S U M A T E R A K A L I M A N T A N
J A V A
I R I A N J A Y A
Disampaikan Oleh :
BAHRI, SSTP, M.Si
MALINAU 18 FEB 2016 – KALIMANTAN UTARA
DITJEN BINA KEUANGAN DAERAH
PAPARAN
KEPALA SUBDIT FASILITASI DANA ALOKASI KHUSUS
SISTIMATIKA
I.
Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Pusat
dan Daerah
II.
Perubahan Postur Dana Transfer ke Daerah
III.
DAK Fisik dan DAK Non Fisik
IV.
Alokasi DAK Kab Malinau TA 2016
V.
Penganggaran DAK Dalam APBD
VI.
Petunjuk Teknis DAK
I.
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN KEUANGAN
PUSAT DAN DAERAH
KMDN 29/02 KMDN 29/02
UU 17/2003
UU 17/2003 UU 1/2004UU 1/2004 UU 15/2004UU 15/2004
UU 25/2004
UU 25/2004 UU 33/2004UU 33/2004
PP
misal: SAP, dstnya
PP 58/2005
PERMENDAGRI 32/11 & 39/12 PERMENDAGRI 32/11 & 39/12
LANDASAN KEBIJAKAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TERMASUK (BGN DARI 32 URUSAN) YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH
LANDASAN KEBIJAKAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TERMASUK (BGN DARI 32 URUSAN) YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH
UU 20/2003
Telah terbit UU 23/2014
(Bab XI)
II. PERUBAHAN POSTUR
TRANSFER KE DAERAH
Anggaran Transfer ke daerah dan dana desa merupakan bagian dari
belanja negara dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi fiskal
.
Sebagai
instrumen
untuk memperkuat
pendanaan daerah
dan desa
guna
mempercepat
terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat,
implementasi kebijakan
desentralisasi fiskal
diarahkan untuk
mendukung
pelaksanaan rencana
pembangunan nasional:
RPJMN Tahun 2015-2019
RKP Tahun 2016 sesuai visi
dan misi Presiden terpilih
Periode 2015-2019 yang
tertuang dalam Nawa Cita.
(Khususnya Sesuai agenda 3
Nawa Cita “
membangun
indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara
kesatuan
”.
Pertama
, meningkatkan alokasi anggaran transfer ke
daerah dan desa, agar dapat mempercepat penguatan
peran daerah dalam penyediaan pelayanan publik dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kedua
, melakukan perubahan struktur dan ruang
lingkup anggaran transfer ke daerah dan dana desa
agar lebih sesuai dengan pembagian kewenangan
antara pemerintah pusat dan daerah dan kebutuhan
pendanaan daerah.
Kebijakan Umum Transfer ke Daerah
dan Dana Desa Tahun 2016
Peningkatan alokasi anggaran transfer ke daerah dan dana desa menjadi
lebih besar dari anggaran K/L (belanja K/L)
Reformulasi alokasi DAU guna meningkatkan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah (sebagai equalizatiaon grant).
Reformulasi dan penguatan DAK untuk mendukung Nawa Cita dan
pencapaian PN dengan:
Meningkatkan besaran alokasi DAK untuk lebih mengakomodasi
aspirasi daerah guna mempercepatan pembangunan/penyediaan insfrastruktur sarana dan prasarana publik
Meningkatkan efektivitas pelaksanaan DAK melalui penyediaan
dana pendamping dengan kemampuan keuangan daerah, percepatan penetapan juknis, serta perbaikan pola penyaluran, pelaporan, monitoring dan evaluasi.
