• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa maupun mahasiswa untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan gerak dasar serta meningkatkan kesadaran berolahraga dan kebiasaan hidup sehat. Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak keterampilan gerak tertentu misalnya dalam mempelajari gerak dalam olahraga siswa berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari, kemudian mewujudkan gerakan tubuh secara keseluruhan. Pendidikan Jasmani yang diberikan disekolah merupakan landasan dasar yang diharapkan dapat menunjang prestasi olahraga nasional, karena sekolah adalah tempat persemaian yang strategis untuk pertumbuhan bibit-bibit olahraga. Dalam pendidikan jasmani, untuk memperoleh prestasi yang baik perlu diajarkan gerakan yang benar dengan menggunakan metode yang tepat.

Pendidikan olahraga adalah proses pendidikan yang diarahkan pada

(2)

dalam olahraga sehingga anak-anak muda mampu berpartisipasi dan

menikmati kegiatan olahraga. Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga yang populer dan banyak diminati oleh pelajar Indonesia dari semua golongan. Hal ini dapat dilihat dari animo pelajar sebagai pelaku maupun penonton dalam setiap pertandingan bolavoli baik dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi atau dan tingkat daerah, nasional sampai ke tingkat internasional.

Bola voli merupakan permainan yang banyak diminati oleh siswa, hal ini hampir setiap, sekolah memiliki perlengkapan bola voli seperti lapangan bola voli, bola voli, dan net meskipun jumlahnya terbatas. Permainan bola voli mudah dimainkan oleh siswa putra maupun putri serta tidak membahayakan bagi anak didik maupun lingkungan sekitar serta memiliki unsur kesenangan kerja sama dan kegembiraan dalam bermain.

Salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli adalah passing bawah Passing Bawah merupakan sajian cara bermain bola voli yaitu dengan mengoperkan bola kepada teman sendiri dengan teknik tertentu sebagai langkah awal dalam menyusun pola serangan kepada regu lawan.

Proses pembelajaran bola voli, khususnya passing bawah bola voli pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten

(3)

tersebut terlihat secara langsung dari pengamatan pada waktu proses belajar mengajar pendidikan jasmani.

Berdasarkan kendala-kendala di atas kiranya sangat diperlukan berbagai usaha dari guru pendidikan jasmani untuk menekan sekecil mungkin hambatan dan kendala-kendala yang ada atau juga dapat mengantisipasi kendala yang diperkirakan akan muncul dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani khususnya pengajaran bola voli, sehingga tujuan pengajaran yang sudah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya bola yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar passing bawah Bola voli Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya

Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

2. Kurang efektifnya pembelajaran Penjaskes keterampilan gerak dasar passing bawah Bola voli Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

(4)

4. Pembelajaran kurang bervariasi dalam keterampilan gerak dasar passing bawah Bola voli Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

C. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi masalah dan permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah dengan memodifikasi alas pembelajaran gerak dasar passing bawah bola voli dapat meningkatkan passing atas bola voli pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2012?”

D. Pembatasan Masalah.

Berdasarkan rumusan masalah di atas agar masalah peneliti ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah bagaimana upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas

bolavoli pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu,

E. Tujuan Penelitian.

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk memperbaiki proses belajar gerak dasar bola voli khususnya

(5)

b. Untuk meningkatkan kemampuan keterampilan gerak dasar passing atas bola voli pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 30 siswa.

F. Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Peneliti

Dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian dalam mengajar kemampuan gerak dasar passing bawah.

2. Siswa

Sebagai bahan upaya meningkatkan kemampuan belajar gerak dasar passing bawah.

3. Guru Penjas

Sebagai koreksi dalam mempercepat proses belajar gerak dasar passing bawah di Sekolah Dasar

4. Mahasiswa

Sebagai bahan perpustakaan dalam penulisan tugas-tugas, terutama mata kuliah bola voli.

5. Program Studi Penjaskes FKIP Unila

(6)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

Obyek penelitian : Memberikan upaya peningkatan keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli.

Subyek peneliti : Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu

Tempat Penelitian : SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu

H. Penjelasan Judul.

Beberapa istilah istilah dari judul menurut para ahli

1. Efektivitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisinya adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih banyak tercapai.

(7)

dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. (Oemar Hamalik, 2011:57)

3. Gerak dasar dalam permainan bola voli adalah keterampilan gerak yang dilakukan dalam kegiatan bermain bola voli baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan

manipulatif. Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah “Gerak yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”.

4. Passing bawah adalah salah satu bentuk latihan dasar permainan bola voli, hal ini penting karena passing bawah tersebut sangat efektif untuk

memberikan umpan dalam melakukan berbagai macam bentuk serangan. ( Yunus, 1992: 101 )

5. Modifikasi Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah

(8)
(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar Dan Pembelajaran. 1. Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi

pada diri seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan

dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Dimana perbuatan itu dapat

mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah ke yang lebih buruk.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman, Oemar Hamalik (2008:36). Belajar adalah merupakan suatu

proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan

hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami.

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan

kelakuan.

Menurut Roestiyah (1998:8) mengatakan bahwa belajar adalah suatu

proses aktifitas yang dapat membawa perubahan pada individu “Menurut

pendapat tradisional belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan ilmu

(10)

Menurut Pidarta (1997:197) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan

perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil

perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa mengatakan pada

pengetahuan lain serta mengkomunikasikan kepada orang lain.

Sedangkan menurut Rusyan (1989:9) Mengungkapkan bahwa “belajar itu

selalu menunjukkan suatu proses perubahan prilaku atau peribadi

seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu”.

Dalam proses belajar mengajar, seorang guru memegang peranan penting,

yaitu memberikan bantuan kepada siswa berupa pengetahuan dan

keterampilan. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya

pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru itu mengajarkan

pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya. Dengan bantuan guru

diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang

diberikan.

Dalam menguasai teori belajar, seorang guru juga perlu mengetahui teori

belajar sehingga dapat menjelaskan bagaimana seharusnya siswa belajar.

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan

berbagai pengalaman tentang ilmu pengetahuan. Belajar juga sebuah

proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu

(11)

berupa penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai

hasil dari latihan dan pengalaman belajar.

Dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Faktor tersebut dapat

digolongkan dalam 2 bagian yaitu :

a. Faktor Individual ( internal ) adalah faktor yang timbul dari dalam diri

individu atau siswa misalnya : kemampuan, bakat, minas, kebiasaan,

motivasi, kesehatan dan lain-lain.

b. Faktor sosial ( eksternal ) adalah faktor yang timbul dari luar diri

individu misalnya : lingkungan sekolah meliputi cara mengajar guru,

materi pelajaran, perlengkapan belajar, situasi lapangan dan lain-lain.

