• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI PADA SISWA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG KELAS VII B TAHUN PELAJARAN 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI PADA SISWA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG KELAS VII B TAHUN PELAJARAN 2010/2011"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI PADA

SISWA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG KELAS VII B TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

Fitri Astuti

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktifitas serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan adalah meningkatkan pembelajaran loncat harimau pada siswa kelas VII B SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan tiga siklus, dimana setiap siklus menggunakan alat bantu yang berbeda-beda. Siklus pertama menggunakan alat modifikasi berupa bola plastik, siklus kedua menggunakan alat bantu berupa bangku, dan siklus ketiga menggunakan tali plastik.

(2)

PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI PADA SISWA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG KELAS VII B

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(Skripsi)

Oleh :

FITRI ASTUTI 0613051016

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

DAFTAR ISI

CAVER

ABSTRAK ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

MENGESAHKAN ... iii

Gambar 2. Tranfer Dalam Belajar Gerak Adopsi ... 9

2. Keterampilan Gerak Dasar ... 12

Gambar 3. Klasifikasi gerak dasar adopsi...12

Gamabar 4. Pelakasanaan Pengajaran Mikro Adopsi ...17

1. Strategi Pembelajaran ... 18

C. Pendidikan Jasmani SMP ... 21

(4)

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metodelogi Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ... 35

2. Waktu Penelitian ... 35

3. Subjek Penelitian ... 35

C. Rencana Tindakan Penelitian ... 36

D. Instrumen Penelitian ... 46

E. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian ... 49

1.2 Analisis Rekapitulasi Refleksi Hasil PTK Pemeblajaran Gerak Dasar Passing Bawah ... 53

A. Siklus Pertama ... 53

(5)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 66 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(6)

vi

MOTTO

“Sesungguhnya Setelah Kesulitan Itu Ada Kemudahan (Al- Hasidt)”

“ Jalan menuju sukses itu terjal dan berbatu, dan kau harus

melewatinya, karena sejauh apapun perjalanan psti berjuang”

musibah adalah ujian allah selalu sayang padaumatnya yang selalu

berusaha.

(7)

iii 1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M. Pd. ...

Sekertaris : Drs. Herman Tarigan, M. Pd. ...

Penguji

Bukan Penguji : Dr. Marta Dinata, M. Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Drs. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP. 1960031555 198503 1 003

(8)

iv

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Fitri Astuti

NPM : 0613051016

Tempat tanggal lahir : Kota Bumi, 31 Mei 1987

Alamat : Desa Kinciran Kecamatan Abung Tengah Lampung Utara

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Efektifitas Pembelajaran Gerak Dasar Passing Bawah Dalam Brmain Bola Voli Dengan Modifikasi Pada Siswa Smp Negeri 22 Bandar Lampung Kelas Vii B Tahun Pelajaran 2010/2011” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada 21 Mei sampai 27 Juli 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan ataupun hasil orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila dikemudian hari

terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi.

Bandar Lampung, 2012

(9)

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur ku ucapkan ke hadirat Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku...

Karya ini kupersembahkan kepada Alm Bandarudin Papiku dan Rumiati Mammi ku

yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan yang begitu besar sampai sepanjang masa...

Untuk Adikku alpian Rizki dan Junaedi, yoga, yogki dan suamiku Yudha Agara Almahumah Papiku, Serta teman-teman ku yang juga telah memberikan Motivasi dan Dukungan yang begitu besar...

Terima kasih atas segala kasih sayang dan perhatian kalian sehingga membuat aku semakin dewasa

dan bertanggung jawab...

(10)

ii

Judul Skripsi : PEMBELAJARAN GERAK

DASAR PASSING BAWAH DALAM

BERMAIN BOLA VOLI DENGAN

MODIFIKASI PADA SISWA SMP NEGERI 22

BANDAR LAMPUNG KELAS VII B

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama Mahasiswa : Fitri Astuti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0613051016

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sudirman Husin, M. Pd. Drs. Herman Tarigan, M. Pd.

NIP. 19581021 198503 003 NIP. 19601231 1988031 0018

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin, M. Pd.

(11)

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Palembang pada tanggal 31 Mai 1987 sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Alm. Bandarudin dan Ibu Rumiati. Adik bernama M Alpian, Rizki Aprizal, Junaidi Apendi

Pendidikan yang telah ditempuh masuk Sekolah Dasar Negeri 1 Sukamenanti pada tahun 1995 dan selesaikan pada tahun 2000. Kemudian masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 22 Bandar Lampung pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2003. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas SMU Utama 2 Bandar Lampung pada tahun 2003 dan diselesaikan pada tahun 2006

(12)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses membimbing, mengarahkan dan mendorong individu

agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya,

sehingga mereka dapat menyelesaikan diri dengan kehidupan dimasa sekarang.

dan dimasa yang akan datang. Tujuan pendidikan nasional seperti yang

tercantum dalam UU No. 2/1989, tentang sistem pendidikan nasional yaitu

terbentuknya manusia yang beriman, berkepribadian, disiplin, bekerja keras,

bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani.

Tujuan pendidikan itu sendiri yaitu untuk mengembangkan aspek kesehatan,

kebugaran jasmani keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis

keterampilan sosial, stabilitas emosional, aspek pola hidup dan olahraga yang

direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

nasional.

Menurut Rusli Lutan, (2000:1) Pendidikan jasmani adalah proses ajar melalui

aktivitas jasmani dan sekaligus sebagai proses ajar untuk mengawasi

(13)

Diharapkan mengajarkan sebagai keterampilan gerak dasar, teknik dasar,

teknik dan strategi bermain dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas,

jujur, kerjasama dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pendidikan

jasmani merupakan salah satu pelajaran SMP dalam pelaksanaanya mengacu

pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Menurut UUD Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal satu kurikulum

adalah seperangkat rencana peraturan mengenal tujuan, isi dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Pemerintahan telah menetapkan kurikulum satuan pendidikan (KTSP) yang

disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-undang

Republik Indonesia No. 19 tentang standar pendidikan nasional. Kurikulum

pendidikan menengah dikembangkan sesuai dengan Kenyataannya dengan

kelompok atau satuan pendidikan dan kantor Departemen Agama untuk

pendidikan dasar dan provinsi.

Kompetensi dasar merupakan perincian lebih lanjut dari standar kompetensi

menurut Depdiknas (2004:18), kompetensi dasar adalah pengetahuan, sikap

dan kemampuan minimal yang harus dikuasi siswa untuk menunjukan bahwa

siswa tersebut telah menguasai standar kompetensi yang telah ditentukan. Bola

voli merupakan salah satu materi pokok atau uji diri atau voli yang harus

dilakukan siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, materi poko untuk

(14)

3

melakukan passing bawah. Pada semester 1 passing bawah diajarkan dalam

alokasi waktu 2 x 45 menit (3 x pertemuan).

1. Rendahnya kemampuan keterampilan gerak dasar passing bawah pada

siswa kelas VII B SMP Negeri 22 Bandar Lampung.

2. Tidak efektifnya modifikasi yang digunakan dalam pembelajaran gerak

dasar passing bawah pada siswa kelas VII B SMPN Negeri 22 Bandar

Lampung.

Aktivitas yang diajarkan dalam pengajaran harus mendapat sentuhan didaktif

metododik sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai yang dilakukan

dapat mencapai yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran

(Departemen Pendidikan Nasional, standar kompetensi mata pelajaran

Pendidikan Jasmani SMP Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, (2003).

