• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SILIWANGI PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SILIWANGI PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SILIWANGI PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh S U P R I Y A T I

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ketrampilan gerak dasar passing bawah bola voli dengan modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri 1 Siliwangi Pringsewu.

Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas ( classroom action research) dengan tiga siklus diberikan pembelajaran yang berbeda. Siklus pertama berupa penggunaan modifikasi alat yaitu bola voli diganti dengan bola plastik, tinggi net dipendekan menjadi 170 cm serta pembelajaran passing bawah bola voli dengan lambungan ke atas. Pada siklus kedua berupa modifikasi alat yaitu bola voli diganti dengan bola plastik, tinggi net dipendekan menjadi 170 cm, ukuran bola diperkecil, serta diberikan pembelajaran passing bawah dengan baik dan benar. Pada siklus ketiga berupa modifikasi alat yaitu bola diganti dengan plastik, tinggi net dipendekan, ukuran bola diperkecil serta lebar lapangan diperkecil . Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Siliwangi Pringsewu berjumlah 15 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan ketrampilan gerak dasar passing bawah bol voli yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan gerak akhir. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan pembelajaran gerak dasar passing bawah bola voli dengan modofikasi alat serta paket pembelajaran setiap siklus. Siklus pertama menghasilkan ketuntasan belajar 4 siswa atau sebesar 26,67 % dengan tingkatan efektifitas 38,99 % siklus kedua meningkat ketuntasan belajar 3 siswa atau sebesar 27,27 % dengan tingkat efektifitas 38,79 % dan siklus ketiga meningkat ketuntasan belajar 6 siswa atau sebesar 75,00 % dengan tingkat efektifitas 58,02 %. Total siswa tuntas dari siklus pertama sampai ketiga berjumlah 13 siswa. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Didalam sejarah perkembangan peradaban dan kebudayaan manusia, sejak

masyarakat primitive hingga masyarakat yang disebut maju dan modern, upaya

meningkatkan kesejahteraan manusia merupakan faktor perhatian. Pendidikan merupakan

kebutuhan yang tidak dapat ditangguhkan lagi.

Depdiknas (2004:1), menjelaskan bahwa pendidikan adalah upaya yang dikerjakan

secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia. Karena pendidikan

merupakan proses yang memerlukan waktu dan melibatkan banyak faktor, dampaknya

tidak akan segera diamati dan dirasakan oleh manusia. Sehubungan dengan hal itu,

peningkatan kualitas manusia yang diharapkan tidak akan segera terwujud tetapi

berlangsung secara tahap demi tahap memerlukan pengawasan yang seksama. Dengan

demikian, pendidikan perlu terus dikerjakan dan dipertahankan keberlangsungan agar

kualitas manusia Indonesia yang sehat, kuat, terampil dan bermoral dapat terwujud.

Upaya untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah melalui pendidikan

Jasamani. Menurut depdiknas (2004:3), Pendidikan Jasmani adalah suatu proses

pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran

jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan

aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosional. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu

mata

pelajaran yang ada di Sekolah Dasar 9SD), yang dalam pelaksanaannya mengacu

(3)

Menurut Kosasih Djahiri dalam Oktayadi (2006;2), Kurikulum secara material adalah

perangkat bahan ajar atau program studi ( bidang studi) dan secara formal adalah acuan

resmi yang ditetapkan (Pemerintah atau suatu instansi ) yang harus dijadikan

rambu-rambu dan dilaksanakan para teknisi pendidikan (guru, penulis, pengawasa dan

lain-lain).Pendidikan Jasmani adalah kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan

siswa untuk mata pelajaran pendidikan jasmani atau kemampuan yang harus dimiliki

oleh lulusan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani.Materi Pokok Pendidikan Jasmani

diklarifikasikan menjadi enam aspek yaitu: 1) Permainan dan olahraga, 2) Aktivitas

pengembangan, 3) Uji diri atau senam, 4) Aktivitas ritmik, 5) Akuatik (aktivitas air), dan

6) Aktivitas luar sekolah.Bola voli merupakan salah satu materi pokok permainan bola

besar yang harus dilakukan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Materi poko

Bola Voli untuk kelas V terdiri dari beberapa indikator, salah satu diantaranya adalah

melakukan gerak dasar pasing. Pada semester I gerak dasar pasing bawah hanya

diajarkan dalam alokasi waktu 8 x 35 menit (4 x pertemuan).

Berdasarkan penilaian hasil belajar gerak dasar pasing bawah dalam bermain Bola Voli

siswa kelas V SD Negeri I Siliwangi Pringsewu Semester I Tahun Pelajaran 2010-2011,

rata-rata nilai yang diraih tidak mencapai standar ketuntasan sekolah. Dari 40 siswa yang

mendapatkan nilai 65 keatas atau dinyatakan tuntas hanya sebesar 26 persen, sedangkan

yang belum tuntas sebesar 74 persen. Siswa dinyatakan tuntas atau berhasil didalam

mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)jika mencapai nilai 65 dan dinyatakan belum tuntas atau remedial jika

mendapatkan nilai kurang dari 65.

Dari data tersebut peneliti menemukan bahwa masalah utama dalam pembelajaran

keterampilan gerak dasar passing bawah dalam bermain Bola Voly melalui model

(4)

Pelajaran 2010-2011 adalah tidak tepatnya perkenaan bola pada lengan bagian bawah.

Perkenaan bola yang sering terjadi adalah pada pangkal tangan. Untuk itu peneliti merasa

menindak lanjuti dengan penelitian Tindakan Kelas agar hasil belajar dapat efeketif.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat di identifikasi antara lain:

1. Tidak lurusnya kedua tangan saat perkenaan dengan bola pada pembelajaran gerak

dasar passing bawah bermain Bola Voly dengan model pembelajaran siswa kelas V

SD Negeri I Siliwangi Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Tidak tepatnya perkenaan bola pada lengan bagian bawah pada pembelajaran gerak

dasar bawah bermain Bola Voli dengan model pembelajaran siswa kelas V SD

Negeri I Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Tidak lurusnya tangan sejajar dengan bahu saat bersamaan dengan gerakan kaki

pada pembelajaran geraka dasar passing bawah bermain Bola Voly dengan model

pembelajaran siswa kelas V SD Negeri I Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran

2011/2012.

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti dari segi dana,tenaga dan waktu serta untuk

menghindari penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini, maka peneliti perlu

membatasi permasalahan ini yaitu : Upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar

passing bawah bermain Bola voly dengan model pembelajaran siswa kelas V SD

Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

(5)

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat di rumuskan masalah penelitian sebagai

berikut :

“ Apakah dengan model pembelajaran bola yang di gantung, bola yang di pegang teman,

setelah itu melambungkan sendiri melakukan passing bawah dan bola yang

dilambungkan dari jarak 1 sampai dengan 2 meter dapat meningkatkan hasil belajar

gerak dasar passing bawah bermain Bola Voli dengan model pembelajaran pada siswa

kelas V Negeri I Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan proses pembelajaran hasil belajar gerak dasar passing bawah bermain

Bola Voly dengan model pembelajaran siswa kelas V Sd Negeri I Siliwangi

Pringsewu Tahun Pelajaran 2011.2012.

2. Menemukan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran gerak dasar

passing bawah bermain Bola Voly dengan model pembelajaran siswa kelas V SD

Negeri I Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian diatas dapat tercapai, maka hasilnya di harapkan dapat

bermanfaat :

1. Bagi guru Pendidikan Jasmani, sebagai inovasi dari pembelajaran yang sebelumnya

dan meningkatkan kepercayaan diri karena mampu mengembangkan pengetahuan,

pengalaman, strategi, peralatan, dan fasilitas pembelajaran.