Hal tersebut diatas dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.

Karena prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam diri (internal)

maupun dari luar diri (eksternal) individu.

Hasil belajar merupakan perubahan penguasaan kemampuan teori maupun

praktek yang relatif permanen (melekat) antara sebelum menerima proses

pembelajaran dengan setelah proses pembelajaran berakhir.

2. Strategi Pembelajaran

Startegi pembelajaran bola voli menuntut kesadaran dan kerelaan serta

kemauan para murid agar dapat menempa pengalaman gerak sebanyak

(12)

Menurut Joni dalam Anitah (2009:25) Strategi adalah ilmu atau kiat dalam

memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan yang dapat dikerahkan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Hamalik (2008:57), mengatakan bahwa pembelajaran adalah

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang seeting

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, manusia

terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainya,

misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papa) tulis,

dan alat tulisnya, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas

dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas dan lapangan. Prosedur

meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar,

ujian, dan sebagainya.

Menurut Udin (2008:18) pembelajaran adalah upaya sistematis sistemik

untuk memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas proses

belajar pada peserta didik.

Menurut Dimyati dan Soedjono dalam Anitah (2009:25) mengemukakan

bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan

mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen

pembentukan sistem pembelajaran.

Menurut Yusufhadi (2004:503) Strategi pembelajaran adalah pendekatan

(13)

pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum

pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori

belajar tertentu. Misalnya, strategi untuk meningkatkan minat dan

kemampuan membaca dan menulis. Strategi ini harus di intregasi kedalam

setiap mats pelajaran/ kuliah, meskipun mungkin ada bimbingan khusus

untuk itu.

Proses pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk

mencapai tujuan yang diharapkan yang berkaitan dengan proses

pembelajaran.

Pengertian yang mantap dalam hakikat dan defenisi pembelajaran

merupakan bantuan yang sangat berguna bagi pengajaran pendidikan

jasmani. Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran adalah proses

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk siswa

belajar secara aktif yang menekankan pada pengertian sumber belajar.

Proses pembelajaran merupakan, suatu usaha yang amat strategis untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Begitu juga dengan proses belajar

mengajar sendiri merupakan hubungan timbal batik antar peserta didik dan

pendidik juga antar sesama peserta didik. Sehingga terasa sekali bahwa

proses pembelajaran bukan sekedar penyampaian pecan berupa materi

pembelajaran saja tetapi menanamkan sikap dan nilai pada diri peserta

(14)

B. Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur,

membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan,

dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan

instruksional khusus yang telah dicanangkan. Metode pembelajaran dikatakan

efektif jika tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih banyak

tercapai.

Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai

tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005) mengemukakan bahwa pembelajaran

efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat

belajar dengan mudah.

Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah

ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sesuai pula dengan

rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau

berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk

memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif

Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan

dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran.

Kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada :

a. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila

sekurang-kurangnya 75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 60 dalam,

(15)

b. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa

apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang

signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah

pembelajaran (gain yang signifikan).

c. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat

dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi

untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta

siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan.

C. Belajar Gerak.

Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu

ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan SSP (Sistem Syaraf Pusat), otak,

dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses

belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang

gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan

menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga

memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.

Gerak dasar dalam permainan bola voli adalah keterampilan gerak yang

dilakukan dalam kegiatan bermain bola voli baik yang berkaitan dengan

aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulatif.

Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah "gerak yang digunakan

untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau

(16)

Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan mernainkan suatu proyek

baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh

yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi kaki,

mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.

Cholik (2004:1) mengatakan bahwa belajar keterampilan dan kemampuan

motorik merupakan sesuatu yang berkembang secara terns menerus sesuai

dengan tingkat perkembangan. Perilaku motorik adalah tanggapan atau reaksi

anak yang terwujud dalam gerak ( sikap ) badan, dalam Cholik (2004:25).

Ahli lain berpendapat bahwa perilaku adalah fungsi seluruh syaraf dan

dilakukan oleh struktur subkortikal yang terletak didaerah basal otak.

Gerak dasar dalam permainan bola voli adalah keterampilan gerak yang

dilakukan dalam kegiatan bermain bola voli baik yang berkaitan dengan

aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulatif.

Keterampilan itu mencakup gerakan melompat ke arah tegak, terutama dengan

bertumpu pada kedua kaki, dan keterampilan berjalan atau berlari beberapa

langkah untuk mengambil posisi yang baik agar bola dapat dimainkan dengan

baik sesuai dengan tujuan yang dikehendaki oleh pemain.

D. Alat Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah "yang

dipakai untuk menger akan sesuatu". Alat merupakan bagian dari fasilitas

(17)

alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang

materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran

merupakan upaya seorang guru untuk merubah alat pembelajaran yang

sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk

meningkatkan pembelajaran kemudian memperoleh basil yang lebih baik dan

dicapai dengan sebaik-baiknya.

E. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan

dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak

yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998)

membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor,

(2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.

Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah "gerak yang digunakan

untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau

memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling". Gerak

non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh

dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong

dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan memainkan

suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau

bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi

(18)

Setelah kemampuan gerak dasar dikuasai, dapat dilanjutkan ke tahap

kemampuan yang lebih spesifik dengan terlebih dahulu mengoreksi

kekurangan pada kemampuan sebelunya, berikutnya mengulangi gerakan,

dimaksudkan agar gerakannya lebih otomatis. Keterampilan gerak dasar perlu

merancang proses pembelajaran yang lebih menarik sehingga siswa akan lebih

tertarik dan serius mempelajari gerak dasar passing bawah bola voli.

F. Belajar Motorik

Motorik merupakan kata bentukan dari motor yang berarti gerak. Gerak yang

terjadi atas koordinasi antara aspek jasmani dan rohani. Koordinasi gerak

adalah berupa kemampuan untuk mengatur keserasian gerak bagian-bagian

tubuh. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan kontrol tubuh.

Individu yang koordinasi geraknya baik akan mampu mengendalikan gerak

tubuhnya sesuai dengan kemauannya.

Kemampuan koordinasi gerak, dinilai berdasarkan kemampuan melakukan

gerakan-gerakan keterampilan. Pada masa anak besar kemampuan ini

berkembang dengan baik. Pertumbuhan fisik yang relatif lambat pada masa

tersebut justru menguntung dalam hal peningkatan koordinasi. Masa anak

besar merupakan masa penyempumaan keterampilan melakukan

gerakan-gerakan dasar. Gerak dasar yang sudah mulai dapat dilakukan pada masa anak

kecil, semakin dapat dilakukan dengan baik dan semakin bervariasi lagi pola

geraknya.