Reformulasi DID untuk memberikan penghargaan yang lebih besar kepada
daerah yang berkinerja baik dalam pengelolaan keuangan, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan alokasi Dana Desa minimal 6 % dari dan diluar Transfer ke
2015
2016
TRANSFER KE DAERAH DAN
DANA DESA
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA
DESA
I. TRANSFER KE DAERAH
I. TRANSFER KE DAERAH
A. Dana perimbangan
A. Dana perimbangan
1. Dana Bagi Hasil
1. Dana Transfer Umum (General
Purpose Grant)
2. Dana Alokasi Umum
a. Dana Bagi Hasil
3. Dana Alokasi Khusus
b. Dana Alokasi Umum
B. Dana Otonomi Khusus
2. Dana Transfer Khusus (Specific
Purpose Grant)
C. Dana Keistimewaan
Yogyakarta
a. Dana Alokasi Khusus Fisik
D. Dana Transfer Lainnya
b. Dana Alokasi Khusus Nonfisik
B. Dana Insentif Daerah
C. Dana Otsus dan Dana Keistimewaan
DIY
II. DANA DESA
II. DANA DESA
DANA TRANSFER KHUSUS
Dana transfer khusus
merupakan dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
untuk mendanai kegiatan tertentu yang menjadi urusan
daerah, baik kegiatan fisik maupun nonfisik.
Dana transfer khusus lebih bersifat
spesifik grant
yang
penggunaannya diarahkan untuk mendanai kegiatan tertentu
yang menjadi kebutuhan daerah dan PN, dan/atau yang
merupakan amanat dari Peraturan Perundang-undangan.
DAK Fisik
yaitu dana yang dialokasikan untuk membantu
daerah dalam rangka membantu kegiatan tertentu yang
menjadi kebutuhan daerah sesuai PN.
DAK Nonfisik
yaitu dana yang dialokasikan untuk membantu
ARAH KEBIJAKAN
DANA TRANSFER KHUSUS
Mendukung implementasi Nawa Cita, khususnya cita ketiga “membangun INA
dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam NKRI”, cita kelima “meningkatkan kualitas hidup manusia INA”, cita keenam
“meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional”,
cita ketujuh “kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor domestik”.
Mendukung percepatan pembangunan infrastruktur publik daerah.
Mendukung pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20% dari belanja
negara dan anggaran kesehatan sebesar 5% dari belanja negara, dengan tetap menjaga lingkungan hidup dan kehutanan.
Mengakomodasi usulan kebutuhan dan prioritas daerah dalam mendukung
pencapaian prioritas nasional (proposal based).
Memperkuat kebijakan afirmasi untuk mempercepat pembangunan daerah
tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
Mempercepat pengalihan anggaran belanja K/L, terutama anggaran
dekonsentrasi dan tugas perbantuan, yang mendanai urusan yang sudah menjadi kewenangan daerah, ke DAK.
Merealokasi dana transfer lainnya, yaitu BOS, TPG PNSD, Tamsil PNSD, P2D2 ke
POSTUR DANA ALOKASI KHUSUS TA 2016
2015 2016
Jenis Jenis
I.
I.
DAK Fisik
DAK Fisik
I. DAK Reguler
1. DAK Reguler
II. DAK Tambahan:
(10 Bidang DAK)
1. DAK Affirmasi
2. DAK Infrastruktur Publik Daerah
2. DAK P3K2
3. DAK Affirmasi
III. DAK Usulan Daerah
yg Disetujui DPR
II.
II.
DAK Non Fisik
DAK Non Fisik
1. Pengalihan dana dalam Pos Dana Transfer
Lainnya, (BOS, TPG PNSD, Tamsil PNSD, dan
P2D2)
2.Pengalihan dana Dekonsentrasi dan Tugas
Perbantuan dari beberapa K/L ke DAK,
antara lain: BOK, BOP PAUD, PK2 UKM dan
Naker
III. DAK FISIK dan DAK NON
FISIK
DAK FISIK
1. Perubahan mendasar dari DAK adalah adanya DAK Fisik yang jenis dan ruang
lingkupnya difokuskan untuk mendanai beberapa program/kegiatan yang menjadi kebutuhan daerah dan merupakan prioritas nasional.
2. PN tersebut mencakup bidang-bidang tertentu yang telah dituangkan dalam RKP. 3. Program/kegiatan untuk mendukung PN disesuaikan dengan usulan daerah dengan
mengacu kepada pembagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
4. Agar alokasi sesuai kebutuhan daerah dan PN, maka pengalokasian dilakukan
dengan mekanisme bottom-up yakni daerah menyampaikan usulan (proposal based) kegiatan dan kebutuhan pendanaan sebagai dasar untuk penentuan alokasi dana.
