ABSTRAK
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI PADA
SISWA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG KELAS VII B TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh
Fitri Astuti
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktifitas serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan adalah meningkatkan pembelajaran loncat harimau pada siswa kelas VII B SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan tiga siklus, dimana setiap siklus menggunakan alat bantu yang berbeda-beda. Siklus pertama menggunakan alat modifikasi berupa bola plastik, siklus kedua menggunakan alat bantu berupa bangku, dan siklus ketiga menggunakan tali plastik.
PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI PADA SISWA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG KELAS VII B
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Skripsi)
Oleh :
FITRI ASTUTI 0613051016
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DAFTAR ISI
CAVER
ABSTRAK ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
MENGESAHKAN ... iii
Gambar 2. Tranfer Dalam Belajar Gerak Adopsi ... 9
2. Keterampilan Gerak Dasar ... 12
Gambar 3. Klasifikasi gerak dasar adopsi...12
Gamabar 4. Pelakasanaan Pengajaran Mikro Adopsi ...17
1. Strategi Pembelajaran ... 18
C. Pendidikan Jasmani SMP ... 21
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metodelogi Penelitian ... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ... 35
2. Waktu Penelitian ... 35
3. Subjek Penelitian ... 35
C. Rencana Tindakan Penelitian ... 36
D. Instrumen Penelitian ... 46
E. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian ... 49
1.2 Analisis Rekapitulasi Refleksi Hasil PTK Pemeblajaran Gerak Dasar Passing Bawah ... 53
A. Siklus Pertama ... 53
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 66 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
MOTTO
“Sesungguhnya Setelah Kesulitan Itu Ada Kemudahan (Al- Hasidt)”
“ Jalan menuju sukses itu terjal dan berbatu, dan kau harus
melewatinya, karena sejauh apapun perjalanan psti berjuang”
musibah adalah ujian allah selalu sayang padaumatnya yang selalu
berusaha.
iii 1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Sudirman Husin, M. Pd. ...
Sekertaris : Drs. Herman Tarigan, M. Pd. ...
Penguji
Bukan Penguji : Dr. Marta Dinata, M. Pd. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Drs. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP. 1960031555 198503 1 003
iv
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Fitri Astuti
NPM : 0613051016
Tempat tanggal lahir : Kota Bumi, 31 Mei 1987
Alamat : Desa Kinciran Kecamatan Abung Tengah Lampung Utara
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Efektifitas Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah Dalam Brmain Bola Voli Dengan Modifikasi Pada Siswa Smp Negeri 22 Bandar Lampung Kelas Vii B Tahun Pelajaran 2010/2011” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada 21 Mei sampai 27 Juli 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan ataupun hasil orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila dikemudian hari
terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi.
Bandar Lampung, 2012
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur ku ucapkan ke hadirat Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku...
Karya ini kupersembahkan kepada Alm Bandarudin Papiku dan Rumiati Mammi ku
yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan yang begitu besar sampai sepanjang masa...
Untuk Adikku alpian Rizki dan Junaedi, yoga, yogki dan suamiku Yudha Agara Almahumah Papiku, Serta teman-teman ku yang juga telah memberikan Motivasi dan Dukungan yang begitu besar...
Terima kasih atas segala kasih sayang dan perhatian kalian sehingga membuat aku semakin dewasa
dan bertanggung jawab...
ii
Judul Skripsi : PEMBELAJARAN GERAK
DASAR PASSING BAWAH DALAM
BERMAIN BOLA VOLI DENGAN
MODIFIKASI PADA SISWA SMP NEGERI 22
BANDAR LAMPUNG KELAS VII B
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Nama Mahasiswa : Fitri Astuti
Nomor Pokok Mahasiswa : 0613051016
Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sudirman Husin, M. Pd. Drs. Herman Tarigan, M. Pd.
NIP. 19581021 198503 003 NIP. 19601231 1988031 0018
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin, M. Pd.
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Palembang pada tanggal 31 Mai 1987 sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Alm. Bandarudin dan Ibu Rumiati. Adik bernama M Alpian, Rizki Aprizal, Junaidi Apendi
Pendidikan yang telah ditempuh masuk Sekolah Dasar Negeri 1 Sukamenanti pada tahun 1995 dan selesaikan pada tahun 2000. Kemudian masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 22 Bandar Lampung pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2003. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas SMU Utama 2 Bandar Lampung pada tahun 2003 dan diselesaikan pada tahun 2006
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses membimbing, mengarahkan dan mendorong individu
agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya,
sehingga mereka dapat menyelesaikan diri dengan kehidupan dimasa sekarang.
dan dimasa yang akan datang. Tujuan pendidikan nasional seperti yang
tercantum dalam UU No. 2/1989, tentang sistem pendidikan nasional yaitu
terbentuknya manusia yang beriman, berkepribadian, disiplin, bekerja keras,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani.
Tujuan pendidikan itu sendiri yaitu untuk mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis
keterampilan sosial, stabilitas emosional, aspek pola hidup dan olahraga yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Menurut Rusli Lutan, (2000:1) Pendidikan jasmani adalah proses ajar melalui
aktivitas jasmani dan sekaligus sebagai proses ajar untuk mengawasi
Diharapkan mengajarkan sebagai keterampilan gerak dasar, teknik dasar,
teknik dan strategi bermain dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas,
jujur, kerjasama dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pendidikan
jasmani merupakan salah satu pelajaran SMP dalam pelaksanaanya mengacu
pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Menurut UUD Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal satu kurikulum
adalah seperangkat rencana peraturan mengenal tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemerintahan telah menetapkan kurikulum satuan pendidikan (KTSP) yang
disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-undang
Republik Indonesia No. 19 tentang standar pendidikan nasional. Kurikulum
pendidikan menengah dikembangkan sesuai dengan Kenyataannya dengan
kelompok atau satuan pendidikan dan kantor Departemen Agama untuk
pendidikan dasar dan provinsi.
Kompetensi dasar merupakan perincian lebih lanjut dari standar kompetensi
menurut Depdiknas (2004:18), kompetensi dasar adalah pengetahuan, sikap
dan kemampuan minimal yang harus dikuasi siswa untuk menunjukan bahwa
siswa tersebut telah menguasai standar kompetensi yang telah ditentukan. Bola
voli merupakan salah satu materi pokok atau uji diri atau voli yang harus
dilakukan siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, materi poko untuk
3
melakukan passing bawah. Pada semester 1 passing bawah diajarkan dalam
alokasi waktu 2 x 45 menit (3 x pertemuan).
1. Rendahnya kemampuan keterampilan gerak dasar passing bawah pada
siswa kelas VII B SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
2. Tidak efektifnya modifikasi yang digunakan dalam pembelajaran gerak
dasar passing bawah pada siswa kelas VII B SMPN Negeri 22 Bandar
Lampung.
Aktivitas yang diajarkan dalam pengajaran harus mendapat sentuhan didaktif
metododik sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai yang dilakukan
dapat mencapai yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran
(Departemen Pendidikan Nasional, standar kompetensi mata pelajaran
Pendidikan Jasmani SMP Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, (2003).