Perkembangan koordinasi gerak, tidak terpisahkan dari penguasaan gerak

(19)

pertumbuhan dan perkembangan fisik. Pertumbuhan fisik yang semakin

tinggi, dan semakin besar dan semakin berotot, peningkatan penguasaan gerak

dasar dapat diidentifikasi, yang merupakan indikatornya sebagai berikut :

1. Mekanisme tubuh dalam melakukan gerakan makin baik;

2. Kontrol dan kelancaran gerak semakin baik;

3. Pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi, dan

4. Gerakan semakin bertenaga.

Berbagai macam pola gerak yang dapat dilakukan atau dikuasai pada masa

anak besar, dikala memperoleh kesempatan yang cukup untuk

mempraktekkannya adalah dengan kegiatan-kegiatan seperti : berjalan, berlari,

mendaki, memanjat, meloncat, berjengket, mencongklang, mengguling,

lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memukul,

memantul-mantulkan bola, dan berenang.

Pada masa akhir anak besar, pada umumnya gerakan-gerakan tersebut sudah

mampu dilakukan dengan bentuk gerakan menyerupai gerakan orang dewasa.

Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaan gerakan yang kurang

bertenaga.

Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen.

Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu

mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui

proses belajar dan berlatih. Lutan (1998) mengatakan "belajar adalah sebuah

(20)

yang lampau". Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses

yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam

reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik

adalah "seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman

yang mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil".

Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut:

a. Tahap kognitif "merupakan tahap awal dalam belajar motorik” alam

tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan

dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara

verbal maupun visual.

b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan

peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku

gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik membutuhkan

semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu

benar atau salah.

c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin tepat

dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut

Girimijoyo dalam priyono mengatakan "Secara psikologi hal ini dapat

diartikan bahwa pada diri peserta didik telah tedadi suatu kondisi refleks

bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek

yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar

(21)

Seperti yang dikemukakan di atas, dapat dinyatakan bahwa belajar motorik

mengacu pada perubahan perilaku atau tingkah laku manusia dengan kata

lain objek dari upaya belajar mengajar adalah perilaku yang nampak

bergerak dan terus berlangsung secara berkelanjutan.

G. Modifikasi Alat Pembelajaran

Modifikasi alai bantu pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi

lingkungan pembelajaran. Modifikasi pembelajaran ini dapat diklarifikasikan

berupa peralatan. Pendidik dapat mengurangi atau menambah tingkat

kompleksitas atau kesulitan dengan cara memodifikasi peralatan yang

digunakan misalnya berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya,

panjang-pendeknya peralatan yang digunakan.

Modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi

kelas yang menekankan kepada kegembiraan dan pengayaan perbendaharaan

gerak agar sukses dalam mengembangkan keterampilan.

Di dalam kamus Bahasa Indonesia modifikasi adalah "pengubahan" dan

berasal dari kata "ubah" yang berarti "lain atau beda" mengubah dapat

diartikan dengan "menjadikan lain dari yang sebelumya" sedangkan dari arti

pengubahan adalah "proses, perubahan atau cara mengubah", kemudian

mengubah dapat juga diartikan pembaruan, tidak mengherankan bahwa pada

mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena

mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek

(22)

Secara harafiah modifikasi berarti perubahan, dan bila dikaitkan dengan

gerakan maka dapat diartikan adanya perubahan cara melakukan gerak dasar

passing bawah.

"Modifikasi diartikan menganalisis sekaligus mengembangkan materi

pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang

potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajamya", Samsudin

(2006:71).

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran

merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat pembelajaran yang

sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan

dapat dicapai sebaik-baiknya.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola plastik yang pelasanaanya disetiap siklusnya akan ada

pertambahan bola plastik serta model pembelajaran melingkar, berbaris, dan

berhadapan. Keuntungan dari modifikasi alat adalah hemat biaya, mudah

didapatkannya, mudah dalam, pemakaiannya (praktis) serta memudahkan guru

dalam mengevaluasi gerakan dasar passing bawah.

H. Bermain Bola Voli

Pada dasarnya prinsip permainan bola voli adalah memantulkan bola sebelum

menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak tiga kali memantulkan dalam

(23)

dipantulkan itu seberangkan ke lapangan lawan melewati atas jaring net dan

usahakan lawan menerima sesulit mungkin.

Bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing

-masing terdiri dari 6 orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net,

setiap regu hanya bisa memainkan bola, tiga kali pukulan. Di dalam

permainan bola voli banyak sekali teknik – teknik dasar yang harus dikuasai

oleh seorang pemain diantaranya passing atas dan bawah, servis, smes

dan bendungan atau blok. Meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan

permainan bola voli dua lawan dan satu lawan yang lebih mengarah pada

tujuan rekreasi seperti voli pantai yang mudah berkembang akhir-akhir ini.

Tujuan bermain yang berawal dari tujuan yang bersifat rekreatif untuk mengisi

waktu yang luang atau sebagai selingan setelah bekerja, kemudian

berkembang kearah tujuan-tujuan yang lain seperti tujuan mencapai prestasi

yang tinggi meningkatkan prestise diri, mengharumkan nama daerah bangsa

dan negara, selain tujuan-tujuan tersebut banyak orang berolahraga khususnya

bermain bola voli untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran

jasmani/kesehatan.

Bola voli dimainkan oleh 2 regu tiap regu terdiri dari 6 pemain, dan tiap

regunya berusaha melewatkan, bola di atas net bola voli agar jatuh menyentuh

lantai lapangan lawan, kemudian mencegah usaha yang sama dari lawan agar

mendapatkan poin atau angka regu yang pertama mencapai angka 25 adalah

(24)

1. Service

Service adalah serangan pertama dalam permainan bola voli atau dengan

kata lain pukulan pertama dalam permainan bola voli atau sentuhan

pertama dengan bola. Mula-mula service ini hanya dianggap sebagai

pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai

permainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu

senjata yang ampuh untuk menyerang. Jadi, teknik dasar ini tak boleh kita

abaikan, dan harus kita latih dengan baik terus-menerus.

Sikap permulaan : ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke

depan daripada kaki kanan dan kedua lutut ditekuk. Tangan kiri

menyangga bola sedang tangan kanan memegang bagian atas bola.

Bola dilambungkan dengan tangan kiri diatas sampai ketinggian kurang

lebih setengan meter diatas, kepala. Tangan kanan segera ditari

kebelakang atas kepala, dengan telapak tangan kanan menghadap kedepan.