5. Hal ini berbeda dengan pengalokasian DAK pada tahun-tahun sebelumnya yang
lebih banyak bersifat top-down, yakni sepenuhnya ditentukan oleh Pemerintah Pusat dengan 3 (tiga) kriteria.
6. Kriteria umum terkait dengan kemampuan keuangan daerah, kriteria khusus yang
terkait dengan kewilayahan, dan kriteria teknis yang terkait dengan data kebutuhan teknis daerah.
7. Ada 3 (tiga) jenis DAK Fisik yang mekanisme pengalokasian melalui proposal based
Mekanisme Pengusulan, Penilaian,
Mekanisme Pengusulan, Penilaian,
Pembahasan, dan Penetapan Alokasi DAK TA 2016
Pembahasan, dan Penetapan Alokasi DAK TA 2016
Verifikasi K/L
Verifikasi K/L
Teknis atas
Teknis atas
Usulan
Usulan// Proposal
Proposal
Hasil
Hasil Verifikasi Verifikasi berupa
Teknis dan
Teknis dan
Bobot
Bobot
Penyiapan/ Pengisian
Template Proposal Standar
Penyampaian ke DPR RI
(Data Teknis dan
(Data Teknis dan
Rencana Kegiatan)
Rencana Kegiatan)
1. Kemenkeu 2. Bappenas 3. K/L Teknis
Penilaian oleh Tim
Penilaian oleh Tim
Pusat atas Hasil
Pusat atas Hasil
Verifikasi
Verifikasi untuk untuk penentuan daerah
penentuan daerah
penerima
penerima
Penetapan
Penetapan
Alokasi DAK
Alokasi DAK
2016
2016
Pembahasan
Pembahasan
Alokasi DAK
Alokasi DAK
2016
Program dan kegiatan yang diusulkan
harus memperhatikan hal sbb:
1.
Program dan kegiatan yang diusulkan merupakan
kewenangan daerah
2.
Program dan kegiatan yang diusulkan mengacu kepada
RPJMD dan RKPD
3.
Program dan kegiatan yang diusulkan diluar dari yang
didanai belanja APBD murni
4.
Kebutuhan
teknis
dari
program/kegiatan
yang
diusulkan harus benar-benar obyektif mencerminkan
kebutuhan daerah terutama mencapai pemenuhan SPM
5.
Program dan kegiatan yang diusulkan harus
DAK REGULER
1.
Salah satu aspek yang dilakukan adalah penguatan
DAK melalui penyederhaan bidang DAK.
2.
Pada tahun 2016, bidang DAK Reguler mencakup 10
bidang, lebih sedikit dibandingkan tahun 2015
mencakup 14 bidang.
3.
Penyederhanaan dimaksudkan agar DAK bisa lebih
fokus untuk mendanai kegiatan bidang tertentu,
sehingga kegiatannya tuntas dalam 1 (satu) tahun
anggaran, dan dapat menghasilkan output yang
langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
4.
Penetapan alokasi DAK Reguler tersebut disesuaikan
DIMENSI PEMBANGUNAN
DALAM RKP
NO BIDANG DAK 2015 NO BIDANG DAK 2016
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
1 PENDIDIKAN 1 PENDIDIKAN
2 KESEHATAN 2
KESEHATAN dan KELUARGA BERENCANA
3 KELUARGA BERENCANA
4 PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
3 INFRASTRUKTUR PERUMAHAN, PERMUKIMAN, AIR MINUM DAN SANITASI
5 INFRASTRUKTUR AIR MINUM DAN SANITASI
DIMENSI SEKTOR UNGGULAN
6 INFRASTRUKTUR IRIGASI
4 KEDAULATAN PANGAN
7 PERTANIAN
8 ENERGI PERDESAAN 5 ENERGI SKALA KECIL
9 KELAUTAN DAN PERIKANAN 6 KELAUTAN DAN PERIKANAN
10 KEHUTANAN
7 KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
11 LINGKUNGAN HIDUP
DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
12 TRANSPORTASI 8 TRANSPORTASI
13 SARANA PERDAGANGAN 9 SARANA PERDAGANGAN DAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
DAK INFRASTRUKTUR PUBLIK
DAERAH (IPD)
1.