Bermain bola voli merupakan salah satu materi pokok yang harus dilaksanakan
oleh siswa dalam kurikulum penjas. Bola voli adalah bermainan beregu yang
terdiri dari 6 orang pemain, dalam bermain bola voli terdapat beberapa teknik
dasar yang harus dikuasi dengan baik dan benar. Gerak dasar dalam bermain
bola voli adalah cara memainkan bola dengan efisien dan sesuai dengan
peraturan-peraturan bermain yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang
optimal. Adapun gerak dasar bermain bola voli terdiri dari :
a). Gerak dasar tanpa menggunakan bola voli
b). Gerak dengan bola voli Soekartamsi (1995:16) salah satu didalamnya gerak
Passing bola voli merupakan gerak dasar yang banyak diguanakan dalam
bermain bola voli. Gerak dasar passing bawah bola voli merupakan gerak dasar
bermain bola voli. Peralatan yang dimiliki disekolah tersebut beragamnya
karakteristik siswa dalam suatu kelas diantaranya adalah : jenis kelamin, postur
tubuh, hobi, sifat, motivasi akan menjadi salah satu kendala tercapainya tujuan
pembelajaran.
SMP Negeri 22 Bandar Lampung dalam mengajarkan bermain bola voli
khususnya gerak dasar passing bawah pada kelas VII B asil yang diperoleh
tidak mencapai standar ketuntasan yang ditentukan yaitu 65 setiap latihan
hanya menggunakan bola yang hanya sedikit dan waktu pelaksanaan relatif
pendek dan kurang adanya variasi dalam mengjar, sehingga siswa menjadi
cepat bosan dalam melakukan pembelajaran, apabila keadaan ini berlangsung
terus menerus, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai khususnya gerak
dasar bermain bola voli kelaqs VII B SMP Negeri 22 Bandar Lampung tidak
akan meningkat. Berdasarkan uraian maka peneliti ingi meningkatkan proses
belajar dengan baik pada olahraga bola voli, maka peneliti dan guru perlu
mengadakan perbaikan dalam hal cara pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan keterapilan gerak dasar voli. Guru hendaknya menyediakan
saran dan prasarana alat yang dimodifikasi dengan memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan siswa sehingga proses pembelajaran akan
lebih mudah, menarik, dan lebih menyenangkan. Berdasarkan kondisi di
lapangan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan
judul pembelajaran gerak dasar passing bawah dengan modifikasi pada siswa
5
Penulis berharap dalam penggunaan modifikasi akan tercapainya keberhasilan
pembelajaran bola voli khususnya pada gerak dasar passing bola voli sehingga
siswa tertarik untuk mengenal dan mempelajari lebih jauh tentang olahraga
bola voli.
B. Identifikasi Masalah
Adapun gerak dasar bermain bola voli adalah sebagai berikut: gerak memikul
bola sampai melewati net, passing, gerak mengumpan), smash), bendungan.
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini :
1. Kemampuan gerak dasar passing bawah dalam bermain bola voli pada
siswa kelas VII B SMP Negeri 22 masih rendah.
2. Kurang tepatnya model pembelajaran guru dalam gerak dasar passing
bawah dalam bermain bola voli.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah dengan mengguakan bola plastik sebagai modifikasi net dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam passing bawah bola voli?
2. Apakah dengan menggunakan bola karet sebagai modifikasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam passing bawah bola voli?
3. Apakah dengan merendahkan ketinggian net sebagai modifikasi net dapat
D. Tujuan
Adapun tujuan penelitian :
1. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar passing bawah
melalui modifikasi yaitu merendahkan ketinggian net dari 2,43 menjadi
170 cm.
2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar passing bawah
melalui modifikasi yaitu bola voli diganti bola plastik.
3. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar passing bawah
melalui modifikasi alat, berupa bangku.
E. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
a.Untuk meningkatkan kemampuan peneliti dengan modifikasi pebelajaran
khususnya passing bawah dalam bermain bola voli.
b. Untuk menyelesaikan studi S1 Penjaskes.
2. Siswa
a. Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Guru
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan metode dan
7
4. Lembaga
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan
pemikiran kepada sekolah untuk dapat meningkatan efektifitas
pembelajaran gerak dasar passing bawah dalam bermain bola voli.
F. Penjelasan Judul
1. Efektifitas mempunyai arti yaitu dapat memilih tujuan yang tepat dari
seprangkat alternatif atau pilihan cara dan menentukan suatu pilihan dari
beberapa pilihan lainnya sehingga dengan tujuan tersebut dengan tujuan
yang diinginkan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005).
2. Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun pada
keterampilan yang sifatnya kompleks. Surahsimi Arikunto (2008:123)
3. Passing bawah mengomperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu
dalam suatu tekhnik tertentu. Teknik dasar bola voli (1883:12) M.J
Maspaite.
4. Modifikasi menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran
dengan cara memberikan dalam bentuk aktivitas belajar yang pontensial
sehingga memperlancar siswa dalam belajar. Aswan Zain (2006:121)
5. Pembelajaran dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu
dalam pembelajaran yang harus dikerkan menurut langkah-langkah yang
belajar dan tujuan belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu rahasia atau
tujuan. Oemar Hamalik (2000). Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar bukanlah suatu
tujuan tetapi suatu proses mencapai tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah
atau prosedur yang ditempuh. Sesorang dikatakan telah belajar sesutu apabila
didalam dirinya terjadi perubahan tertentu, misalnya dalam olahraga bola voli
sesorang anak tidak terampil melambungkan bola keatas dengan menggunakan
kedua tangan, anak-anak karena belajar menjadi anak yang terampil dalam
melambungkan bola, pandai bermain bola voli. Namun tidak semua perubahan
yang terjadi pada diri sesorang itu terjadi karena orang tersebut masih dalam
proses belajar. Misalnya perubahan yang terjadi pada bayi, terjadi terutama
bukan karena belajar, bayi yang tadinya tidak dapat duduk menjadi bisa duduk.
Margaret E. Bell Gredler (1991:1) mengatakan bahwa belajar adalah proses
orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Dan cara sikap
sesorang melakukan sesuatu proses perubahan dpat terjadi kapanpun dan
dimanapun. Bermain bola voli merupakan olahraga melatih anak menjadi
Gambar 1.Hukum belajar adopsi dari Tarigan Herman, (2008)
Menurut A. Tabrani Rusyan (1987:7), belajar dalam arti luas adalah suatu
proses perubahan individu yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, dan
penelitian terhadap atau mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalamberbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam
berbagai aspek ataupun pengalaman yang terorganisasi.
1. Pengertian belajar gerak
Gerak adalah suatu proses peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali
saja maupun berkali-kali, Poerdarminta (1984:316), Terlepas dari pengertian
belajar pada umumnya, belajar gerak merupakan bagian dari belajar. Belajar
yang menekankan pada aktivitas gerak tubuh disebut belajar gerak, kondisi
belajar gerak adalah suatu keadaan yang diperlukan agar proses belajar
mencapai tujuan. Menurut Poerdarminta (1984:316) gerak adalah
HUKUM BELAJAR
1. Law Of Readiness (kesepian fisik dan mental)
2. Law Of Exercise (ingin mahir-diulang-ulang)
3. Law Of Effect
10
Suatu proses peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali saja maupun
berkali-kali.
