BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih
(Sugiyono, 2008: 57).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet
dengan situs www.duniainvestasi.com, www.idx.co.id dan www.pefindo.com.
Waktu penelitian adalah mulai September 2013 sampai dengan Oktober 2013.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan
peneliti. Penelitian dilakukan dengan batasan-batasan pada masalah sebagai
berikut:
a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage, profitabilitas,
likuiditas dan umur obligasi (maturity).
b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi.
c. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
3.4 Definisi Operasional Variabel
Untuk memahami variabel-variabel dan memberikan gambaran yang jelas
dalam pelaksanaan penelitian, diberikan defenisi variabel-variabel yang akan
diteliti dalam penelitian yaitu leverage, profitabilitas, likuiditas, dan umur obligasi (X1,X2,X3,dan X4) sebagai variabel bebas (independent variable) dan peringkat
obligasi (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable). Adapun uraian dan masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Peringkat Obligasi (Y)
Peringkat obligasi merupakan peringkat yang menyatakan mutu obligasi yang
mencerminkan kemungkinan gagal bayar yang disebut dengan risiko kredit.
Suatu peringkat obligasi dikatakan naik apabila peringkat obligasi pada
periode saat ini lebih tinggi dari peringkat obligasi pada periode sebelumnya.
Peringkat obligasi dikatakan turun apabila peringkat obligasi pada periode saat
ini lebih rendah dari peringkat obligasi pada periode sebelumnya.
2. Leverage (X1)
Leverage menunjukkan proporsi utang yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur
leverage adalah dengan menggunakan debt to equity ratio. Semakin besar leverage perusahaan, semakin besar risiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan (Herwidi, 2005: 28). Rasio ini membandingkan antara utang jangka
panjang dengan total aset. Secara sistematis leverage dapat dirumuskan sebagai
3. Profitabilitas (X2)
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dalam hubungannya dengan penjualan, aset dan modal sendiri. Variabel
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset
(ROA). Kamstra (dalam Sejati, 2010) menyatakan bahwa pengukuran ROA
memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba karena pengukuran
ROA berdasarkan pada tingkat asset tertentu. ROA merupakan perbandingan
antara laba bersih dengan total aktiva perusahaan. Secara sistematis ROA
dapat dirumuskan sebagai berikut: (Gumanti, 2011: 112).
Aset
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendek perusahaan. Variabel likuiditas dalam penelitian ini
diproksikan dengan current ratio (CR). Menurut Almilia dan Devi (2007)
perusahaan yang mampu melunasi kewajiban tepat waktu adalah perusahaan
yang likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada utang lancar.
Current ratio (CR) merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan utang
lancar. Secara sistematis rasio ini ditulis sebagai berikut (Gumanti, 2011:112).
5. Umur Obligasi (Maturity)
Jatuh tempo adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pembayaran kembali pokok atau nominal obligasi yang dimilikinya. Skala
pengukurannya menggunakan skala nominal karena merupakan variable
dummy. Diberikan nilai satu jika obligasi mempunyai umur antara 1-5 tahun
dan nol jika mempunyai umur diatas lima tahun.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan leverage,
profitabilitas, dan likuiditas adalah skala rasio. Karena skala rasio memiliki nilai
dasar yang tidak dapat dirubah. Data yang dihasilkan dari skala rasio disebut data
rasio dan tidak ada pembatasan terhadap alat uji statistik yang sesuai (Ghozali,
2005: 5).
Sedangkan peringkat obligasi dan umur obligasi menggunakan skala
nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori
atau kelompok dari suatu subyek (Ghozali, 2005: 3). Dengan skala ini pengukuran
dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk obligasi yang highinvestment (AAA,
AA, A) dan 0 untuk obligasi yang low investment (BBB). Variabel dependen
penelitian ini merupakan variabel dummy.
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008: 78). Kriteria pemilihan sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang menerbitkan obligasi dari tahun
2009-2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
2. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai laporan keuangan lengkap setiap
akhir tahun selama periode 2009-2012,
3. Obligasi tersebut yang diperingkat oleh Pemeringkat Efek Indonesia (PT
PEFINDO).
