untuk perkembangan social
Biasanya kegiatan bermain dilakukan oleh anak dengan teman sebayanya. Anak
akan belajar berbagai hak milik, menggunakan mainan secara bergiliran,
melakukan kegiatan bersama mempertahankan hubungan yang sudah terbina, atau
mencari pemecahan masalah yang dihadapi dengan teman mainnya.
Perkembangan social pada anak sedang memasuki masa penncarian jati diri,
Pengalaman belajar yang disugukan melalui pendekatan bermain biasanya mampu
memenui keinginan anak untuk berfiliasi. Dengan rancangan pengajar yang
kreatif, pengalaman itu akan berhasil merangsang perkembagan social sifat anak
tersebut.
d. Manfaat bermain untuk perkembangan emosi
Bagi anak-anak bermain merupakan suatu kebutuhan dan tidak ada anak yang
tidak suka bermain. Melalui bermain anak dapat melepaskan ketegangan yang
dialaminya. Misalnya anak sering gagal meraih prestasi belajar yang baik, anak
dapat bermain peran, dan juga dapat mengembangkan bakatnya dicabang
olahraga.
Dari kegiatan bermain yang dilakukan bersama sekelompok teman sebayanya,
anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan yang dimiliki,
sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri kearah yang lebih positif.
e. Manfaat bermain untuk perkembangan ketrampilan olahraga
Apabila anak terampil berlari, melempar, melompat dan memukul maka anak
lebih siap untuk menekuni bidang olahraga tertentu pada saat nanti. Jadi kalau
anak terampil dalam melakukan kegiatan tersebut, anak kan lebih percaya diri dan
merasa mampu melakukan gerakan yang lebih sulit. Kegiatan yang relevan
dengan perkembangan anak adalah permainan bola voli. Permainan bola voli
memiliki kegiatan yang khas, yaitu pukulan, langkah kaki dan lompatan. Kegiatan
ini akan menjadi fondasi bagi anak untuk belajar bola voli, khususnya dalam
konteks pendidikan jasmani, perlu ditata secara serius mengenai kegiatan bola voli
Dalam penelitian ini, pendekatan bermain adalah adaptasi dari Roji (2004:42), yaitu
cara mengajar teknik dasar bolavoli dengan model bermain tahapan pertama
pembelajaran adalah teknik dasar servis bawah.
Model 1. Memukul-mukul bola ke latai dengan telapak tanganrapat.
Gambar 1. Memukul-mukul bola ke lantai
Model II: Melakukan service bawah berhadapan dengan jarak ± 9 m (melebar
lapangan) secara bergantian.
Model III: Melakukan servis bawah melalui atas net atau tali yang dipasang
melintang. Untuk tahap pertama dari jarak 3 m (garis serang), tahap kedua dari jarak
6 m, dan tahap terakhir dari belakang garis lapangan.
Gambar 3. Latihan Servis Bawah
Model IV : Melakukan servis bawah dari belakang garis lapangan (jarak ± 9 m)
dengan cara bergeser ke samping dan kanan setelah melakukan servis.
Gambar 4. Latihan servis bawah dari belakang garis lapangan. a. Passing atas
Model I. melambungkan bola dan menangkapnya kembali dengan sikap jari-jari
kedua sambil berjalan dan tahap ketiga diawali tepuk tangan sebelum menangkap
bola lakukanlah sambil berjalan.
Gambar 5. Latihan melambungkan dan menangkap bola.
Model II. Melakukan passing atas yang dilambungkan teman (berpasangan) sambil
berjalan maju dan mundur dilanjutkan dengan gerak menyamping.
Gambar 6. Latihan passing atas yang dilambungkan
Model III. Melambungkan passing atas sambil duduk dan bola terlebih dahulu
Gambar 7. Latihan passing atas sambil duduk
Model IV. Melakukan passing atas berpasangan dan berhadapan dengan dua kali
sentuhan.
Gambar 8. Latihan Passing atas berpasangan
Model V. melakukan passing ats secara berkelompok yang terdiri dari tiga, empat
atau lima orang. Lakukan dengan bertiga, berempat atau berlima membentuk
lingkaran.
Model VI. Melakukan passing atas melalui net/tali yang dipasang melintang.
Gambar 10. Melakukan passing atas melalui net.
Model VII. Bermain ada lapangan kecil menggunakan teknik passing atas dengan
jumlah pemain tiga orang dalam tiap timnya.
Gambar 11. Bermain bola voli pada lapangan kecil
b. Passing bawah
Model I. melakukan passing bawah dari sikap duduk dilantai dan bola dilambungkan
Gambar 12. Latihan passing bawah berpasangan
Model II. Melakukan passing bawah dari sikap duduk di bangku panjang dan bola
dilambungkan teman.