Bermain bola voli merupakan salah satu materi pokok yang harus dilaksanakan

oleh siswa dalam kurikulum penjas. Bola voli adalah bermainan beregu yang

terdiri dari 6 orang pemain, dalam bermain bola voli terdapat beberapa teknik

dasar yang harus dikuasi dengan baik dan benar. Gerak dasar dalam bermain

bola voli adalah cara memainkan bola dengan efisien dan sesuai dengan

peraturan-peraturan bermain yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang

optimal. Adapun gerak dasar bermain bola voli terdiri dari :

a). Gerak dasar tanpa menggunakan bola voli

b). Gerak dengan bola voli Soekartamsi (1995:16) salah satu didalamnya gerak

(15)

Passing bola voli merupakan gerak dasar yang banyak diguanakan dalam

bermain bola voli. Gerak dasar passing bawah bola voli merupakan gerak dasar

bermain bola voli. Peralatan yang dimiliki disekolah tersebut beragamnya

karakteristik siswa dalam suatu kelas diantaranya adalah : jenis kelamin, postur

tubuh, hobi, sifat, motivasi akan menjadi salah satu kendala tercapainya tujuan

pembelajaran.

SMP Negeri 22 Bandar Lampung dalam mengajarkan bermain bola voli

khususnya gerak dasar passing bawah pada kelas VII B asil yang diperoleh

tidak mencapai standar ketuntasan yang ditentukan yaitu 65 setiap latihan

hanya menggunakan bola yang hanya sedikit dan waktu pelaksanaan relatif

pendek dan kurang adanya variasi dalam mengjar, sehingga siswa menjadi

cepat bosan dalam melakukan pembelajaran, apabila keadaan ini berlangsung

terus menerus, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai khususnya gerak

dasar bermain bola voli kelaqs VII B SMP Negeri 22 Bandar Lampung tidak

akan meningkat. Berdasarkan uraian maka peneliti ingi meningkatkan proses

belajar dengan baik pada olahraga bola voli, maka peneliti dan guru perlu

mengadakan perbaikan dalam hal cara pembelajaran yang digunakan untuk

meningkatkan keterapilan gerak dasar voli. Guru hendaknya menyediakan

saran dan prasarana alat yang dimodifikasi dengan memperhatikan

pertumbuhan dan perkembangan siswa sehingga proses pembelajaran akan

lebih mudah, menarik, dan lebih menyenangkan. Berdasarkan kondisi di

lapangan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan

judul pembelajaran gerak dasar passing bawah dengan modifikasi pada siswa

(16)

5

Penulis berharap dalam penggunaan modifikasi akan tercapainya keberhasilan

pembelajaran bola voli khususnya pada gerak dasar passing bola voli sehingga

siswa tertarik untuk mengenal dan mempelajari lebih jauh tentang olahraga

bola voli.

B. Identifikasi Masalah

Adapun gerak dasar bermain bola voli adalah sebagai berikut: gerak memikul

bola sampai melewati net, passing, gerak mengumpan), smash), bendungan.

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini :

1. Kemampuan gerak dasar passing bawah dalam bermain bola voli pada

siswa kelas VII B SMP Negeri 22 masih rendah.

2. Kurang tepatnya model pembelajaran guru dalam gerak dasar passing

bawah dalam bermain bola voli.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah dengan mengguakan bola plastik sebagai modifikasi net dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam passing bawah bola voli?

2. Apakah dengan menggunakan bola karet sebagai modifikasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam passing bawah bola voli?

3. Apakah dengan merendahkan ketinggian net sebagai modifikasi net dapat

(17)

D. Tujuan

Adapun tujuan penelitian :

1. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar passing bawah

melalui modifikasi yaitu merendahkan ketinggian net dari 2,43 menjadi

170 cm.

2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar passing bawah

melalui modifikasi yaitu bola voli diganti bola plastik.

3. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar passing bawah

melalui modifikasi alat, berupa bangku.

E. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

a.Untuk meningkatkan kemampuan peneliti dengan modifikasi pebelajaran

khususnya passing bawah dalam bermain bola voli.

b. Untuk menyelesaikan studi S1 Penjaskes.

2. Siswa

a. Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

3. Guru

Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan metode dan

(18)

7

4. Lembaga

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan

pemikiran kepada sekolah untuk dapat meningkatan efektifitas

pembelajaran gerak dasar passing bawah dalam bermain bola voli.

F. Penjelasan Judul

1. Efektifitas mempunyai arti yaitu dapat memilih tujuan yang tepat dari

seprangkat alternatif atau pilihan cara dan menentukan suatu pilihan dari

beberapa pilihan lainnya sehingga dengan tujuan tersebut dengan tujuan

yang diinginkan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005).

2. Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun pada

keterampilan yang sifatnya kompleks. Surahsimi Arikunto (2008:123)

3. Passing bawah mengomperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu

dalam suatu tekhnik tertentu. Teknik dasar bola voli (1883:12) M.J

Maspaite.

4. Modifikasi menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran

dengan cara memberikan dalam bentuk aktivitas belajar yang pontensial

sehingga memperlancar siswa dalam belajar. Aswan Zain (2006:121)

5. Pembelajaran dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu

dalam pembelajaran yang harus dikerkan menurut langkah-langkah yang

(19)

belajar dan tujuan belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi

(20)

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu rahasia atau

tujuan. Oemar Hamalik (2000). Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar bukanlah suatu

tujuan tetapi suatu proses mencapai tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah

atau prosedur yang ditempuh. Sesorang dikatakan telah belajar sesutu apabila

didalam dirinya terjadi perubahan tertentu, misalnya dalam olahraga bola voli

sesorang anak tidak terampil melambungkan bola keatas dengan menggunakan

kedua tangan, anak-anak karena belajar menjadi anak yang terampil dalam

melambungkan bola, pandai bermain bola voli. Namun tidak semua perubahan

yang terjadi pada diri sesorang itu terjadi karena orang tersebut masih dalam

proses belajar. Misalnya perubahan yang terjadi pada bayi, terjadi terutama

bukan karena belajar, bayi yang tadinya tidak dapat duduk menjadi bisa duduk.

Margaret E. Bell Gredler (1991:1) mengatakan bahwa belajar adalah proses

orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Dan cara sikap

sesorang melakukan sesuatu proses perubahan dpat terjadi kapanpun dan

dimanapun. Bermain bola voli merupakan olahraga melatih anak menjadi

(21)

Gambar 1.Hukum belajar adopsi dari Tarigan Herman, (2008)

Menurut A. Tabrani Rusyan (1987:7), belajar dalam arti luas adalah suatu

proses perubahan individu yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, dan

penelitian terhadap atau mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan

dasar yang terdapat dalamberbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam

berbagai aspek ataupun pengalaman yang terorganisasi.

1. Pengertian belajar gerak

Gerak adalah suatu proses peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali

saja maupun berkali-kali, Poerdarminta (1984:316), Terlepas dari pengertian

belajar pada umumnya, belajar gerak merupakan bagian dari belajar. Belajar

yang menekankan pada aktivitas gerak tubuh disebut belajar gerak, kondisi

belajar gerak adalah suatu keadaan yang diperlukan agar proses belajar

mencapai tujuan. Menurut Poerdarminta (1984:316) gerak adalah

HUKUM BELAJAR

1. Law Of Readiness (kesepian fisik dan mental)

2. Law Of Exercise (ingin mahir-diulang-ulang)

3. Law Of Effect

(22)

10

Suatu proses peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali saja maupun

berkali-kali.