Dalam proses belajar keterampilan motorik tidak hanya perubaan yang bersifat
psikomotorik yang dicapai, tetapi juga hersifat kognitif dan efektif. Seperti
yang diungkapkan oleh Schmidt yang dikutip oleh Lutan (1998:102), bahwa
belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau
pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku
terampil.
Gambar 2. Tranfer Dalam Belajar Gerak Adopsi Dari Tarigan Herman BelajarMotorik, (2008)
Dalam Mulyono Abdulrahman (1999:144), mengatakan bahwa belajar sensorik
dimasa dini merupakan pembangunan dasar bagi pembangunan perseptual dan
kognitif yang lebih kompleks. Keterampilan motorik adalah kegiatan motorik
yang mungkin memiliki derajat ketelitian yang tinggi, tetapi tujuan adalah
untuk menampilakan suatu tujuan tertentu. Mulyono Abdulrahman (1999:144).
Bloom, Krathwohl (1998:21) Beliau menyusun taksonomi untuk segi
psikomotoris, tetapi sudah ada suatu taksonomi untuk aegi ini, dan telah Pengaruh Latihan Keterampilan Sebelumnya Terhadap
Belajar Suatu Keterampila Yang Baru
mendapat perhatian belakang ini. Ringkasan sistem ini dikemukan oleh E.J
Simpon disajikan dibawah ini :
1. Persepsi. Langkah pertama dalam melakukan kegiatan yang bersifat
motoris ialah menyadari objek, sifat, atau hubungan –hubungan melalui
alat indra. Langkah ini bagian utama dalam rangkaian situasi-situasi
interprestasi tindakan yang menimbulkan kegiatan motorik.
2. Set adalah kesiapan untuk melakukan suatu tidakan atau untuk bereaksi
terhadap suatu kejadian menurut cara tertentu. Ada juga aspek set yaitu
aspek intelektual, aspek fisis, aspek emosional.
3. Respons terbimbing, inilah tingkat pemulaan dalam mengambangkan
keterampilan motoris. Yang ditentukan ialah kemampuan-kemampuan
yang merupakan bagaian dari keterampiln yang lebih kompleks. Respons
terbimbing adalah perbuatan individu yang dapat diamati yang terjadi
dengan bimbingan individu lain.
4. Respons mekanistis, pada taraf ini siswa sudah yakin akan kemampuannya
dan sedikit banyak terampil melakukan sesuatu perbuatan. Sudah tertentu
kebiasaan dalm dirinya berrespons sesuai dengan jenis-jenis perengsang
dan situasi yang dihadapi.
5. Respons kompleks, pada taraf ini induvi dapat melakukan perbuatan
motoris yang boleh dianggap kompleks, karena pola gerakan yang dituntut
sudah kompleks. Perbuatan itu dapat dilakukan secara efisien dan lancar
12
2. Keterampilan Gerak Dasar
Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada keterampilan
yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak lokomotor, non
kolomotor manipulatif. Suharsimi Arikunto (2008:123), keterampilan sama
artinya kemahiran Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003). Penulisan
mengartikan keterampilan ialah kemampuan sesorang untuk melakukan suatu
aktivitas secra cekatan dengan baik dan benar. Keteram,pilan gerak dasar
merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk melakukan suatu aktivitas
secara cekatan dengan baik dan benar. Keterampilan ialah kemampuan
sesorang untuk melakukan suatu aktivitas secara cekatan dengan baik dan
benar. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar
untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Intan (1998) membagi gerakan dasar
yang melekat pada individu yaitu (1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor (3)
manipulatif.
Gambar 3.Klasifikasi gerak adopsi dari Tarigan Herman, (2008)
KLASIFIKASI GERAK Anita J. Harrow
Gerak Refleks:
1. Intan dalam Tarigan Herman ( 2008). Didefinisikan sebagai gerak
lokomotor, sedangkan gerak lokomotor itu sendiri adalah gerak yang
digunakan untuk memudahkan tubuh dari suatu tempat lain atau
memproyeksikan tubuh ke atas misalnya jalan. Lompat dan berguling “gerak
non lokomotor”adalah keterampilan yangdilakukan tanpa memindahkan tubuh
dari suatu tempatnya, misalnya membungkuk benda, memutar badan,
mendorong dan menarik “sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan
memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan
atau bagian tubuh yang lain gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi
mata kaki, mata tangan, misalnya melempar, mengkap, dan menendang.
2. Gerak
Gerak daalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari
titik padang tertentu Soedarmito (1993:197) gerak adalah suatu proses
peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali saja atau berkali-kali,
karena gerak merupakan penunjang dalam pelaksanaan proses belajar.
Poerwardaminta,(1984:316).
Gerak dasar dalam bermain bola voli baik yang berkaitan dengan aktivitas
dasar ini mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulatif belajar
motorik / gerak adalah perubahan secara permanen berupa gerak belajar yang
diwujudkan melalui respon”maskular dan diekspresikan gerakan tubuh.
1. Belajar gerak berperean dalam hal upaya peningkatan kualitas gerak tubuh
14
a). Perkembangan motorik adalah peningkatan kapasitas fungsi atau
kemampuan kerja organ “tubuh, peningkatan biasa berbentuk daya fisik,
koordinasi dan kontrol tubuh”.
Gerak dasar dibagi 3
1). Lokomotor
Gerakan pindah dari suatu tempat ketempat lain (jalan, lari, lompat,
merangkak).
2). Non lokomotor / stabilisasi
Gerak berporos pada persendian tubuh (menekuk kaki, pivot dalam
basket).
3). Manipulasi
Memainkan objek tertentu melalui anggota badan menendang,
memukul klasifikasi gerak (Anita J. Harrow).
b). Gerak reflek (respon gerak yang terjadi tanpa sadar yang ditimbulkan
oleh suatu stimulus.
c). Gerak dasar Fundamental (gerak lomotor, non lokomotor, manipulasi).
d). Gerak kemampuan fisik (ketahanan, kekuatan, fleksibility, kelincahan.
f). Gerak komunikatif non diskusif gerak ekpresif, interaktif).
Keterampilan gerak/motorskill adalah perwujudan dari kualitas
koordinasi dan kontrok bagi tubuh yang terlibat gerak.
Keterampilan sama artinya kemahiran Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003).
Penulis mengartikan keterampilan ialah kemampuan sesorang untuk
melakukan suatu aktivitas secara cekatan dengan baik dan benar.
Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk
ketangkasan yang lebih kompleks. Intan (1998) membagi gerakan dasar yang
melekat pada individu yaitu (1) lokomotor (2) gerak non lokomotor (3)
manipulatif.
1. Intan dalam Tarigan Herman (2008), belajar motorik dapat di definisikan
sebagai gerak lokomotor sedangkan gerak Lokomotor adalah gerak yang
digunakan untuk memudahkan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain
atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya jalan, lompat dan berguling
“gerak non lokomotor” adalah keterampilan yang dilakukan tanpa
memindahkan tubuh dari suatu tempatnya, misalnya membungkuk badan,
memutar badan, mendorong dan menarik “sedangkan ger manipulatif ini
bertujuan untuk koordinasi mata kaki, mata tangan, misalnya melempar,
menangkap, mendorong.