Gambar 13. Latihan passing bawah dari sikap duduk
Model II. Melakukan passing bawah melalui atas net/tali yang dipasang melintang
secara berpasangan atau formasi berbanjar ke belakang. Bola dilambungkan teman
Gambar 14. Latihan passing bawah melalui net c. Smash
Model I. Memukul-mukul bola ke lantai menggunakan telapak tangan terbuka.
Lakukanlah memukul-mukul bola ditempat dan dilanjutkan sambil berjalan.
Gambar 15. Latihan memukul-mukul bola ke lantai.
Model II. Memukul mukul bola kelantai berpasangan atau formasi berbanjar dengan
bola sendiri didepan badan.
Model III. Memukul bola ke lantai berpasangan atau formasi berbanjar dengan bola
dilambungkan teman dari depan.
Gambar 17. Latihan memukul bola ke lantai secara berpasangan.
Model IV. Melewatkan bola diatas net dengan dua tangan yang diawali gerak
menolak keatas.
Model V. melakukan smash dekat net dengan bola dilambungkan teman, dan
dilanjutkan dengan teknik mengumpan passing atas. Usahakan ketinggian net untuk
direndahkan.
Gambar 19. Latihan melakukan smash dengan bola yang dilambungkan.
Menurut Roji (2004 : 23); Tahapan keempat pembelajaran model bermain untuk
meningkatkan ketrampilan dasar yang penyajiannya terdiri dari duaa model, yaitu ;
Model I Bermain dengan empat pemain.
Gambar 20. Latihan bermain.
I. Fasilitas Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber
belajar, maka secara luas media dapat diartikan sebagai manusia, benda ataupun pristiwa
yang meugkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. (Syaiful Bahri
Djamaran dan Aswan Zain, 2006:120)
Dengan demikian dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan dalam pengajaran. (Syaiful Bahri
Djamaran dan Aswan Zain, 2006:121).
Dalam merencanakan pembelajaran, disamping menentukan media yang akan digunakan,
guru perlu pula menetapkan alat-alat pembelajaran yang akan dipakai. Jika media selalu
mengandung pesan atau isi pelajaran di dalamnya, tidaklah demikian halnya dengan alat
pembelajaran. Didalam alat pembelajaran tidak terkandung pesan/isi/bahan pembelajaran,
tapi perananya sangat penting sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.
Menurut R. Ibrahim dan Syaodih S. (1996 : 123) alat pembelajaran dapat dikelompokan
dalam dua jenis alat yaitu:
1. Alat pembelajaran yang bersifat umum
Yang dimaksud dengan jenis ini adalah alat-alat pembelajaran yang penggunaanya
berlaku untuk semua mata pelajaran, seperti: papan tulis, spidol, kapur dan penggaris.
2. Alat pembelajaran yang bersifat khusus
Yang dimaksud dengan jenis ini adalah alat-alat pembelajaran yang penggunaanya
berlaku khusus untuk mata pelajaran tertentu, misalnya jangka untuk matematika, dan
Dengan memberikan beberapa alat bantu diharapkan dapat menambah keberanian siswa
untuk mencoba dan melakukan ketrampilan gerak dasar pasing bawah, selain itu juga
diharapkan dapat menambah rasa senang dan gembira sehingga menimbulkan antusias
dalam melakukan gerak dasar passing bawah secara berulang-ulang sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektifitas sesuai dengan yang diharapkan.
Alat bantu pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bola karet yang digantung dengan ketinggian batas pinggang
masing-masing siswa, bola karet yang seukuran dengan bola voli sebanyak sepuluh buah bola
karet. Serta melakukan passing bawah secara bergantian dan keuntungan dari alat bantu
pembelajaran adalah hemat biaya, mudah menemukannya atau mendapatkannya, mudah
dalam pemakainya (praktis) serta memudahkan guru dalam mengevaluasi gerakan dasar
passing bawah bola voli.