Dalam proses belajar keterampilan motorik tidak hanya perubaan yang bersifat

psikomotorik yang dicapai, tetapi juga hersifat kognitif dan efektif. Seperti

yang diungkapkan oleh Schmidt yang dikutip oleh Lutan (1998:102), bahwa

belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau

pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku

terampil.

Gambar 2. Tranfer Dalam Belajar Gerak Adopsi Dari Tarigan Herman BelajarMotorik, (2008)

Dalam Mulyono Abdulrahman (1999:144), mengatakan bahwa belajar sensorik

dimasa dini merupakan pembangunan dasar bagi pembangunan perseptual dan

kognitif yang lebih kompleks. Keterampilan motorik adalah kegiatan motorik

yang mungkin memiliki derajat ketelitian yang tinggi, tetapi tujuan adalah

untuk menampilakan suatu tujuan tertentu. Mulyono Abdulrahman (1999:144).

Bloom, Krathwohl (1998:21) Beliau menyusun taksonomi untuk segi

psikomotoris, tetapi sudah ada suatu taksonomi untuk aegi ini, dan telah Pengaruh Latihan Keterampilan Sebelumnya Terhadap

Belajar Suatu Keterampila Yang Baru

(23)

mendapat perhatian belakang ini. Ringkasan sistem ini dikemukan oleh E.J

Simpon disajikan dibawah ini :

1. Persepsi. Langkah pertama dalam melakukan kegiatan yang bersifat

motoris ialah menyadari objek, sifat, atau hubungan –hubungan melalui

alat indra. Langkah ini bagian utama dalam rangkaian situasi-situasi

interprestasi tindakan yang menimbulkan kegiatan motorik.

2. Set adalah kesiapan untuk melakukan suatu tidakan atau untuk bereaksi

terhadap suatu kejadian menurut cara tertentu. Ada juga aspek set yaitu

aspek intelektual, aspek fisis, aspek emosional.

3. Respons terbimbing, inilah tingkat pemulaan dalam mengambangkan

keterampilan motoris. Yang ditentukan ialah kemampuan-kemampuan

yang merupakan bagaian dari keterampiln yang lebih kompleks. Respons

terbimbing adalah perbuatan individu yang dapat diamati yang terjadi

dengan bimbingan individu lain.

4. Respons mekanistis, pada taraf ini siswa sudah yakin akan kemampuannya

dan sedikit banyak terampil melakukan sesuatu perbuatan. Sudah tertentu

kebiasaan dalm dirinya berrespons sesuai dengan jenis-jenis perengsang

dan situasi yang dihadapi.

5. Respons kompleks, pada taraf ini induvi dapat melakukan perbuatan

motoris yang boleh dianggap kompleks, karena pola gerakan yang dituntut

sudah kompleks. Perbuatan itu dapat dilakukan secara efisien dan lancar

(24)

12

2. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada keterampilan

yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak lokomotor, non

kolomotor manipulatif. Suharsimi Arikunto (2008:123), keterampilan sama

artinya kemahiran Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003). Penulisan

mengartikan keterampilan ialah kemampuan sesorang untuk melakukan suatu

aktivitas secra cekatan dengan baik dan benar. Keteram,pilan gerak dasar

merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk melakukan suatu aktivitas

secara cekatan dengan baik dan benar. Keterampilan ialah kemampuan

sesorang untuk melakukan suatu aktivitas secara cekatan dengan baik dan

benar. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar

untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Intan (1998) membagi gerakan dasar

yang melekat pada individu yaitu (1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor (3)

manipulatif.

Gambar 3.Klasifikasi gerak adopsi dari Tarigan Herman, (2008)

KLASIFIKASI GERAK Anita J. Harrow

Gerak Refleks:

(25)

1. Intan dalam Tarigan Herman ( 2008). Didefinisikan sebagai gerak

lokomotor, sedangkan gerak lokomotor itu sendiri adalah gerak yang

digunakan untuk memudahkan tubuh dari suatu tempat lain atau

memproyeksikan tubuh ke atas misalnya jalan. Lompat dan berguling “gerak

non lokomotor”adalah keterampilan yangdilakukan tanpa memindahkan tubuh

dari suatu tempatnya, misalnya membungkuk benda, memutar badan,

mendorong dan menarik “sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan

memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan

atau bagian tubuh yang lain gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi

mata kaki, mata tangan, misalnya melempar, mengkap, dan menendang.

2. Gerak

Gerak daalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari

titik padang tertentu Soedarmito (1993:197) gerak adalah suatu proses

peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali saja atau berkali-kali,

karena gerak merupakan penunjang dalam pelaksanaan proses belajar.

Poerwardaminta,(1984:316).

Gerak dasar dalam bermain bola voli baik yang berkaitan dengan aktivitas

dasar ini mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulatif belajar

motorik / gerak adalah perubahan secara permanen berupa gerak belajar yang

diwujudkan melalui respon”maskular dan diekspresikan gerakan tubuh.

1. Belajar gerak berperean dalam hal upaya peningkatan kualitas gerak tubuh

(26)

14

a). Perkembangan motorik adalah peningkatan kapasitas fungsi atau

kemampuan kerja organ “tubuh, peningkatan biasa berbentuk daya fisik,

koordinasi dan kontrol tubuh”.

Gerak dasar dibagi 3

1). Lokomotor

Gerakan pindah dari suatu tempat ketempat lain (jalan, lari, lompat,

merangkak).

2). Non lokomotor / stabilisasi

Gerak berporos pada persendian tubuh (menekuk kaki, pivot dalam

basket).

3). Manipulasi

Memainkan objek tertentu melalui anggota badan menendang,

memukul klasifikasi gerak (Anita J. Harrow).

b). Gerak reflek (respon gerak yang terjadi tanpa sadar yang ditimbulkan

oleh suatu stimulus.

c). Gerak dasar Fundamental (gerak lomotor, non lokomotor, manipulasi).

d). Gerak kemampuan fisik (ketahanan, kekuatan, fleksibility, kelincahan.

(27)

f). Gerak komunikatif non diskusif gerak ekpresif, interaktif).

Keterampilan gerak/motorskill adalah perwujudan dari kualitas

koordinasi dan kontrok bagi tubuh yang terlibat gerak.

Keterampilan sama artinya kemahiran Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003).

Penulis mengartikan keterampilan ialah kemampuan sesorang untuk

melakukan suatu aktivitas secara cekatan dengan baik dan benar.

Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk

ketangkasan yang lebih kompleks. Intan (1998) membagi gerakan dasar yang

melekat pada individu yaitu (1) lokomotor (2) gerak non lokomotor (3)

manipulatif.

1. Intan dalam Tarigan Herman (2008), belajar motorik dapat di definisikan

sebagai gerak lokomotor sedangkan gerak Lokomotor adalah gerak yang

digunakan untuk memudahkan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain

atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya jalan, lompat dan berguling

“gerak non lokomotor” adalah keterampilan yang dilakukan tanpa

memindahkan tubuh dari suatu tempatnya, misalnya membungkuk badan,

memutar badan, mendorong dan menarik “sedangkan ger manipulatif ini

bertujuan untuk koordinasi mata kaki, mata tangan, misalnya melempar,

menangkap, mendorong.