2. Bagi siswa sebagai upaya meningkatkan hasil belajar gerak dasar pasing bahwa

(6)

3. bagi lembaga, dapat menyembuhkan budaya meneliti bagi rekan kerja di sekolah.

G. Definisi Operasional

Berikut istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu yang dimaksud, KBBI (1990:995).

2. Gerak dasar pasing bawah adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerak

terkait yang terorganisir yang mendasari terkuasainya suatu keterampilan gerak dasar

bermain bola voli.

3. Gerak dasar adalah elemen suatu rangkaian gerak, (wikipedia).

4. Pasing bawah adalah salah satu keterampilan gerak dasar permainan Bola Voli yang

harus mampu ditampilkan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani

(Kismiatifikuny).

5. Bermain Bola Voli adalah suatu cabang olahraga berbentuk memvoli bola di udara

hilir mudik di atas jaring atau net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam

(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar Mengajar

Pengertian Belajar Mengajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang

terjadi pada diri seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenui

kebutuhan hidupnya, perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek

tingkah laku.

Menurut pendapat Sudjana (1989: 28), bahwa belajar : belajar bukan menghafal dan

bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan

dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuanya, pemehamanya, sikap dan tingkah

lakunya, ketrampilanya, kecakapanya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

Dalam proses belajar mengajar, seorang guru memegang peran penting, yaitu

memberikan bantuan kepada siswa berupa pengetahuan dan ketrampilan. Dengan bantuan

guru diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan.

Mengajar adalah menanmkan pengetahuan kepada anak, mengajar adalah menyampaikan

pengetahuan, mengajara adalah suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur

lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses

belajar mengajar.

Sedangkan menurut Sudjana (1987 : 29), Mengajar adalah suatu proses, yakni proses

mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat

(8)

mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam

melakukan proses belajar.

Dalam konsep di atas tersirat bahwa peran seorag guru adalah pemimpin belajar (learning

manager) dan fasilitator belajar. Mengajar bukanlah menyampaikan pelajaran, melainkan

suatu proses membelajarkan siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar mengajar merupakan dua konsep

yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukan pada apa yang harus

dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan

mengajar menunjukan pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.

B. Hakikat Pembelajaran

Menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam Paulina (1991: 15) pembelajaran adalah

serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada

siswa. Sejalan dengan pendapatan tersebut, menurut Sukintaka dalam Oktayadi (2006:11)

pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengejarkan sesuatu kepada

peserta didik mempelajarinya. Dan Oemar Hamalik (2003:57) juga mengatakan bahwa

pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi usur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengarui mencapai tujuan

pembelajaran.

Bedasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

serangkaian kegiatan yang dirancang dan disusun agar terjadi proses belajar pada siswa

untuk mencapau tujuan pembelajara. Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang

dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya prilaku individu

(9)

C. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merujuk pada suatu proses pengaturan lingkungan belajar.

Menurut Depdiknas (2004: 26) strategi pembelajaran merupakan kegiatan perencanaan

yang dilakukan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran untuk menentukan

kegiatan apa yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangakan

menurut Bahri dalam Puja Kesuma (2005:13), strategi bisa diartikan sebagai pola-pola

umum kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kegaitan pembelajaran untuk

mencapai tujuan yang digariskan. Dan menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun

1990, strategi adalah siasat perang atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus.

Bedasarkan pendapat pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu cara atau siasat yang direncanakan untuk mengakali pelaksanaan kegiatan

pembelajaran yang diterapkan terhadap siswa sebagai peserta didik agar tercapai tujuan

yang telah digariskan. Guru mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus dapat memilih

cara pendekatan pembelajaran yang dianggap tepat untuk mencapai sasaran yang telah

diprogramkan pemerintah melalui kurikulum di sekolah.

D. Hakikat Belajar Gerak

Menurut Kamus Bahasa Indonesia tahun 1990, gerak adalah peralihan tempat atau

kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali. Gerak manusia adalah aktivitas

jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan

ketrampilan motorik. Mengembangkan sikap dan prilaku agar terbentuk gaya hidup yang

(10)

(Depdiknas, 2004 : 8), Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila ada perubahan

pada diri peserta didik berupa perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap

dan ketrampilan. Juga dalam proses pembelajaran peserta didik harus menunjukan

kegairahan yang tinggi, semangat yang besar dan kepercayaan diri. Di dasari hal tersebut,

maka guru mempunyai peran untuk menciptakan dan mempertahankan kelangsungan

proses pembelajaran, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam hal ini

pembelajaran ketrampilan gerak. Winkel dalam Puja Kusuma (2005: 11), mengatakan ada

tiga tahapan ketrampilan gerak, yaitu:

1. Tahap Kognitif

Siswa belajar ketrampilan baru harus mengetahui lebih dahulu ketrampilan apa yang

akan dipelajari, urutan gerak gerik yang tepat dan mengkoordinasi ketrampilan gerak

terhadap anggota badan (penyesuian)

2. Tahap Fiksasi

Masa latihan untuk memperkenalkan kegiatan menurut urutan gerak gerik yang tepat

dan mengkoordinasi ketrampilan gerak tersebut kepada anggota badan.

3. Tahap Otomatisasi

Tahap ini harus sudah berjalan lancer tanpa perlu memikirkan lagi urutan dan latihan

sebagaianya, namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan

keunggulan meningkatnya hasil gerak harus diperhatikan.

(11)

Perkataan psikomotorik berhubungan dengan kata motor. Jadi ranah psikomotor

berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan gerak tubuh atau bagian

bagiannya. (Suharsini Arikunto, 2008 : 122)

Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntut kepada ketrampilan yang

sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor dan

manipilatif. (Suharsimi Arikunto, 2008: 123). Gerak lokomotor adalah gerak-gerakan

yang mendahului kemampuan berjalan (tengkurap, merangkak, berjalan, lari, melompat,

menggelinding, dan memanjat). Gerak nonlokomotor yaitu gerakan gerakan yang dinamis

didalam suatu ruangan yang bertumpu pada suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu

sumbu tertentu. Gerak manipulative yaitu gerakan gerakan yang terkoordinasikan seperti

dalam kegiatan bermain, menendang, melempar, naik sepeda dan sebagainya. (Suharsimi

Arikunto, 2008:123)

F. Hakikat Ketrampilan Gerak

Ketrampilan gerak merupakan kemampuan yang penting di dalam kehidupan

sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Salah satu tujuan pemberian program

pendidikan jasmani kepada pelajar adalah agar pelajar menjadi trampil dalam melakukan

aktivitas fisik. Ketrampilan gerak dasar fisik yang diperoleh melalui pendidikan jasmani

bukan saja berguna untuk menguasai cabang olahraga tertentu berguna dalam melakukan

tugas yang memerlukan gerak fisik dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1991 : 249) ketrampilan gerak merupakan salah satu

kategori di dalam domain psikomotor, gerakan ketrampilan merupakan salah satu

kategori gerakan yang didalam melakukan diperlukan koordinasi dan control tubuh secara

keseluruhan atau sebagaian tubuh, tingkat koordinasi dan control tubuh dalam melakukan

(12)

Prinsip-prinsip pengembangan ketrampilan gerak, menurut Adang Suherman (2000 : 35)

adalah sebagai berikut:

1. Efektif, artinya gerakan itu sesuai dengan produk yang diinginkan atau dengan kata

lain “Product Oriented”

2. Efisien, artinya gerakan itu sesuai dengan proses yang seharusnya dilakukan atau

dengan kata lain “Proces Oriented”

3. Adaftif. Artinya gerakan itu sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana

gerakan tersebut dilakukan.