J. Bermain Bola Voli
Bermain bola voli terdiri dari dua regu masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain
inti yang dipisahkan dengan net setinggi 2,43 meter untuk putra dan 2,24 meter untuk
putrid. Lapangan berbentuk empat persegi panjang dengan lebar lapangan 9 meter dan
panjang lapangan 18 meter, dengan bentuk bola yang terbuat dari kulit dan bagian
dalamnya terbuat dari karet dengan ukuran keliling 65 – 67 cm dann berat 250 – 280
gram . keguanaan bermain bola voli dalam pembentukan bola voli dalam pembentukan
individu secara harmonis antara perkembangan jasmani dan rohani saling terkait didalam
gerakan-gerakan bermain. Jiwa sebagai pendorong utama untuk kemapuan jasmani yang
dimiliki, perkembangan jasmani dimaksudkan untuk membentuk sikap tubuh yang baik
meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan yang meliputi kelincahan, daya tahan, kekuatan,
Pada dasarnya prinsip bermain bola voli adalah memantulkan bola sebelum menyentuh
lantai, bola dimainkan sebanyak tiga kali memantulkan dalam lapangan sendiri secara
bergantian dengan mengusahakan bola yang dipantulkan itu seberangkan ke lapangan
lawan melewati atas jarring jarring net dan usahakan lawan menerima sesulit mungkin.
Bola voli dimainkan oleh dua regu tiap regu terdiri dari enam pemain, dan tiap regunya
berusaha melewatkan bola diatas net bola voli agar jatuh meyentuh lantai lapangan lawan,
kemudian mencegah usaha yang sama dari lawan agar mendapatkan poin atau angka regu
pertama mencapai angka 25 adalah regu yang menang. (Drs. Muhajir Pendididan
Jasmani, 2004 : 30).
Bermain bola voli merupakan suatu bentuk kegaitan yang dimainkan oleh orang yang
membentuk kelompok yang memerlukan gerak fisik anggota tubuh sebagai alat gerak
permainan.
Menurut Imam Soejoedi (1979:17), permainan Bola voli adalah cabang olahraga
berbentuk memvoli bola di udara hilir mudik di atas jarring atau net, dengan maksud
dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan
dalam bermain. Sejalan dengan pendapat tersebut Aip Syarifuddin dan Muhadi
(1991:183), menyatakan bahwa Bola Voli adalah suatu bentuk permainan dengan
memukul bola langsung atau pukulan langsung di udara sebelum jatuh ke tanah. Dan
dalam buku peraturan permaina bola voli internasional tahun 1997, permainan bola voli
adalah olahraga beregu, dimainkan dua regu di setiap lapangan dengan dipisahkan oleh
net.
Tujuan dari pertandingan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh
menyentuh dalam lapangan sendiri. Regu dapat memainkan 3 kali pantulan untuk
mengembalikan bola itu (kecuali dalam perkenaan block).
K. Proses Pembelajaran Ketrampilan Gerak Dasar Passing Bawah Dalam Bermain Bola Voli
1. Tahap Persiapan
- Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lutut direndahkan
hingga berat badan tertumpu pada ujung kaki bagian depan
- Rapatkan dan luruskan lengan di depan badan hingga kedua ibu jari sejajar.
- Pandangan kea rah datangnya bola
2. Tahap gerakan
- Dorongan kedua lengan kea rah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan
pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai
- Usahakan arah datangnya bola tepat ditengah-tengah badan
- Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai pergelangan tangan
3. Akhir gerakan
- Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus
- Tumit terangkat dari lantai
- Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
L. Kerangka Pikir
Pembelajaran dengan model pembelajaran bola yang digantung, bola yang dipegang
dlambugkan dan jarak 1 sampai dengan 2 meter, di dalam pelaksanaan akan memberikan
stimulus atau rangsangan yang kuat. Dengan model pembelajaran tersebut akan
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa mampu menggunakan
inderanya secara maksimal dalam mempelajari , melatihh, dan menguasai ketrampilan
gerak dasar passing bawah bermain bola voli.
M. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “ Jika pembelajaran dengan model
pembelajaran bola yang digantung, bola yang dipegang teman, setelah itu melambungkan
sendiri melakukan passing bawah dan bola yang dilambungkan teman dari jarak 1 sampai
dengan 2 meter maka hasil belajar ketrampilan gerak dasar passing bawah bermain bola
voli siswa kelas V SD Negeri 1 Siliwangi Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau disebut juga dengan Class Room Action Research Menurut Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya.Menurut Wardani (2000:14), Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Depdikbud (2003:3) menjelaskan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar,
dengan penekanan pada penyempuranaan atau peningkatan proses dan hasil
pembelajaran.