2. Gerak
Gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau
dari titik padang tertentu Soedarminto (1993:197) gerak adalah suatu
16
berkali-kali Poerwardaminta (1984:316) karena gerak merupakan
penunjang dalam pelaksanaan proses belajar. Tujuan permainan dalam
modifikasi bola plastik dan bola karet ini adalah agar mempermudah
siswa melakukan passing bawah contohnya ketinggian net yang
direndahkan dari 3,14 standar tinggi menjadi 170 cm dan bola voli
dimodifikasi menjadi bola plastik semua tujuan agar siswa mudah
mengikuti tahap pengenalan gerak passing bawah bola voli. Petunjuk
gerakan atau pelaksanaan yang berhasil adalah apabila siswa melakukan
passing bawah yang telah dimodifikasi dapat menyentuh net yang telah
disediakan mendapat poin atau nilai tinggi. Dan apabila siswa tersebut
dianggap gagal dan tidak mendapat poin. Metode mengajar pertimbangan
yaitu metode praktik keseluruhan dan bagian pertimbangannya
kompleksifitas gerak, keeratan antar unsur gerakan Tarigan Herman,
(2006:2). Pada dasarnya, langkah pelaksanaan pengajaran mikro dapat
Pelaksanaan Pengajar Mikro
Gambar 4.Pelaksanaan pengajaran mikro adopsi dari marno (2009)
Menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra, (2002:2) mengajar merupakan suatu
proses yang sangat kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi
pelajaran kepada murid tetapi guru juga harus berusaha agar siswa mau belajar
karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu
menyiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa dan guru juga harus
memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa
tertarik belajar dan siswa aktif bertanya kepada guru, di sinilah letak kerumitan
dan kesulitan pembelajaran bagi seorang guru. Pengenalan Konsep Keterampilan
Pengajar Mikro
Pengajaran model keterampilan
Perencanaan dan persiapan latihan
Praktik Keterampilan
Diskusi Balik
Perencanaan–Persiapan Latihan
Ulang
Praktik-praktik ulung
Diskusi Balik Obsevasi/rekaman
18
Belajar mengajar adalah salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dimulai. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan secara
sistemetik dengan manfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Fungsi guru itu sendiri terdapat tiga aspek yaitu fungsi professional, fungsi
guru kemanusiaan, fusngsi civic mission, ini berarti fungsi guru itu sendiri
mendidik, mengajar dan melatih.
1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran menurut Alwi Suparman (1997:155) adalah proses
pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen sebagai bagian dari
prosedur yang digunakan untuk hasil belajar tertentu. Rita C. Richey (1994:34)
mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk meyeleksi
serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan, pembelajaran dalam suatu
pelajaran.
Model pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang diperlukan untuk
mengaplikasikannya berbeda-beda tergantung pada situasi belajar, sifat, materi
dan jenis belajar yang diinginkan. Strategi pembelajaran merupakan kegiatan
perencanaan yang dilakukan guru sebelum melakukan proses pembelajaran
berlangsung. Depdiknas (2004:26).
Strategi liputi aspek yang lebih luas dari pada metode pembelajaran, strategi
Dalam mengembangkan strategi pembelajaran strategi pembelajaran paling
tidak guru perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain, bagaimana
mengaktifkan siswa, bagaimana siswa membangun peta konsep, bagaimana
mengumpulkan informasi dari meia cetak, bagaimana membandingkan dan
mensintesiskan informasi, bagaimana mengamati (mengawasi) kerja siswa
secara aktif, bagaiman cara menganalisis dengan peta akibat atau roda masa
depan serta bagaiman melakukan kerja praktik.
Tujuan pokok strategi pembelajaran adalah memberi kemudahan belajar,
dengan demikian maka mempunyai perhataian atau penekanan yang khusus
pada pihak pembelajar. Pendekatan tujuan pemakaian strategi adalah untuk
mempengaruhi keadaan motivasi atau efektif sang pembelajar menyeleksi
memperoleh, mengorganisasi, atau mengintegrasikan pengetahuan baru.
Weinstein (1998:315) dalam strategi pembelajaran, menjelaskan komponen
umum suatu perangkat material pembelajaran dan pengembangan materi secara
prosedural haruslah berdasarkan karakteristik siswa. Karena material
pembelajaran yang dikembangkan pada akhirnya dimaksudkan untuk
mambantu siswa agar memperoleh kemudahan dalam belajar. Untuk itu
sebelum mengembangkan materi perlu dilihat kembali karakteristik siswa.
Dalam tulisan lain diajurkan melihat pula karakteristik materi. Henry Guntur
Tarigan (2001:2) mengemukakan bahwa dalam merencanakan dalam suatu unit
pembelajaran ada tiga tahap, yaitu:
1. Mengurutkan dan mengumpulkan tujuan kedalam pembelajaran
20
3. Menyusun alokasi waktu berdasarkan strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam
proses pembelajaran, paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan
dengan pembelajaran, yaitu :
1. Strategi pengorganisasian pembelajaran.
2. Strategi penyampaian pembelajaran.
3. Strategi pengolaan pembelajaran.
Menurut Reigulth hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga
aspek yakni :
1. Keefektifitasan pengajaran (pembelajaran).
2. Efisiensi pengajaran.
3. Daya tarik pengajaran.
Uraian mengenai strategi penyampaian pengajaran menekankan pada
media yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa
yang dilakukan siswa, dan dalam struktur belajar mengajar yang
C. Pendidikan Jasmani di SMP
Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas
jasmani guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan individu secara
menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa sosialisasikan kedalam
aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga.
Pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani merupakan bagian dari
upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang bertujuan pada
peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, serta mencapai
pertumbuhan fisik dan mental. Hal ini sesuai pendapat Aip Syarifuddin
(1990:2), yang mengartikan pendidikan jasmani ialah suatu susunan kegiatan
manusia yang direncanakan untuk merancang dan meningkatkan kemampuan
dan keterampilan jasmani, pertumbuhan dan perkembangan, kecerdasan dan
pembentuk watak serta nilai dan sikap bagi warga negara sebagai kelengkapan
dari pendidikan.
Dalam kurikulum pendidikan jasmani SUP Depdikbud, (2000:2) menyebutkan
tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan adalah membantu dalam
meningkatkan kesehatan melalui pengenalan dan pemahaman sikap positif
serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani agar dapat
terciptanya kurikulum yang dapat dimengerti dan dipahami dijenjang
pendidikan manapun. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani
khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis.
1. Terbentuknya sikapdan prilaku seperti, disiplin, kejujuran, kerjasama
22
2. Menyenangkan aktivitas jasmani yang dapat dipakai untuk mengisi
waktu luang serta kebiasaan hidup sehat.
3. Mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tentang manfaat
pendidikan jasmani dan kesehatan, serta mempunyai kemampuan
penampilan gerak yang benar dan efisien.
4. Meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan, serta daya tahan tubuh
terhadap penyakit.