Menurut Adang Suherman (2000 : 40), Prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan para

guru agar terjadinya transfer belajar adalah sebagai berikut:

1. Makin mirip situasi latihan dengan situasi permainan yang sebenarnya, makin

mungkin terjadinya transfer.

2. Makin bervariasi suatu ketrampilan dipelajari makin mungkin terjadinya transfer

secara positif terhadap situasi permainan yang sebenarnya.

3. Transfer dapat dilakukan melalui pemberian dorongan atau motivasi agar siswa

menggunakan informasi dan ketrampilan yang sudah dimilikinya serat penjelasan

aktivitas belajar dengan sejelas-jelasnya.

Belajar ketrampilan gerak (ketrampilan motorik), berarti berusaha memiliki kemampuan

dalam melakukan gerakan-gerakan yang harus dilakukan. Dalam belajar ketrampilan

gerak, diperluan ketrampilan intelektual dan sikap, karena itu bukan hanya menggerakan

anggota badan saja, melainkan memerlukan juga pemahaman dan pengusahaan terhadap

(13)

G. Metode Belajar Mengajar

Pengertian metode menurut Supandi (1983 : 29) adalah cara yang digunakan oleh

guru dalam mengajarkan satuan atau unik materi pelajaran dengan memusatkan

keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, makin

baik suatu metode yang dipergunakan dalam memberikan pelajaran makin efektif

pencapian tujuan yang telah ditetapkan. Semakin banyak metode semakin baik hasil yang

diperoleh, hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno Surakhad (1980 : 95), yaitu makin

baik metode itu, makin efektif dalam pencapaian tujuan, untuk menetapkan lebih dahulu

apakah metode itu baik diperlukan suatu patokan yang bersumber dari berbagai

faktor-faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang baik akan dicapai.

Dengan menggunakan metode yang tepat tentunya proses belajar mengajar akan lebih

berhasil, disini berarti keberhasilan suatu proses belajar atau latihan sangat ditentukan

oleh metode yang digunakan. Efektifitas motode sangat dominan pengaruhnya terhadap

interaksi belajar mengajar ataupul latihan, karena metode tersebut akan menentukan

tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Kebaikan suatu metode dapat dilihat

dari ketepatan penggunaanya dalam proses mengajar setiap metode mempunyai nilai

tersendiri tergantung pada orang yang menggunakannya dan cara-cara mengambil

manfaatnya. Oleh karena itu, setiap guru dituntut kemahiranya dalam menggunakan

metode metode tersebut dan memilih metode mana yang tepat untuk suatu mata pelajaran

tertentu.

(14)

Menurut Poedarminto dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990:128), pendekatan

bisa disamakan dengan proses, metode, atau dengan cara untuk mencapai tujuan.

Sedangkan Geralch dalam Suharta (1997 : 39), mendefiniskan pendekatan sebagai

cara atau alat untuk mengatur aktivitas siswa dalam mencapai tujuan.

Dengan membaca kedua definisi yang ada diatas, maka pendekatan mengajar dapat

diartikan sebagai salah satu usaha atau cara yang dilakukan dalam rangka aktivitas

latihan guna mencapai tujuan pelatihan. Secara khusus bila dikaitkan dengan

pendekatan mengajar ketrampilan dasar bermain bola voli, dapat diartikan dengan

usaha atau cara yang dilakukan guru dalam rangka aktivitas pembelajaran teknik

dasar beramain bola voli, dengan tujuan agar anak dapat mencapai perkembangan

dalam ketrampilan dasar bermain bola voli.

2. Pendekatan Bermain

Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan bermain sangat disukai

anak-anak. Bermain yang dilakukan tertata, mempunyai manfaat yang sangat besar

bagi perkembangan anak. Sesuai dengan pendapat Joseph Lee dalam Sutoto (1991 :

84), mengatakan bahwa bermain merupakan suatu faktor yang mempengarui

perkembangan tiap individu. Dengan mengetahui manfaat bermain, diharapkan guru

pendidikan Jasmani dapat melahirkan ide-ide mengenai cara untuk mengembangkan

bermacam-macam aspek perkembangan anak, aspek yang dikembangkan mencakup

fisik, motorik, emosional, kepribadian, kognisi, ketrampilan dan sebagainya.

a. Manfaat bermain untuk perkembangan anak

Apabila anak memperoleh kesempatan untuk melakukan kegiatan yang

melibatkan banyak gerakan tubuh, maka tubuh anak tersebut akan menjadi sehat,

(15)

berlebihan dengan aktivitas bermain sehingga ia tidak merasa gelisah. Dalam

melakukan kegiatan bermain, anak tidak dibatasi dengan aturan-aturan yang

mengikatnya. Oleh karena itu, agar kegiatan bermain memberikan sumbangan

yang positif bagi perkembangan fisik anak, maka guru pendidikan jasmani dapat

merancang kegiatan bermain yang konstuktif bagi perkembangan fisik anak.

b. Manfaat Bermain untuk perkembangan motorik

Aspek motorik kasar seperti memukul dapat dikembangkan melalui bermain.

Salah satu contohnya adalah ketika anak bermain bola voli dengan formasi

berpasangan. Pada awalnya anak belum terampil melakukan pukulan, tapi karena

itu dilakukan dengan pendekatan bermain, maka anak tumbuh minatnya untuk

melakukannya secara berulang-ulang dan akan menjadi lebih terampil dalam

melakukan teknik dasar bola voli tersebut.

Jadi keteraturan dalam kreativitas, anak mengalami perkembangan tingkat

kemampuan dalam aspek motorik halus (fine movement) maupun motorik kasar

(gross movement). Kedua ketrampilan akan berkembang melalui pengalaman

belajar yang kaya dan kesempatan yang banyak bagi anak untuk melakukanya

dengan penuh keceriaan.

c. Manfaat bermain untuk perkembangan social

Biasanya kegiatan bermain dilakukan oleh anak dengan teman sebayanya. Anak

akan belajar berbagai hak milik, menggunakan mainan secara bergiliran,

melakukan kegiatan bersama mempertahankan hubungan yang sudah terbina, atau

mencari pemecahan masalah yang dihadapi dengan teman mainnya.

Perkembangan social pada anak sedang memasuki masa penncarian jati diri,

(16)

Pengalaman belajar yang disugukan melalui pendekatan bermain biasanya mampu

memenui keinginan anak untuk berfiliasi. Dengan rancangan pengajar yang

kreatif, pengalaman itu akan berhasil merangsang perkembagan social sifat anak

tersebut.

d. Manfaat bermain untuk perkembangan emosi

Bagi anak-anak bermain merupakan suatu kebutuhan dan tidak ada anak yang

tidak suka bermain. Melalui bermain anak dapat melepaskan ketegangan yang

dialaminya. Misalnya anak sering gagal meraih prestasi belajar yang baik, anak

dapat bermain peran, dan juga dapat mengembangkan bakatnya dicabang

olahraga.