Penelitian Tindaka Kelas (PTK) bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan
dilakukan secata bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh
karena itu, dalam Penelitian Tindakan Kelas dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan oleh guru sendiri sehingga
akan mendapatkan umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini selalu
dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Kasbolah Kasihani E. S (2000:9)Menjelaskan tujuan Penelitian tindakan Kelas sebagai
berikut :
merupakan salah satu cara strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks dan/atau dalam peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan, dalam masyarakat yang cepat berubah. Tujuan utama penelitian tindakan kelas demi perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani kegiatan pembelajaran dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan. Merfleksi adalah melakukan analisis-sintesis-interprestasi-eksplanasi dan berkesimpulan. Kemudian mencobakan alternative tindakan dan dievaluasi efektifitasnya. Ini merupakan satu daur tindakan. 2.). tujuan tindakan penelitian kelas adalah mengembangkan kemampuan-ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan actual pembelajaran dikelasnya dan/atau disekolahnya sendiri. 3.). tujuan penyerta penelitian tindakan kelas adalah dapat ditumbuhkannya budaya meneliti dikalangan guru dan pendidik.
Dalam Kasbolah Kasihani E. S (2000:10), menjelaskan manfaat penelitian tindakan kelas
sebagai berikut :
1.). dengan tumbuhnya budaya meneliti pada guru dari dilaksanakannya penelitian tindakan kelas yang berkesinambungan, berarti kalangan guru makin diberdayakan mengambil prakarsa profesional yang semakin mandiri, peray diri dan semakin berani mengambil resiko dalam melakukan hal-hal yang baru (inovasi) yang patut diduga akan memberikan perbaikan seraat peningkatan. 2.). pengalaman dalam penelitian tindakan kelas akan menjadikan guru lebih berani menyusun sendiri kurikulum dari bawah dan menjadikan guru bersifat lebih mandiri.
B. Rencana Penelitian
Pada penelitian ini penulis merencanakan pelaksanaan penelitian sampai tiga siklus (6
kali pertemuan) dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan.
Dalm pelaksanaannya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut siklus penelitian
sebelumnya. Penelitian Tindakan
Kelas ini mencakup tahap Planing (Rencana), Action (Tindakan), Observation
(Observasi) dan Reflektive (Refleksi).
Yang dimaksud dari penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah
Gambar 3. Siklus Tindakan Kelas Depdikbud (1999)
Keterangan Gambar :
Perencanaan (Planning)
Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tindakan
Tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yang
mengenakan tindakan dikelas
Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu
tindakan
Refleksi
Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan
Perbaikan Rencana
Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak
sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.
C.Tempat dan Waktu Pelasknaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran
D.Pelaksanaan Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan 3 kali pertemuan (3 kali tatap muka),
setiap pertemuan memerlukan waktu 2 x 35 menit.
1. Kegiatan awal
Pertemuan dengan subyek penelitian yaitu dengan memberikan pengarahan tentang
remedial dalam pembelajaran gerak dasar passing bawah dimana:
1) Pembelajaran akan dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan
2) Setiap siswa akan dievaluasi dengan menggunakan alat perekam alat data visual
3) Menyiapkan alat observasi sebagai pemantau dan perekam data.
a. Dalam pelaksanaan PTK ini direkam dengan menggunakan Handycam dan
kamera untuk keperluan evaluasi.
b. Menyiapkan instrument penilaian (kertas) yang berisikan keterangan yang berupa
tulisan tanpa gambar yang berisikan tahapan gerak dasar passing bawah bermain
bola voli.
c. Menyiapkan lembar evaluasi sebagai hasil pantauan yang nantinya akan
didiskusikan dengan dosen pembimbing yang akan digunakan sebagai dasar
untuk menentukan tindak lanjut kegiatan.
2. Persiapan
a. Membuat skenario pembelajaran yang berisikan bentuk-bentuk kegiatan yang
dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah
direncanakan.
b. Mempersiapkan peralatan, yang bola voli yang terbuat dari karet, tali tambang,
dan tali jaring bola.
Jika semua tindakan persiapan telah selesai, maka skenario tindakan perbaikan yang
telah direncanakan dilaksanakan. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan ini
merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK. Implementasinya dapat dilakukan
dengan cara memberikan pengarahan kepada siswa, memberikan pengarahan apa
yang akan dilakukan oleh subjek nantinya, mengamati situasi kelas saat proses
pembelajaran berlangsung dan mencatat setiap hasil pembelajaran untuk refleksi
siklus berikutnya.
4. Pengelolaan dan pengendalian
Pengelolaan dan pengendalian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengorganisasian waktu, rencana, prasarana dan sarana pendukung PTK ini pada
setiap siklus.
b. Peneliti mencatat seluruh peristiwa yang terjadi saat berlangsungnya prosedur
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sebagai bahan perbaikan untuk dianalisis
menjadi hasil PTK.
5. Prosedur pembelajaran dan cara tindakan
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana penerapan penggunaan
alat pembelajaran dengan memperhatikan point-point yang akan dievaluasi (dinilai)
yaitu tahap persiapan, gerakan, dan akhir gerakan.