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Pemilihan Sampel
No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah
1 Perusahaan-perusahaan manufaktur yang menerbitkan obligasi dari tahun 2009-2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
33
2 Perusahaan-perusahaan tersebut yang tidak mempunyai laporan keuangan lengkap setiap akhir tahun selama periode 2009-2012
(5)
3 Obligasi Perusahaan Swasta yang tidak diperingkat oleh
Pemeringkat Efek Indonesia dari tahun 2009-2012 (18)
Jumlah Akhir Sampel 10
Sumber: (data diolah, 2013)
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka diperoleh sampel
penelitian sebanyak 10 perusahaan dengan jumlah observasi (n) sebanyak 40
Tabel 3.2
Nama-nama Sampel Perusahaan
No Kode
Emiten Nama Emiten
Peringkat Obligasi
2009 2010 2011 2012
1 APEC Apexindo Pratama Duta Tbk A+ A A A
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yang digunakan merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil
publikasi oleh Bursa Efek Indonesia yaitu laporan keuangan, jurnal-jurnal,
literatur ilmiah, penelitian terdahulu, laporan-laporan yang dipublikasikan serta
data-data yang diperoleh dari media internet.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Dengan mengumpulkan data pendukung literatur, jurnal,
dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang sedang
diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang
3.9 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik, karena variabel
dependennya merupakan variabel dummy. Dalam teknik analisis penelitian ini
tidak memerlukan uji normalitas data karena, menurut Ghozali (2005: 211) regresi
logistik tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya. Artinya,
variabel penjelasannya tidak harus memiliki distribusi normal linier maupun
memiliki varian yang sama dalam setiap grup.
3.9.1 Menilai Kelayakan Model Regresi
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa
test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dasar pengambilan keputusan adalah nilai goodness of fit test yang diukur
dengan nilai chisquare pada bagian bawah uji Hosmer dan Lemeshow.
- Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
- Jika Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
2.9.2 Menilai Keseluruhan Model
Menilai angka -2 log likelihood pada awal blok number = 0 dan angka -2
log likelihood pada blok number = 1, jika terjadi penurunan angka -2 log
likelihood maka menunjukkan model regresi yang baik. Log likelihood pada
regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of squared error” pada model
3.9.3 Nilai Nagel Kerke (R²)
Nagel Kerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan
Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Hal ini
dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R² dengan nilai
maksimumnya. Nilai NagelKerke R² dapat diinterprestasikan seperti nilai R² pada
multipleregression.
3.10 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan model regresi logistik. Analisis ini
dilakukan untuk menentukan pengaruh dari masing-masing variabel bebas
(independen variable) terhadap variabel terikat (dependen variable) yaitu prediksi
peringkat obligasi perusahaan manufaktur tahun 2009 sampai tahun 2012, karena
variabel terikatnya merupakan variabel dummy yaitu variabel yang memiliki dua
alternatif. Adapun model hipotesisnya adalah sebagai berikut:
p
Ln = 1, jika peringkat obligasi termasuk highinvestment
p -1
p
Ln = 0, jika peringkat obligasi termasuk low investment
β1-4 = Koefisien regresi
X1 = Leverage
X2 = Profitabilitas
X3 = Likuiditas
X4 = Umur Obligasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI 1. PT Apexindo Pratama Duta Tbk.