Sikap perkenaan : setelah tangan kanan berada diatas belakang kepala dan

bola berada sejangkauan tangan maka segera bola dipukul dengan cara

memukul seperti smash. Setelah bola berhasil dipukul maka bola akan

menjadi top spin selama menjalani lintasan. Sewaktu akan melakukan

servis perhatian harus selalu terpusat kepada bola. Lecutan tangan dan

lengan sangat diperlukan di dalam tannis servis ini dan bila perlu dibantu

dengan gerakan togok kearah depan sehingga bola akan memutar lebih

(25)

Gambar : Gerakan servis bawah. (Yunus,1992:73 )

Service yang baik sangat mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan.

Tapi ini lebih menonjol pada pertandingan tingkat tinggi dibandingkan

dengan service pada tingkatan yang lebih rendah.

Jenis service yang paling umum adalah servis lengan bawah, servis lengan

atas, dan jump service.

(26)

2. Passing

Yang dimaksud dengan passing di dalam permainan bola voli adalah usaha

ataupun upaya seseorang pemain bola voli dengan cara menggunakan

suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang

dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan

sendiri.

a. Passing Bawah

Passing bawah adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam

suatu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagi langkah awal

menyusun pola serangan kepada regu lawan.

Sikap permulaan: ambil posisi sikap siap normal. Pada saat tangan

akan dikenakan pada bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan

serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus.

Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan pagan pemukul

yang selalu lurus keadaannya.

Sikap, saat perkenaan: pada saat akan mengenakan bola pada bagian

sebelah atas (bagian proximal) daripada pergelangan tangan. Ambillah

terlebih dahulu posisi sedemikian rupa sehingga badan berada dalam

posisi menghadappada bola. Bagian bola berada pada jarak yang tepat

maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus dan difixir tadi dari

arah bawah ke atas depan. Tangan pada saat itu telah

(27)

diusahakan tepat pada bagian proximal daripada pergelangan tangan

dan dengan bidang selebar mungkin agar bola dapat melambung secara

stabil. Maksudnya agar bola selama menempuh lintasanya tidak

banyak membuat putaran. Pantulan bola setelah mengenai bagian

proximal daripada pergelangan tangan, akan memantul ke atas depan

dengan lambungan yang cukup tingi dan dengan sudut panful 90°.

Sebagai catatan perlu ditambahkan di sini bahwa bila sudut pantulnya

tidak 90° maka secara teoritis bola akan memantul ke arah lain atau

dikatakan bola tersebut akan diterima luncas. Dengan demikian

bola tidak akan memantul ke arah seperti yang diharapkan.

Sikap akhir: setelah bola berhasil dipass bawah maka segera diikuti

pengambilan Sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat

bergerak lebih cepat untuk menyesesuaikan diri dengan keadaan.

Gambar: gerakan pasing bawah ( Yunus,1992:83 )

b. Passing Atas

Passing atas adalah salah satu bentuk latihan dasar permainan bola

(28)

memberikan umpan dalam melakukan berbagai macam bentuk

serangan.

Gambar: gerakan pasing atas ( Yunus,1992:102 )

Sikap permulaan: pemain mengambil sikap, siap normal. Dalam bermain

bola voli sikap, siap normal adalah pengambilan sikap tubuh sedemikian

rupa sehingga memudahkan untuk bergerak kearah yang diinginkan.

Secara keseluruhan tubuh harus dalam keadaan seimbang yang labil.

Setimbang maksudnya agar koordinasi daripada tubuh tetap terkuasai dan

labil maksudnya agar tubuh dapat digerakan ke berbagai arah yang

dikehendaki dalam waktu singkat.

Adapun sikap siap normal itu adalah sebagai berikut: pemain berdiri

dengan salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Dianjurkan bila

tidak kidal kaki kiri berada lebih ke depan dari kaki kanan. Lutut ditekuk

(29)

dada. Pada saat akan melakukan passing, maka segeralah menempatkan

diri di bawah bola, dan tangan diangkat ke atas depan kira-kira setinggi

dahi.

Sikap saat perkenaan bola: perkenaan bola pada jari adalah di ruas pertama

dan kedua terutama ruas pertama dari ibu jari. Pada saat jari disentuhkan

pada bola maka jari-jari agak ditegangkan sedikit dan pada, saat itu juga

diikuti gerakan pergelangan lengan ke arah depan atas agak eksplosif.

Sikap akhir: setelah bola berhasil di-pass maka lengan harus lures sebagai

suatu gerakan lanjutan diikuti lengan badan dan langkah kaki ke depan

agar koordinasi tetap tedaga dengan balk. Gerakan tangan, pergelangan,

lengan, dan kaki harus merupakan, suatu gerakan yang harmonis,

sedangkan pandangan ke arah jalanya bola.

Gambar: gerakan pasing atas (Yunus,1992:103)

3. Block

Menang atau kalah pada pertandingan bola voli sesungguhnya tergantung

pada baik tidaknya basic skill atau kemampuan dasar pemain itu sendiri.

(30)

pertahanan. Hanya dengan pertahanan yang kuat, pemain dapat

mengimbangi pukulan-pukulan smash lawan. Sesunguhnya, "pertahanan"

juga tergantung pada jenis dan posisi block yang dimainkan. Blok

merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan

lawan.

Sikap permulaan : berdiri dengan kaki sejajar badan menghadap pada

jaring. Kedua tangan berada didepan dada. Untuk awalan tolakan

maka lutut ditekuk agak dalam, togok dengan demikian menjadi condong

kedepan.

Setelah pengan bilan posisi ini kemudian diteruskan dengan

tolakan-tolakan keatas dengan kedua kaki seecara eksplosif dan kuat. Begitu

dengan keseluruhan terangkat keatas maka tangan dijulurkan keatas,

jari-jari membuka dengan maksud agar kedua tangan merupakan satu bidang

yang luas. Lengan dalam keadaan lurus dan condong kedepan.

Sikap saat perkenaan : Setelah melayang diudara maka pada saat

bola dipukul oleh smesher segeralah tangan dihadapkan kepada arah

datangnya bola selanjutnya diharapkan segeralah pula blocker menguasai

bola tersebut. Pada saat perkenaan tangan dengan bola pergelangan tangan

digerakkan secara eksplosif agar tangan dapat menekan bola dari arah atas

depan bawah secara kuat. Jari-jari kedua tangan pada saat perkenaan

ditegangkan agar tangan dan jari dalam keadaan cukup kuat untuk

(31)

bila pada saat sebelum dipukul tangan blocker benar-benar dapat

mengerung bola.

Sikap akhir : Setelah bola mengenai tangan maka segeralah tangan ditarik

dan posisi tangan berada pada posisi seperti pada saat persiapan.

Selanjutnya mendarat kembali dengan tumpuan dua kaki dan

lentuk. Setelah itu segeralah blocker mengambil sikap siap seperti pada

siap sikap persiapan.