1. Fasilitas Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar, dengan demikian media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Media adalah sumber belajar, secara
luas diartikan sebagai manusia, benda ataupun peristiwa ang memungkinkan
anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan Aswan Zain
(2006:120).
Media dalam proses belajar mengajar, cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. Media yang sering diganti dengan kata
mediator menurut Fleming (1987:234) adalah penyebab atau alat yang turut
campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikan. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa media adlah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan dalam pengajaran. Aswan Zain
(2006:121). Pendekatan modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat
(Developentally Appropriate Practice) termasuk di dalamnya body scanning
atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar.
Ensensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi
pelajaran dengan cara menentukannya dalam bentuk aktivitas belajar yang
pontensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajar. Modifikasi
pembelajaran pendidikan jasmani dianggap penting untuk diketahi oleh para
guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat menjelaskan
pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi dan
bagaiman cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa
aspek analisis modifikasi.
Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan mengajarkan siswa
yang tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih
terampil. Cara-cara guru memodifikasikan pembelajaran akan tercermin dari
aktivitas pembelajaran yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran.
Selanjutnya guru-guru pendidik jasmani juga harus mengetahui apa saja yang
bisa dan harus dimodifikasi serta tahun bagaiman cara memodifikasinya.
Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya
mencerminkan karakteristik serta tahu bagaimana cara memodifikasinya dalam
penyelanggaraan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu
Developentally Appropriate Practice (DAP). Artinya bahwa tugas ajar yang
disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak,
dan dapat membantu mendorong kearah perubahan tersebut. Dengan demikian
tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat
24
dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga
harus mampu mengakomondasi setiap perubahan dan perbedaaan karakteristik
induvidu dan mendorongnya kearah perubahan yang lebih baik. Disini seorang
guru pendidikan jasmani harus memahami betul tentang pembelajran dengan
menggunakan pendekatan modifikasi. Beberapa aspek analisis modifikasi ini
tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang tujuan, karakteristik materi,
kondisi lingkungan, dan evaluasinya.
Disampaikan pengetahuan dan pemahaman yang terbaik tentang tujuan,
karakteritas, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan saran, prasarana
dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan
mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah
hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang
sangat diperlukan. Minimnya saran dan prasarana pendidikan jasmani untuk
lebih kratif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana
dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan
mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada
tetapi disajikan dengan cara yang menarik mungkin, sehingga anak didik akan
merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Seperti halnya
halaman sekolah, taman ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang
ada di lingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan
untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan melakukan
modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan mengurangi aktivitas siswa
karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan
bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci
pendidikan jasmani adalah “Bermain- bergerak-ceria”.
Lutan (1988-16) menyatakan bahwa modifikasi dalam mata pelajaran
pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar:
a). Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.
b). Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.
c). Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum
dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan
psikomorik anak.
Menurut Ausie (1996), pengembangan modifikasi di Australia dilakukan
dengan pertimbangan :
b). Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti
orang dewasa
c). Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan
mengurangi cedera pada anak.
d). Olahraga yang dimodifiasikan akan mampu mengembangkan keterampilan
anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk dewasa.
e). Olahraga yang dimodifikasi menumbuhakan kegembiraan dan kesenangan
26
D. Pengertiab Bermain Bola Voli
Menurut LJ Maspaite (1983:01) bola voli salah satu cabang olahraga yang
populer di dunia, penggemarnya banyak berasal dari segala usia bahwa bola
voli merupakan olahraga yang menyenangkan/mendidik dan menghibur serta
menyehatkan badan. Dalam permainan bola voli setiap tim memiliki 6 pemain
dilapangan. Satu angka diberikan untuk setiap bola masuk daerah lawan yang
dicetak dari dalam garis 1 angka. Lapangan pemainan bola voli berbentuk
empat persegi panjang dengan ukuran panjang 18 meter, lebar 9 meter
dikelilingi oleh daerah bebas minimal 3 meter, dan ruang bebas dari rintangan
sampai ketinggian minimal 7 meter, dari permukaan permainan. Untuk
melakukan pemainan bola voli ada keterampilan dasar bola voli meliputi
passing, smash, setup (lompat), block.
Bermain bola voli adalah suatu bermain yang menggunakan bola untuk divoli
diudara hilir mudik diatas net. Dengan maksud dapat menjatuhkan bola di
dalam petak daerah bagian lawan, dalam rangka mencari kemenangan.
Memvoli atau memantulkan bola keudara dapat mempergunakan seluruh
anggota atau bagian tubuh dari ujung kaki sampai kepala dengan pantulan
sempurna. Bermain bola voli diciptakan pada tahun 1985 oleh Willam G.
Morgan, yaitu seorang pembina pendidikan jasmani di YMCA (young Men
Chistian Association ) di kota Holyoke, Massachusetts, Amerika serikat. W.G.
Morgan menciptakan barmain di udara dengan cara pukul memukul, melewati
jaring yang dibentangkan dengan lapangan yang sama luasnya. Bola yang
digunakan saat itu adalah mengambila dari bagian dalam bola basket dan jaring
diberi nama Minonette. Kemudian atas saran dari Halsted Springfield namanya
diganti menjadi Volly Ball yang artinya memvolly bola secara bergantian.
Mula-mula bermain bola voli hanya dimainkan dikalangan YMCA tempat
morgan berkerja, baru pada tahun (1922), YMCA berhasil menyelenggarakan
kejujuran nasional bola voli yang pertama, dan berlangsung sapai tahun 1947.
Pada tahun 1948, dibentuklah organisasi bola voli di dunia dengan nama IVBF
(International Volley Ball Federation).
Di negara Indonesia, bermain bola voli masuk pada tahun (1928) dibawah oleh
guru-guru yang datang dari negeri Belanda dan para serdadu Belanda. Bola
voli telah dipertandingkan dalam PON 1 pada tahun (1952) di Solo. Kemudian
pada tanggal 22 Januari (1955) terbentuklah PBVSI (Persatuan Bola Voli
Seluruh Indonesia) di Jakarta, bersamaan dengan kejujuran nasional yang
pertama
1. Pengertian Passing
Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu
dengan satu teknik tertentu. Gerakan dasar passing bawah bola voli adalah gera
dasar, memantulkan bola voli dengan suatu koordinsi gerak yang melewati
gerakan mengarahkan dan mengusahakan agar bola masuk melewati net.
Adapun ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter.
Ukursn tinggi net putra 2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter. Garis batas
serang untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis setengah (sejajar
28
a. Cara Pemainan
Pemainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang
pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu. Dalam
sebuah tim, terdapat 4 peran peting, yaitu tosser (atau setter), spiker (smash),
libero dan defender (pemai bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang
yag bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekannya dan mengatur
jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah
pertahanan lawanan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar
dan masuk tetapi tidak boleh men-smashbola ke seberang net.Defenderadalah
pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.
Permainan voli menuntut kemampuan otak yang prima, terutamatosser,Tosser
harus dapat mengatur jalannya pemainan. Tosser harud memutuskan apa yang
harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan
dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan.
Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang
pemain dan mengusahakan untuk mencapai angka 25 terlebih dahulu untuk
memenangkan suatu babak.
