I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa maupun mahasiswa untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan gerak dasar serta meningkatkan kesadaran berolahraga dan kebiasaan hidup sehat. Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak keterampilan gerak tertentu misalnya dalam mempelajari gerak dalam olahraga siswa berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari, kemudian mewujudkan gerakan tubuh secara keseluruhan. Pendidikan Jasmani yang diberikan disekolah merupakan landasan dasar yang diharapkan dapat menunjang prestasi olahraga nasional, karena sekolah adalah tempat persemaian yang strategis untuk pertumbuhan bibit-bibit olahraga. Dalam pendidikan jasmani, untuk memperoleh prestasi yang baik perlu diajarkan gerakan yang benar dengan menggunakan metode yang tepat.
Pendidikan olahraga adalah proses pendidikan yang diarahkan pada
dalam olahraga sehingga anak-anak muda mampu berpartisipasi dan
menikmati kegiatan olahraga. Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga yang populer dan banyak diminati oleh pelajar Indonesia dari semua golongan. Hal ini dapat dilihat dari animo pelajar sebagai pelaku maupun penonton dalam setiap pertandingan bolavoli baik dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi atau dan tingkat daerah, nasional sampai ke tingkat internasional.
Bola voli merupakan permainan yang banyak diminati oleh siswa, hal ini hampir setiap, sekolah memiliki perlengkapan bola voli seperti lapangan bola voli, bola voli, dan net meskipun jumlahnya terbatas. Permainan bola voli mudah dimainkan oleh siswa putra maupun putri serta tidak membahayakan bagi anak didik maupun lingkungan sekitar serta memiliki unsur kesenangan kerja sama dan kegembiraan dalam bermain.
Salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli adalah passing bawah Passing Bawah merupakan sajian cara bermain bola voli yaitu dengan mengoperkan bola kepada teman sendiri dengan teknik tertentu sebagai langkah awal dalam menyusun pola serangan kepada regu lawan.
Proses pembelajaran bola voli, khususnya passing bawah bola voli pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten
tersebut terlihat secara langsung dari pengamatan pada waktu proses belajar mengajar pendidikan jasmani.
Berdasarkan kendala-kendala di atas kiranya sangat diperlukan berbagai usaha dari guru pendidikan jasmani untuk menekan sekecil mungkin hambatan dan kendala-kendala yang ada atau juga dapat mengantisipasi kendala yang diperkirakan akan muncul dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani khususnya pengajaran bola voli, sehingga tujuan pengajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya bola yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar passing bawah Bola voli Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya
Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.
2. Kurang efektifnya pembelajaran Penjaskes keterampilan gerak dasar passing bawah Bola voli Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.
4. Pembelajaran kurang bervariasi dalam keterampilan gerak dasar passing bawah Bola voli Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.
C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi masalah dan permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah dengan memodifikasi alas pembelajaran gerak dasar passing bawah bola voli dapat meningkatkan passing atas bola voli pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2012?”
D. Pembatasan Masalah.
Berdasarkan rumusan masalah di atas agar masalah peneliti ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah bagaimana upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas
bolavoli pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu,
E. Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk memperbaiki proses belajar gerak dasar bola voli khususnya
b. Untuk meningkatkan kemampuan keterampilan gerak dasar passing atas bola voli pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 30 siswa.
F. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Peneliti
Dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian dalam mengajar kemampuan gerak dasar passing bawah.
2. Siswa
Sebagai bahan upaya meningkatkan kemampuan belajar gerak dasar passing bawah.
3. Guru Penjas
Sebagai koreksi dalam mempercepat proses belajar gerak dasar passing bawah di Sekolah Dasar
4. Mahasiswa
Sebagai bahan perpustakaan dalam penulisan tugas-tugas, terutama mata kuliah bola voli.
5. Program Studi Penjaskes FKIP Unila
G. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
Obyek penelitian : Memberikan upaya peningkatan keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli.
Subyek peneliti : Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu
Tempat Penelitian : SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu
H. Penjelasan Judul.
Beberapa istilah istilah dari judul menurut para ahli
1. Efektivitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisinya adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih banyak tercapai.
dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. (Oemar Hamalik, 2011:57)
3. Gerak dasar dalam permainan bola voli adalah keterampilan gerak yang dilakukan dalam kegiatan bermain bola voli baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan
manipulatif. Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah “Gerak yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”.
4. Passing bawah adalah salah satu bentuk latihan dasar permainan bola voli, hal ini penting karena passing bawah tersebut sangat efektif untuk
memberikan umpan dalam melakukan berbagai macam bentuk serangan. ( Yunus, 1992: 101 )
5. Modifikasi Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar Dan Pembelajaran. 1. Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi
pada diri seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan
dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Dimana perbuatan itu dapat
mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah ke yang lebih buruk.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman, Oemar Hamalik (2008:36). Belajar adalah merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan
kelakuan.
Menurut Roestiyah (1998:8) mengatakan bahwa belajar adalah suatu
proses aktifitas yang dapat membawa perubahan pada individu “Menurut
pendapat tradisional belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan ilmu
Menurut Pidarta (1997:197) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan
perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil
perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa mengatakan pada
pengetahuan lain serta mengkomunikasikan kepada orang lain.
Sedangkan menurut Rusyan (1989:9) Mengungkapkan bahwa “belajar itu
selalu menunjukkan suatu proses perubahan prilaku atau peribadi
seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu”.
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru memegang peranan penting,
yaitu memberikan bantuan kepada siswa berupa pengetahuan dan
keterampilan. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya
pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru itu mengajarkan
pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya. Dengan bantuan guru
diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang
diberikan.
Dalam menguasai teori belajar, seorang guru juga perlu mengetahui teori
belajar sehingga dapat menjelaskan bagaimana seharusnya siswa belajar.
Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan
berbagai pengalaman tentang ilmu pengetahuan. Belajar juga sebuah
proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu
berupa penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai
hasil dari latihan dan pengalaman belajar.
Dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Faktor tersebut dapat
digolongkan dalam 2 bagian yaitu :
a. Faktor Individual ( internal ) adalah faktor yang timbul dari dalam diri
individu atau siswa misalnya : kemampuan, bakat, minas, kebiasaan,
motivasi, kesehatan dan lain-lain.
b. Faktor sosial ( eksternal ) adalah faktor yang timbul dari luar diri
individu misalnya : lingkungan sekolah meliputi cara mengajar guru,
materi pelajaran, perlengkapan belajar, situasi lapangan dan lain-lain.