PT Apexindo Pratama Duta Tbk didirikan pada tanggal 20 Juni 1984
sebagai perusahaan penyedia jasa pemboran bagi perusahaan eksplorasi dan
produksi di industri minyak dan gas Indonesia. Pada awal berdirinya, Apexindo
hanya melayani jasa pemboran lepas pantai dengan dua unit rig submersible
swampbarge Maera dan Raisis dan satu unit rig jack up Raniworo. Pada tahun
2001, dengan tujuan untuk menciptakan suatu perusaan jasa pemboran migas
yang terpadu, Apexindo melakuan penggabungan usaha dengan PT Medco
Antareja, perusahaan terafiliasi yang bergerak di bidang pemboran darat dengan
12 armada rig darat. Penggabungan dua kekuatan ini kemudian membuat
Apexindo semakin mantap menjalankan berbagai proyek pemboran, baik di
Indonesia dan juga di beberapa negara seperti Brunei Darussalam, Myanmar,
Australia, Timur Tengah dan Amerika Serikat. Apexindo melakukan Listing
saham pertama kali di bursa pada tahun 2002 dan tanggal penerbitan obligasi
pada 12 Juni 2009 sampai tanggal jatuh tempo 12 Juni 2014. Jumlah nominal
obligasi saat ini Rp 1.562 per lembar dengan tingkat bunga 12,25%, dan total
Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Apexindo Pratama
Duta Tbk. adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Hertriono Kartowisastro
Direktur : Tito Sulistio
- Suarmin Tioniwar
- Agung Salim
- Terence Michael Gott
- Mohammad Jusuf Hamka
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Bambang Subianto
Komisaris : - Huda Nardono Subarkah
- Simon Halim
- Wirawan Halim
- Amir Gunawan
- Bhakti Salim
2. PT Ciliandra Perkasa
PT Ciliandra Perkasa didirikan pada tanggal 31 Juli 1992. Kegiatan
Perusahaan adalah pengembangan perkebunan kelapa sawit dan produksi
minyak sawit yang terletak di Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Areal
Perusahaan yang telah ditanami sampai dengan tanggal 31 Maret 2010 adalah
seluas 6.481 hektar yang semuanya telah menghasilkan. Areal anak Perusahaan
yang telah ditanami sampai dengan tanggal 31 Maret 2010 adalah seluas 71.043
hektar dengan 53.318 hektar yang telah menghasilkan. Jumlah nominal obligasi
mencapai Rp 500.000.000.000. Tanggal penerbitan obligasi 28 Nopember 2007
sampai tanggal jatuh tempo 27 Nopember 2012.
Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Ciliandra Perkasa
adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Ir. Suhaili, MBA
Direktur : Harianto Tanamoeljono
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Abdul Rivaie Rahman - Wulan Putri Kusumah
Komisaris : - Lion Sanjaya - Lau Cong Kiong
3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan produsen sebagai jenis
makanan dan minuman yang berkantor di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini
pertama kali didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama
Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 berubah nama menjadi Indofood.
Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia dan
Eropa. Indofood melakukan Listing saham pertama kali di bursa pada 14 Juli
1994 dan tanggal penerbitan obligasi 31 Mei 2009 sampai tanggal jatuh tempo
31 Mei 2012. Jumlah nominal obligasi Rp 725 per lembar dengan tingkat kupon
7,25%, dan total nilai obligasi mencapai Rp 2.000.000.000.000.
Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Indofood Sukses
Dewan Direksi
Direktur Utama : Anthoni Salim
Direktur : - Tjhie Tje Fie (Thomas Tjhie)
- Taufik Wiraatmadja
- Axton Salim
- Franciscus Welirang
- Darmawan Sarsito (Kevin Sietho)
- Moleonoto (Paulus Moleonoto)
- Werianty Setiawan
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Manuel Velez Pangilinan
Komisaris : - Edward Anthony Tortorici
- Graham Leigh Pickles
- Torstein Stephansen
- Wahjudi Prakarsa
- Utomo Josodirdjo
4. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. adalah perusahaan yang memproduksi
pellet kopra yang didirikan pada tanggal 18 Januari 1971 dengan nama PT Java
Pelletizing Factory sebagai perusahaan ventura dari PT Perusahaan Dagang dan
Industri Ometraco dengan Internasional Graanhandel Thegra NV of the
Netherlands dengan pembagian 50:50.
Pada 23 Oktober 1989 dengan tujuan melakukan perluasan usaha,
perusahaan melakukan penawaran saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Penawaran saham diikuti dengan penawaran right issue di tahun 1990.
Pada tahun 1992 Perseroan melakukan integrasi strategis dengan mengakuisisi
komersial pada tahun 1985, serta usaha tambak udang dan pemrosesannya.
Jumlah nominal obligasi Rp 1.880 per lembar dengan tingkat bunga 12,75%, dan
total nilai obligasi mencapai Rp 500.000.000.000. Tanggal penerbitan obligasi
11 Juli 2009 sampai tanggal jatuh tempo 12 Juli 2014.
Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Japfa Comfeed
Indonesia Tbk. adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Handojo Santosa
Wakil Direktur Utama : -Bambang Budi Hendarto
-Tan Yong Nang
-Ignatius Herry Wibowo
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Syamsir Siregar
Komisaris : -Hendrick Kolonas
-Radityo Hatari
5. PT Lautan Luas Tbk.
PT Lautan Luas Tbk merupakan perusahaan multinasional yang
memproduksi bahan kimia yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 18 Januari 1951 oleh Adyansyah Masrin dan Joan
Fudiana dengan nama Persekutuan Andil Maskapai Dagang dan Industri Lim
Teck Lee. Perusahaan ini mendistribusikan dan memproduksi berbagai
macam-macam bahan kimia dasar dan khusus. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan LTLS bergerak di bidang perdagangan, perindustrian,
perbengkelan. Perusahaan melakukan IPO pada tanggal 21 Juli 1997 dan tanggal
penerbitan obligasi 19 Juni 2008 sampai tanggal jatuh tempo 19 Juni 2012.