E. MODIFIKASI KETINGGIAN NET DAN BOLA PLASTIK
Memodifikasi Ketinggian net merupakan alat bantu siswa agar mempermudah
siswa bermain bola voli khususnya passing bawah dan dengan merendahkan
ketinggian net sebagai modifikasi net dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu dengan merendahkan ketinggian net sangat dibutuhkan oleh
guru untuk mempermudah anak melakukan passing bawah bola voli.
Modifikasi Ketinggian net ini berujuan untuk mempermudah guru
penjaskesrek. Dalam menyampaikan cara atau gerakan dalam bola voli, jadi
siswa dengan mudah dapat mengikutinya guru yang tau sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sedangkan tujuan dari modifikasi
itu sendiri adalah merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
memperbaiki. Layanan kependidikan yang harus dilaksanakan dalam konteks
pembelajaran dilapangan. Dan peningkatan kwalitas program sekolah secara
keseluruhan walau pun menggunakan modifikasi tapi cara-cara penyampaian
guru dalam bermain bola voli tetap sama dengan yang aslinya. Contohnya
ketiggian net direndahkan dari 2,43 di modifikasi menjadi 1,70 cm. Dilihat dari
sisi praktek guru dilapangan, guru yang paling banyak pengalaman, guru yang
diajarkan kapan siswa yang harus dimunculkan dan kapan sesuatu yang harus
tidak diajarkan atau dipakai. Jadi jenis modifikasi ini merupakan salah satu
tindakan yang nyata dimana antara guru dengan siswa terlibat langsung
dilapangan dalam proses memecahkan masalah yang ada di lapangan adapun
ciri-ciri modifikafi ketinggian net ini adalah:
1. Praktis dan relevan untuk situasi yang mendesak yang ada dilapangan
30
2. Dapat dilakukan dimanapu dan mudah untuk dijangkau,
3. Dilakukan dilapangan melalui proses pembelajaran.
Dalam modifikasi ini artinya guru melakukan sesuatu guna meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan kata lain, guru harus mengutamakan hasil yang lebh baik
dari sebelumnya. Dalam memecahkan masalah dalam proses pembelajaran
guru pintar dalam menentukan strategi atau metode apa yang akan dipakai agar
siswa mendapatkan nilai yang lebih baik sehingga proses pembelajaran dapat
lancar. Modifikasi Ketinggian net dapat membantu guru dalam mengajar dan
dapat mempermudah siswa dalam mengikutinya. Inilah salah satu tugas
seorang guru menetukan strategi pembelajaran. Asensi modifikasi adalah
menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara
menentukan dalam bentuk aktivitas belajar yang pontensial sehingga dapat
memperlancar siswa dalam belajarnya. modifikasi ketinggian net ini sangat
penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Ini diharapkan
mereka dapat mempraktekan langsung didalam pengajaran cara ini
dimaksudkan untuk menuntut, mengarahkan yang tadinya tidak biasa menjadi
biasa. Yang tadinya kurang terampil menjadi terampil. Oleh karena itu seorang
guru harus benar-benar tau dan yakin proses pembelajaran yang dipakai dapat
berhasil. Merendahkan ketinggian net dari aslinya sebagai alat bantu yang
evisien dan relevan yang membantu guru dalam proses pembelajaran
dilapangan selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui
yang biasa yang harus dimodifikasi serta tau bagaimana cara memodifikasinya
dalam penyelenggaraannya program pendidikan jasmani program pendidikan
dan kondisi anak, dan dapat mendorong beserta memberikan semangat kearah
perubahan lebih baik. Guru pendidikan jasmani harus mampu menyampaikan
materi pembelajaran yang telah dimodifikasi contohnya ketinggian net
direndahkan banyak keberhasilan yang dicapai dan memodifikasi ketinggian
net ini tingkat keberhasilan yang dicapai setelah disampaikan oleh siswa SMP
Negeri 22 mencapai 70% efektifitas berarti modifikasi ini dapat dipakai di
sekolah dimanapun.
4. Modifikasi bola plastik bertujuan mempermodah siswa dalam bermain bola
voli khususnya passing bawah bola voli. Bola plastik ini sangat ringan dan
mempermudah siswa menggunakannya sedangkan bola asli bola voli sangat
berat dan sulit menggunakannya. Memodifikasi bola plastik ini juga bertujuan
agar proses pembelajaran menjadi lancar. Modifikasi bola plastik ini dapat
membantu guru dalam menentukan metode yang akan dipergunakan pada saat
mengajar dilapangan memodifikasi bola plastik ini dapat membantu dalam
menentukan metode yang akan digunakan pada saat mengajar dilapangan
memodifikasi bola plastik juga sangat dibutuhkan bagi sekolah-sekolah yang
tidak memiliki fasilitas yang memadai. Dengan menggunakan bola plastik
sebagai modifikasi bola voli dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Melakukan modifikasi bola plastik merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh seorang guru agar proses pembelajaran dilapangan dapat
berjalan. Modifikasi bola plastik dianggap sangat penting untuk diketauhui
seorang guru pendidik jasmani. Di harapkan dengan seorang dapat
mempraktekan di lapangan memodifikasi bola plastik siswa menjadi pandai
32
mengarahkan dan mempelajaran siswa yang tidak bisa melakukan passing
bawah menjadi biasa melakukan passing bawah bola voli. Yang tadinya kurang
trampil menjadi terampil. Cara seorang guru memodifikasi bola plastik akan
tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan seorang guru melai awal
hiangga akhir pelajaran memodifikasikan.
Selanjutnya seorang guru harus mengetahui bagaimana cara memodifikasi bola
plastik. Bola plastik bisa didapat dimana saja dan penggunaanya sangat efisien
sehingga proses pembelajaran dapat terlihat dengan lancar dilapangan. Dalam
hal ini memodifikasi bola plastik sangat membantu seorang guru penjaskesrek
dalam menyampaikan pembelajaran dilapangan. Dalam melaksanakan
tugasnya sehari –hari yang dirasakan oleh para guru pendidikan jasmai adalah
hal-hal yang berkaitan oleh sarana dan prasaran pendidikan jasmani yang
sangat diperlukan. Minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah,
menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kratif dalam
memperdayakan dan mengobtimalkan sarana dan prasarana yang ada. Seorang
pendidik jasmani harus mampu menciptakan sesuatu yang baru contohnya
dengan memodifikaiskan bola plastik berarti seorang guru mampu menciptakan
sesuatu yang baru, atau memodifikasikan yang sudah ada tetapi disajikan
dengan cara yang semenarik mungkin sehingga anak didik senang mengikuti
pelajaran tersebut, modifikasi bola plastik dapat bertujuan agar sisa
memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran tersebut dan siswa
melakukan passing bawah dengan benar dengan cara memodifikasikan bola
voli giganti oleh bola plastik. Seorang guru harus yakin dan mampu bahwa
F. HIPOTESIS
Hipotensis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian oleh
karena itu suatu hipotensis tersebut perlu diuji guna mengetahui apakah
hipotensisi tersebut terdukung oleh data yang menunjukan kebenaranya atau
tidak. Suharsimi Arikunto (1998:21). H1 dengan menggunakan tali rapia
sebagai alat modifikasi net dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B
tahun pelajaran 2010/2011 dalam passing bawah bola voli.