Dari kegiatan bermain yang dilakukan bersama sekelompok teman sebayanya,

anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan yang dimiliki,

sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri kearah yang lebih positif.

e. Manfaat bermain untuk perkembangan ketrampilan olahraga

Apabila anak terampil berlari, melempar, melompat dan memukul maka anak

lebih siap untuk menekuni bidang olahraga tertentu pada saat nanti. Jadi kalau

anak terampil dalam melakukan kegiatan tersebut, anak kan lebih percaya diri dan

merasa mampu melakukan gerakan yang lebih sulit. Kegiatan yang relevan

dengan perkembangan anak adalah permainan bola voli. Permainan bola voli

memiliki kegiatan yang khas, yaitu pukulan, langkah kaki dan lompatan. Kegiatan

ini akan menjadi fondasi bagi anak untuk belajar bola voli, khususnya dalam

konteks pendidikan jasmani, perlu ditata secara serius mengenai kegiatan bola voli

(17)

Dalam penelitian ini, pendekatan bermain adalah adaptasi dari Roji (2004:42), yaitu

cara mengajar teknik dasar bolavoli dengan model bermain tahapan pertama

pembelajaran adalah teknik dasar servis bawah.

Model 1. Memukul-mukul bola ke latai dengan telapak tanganrapat.

Gambar 1. Memukul-mukul bola ke lantai

Model II: Melakukan service bawah berhadapan dengan jarak ± 9 m (melebar

lapangan) secara bergantian.

(18)

Model III: Melakukan servis bawah melalui atas net atau tali yang dipasang

melintang. Untuk tahap pertama dari jarak 3 m (garis serang), tahap kedua dari jarak

6 m, dan tahap terakhir dari belakang garis lapangan.

Gambar 3. Latihan Servis Bawah

Model IV : Melakukan servis bawah dari belakang garis lapangan (jarak ± 9 m)

dengan cara bergeser ke samping dan kanan setelah melakukan servis.

Gambar 4. Latihan servis bawah dari belakang garis lapangan. a. Passing atas

Model I. melambungkan bola dan menangkapnya kembali dengan sikap jari-jari

(19)

kedua sambil berjalan dan tahap ketiga diawali tepuk tangan sebelum menangkap

bola lakukanlah sambil berjalan.

Gambar 5. Latihan melambungkan dan menangkap bola.

Model II. Melakukan passing atas yang dilambungkan teman (berpasangan) sambil

berjalan maju dan mundur dilanjutkan dengan gerak menyamping.

Gambar 6. Latihan passing atas yang dilambungkan

Model III. Melambungkan passing atas sambil duduk dan bola terlebih dahulu

(20)

Gambar 7. Latihan passing atas sambil duduk

Model IV. Melakukan passing atas berpasangan dan berhadapan dengan dua kali

sentuhan.

Gambar 8. Latihan Passing atas berpasangan

Model V. melakukan passing ats secara berkelompok yang terdiri dari tiga, empat

atau lima orang. Lakukan dengan bertiga, berempat atau berlima membentuk

lingkaran.

(21)

Model VI. Melakukan passing atas melalui net/tali yang dipasang melintang.

Gambar 10. Melakukan passing atas melalui net.

Model VII. Bermain ada lapangan kecil menggunakan teknik passing atas dengan

jumlah pemain tiga orang dalam tiap timnya.

Gambar 11. Bermain bola voli pada lapangan kecil

b. Passing bawah

Model I. melakukan passing bawah dari sikap duduk dilantai dan bola dilambungkan

(22)

Gambar 12. Latihan passing bawah berpasangan

Model II. Melakukan passing bawah dari sikap duduk di bangku panjang dan bola

dilambungkan teman.

Gambar 13. Latihan passing bawah dari sikap duduk

Model II. Melakukan passing bawah melalui atas net/tali yang dipasang melintang

secara berpasangan atau formasi berbanjar ke belakang. Bola dilambungkan teman

(23)

Gambar 14. Latihan passing bawah melalui net c. Smash

Model I. Memukul-mukul bola ke lantai menggunakan telapak tangan terbuka.

Lakukanlah memukul-mukul bola ditempat dan dilanjutkan sambil berjalan.

Gambar 15. Latihan memukul-mukul bola ke lantai.

Model II. Memukul mukul bola kelantai berpasangan atau formasi berbanjar dengan

bola sendiri didepan badan.

(24)

Model III. Memukul bola ke lantai berpasangan atau formasi berbanjar dengan bola

dilambungkan teman dari depan.

Gambar 17. Latihan memukul bola ke lantai secara berpasangan.

Model IV. Melewatkan bola diatas net dengan dua tangan yang diawali gerak

menolak keatas.

(25)

Model V. melakukan smash dekat net dengan bola dilambungkan teman, dan

dilanjutkan dengan teknik mengumpan passing atas. Usahakan ketinggian net untuk

direndahkan.

Gambar 19. Latihan melakukan smash dengan bola yang dilambungkan.

Menurut Roji (2004 : 23); Tahapan keempat pembelajaran model bermain untuk

meningkatkan ketrampilan dasar yang penyajiannya terdiri dari duaa model, yaitu ;

Model I Bermain dengan empat pemain.

Gambar 20. Latihan bermain.

I. Fasilitas Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang

(26)

wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber

belajar, maka secara luas media dapat diartikan sebagai manusia, benda ataupun pristiwa

yang meugkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. (Syaiful Bahri

Djamaran dan Aswan Zain, 2006:120)

Dengan demikian dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan dalam pengajaran. (Syaiful Bahri

Djamaran dan Aswan Zain, 2006:121).

Dalam merencanakan pembelajaran, disamping menentukan media yang akan digunakan,

guru perlu pula menetapkan alat-alat pembelajaran yang akan dipakai. Jika media selalu

mengandung pesan atau isi pelajaran di dalamnya, tidaklah demikian halnya dengan alat

pembelajaran. Didalam alat pembelajaran tidak terkandung pesan/isi/bahan pembelajaran,

tapi perananya sangat penting sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.

Menurut R. Ibrahim dan Syaodih S. (1996 : 123) alat pembelajaran dapat dikelompokan

dalam dua jenis alat yaitu:

1. Alat pembelajaran yang bersifat umum

Yang dimaksud dengan jenis ini adalah alat-alat pembelajaran yang penggunaanya

berlaku untuk semua mata pelajaran, seperti: papan tulis, spidol, kapur dan penggaris.

2. Alat pembelajaran yang bersifat khusus

Yang dimaksud dengan jenis ini adalah alat-alat pembelajaran yang penggunaanya

berlaku khusus untuk mata pelajaran tertentu, misalnya jangka untuk matematika, dan

(27)

Dengan memberikan beberapa alat bantu diharapkan dapat menambah keberanian siswa

untuk mencoba dan melakukan ketrampilan gerak dasar pasing bawah, selain itu juga

diharapkan dapat menambah rasa senang dan gembira sehingga menimbulkan antusias

dalam melakukan gerak dasar passing bawah secara berulang-ulang sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan secara efektifitas sesuai dengan yang diharapkan.

Alat bantu pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola karet yang digantung dengan ketinggian batas pinggang

masing-masing siswa, bola karet yang seukuran dengan bola voli sebanyak sepuluh buah bola

karet. Serta melakukan passing bawah secara bergantian dan keuntungan dari alat bantu

pembelajaran adalah hemat biaya, mudah menemukannya atau mendapatkannya, mudah

dalam pemakainya (praktis) serta memudahkan guru dalam mengevaluasi gerakan dasar

passing bawah bola voli.