2. Gerak

Gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau

dari titik padang tertentu Soedarminto (1993:197) gerak adalah suatu

(28)

16

berkali-kali Poerwardaminta (1984:316) karena gerak merupakan

penunjang dalam pelaksanaan proses belajar. Tujuan permainan dalam

modifikasi bola plastik dan bola karet ini adalah agar mempermudah

siswa melakukan passing bawah contohnya ketinggian net yang

direndahkan dari 3,14 standar tinggi menjadi 170 cm dan bola voli

dimodifikasi menjadi bola plastik semua tujuan agar siswa mudah

mengikuti tahap pengenalan gerak passing bawah bola voli. Petunjuk

gerakan atau pelaksanaan yang berhasil adalah apabila siswa melakukan

passing bawah yang telah dimodifikasi dapat menyentuh net yang telah

disediakan mendapat poin atau nilai tinggi. Dan apabila siswa tersebut

dianggap gagal dan tidak mendapat poin. Metode mengajar pertimbangan

yaitu metode praktik keseluruhan dan bagian pertimbangannya

kompleksifitas gerak, keeratan antar unsur gerakan Tarigan Herman,

(2006:2). Pada dasarnya, langkah pelaksanaan pengajaran mikro dapat

(29)

Pelaksanaan Pengajar Mikro

Gambar 4.Pelaksanaan pengajaran mikro adopsi dari marno (2009)

Menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra, (2002:2) mengajar merupakan suatu

proses yang sangat kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi

pelajaran kepada murid tetapi guru juga harus berusaha agar siswa mau belajar

karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu

menyiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa dan guru juga harus

memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa

tertarik belajar dan siswa aktif bertanya kepada guru, di sinilah letak kerumitan

dan kesulitan pembelajaran bagi seorang guru. Pengenalan Konsep Keterampilan

Pengajar Mikro

Pengajaran model keterampilan

Perencanaan dan persiapan latihan

Praktik Keterampilan

Diskusi Balik

Perencanaan–Persiapan Latihan

Ulang

Praktik-praktik ulung

Diskusi Balik Obsevasi/rekaman

(30)

18

Belajar mengajar adalah salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai

edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.

Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan

sebelum pengajaran dimulai. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan secara

sistemetik dengan manfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Fungsi guru itu sendiri terdapat tiga aspek yaitu fungsi professional, fungsi

guru kemanusiaan, fusngsi civic mission, ini berarti fungsi guru itu sendiri

mendidik, mengajar dan melatih.

1. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran menurut Alwi Suparman (1997:155) adalah proses

pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen sebagai bagian dari

prosedur yang digunakan untuk hasil belajar tertentu. Rita C. Richey (1994:34)

mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk meyeleksi

serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan, pembelajaran dalam suatu

pelajaran.

Model pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang diperlukan untuk

mengaplikasikannya berbeda-beda tergantung pada situasi belajar, sifat, materi

dan jenis belajar yang diinginkan. Strategi pembelajaran merupakan kegiatan

perencanaan yang dilakukan guru sebelum melakukan proses pembelajaran

berlangsung. Depdiknas (2004:26).

Strategi liputi aspek yang lebih luas dari pada metode pembelajaran, strategi

(31)

Dalam mengembangkan strategi pembelajaran strategi pembelajaran paling

tidak guru perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain, bagaimana

mengaktifkan siswa, bagaimana siswa membangun peta konsep, bagaimana

mengumpulkan informasi dari meia cetak, bagaimana membandingkan dan

mensintesiskan informasi, bagaimana mengamati (mengawasi) kerja siswa

secara aktif, bagaiman cara menganalisis dengan peta akibat atau roda masa

depan serta bagaiman melakukan kerja praktik.

Tujuan pokok strategi pembelajaran adalah memberi kemudahan belajar,

dengan demikian maka mempunyai perhataian atau penekanan yang khusus

pada pihak pembelajar. Pendekatan tujuan pemakaian strategi adalah untuk

mempengaruhi keadaan motivasi atau efektif sang pembelajar menyeleksi

memperoleh, mengorganisasi, atau mengintegrasikan pengetahuan baru.

Weinstein (1998:315) dalam strategi pembelajaran, menjelaskan komponen

umum suatu perangkat material pembelajaran dan pengembangan materi secara

prosedural haruslah berdasarkan karakteristik siswa. Karena material

pembelajaran yang dikembangkan pada akhirnya dimaksudkan untuk

mambantu siswa agar memperoleh kemudahan dalam belajar. Untuk itu

sebelum mengembangkan materi perlu dilihat kembali karakteristik siswa.

Dalam tulisan lain diajurkan melihat pula karakteristik materi. Henry Guntur

Tarigan (2001:2) mengemukakan bahwa dalam merencanakan dalam suatu unit

pembelajaran ada tiga tahap, yaitu:

1. Mengurutkan dan mengumpulkan tujuan kedalam pembelajaran

(32)

20

3. Menyusun alokasi waktu berdasarkan strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam

proses pembelajaran, paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan

dengan pembelajaran, yaitu :

1. Strategi pengorganisasian pembelajaran.

2. Strategi penyampaian pembelajaran.

3. Strategi pengolaan pembelajaran.

Menurut Reigulth hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga

aspek yakni :

1. Keefektifitasan pengajaran (pembelajaran).

2. Efisiensi pengajaran.

3. Daya tarik pengajaran.

Uraian mengenai strategi penyampaian pengajaran menekankan pada

media yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa

yang dilakukan siswa, dan dalam struktur belajar mengajar yang

(33)

C. Pendidikan Jasmani di SMP

Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas

jasmani guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan individu secara

menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa sosialisasikan kedalam

aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga.

Pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani merupakan bagian dari

upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang bertujuan pada

peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, serta mencapai

pertumbuhan fisik dan mental. Hal ini sesuai pendapat Aip Syarifuddin

(1990:2), yang mengartikan pendidikan jasmani ialah suatu susunan kegiatan

manusia yang direncanakan untuk merancang dan meningkatkan kemampuan

dan keterampilan jasmani, pertumbuhan dan perkembangan, kecerdasan dan

pembentuk watak serta nilai dan sikap bagi warga negara sebagai kelengkapan

dari pendidikan.

Dalam kurikulum pendidikan jasmani SUP Depdikbud, (2000:2) menyebutkan

tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan adalah membantu dalam

meningkatkan kesehatan melalui pengenalan dan pemahaman sikap positif

serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani agar dapat

terciptanya kurikulum yang dapat dimengerti dan dipahami dijenjang

pendidikan manapun. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani

khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis.

1. Terbentuknya sikapdan prilaku seperti, disiplin, kejujuran, kerjasama

(34)

22

2. Menyenangkan aktivitas jasmani yang dapat dipakai untuk mengisi

waktu luang serta kebiasaan hidup sehat.

3. Mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tentang manfaat

pendidikan jasmani dan kesehatan, serta mempunyai kemampuan

penampilan gerak yang benar dan efisien.

4. Meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan, serta daya tahan tubuh

terhadap penyakit.

1. Fasilitas Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin dari kata medium yang secara harfiah berarti

perantara atau pengantar, dengan demikian media merupakan wahana penyalur

informasi belajar atau penyalur pesan. Media adalah sumber belajar, secara

luas diartikan sebagai manusia, benda ataupun peristiwa ang memungkinkan

anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan Aswan Zain

(2006:120).

Media dalam proses belajar mengajar, cenderung diartikan sebagai alat-alat

grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal. Media yang sering diganti dengan kata

mediator menurut Fleming (1987:234) adalah penyebab atau alat yang turut

campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikan. Dengan demikian dapat

dipahami bahwa media adlah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai

penyalur pesan guna mencapai tujuan dalam pengajaran. Aswan Zain

(2006:121). Pendekatan modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat

(35)

(Developentally Appropriate Practice) termasuk di dalamnya body scanning

atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar.

Ensensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi

pelajaran dengan cara menentukannya dalam bentuk aktivitas belajar yang

pontensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajar. Modifikasi

pembelajaran pendidikan jasmani dianggap penting untuk diketahi oleh para

guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat menjelaskan

pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi dan

bagaiman cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa

aspek analisis modifikasi.

Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan mengajarkan siswa

yang tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih

terampil. Cara-cara guru memodifikasikan pembelajaran akan tercermin dari

aktivitas pembelajaran yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran.

Selanjutnya guru-guru pendidik jasmani juga harus mengetahui apa saja yang

bisa dan harus dimodifikasi serta tahun bagaiman cara memodifikasinya.

Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya

mencerminkan karakteristik serta tahu bagaimana cara memodifikasinya dalam

penyelanggaraan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu

Developentally Appropriate Practice (DAP). Artinya bahwa tugas ajar yang

disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak,

dan dapat membantu mendorong kearah perubahan tersebut. Dengan demikian

tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat

(36)

24

dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga

harus mampu mengakomondasi setiap perubahan dan perbedaaan karakteristik

induvidu dan mendorongnya kearah perubahan yang lebih baik. Disini seorang

guru pendidikan jasmani harus memahami betul tentang pembelajran dengan

menggunakan pendekatan modifikasi. Beberapa aspek analisis modifikasi ini

tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang tujuan, karakteristik materi,

kondisi lingkungan, dan evaluasinya.

Disampaikan pengetahuan dan pemahaman yang terbaik tentang tujuan,

karakteritas, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan saran, prasarana

dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan

mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya

sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah

hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang

sangat diperlukan. Minimnya saran dan prasarana pendidikan jasmani untuk

lebih kratif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana

dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan

mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada

tetapi disajikan dengan cara yang menarik mungkin, sehingga anak didik akan

merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Seperti halnya

halaman sekolah, taman ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang

ada di lingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan

untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan melakukan

modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan mengurangi aktivitas siswa

(37)

karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan

bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci

pendidikan jasmani adalah “Bermain- bergerak-ceria”.

Lutan (1988-16) menyatakan bahwa modifikasi dalam mata pelajaran

pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar:

a). Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.

b). Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.

c). Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum

dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan

psikomorik anak.

Menurut Ausie (1996), pengembangan modifikasi di Australia dilakukan

dengan pertimbangan :

b). Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti

orang dewasa

c). Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan

mengurangi cedera pada anak.

d). Olahraga yang dimodifiasikan akan mampu mengembangkan keterampilan

anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk dewasa.

e). Olahraga yang dimodifikasi menumbuhakan kegembiraan dan kesenangan

(38)

26

D. Pengertiab Bermain Bola Voli

Menurut LJ Maspaite (1983:01) bola voli salah satu cabang olahraga yang

populer di dunia, penggemarnya banyak berasal dari segala usia bahwa bola

voli merupakan olahraga yang menyenangkan/mendidik dan menghibur serta

menyehatkan badan. Dalam permainan bola voli setiap tim memiliki 6 pemain

dilapangan. Satu angka diberikan untuk setiap bola masuk daerah lawan yang

dicetak dari dalam garis 1 angka. Lapangan pemainan bola voli berbentuk

empat persegi panjang dengan ukuran panjang 18 meter, lebar 9 meter

dikelilingi oleh daerah bebas minimal 3 meter, dan ruang bebas dari rintangan

sampai ketinggian minimal 7 meter, dari permukaan permainan. Untuk

melakukan pemainan bola voli ada keterampilan dasar bola voli meliputi

passing, smash, setup (lompat), block.

Bermain bola voli adalah suatu bermain yang menggunakan bola untuk divoli

diudara hilir mudik diatas net. Dengan maksud dapat menjatuhkan bola di

dalam petak daerah bagian lawan, dalam rangka mencari kemenangan.

Memvoli atau memantulkan bola keudara dapat mempergunakan seluruh

anggota atau bagian tubuh dari ujung kaki sampai kepala dengan pantulan

sempurna. Bermain bola voli diciptakan pada tahun 1985 oleh Willam G.

Morgan, yaitu seorang pembina pendidikan jasmani di YMCA (young Men

Chistian Association ) di kota Holyoke, Massachusetts, Amerika serikat. W.G.

Morgan menciptakan barmain di udara dengan cara pukul memukul, melewati

jaring yang dibentangkan dengan lapangan yang sama luasnya. Bola yang

digunakan saat itu adalah mengambila dari bagian dalam bola basket dan jaring

(39)

diberi nama Minonette. Kemudian atas saran dari Halsted Springfield namanya

diganti menjadi Volly Ball yang artinya memvolly bola secara bergantian.

Mula-mula bermain bola voli hanya dimainkan dikalangan YMCA tempat

morgan berkerja, baru pada tahun (1922), YMCA berhasil menyelenggarakan

kejujuran nasional bola voli yang pertama, dan berlangsung sapai tahun 1947.

Pada tahun 1948, dibentuklah organisasi bola voli di dunia dengan nama IVBF

(International Volley Ball Federation).

Di negara Indonesia, bermain bola voli masuk pada tahun (1928) dibawah oleh

guru-guru yang datang dari negeri Belanda dan para serdadu Belanda. Bola

voli telah dipertandingkan dalam PON 1 pada tahun (1952) di Solo. Kemudian

pada tanggal 22 Januari (1955) terbentuklah PBVSI (Persatuan Bola Voli

Seluruh Indonesia) di Jakarta, bersamaan dengan kejujuran nasional yang

pertama

1. Pengertian Passing

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu

dengan satu teknik tertentu. Gerakan dasar passing bawah bola voli adalah gera

dasar, memantulkan bola voli dengan suatu koordinsi gerak yang melewati

gerakan mengarahkan dan mengusahakan agar bola masuk melewati net.

Adapun ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter.

Ukursn tinggi net putra 2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter. Garis batas

serang untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis setengah (sejajar

(40)

28

a. Cara Pemainan

Pemainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang

pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu. Dalam

sebuah tim, terdapat 4 peran peting, yaitu tosser (atau setter), spiker (smash),

libero dan defender (pemai bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang

yag bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekannya dan mengatur

jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah

pertahanan lawanan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar

dan masuk tetapi tidak boleh men-smashbola ke seberang net.Defenderadalah

pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.

Permainan voli menuntut kemampuan otak yang prima, terutamatosser,Tosser

harus dapat mengatur jalannya pemainan. Tosser harud memutuskan apa yang

harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan

dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan.

Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang

pemain dan mengusahakan untuk mencapai angka 25 terlebih dahulu untuk

memenangkan suatu babak.

(41)

E. MODIFIKASI KETINGGIAN NET DAN BOLA PLASTIK

Memodifikasi Ketinggian net merupakan alat bantu siswa agar mempermudah

siswa bermain bola voli khususnya passing bawah dan dengan merendahkan

ketinggian net sebagai modifikasi net dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Oleh karena itu dengan merendahkan ketinggian net sangat dibutuhkan oleh

guru untuk mempermudah anak melakukan passing bawah bola voli.