H2 dengan menggunakan bola plastik sebagai modifikasi bola voli dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B tahun pelajaran 2010/2011 dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode,
karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan
dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti
ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan
dilaksanakan pada siswa SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi perencanaan masalah yang
memanfaatkan tindakan yang nya dalam bentuk proses pengembangan
inovatif yang : dicoba sambil berjalan” dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah. Suharsimi Arikunto (1998:82).
1. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
2. Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yaitu peneliti yang
dilakukan oleh guru kelas atau disekolah tempat ia mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Temapat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandar Lampung, jln. Zainal
abidin pagar alam no. 108 bandar lampung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 22 Bandar
Lampung yang berjumlah 38 siswa dari 27 siswa putra dan 11 siswa putri.
a. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan dari empat kompenen pokok yang menunjukan
langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Hubungan
keempat kompenen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan
berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tidakan tidak pernah
merupakan kegiatan yang tunggal tetapi selalu harus berupa rangkaian
kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di
36
Gambar 6.Siklus penelitian tindkaan kelas adopsi dari Suhasimi Arikunto (2008:16)
Subyek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 22 Bandar Lampung kelas VII
B yang berjumlah 38 orang terdiri dari 27 siswa laki-laki dan 11 perempuan.
1). Perencanaan Tindakan Penelitian
Siklus 1 (3 x pertemuan)
a. Merencanakan skenario pembelajaran yang berisi kegiatan – kegiatan
meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penuntup.
b. Menyiapkan instrument penilaian berupa indikator – indikator gerak
dasar yang meliputi tahap awalan, inti dan penutup.
c. Memepersiapkan modifikasi alat yang akan digunakan pada siklus
pertama, yaitu bola plastik, bola karet,1 net yang tinggingnya 170 cm
dari tinggi sebenarnya 2,43 m
d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
Pelaksanaan Tindakan :
a. Menjelaskan bentuk latihan yang dilakukan pada siklus pertama, yaitu
melakukan passing bawah dari sikap duduk di lantai dan bola
dilambungkan ke teman dilakukan berpasangan guru mendemonstrasikan
berulang-ulang bentuk latihan yang akan dilakukan.
b. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi empat kelompok berdiri ditempat
awalan yang telah ditentukan.
c. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemontrasikan oleh guru
sebanyak 5 kali.
Observasi:
a. Observasi dilakukan pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk
melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan modifikasi
bola plastik,bola karet dan tinggi net dipendekan 170 cm dari
sebenarnya 2,43 m dengan baik dan efektifitas.
b. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu
pengulangan dan evaluasi dari hasil tindakan siklus pertama. Hasil dari
38
Refleksi
a. Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama
melakukan keterampilan dasarpassing bawah dari sikap duduk di lantai
dan bola dilambungkan ke teman secara berpasangan. Dan modifikasi
yaitu tinggi net dipedekan 170 cm dari tinggi sebenarnya 2,43m, serta
bola voli diganti menjadi bola plastik.dan bola voli diganti bola karet
b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua yaitu siswa melakukan
passingbawah dari sikap duduk di bangku dengan modivikasi bola karet
dan bola dilambungkan ke teman. Modifikasi yaitu tinggi net
dipendekan 170 cm dari tinggi sebenarnya 2,43 cm.
2). Siklus II (3 x pertemuan)
Perencanaa Tindakan:
a. Merancang skenario pelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang
dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan inti dan penutup.
b. Menyiapkan instrument penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar
passingbawah yang meliputi tahap awalan, tahap pelaksanaan tahap akhir.
c. Mempersiapkan modifikasi pada siklus kedua yaitu bola plastik,bola karet
dan tiangnet yang tinggi 170 cm dari tinggi sebenarnya 2,43 m.
Pelaksanaan Tindakan
a. Menjelaskan bentuk latihan siklus kedua yaitu siswa melakukan passing
Bawah dengan sikap duduk dengan modifikasi bola karet. Guru
mendemonstrasikan berulang-ulang latihan yang akan dilakukan.
b. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing
kelompok berdiri ditempat awalan yang telah ditentukan.
c. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru
sebanyak 5 kali.
Observasi :
a. Observasi dilakukan selam pemberian tindakan. Observasi dilakukan
untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan
melakukan passing bawah dari sikap duduk di bangku dengan modifikasi
bola karet, dan penggunaan modifikasi bola plastik, tinggi net dipendekan
170 cm dari tinggi sebenarnya 2,34 m.
b. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu
untuk melakukan pengulangan.
Reflesksi :
a. Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua
yaitu siswa melakukan passing bawah dari sikap duduk di bangku dan
dilambungkan teman, modifikasi yaitu tinggi net dipendekan 170 cm dari
40
masih terdapat kekurangan siswa belum mencapai 70%untuk itu peneliti
melangkah ke siklus ketiga.
b. Merumuskan tindakan untuk siklus ketiga siswa melakukan passing bawah
melalui net yang di pasang melinting secara berpasangan bola dilanjutkan
dengan passing langsung (bola tanpa dilambungkan teman) dan modifikasi
alat yaitu tinggi net dipendekan 170 cm dari tinggi sebenarnta 2,43 m,
modifikasi bola plastik.
3) Siklus III (3xpertemuan)
Perencanaan tindakan :
a. Merancang skenario pelajaran yang berisi tentang kegiatan yang dilakukan
siswa meliputi kegiatan pendahuluan inti dan penutup.
b. Meyiapkan instrument berupa indikator gerak dasarpassingbola voli yang
meliputi tahap awalan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
c. Mempersiapkan modifikasi alat yang digunakan untuk siklus ketiga yaitu
bola plastik, tinggi net dipendekan 170 cm dari tinggi sebenarnya 2,43 m.
d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
Pelaksanaan Tindakan :
a. Menjelaskan bentuk latihan siklus ketiga, pada siklus ketiga siswa
melakukan passing bawah melalui net yang dipasang melinting secara
langsung (bola tanpa dilanjutkan keteman). Guru mendemonstrasikan
berulang-ulang bentuk latihan yang akan dilakukan.
b. Mempersiapkan siswa dengan dibariskan dengan rapih, dan dibagi menjadi
empat kelompok. Masing-masing kelompok berdiri ditrmpat awalan yang
telah ditentukan.
c. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah di demontrasikan oleh guru
sebanyak 5 kali.
Obsevasi :
a. Observasi dilakukan selama tindakan, observasi dilakukan untuk melihat
apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan passingbawah melalui
netdan penggunaan modifikasi bola plastik, tinggi netdipendekan 170 cm
dari tinggi sebenarnya 2,34 m.
b. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu
untuk melakukan pengulangan
Refleksi :
a. Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua
yaitu siswa melakukan passing bawah dari sikap duduk dibangku dan
dilambungkan teman, modifikasi yaitu tinggi net dipendekan 170 cm dari
tinggi sebenarnya 2,43 m, modifikasi bola dengan plastik,modivikasi bola
karet namun masih terdapat kekurangan siswa belum mencapai 70%.