J. Bermain Bola Voli

Bermain bola voli terdiri dari dua regu masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain

inti yang dipisahkan dengan net setinggi 2,43 meter untuk putra dan 2,24 meter untuk

putrid. Lapangan berbentuk empat persegi panjang dengan lebar lapangan 9 meter dan

panjang lapangan 18 meter, dengan bentuk bola yang terbuat dari kulit dan bagian

dalamnya terbuat dari karet dengan ukuran keliling 65 – 67 cm dann berat 250 – 280

gram . keguanaan bermain bola voli dalam pembentukan bola voli dalam pembentukan

individu secara harmonis antara perkembangan jasmani dan rohani saling terkait didalam

gerakan-gerakan bermain. Jiwa sebagai pendorong utama untuk kemapuan jasmani yang

dimiliki, perkembangan jasmani dimaksudkan untuk membentuk sikap tubuh yang baik

meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan yang meliputi kelincahan, daya tahan, kekuatan,

(28)

Pada dasarnya prinsip bermain bola voli adalah memantulkan bola sebelum menyentuh

lantai, bola dimainkan sebanyak tiga kali memantulkan dalam lapangan sendiri secara

bergantian dengan mengusahakan bola yang dipantulkan itu seberangkan ke lapangan

lawan melewati atas jarring jarring net dan usahakan lawan menerima sesulit mungkin.

Bola voli dimainkan oleh dua regu tiap regu terdiri dari enam pemain, dan tiap regunya

berusaha melewatkan bola diatas net bola voli agar jatuh meyentuh lantai lapangan lawan,

kemudian mencegah usaha yang sama dari lawan agar mendapatkan poin atau angka regu

pertama mencapai angka 25 adalah regu yang menang. (Drs. Muhajir Pendididan

Jasmani, 2004 : 30).

Bermain bola voli merupakan suatu bentuk kegaitan yang dimainkan oleh orang yang

membentuk kelompok yang memerlukan gerak fisik anggota tubuh sebagai alat gerak

permainan.

Menurut Imam Soejoedi (1979:17), permainan Bola voli adalah cabang olahraga

berbentuk memvoli bola di udara hilir mudik di atas jarring atau net, dengan maksud

dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan

dalam bermain. Sejalan dengan pendapat tersebut Aip Syarifuddin dan Muhadi

(1991:183), menyatakan bahwa Bola Voli adalah suatu bentuk permainan dengan

memukul bola langsung atau pukulan langsung di udara sebelum jatuh ke tanah. Dan

dalam buku peraturan permaina bola voli internasional tahun 1997, permainan bola voli

adalah olahraga beregu, dimainkan dua regu di setiap lapangan dengan dipisahkan oleh

net.

Tujuan dari pertandingan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh

(29)

menyentuh dalam lapangan sendiri. Regu dapat memainkan 3 kali pantulan untuk

mengembalikan bola itu (kecuali dalam perkenaan block).

K. Proses Pembelajaran Ketrampilan Gerak Dasar Passing Bawah Dalam Bermain Bola Voli

1. Tahap Persiapan

- Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lutut direndahkan

hingga berat badan tertumpu pada ujung kaki bagian depan

- Rapatkan dan luruskan lengan di depan badan hingga kedua ibu jari sejajar.

- Pandangan kea rah datangnya bola

2. Tahap gerakan

- Dorongan kedua lengan kea rah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan

pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai

- Usahakan arah datangnya bola tepat ditengah-tengah badan

- Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai pergelangan tangan

3. Akhir gerakan

- Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus

- Tumit terangkat dari lantai

- Pandangan mengikuti arah gerakan bola.

L. Kerangka Pikir

Pembelajaran dengan model pembelajaran bola yang digantung, bola yang dipegang

(30)

dlambugkan dan jarak 1 sampai dengan 2 meter, di dalam pelaksanaan akan memberikan

stimulus atau rangsangan yang kuat. Dengan model pembelajaran tersebut akan

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa mampu menggunakan

inderanya secara maksimal dalam mempelajari , melatihh, dan menguasai ketrampilan

gerak dasar passing bawah bermain bola voli.

M. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “ Jika pembelajaran dengan model

pembelajaran bola yang digantung, bola yang dipegang teman, setelah itu melambungkan

sendiri melakukan passing bawah dan bola yang dilambungkan teman dari jarak 1 sampai

dengan 2 meter maka hasil belajar ketrampilan gerak dasar passing bawah bermain bola

voli siswa kelas V SD Negeri 1 Siliwangi Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu

(31)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau disebut juga dengan Class Room Action Research Menurut Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian

tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

kelasnya.Menurut Wardani (2000:14), Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Depdikbud (2003:3) menjelaskan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar,

dengan penekanan pada penyempuranaan atau peningkatan proses dan hasil

pembelajaran.

Penelitian Tindaka Kelas (PTK) bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan

dilakukan secata bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh

karena itu, dalam Penelitian Tindakan Kelas dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan oleh guru sendiri sehingga

akan mendapatkan umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini selalu

dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Kasbolah Kasihani E. S (2000:9)Menjelaskan tujuan Penelitian tindakan Kelas sebagai

berikut :

(32)

merupakan salah satu cara strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks dan/atau dalam peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan, dalam masyarakat yang cepat berubah. Tujuan utama penelitian tindakan kelas demi perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani kegiatan pembelajaran dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan. Merfleksi adalah melakukan analisis-sintesis-interprestasi-eksplanasi dan berkesimpulan. Kemudian mencobakan alternative tindakan dan dievaluasi efektifitasnya. Ini merupakan satu daur tindakan. 2.). tujuan tindakan penelitian kelas adalah mengembangkan kemampuan-ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan actual pembelajaran dikelasnya dan/atau disekolahnya sendiri. 3.). tujuan penyerta penelitian tindakan kelas adalah dapat ditumbuhkannya budaya meneliti dikalangan guru dan pendidik.

Dalam Kasbolah Kasihani E. S (2000:10), menjelaskan manfaat penelitian tindakan kelas

sebagai berikut :

1.). dengan tumbuhnya budaya meneliti pada guru dari dilaksanakannya penelitian tindakan kelas yang berkesinambungan, berarti kalangan guru makin diberdayakan mengambil prakarsa profesional yang semakin mandiri, peray diri dan semakin berani mengambil resiko dalam melakukan hal-hal yang baru (inovasi) yang patut diduga akan memberikan perbaikan seraat peningkatan. 2.). pengalaman dalam penelitian tindakan kelas akan menjadikan guru lebih berani menyusun sendiri kurikulum dari bawah dan menjadikan guru bersifat lebih mandiri.

B. Rencana Penelitian

Pada penelitian ini penulis merencanakan pelaksanaan penelitian sampai tiga siklus (6

kali pertemuan) dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan.

Dalm pelaksanaannya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut siklus penelitian

sebelumnya. Penelitian Tindakan

Kelas ini mencakup tahap Planing (Rencana), Action (Tindakan), Observation

(Observasi) dan Reflektive (Refleksi).

Yang dimaksud dari penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah

(33)

Gambar 3. Siklus Tindakan Kelas Depdikbud (1999)

Keterangan Gambar :

 Perencanaan (Planning)

Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,

oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

 Tindakan

Tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yang

mengenakan tindakan dikelas

 Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu

tindakan

 Refleksi

Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan

 Perbaikan Rencana

Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak

sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

C.Tempat dan Waktu Pelasknaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Siliwangi Pringsewu Tahun Pelajaran

(34)

D.Pelaksanaan Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan 3 kali pertemuan (3 kali tatap muka),

setiap pertemuan memerlukan waktu 2 x 35 menit.