Pada siklus pertama proses pembelajarannya menggunakan alat bantu pembelajaran,
yaitu dengan model pembelajaran bola yang digantung untuk membantu melatih
gerak dasar passing bawah. Siswa dituntut dapat menggunakan kemampuan
psikomotornya untuk mempelajari apa yang diberikan oleh guru (penulis), kemudian
diterapkan dalam praktek di lapangan bola voli. Berdasarkan hasil evaluasi, siswa
masih mengalami kesulitan dalam melakukan gerak dasar passing bawah pada tahap
Pada siklus kedua proses pembelajaran merupakan tindak lanjut dari proses
pembelajaran dengan model siklus pertama. Pada siklus ini siswa diberikan
pembelajaran dengan model pembelajaran bola dipegang teman, setelah gerak dasar
passing bawah untuk dipelajari dan dilatih. Setelah melakukan gerak dasar tersebut
siswa memeriksa apakah gerakan yang dilakuakn sudah benar. Berdasarkan hasil
evaluasi, terjadi peningkatan hasil belajar yang positip dimana siswa mampu
melakukan gerak dasar passing bawah pada tahap persiapan, gerakan dan akhir
gerakan.
E. Instrumen Penelitian
Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) di setiap siklusnya. Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian gerak
dasar passing bawah dalam bermain Bola Voli, yang terdiri dari : 1) Tahap persiapan, 2)
Tahap gerakan, dan 3) Akhir gerakan. (Roji, 2004:15). Setiap siswa diwajibkan
melakukan gerak dasar passing bawah dengan bola yang dilambungkan oleh
peneliti/guru.
Penelitian kualitas gerak dasar passing bawah terdiri dari:
1. Kurang
2. Cukup
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis
melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut:
= 100%
(Subagio 1991 :107 dalam Surisman 1997)
Keterangan:
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Untuk melihat keefektifan hasil tindakan pada PTk ini digunakan perhitungan yang
dikemukakan oleh Goodwin dan Coates dalam Surisman (1997) dengan rumus sebagai
berikut:
= − 100%
Keterangan:
E : efektivitas gerak passing bawah
: Rerata nilai akhir siklus ketiga
: Rerata tes awal atau tes sebelum tindakan
Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan
efektif.
G. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan
mencakup pengumpulan bukti yang menunjukan pencapaian belajar peserta didik.
Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan
karakteristik seseorang atau sesuatu. (Griffin & Nix, 1991)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria ketuntasan minimal adalah:
a. Tingkat Kompleksitas
Kesulitan atau kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi
yang harus dicapai peserta didik.
b. Kemampuan Sumber Daya Pendukung
Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
harus dicapai peserta didik.
Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah. c. Tingkat Kemampuan (Intake) Rata-Rata Peserta Didik
Penetapan Intake di kelas dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan
peserta didik baru.
H. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah
Proses pembelajaran keterampilan gerak dasar passing bawah melalui siklus sebagai
berikut:
Tes Awal :
Siswa melakukan keterampilan gerak dasar passing bawah dengan bola yang
dilambungkan sendiri selama 1 menit dengan ketinggian satu setengah meter melewati
Siklus Pertama
Rencana:
- Menyiapkan RPP pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan
meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang dilaksanakan untuk 2 kali
pertemuan.
- Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar passing
bawah yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan.
- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjaskes bermain bola voli, 15
orang, Putra 8 orang dan Putri 7 orang.
- Membariskan siswa menjadi empat ber-sab Laki Perempuan sendiri.
- Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi
untuk mengikuti pembelajaran.
- Pemanasan secara umum
- Menyiapkan handycam atau kamera
- Menyiapkan 10 bola untuk pembelajaran.
- Menyiapkan metode pembelajaran berupa bola yang digantung menggunakan tali
dengan ukuran sesuai dengan pinggang setiap masing-masing siswa, yang tinggi
rendahnya siswa yang melakukan yaitu diatas lutut.
Tindakan:
- Siswa dibariskan menjadi sepuluh banjar kesamping, dan siswa yang lain
menyesuaikan di belakangnya. Masing-masing anak menghadap kepada satu bola
yang telah digantung sebanyak 10 buah bola.
- Setiap satu bola siswa melakukan passing bawah menggunakan bola yang digantung.
untuk 4 orang, kemudian siswa memvoli bola, dilakukan sebanyak 5 set, dengan tiap
set selama 5 menit istirahat 3 menit dilanjutkan lagi ke set berikutnya dan selingi oleh
pergantian temannya.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan dan memperbaiki
gerakan-gerakan yang masih salah.