Modifikasi Ketinggian net ini berujuan untuk mempermudah guru

penjaskesrek. Dalam menyampaikan cara atau gerakan dalam bola voli, jadi

siswa dengan mudah dapat mengikutinya guru yang tau sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sedangkan tujuan dari modifikasi

itu sendiri adalah merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk

memperbaiki. Layanan kependidikan yang harus dilaksanakan dalam konteks

pembelajaran dilapangan. Dan peningkatan kwalitas program sekolah secara

keseluruhan walau pun menggunakan modifikasi tapi cara-cara penyampaian

guru dalam bermain bola voli tetap sama dengan yang aslinya. Contohnya

ketiggian net direndahkan dari 2,43 di modifikasi menjadi 1,70 cm. Dilihat dari

sisi praktek guru dilapangan, guru yang paling banyak pengalaman, guru yang

diajarkan kapan siswa yang harus dimunculkan dan kapan sesuatu yang harus

tidak diajarkan atau dipakai. Jadi jenis modifikasi ini merupakan salah satu

tindakan yang nyata dimana antara guru dengan siswa terlibat langsung

dilapangan dalam proses memecahkan masalah yang ada di lapangan adapun

ciri-ciri modifikafi ketinggian net ini adalah:

1. Praktis dan relevan untuk situasi yang mendesak yang ada dilapangan

(42)

30

2. Dapat dilakukan dimanapu dan mudah untuk dijangkau,

3. Dilakukan dilapangan melalui proses pembelajaran.

Dalam modifikasi ini artinya guru melakukan sesuatu guna meningkatkan hasil

belajar siswa. Dengan kata lain, guru harus mengutamakan hasil yang lebh baik

dari sebelumnya. Dalam memecahkan masalah dalam proses pembelajaran

guru pintar dalam menentukan strategi atau metode apa yang akan dipakai agar

siswa mendapatkan nilai yang lebih baik sehingga proses pembelajaran dapat

lancar. Modifikasi Ketinggian net dapat membantu guru dalam mengajar dan

dapat mempermudah siswa dalam mengikutinya. Inilah salah satu tugas

seorang guru menetukan strategi pembelajaran. Asensi modifikasi adalah

menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara

menentukan dalam bentuk aktivitas belajar yang pontensial sehingga dapat

memperlancar siswa dalam belajarnya. modifikasi ketinggian net ini sangat

penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Ini diharapkan

mereka dapat mempraktekan langsung didalam pengajaran cara ini

dimaksudkan untuk menuntut, mengarahkan yang tadinya tidak biasa menjadi

biasa. Yang tadinya kurang terampil menjadi terampil. Oleh karena itu seorang

guru harus benar-benar tau dan yakin proses pembelajaran yang dipakai dapat

berhasil. Merendahkan ketinggian net dari aslinya sebagai alat bantu yang

evisien dan relevan yang membantu guru dalam proses pembelajaran

dilapangan selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui

yang biasa yang harus dimodifikasi serta tau bagaimana cara memodifikasinya

dalam penyelenggaraannya program pendidikan jasmani program pendidikan

(43)

dan kondisi anak, dan dapat mendorong beserta memberikan semangat kearah

perubahan lebih baik. Guru pendidikan jasmani harus mampu menyampaikan

materi pembelajaran yang telah dimodifikasi contohnya ketinggian net

direndahkan banyak keberhasilan yang dicapai dan memodifikasi ketinggian

net ini tingkat keberhasilan yang dicapai setelah disampaikan oleh siswa SMP

Negeri 22 mencapai 70% efektifitas berarti modifikasi ini dapat dipakai di

sekolah dimanapun.

4. Modifikasi bola plastik bertujuan mempermodah siswa dalam bermain bola

voli khususnya passing bawah bola voli. Bola plastik ini sangat ringan dan

mempermudah siswa menggunakannya sedangkan bola asli bola voli sangat

berat dan sulit menggunakannya. Memodifikasi bola plastik ini juga bertujuan

agar proses pembelajaran menjadi lancar. Modifikasi bola plastik ini dapat

membantu guru dalam menentukan metode yang akan dipergunakan pada saat

mengajar dilapangan memodifikasi bola plastik ini dapat membantu dalam

menentukan metode yang akan digunakan pada saat mengajar dilapangan

memodifikasi bola plastik juga sangat dibutuhkan bagi sekolah-sekolah yang

tidak memiliki fasilitas yang memadai. Dengan menggunakan bola plastik

sebagai modifikasi bola voli dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Melakukan modifikasi bola plastik merupakan salah satu upaya yang dapat

dilakukan oleh seorang guru agar proses pembelajaran dilapangan dapat

berjalan. Modifikasi bola plastik dianggap sangat penting untuk diketauhui

seorang guru pendidik jasmani. Di harapkan dengan seorang dapat

mempraktekan di lapangan memodifikasi bola plastik siswa menjadi pandai

(44)

32

mengarahkan dan mempelajaran siswa yang tidak bisa melakukan passing

bawah menjadi biasa melakukan passing bawah bola voli. Yang tadinya kurang

trampil menjadi terampil. Cara seorang guru memodifikasi bola plastik akan

tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan seorang guru melai awal

hiangga akhir pelajaran memodifikasikan.

Selanjutnya seorang guru harus mengetahui bagaimana cara memodifikasi bola

plastik. Bola plastik bisa didapat dimana saja dan penggunaanya sangat efisien

sehingga proses pembelajaran dapat terlihat dengan lancar dilapangan. Dalam

hal ini memodifikasi bola plastik sangat membantu seorang guru penjaskesrek

dalam menyampaikan pembelajaran dilapangan. Dalam melaksanakan

tugasnya sehari –hari yang dirasakan oleh para guru pendidikan jasmai adalah

hal-hal yang berkaitan oleh sarana dan prasaran pendidikan jasmani yang

sangat diperlukan. Minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah,

menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kratif dalam

memperdayakan dan mengobtimalkan sarana dan prasarana yang ada. Seorang

pendidik jasmani harus mampu menciptakan sesuatu yang baru contohnya

dengan memodifikaiskan bola plastik berarti seorang guru mampu menciptakan

sesuatu yang baru, atau memodifikasikan yang sudah ada tetapi disajikan

dengan cara yang semenarik mungkin sehingga anak didik senang mengikuti

pelajaran tersebut, modifikasi bola plastik dapat bertujuan agar sisa

memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran tersebut dan siswa

melakukan passing bawah dengan benar dengan cara memodifikasikan bola

voli giganti oleh bola plastik. Seorang guru harus yakin dan mampu bahwa

(45)

F. HIPOTESIS

Hipotensis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian oleh

karena itu suatu hipotensis tersebut perlu diuji guna mengetahui apakah

hipotensisi tersebut terdukung oleh data yang menunjukan kebenaranya atau

tidak. Suharsimi Arikunto (1998:21). H1 dengan menggunakan tali rapia

sebagai alat modifikasi net dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B

tahun pelajaran 2010/2011 dalam passing bawah bola voli.

H2 dengan menggunakan bola plastik sebagai modifikasi bola voli dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B tahun pelajaran 2010/2011 dalam

(46)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode,

karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan

dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti

ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan

dilaksanakan pada siswa SMP Negeri 22 Bandar Lampung.

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi perencanaan masalah yang

memanfaatkan tindakan yang nya dalam bentuk proses pengembangan

inovatif yang : dicoba sambil berjalan” dalam mendeteksi dan memecahkan

masalah. Suharsimi Arikunto (1998:82).

1. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

2. Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yaitu peneliti yang

dilakukan oleh guru kelas atau disekolah tempat ia mengajar dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik

(47)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Temapat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandar Lampung, jln. Zainal

abidin pagar alam no. 108 bandar lampung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 22 Bandar

Lampung yang berjumlah 38 siswa dari 27 siswa putra dan 11 siswa putri.

a. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan dari empat kompenen pokok yang menunjukan

langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Hubungan

keempat kompenen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan

berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tidakan tidak pernah

merupakan kegiatan yang tunggal tetapi selalu harus berupa rangkaian

kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di

(48)

36

Gambar 6.Siklus penelitian tindkaan kelas adopsi dari Suhasimi Arikunto (2008:16)

Subyek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 22 Bandar Lampung kelas VII

B yang berjumlah 38 orang terdiri dari 27 siswa laki-laki dan 11 perempuan.

1). Perencanaan Tindakan Penelitian

Siklus 1 (3 x pertemuan)

a. Merencanakan skenario pembelajaran yang berisi kegiatan – kegiatan

meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penuntup.

b. Menyiapkan instrument penilaian berupa indikator – indikator gerak

dasar yang meliputi tahap awalan, inti dan penutup.

(49)

c. Memepersiapkan modifikasi alat yang akan digunakan pada siklus

pertama, yaitu bola plastik, bola karet,1 net yang tinggingnya 170 cm

dari tinggi sebenarnya 2,43 m

d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

Pelaksanaan Tindakan :

a. Menjelaskan bentuk latihan yang dilakukan pada siklus pertama, yaitu

melakukan passing bawah dari sikap duduk di lantai dan bola

dilambungkan ke teman dilakukan berpasangan guru mendemonstrasikan

berulang-ulang bentuk latihan yang akan dilakukan.

b. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi empat kelompok berdiri ditempat

awalan yang telah ditentukan.

c. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemontrasikan oleh guru

sebanyak 5 kali.

Observasi:

a. Observasi dilakukan pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk

melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan modifikasi

bola plastik,bola karet dan tinggi net dipendekan 170 cm dari

sebenarnya 2,43 m dengan baik dan efektifitas.

b. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

pengulangan dan evaluasi dari hasil tindakan siklus pertama. Hasil dari

(50)

38

Refleksi

a. Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama

melakukan keterampilan dasarpassing bawah dari sikap duduk di lantai

dan bola dilambungkan ke teman secara berpasangan. Dan modifikasi

yaitu tinggi net dipedekan 170 cm dari tinggi sebenarnya 2,43m, serta

bola voli diganti menjadi bola plastik.dan bola voli diganti bola karet

b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua yaitu siswa melakukan

passingbawah dari sikap duduk di bangku dengan modivikasi bola karet

dan bola dilambungkan ke teman. Modifikasi yaitu tinggi net

dipendekan 170 cm dari tinggi sebenarnya 2,43 cm.

2). Siklus II (3 x pertemuan)

Perencanaa Tindakan:

a. Merancang skenario pelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang

dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan inti dan penutup.

b. Menyiapkan instrument penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar

passingbawah yang meliputi tahap awalan, tahap pelaksanaan tahap akhir.

c. Mempersiapkan modifikasi pada siklus kedua yaitu bola plastik,bola karet

dan tiangnet yang tinggi 170 cm dari tinggi sebenarnya 2,43 m.

(51)

Pelaksanaan Tindakan

a. Menjelaskan bentuk latihan siklus kedua yaitu siswa melakukan passing

Bawah dengan sikap duduk dengan modifikasi bola karet. Guru

mendemonstrasikan berulang-ulang latihan yang akan dilakukan.

b. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing

kelompok berdiri ditempat awalan yang telah ditentukan.

c. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru

sebanyak 5 kali.

Observasi :

a. Observasi dilakukan selam pemberian tindakan. Observasi dilakukan

untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan

melakukan passing bawah dari sikap duduk di bangku dengan modifikasi

bola karet, dan penggunaan modifikasi bola plastik, tinggi net dipendekan

170 cm dari tinggi sebenarnya 2,34 m.

b. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

untuk melakukan pengulangan.

Reflesksi :

a. Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua

yaitu siswa melakukan passing bawah dari sikap duduk di bangku dan

dilambungkan teman, modifikasi yaitu tinggi net dipendekan 170 cm dari

(52)

40

masih terdapat kekurangan siswa belum mencapai 70%untuk itu peneliti

melangkah ke siklus ketiga.

b. Merumuskan tindakan untuk siklus ketiga siswa melakukan passing bawah

melalui net yang di pasang melinting secara berpasangan bola dilanjutkan

dengan passing langsung (bola tanpa dilambungkan teman) dan modifikasi

alat yaitu tinggi net dipendekan 170 cm dari tinggi sebenarnta 2,43 m,

modifikasi bola plastik.

3) Siklus III (3xpertemuan)

Perencanaan tindakan :

a. Merancang skenario pelajaran yang berisi tentang kegiatan yang dilakukan

siswa meliputi kegiatan pendahuluan inti dan penutup.

b. Meyiapkan instrument berupa indikator gerak dasarpassingbola voli yang

meliputi tahap awalan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

c. Mempersiapkan modifikasi alat yang digunakan untuk siklus ketiga yaitu

bola plastik, tinggi net dipendekan 170 cm dari tinggi sebenarnya 2,43 m.

d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

Pelaksanaan Tindakan :

a. Menjelaskan bentuk latihan siklus ketiga, pada siklus ketiga siswa

melakukan passing bawah melalui net yang dipasang melinting secara

(53)

langsung (bola tanpa dilanjutkan keteman). Guru mendemonstrasikan

berulang-ulang bentuk latihan yang akan dilakukan.

b. Mempersiapkan siswa dengan dibariskan dengan rapih, dan dibagi menjadi

empat kelompok. Masing-masing kelompok berdiri ditrmpat awalan yang

telah ditentukan.

c. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah di demontrasikan oleh guru

sebanyak 5 kali.

Obsevasi :

a. Observasi dilakukan selama tindakan, observasi dilakukan untuk melihat

apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan passingbawah melalui

netdan penggunaan modifikasi bola plastik, tinggi netdipendekan 170 cm

dari tinggi sebenarnya 2,34 m.

b. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

untuk melakukan pengulangan

Refleksi :

a. Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua

yaitu siswa melakukan passing bawah dari sikap duduk dibangku dan

dilambungkan teman, modifikasi yaitu tinggi net dipendekan 170 cm dari

tinggi sebenarnya 2,43 m, modifikasi bola dengan plastik,modivikasi bola

karet namun masih terdapat kekurangan siswa belum mencapai 70%.

(54)

42

b. Merumuskan tindakan untuk siklus ketiga siswa melakukan passing bahwa

melalui net yang dipasang melinting secara berpasangan bola dilanjutkan

dengan passing langsung (bola tanpa dilambungka teman) dan modifikasi

alat yaitu tinggi net dipendekan 170 cm dari tinggi sbenarnya 2,43 m,

modifikasi bola plastik.