1. Kegiatan awal

Pertemuan dengan subyek penelitian yaitu dengan memberikan pengarahan tentang

remedial dalam pembelajaran gerak dasar passing bawah dimana:

1) Pembelajaran akan dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan

2) Setiap siswa akan dievaluasi dengan menggunakan alat perekam alat data visual

3) Menyiapkan alat observasi sebagai pemantau dan perekam data.

a. Dalam pelaksanaan PTK ini direkam dengan menggunakan Handycam dan

kamera untuk keperluan evaluasi.

b. Menyiapkan instrument penilaian (kertas) yang berisikan keterangan yang berupa

tulisan tanpa gambar yang berisikan tahapan gerak dasar passing bawah bermain

bola voli.

c. Menyiapkan lembar evaluasi sebagai hasil pantauan yang nantinya akan

didiskusikan dengan dosen pembimbing yang akan digunakan sebagai dasar

untuk menentukan tindak lanjut kegiatan.

2. Persiapan

a. Membuat skenario pembelajaran yang berisikan bentuk-bentuk kegiatan yang

dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah

direncanakan.

b. Mempersiapkan peralatan, yang bola voli yang terbuat dari karet, tali tambang,

dan tali jaring bola.

(35)

Jika semua tindakan persiapan telah selesai, maka skenario tindakan perbaikan yang

telah direncanakan dilaksanakan. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan ini

merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK. Implementasinya dapat dilakukan

dengan cara memberikan pengarahan kepada siswa, memberikan pengarahan apa

yang akan dilakukan oleh subjek nantinya, mengamati situasi kelas saat proses

pembelajaran berlangsung dan mencatat setiap hasil pembelajaran untuk refleksi

siklus berikutnya.

4. Pengelolaan dan pengendalian

Pengelolaan dan pengendalian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pengorganisasian waktu, rencana, prasarana dan sarana pendukung PTK ini pada

setiap siklus.

b. Peneliti mencatat seluruh peristiwa yang terjadi saat berlangsungnya prosedur

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sebagai bahan perbaikan untuk dianalisis

menjadi hasil PTK.

5. Prosedur pembelajaran dan cara tindakan

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana penerapan penggunaan

alat pembelajaran dengan memperhatikan point-point yang akan dievaluasi (dinilai)

yaitu tahap persiapan, gerakan, dan akhir gerakan.

Pada siklus pertama proses pembelajarannya menggunakan alat bantu pembelajaran,

yaitu dengan model pembelajaran bola yang digantung untuk membantu melatih

gerak dasar passing bawah. Siswa dituntut dapat menggunakan kemampuan

psikomotornya untuk mempelajari apa yang diberikan oleh guru (penulis), kemudian

diterapkan dalam praktek di lapangan bola voli. Berdasarkan hasil evaluasi, siswa

masih mengalami kesulitan dalam melakukan gerak dasar passing bawah pada tahap

(36)

Pada siklus kedua proses pembelajaran merupakan tindak lanjut dari proses

pembelajaran dengan model siklus pertama. Pada siklus ini siswa diberikan

pembelajaran dengan model pembelajaran bola dipegang teman, setelah gerak dasar

passing bawah untuk dipelajari dan dilatih. Setelah melakukan gerak dasar tersebut

siswa memeriksa apakah gerakan yang dilakuakn sudah benar. Berdasarkan hasil

evaluasi, terjadi peningkatan hasil belajar yang positip dimana siswa mampu

melakukan gerak dasar passing bawah pada tahap persiapan, gerakan dan akhir

gerakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) di setiap siklusnya. Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian gerak

dasar passing bawah dalam bermain Bola Voli, yang terdiri dari : 1) Tahap persiapan, 2)

Tahap gerakan, dan 3) Akhir gerakan. (Roji, 2004:15). Setiap siswa diwajibkan

melakukan gerak dasar passing bawah dengan bola yang dilambungkan oleh

peneliti/guru.

Penelitian kualitas gerak dasar passing bawah terdiri dari:

1. Kurang

2. Cukup

(37)

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis

melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut:

= 100%

(Subagio 1991 :107 dalam Surisman 1997)

Keterangan:

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar

n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Untuk melihat keefektifan hasil tindakan pada PTk ini digunakan perhitungan yang

dikemukakan oleh Goodwin dan Coates dalam Surisman (1997) dengan rumus sebagai

berikut:

= − 100%

Keterangan:

E : efektivitas gerak passing bawah

: Rerata nilai akhir siklus ketiga

: Rerata tes awal atau tes sebelum tindakan

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan

efektif.

G. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan

(38)

mencakup pengumpulan bukti yang menunjukan pencapaian belajar peserta didik.

Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan

karakteristik seseorang atau sesuatu. (Griffin & Nix, 1991)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria ketuntasan minimal adalah:

a. Tingkat Kompleksitas

Kesulitan atau kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi

yang harus dicapai peserta didik.

b. Kemampuan Sumber Daya Pendukung

 Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang

harus dicapai peserta didik.

 Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah. c. Tingkat Kemampuan (Intake) Rata-Rata Peserta Didik

Penetapan Intake di kelas dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan

peserta didik baru.

H. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah

Proses pembelajaran keterampilan gerak dasar passing bawah melalui siklus sebagai

berikut:

Tes Awal :

Siswa melakukan keterampilan gerak dasar passing bawah dengan bola yang

dilambungkan sendiri selama 1 menit dengan ketinggian satu setengah meter melewati

(39)

Siklus Pertama

Rencana:

- Menyiapkan RPP pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan

meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang dilaksanakan untuk 2 kali

pertemuan.

- Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar passing

bawah yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan.

- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjaskes bermain bola voli, 15

orang, Putra 8 orang dan Putri 7 orang.

- Membariskan siswa menjadi empat ber-sab Laki Perempuan sendiri.

- Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi

untuk mengikuti pembelajaran.

- Pemanasan secara umum

- Menyiapkan handycam atau kamera

- Menyiapkan 10 bola untuk pembelajaran.

- Menyiapkan metode pembelajaran berupa bola yang digantung menggunakan tali

dengan ukuran sesuai dengan pinggang setiap masing-masing siswa, yang tinggi

rendahnya siswa yang melakukan yaitu diatas lutut.

Tindakan:

- Siswa dibariskan menjadi sepuluh banjar kesamping, dan siswa yang lain

menyesuaikan di belakangnya. Masing-masing anak menghadap kepada satu bola

yang telah digantung sebanyak 10 buah bola.

- Setiap satu bola siswa melakukan passing bawah menggunakan bola yang digantung.

(40)

untuk 4 orang, kemudian siswa memvoli bola, dilakukan sebanyak 5 set, dengan tiap

set selama 5 menit istirahat 3 menit dilanjutkan lagi ke set berikutnya dan selingi oleh

pergantian temannya.

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan dan memperbaiki

gerakan-gerakan yang masih salah.

Observasi

- Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan,

dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan handycam

dan kamera, dan mendapatkan kesimpulan.

- Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar passing bawah gerakan

tangan kurang lurus sejajar dengan bahu dan gerakan kaki kurang jongkok sehingga

gerakannya kurang sempurna.

- Jumlah testor ada 1 orang yang mengoperasi handycam 1 orang dan 1 orang sebagai

pembantu. Hal ini diharapkan untuk menjaga objektifitas penilaian dalam

pengambilan nilai.