Observasi
- Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan,
dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan handycam
dan kamera, dan mendapatkan kesimpulan.
- Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar passing bawah gerakan
tangan kurang lurus sejajar dengan bahu dan gerakan kaki kurang jongkok sehingga
gerakannya kurang sempurna.
- Jumlah testor ada 1 orang yang mengoperasi handycam 1 orang dan 1 orang sebagai
pembantu. Hal ini diharapkan untuk menjaga objektifitas penilaian dalam
pengambilan nilai.
Refleksi
- Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
- Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar passing bawah gerakan
tangan kurang lurus sejajar dengan bahu dan gerakan kaki kurang jongkok sehingga
gerakannya tidak sempurna sehingga pada siklus ke 2 gerakan tangan kurang lurus
sejajar dengan bahu dan gerakan kaki kurang jongkok sehingga gerakannya kurang
sempurna dibenarkjan dibetulkan dan diberi bola yang dipegang teman terlebih
dahulu setelah itu melambung sendiri melakukan gerak dasar passing bawah.
Siklus Kedua
Rencana:
Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang berisi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang
dilaksanakan untuk 2 kali pertemuan.
- Menyiapkan instrument penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar passing
bawah yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan.
- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjaskes bermain bola voli.
- Membariskan siswa menjadi empat ber-sab Laki Perempuan sendiri.
- Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi
untuk mengikuti pembelajaran.
- Pemanasan secara umum.
- Menyiapkan 1 buah alat handycam dan kamera.
- Menyiapkan 10 bola untuk pembelajaran
Tindakan:
- Siswa dibariskan menjadi sepuluh banjar ke samping, dan siswa yang lain
menyesuaikan di belakangnya. Masing-masing berpasangan dengan satu bola yang
telah dipegang temannya.
- Siswa melakukan gerak dasar passing bawah berpasangan menggunakan bola yang
dipegang temannya secara bergantian. Setelah itu benar gerakannya orang yang
memegang bola mundur 1 meter lalu dia melakukan passing bawah 10 kali
bergantian yang memegang bola tadi menjadi yang passing bawah dilakukan yang
pertama kali sebanyak 10 kali dilakukan sebanyak 5 set dengan tiap set selama 5
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan dan memperbaiki
gerakan-gerakan yang masih salah.
Observasi
- Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu penggulangan,
dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus kedua dengan menggunakan handycam
dan kamera, dan mendapatkan kesimpulan.
- Pada obsevasi kaki, tangan dusah benar sehingga sudah mencapai.
- Jumlah testor ada 1 orang yang mengoperasi handycam 1 orang dan 1 orang sebagai
pembantu. Hal ini diharapkan untuk menjaga objektifitas penilaian dalam
pengambilan nilai.
Refleksi
- Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
- Pada observasi kaki, tangan sudah benar, maka tidak perlu didiskusikan rencana
tindakan pada siklus ketiga.
Siklus Ketiga
Rencana:
- Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan
meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang dilaksanakan untuk 2 kali
pertemuan.
- Menyiapkan instrument penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar passing
bawah yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan.
- Menyiapkan 2 buah handycam dan kamera.
Tindakan:
- Siswa melakukan gerak dasar passing bawah berpasangan menggunakan bola yang
dilempar temannya dari jarak 1 sampai dengan 2 meter, dilakukan sebanyak 5 set
dengan tiap set selama 5 menit dan selingi oleh pergantian temannya.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikan da memperbaiki
gerakan- gerakan yang masih salah.
Observasi:
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan, dievaluasi
dari hasil tindakan pada siklus ketiga dengan menggunakan handycam dan kamera, dan
mendapatkan kesimpulan.
Tes Akhir:
Siswa melakukan keterampilan gerak dasar passing bawah dengan bola yang dilempar /
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dalam hasil penelitian, maka dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas sebagai berikut: 1. Hasil penelitian tingkat efektifitas pembelajaran ketrampilan gerak dasar passing
bawah bola voli meningkatkan melalui modifikasi alat yaitu bola voli sesungguhnya dimodifikasi dengan bola plastik. Hasil penelitian meningkat diperoleh dengan tingkat efektifitas 38,99 % ketuntasan belajar 4 siswa dari 15 siswa dengan prosentasi 26,67 %
2. Hasil penelitian tingkat efektifitas pembelajaran ketrampilan gerak dasar passing bawah bola voli dapat meningkat melalui modifikasi alat yaitu tinggi net direndahkan dari standarnya. Hasil penelitian meningkat diperoleh dengan tingkat efektifitas 39,79 % ketuntasan belajar 3 siswa dari 11 siswa dengan prosentase 27,27 %.