42
b. Merumuskan tindakan untuk siklus ketiga siswa melakukan passing bahwa
melalui net yang dipasang melinting secara berpasangan bola dilanjutkan
dengan passing langsung (bola tanpa dilambungka teman) dan modifikasi
alat yaitu tinggi net dipendekan 170 cm dari tinggi sbenarnya 2,43 m,
modifikasi bola plastik.
3) siklus III (3 x pertemua)
Perencanaan tindakan :
a. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tetang kegiatan yang
dilakukan siswa meliputi kegiatan pendahuluan inti dan penutup.
b. Menyiapkan instrument berapa indikator gerak dasar passing bola voli
yang meliputi tahap awalan, tahp pelaksanaan dan tahap akhir.
c. Mempersiapkan modifikasi alat yang digunakan untuk siklus ketiga yaitu
bola plastik,bola karet,tinggi net dipendekan 170 cm dari tinggi
sebenarnya 2,43 m.
d. Mempersiapkan siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
Pelaksaaan Tindakan :
a. Menjelaskan bentuk latihan siklus ketiga, pada siklus ketiga siswa
melakukan passing bawh melalui net yang dipasang melinting secara
berpasangan, bola dilambungkan keteman dilanjutkan dengan passing
langsung ( bola tanpa dilanjutkan keteman). Guru mendemontrasikan
b. Memepersiapkan siswa dengan dibariskan dengan rapih, dan dibagi
menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok berdiri ditempat
awalan yang telah ditentukan.
c. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah i demontrasikan oleh guru
sebanyak 5 kali.
Observasi :
a. Observasi dilakukan selama tindakan, observasi dilakukan untuk melihat
apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan passingbawah melalui
net dan penggunaan modifikasi bola plastik,bola karet tinggi net
dipendekan 170 cm, dari tinggi sebenarnya 2,43 m.
b. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu
untuk melakukan penggulangan dan evaluasi dan hasil tindakan siklus
ketiga.
Refleksi :
Hasil obevasi siklus ketiga diskusikan dan disimpulkan bahwa pelakanaan
tindakan siklus ketiga yaitu siswapassingbawah melaluinet dipendekan 170
cm dari tinggi sebenarnya 2,43 m.
a. Rencana pembelajaran dengan modifikasi padapassingbawah bola voli paket
pembelajaran penelitian dengan modifikasi alat pada passing bawah bola voli.
Paket pembelajaran siklus I pengamatan perencanaan tindakan (3xpertemuan)
44
1. Siswa melakuka passing bawah dari sikap duduk di lantai dan bola
dilambungkan teman, modifikasi bola voli dengan bola plastik. Dan bola
karet.
2. Memodifikasi tinggi net dipendekan menjadi 170 cm dari tinggi
sebenarnya 2,43 m.
3. Pelaksanaan kegiatan
Siswa melakukanpassingbawah dari sikap duduk di lantai dan bola.
Gambar 7.Siswa melakukan passing bawah secara perpasangan.
Paket Pembelajaran Siklus II (3 x pertemuan) bentuk pembelajaran alat
bantu yaitu dengan duduk dibangku:
1. Modifikasi bola voli dengan bola plastik.
2. Modifikasi bola voli dengan bola karet.
3. Modifikasinetdirendahkan menjadi 170cm.
Pelaksanaan kegiatan.
Siswa diinstruksi untuk melakukan passing bawah dari sikap duduk
Gambar 8.Siswa melakukan passing bawah dari sikap duduk.
Keterangan :
Memakai bola karet
Paket Pembelajaran Siklus III (3 x Pertemuan)
Gambar 9.Siswa melakukan passing bawah melalui net.
Paket Pembelajaran Siklus III (3 x pertemuan ) bentuk pembelajaran alat
ketinggian net direndahkan menjadi 170 cm dan passing bawah melalui
net.
1. Modifikasi bola voli diganti bola plastik.
2. Modifikasi bola voli diganti bola karet
46
Pelaksanaan kegiatan
Siswa diinstruksikan untuk melakukan passing bawah melalui atas net
yang dipasangkan melinting dengan cara berpasangan setelah memberikan
aba-aba langsung melakukan.
b. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada setiap siklusnya. Alat ini berupa indikator
dari penilaian keterangan gerak dasar passing bawah bola voli, yaitu : 1)
persiapan, 2) pelaksanaan, 3) dan gerak akhir. Instrumen untuk
menganalisis keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli
diadaptasi dari Hall Wiseel (2001) dan disetiap indikator diberikan bobot
nilai 1-5.
Cara pengambilan nilai adalah dengan melakukan tes kualitas gerak dasar
passing bawah bola voli mulai dari tahap persiapan sampai dengan gerak
akhir. Dengan pemberian nilai jika melakukan gerakan yang benar
mendapat nilai satu 5, sedangkan jika kurang benar atau tidak benar
melakukan gerakan maka mendapat nilai 4, 3, 2, 1.
D. Instrumen Penelitian
Instrument adalah alat yang digunakan untuk menilai pelaksanaan PTK
disetiap siklusnya. Alat ini berupa indikator-indikator dari penilaian gerak
dasar guling belakang dalam bermain bola voli yang terdiri dari, 1) Tahap
Tabel 1.Format penelitian gerak dasar passing bawah
Tahap Kriteria penilaian Nilai
1 2 3 4 5
Persiapan - Berdiri kedua kaki di buka selebar
bahu dan kedua lutut direndahkan hingga berat badan bertumpu pada kedua ujung kaki di bagian depan.
- Rapatkan dan luruskan kedua lengan
di depan badan hingga kedua ibu jari sejajar.
- Padangan ke arah datangnya bola.
Gerakan - Dorongkan kedua lengan ke arah
datangnya bola bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai.
- Usahakan arah datangnya bola tepat
ditengah-tengah badan.
- Perkenaan bola yang baik tepat pada
pergelangan lengan.
Gerak Akhir - Tumit terangkat dari lantai
- Pinggul dan lutut naik serta kedua
lengan lurus.
- Pandangan mengikuti arah gerakan
bola.
- Kemungkinan bola atas
Adopsi dari Roji, (2004:15)
Petunjuk :
Berikan tanda sesuai dengan nilai 5 sangat baik, 4 bernilai baik, 3 bernilai
cukup, 2 bernilai kurang, 1 bernilai sangat kurang.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari tindakan disetiap siklus, selanjutnya data
dianalisis melalui tabulasi, persentasi dan normatif. Untuk melihat kualitas
hasil tindakan setiap siklus digunakan rumus Subagio (1991:107) dalam
48
P = f x 100%
N
Keterangan rumus:
P:Persentase keberhasilan
f :Jumlah yang berhasil
N :Jumalah siswa yang melakukan tes.
E = X–X1 x 100%
X1
Keterangan :
E :efektifitas gerak dasar passing bawah pada siswa
Xn :Rerata nilai siklus ke 3
Xi:Rerata nilai tes awal
Bila hasil penghitungan meningkat 50% keatas maka tindakan yang
dilakukan dinyatakan efektif. Nilai akhir semua bobot nilai dikalikan 10