Hal tersebut diatas dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.
Karena prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam diri (internal)
maupun dari luar diri (eksternal) individu.
Hasil belajar merupakan perubahan penguasaan kemampuan teori maupun
praktek yang relatif permanen (melekat) antara sebelum menerima proses
pembelajaran dengan setelah proses pembelajaran berakhir.
2. Strategi Pembelajaran
Startegi pembelajaran bola voli menuntut kesadaran dan kerelaan serta
kemauan para murid agar dapat menempa pengalaman gerak sebanyak
Menurut Joni dalam Anitah (2009:25) Strategi adalah ilmu atau kiat dalam
memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan yang dapat dikerahkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Hamalik (2008:57), mengatakan bahwa pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang seeting
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, manusia
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainya,
misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papa) tulis,
dan alat tulisnya, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas
dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas dan lapangan. Prosedur
meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar,
ujian, dan sebagainya.
Menurut Udin (2008:18) pembelajaran adalah upaya sistematis sistemik
untuk memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas proses
belajar pada peserta didik.
Menurut Dimyati dan Soedjono dalam Anitah (2009:25) mengemukakan
bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan
mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen
pembentukan sistem pembelajaran.
Menurut Yusufhadi (2004:503) Strategi pembelajaran adalah pendekatan
pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum
pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori
belajar tertentu. Misalnya, strategi untuk meningkatkan minat dan
kemampuan membaca dan menulis. Strategi ini harus di intregasi kedalam
setiap mats pelajaran/ kuliah, meskipun mungkin ada bimbingan khusus
untuk itu.
Proses pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk
mencapai tujuan yang diharapkan yang berkaitan dengan proses
pembelajaran.
Pengertian yang mantap dalam hakikat dan defenisi pembelajaran
merupakan bantuan yang sangat berguna bagi pengajaran pendidikan
jasmani. Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran adalah proses
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk siswa
belajar secara aktif yang menekankan pada pengertian sumber belajar.
Proses pembelajaran merupakan, suatu usaha yang amat strategis untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Begitu juga dengan proses belajar
mengajar sendiri merupakan hubungan timbal batik antar peserta didik dan
pendidik juga antar sesama peserta didik. Sehingga terasa sekali bahwa
proses pembelajaran bukan sekedar penyampaian pecan berupa materi
pembelajaran saja tetapi menanamkan sikap dan nilai pada diri peserta
B. Efektivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah
sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur,
membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan,
dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan
instruksional khusus yang telah dicanangkan. Metode pembelajaran dikatakan
efektif jika tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih banyak
tercapai.
Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai
tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005) mengemukakan bahwa pembelajaran
efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat
belajar dengan mudah.
Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sesuai pula dengan
rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau
berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk
memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif
Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan
dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran.
Kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada :
a. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila
sekurang-kurangnya 75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 60 dalam,
b. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa
apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah
pembelajaran (gain yang signifikan).
c. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat
dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi
untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta
siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan.
C. Belajar Gerak.
Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu
ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan SSP (Sistem Syaraf Pusat), otak,
dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses
belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang
gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan
menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga
memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.
Gerak dasar dalam permainan bola voli adalah keterampilan gerak yang
dilakukan dalam kegiatan bermain bola voli baik yang berkaitan dengan
aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulatif.
Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah "gerak yang digunakan
untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan mernainkan suatu proyek
baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh
yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi kaki,
mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.
Cholik (2004:1) mengatakan bahwa belajar keterampilan dan kemampuan
motorik merupakan sesuatu yang berkembang secara terns menerus sesuai
dengan tingkat perkembangan. Perilaku motorik adalah tanggapan atau reaksi
anak yang terwujud dalam gerak ( sikap ) badan, dalam Cholik (2004:25).
Ahli lain berpendapat bahwa perilaku adalah fungsi seluruh syaraf dan
dilakukan oleh struktur subkortikal yang terletak didaerah basal otak.
Gerak dasar dalam permainan bola voli adalah keterampilan gerak yang
dilakukan dalam kegiatan bermain bola voli baik yang berkaitan dengan
aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulatif.
Keterampilan itu mencakup gerakan melompat ke arah tegak, terutama dengan
bertumpu pada kedua kaki, dan keterampilan berjalan atau berlari beberapa
langkah untuk mengambil posisi yang baik agar bola dapat dimainkan dengan
baik sesuai dengan tujuan yang dikehendaki oleh pemain.
D. Alat Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah "yang
dipakai untuk menger akan sesuatu". Alat merupakan bagian dari fasilitas
alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang
materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran
merupakan upaya seorang guru untuk merubah alat pembelajaran yang
sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk
meningkatkan pembelajaran kemudian memperoleh basil yang lebih baik dan
dicapai dengan sebaik-baiknya.
E. Keterampilan Gerak Dasar
Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan
dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak
yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998)
membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor,
(2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.
Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah "gerak yang digunakan
untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling". Gerak
non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh
dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong
dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan memainkan
suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau
bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi
Setelah kemampuan gerak dasar dikuasai, dapat dilanjutkan ke tahap
kemampuan yang lebih spesifik dengan terlebih dahulu mengoreksi
kekurangan pada kemampuan sebelunya, berikutnya mengulangi gerakan,
dimaksudkan agar gerakannya lebih otomatis. Keterampilan gerak dasar perlu
merancang proses pembelajaran yang lebih menarik sehingga siswa akan lebih
tertarik dan serius mempelajari gerak dasar passing bawah bola voli.
F. Belajar Motorik
Motorik merupakan kata bentukan dari motor yang berarti gerak. Gerak yang
terjadi atas koordinasi antara aspek jasmani dan rohani. Koordinasi gerak
adalah berupa kemampuan untuk mengatur keserasian gerak bagian-bagian
tubuh. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan kontrol tubuh.
Individu yang koordinasi geraknya baik akan mampu mengendalikan gerak
tubuhnya sesuai dengan kemauannya.
Kemampuan koordinasi gerak, dinilai berdasarkan kemampuan melakukan
gerakan-gerakan keterampilan. Pada masa anak besar kemampuan ini
berkembang dengan baik. Pertumbuhan fisik yang relatif lambat pada masa
tersebut justru menguntung dalam hal peningkatan koordinasi. Masa anak
besar merupakan masa penyempumaan keterampilan melakukan
gerakan-gerakan dasar. Gerak dasar yang sudah mulai dapat dilakukan pada masa anak
kecil, semakin dapat dilakukan dengan baik dan semakin bervariasi lagi pola
geraknya.