DAK Infrastruktur Publik Daerah dialokasikan kepada kabupaten/kota
untuk membantumempercepat penyediaan infrastruktur publik secara
memadai agar dapat mendukungkonektivitas transportasi, perbaikan
pemukiman, peningkatan produksi pertanian, sertapengembangan
sektor kelautan dan perikanan.;
2.
Mengingat kondisi dan kebutuhan daerah relatifberbeda, maka daerah
diberikan diskresiuntuk menentukan bidang infrastuktur tertentu
yangakan diprioritaskan untuk didanai dari DAK Infrastruktur Publik
Daerah.
3.
Namun, kegiatan yangdidanai dari DAK Infrastruktur Publik Daerah
tersebut harus merupakan kegiatan yang sudahdirencanakan dalam
RKPD, bukan kegiatan yang akan didanai dari DAK Reguler dan
BelanjaAPBD murni, dan diharapkan bisa mendukung prioritas nasional.
4.
Bidang infrastruktur yang perlu didanai daerah dari DAK Infrastruktur
DAK AFFIRMASI
1.
DAK Afirmasi merupakan tambahan DAK yang dialokasikan khusus
kepada daerah yangtermasuk dalam kategori daerah tertinggal,
perbatasan dengan negara lain, dan kepulauan.
2.
Mengingat kondisi beberapa jenis infrastruktur dasar daerah-daerah
tersebut masih tertinggaldibandingkan dengan daerah lain, maka
DAK Afirmasi diarahkan dapat digunakan oleh daerahtersebut untuk
menambah pendanaan bagi pembangunan/penyediaan infrastruktur
tertentu
3.
Jenis infrastruktur yang didanai meliputi: infrastruktur air minum
1. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
2. Dana Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah (TPG PNSD);
3. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah (Tamsil
PNSD);
4. Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2);
5. Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak
Usia Dini (BOP PAUD);
6. Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Bantuan
Operasional Keluarga Berencana (BOKB); dan
7. Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah, dan Ketenagakerjaan (PK2 UKM dan Naker).
1. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
2. Dana Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah (TPG PNSD);
3. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah (Tamsil
PNSD);
4. Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2);
5. Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak
Usia Dini (BOP PAUD);
6. Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Bantuan
Operasional Keluarga Berencana (BOKB); dan
7. Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah, dan Ketenagakerjaan (PK2 UKM dan Naker).
VI. ALOKASI DAK KAB. MALINAU
TA 2016
JENIS
RINCIAN
JUMLAH
DAK FISIK
REGULER =
76.760,77
131.436,28
IPD =
40.549,40
AFFIRMASI =
14.126,11
DAK NON FISIK
25.934,549
(dlm jutaan rupiah)
TOTAL DANA DAK YANG DIALOKASIKAN UNTUK KAB.