Jadi, mau tak mau setiap pemain atau regu harus melatih block dengan

tekun, dan teliti, tak tergantung pada tingkatan pemai itu sendiri. Apakah

ia baru termasuk kelas pemula, sedang, ataupun top, semuanya harus

melatih block serajin mungkin kalau ia ingin mampu memenangi dan

mengimbangi semua serangan pihak lawan.

Ada tiga jenis blocking, yaitu: (1) one-man block atau block satu orang,

(2) two-man block atau block dua orang, dan (3) three-man block atau

block tiga orang.

(32)

Untuk membentuk block yang baik, pemain harus dapat menaksir jatuhnya

bola. Dengan kata lain, pemain harus dapat meramalkan, kemana kira-kira

lawan kita akan memukul bola. Pemain dengan tipe block dua orang atau

block tiga orang selalu harus menghadap net. Mereka membentuk block

dengan melangkah ke sisi, masing-masing bersedia melakukan take-off

pada saat yang bersamaan. Setiap pemain yang bergerak maju untuk

membentuk block harus berhenti dahulu sebelum ia take-off. Kalau pemain

yang membentuk block itu masih terlalu jauh dari pemimpin block itu

pada waktu take-off dari tempatnya berdiri, dengan kedua lengan

dijulurkan kearah pemimpin block itu sewaktu ia sedang melompat.

Dengan cara begini, akan terbentuk area pertahanan yang luas dan cukup

kuat.

4. Smash atau Spike

Smash adalah bagian terpenting dalam penyerangan ke daerah lawan

selain service sebagai serangan pertama dalam permainan bola voli.

Di sinilah letak seninya bola voli. Seperti para pecandu sepak bola atau

hand ball mendambakan goal-goal yang spektakuler, demikian juga para

pecandu bola voli mendambakan smash-smash yang gemilang.

Kalau pemain hendak memenangkan pertandingan bola voli, maka mau

tidak mau mereka harus menguasai smash. Smash merupakan suatu

(33)

Gambar: gerakan smash (Yunus,1992:113)

Seorang pemain yang pandai melakukan smash, atau dengan istilah asing

disebut "smasher", harus memiliki kegesitan dan pandai melompat serta

mempunyai kemampuan memukul bola sekeras mungkin. Pemain yang

memiliki keahlian ini dapat digolongkan pemain penyerang yang baik.

Menurut H, Sarono proses gerak dasar smash dalam bermain bola voli

adalah sebagai berikut :

Sikap permulaan : dapat dimasukkan disini saat-saat pengambilan awalan

sampai dengan saat tolakan ke atas. Mula-mula mengabil sikap siap

normal dengan jarak yang cukup dari jaring (3-4 m). Pada saat akan

mengadakan langkah kedepan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah

kecil di tempat, ini dimaksudkan agar pada saat itu badan telah dalam

batas setibang labil dan pada saatnya untuk bergerak ke depan. Sesudah itu

dilanjutkan dengan langkah ke depan dan agar tetap di jaga di samping

kontinyuitasnya juga terletak bahu kiri yang relatif akan selalu berada

lebih dekat kepada faring daripada bahu kanan. Sekarang sampailah pada

(34)

Tolakan harus dilakukan dengan menumpu dengan menumpu terlebih

dahulu dengan kedua kaki dan langkah pada saat menumpu ini tidak boleh

lebar atau pun dengan suatu loncatan.

Setelah menumpu dengan ke dua kaki kemudian segera diikuti dengan

gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam

kebawah serta ke dua lengan masing-masing telah berada di samping

belakang badan.

Kemudian diikuti dengan tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu

dengan ayunan ke dua lengan dari arah belakang ke atas depan.

Sikap perkenaan : sikap pada saat melayang seperti tersebut diatas harus

diusahakan sedemikian rupa hingga bola berada didepan smasher. Perlu

diperhatikan bila bola telah berada di atas depan dan dalam jangkauan

tangan maka segeralah tangan kanan dipukulkan pada bola secepatnya,

disini perkenaan tangan adalah pada telapak tangan dengan sate gerakan

lecutan baik dari lengan maupun tangan. Pukulan yang betul akan

mengakibatkan bola manjadi top spin serta secepatnya bergerak menurun.

Sikap akhir : setelah bola berhasil di pukul maka smasher akan segera

mendarat dengan kedua kaki dan dalam keadaan lentuk (mengeper).

Tepat pendaratan harus diusahakan sedekat mungkin dengan tempat

melakukan tolakan. Setelah smasher berhasil mendarat kembali ketanah

(35)

I. Hasil Belajar

Evaluasi dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dilakukan guns untuk

mengoreksi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran. Evaluasi juga

sangat penting, karena dengan melakukan evaluasi suatu program apapun itu

bentuknya akan mudah diketahui keberhasilan yang diinginkan dan sudah

sampai dimana tujuan yang hendak akan dicapai.

Menurut Oemar Hamalik (2011 :156), evaluasi adalah keseluruhan kegiatan

pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan

pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang

dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu

merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku

siswa. Evaluasi bermaksud untuk memperoleh informasi mengenai jarak

antara situasi yang ada dan situasi yang diharapkan untuk mendapat informasi

mengenai jarak yang menggambarkan situasi yang diharapkan. Penilaian dan

evaluasi merupakan alat untuk mengetahui hasil belajar.

J. Kerangka Pikir

Pengembangan dan pemahaman keterampilan gerak-gerak dasar yang

dilakukan sejak dini akan menambah kemampuan gerak seorang dan dapat

menjadi pondasi yang kuat untuk penyempurnaan suatu keterampilan gerak

(36)

Proses pembelajaran keterampilan gerak yang efektif dan efisien hanya dapat

dicapai dengan memberikan tahanan pada tingkat keterampilan, mulai dari

yang paling sederhana hingga yang paling kompleks dan memodifikasi media

pembelajaran (alat pembelajaran). Tingkat keterampilan tersebut hanya

mungkin dapat diperoleh dengan latihan yang berulang-ulang dan melibatkan

semua pengalaman gerak yang diperoleh sebelumnya.

Bola voli adalah salah satu cabang olahraga bola besar yang sering

dipertandingkan dalam kejuaraan. Berbagai macam teori yang berhubungan

dengan bola voli telah penulis uraikan dan diharapkan dapat menambah

masukan yang baik dalam pembelajaram aktifitas bola besar.

Dalam mengajarkan keterampilan bola voli teknik dasar passing bawah dapat

menggunakan alat bantu, tujuannya adalah agar proses belajar dapat

disampaikan dengan mudah karena didukung oleh pengunaan metode-metode

yang menunjang.