Perkembangan koordinasi gerak, tidak terpisahkan dari penguasaan gerak
pertumbuhan dan perkembangan fisik. Pertumbuhan fisik yang semakin
tinggi, dan semakin besar dan semakin berotot, peningkatan penguasaan gerak
dasar dapat diidentifikasi, yang merupakan indikatornya sebagai berikut :
1. Mekanisme tubuh dalam melakukan gerakan makin baik;
2. Kontrol dan kelancaran gerak semakin baik;
3. Pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi, dan
4. Gerakan semakin bertenaga.
Berbagai macam pola gerak yang dapat dilakukan atau dikuasai pada masa
anak besar, dikala memperoleh kesempatan yang cukup untuk
mempraktekkannya adalah dengan kegiatan-kegiatan seperti : berjalan, berlari,
mendaki, memanjat, meloncat, berjengket, mencongklang, mengguling,
lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memukul,
memantul-mantulkan bola, dan berenang.
Pada masa akhir anak besar, pada umumnya gerakan-gerakan tersebut sudah
mampu dilakukan dengan bentuk gerakan menyerupai gerakan orang dewasa.
Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaan gerakan yang kurang
bertenaga.
Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen.
Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu
mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui
proses belajar dan berlatih. Lutan (1998) mengatakan "belajar adalah sebuah
yang lampau". Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses
yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam
reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik
adalah "seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman
yang mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil".
Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut:
a. Tahap kognitif "merupakan tahap awal dalam belajar motorik” alam
tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan
dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara
verbal maupun visual.
b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan
peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku
gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik membutuhkan
semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu
benar atau salah.
c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin tepat
dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut
Girimijoyo dalam priyono mengatakan "Secara psikologi hal ini dapat
diartikan bahwa pada diri peserta didik telah tedadi suatu kondisi refleks
bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek
yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar
Seperti yang dikemukakan di atas, dapat dinyatakan bahwa belajar motorik
mengacu pada perubahan perilaku atau tingkah laku manusia dengan kata
lain objek dari upaya belajar mengajar adalah perilaku yang nampak
bergerak dan terus berlangsung secara berkelanjutan.
G. Modifikasi Alat Pembelajaran
Modifikasi alai bantu pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi
lingkungan pembelajaran. Modifikasi pembelajaran ini dapat diklarifikasikan
berupa peralatan. Pendidik dapat mengurangi atau menambah tingkat
kompleksitas atau kesulitan dengan cara memodifikasi peralatan yang
digunakan misalnya berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya,
panjang-pendeknya peralatan yang digunakan.
Modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi
kelas yang menekankan kepada kegembiraan dan pengayaan perbendaharaan
gerak agar sukses dalam mengembangkan keterampilan.
Di dalam kamus Bahasa Indonesia modifikasi adalah "pengubahan" dan
berasal dari kata "ubah" yang berarti "lain atau beda" mengubah dapat
diartikan dengan "menjadikan lain dari yang sebelumya" sedangkan dari arti
pengubahan adalah "proses, perubahan atau cara mengubah", kemudian
mengubah dapat juga diartikan pembaruan, tidak mengherankan bahwa pada
mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena
mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek
Secara harafiah modifikasi berarti perubahan, dan bila dikaitkan dengan
gerakan maka dapat diartikan adanya perubahan cara melakukan gerak dasar
passing bawah.
"Modifikasi diartikan menganalisis sekaligus mengembangkan materi
pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang
potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajamya", Samsudin
(2006:71).
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran
merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat pembelajaran yang
sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan
dapat dicapai sebaik-baiknya.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bola plastik yang pelasanaanya disetiap siklusnya akan ada
pertambahan bola plastik serta model pembelajaran melingkar, berbaris, dan
berhadapan. Keuntungan dari modifikasi alat adalah hemat biaya, mudah
didapatkannya, mudah dalam, pemakaiannya (praktis) serta memudahkan guru
dalam mengevaluasi gerakan dasar passing bawah.
H. Bermain Bola Voli
Pada dasarnya prinsip permainan bola voli adalah memantulkan bola sebelum
menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak tiga kali memantulkan dalam
dipantulkan itu seberangkan ke lapangan lawan melewati atas jaring net dan
usahakan lawan menerima sesulit mungkin.
Bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing
-masing terdiri dari 6 orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net,
setiap regu hanya bisa memainkan bola, tiga kali pukulan. Di dalam
permainan bola voli banyak sekali teknik – teknik dasar yang harus dikuasai
oleh seorang pemain diantaranya passing atas dan bawah, servis, smes
dan bendungan atau blok. Meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan
permainan bola voli dua lawan dan satu lawan yang lebih mengarah pada
tujuan rekreasi seperti voli pantai yang mudah berkembang akhir-akhir ini.
Tujuan bermain yang berawal dari tujuan yang bersifat rekreatif untuk mengisi
waktu yang luang atau sebagai selingan setelah bekerja, kemudian
berkembang kearah tujuan-tujuan yang lain seperti tujuan mencapai prestasi
yang tinggi meningkatkan prestise diri, mengharumkan nama daerah bangsa
dan negara, selain tujuan-tujuan tersebut banyak orang berolahraga khususnya
bermain bola voli untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran
jasmani/kesehatan.
Bola voli dimainkan oleh 2 regu tiap regu terdiri dari 6 pemain, dan tiap
regunya berusaha melewatkan, bola di atas net bola voli agar jatuh menyentuh
lantai lapangan lawan, kemudian mencegah usaha yang sama dari lawan agar
mendapatkan poin atau angka regu yang pertama mencapai angka 25 adalah
1. Service
Service adalah serangan pertama dalam permainan bola voli atau dengan
kata lain pukulan pertama dalam permainan bola voli atau sentuhan
pertama dengan bola. Mula-mula service ini hanya dianggap sebagai
pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai
permainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu
senjata yang ampuh untuk menyerang. Jadi, teknik dasar ini tak boleh kita
abaikan, dan harus kita latih dengan baik terus-menerus.
Sikap permulaan : ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke
depan daripada kaki kanan dan kedua lutut ditekuk. Tangan kiri
menyangga bola sedang tangan kanan memegang bagian atas bola.
Bola dilambungkan dengan tangan kiri diatas sampai ketinggian kurang
lebih setengan meter diatas, kepala. Tangan kanan segera ditari
kebelakang atas kepala, dengan telapak tangan kanan menghadap kedepan.