V. PENGELOLAAN DAK DALAM APBD
KEUANGAN
DAERAH
AZAZ UMUM APBD
1.Disusun sesuai kebutuhan dan
penyelenggaraan pemerintah daerah
2.Berpedoman pada RKPD dalam rangka
Mewujudkan Pelayanan Kepada
Masyarakat
3.Mempunyai fungsi Otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi
4.Ditetapkan dengan PERDA
AZAZ UMUM APBD
1.Disusun sesuai kebutuhan dan
penyelenggaraan pemerintah daerah
2.Berpedoman pada RKPD dalam rangka
Mewujudkan Pelayanan Kepada
Masyarakat
3.Mempunyai fungsi Otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi
RPJMD RKPD Raperda APBD oleh Gubernur/
Mendagri
Perda APBD
PEDUM APBDo/ MDN
Penatausahaan Belanja
• Penerbitan SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD
• Penerbitan SP2D oleh
PPKD
Penatausahaan Pendapatan
Kekayaan dan Kewajiban daerah
• Kas Umum • Piutang
• Investasi • Barang
• Dana Cadangan
• Utang
Akuntansi Keuangan Daerah
• Bendahara penerimaan
wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya 1 hari kerja
Penatausahaan Pembiayaan
• Dilakukan oleh PPKD
Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK
Rancangan DPA-SKPD
DPA-SKPD Verifikasi
Laporan Realisasi Semester Pertama
R P-APBD Pelaksanaan APBD
Pendapatan
Perda P-APBD
Laporan Keuangan
Raperda PJ Pel APBD
Disusun dan disajikan Sesuai SAP
Persetujuan Bersama (KDH +
DPRD)
Evaluasi o/ Gubernur/MDN
15 hari
7 hari penyesuaian o/
Pemda
Perda PJ Pel APBD setelah 3 hari
Perencanaan
Pelaksanaan
Penatausahaan
Pertgjwban
Pemeriksaan
DPRD
melakukan pengawasan bukan
PAD
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hsl Pengelolaan Keyaan yg Dipisahkan
Lain –lain PAD yg Sah
DANA PERIMBANGAN
DBH
DAU
DAK
LAIN 2 PD YG SAH
Hibah
Bantuan Keuangan
Dana Darurat
Dana Penyesuain
Belanja Tdk Langsung
B. Pegawai
B. Bunga
B. Subsidi
B. Hibah
B. Bantuan Sosial
B. Bagi Hasil
B. Bantuan Keuangan
B. Tidak Terduga
Belanja Langsung
Pencairan d. cadangan
Penj yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang
Penerimaan Pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal
Pembayaran hutang
Jan
Jan JuliJuli
Musrenban
Musrenban
g Desa/kel
g Desa/kel
Feb
Feb MrtMrt AprApr MeiMei JunJun AgtAgt SeptSept NovNov
Des
Forum SKPD K/K
1 SKPDSKPDRKA-
RKA-RAPBD
RAPBD APBDAPBD
Ranwal
P/K/K RAPBDRAPBD
NO
URAIAN
WAKTU
KET
1. Penyusunan RKPD Awal Bulan Mei
2. Penyampaian KUA dan PPAS oleh
TAPD kpd KDH Minggu I Bulan Juni 1 Minggu 3. Penyampaian KUA dan PPAS oleh KDH
kpd DPRD Awal Minggu ke-2 (dua) Bulan Juni 6 Minggu 4. KUA dan PPAS disepakati antara KDH
& DPRD Akhir Bulan Juli
5. SE KDH perihal Pedoman RKA-SKPD dan
RKA-PPKD Awal Bulan Agustus 1 Minggu
6. Penyusunan RKA-SKPD & RKA-PPKD Agustus s/d September 7 Minggu
7. Penyampaian RAPBD kpd DPRD Minggu pertama Bulan Oktober
8 Minggu
8. Pengambilan Kep.Bersama (DPRD &
KDH) Paling lama 1 (satu) Bulan sebelum TA yang bersangkutan
(tgl 30 Nopember)
9. Hasil evaluasi RAPBD 15 hari kerja ( bulan Desember)
10. Penetapan Perda ttg APBD & Raperkada
ttg Penjabaran APBD sesuai dgn hasil evaluasi
Akhir Desember (31 Desember)
29
Jadwal Penyusunan & Penetapan RAPBD
KEBIJAKAN BANGNAS & KEUDA
POKOK 2 PIKIRAN MUSRENBANGDA
KUA & PPAS PEMDA
SKPD
PER-KDH Pedoman Penyusunan
RKA -SKPD
(KUA , PPA , Standar , Satuan Harga , Capaian Kinerja , SPM ,
Formulir RKA -SKPD )
PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
DAK DALAM APBD TA 2016
APBD-P PERKADA TTG PENJABARAN APBD
PERDA APBD & PERKADA TTG PENJABARAN APBD
KUA & PPAS
KUA & PPAS
PELAKSANAAN PROG&KEG
JUNI –JULI 2015
PENYAMPAIAN RANCANGAN
PENYAMPAIAN RANCANGAN
KUA DAN PPAS
KUA DAN PPAS
Rancangan
KUA& PPAS
Disampaikan ke DPRD Paling lambat pada Pertengahan bulan Juni (Dalam Pembicaraan Pendahuluan RAPBD thn berikutnya )
TAPD
KOORDINATOR TAPD
KOORDINATOR TAPD
KOORDINATOR TAPD
KOORDINATOR TAPD
KUA & PPAS
Disampaikan kepada KDH paling lambat Minggu I Juni
Sekda selaku Koordinator TAPD
Rancangan KUA&PPAS dibahas bersama
TEKNIS PENGANGGARAN DAK
APBD-P
DAK dianggarkan sesuai Peraturan Presiden
mengenai Rincian APBN TA 2016 atau Peraturan
Menteri Keuangan mengenai Alokasi DAK TA 2016.