Dengan memodifikasi media pembelajaran diharapkan pembelajaran gerak

dasar teknik pasing atas bola voli dapat lebih efektit agar siswa lebih leluasa

dan nyaman dalam melakukan latihan sehingga dapat meningkatkan prestasi

siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan pengembangan prestasi

(37)

K. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam

penyelidikan ilmiah karena merupakan petunjuk kearah proses penelitian

untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya.

Dalam penelitian ini hasil hipotesis adalah jika pembelajaran gerak dasar

pasing atas bolavoli menggunakan pembelajaran modifikasi, maka hasil

pembelajaran gerak dasar pasing bawah bola voli dapat meningkatkan

(38)

III. METODOLOGI PENELITAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara atau jalan yang di tempuh untuk mencapai suatu

hasil, tujuan penelitian ini untuk memperbaiki hasil belajar, melalui cara-cara

tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian.

Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan

langsung di dunia kerja.

Dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini

dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman

Peneliti Tindak Kelas (Clas room Action Research. Dari namanya sudah

menujukan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan

penelitian yang dilakukan dikelas atau dilapangan dikarenakan ada 3 kata

yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat

di terangkan, 1) Penelitian menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu

objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu

suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti, 2) Tindakan menujuk

(39)

dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa. 3) Kelas

dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

penelitian, yang lebih spesifik seperti yang lama di kenal dalam bidang

pendidikan dalam pengajaran yang di maksud dengan istilah kelas adalah

sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula. Pada

penelitian tindakan ini berciri sebagai berikut: a) Praktis dan langsung relevan

untuk situasi aktual, b) menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk

memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c)

dilakukan melalui putaran-putaran yang bersepiral. (Suharsimi Arikunto dkk,

2006:104)

Penelitian Tindakan Kelas ini sipeneliti dilakukan melalui putaran atau spiral

dengan beberapa siklus yang terdiri dari Merencanakan, Melakukan Tindakan,

Pengamatan (Observasi) dan Refleksi.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan proses

pembelajaran dan peningkatan praktik secara berkesinambungan, juga untuk

pengembangan kemampuan. Keterampilan guru untuk menyelesaikan

permasalahan dalam pembelajaaran di kelasnya atau di sekolah sendiri

Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral

(40)

Gambar : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007

Keterangan Gambar di Atas:

 Perencanaan (Planning).

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

 Tindakan.

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

 O b s e r v a s i .

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh

suatu tindakan.

 Refleksi.

Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

(41)

 Revisi Rencana

Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila

tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

B. Rencana Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian 3 siklus kemudian di

antara setiap siklusnya penelitian merencanakan kegiatan tindakan berbeda

pada setiap siklus akan tetapi setiap siklus setting berkaitan, setiap proses

penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.

C. Subjek Penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya

Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu, yaitu berjumlah 30 siswa

D. Tempat dan Waktu.

a. Tempat penelitian

Lapangan Bola Voli SD Negeri I Sinar Mulya

b. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Maret 2012 dan terdapat 3

siklus.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di

setiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir (1997;58)

"Dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat

(42)

Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar

pasing atas bentuk indikatornya adalah: (1) Tahap Persiapan (2) Tahap gerak

atau tahap pelaksanaan (3) Akhir gerak, (H. Sarono, 2005:13).

Format Lembar Penilaian

Keterampilan Gerak Dasar Passing atas LEMBAR PENILAIAN

Kedua kaki berdiri selebar dada

Berat badan menumpu pada tapak kaki bagian depan, Lutut ditekuk dengan badan merendah  Tepatkan badan secepat mungkin di bawah bola,

dengan kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi

 Jari-jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola.

2. Pelaksanaan

 Lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola.

 Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua

 Jari-jari agak ditegangkan,

 Gerakan pergelangan tangan agar bola dapat melangkahkan kaki belakang ke depan dengan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal.

Jumlah Skor

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya selanjutnya data

dianalisis melalui tabulasi, prosentase dan normatif. Teknik penilaian dalam

proses pembelajaran menggunakan penilaian kuantitatif untuk melihat

(43)

= %

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

: Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar

n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

G. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah

1. Siklus I.

a. Rencana.

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,

penutup yaitu :

Pendahuluan.

Sebelum melakukan aktifitas olah raga perlu dilakukan gerakan

pemanasan, yang meliputi gerakan dinamis dan statis, pemanasan

dinamis dan statis dilakukan selama 15 menit. Pemanasan dinamis

dilakukan dengan menggerak-gerakan tubuh atau anggota-anggota

tubuh, sedemikian rupa sehingga otot-otot terasa terenggangkan.

Pemanasan statis dilakukan dengan mengambil sikap sedemikian

rupa sehingga meregangkan sekelompok otot tertentu. Pemanasan

statis dilakukan dengan intensitas rendah dan dalam waktu 15-30

detik, dilakukan secara perlahan, bertahap dan pemanjangan otot

terkontrol melalui kemungkinan gerak maksimal, misalnya sikap

(44)

Setelah melakukan pemanasan umum kemudian dilanjutkan

kepemanasan khusus permainan bola voli yaitu pemanasan yang

sering dilakukan sebelum melakukan permainan bola voli.

Diantaranya:

1) Lari bolak-balik dengan jarak 6 meter selama 30 detik

2) Lari ditempat dengan cepat dan paha diangkat rata air selama

30 detik

3) Lari step ditempat dengan cepat selama 30 detik

4) Push-up selama 30 detik

5) Squat stras. selama 30 detik

Inti.

Guru menjelaskan gerak dasar passing bawah yang benar, yaitu

Tahap Persiapan.

 Kedua kaki berdiri selebar dada.

Berat badan menumpu pada tapak kaki bagian depan, Lutut ditekuk dengan badan merendah.

 Ambil posisi sikap siap. Pada saat tangan akan dikenakan bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan serta dalam keadaan

kebawah depan lurus.

(45)

Tahap Pelaksanaan

 Lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola.

 Perkenaan bola pada bagian sebelah atas (bagian proximal) daripada pergelangan tangan.

 Posisi sedemikian rupa sehingga badan berada dalam posisi menghadap bola.

Ayunkan lengan yang telah lurus dari arah bawah ke atas depan.

 Perkenaan bola harus diusahakan tepat pada bagian poximal daripada pergelangan tangan dan dengan selebar mungkin agar

bola melambung secara stabil dan terarah.

Gerakan Lanjutan :

Setelah bola berhasil di passing bawah maka segera diikuti

pengambilan sikap normal kembali dengan tujuan agar dapat

bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

2) Menyiapkan alat-alat bola voli seperti bola voli, lapangan, net,

pluit untuk proses pembelajaran gerak dasar passing bawah bola

voli dan instrumen seperti pena, dan lembar observasi dan

penilaian yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

4) Menyiapkan bola plastik untuk pembelajaran gerak dasar passing

bawah sebanyak 5 buah untuk 30 siswa.