Refleksi

- Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

- Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar passing bawah gerakan

tangan kurang lurus sejajar dengan bahu dan gerakan kaki kurang jongkok sehingga

gerakannya tidak sempurna sehingga pada siklus ke 2 gerakan tangan kurang lurus

sejajar dengan bahu dan gerakan kaki kurang jongkok sehingga gerakannya kurang

sempurna dibenarkjan dibetulkan dan diberi bola yang dipegang teman terlebih

dahulu setelah itu melambung sendiri melakukan gerak dasar passing bawah.

(41)

Siklus Kedua

Rencana:

Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang berisi

kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang

dilaksanakan untuk 2 kali pertemuan.

- Menyiapkan instrument penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar passing

bawah yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan.

- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjaskes bermain bola voli.

- Membariskan siswa menjadi empat ber-sab Laki Perempuan sendiri.

- Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi

untuk mengikuti pembelajaran.

- Pemanasan secara umum.

- Menyiapkan 1 buah alat handycam dan kamera.

- Menyiapkan 10 bola untuk pembelajaran

Tindakan:

- Siswa dibariskan menjadi sepuluh banjar ke samping, dan siswa yang lain

menyesuaikan di belakangnya. Masing-masing berpasangan dengan satu bola yang

telah dipegang temannya.

- Siswa melakukan gerak dasar passing bawah berpasangan menggunakan bola yang

dipegang temannya secara bergantian. Setelah itu benar gerakannya orang yang

memegang bola mundur 1 meter lalu dia melakukan passing bawah 10 kali

bergantian yang memegang bola tadi menjadi yang passing bawah dilakukan yang

pertama kali sebanyak 10 kali dilakukan sebanyak 5 set dengan tiap set selama 5

(42)

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan dan memperbaiki

gerakan-gerakan yang masih salah.

Observasi

- Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu penggulangan,

dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus kedua dengan menggunakan handycam

dan kamera, dan mendapatkan kesimpulan.

- Pada obsevasi kaki, tangan dusah benar sehingga sudah mencapai.

- Jumlah testor ada 1 orang yang mengoperasi handycam 1 orang dan 1 orang sebagai

pembantu. Hal ini diharapkan untuk menjaga objektifitas penilaian dalam

pengambilan nilai.

Refleksi

- Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.

- Pada observasi kaki, tangan sudah benar, maka tidak perlu didiskusikan rencana

tindakan pada siklus ketiga.

Siklus Ketiga

Rencana:

- Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan

meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang dilaksanakan untuk 2 kali

pertemuan.

- Menyiapkan instrument penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar passing

bawah yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan.

- Menyiapkan 2 buah handycam dan kamera.

(43)

Tindakan:

- Siswa melakukan gerak dasar passing bawah berpasangan menggunakan bola yang

dilempar temannya dari jarak 1 sampai dengan 2 meter, dilakukan sebanyak 5 set

dengan tiap set selama 5 menit dan selingi oleh pergantian temannya.

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikan da memperbaiki

gerakan- gerakan yang masih salah.

Observasi:

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan, dievaluasi

dari hasil tindakan pada siklus ketiga dengan menggunakan handycam dan kamera, dan

mendapatkan kesimpulan.

Tes Akhir:

Siswa melakukan keterampilan gerak dasar passing bawah dengan bola yang dilempar /

(44)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dalam hasil penelitian, maka dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas sebagai berikut: 1. Hasil penelitian tingkat efektifitas pembelajaran ketrampilan gerak dasar passing

bawah bola voli meningkatkan melalui modifikasi alat yaitu bola voli sesungguhnya dimodifikasi dengan bola plastik. Hasil penelitian meningkat diperoleh dengan tingkat efektifitas 38,99 % ketuntasan belajar 4 siswa dari 15 siswa dengan prosentasi 26,67 %

2. Hasil penelitian tingkat efektifitas pembelajaran ketrampilan gerak dasar passing bawah bola voli dapat meningkat melalui modifikasi alat yaitu tinggi net direndahkan dari standarnya. Hasil penelitian meningkat diperoleh dengan tingkat efektifitas 39,79 % ketuntasan belajar 3 siswa dari 11 siswa dengan prosentase 27,27 %.

3. Hasil penelitian tingkat efektifitas pembelajaran ketrampilan gerak dasar passing bawah bola voli meningkat melalui modifikasi alat yaitu membuat proses

pembelajaran yang menyenangkan. Hasil penelitian meningkat diperoleh dengan tingkat efektifitas 58,02 % ketuntasan belajar 6 siswa dari 8 siswa dengan prosentasi 75,00 %.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca yang akan menerapkan proses

(45)

1. Siswa siswi SD Negeri 1 Siliwangi Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu agar selalu berupaya meningkatkan kemampuan ketrampilan psikomotoriknya melalui berbagai pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga ketrampilan psikomotoriknya semakin membaik dan meningkat.

(46)

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SILIWANGI PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

SUPRIYATI Skripsi

Sebagaisalahsatusyaratuntukmencapaigelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program studiPendidikanJasmanidanKesehatan Jurusanilmupendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(47)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Gambar 1. Memukulmukul bola kelantai ... 19

2. Gambar 2. Latihan Service bawahpasangan ... 19

3. Gambar 3. Latihan Service bawah ... 20

4. Gambar 4. Latihan Service daribelakanggarislapangan ... 20

5. Gambar 5. Latihanmelambungkandanmenangkap bola ... 21

6. Gambar 6. Latihan passing atas yang dilambungkan ... 21

7. Gambar 7. Latihan passing atassambilduduk ... 22

8. Gambar 8. Latihanpassigatasberpasangan ... 22

9. Gambar 9. Latihan passing atasberkelompok ... 23

10.Gambar 10. Latihan passing atasmelalui net ... 23

11.Gambar 11. Bermain bola volipadalapangankecil ... 24

12.Gambar 12. Latihan Passing bawahberpasangan ... 24

13.Gambar 13. Latihan Passing bawahdarisikapduduk ... 25

(48)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. HakikatBelajarMengajar ... 7

B. HakikatPembelajaran ... 8

C. StrategiPembelajaran ... 9

D. HakekatBelajarGerak ... 10

E. KetrampilanGerakDasar ... 11

F. HakikatKetrampilanGerak ... 12

G. MetodeBelajarMengajar ... 14

H. PendekatanMengajar Bola Voli ... 15

I. Fasilitas Media Pembelajaran ... 29

J. Bermain Bola Voli ... 31

K. Proses Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli ... 33

L. KerangkaPikir ... 33

G. PenentuanKriteriaKetuntasan Minimal ... 43

(49)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian ... 50

1. AnalisisHasilSiklus I ... 50

2. AnalisisHasilSiklus II ... 51

3. AnalisisHasilSiklus III ... 52

4. Analisisefektifsetiapsiklus ... 53

B. Pembahasan a. Siklus I ... 57

b. Siklus II ... 58

c. Siklus III... 59

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

VI. DAFTAR PUSTAKA

(50)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1. DeskripsiHasilPenelitianTindakanKelas (PTK) PembelajaranGerakDasar

Passing Bawah Bola Voli ... 50

2. Tabel 2. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranKetrampilanGerakDasar Passing

Bawah Bola VoliSiklus I... 51

3. Tabel 3. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranKetrampilanGerakDasar Passing

Bawah Bola VoliSiklus II ... 52

4. Tabel 4. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranKetrampilanGerakDasar Passing

Bawah Bola VoliSiklus III ... 52

5. Tabel 5. HasilKetuntasanPembelajaranKetrampilanGerakDasar Passing Bawah Bola

VoliModifikasiAlatSecaraNyataMeningkatkanSetiapSiklus ... 53

(51)

DARTAR PUSTAKA

Anonimus. 2008. Format PenulisanKaryaIlmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto. DKK. 2006. PenelitianTindakanKelas. PT. BumiAksara. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, dkk.2008. Evaluasi Program Pendidikan. PT. BumiAksara. Jakarta.