Sikap perkenaan : setelah tangan kanan berada diatas belakang kepala dan
bola berada sejangkauan tangan maka segera bola dipukul dengan cara
memukul seperti smash. Setelah bola berhasil dipukul maka bola akan
menjadi top spin selama menjalani lintasan. Sewaktu akan melakukan
servis perhatian harus selalu terpusat kepada bola. Lecutan tangan dan
lengan sangat diperlukan di dalam tannis servis ini dan bila perlu dibantu
dengan gerakan togok kearah depan sehingga bola akan memutar lebih
Gambar : Gerakan servis bawah. (Yunus,1992:73 )
Service yang baik sangat mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan.
Tapi ini lebih menonjol pada pertandingan tingkat tinggi dibandingkan
dengan service pada tingkatan yang lebih rendah.
Jenis service yang paling umum adalah servis lengan bawah, servis lengan
atas, dan jump service.
2. Passing
Yang dimaksud dengan passing di dalam permainan bola voli adalah usaha
ataupun upaya seseorang pemain bola voli dengan cara menggunakan
suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang
dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan
sendiri.
a. Passing Bawah
Passing bawah adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam
suatu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagi langkah awal
menyusun pola serangan kepada regu lawan.
Sikap permulaan: ambil posisi sikap siap normal. Pada saat tangan
akan dikenakan pada bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan
serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus.
Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan pagan pemukul
yang selalu lurus keadaannya.
Sikap, saat perkenaan: pada saat akan mengenakan bola pada bagian
sebelah atas (bagian proximal) daripada pergelangan tangan. Ambillah
terlebih dahulu posisi sedemikian rupa sehingga badan berada dalam
posisi menghadappada bola. Bagian bola berada pada jarak yang tepat
maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus dan difixir tadi dari
arah bawah ke atas depan. Tangan pada saat itu telah
diusahakan tepat pada bagian proximal daripada pergelangan tangan
dan dengan bidang selebar mungkin agar bola dapat melambung secara
stabil. Maksudnya agar bola selama menempuh lintasanya tidak
banyak membuat putaran. Pantulan bola setelah mengenai bagian
proximal daripada pergelangan tangan, akan memantul ke atas depan
dengan lambungan yang cukup tingi dan dengan sudut panful 90°.
Sebagai catatan perlu ditambahkan di sini bahwa bila sudut pantulnya
tidak 90° maka secara teoritis bola akan memantul ke arah lain atau
dikatakan bola tersebut akan diterima luncas. Dengan demikian
bola tidak akan memantul ke arah seperti yang diharapkan.
Sikap akhir: setelah bola berhasil dipass bawah maka segera diikuti
pengambilan Sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat
bergerak lebih cepat untuk menyesesuaikan diri dengan keadaan.
Gambar: gerakan pasing bawah ( Yunus,1992:83 )
b. Passing Atas
Passing atas adalah salah satu bentuk latihan dasar permainan bola
memberikan umpan dalam melakukan berbagai macam bentuk
serangan.
Gambar: gerakan pasing atas ( Yunus,1992:102 )
Sikap permulaan: pemain mengambil sikap, siap normal. Dalam bermain
bola voli sikap, siap normal adalah pengambilan sikap tubuh sedemikian
rupa sehingga memudahkan untuk bergerak kearah yang diinginkan.
Secara keseluruhan tubuh harus dalam keadaan seimbang yang labil.
Setimbang maksudnya agar koordinasi daripada tubuh tetap terkuasai dan
labil maksudnya agar tubuh dapat digerakan ke berbagai arah yang
dikehendaki dalam waktu singkat.
Adapun sikap siap normal itu adalah sebagai berikut: pemain berdiri
dengan salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Dianjurkan bila
tidak kidal kaki kiri berada lebih ke depan dari kaki kanan. Lutut ditekuk
dada. Pada saat akan melakukan passing, maka segeralah menempatkan
diri di bawah bola, dan tangan diangkat ke atas depan kira-kira setinggi
dahi.
Sikap saat perkenaan bola: perkenaan bola pada jari adalah di ruas pertama
dan kedua terutama ruas pertama dari ibu jari. Pada saat jari disentuhkan
pada bola maka jari-jari agak ditegangkan sedikit dan pada, saat itu juga
diikuti gerakan pergelangan lengan ke arah depan atas agak eksplosif.
Sikap akhir: setelah bola berhasil di-pass maka lengan harus lures sebagai
suatu gerakan lanjutan diikuti lengan badan dan langkah kaki ke depan
agar koordinasi tetap tedaga dengan balk. Gerakan tangan, pergelangan,
lengan, dan kaki harus merupakan, suatu gerakan yang harmonis,
sedangkan pandangan ke arah jalanya bola.
Gambar: gerakan pasing atas (Yunus,1992:103)
3. Block
Menang atau kalah pada pertandingan bola voli sesungguhnya tergantung
pada baik tidaknya basic skill atau kemampuan dasar pemain itu sendiri.
pertahanan. Hanya dengan pertahanan yang kuat, pemain dapat
mengimbangi pukulan-pukulan smash lawan. Sesunguhnya, "pertahanan"
juga tergantung pada jenis dan posisi block yang dimainkan. Blok
merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan
lawan.
Sikap permulaan : berdiri dengan kaki sejajar badan menghadap pada
jaring. Kedua tangan berada didepan dada. Untuk awalan tolakan
maka lutut ditekuk agak dalam, togok dengan demikian menjadi condong
kedepan.
Setelah pengan bilan posisi ini kemudian diteruskan dengan
tolakan-tolakan keatas dengan kedua kaki seecara eksplosif dan kuat. Begitu
dengan keseluruhan terangkat keatas maka tangan dijulurkan keatas,
jari-jari membuka dengan maksud agar kedua tangan merupakan satu bidang
yang luas. Lengan dalam keadaan lurus dan condong kedepan.
Sikap saat perkenaan : Setelah melayang diudara maka pada saat
bola dipukul oleh smesher segeralah tangan dihadapkan kepada arah
datangnya bola selanjutnya diharapkan segeralah pula blocker menguasai
bola tersebut. Pada saat perkenaan tangan dengan bola pergelangan tangan
digerakkan secara eksplosif agar tangan dapat menekan bola dari arah atas
depan bawah secara kuat. Jari-jari kedua tangan pada saat perkenaan
ditegangkan agar tangan dan jari dalam keadaan cukup kuat untuk
bila pada saat sebelum dipukul tangan blocker benar-benar dapat
mengerung bola.