Jumlah nominal obligasi Rp 730 per lembar dengan tingkat kupon 9.75%, dan
total nilai obligasi mencapai Rp 700.000.000.000.
Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Lautan Luas Tbk.
adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Indrawan Masrin
Direktur : - Jimmy Masrin
- Herman Santoso
- Jhosua Chandraputra Asali
- Soewandhi Soekamto - Danny Suryadi Adenan
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Joan Fudiana
Wakil Komisaris Utama : - Adyansyah masrin
- Pranata Hajadi
- Zakir dan Hari Slamet Widodo
6. PT Mayora Indah Tbk.
Mayora Group adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di
Indondesia, yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan ini telah
tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 Juli 1990. Saat ini mayoritas
kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT Unita Branindo sebanyak 32,93%.
Tanggal penerbitan obligasi 9 Mei 2012 sampai tanggal jatuh tempo 9 Mei 2019.
Jumlah nominal obligasi Rp 295 per lembar dengan tingkat kupon 8,50%, dan
Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Mayora Indah Tbk.
adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Andre Sukendra Atmadja
Direktur : - Wardahana Atmadja
- Muljono Nurlimo
- Hendrata Atmadja
- Hendrik Polisar
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Jogi Hendra Atmadja
Komisaris : - Gunawan Atmadja
- Ramli Setiawan
-Hermawan Lesmana
7. PT Medco Energi Internasional Tbk
Medco Energi didirikan pada 9 Juni 1980 sebagai perusahaan kontraktor
pengeboran swasta Indonesia pertama. Nama Perseroan telah berubah tiga kali,
dari PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company pada awal pendiriannya menjadi
PT Medco Energi Corporation sebelum Penawaran Perdana saham ke Publik
pada 1994 dan terakhir berubah menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk
pada 2000. Medco Energi telah mendiversifikasi usahanya dalam bidang energi
terkait lainnya, seperti ketenagalistrikan, pengolahan LPG, transportasi gas,
pertambangan batu bara, perdagangan dan distribusi high speed diesel,
kontraktor anjungan untuk kegiatan work-over dan unit perekaman (logging).
Tanggal penerbitan obligasi 12 Juli 2009 sampai tanggal jatuh tempo 17 Juni
2014. Jumlah nominal obligasi Rp 500 per lembar dengan tingkat kupon
Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Medco Energi
Internasional Tbk. adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Lukman A. Mahfoedz
Direktur : - Syamsurizal Munaf
- Frila Berlini Yaman
- Akira Mizuta
- Dasril Dahya
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Hilmi Panigoro
Komisaris : - Marsillam Simanjuntak
- Gustiaman Deru
- Masayuki Mizuno
- Yani P. Rodyat
- Retno Dewi arifin
8. PT Pupuk Kalimantan Timur
Pupuk Kaltim didirikan pada 7 Desember 1977 di Bontang, Kalimantan
Timur. Saat ini memiliki kapasitas produksi urea 2.98 juta ton per tahun serta
amoniak sebanyak 1.85 juta ton per tahun. Dengan kapasitas tersebut, maka
Pupuk Kaltim merupakan produsen terbesar di Indonesia. Selain urea dan
amoniak, juga memproduksi pupuk NPK dan pupuk organik dengan kapasitas
produksi NPK total 550 ribu ton. Kapasitas produksi pupuk organiknya adalah
45 ribu ton per tahun. Saat ini Pupuk Kaltim berstatus sebagai anak perusahaan
dari PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) sebagai holding company. Perusahaan
melakukan IPO pada tanggal 21 Juli 1997 dan tanggal penerbitan obligasi 4
obligasi Rp 415 per lembar dengan tingkat kupon 10,75%, dan total nilai
obligasi mencapai Rp 660.000.000.000.
Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Pupuk Kalimantan Timur
adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Aas Asikin Idat
Direktur : - Nugraha Budi Eka Irianto
- A. Bakir Pasaman
- Suldja Hartono
- Jusri Minansyah
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Pandu Djajanto
Komisaris : - Yurnalis Ngayoh
- Bambang Tjahjono
- Antonius
- Panggah Susanto
- Hari Priyono
9. PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
Beberapa anggota dari Group SIMP memiliki sejarah operasional yang
dimulai sejak awal tahun 1970-an (dalam hal ini divisi minyak goreng dan lemak
nabati) dan awal tahun 1980-an (dalam hal ini divisi perkebunan). Pada tahun
1997, PT ISM mengakuisisi kepemilikan saham beberapa perusahaan yang
bergerak dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Sejak tahun 1997, Group
SIMP telah mengembangkan bisnisnya menjadi salah satu perusahaan yang
memproduksi minyak goreng dan lemak nabati yang terintegrasi secara vertikal
lemak nabati. PT Salim Ivomas Pratama Tbk. mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek pada 19 Juni 2011 dan tanggal penerbitan obligasi 2 Desember 2009
sampai tanggal jatuh tempo 1 Desember 2014. Jumlah nominal obligasi Rp 250
per lembar dengan tingkat kupon 11,65%, dan total nilai obligasi mencapai Rp
1.000.000.000.000.
Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Salim Ivomas Pratama
Tbk. adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Mark Julian Wakeford
Direktur : -Moleonoto (Paulus Moleonoto)
-Gunadi
-Suaimi Suriyadi
-Johnny Ponto
-Soenardi Winarto
-DR. Sugih Winasuria
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Tjhie Tje Fie (Thomas Tjhie)
Komisaris : - Axton Salim
- Hendra Susanto
10. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. merupakan perusahaan multinasional
yang memproduksi kertas dan didirikan pertama kali pada tahun 1980.
Perusahaan berlokasi di Sidoarjo, dekat Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Pada
mulanya pabrik di mulai sebagai tanaman soda kaustik dan sekarang
menawarkan sebagai bentuk kertas dan mesin konversi, karenanya perusahaan
alat tulis di bawah satu rumah produksi. Perusahaan melakukan IPO pada
tanggal 3 April 1990 dan tanggal penerbitan obligasi 22 Desember 2009 sampai
tanggal jatuh tempo 22 Desember 2014. Jumlah nominal obligasi Rp 25 per
lembar dengan tingkat kupon 10,95%, dan total nilai obligasi mencapai
Rp 10.000.000.000.
Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia Tbk. adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Yudi Setiawan Lin
Direktur : - Suresh Kilam - Anton Mailoa
- Arman Sutedja - Hendra Jaya Kosasih
- Suhendra Wiriadinata
- Linda Suryasari Wijaya Limantara - Indah Suyasari Wijaya Limantara
- Agustin Rachmansjah Partawidjaja
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Teguh Ganda Wijaya
Wakil Komisaris Utama : - Ir. Gandi Sulistiyanto Soeherman
- Drs. Pande Putu Raka, MA.
- Letjen TNI (Purn) Soetedjo
- Drs. John Ferdinand Pandelaki
- Arthur Tahya
- DR. Ramela, SH., MH
4.2Teknik Analisis Data
Analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui probabilitas
terjadinya variabel terikat (Y) berupa variabel peringkat obligasi dapat diprediksi
likuiditas dan umur obligasi. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, maka
digunakan bantuan program software SPSS (Statistical Package for Social
Sciences) versi 17.0.
4.2.1 Menilai Kelayakan Model Regresi
Berikut hasil olahan SPSS pengujian Hosmer dan Lemeshow:
Tabel 4.1
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 10.898 8 .208
Sumber: data diolah
Dari Tabel 4.1 diperoleh nilai statistik Hosmer dan Lemeshow sebesar
10,898 dengan signifikansi 0,208 maka lebih besar dari 0,05. Maka Ha ditolak,
sehingga model yang dihipotesiskan fit dengan data dan layak diujikan dalam
regresi logistik.
4.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Angka -2 log likelihood pada blok number = 0 dan angka -2 log likelihood
pada blok number = 1. Jika terjadi penurunan angka -2 log likelihood dari blok
number = 0 ke blok number = 1 menunjukkan model regresi yang baik. Log
likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of squared error”
pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model
regresi yang baik. Angka -2 log likelihood pada block number = 1 sebesar 27,804
mengalami penurunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pada persamaan
logistik dalam penelitian ini merupakan model regresi yang lebih baik.