3) siklus III (3 x pertemua)

Perencanaan tindakan :

a. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tetang kegiatan yang

dilakukan siswa meliputi kegiatan pendahuluan inti dan penutup.

b. Menyiapkan instrument berapa indikator gerak dasar passing bola voli

yang meliputi tahap awalan, tahp pelaksanaan dan tahap akhir.

c. Mempersiapkan modifikasi alat yang digunakan untuk siklus ketiga yaitu

bola plastik,bola karet,tinggi net dipendekan 170 cm dari tinggi

sebenarnya 2,43 m.

d. Mempersiapkan siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

Pelaksaaan Tindakan :

a. Menjelaskan bentuk latihan siklus ketiga, pada siklus ketiga siswa

melakukan passing bawh melalui net yang dipasang melinting secara

berpasangan, bola dilambungkan keteman dilanjutkan dengan passing

langsung ( bola tanpa dilanjutkan keteman). Guru mendemontrasikan

(55)

b. Memepersiapkan siswa dengan dibariskan dengan rapih, dan dibagi

menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok berdiri ditempat

awalan yang telah ditentukan.

c. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah i demontrasikan oleh guru

sebanyak 5 kali.

Observasi :

a. Observasi dilakukan selama tindakan, observasi dilakukan untuk melihat

apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan passingbawah melalui

net dan penggunaan modifikasi bola plastik,bola karet tinggi net

dipendekan 170 cm, dari tinggi sebenarnya 2,43 m.

b. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

untuk melakukan penggulangan dan evaluasi dan hasil tindakan siklus

ketiga.

Refleksi :

Hasil obevasi siklus ketiga diskusikan dan disimpulkan bahwa pelakanaan

tindakan siklus ketiga yaitu siswapassingbawah melaluinet dipendekan 170

cm dari tinggi sebenarnya 2,43 m.

a. Rencana pembelajaran dengan modifikasi padapassingbawah bola voli paket

pembelajaran penelitian dengan modifikasi alat pada passing bawah bola voli.

Paket pembelajaran siklus I pengamatan perencanaan tindakan (3xpertemuan)

(56)

44

1. Siswa melakuka passing bawah dari sikap duduk di lantai dan bola

dilambungkan teman, modifikasi bola voli dengan bola plastik. Dan bola

karet.

2. Memodifikasi tinggi net dipendekan menjadi 170 cm dari tinggi

sebenarnya 2,43 m.

3. Pelaksanaan kegiatan

Siswa melakukanpassingbawah dari sikap duduk di lantai dan bola.

Gambar 7.Siswa melakukan passing bawah secara perpasangan.

Paket Pembelajaran Siklus II (3 x pertemuan) bentuk pembelajaran alat

bantu yaitu dengan duduk dibangku:

1. Modifikasi bola voli dengan bola plastik.

2. Modifikasi bola voli dengan bola karet.

3. Modifikasinetdirendahkan menjadi 170cm.

Pelaksanaan kegiatan.

Siswa diinstruksi untuk melakukan passing bawah dari sikap duduk

(57)

Gambar 8.Siswa melakukan passing bawah dari sikap duduk.

Keterangan :

Memakai bola karet

Paket Pembelajaran Siklus III (3 x Pertemuan)

Gambar 9.Siswa melakukan passing bawah melalui net.

Paket Pembelajaran Siklus III (3 x pertemuan ) bentuk pembelajaran alat

ketinggian net direndahkan menjadi 170 cm dan passing bawah melalui

net.

1. Modifikasi bola voli diganti bola plastik.

2. Modifikasi bola voli diganti bola karet

(58)

46

Pelaksanaan kegiatan

Siswa diinstruksikan untuk melakukan passing bawah melalui atas net

yang dipasangkan melinting dengan cara berpasangan setelah memberikan

aba-aba langsung melakukan.

b. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada setiap siklusnya. Alat ini berupa indikator

dari penilaian keterangan gerak dasar passing bawah bola voli, yaitu : 1)

persiapan, 2) pelaksanaan, 3) dan gerak akhir. Instrumen untuk

menganalisis keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli

diadaptasi dari Hall Wiseel (2001) dan disetiap indikator diberikan bobot

nilai 1-5.

Cara pengambilan nilai adalah dengan melakukan tes kualitas gerak dasar

passing bawah bola voli mulai dari tahap persiapan sampai dengan gerak

akhir. Dengan pemberian nilai jika melakukan gerakan yang benar

mendapat nilai satu 5, sedangkan jika kurang benar atau tidak benar

melakukan gerakan maka mendapat nilai 4, 3, 2, 1.

D. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk menilai pelaksanaan PTK

disetiap siklusnya. Alat ini berupa indikator-indikator dari penilaian gerak

dasar guling belakang dalam bermain bola voli yang terdiri dari, 1) Tahap

(59)

Tabel 1.Format penelitian gerak dasar passing bawah

Tahap Kriteria penilaian Nilai

1 2 3 4 5

Persiapan - Berdiri kedua kaki di buka selebar

bahu dan kedua lutut direndahkan hingga berat badan bertumpu pada kedua ujung kaki di bagian depan.

- Rapatkan dan luruskan kedua lengan

di depan badan hingga kedua ibu jari sejajar.

- Padangan ke arah datangnya bola.

Gerakan - Dorongkan kedua lengan ke arah

datangnya bola bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai.

- Usahakan arah datangnya bola tepat

ditengah-tengah badan.

- Perkenaan bola yang baik tepat pada

pergelangan lengan.

Gerak Akhir - Tumit terangkat dari lantai

- Pinggul dan lutut naik serta kedua

lengan lurus.

- Pandangan mengikuti arah gerakan

bola.

- Kemungkinan bola atas

Adopsi dari Roji, (2004:15)

Petunjuk :

Berikan tanda sesuai dengan nilai 5 sangat baik, 4 bernilai baik, 3 bernilai

cukup, 2 bernilai kurang, 1 bernilai sangat kurang.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari tindakan disetiap siklus, selanjutnya data

dianalisis melalui tabulasi, persentasi dan normatif. Untuk melihat kualitas

hasil tindakan setiap siklus digunakan rumus Subagio (1991:107) dalam

(60)

48

P = f x 100%

N

Keterangan rumus:

P:Persentase keberhasilan

f :Jumlah yang berhasil

N :Jumalah siswa yang melakukan tes.

E = XX1 x 100%

X1

Keterangan :

E :efektifitas gerak dasar passing bawah pada siswa

Xn :Rerata nilai siklus ke 3

Xi:Rerata nilai tes awal

Bila hasil penghitungan meningkat 50% keatas maka tindakan yang

dilakukan dinyatakan efektif. Nilai akhir semua bobot nilai dikalikan 10

(61)

Gambar

Gambar 3. Klasifikasi gerak dasar adopsi................................................12
Gambar 1. Hukum belajar adopsi dari Tarigan Herman, (2008)
Gambar 2. Tranfer Dalam Belajar Gerak Adopsi Dari TariganHerman BelajarMotorik, (2008)
Gambar 3. Klasifikasi gerak adopsi dari Tarigan Herman, (2008)
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Menggunakan alamat website yang digunakan sebagai pusat server dari aplikasi penjualan tiket travel menggunakan Java ME, client yang ingin melakukan reservasi tiket atau

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Umumnya dalam melakukan pemesanan tiket tour dan travel, pelanggan sering merasa kesulitan, karena kurangnya informasi mengenai tempat tour dan harga yang diinginkan Untuk mengatasi

Adapun orang yang diundang oleh allah untuk melaksanakan puasa hanyalah orang-orang yang beriman, selain orang yang beriman tidak mendapatkan undangan allah

4.1 Mengamati , mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan , kesehatan manusia , keseimbangan ekosistem , serta alam

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ PERBEDAAN PARTISIPASI SISWA PUTRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD,SMP DAN SMA NEGERI

[r]

Dari morfologi permukaan silika menunjukkan bahwa silika mesopori yang dihasilkan dari limbah kaca berpotensi digunakan sebagai adsorben. Kata kunci : limbah kaca,