Sikap akhir : Setelah bola mengenai tangan maka segeralah tangan ditarik
dan posisi tangan berada pada posisi seperti pada saat persiapan.
Selanjutnya mendarat kembali dengan tumpuan dua kaki dan
lentuk. Setelah itu segeralah blocker mengambil sikap siap seperti pada
siap sikap persiapan.
Jadi, mau tak mau setiap pemain atau regu harus melatih block dengan
tekun, dan teliti, tak tergantung pada tingkatan pemai itu sendiri. Apakah
ia baru termasuk kelas pemula, sedang, ataupun top, semuanya harus
melatih block serajin mungkin kalau ia ingin mampu memenangi dan
mengimbangi semua serangan pihak lawan.
Ada tiga jenis blocking, yaitu: (1) one-man block atau block satu orang,
(2) two-man block atau block dua orang, dan (3) three-man block atau
block tiga orang.
Untuk membentuk block yang baik, pemain harus dapat menaksir jatuhnya
bola. Dengan kata lain, pemain harus dapat meramalkan, kemana kira-kira
lawan kita akan memukul bola. Pemain dengan tipe block dua orang atau
block tiga orang selalu harus menghadap net. Mereka membentuk block
dengan melangkah ke sisi, masing-masing bersedia melakukan take-off
pada saat yang bersamaan. Setiap pemain yang bergerak maju untuk
membentuk block harus berhenti dahulu sebelum ia take-off. Kalau pemain
yang membentuk block itu masih terlalu jauh dari pemimpin block itu
pada waktu take-off dari tempatnya berdiri, dengan kedua lengan
dijulurkan kearah pemimpin block itu sewaktu ia sedang melompat.
Dengan cara begini, akan terbentuk area pertahanan yang luas dan cukup
kuat.
4. Smash atau Spike
Smash adalah bagian terpenting dalam penyerangan ke daerah lawan
selain service sebagai serangan pertama dalam permainan bola voli.
Di sinilah letak seninya bola voli. Seperti para pecandu sepak bola atau
hand ball mendambakan goal-goal yang spektakuler, demikian juga para
pecandu bola voli mendambakan smash-smash yang gemilang.
Kalau pemain hendak memenangkan pertandingan bola voli, maka mau
tidak mau mereka harus menguasai smash. Smash merupakan suatu
Gambar: gerakan smash (Yunus,1992:113)
Seorang pemain yang pandai melakukan smash, atau dengan istilah asing
disebut "smasher", harus memiliki kegesitan dan pandai melompat serta
mempunyai kemampuan memukul bola sekeras mungkin. Pemain yang
memiliki keahlian ini dapat digolongkan pemain penyerang yang baik.
Menurut H, Sarono proses gerak dasar smash dalam bermain bola voli
adalah sebagai berikut :
Sikap permulaan : dapat dimasukkan disini saat-saat pengambilan awalan
sampai dengan saat tolakan ke atas. Mula-mula mengabil sikap siap
normal dengan jarak yang cukup dari jaring (3-4 m). Pada saat akan
mengadakan langkah kedepan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah
kecil di tempat, ini dimaksudkan agar pada saat itu badan telah dalam
batas setibang labil dan pada saatnya untuk bergerak ke depan. Sesudah itu
dilanjutkan dengan langkah ke depan dan agar tetap di jaga di samping
kontinyuitasnya juga terletak bahu kiri yang relatif akan selalu berada
lebih dekat kepada faring daripada bahu kanan. Sekarang sampailah pada
Tolakan harus dilakukan dengan menumpu dengan menumpu terlebih
dahulu dengan kedua kaki dan langkah pada saat menumpu ini tidak boleh
lebar atau pun dengan suatu loncatan.
Setelah menumpu dengan ke dua kaki kemudian segera diikuti dengan
gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam
kebawah serta ke dua lengan masing-masing telah berada di samping
belakang badan.
Kemudian diikuti dengan tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu
dengan ayunan ke dua lengan dari arah belakang ke atas depan.
Sikap perkenaan : sikap pada saat melayang seperti tersebut diatas harus
diusahakan sedemikian rupa hingga bola berada didepan smasher. Perlu
diperhatikan bila bola telah berada di atas depan dan dalam jangkauan
tangan maka segeralah tangan kanan dipukulkan pada bola secepatnya,
disini perkenaan tangan adalah pada telapak tangan dengan sate gerakan
lecutan baik dari lengan maupun tangan. Pukulan yang betul akan
mengakibatkan bola manjadi top spin serta secepatnya bergerak menurun.
Sikap akhir : setelah bola berhasil di pukul maka smasher akan segera
mendarat dengan kedua kaki dan dalam keadaan lentuk (mengeper).
Tepat pendaratan harus diusahakan sedekat mungkin dengan tempat
melakukan tolakan. Setelah smasher berhasil mendarat kembali ketanah
I. Hasil Belajar
Evaluasi dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dilakukan guns untuk
mengoreksi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran. Evaluasi juga
sangat penting, karena dengan melakukan evaluasi suatu program apapun itu
bentuknya akan mudah diketahui keberhasilan yang diinginkan dan sudah
sampai dimana tujuan yang hendak akan dicapai.
Menurut Oemar Hamalik (2011 :156), evaluasi adalah keseluruhan kegiatan
pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu
merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku
siswa. Evaluasi bermaksud untuk memperoleh informasi mengenai jarak
antara situasi yang ada dan situasi yang diharapkan untuk mendapat informasi
mengenai jarak yang menggambarkan situasi yang diharapkan. Penilaian dan
evaluasi merupakan alat untuk mengetahui hasil belajar.
J. Kerangka Pikir
Pengembangan dan pemahaman keterampilan gerak-gerak dasar yang
dilakukan sejak dini akan menambah kemampuan gerak seorang dan dapat
menjadi pondasi yang kuat untuk penyempurnaan suatu keterampilan gerak
Proses pembelajaran keterampilan gerak yang efektif dan efisien hanya dapat
dicapai dengan memberikan tahanan pada tingkat keterampilan, mulai dari
yang paling sederhana hingga yang paling kompleks dan memodifikasi media
pembelajaran (alat pembelajaran). Tingkat keterampilan tersebut hanya
mungkin dapat diperoleh dengan latihan yang berulang-ulang dan melibatkan
semua pengalaman gerak yang diperoleh sebelumnya.