BalaiPustaka. 2001. PedomanUmumEjaanBahasa Indonesia Yang Disempurnakan. PT.

(Persero) PenerbitandanPercetakan: Jakarta.

Barbara L. Viera, Ms. Bonnie Jill Fergunsson. Bola volley Tingkat Pemula. PT. Gramedia.

Jakarta.

Hussein, Sudirman. 2008. FalsafahPendidikanJasmani. Seminar

LokakaryaPenjasdanOlahraga. Bandar Lampung.

LutanRuslidanAusSuherman. (2000). PerencanaanPembelajaranPenjaskes, Depdikbud,

Jakarta.

Nurhasan. 2000. TesdanPengukuran. Jakarta: Kurunika.

Pamungkas. 1999. PedomanEjaanBahasa Indonesia yang Disempurnakan. EYD.

Surabaya: Giri Surya.

Riduwan, (2005) BelajarMudahOenelitianUntuk Guru-Karyawan Dan PenelitiPemuda.

Subagio DKK. 2004. PerencanaanPembelajaranPendidikanJasmanidanKesehatan.

Materipokok, Universitas Terbuka.

Sudjana. 2006. MetodeStatistika. Bandung: Tarsito.

Surisman. 2010. EvaluasiPenjas I. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Surisman. 2007. PenilaianHasilPembelajaran. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Unila. 2008. PedomanPenulisanKaryaIlmiahUniversitas Lampung. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

(52)
(53)

JudulSkripsi

NamaMahasiswa

NomorPokokMahasiswa

Program Studi : PendidikanJasmanidanKesehatan

Jurusan

Fakultas

KetuaJurusanIlmuPendidikan

Drs. BaharudinRisyak, M.Pd

NIP. 1951105071981031002

: PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK

DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SILIWANGI

PRINGSEWUTAHUN AJARAN 2011/2012

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA

SILIWANGI PRINGSEWUTAHUN AJARAN 2011/2012

Drs. Herman Tarigan, M.Pd

(54)

1. Tim Penguji

Penguji

Penguji

BukanPembimbing

2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Dr. Hj. Bujang Rahman. M.Si.

NIP 196003151985031003

Tanggal Lulus Ujian : ………

: Drs. Herman Tarigan, M.Pd

: Drs. Wiyono, M.Pd

DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Bujang Rahman. M.Si.

NIP 196003151985031003

(55)

MOTTO

Di tengahkesulitandankesukaranterletakkesempatan. Sesalimasalalu

Karenaadakekecewaandankesalahan. Tetapijadilahpenyesalanitu

Sebagaipengalamanuntukmasadepan agar tidakterjadikesalahan

Sebelumberbuat, lihatlahterlebihdahuludariberbagaisegidan

Pertanggungjawabkanperbuatanmudenganapa yang kamuperbuat

(56)

PERSEMBAHAN

Karyasederhanainisangan special kupersembahkanuntuk :

Allah SWT sang penciptaalamsemestauntukhidupdantalenta yang telahdiberikan

Suami yang amatsayasayangidankucintai

Anak-anaku yang selalumemberikankeceriaan

(57)

RIWAYAT HIDUP

PenulisbernamaSupriyatidilahirkan di Bandungbaru, 15 Maret 1965

KecamatanAdiluwihKabupatenPringsewu, Provinsi Lampung. Dari

pasanganBapakYasirdanIbuTukini, danmerupakananakke (tiga)

darienambersaudara.

Pendidikan yang pertamaditempuhadalahSekolahDasar (SD) Negeri1

BandungbaruKecamatanAdiluwihKabupatenPringsewu.Padatahun 1977tamat.

SekolahMenengahPertama (SMP) Swasta di

BandungbaruKecamatanAdiluwihKabupatenPringsewu.Tahun1981tamat. Sekolah Guru

Olahraga (SGO)Pringsewudiselesaikanpadatahun 1984. Padatahun 1999 penulismelanjutkan

di Pendidikan UT Bandar Lampung. Selesaipadatahun 2001.

Demikianriwayathiduppenulissampaikandanmudah-mudahanpenulisdapatmenjadi orang yang

(58)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puju syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah dan Maha

Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini meskipun jauh dari kesempurnaan. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi SI penjaskes pada jurusan

Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Dalam penulisan skripsi ini berjudul “ Peningkatan Pembelajaran Gerak Dasar Passing

Bawah Bola Voli Dengan Menggunakan Alat Yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas V SD

Negeri 1 Siliwangi Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012”. Penulis banyak memperoleh

bantuan dari berbagai pihak terutama kepada bapak Drs. Herman Tarigan, M. Pd. Selaku

pembimbing utama, dan bapak Drs. Rahmat Hermawan, M. Kes Selaku pembahas. Atas

bimbingan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini penulis mengucapkan

terimakasih.

Di samping itu pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih yang tak

terhingga kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

(59)

3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan dan Selaku Pembahas yang penuh kesabaran dan pengertian selama

penulisan penyusunan skripsi ini

4. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd selaku Pembimbing I yang dengan tekun dan

sabar dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Ibu Dosen Penjaskes yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan semasa

penulis menyelesaikan perkuliahan

6. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan, yang selalu memotivasi dan

membantu dalam penyelesaian dalam skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya

dan penulis pada khususnya

Wassalamualaikum Wr. Wb

Siliwangi, Desember 2011 Penulis

Gambar

Gambar 2. Latihan Servis bawah pasangan
Gambar 3. Latihan Servis Bawah
Gambar 6. Latihan passing atas yang dilambungkan
Gambar 8. Latihan Passing atas berpasangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran gerak dasar Passing bawah dengan menggunakan alat bantu modifikasi berupa bangku, tali plastik dan bola plastik

Bawah Bola Voli Dengan Pendekatan Variasi Bentuk Latihan Passing Bawah Bola Voli Berpasangan Usia 16-19 Tahun Pada Atlet Puteri Klub Bola Voli Bina Puteri Medan

“ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola voli Melalui Variasi Pembelajaran Dan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Batang Natal Tahun

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan disimpulkan bahwa pembelajaran passing bawah bola voli media bola karet dapat meningkatkan kemampuan hasil

a) Latihan gerak dasar passing bawah dalam permainan bola voli, melalui pembelajaran kooperatif yang sudah dirancang dan. Selanjutnya untuk dilaksanakan. b) Pada

Pembelajaran passing bawah dengan menggunakan modifikasi alat di SDN Pakapsan Hilir kelas V Kecamatan Hantara ternyata memberikan pengaruh terhadap hasil pembelajaran passing

a) Latihan gerak dasar passing bawah dalam permainan bola voli, melalui pembelajaran kooperatif yang sudah dirancang dan. Selanjutnya untuk dilaksanakan. b) Pada

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua disimpulkan bahwa pembelajaran passing bawah bola voli menggunakan pendekatan media bola karet