3. Hasil penelitian tingkat efektifitas pembelajaran ketrampilan gerak dasar passing bawah bola voli meningkat melalui modifikasi alat yaitu membuat proses
pembelajaran yang menyenangkan. Hasil penelitian meningkat diperoleh dengan tingkat efektifitas 58,02 % ketuntasan belajar 6 siswa dari 8 siswa dengan prosentasi 75,00 %.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca yang akan menerapkan proses
1. Siswa siswi SD Negeri 1 Siliwangi Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu agar selalu berupaya meningkatkan kemampuan ketrampilan psikomotoriknya melalui berbagai pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga ketrampilan psikomotoriknya semakin membaik dan meningkat.
PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SILIWANGI PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
SUPRIYATI Skripsi
Sebagaisalahsatusyaratuntukmencapaigelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program studiPendidikanJasmanidanKesehatan Jurusanilmupendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Gambar 1. Memukulmukul bola kelantai ... 19
2. Gambar 2. Latihan Service bawahpasangan ... 19
3. Gambar 3. Latihan Service bawah ... 20
4. Gambar 4. Latihan Service daribelakanggarislapangan ... 20
5. Gambar 5. Latihanmelambungkandanmenangkap bola ... 21
6. Gambar 6. Latihan passing atas yang dilambungkan ... 21
7. Gambar 7. Latihan passing atassambilduduk ... 22
8. Gambar 8. Latihanpassigatasberpasangan ... 22
9. Gambar 9. Latihan passing atasberkelompok ... 23
10.Gambar 10. Latihan passing atasmelalui net ... 23
11.Gambar 11. Bermain bola volipadalapangankecil ... 24
12.Gambar 12. Latihan Passing bawahberpasangan ... 24
13.Gambar 13. Latihan Passing bawahdarisikapduduk ... 25
DAFTAR ISI
II. TINJAUAN PUSTAKA A. HakikatBelajarMengajar ... 7
B. HakikatPembelajaran ... 8
C. StrategiPembelajaran ... 9
D. HakekatBelajarGerak ... 10
E. KetrampilanGerakDasar ... 11
F. HakikatKetrampilanGerak ... 12
G. MetodeBelajarMengajar ... 14
H. PendekatanMengajar Bola Voli ... 15
I. Fasilitas Media Pembelajaran ... 29
J. Bermain Bola Voli ... 31
K. Proses Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli ... 33
L. KerangkaPikir ... 33
G. PenentuanKriteriaKetuntasan Minimal ... 43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HasilPenelitian ... 50
1. AnalisisHasilSiklus I ... 50
2. AnalisisHasilSiklus II ... 51
3. AnalisisHasilSiklus III ... 52
4. Analisisefektifsetiapsiklus ... 53
B. Pembahasan a. Siklus I ... 57
b. Siklus II ... 58
c. Siklus III... 59
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 62
VI. DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1. DeskripsiHasilPenelitianTindakanKelas (PTK) PembelajaranGerakDasar
Passing Bawah Bola Voli ... 50
2. Tabel 2. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranKetrampilanGerakDasar Passing
Bawah Bola VoliSiklus I... 51
3. Tabel 3. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranKetrampilanGerakDasar Passing
Bawah Bola VoliSiklus II ... 52
4. Tabel 4. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranKetrampilanGerakDasar Passing
Bawah Bola VoliSiklus III ... 52
5. Tabel 5. HasilKetuntasanPembelajaranKetrampilanGerakDasar Passing Bawah Bola
VoliModifikasiAlatSecaraNyataMeningkatkanSetiapSiklus ... 53
DARTAR PUSTAKA
Anonimus. 2008. Format PenulisanKaryaIlmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Arikunto. DKK. 2006. PenelitianTindakanKelas. PT. BumiAksara. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, dkk.2008. Evaluasi Program Pendidikan. PT. BumiAksara. Jakarta.
BalaiPustaka. 2001. PedomanUmumEjaanBahasa Indonesia Yang Disempurnakan. PT.
(Persero) PenerbitandanPercetakan: Jakarta.
Barbara L. Viera, Ms. Bonnie Jill Fergunsson. Bola volley Tingkat Pemula. PT. Gramedia.
Jakarta.
Hussein, Sudirman. 2008. FalsafahPendidikanJasmani. Seminar
LokakaryaPenjasdanOlahraga. Bandar Lampung.
LutanRuslidanAusSuherman. (2000). PerencanaanPembelajaranPenjaskes, Depdikbud,
Jakarta.