Bola voli adalah salah satu cabang olahraga bola besar yang sering
dipertandingkan dalam kejuaraan. Berbagai macam teori yang berhubungan
dengan bola voli telah penulis uraikan dan diharapkan dapat menambah
masukan yang baik dalam pembelajaram aktifitas bola besar.
Dalam mengajarkan keterampilan bola voli teknik dasar passing bawah dapat
menggunakan alat bantu, tujuannya adalah agar proses belajar dapat
disampaikan dengan mudah karena didukung oleh pengunaan metode-metode
yang menunjang.
Dengan memodifikasi media pembelajaran diharapkan pembelajaran gerak
dasar teknik pasing atas bola voli dapat lebih efektit agar siswa lebih leluasa
dan nyaman dalam melakukan latihan sehingga dapat meningkatkan prestasi
siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan pengembangan prestasi
K. Hipotesis
Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam
penyelidikan ilmiah karena merupakan petunjuk kearah proses penelitian
untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya.
Dalam penelitian ini hasil hipotesis adalah jika pembelajaran gerak dasar
pasing atas bolavoli menggunakan pembelajaran modifikasi, maka hasil
pembelajaran gerak dasar pasing bawah bola voli dapat meningkatkan
III. METODOLOGI PENELITAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara atau jalan yang di tempuh untuk mencapai suatu
hasil, tujuan penelitian ini untuk memperbaiki hasil belajar, melalui cara-cara
tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian.
Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau
cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung di dunia kerja.
Dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini
dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman
Peneliti Tindak Kelas (Clas room Action Research. Dari namanya sudah
menujukan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan
penelitian yang dilakukan dikelas atau dilapangan dikarenakan ada 3 kata
yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat
di terangkan, 1) Penelitian menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu
objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu
suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti, 2) Tindakan menujuk
dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa. 3) Kelas
dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
penelitian, yang lebih spesifik seperti yang lama di kenal dalam bidang
pendidikan dalam pengajaran yang di maksud dengan istilah kelas adalah
sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula. Pada
penelitian tindakan ini berciri sebagai berikut: a) Praktis dan langsung relevan
untuk situasi aktual, b) menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk
memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c)
dilakukan melalui putaran-putaran yang bersepiral. (Suharsimi Arikunto dkk,
2006:104)
Penelitian Tindakan Kelas ini sipeneliti dilakukan melalui putaran atau spiral
dengan beberapa siklus yang terdiri dari Merencanakan, Melakukan Tindakan,
Pengamatan (Observasi) dan Refleksi.
Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan proses
pembelajaran dan peningkatan praktik secara berkesinambungan, juga untuk
pengembangan kemampuan. Keterampilan guru untuk menyelesaikan
permasalahan dalam pembelajaaran di kelasnya atau di sekolah sendiri
Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral
Gambar : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007
Keterangan Gambar di Atas:
Perencanaan (Planning).
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tindakan.
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
O b s e r v a s i .
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh
suatu tindakan.
Refleksi.
Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
Revisi Rencana
Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila
tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.
B. Rencana Penelitian
Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian 3 siklus kemudian di
antara setiap siklusnya penelitian merencanakan kegiatan tindakan berbeda
pada setiap siklus akan tetapi setiap siklus setting berkaitan, setiap proses
penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.
C. Subjek Penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya
Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu, yaitu berjumlah 30 siswa
D. Tempat dan Waktu.
a. Tempat penelitian
Lapangan Bola Voli SD Negeri I Sinar Mulya
b. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Maret 2012 dan terdapat 3
siklus.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di
setiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir (1997;58)
"Dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat
Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar
pasing atas bentuk indikatornya adalah: (1) Tahap Persiapan (2) Tahap gerak
atau tahap pelaksanaan (3) Akhir gerak, (H. Sarono, 2005:13).
Format Lembar Penilaian
Keterampilan Gerak Dasar Passing atas LEMBAR PENILAIAN
Kedua kaki berdiri selebar dada
Berat badan menumpu pada tapak kaki bagian depan, Lutut ditekuk dengan badan merendah Tepatkan badan secepat mungkin di bawah bola,
dengan kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi
Jari-jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola.
2. Pelaksanaan
Lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola.
Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua
Jari-jari agak ditegangkan,
Gerakan pergelangan tangan agar bola dapat melangkahkan kaki belakang ke depan dengan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal.
Jumlah Skor
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya selanjutnya data
dianalisis melalui tabulasi, prosentase dan normatif. Teknik penilaian dalam
proses pembelajaran menggunakan penilaian kuantitatif untuk melihat
= %
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
: Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes
G. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah
1. Siklus I.
a. Rencana.
1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,
penutup yaitu :
Pendahuluan.
Sebelum melakukan aktifitas olah raga perlu dilakukan gerakan
pemanasan, yang meliputi gerakan dinamis dan statis, pemanasan
dinamis dan statis dilakukan selama 15 menit. Pemanasan dinamis
dilakukan dengan menggerak-gerakan tubuh atau anggota-anggota
tubuh, sedemikian rupa sehingga otot-otot terasa terenggangkan.
Pemanasan statis dilakukan dengan mengambil sikap sedemikian
rupa sehingga meregangkan sekelompok otot tertentu. Pemanasan
statis dilakukan dengan intensitas rendah dan dalam waktu 15-30
detik, dilakukan secara perlahan, bertahap dan pemanjangan otot
terkontrol melalui kemungkinan gerak maksimal, misalnya sikap
Setelah melakukan pemanasan umum kemudian dilanjutkan
kepemanasan khusus permainan bola voli yaitu pemanasan yang
sering dilakukan sebelum melakukan permainan bola voli.
Diantaranya:
1) Lari bolak-balik dengan jarak 6 meter selama 30 detik
2) Lari ditempat dengan cepat dan paha diangkat rata air selama
30 detik
3) Lari step ditempat dengan cepat selama 30 detik
4) Push-up selama 30 detik
5) Squat stras. selama 30 detik
Inti.
Guru menjelaskan gerak dasar passing bawah yang benar, yaitu
Tahap Persiapan.
Kedua kaki berdiri selebar dada.
Berat badan menumpu pada tapak kaki bagian depan, Lutut ditekuk dengan badan merendah.
Ambil posisi sikap siap. Pada saat tangan akan dikenakan bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan serta dalam keadaan
kebawah depan lurus.
Tahap Pelaksanaan
Lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola.
Perkenaan bola pada bagian sebelah atas (bagian proximal) daripada pergelangan tangan.
Posisi sedemikian rupa sehingga badan berada dalam posisi menghadap bola.
Ayunkan lengan yang telah lurus dari arah bawah ke atas depan.