4.2.3 Nilai Nagel Kerke
Nilai Nagel Kerke digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model variabel bebas secara bersama-sama dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Berikut hasil olahan SPSS pengujian Nagel Kerke sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nagel Kerke Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square Nagelkerke R Square
1 27.804a .057 .686
Sumber: data diolah
Dari Tabel 4.2 dapat dijelaskan hasil uji regresi logistik didapat Cox & Snell
R Square sebesar 0,057 dan Nagelkerke R Square sebesar 0,686. Nilai Cox &
Snell R Square sebesar 0,057 tidak digunakan karena didasarkan pada teknik
estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit
diinterprestasikan. Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,686 berarti bahwa ada
kontribusi sebesar 68,6% variabel leverage, profitabilitas, likuiditas dan umur
obligasi dalam memprediksi peringkat obligasi secara bersama-sama. Sedangkan
sisanya sebesar 31,4% dipengaruhi oleh sebab-sebab yang lain di luar variabel
4.3Uji Hipotesis
Pada pengujian ini dilakukan dengan derajat kebebasan sebesar 5% atau
0,05, agar kemungkinan terjadinya gangguan kecil dan umum digunakan. Hasil
pengujian hipotesis sebagai berikut:
Tabel 4.3
Uji Hipotesis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur
MATURITY -18.145 6148.558 .000 1 .998 .000
Constant 109.636 30742.799 .000 1 .997 4.113E47
Sumber: data diolah
Dari Tabel 4.3 dapat ditulis persamaan sebagai berikut:
p -1
p
Ln = 109,636 + 4,193 DER + 8,136 ROA + 4,765 CR – 18,145 MATURITY
1) Hasil pengujian menunjukkan konstanta sebesar 109.636, artinya jika variabel
lain (leverage, profitabilitas, likuiditas dan umur obligasi) adalah nol, maka
peringkat obligasi mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh pengukuran
yang dilakukan dengan mengkategorikan variabel dummy (angka 1 untuk
2) Hasil pengujian leverage terhadap prediksi peringkat obligasi diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,035 < 0,05. Dengan demikian nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif
terhadap peringkat obligasi, sehingga hipotesis pertama ditolak.
3) Hasil pengujian profitabilitas terhadap prediksi peringkat obligasi diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,027 < 0,05. Dengan demikian nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi, sehingga hipotesis kedua
diterima.
4) Hasil pengujian likuiditas terhadap prediksi peringkat obligasi diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,042 < 0,05. Dengan demikian nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh positif
terhadap peringkat obligasi, sehingga hipotesis ketiga diterima.
5) Hasil pengujian umur obligasi terhadap prediksi peringkat obligasi diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,998 > 0,05. Dengan demikian nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa umur obligasi tidak
berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi, sehingga hipotesis keempat
ditolak.
4.4Interpretasi Hasil
Penelitian ini merupakan studi mengenai peringkat obligasi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan PEFINDO. Didalam pelaporan
peringkat obligasi tersebut terkandung informasi tentang leverage, profitabilitas,
yang penting berupa rasio-rasio keuangan perusahaan untuk suatu periode
tertentu. Berdasarkan rasio-rasio tersebut, dapat dilihat suatu indikator keuangan
yang dapat mengungkapkan posisi, kondisi keuangan suatu perusahaan maupun
performance yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan untuk periode
tertentu. Dengan kata lain, teknik-teknik perhitungan rasio yang digunakan dalam
analisa laporan keuangan untuk mengetahui timbal balik untuk menganalisa
tingkat leverage, profitabilitas, likuiditas, dan umur obligasi suatu perusahaan.
Hasil pengujian yang telah dilakukan diatas menunjukan bahwa:
1) Leverage berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif
terhadap peringkat obligasi, sehingga hipotesis pertama ditolak. Hutang yang
dimiliki perusahaan lebih rendah dari ekuitas sehingga perusahaan cenderung
mempunyai kemampuan yang tinggi dalam memenuhi kewajibannya. Leverage
yang tinggi yang diproksikan dengan debt to equity ratio ini menunjukkan bahwa
tingginya risiko keuangan perusahaan. Kondisi ini disebabkan karena semakin
besar rasio leverage menandakan semakin besar pula hutang yang ditanggung
oleh perusahaan, tetapi walaupun dengan leverage yang tinggi belum tentu
termasuk dalam junk bond. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sari (2007) yang menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh
terhadap peringkat obligasi perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sari
(2007) untuk mengukur Debt to Equity Ratio (DER) diperoleh dari perbandingan
to Equity Ratio (DER) diperoleh dari perbandingan total hutang dengan total
ekuitas.
2) Profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi peringkat obligasi, sehingga hipotesis kedua
diterima. Dengan laba yang tinggi tentu memiliki peringkat obligasi yang
investment grade. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mark, K (2001) dan Burton, B (2000) yang menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas yang diukur dengan ROA mempunyai pengaruh terhadap prediksi
peringkat obligasi.
3) Likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan.
Hasil pengujian menunjukan likuiditas berpengaruh terhadap peringkat
obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio
likuiditas yang diproksikan current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan Luciana (2007) yang menunjukkan bahwa variabel
likuiditas yang diukur dengan rasio lancar (current ratio) mempunyai pengaruh
4) Umur Obligasi (Maturity) tidak berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan.
Hasil pengujian menunjukan bahwa umur obligasi tidak mempunyai
pengaruh terhadap peringkat obligasi. Hubungan jatuh tempo terhadap prediksi
peringkat obligasi adalah positif. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian Widya Andri (2005) yang menunjukkan bahwa jatuh tempo (maturity)
dinilai berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini juga
dimungkinkan oleh pengukuran yang dilakukan yaitu dengan mengkategorikan
variabel (variabel dummy). Karena umumnya, pada analisis regresi logistik
variabel bebasnya tidak boleh ada variabel dummy sehingga hasilnya menjadi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang bisa
mempengaruhi peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia dengan membagi faktor keuangan dan faktor non keuangan. Variabel
penelitian yang digunakan adalah variabel dependen, yaitu peringkat obligasi.
Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah rasio keuangan yang
meliputi leverage dengan proksi Debt to Equity Ratio, profitabilitas dengan proksi
Return On Asset, likuiditas dengan proksi Current Ratio dan umur obligasi.
Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Regresi Logistik dengan
program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Ver. 17. Data sampel
obligasi sebanyak 50 pengamatan obligasi yang dihasilkan perusahaan penerbit
manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 hingga tahun 2012 dan dinilai
oleh agen pemeringkat PEFINDO. Maka penelitian ini berhasil memberikan
tambahan bukti empiris:
1) Leverage berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
2) Profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
3) Likuiditas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
4) Umur obligasi tidak berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peringkat obligasi pada
PEFINDO lebih didasarkan pada kemampuan profitabilitas dan likuiditas
perusahaan. Selain itu peringkat merupakan catatan berskala nominal, sehingga
tidak bisa secara langsung digunakan untuk mengukur kegagalan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya jangka panjangnya.
5.2 Saran
Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya adalah sebagai berikut:
1) Bagi emiten/perusahaan yang mengeluarkan obligasi hendaknya memperbaiki
atau meningkatkan kinerja keuangannya, misalnya dengan cara selalu tepat
waktu dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya, sehingga likuiditas
perusahaan selalu terjaga dengan baik. Dengan meningkatnya kinerja
perusahaan akan dapat meningkatkan rating obligasinya, rating obligasi yang
baik akan memiliki daya jual yang tinggi.
2) Bagi para investor yang ingin menginvestasikan dananya dalam bentuk
obligasi hendaknya memperhatikan peringkat obligasi perusahaan, melihat
seberapa besar likuiditas perusahaan tersebut, serta melihat profitabilitas dari
perusahaan yang bersangkutan, karena rating dan likuiditas tersebut
menggambarkan kinerja perusahaan yang bersangkutan.
3) Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk
menggunakan objek penelitian seluruh obligasi perusahaan yang terdaftar di
BEI termasuk obligasi dari perusahaan keuangan dengan menggunakan
metode pengukuran yang telah disesuaikan dengan sektor industri dari setiap
4) Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan beberapa variabel lain
baik yang berupa data keuangan maupun non-keuangan yang mungkin
menjadi pengaruh terhadap peringkat obligasi untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai peringkat obligasi di Indonesia.
5) Periode penelitian selanjutnya sebaiknya lebih dari empat tahun karena
periode yang lebih panjang diharapkan dapat memungkinkan tingkat
kebenaran yang mendekati 100% sehingga mencerminkan kondisi perusahaan