Nurhasan. 2000. TesdanPengukuran. Jakarta: Kurunika.
Pamungkas. 1999. PedomanEjaanBahasa Indonesia yang Disempurnakan. EYD.
Surabaya: Giri Surya.
Riduwan, (2005) BelajarMudahOenelitianUntuk Guru-Karyawan Dan PenelitiPemuda.
Subagio DKK. 2004. PerencanaanPembelajaranPendidikanJasmanidanKesehatan.
Materipokok, Universitas Terbuka.
Sudjana. 2006. MetodeStatistika. Bandung: Tarsito.
Surisman. 2010. EvaluasiPenjas I. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Surisman. 2007. PenilaianHasilPembelajaran. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Unila. 2008. PedomanPenulisanKaryaIlmiahUniversitas Lampung. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
JudulSkripsi
NamaMahasiswa
NomorPokokMahasiswa
Program Studi : PendidikanJasmanidanKesehatan
Jurusan
Fakultas
KetuaJurusanIlmuPendidikan
Drs. BaharudinRisyak, M.Pd
NIP. 1951105071981031002
: PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK
DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SILIWANGI
PRINGSEWUTAHUN AJARAN 2011/2012
PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA
SILIWANGI PRINGSEWUTAHUN AJARAN 2011/2012
Drs. Herman Tarigan, M.Pd
1. Tim Penguji
Penguji
Penguji
BukanPembimbing
2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan
Dr. Hj. Bujang Rahman. M.Si.
NIP 196003151985031003
Tanggal Lulus Ujian : ………
: Drs. Herman Tarigan, M.Pd
: Drs. Wiyono, M.Pd
DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan
Bujang Rahman. M.Si.
NIP 196003151985031003
MOTTO
Di tengahkesulitandankesukaranterletakkesempatan. Sesalimasalalu
Karenaadakekecewaandankesalahan. Tetapijadilahpenyesalanitu
Sebagaipengalamanuntukmasadepan agar tidakterjadikesalahan
Sebelumberbuat, lihatlahterlebihdahuludariberbagaisegidan
Pertanggungjawabkanperbuatanmudenganapa yang kamuperbuat
PERSEMBAHAN
Karyasederhanainisangan special kupersembahkanuntuk :
Allah SWT sang penciptaalamsemestauntukhidupdantalenta yang telahdiberikan
Suami yang amatsayasayangidankucintai
Anak-anaku yang selalumemberikankeceriaan
RIWAYAT HIDUP
PenulisbernamaSupriyatidilahirkan di Bandungbaru, 15 Maret 1965
KecamatanAdiluwihKabupatenPringsewu, Provinsi Lampung. Dari
pasanganBapakYasirdanIbuTukini, danmerupakananakke (tiga)
darienambersaudara.
Pendidikan yang pertamaditempuhadalahSekolahDasar (SD) Negeri1
BandungbaruKecamatanAdiluwihKabupatenPringsewu.Padatahun 1977tamat.
SekolahMenengahPertama (SMP) Swasta di
BandungbaruKecamatanAdiluwihKabupatenPringsewu.Tahun1981tamat. Sekolah Guru
Olahraga (SGO)Pringsewudiselesaikanpadatahun 1984. Padatahun 1999 penulismelanjutkan
di Pendidikan UT Bandar Lampung. Selesaipadatahun 2001.
Demikianriwayathiduppenulissampaikandanmudah-mudahanpenulisdapatmenjadi orang yang
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puju syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini meskipun jauh dari kesempurnaan. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi SI penjaskes pada jurusan
Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini berjudul “ Peningkatan Pembelajaran Gerak Dasar Passing
Bawah Bola Voli Dengan Menggunakan Alat Yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas V SD
Negeri 1 Siliwangi Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012”. Penulis banyak memperoleh
bantuan dari berbagai pihak terutama kepada bapak Drs. Herman Tarigan, M. Pd. Selaku
pembimbing utama, dan bapak Drs. Rahmat Hermawan, M. Kes Selaku pembahas. Atas
bimbingan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini penulis mengucapkan
terimakasih.
Di samping itu pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan dan Selaku Pembahas yang penuh kesabaran dan pengertian selama
penulisan penyusunan skripsi ini
4. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd selaku Pembimbing I yang dengan tekun dan
sabar dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Bapak Ibu Dosen Penjaskes yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan semasa
penulis menyelesaikan perkuliahan
6. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan, yang selalu memotivasi dan
membantu dalam penyelesaian dalam skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya
Wassalamualaikum Wr. Wb
Siliwangi, Desember 2011 Penulis