Perkenaan bola harus diusahakan tepat pada bagian poximal daripada pergelangan tangan dan dengan selebar mungkin agar
bola melambung secara stabil dan terarah.
Gerakan Lanjutan :
Setelah bola berhasil di passing bawah maka segera diikuti
pengambilan sikap normal kembali dengan tujuan agar dapat
bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.
2) Menyiapkan alat-alat bola voli seperti bola voli, lapangan, net,
pluit untuk proses pembelajaran gerak dasar passing bawah bola
voli dan instrumen seperti pena, dan lembar observasi dan
penilaian yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.
3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4) Menyiapkan bola plastik untuk pembelajaran gerak dasar passing
bawah sebanyak 5 buah untuk 30 siswa.
pembelajaran gerak dasar passing bawah sebanyak 5 buah untuk 30
siswa yaitu setiap 1 bola terdiri dari 6 orang, sehingga terdapat 5
kelompok siswa
b. Tindakan
1) Siswa dibariskan secara melingkar sesuai banyak bola yaitu 5 buah
bola plastik untuk 30 siswa, setiap 1 bola plastik terdiri dari 6 orang
siswa. 1 orang sebagai pelambung di tengah, 5 siswa berbaris
membentuk lingkaran sebagai pelaku gerakan passing bawah.
2) Siswa melakukan gerakan passing bawah menggunakan bola
plastik dengan gerakan passing bawah yang benar kemudian si
pelaku melakukan gerakan gerak dasar passing bawah sesuai yang
dicontohkan, bola di passing kepelambung kemudian si pelambung
menangkap bola tersebut kemudian dilambungkan kepelaku gerak
dasar passing bawah yang lain. Sampai semuanya melakukan gerak
dasar passing bawah, kemudian bergantian secara berurutan
sehingga semuanya menjadi pelambung dan pelaku gerak dasar
passing bawah, yang bertujuan agar tepat dalam menerima
bola untuk melakukan gerak dasar passing bawah serta tepat dalam
mengumpan.
3) Setiap siswa melakukan sebanyak 5 kali gerak dasar passing bawah
secara bergantian dengan alat modifikasi (bola plastik).
c. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu
pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi.
d. Refleksi
Dari data hasil observasi disimpulkan bahwa dari 30 siswa yang
memperoleh nilai ketuntasan belajar hanya 6 siswa atau 20% sehingga
didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.
2. Siklus 2
a. Rencana
1) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran gerak dasar
passing bawah bola voli.
2) Menyiapkan istrumen berupa indikator-indikator gerak dasar
passing bawah persiapan, gerakan, dan gerakan akhir.
a) Persiapan
Kedua kaki berdiri selebar dada.
Berat badan menumpu pada tapak kaki bagian depan, Lutut ditekuk dengan badan merendah.
Ambil posisi sikap siap. Pada saat tangan akan dikenakan bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan serta dalam
keadaan kebawah depan lurus.
b) Gerakan
lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola.
Perkenaan bola pada bagian sebelah atas (bagian proximal) daripada pergelangan tangan.
Ayunkan lengan yang telah lurus dari bawah ke atas depan. c) Gerakan akhir.
Setelah bola berhasil di passing bawah maka segera diikuti
pengambilan sikap normal kembali dengan tujuan agar dapat
bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.
3) Menyiapkan modifikasi alat bola voli dalam pembelajaran gerak
dasar pasing bawah bola voli berupa bola plastik sebanyak 10 buah
untuk 30 siswa yaitu setiap 1 bola plastik terdiri dari 3 orang siswa
sehingga terdapat 10 kelompok.
4) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran gerak
dasar pasing bawah bola voli sesuai dengan banyaknya bola plastik
yaitu sebanyak 10 buah untuk 30 siswa sehingga setiap 1 bola
plastik terdiri dari 3 orang siswa.
b. Tindakan
1. Setelah memperhatikan gerak dasar passing bawah bola voli yang
benar kemudian siswa memperagakan gerak dasar passing bawah
dari persiapan pelaksanaan dan gerakan akhir dilapangan bola voli
2. Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya bola plastik yaitu 10 buah untuk 30 siswa dan siswa terbagi merata setiap barisnya.
Yaitu setiap 1 bola plastik terdiri dari 3 orang siswa kemudian 1
orang siswa (A), sebagai pelambung dan 2 orang siswa (B,C)
berbaris menghadap pelambung sebagai pelaku gerak dasar passing
bawah, dengan cara si A melambungkan bola B, kemudian si B
melakukan gerak dasar passing bawah kepada si A, kemudian si A
melakukan gerak dasar passing bawah di umpankan kepada si C
untuk melakukan gerak dasar passing bawah yang sudah berganti
tempat yang dari belakang maju kedepan, sampai si B dan C
melakukan gerak dasar passing bawah sebanyak 5 kali, kemudian
bergantian si B dan si C menjadi pelambung.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi
kesalahan gerakan yang dilakukan, kemudian memperbaiki gerakan
yang salah dengan berpedoman melihat gerak dasar passing bawah
dengan benar.
c. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu
pengulangan dan dinilai atau dievaluasi.
d. Refleksi
Dari data hasil observasi disimpulkan bahwa dari 30 siswa yang
memperoleh nilai ketuntasan belajar hanya 14 siswa atau 46,67 %
3. Siklus 3
a) Rencana
1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran gerak dasar
passing bawah bola voli, yaitu setiap 1 buah bola plastik terdiri dari
2 orang siswa.
2. Menyiapkan istrumen berupa indikator-indikator gerak dasar
passing bawah, yaitu
a) Persiapan
Kedua kaki berdiri selebar dada.
Berat badan menumpu pada tapak kaki bagian depan, Lutut ditekuk dengan badan merendah.
Ambil posisi sikap siap. Pada saat tangan akan dikenakan bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan serta dalam
keadaan kebawah depan lurus.
Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaanya.
a) Gerakan
lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola.
Perkenaan bola pada bagian sebelah atas (bagian proximal) daripada pergelangan tangan.
Ayunkan lengan yang telah lurus dari bawah ke atas depan. b) Gerakan akhir.
pengambilan sikap normal kembali dengan tujuan agar dapat
bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan.Menyiapkan modifikasi alat dalam pembelajaran
gerak dasar passing atas bola voli berupa bola plastik sebanyak
15 buah untuk 30 siswa .
3. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran gerak dasar passing bawah bola voli.
b) Tindakan
1. Setelah memperhatikan gerak dasar passing bawah bola voli yang
benar kemudian siswa memperagakan gerak dasar passing bawah
dari persiapan, pelaksanaan, dan gerakan akhir dilapangan bola voli
sesuai dengan gerakan yang telah diberikan.
2. Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya bola plastik yaitu 1 bola
terdiri dari 2 orang siswa. Setiap kelompok saling berhadapan dan
terdapat tali yang membentang digunakan sebagai acuan mengukur
tingginya bola dalam melakukan gerak dasar passing bawah. Bola
dilambungkan oleh pemain A ke pemain B melewati atas tali
kemudian pemain B menerima bola itu dengan menggunakan teknik
gerak dasar passing bawah. Oleh pemain B bola hanya disentuh satu
kali kemudian langsung dikembalikan pada pemain A. Dari pemain
A bola disentuh satu kali dengan menggunakan teknik gerak dasar
passing bawah, langsung dikembalikan ke pemain B,
kesalahan. gerakan yang dilakukan, kemudian memperbaiki gerakan
yang salah dengan berpedoman melihat gerakan pasing bawah
dengan benar.
c) Observasi
Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu
pengulangan dan dinilai atau dievaluasi.
d) Refleksi
Kesimpulan dari hasil pembelajaran Penjaskes permainan bola
voli passing bawah terjadi peningkatan yang signifikan sehingga tidak
dilakukan tidakan berikutnya. Yaitu jumlah siswa yang berhasil
mencapai nila ketuntasan belajar sebanyak 26 siswa dengan prosentase
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Berdasrkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian pada setiap siklus
maka dapat disimpulkan hasil Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut :
1. Pembelajaran gerak dasar passing bawah dengan modifikasi alat yaitu
bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dikarenakan bola
plastik tersebut membuat siswa tidak takut dan sebagai lecutan semangat
bagi siswa yang menjadikan suasana pembelajaran menyenangkan.
2. Diliat dari hasil setiap siklusnya, maka yang memberikan kontribusi yang
besar adalah model pembelajaran gerak dasar passing bawah dengan
pembelajaran berkelompok dan berpasangan.
3. Proses pembelajaran gerak dasar passing bawah bola voli yang dilakukan
melalui 3 siklus ( tiga kali pertemuan ) telah mencapai ketuntasan belajar.
B. Saran.
Setelah penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali penulis yang ingin
sampaikan baik itu bagi penulis sendiri maupun pembaca yang akan
melakukan proses pembelajaran yang sejenis antara lain :
1. Bagi Siswa agar bersifat tidak pasif, sehingga ide-ide guru dalam
modifikasi pembelajaran baik itu alat maupun model-modelnya dalam
penyampaian materi.
2. Untuk para guru Pendidikan Jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat
dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran teknik dasar
passing bawah bola voli.
3. Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP Universitas Lampung, agar
dapat merekomendasikan strategi pembelajaran dengan modifikasi alat
dan model pembelajaran kepada guru Pendidikan Jasmani dan mahasiswa
Pendidikan Jasmani Universitas Lampung.
4. Bagi pembaca Penelitian iniu kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut
dalam proses pembelajaran guna peningkatan hasil belajar gerak dasar
xiv
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajran ... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian... 38 G. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 53 B. Pembahasan ... 55 C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 61
D A F T A R P U S T A K A
Anitah W. Sri. 2009. Materi Pokok Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta
Arikunto, DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta Barabara L. Viera, Ms. Boonie Jill Fergunsson. Bola Volley Sekolah Dasar. PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Diana, Nirvana. 1992. Alat Pembelajaran. Reneka Cipta. Jakarta.
Gerhard, Durwwachter. 1990. Bola Volley Belajar dan Sambil Bermain. PT Gramedia. Jakarta
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pengajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Lutan, Rusli, 1998. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Dirjen Dikyi, PPLPTK. Jakarta.
Lutan Rusli. 2002. Supervisi Pendidik Jasmani. Dirjen Olahraga. Jakarta. M. Robert, Gagne ( The Conditions Of Learning )
Mahendra, Agus, MA. Drs. 2001. Pembelajaran. Penerbit Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas, Jakarta.
Muhadir. 1996. Pendidikan Jasmani dan KesehatanSD. Bandung: Erlangga Notoatmojo, soekidjo.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka
Cipta : Jakarta
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Roestiyah N. K 1998. Ditatik Metodik. Bumi Aksara. Jakarta.
Rusyan Tabrani. 1989. Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Subagio, DKK. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan
Suryosubroto. 1990. Berapa Aspek Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : PT. Rieneka Cipta. Jakarta.
Toho Cholik Motohir dan Gusril. 2004. Perkembangan Motorik Pada Masa
Anak-anak. Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga, Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas. Jakarta.
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah
Bola Voli ... 53 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Keterampilan Gerak
Dasar Passing Bawah Bola Voli Pada Siklus Kesatu ... 54 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Keterampilan Gerak
Dasar Passing Bawah Bola Voli Pada Siklus Kedua ... 54 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Keterampilan Gerak
Dasar Passing Bawah Bola Voli Pada Siklus Ketiga ... 54 5. Hasil Ketuntasan Belajar Keterampilan Gerak Dasar Passing
KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012
(Skripsi)
Oleh :
P O N I M I N
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012
Oleh :
P O N I M I N
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Pada
Program Studi Penjaskes Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
KELAS V SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012
Nama Mahasiswa : P O N I M I N
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118033
Program Studi : Penjaskes
Juruasan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Herman Tarigan, M.Pd
Pembimbing : Drs. Herman Tarigan, M.Pd …………
Penguji : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 198503 1 003
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2012
Oleh PONIMIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli dengan modifikasi alat pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 3 Siklus, setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda. Siklus 1 metode melingkar, siklus 2 metode berbaris, dan siklus 3 dengan berhadapan.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu sebanyak 30 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli yang mengikuti tahap persisapan, pelaksanaan dan gerak lanjutan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan melalui modifikasi pembelajaran pada masing-masing siklus. Siklus 1 berhasil 6 siswa dari 30 siswa dengan prosentase 20%, pada siklus 2 menjadi 14 siswa berhasil dengan prosentase 46,67%,
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : PONIMIN
NPM : 1013118033
Tempat tanggal lahir : Giri Sari, 15 Agustus 1964
Alamat : Jln. Abri Masuk Desa RT/RW : 14/05
Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah Bola Voli Dengan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten
Pringsewu Tahun 2012.” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret – April 2012. Skripsi ini bukan hasil
menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung, 10 April 2012