Dalam hal Perpres mengenai Rincian APBN TA 2016
atau Peraturan MenKeu mengenai Alokasi DAK TA
2016 belum ditetapkan, maka penganggaran DAK
didasarkan pada alokasi DAK daerah provinsi dan
kab/kota TA yang diinformasikan secara resmi oleh
Kemenkeu, setelah Rancangan UU ttg APBN TA 2016
disetujui bersama antara Pemerintah dan DPR-RI.
APBD-P
•
Dalam hal Pemerintah Daerah
menerima pagu alokasi DAK setelah
KUA
dan
PPAS
ditetapkan
(mengalami keterlambatan), dpt
ditampung
langsung
dalam
pembahasan RAPBD dgn terlebih
dahulu
mencantumkan
klausul
kesepakatan KUA dan PPAS
PERMENDAGRI 20/2009 ttg PENGELOLAAN DAK DLM
APBD
APBD-P
“Sambil menunggu pagu
alokasi
DAK
yang
ditetapkan
Pemerintah
tersebut
langsung
ditampung
dan/atau
disesuaikan
pada
saat
proses
pembahasan
RAPBD, mengacu pada
petunjuk
teknis
DAK,
tanpa perlu melakukan
perubahan
Nota
Kesepakatan
KUA
dan
PPAS”.
PAGU
DEFINITIF
ALOKASI DAK
NOTA KESEPAKATAN
KUA DAN PPAS :
Panja Belanja
Daerah DPR
Petunjuk Teknis
Masing-masing
bidang DAK
Persetujuan bersama
RAPBD (31 Desember)
PERMENDAGRI 20/2009 ttg PENGELOLAAN DAK DLM APBD
PENCANTUMAN KLAUSUL DALAM KUA &
PPAS UNTUK PENYESUAIAN PAGU DEFINITIF
PENCANTUMAN KLAUSUL DALAM
KUA DAN PPAS
APBD-P
PERMENDAGRI 20/2009 ttg PENGELOLAAN DAK DLM APBD
TUJUAN
1. MENYEPAKATI PAGU ALOKASI &
PENGANGGARAN DAK DALAM
RANCANGAN PERDA ttg APBD;
Dalam kolom penjelasan pada perkada tentang penjabaran APBD/
P-APBD dicantumkan lokasi kegiatan untuk kelompok belanja
langsung.
Khusus untuk kegiatan yang pendanaannya bersumber
dari DBH Dana Reboisasi (DBH-DR), DAK, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Hibah, Bantuan
Keuangan yang bersifat khusus, Pinjaman Daerah serta
sumber pendanaan lainnya yang kegiatannya telah
ditentukan, juga dicantumkan sumber pendanaannya.
Selain itu, untuk penganggaran kegiatan tahun jamak agar
dicantumkan jangka waktu pelaksanaannya sesuai nota
kesepakatan antara kepala daerah dan DPRD dalam kolom
penjelasan pada perkada tentang penjabaran APBD TA 2016.