(46)

pembelajaran gerak dasar passing bawah sebanyak 5 buah untuk 30

siswa yaitu setiap 1 bola terdiri dari 6 orang, sehingga terdapat 5

kelompok siswa

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan secara melingkar sesuai banyak bola yaitu 5 buah

bola plastik untuk 30 siswa, setiap 1 bola plastik terdiri dari 6 orang

siswa. 1 orang sebagai pelambung di tengah, 5 siswa berbaris

membentuk lingkaran sebagai pelaku gerakan passing bawah.

2) Siswa melakukan gerakan passing bawah menggunakan bola

plastik dengan gerakan passing bawah yang benar kemudian si

pelaku melakukan gerakan gerak dasar passing bawah sesuai yang

dicontohkan, bola di passing kepelambung kemudian si pelambung

menangkap bola tersebut kemudian dilambungkan kepelaku gerak

dasar passing bawah yang lain. Sampai semuanya melakukan gerak

dasar passing bawah, kemudian bergantian secara berurutan

sehingga semuanya menjadi pelambung dan pelaku gerak dasar

passing bawah, yang bertujuan agar tepat dalam menerima

bola untuk melakukan gerak dasar passing bawah serta tepat dalam

mengumpan.

3) Setiap siswa melakukan sebanyak 5 kali gerak dasar passing bawah

secara bergantian dengan alat modifikasi (bola plastik).

(47)

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu

pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi.

d. Refleksi

Dari data hasil observasi disimpulkan bahwa dari 30 siswa yang

memperoleh nilai ketuntasan belajar hanya 6 siswa atau 20% sehingga

didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.

2. Siklus 2

a. Rencana

1) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran gerak dasar

passing bawah bola voli.

2) Menyiapkan istrumen berupa indikator-indikator gerak dasar

passing bawah persiapan, gerakan, dan gerakan akhir.

a) Persiapan

 Kedua kaki berdiri selebar dada.

 Berat badan menumpu pada tapak kaki bagian depan, Lutut ditekuk dengan badan merendah.

 Ambil posisi sikap siap. Pada saat tangan akan dikenakan bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan serta dalam

keadaan kebawah depan lurus.

(48)

b) Gerakan

 lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola.

 Perkenaan bola pada bagian sebelah atas (bagian proximal) daripada pergelangan tangan.

 Ayunkan lengan yang telah lurus dari bawah ke atas depan. c) Gerakan akhir.

Setelah bola berhasil di passing bawah maka segera diikuti

pengambilan sikap normal kembali dengan tujuan agar dapat

bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

3) Menyiapkan modifikasi alat bola voli dalam pembelajaran gerak

dasar pasing bawah bola voli berupa bola plastik sebanyak 10 buah

untuk 30 siswa yaitu setiap 1 bola plastik terdiri dari 3 orang siswa

sehingga terdapat 10 kelompok.

4) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran gerak

dasar pasing bawah bola voli sesuai dengan banyaknya bola plastik

yaitu sebanyak 10 buah untuk 30 siswa sehingga setiap 1 bola

plastik terdiri dari 3 orang siswa.

b. Tindakan

1. Setelah memperhatikan gerak dasar passing bawah bola voli yang

benar kemudian siswa memperagakan gerak dasar passing bawah

dari persiapan pelaksanaan dan gerakan akhir dilapangan bola voli

(49)

2. Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya bola plastik yaitu 10 buah untuk 30 siswa dan siswa terbagi merata setiap barisnya.

Yaitu setiap 1 bola plastik terdiri dari 3 orang siswa kemudian 1

orang siswa (A), sebagai pelambung dan 2 orang siswa (B,C)

berbaris menghadap pelambung sebagai pelaku gerak dasar passing

bawah, dengan cara si A melambungkan bola B, kemudian si B

melakukan gerak dasar passing bawah kepada si A, kemudian si A

melakukan gerak dasar passing bawah di umpankan kepada si C

untuk melakukan gerak dasar passing bawah yang sudah berganti

tempat yang dari belakang maju kedepan, sampai si B dan C

melakukan gerak dasar passing bawah sebanyak 5 kali, kemudian

bergantian si B dan si C menjadi pelambung.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi

kesalahan gerakan yang dilakukan, kemudian memperbaiki gerakan

yang salah dengan berpedoman melihat gerak dasar passing bawah

dengan benar.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu

pengulangan dan dinilai atau dievaluasi.

d. Refleksi

Dari data hasil observasi disimpulkan bahwa dari 30 siswa yang

memperoleh nilai ketuntasan belajar hanya 14 siswa atau 46,67 %

(50)

3. Siklus 3

a) Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran gerak dasar

passing bawah bola voli, yaitu setiap 1 buah bola plastik terdiri dari

2 orang siswa.

2. Menyiapkan istrumen berupa indikator-indikator gerak dasar

passing bawah, yaitu

a) Persiapan

 Kedua kaki berdiri selebar dada.

 Berat badan menumpu pada tapak kaki bagian depan, Lutut ditekuk dengan badan merendah.

 Ambil posisi sikap siap. Pada saat tangan akan dikenakan bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan serta dalam

keadaan kebawah depan lurus.

 Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaanya.

a) Gerakan

 lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola.

 Perkenaan bola pada bagian sebelah atas (bagian proximal) daripada pergelangan tangan.

 Ayunkan lengan yang telah lurus dari bawah ke atas depan. b) Gerakan akhir.

(51)

pengambilan sikap normal kembali dengan tujuan agar dapat

bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan

keadaan.Menyiapkan modifikasi alat dalam pembelajaran

gerak dasar passing atas bola voli berupa bola plastik sebanyak

15 buah untuk 30 siswa .

3. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran gerak dasar passing bawah bola voli.

b) Tindakan

1. Setelah memperhatikan gerak dasar passing bawah bola voli yang

benar kemudian siswa memperagakan gerak dasar passing bawah

dari persiapan, pelaksanaan, dan gerakan akhir dilapangan bola voli

sesuai dengan gerakan yang telah diberikan.

2. Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya bola plastik yaitu 1 bola

terdiri dari 2 orang siswa. Setiap kelompok saling berhadapan dan

terdapat tali yang membentang digunakan sebagai acuan mengukur

tingginya bola dalam melakukan gerak dasar passing bawah. Bola

dilambungkan oleh pemain A ke pemain B melewati atas tali

kemudian pemain B menerima bola itu dengan menggunakan teknik

gerak dasar passing bawah. Oleh pemain B bola hanya disentuh satu

kali kemudian langsung dikembalikan pada pemain A. Dari pemain

A bola disentuh satu kali dengan menggunakan teknik gerak dasar

passing bawah, langsung dikembalikan ke pemain B,

(52)

kesalahan. gerakan yang dilakukan, kemudian memperbaiki gerakan

yang salah dengan berpedoman melihat gerakan pasing bawah

dengan benar.

c) Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu

pengulangan dan dinilai atau dievaluasi.

d) Refleksi

Kesimpulan dari hasil pembelajaran Penjaskes permainan bola

voli passing bawah terjadi peningkatan yang signifikan sehingga tidak

dilakukan tidakan berikutnya. Yaitu jumlah siswa yang berhasil

mencapai nila ketuntasan belajar sebanyak 26 siswa dengan prosentase

(53)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Berdasrkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian pada setiap siklus

maka dapat disimpulkan hasil Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut :

1. Pembelajaran gerak dasar passing bawah dengan modifikasi alat yaitu

bola plastik dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dikarenakan bola

plastik tersebut membuat siswa tidak takut dan sebagai lecutan semangat

bagi siswa yang menjadikan suasana pembelajaran menyenangkan.

2. Diliat dari hasil setiap siklusnya, maka yang memberikan kontribusi yang

besar adalah model pembelajaran gerak dasar passing bawah dengan

pembelajaran berkelompok dan berpasangan.

3. Proses pembelajaran gerak dasar passing bawah bola voli yang dilakukan

melalui 3 siklus ( tiga kali pertemuan ) telah mencapai ketuntasan belajar.

B. Saran.

Setelah penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali penulis yang ingin

sampaikan baik itu bagi penulis sendiri maupun pembaca yang akan

melakukan proses pembelajaran yang sejenis antara lain :

1. Bagi Siswa agar bersifat tidak pasif, sehingga ide-ide guru dalam

(54)

modifikasi pembelajaran baik itu alat maupun model-modelnya dalam

penyampaian materi.

2. Untuk para guru Pendidikan Jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat

dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran teknik dasar

passing bawah bola voli.

3. Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP Universitas Lampung, agar

dapat merekomendasikan strategi pembelajaran dengan modifikasi alat

dan model pembelajaran kepada guru Pendidikan Jasmani dan mahasiswa

Pendidikan Jasmani Universitas Lampung.

4. Bagi pembaca Penelitian iniu kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut

dalam proses pembelajaran guna peningkatan hasil belajar gerak dasar

(55)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

(56)

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajran ... 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 38 G. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 53 B. Pembahasan ... 55 C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 61

(57)

D A F T A R P U S T A K A

Anitah W. Sri. 2009. Materi Pokok Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta

Arikunto, DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta Barabara L. Viera, Ms. Boonie Jill Fergunsson. Bola Volley Sekolah Dasar. PT

Raja Grafindo Persada. Jakarta

Diana, Nirvana. 1992. Alat Pembelajaran. Reneka Cipta. Jakarta.

Gerhard, Durwwachter. 1990. Bola Volley Belajar dan Sambil Bermain. PT Gramedia. Jakarta

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pengajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Lutan, Rusli, 1998. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.

Dirjen Dikyi, PPLPTK. Jakarta.

Lutan Rusli. 2002. Supervisi Pendidik Jasmani. Dirjen Olahraga. Jakarta. M. Robert, Gagne ( The Conditions Of Learning )

Mahendra, Agus, MA. Drs. 2001. Pembelajaran. Penerbit Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas, Jakarta.

Muhadir. 1996. Pendidikan Jasmani dan KesehatanSD. Bandung: Erlangga Notoatmojo, soekidjo.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka

Cipta : Jakarta

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Roestiyah N. K 1998. Ditatik Metodik. Bumi Aksara. Jakarta.

Rusyan Tabrani. 1989. Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Subagio, DKK. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan

(58)

Suryosubroto. 1990. Berapa Aspek Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : PT. Rieneka Cipta. Jakarta.

Toho Cholik Motohir dan Gusril. 2004. Perkembangan Motorik Pada Masa

Anak-anak. Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga, Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas. Jakarta.

(59)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah

Bola Voli ... 53 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Keterampilan Gerak

Dasar Passing Bawah Bola Voli Pada Siklus Kesatu ... 54 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Keterampilan Gerak

Dasar Passing Bawah Bola Voli Pada Siklus Kedua ... 54 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Keterampilan Gerak

Dasar Passing Bawah Bola Voli Pada Siklus Ketiga ... 54 5. Hasil Ketuntasan Belajar Keterampilan Gerak Dasar Passing

(60)

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh :

P O N I M I N

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(61)

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

Oleh :

P O N I M I N

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Penjaskes Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(62)

KELAS V SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : P O N I M I N

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118033

Program Studi : Penjaskes

Juruasan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Herman Tarigan, M.Pd

(63)

Pembimbing : Drs. Herman Tarigan, M.Pd …………

Penguji : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003

(64)

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN 2012

Oleh PONIMIN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli dengan modifikasi alat pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 3 Siklus, setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda. Siklus 1 metode melingkar, siklus 2 metode berbaris, dan siklus 3 dengan berhadapan.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu sebanyak 30 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli yang mengikuti tahap persisapan, pelaksanaan dan gerak lanjutan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan melalui modifikasi pembelajaran pada masing-masing siklus. Siklus 1 berhasil 6 siswa dari 30 siswa dengan prosentase 20%, pada siklus 2 menjadi 14 siswa berhasil dengan prosentase 46,67%,

(65)

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : PONIMIN

NPM : 1013118033

Tempat tanggal lahir : Giri Sari, 15 Agustus 1964

Alamat : Jln. Abri Masuk Desa RT/RW : 14/05

Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah Bola Voli Dengan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten

Pringsewu Tahun 2012.” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret – April 2012. Skripsi ini bukan hasil

menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 10 April 2012

Gambar

Gambar : gerakan servis atas
Gambar: gerakan pasing bawah
Gambar: gerakan pasing atas
Gambar: gerakan pasing atas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Membawa dokumen asli dan 1 (satu) set fotocopy dari data-data formulir isian kualifikasi yang diinput di dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat

Then we prove some regularity results, in the sense of Sobolev or H¨older spaces (see Theorems 5, 6), when the coefficients are more regular, as well as the generalization of all

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

Website RanyCatering ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dari usaha pemasaran yang dilakukan oleh catering ini dan mempermudah pelanggan dalam

Universitas Sumatera Utara) apabila sistem informasi akuntansi tidak baik akanc. menimbulkan suatu gejala yang merugikan, misalnya terjadi

4.1 Mengamati , mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan , kesehatan manusia , keseimbangan ekosistem , serta alam