Langkah2 Pemda untuk
PERCEPATAN PELAKSANAAN DAK
KRN KETERLAMBATAN PAGU & JUKNIS TERLAMBAT
APBD-P
Program dan kegiatan yang dibiayai dari DBH-CHT, DBH-DR,
DAK
, Dana BOS, Dana Otonomi Khusus, Dana Infrastruktur
untuk Provinsi Papua dan Papua Barat, Dana Insentif Daerah,
Dana Darurat, dan dana transfer lainnya yang sudah jelas
peruntukannya serta pelaksanaan kegiatan dalam keadaan
darurat dan/atau
mendesak lainnya
yang belum cukup
tersedia dan/atau belum dianggarkan dalam APBD, dapat
dilaksanakan
mendahului
penetapan
perda
P-APBD
(Permendagri 52/2015 Lampiran V.11)
dengan
cara
Menetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang Perubahan Penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD
Menetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang Perubahan Penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD
Menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
Menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
Lebih lanjut, ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD, atau dicantumkan dalam LRA, apabila pemerintah daerah telah menetapkan P-APBD atau tidak melakukan P-APBD
Lebih lanjut, ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD, atau dicantumkan dalam LRA, apabila pemerintah daerah telah menetapkan P-APBD atau tidak melakukan P-APBD
A
C
39
DAK
DBH - DR
DBH CUKAI HASIL TEMBAKAU
DANA OTSUS (Untuk Program)
DANA BOS
DANA INSENTIF DAERAH (DID)
DANA PENYESUAIAN (Tunj.
Fungsional, Tambahan Penghasilan
Guru PNS, Sertifikasi Guru)
BANTUAN KEUANGAN YG
BERSIFAT KHUSUS
BELANJA PEGAWAI
BELANJA BUNGA
KEGIATAN DPA - L
DUKUNGAN PROGRAM PRIORITAS
NASIONAL (A.L. DANA
PENDAMPING DAK, DDUB dan
KTP-El)
BELANJA PROGRAM/KEGIATAN YG
BERSIFAT RUTIN SEPERTI
KEPERLUAN KANTOR
SEHARI-HARI
Dikonsultasikan untuk mendapat
persetujuan dari Menteri
teknis terkait
setelah
TERLEBIH DAHULU
Mendapat
pertimbangan menteri dalam negeri
, yang selanjutnya
dijadikan dasar persetujuan DPRD.
Permendagri 20/2009 ttg Pedoman Pengelolaan Keuangan DAK di Daerah
Kegiatan “belum” dilaksanakan:
Penegasan status barang/aset sebelum diubah penggunaannya
, melalui audit oleh instansi yang kompeten/berwenang.
Kegiatan “sudah” dilaksanakan:
SISA DAK
APBD-P
Adalah Dana DAK yang sudah tersalurkan ke RKUD namun tidak habis digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran
Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping
PMK 241/2014
VI. PETUNJUK TEKNIS
Petunjuk Teknis
1.
Pasal 59 ayat (1) PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan menyebutkan “berdasarkan penetapan alokasi
DAK, Menteri Teknis menyusun petunjuk teknis penggunaan
DAK”.
2.
Pasal 59 ayat (2) “petunjuk teknis penggunaan DAK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh
Menteri Dalam Negeri”.
3.
Sesuai Pasal 60 ayat (1) PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan menyebutkan: “Daerah Penerima DAK Wajib
mencantumkan alokasi dan penggunaan DAK di dalam APBD”.
4.
Pasal 60 ayat (2) Penggunaan DAK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis”.
5.
Berdasarkan aturan diatas, pemanfaatan atau penggunaan
VII. MEKANISME
PENGADAAN BARANG DAN
JASA
Perubahan penting setelah Perpres 70 / 2012
tentang Perubahan Kedua atas Perpres 54 / 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
PERBEDAAN WAKTU
PELAKSANAAN PENGUMUMAN
PELAKSANAAN PENGADAAN
PERPRES 54/2010
disetujui tanpa
harus menunggu
disahkan
PERBEDAAN WAKTU PENETAPAN
PERPRES 70/2012
APBN DAN
APBD
setelah ditetapkan
APBD-P
Pembiayaan
Hal ini sebenarnya sebuah langkah mundur
dalam proses percepatan pelaksanaan
pengadaan barang/jasa pemerintah, karena
di beberapa daerah, penetapan APBD
dilaksanakan melewati tahun anggaran.
Bahkan
ada
beberapa
daerah
yang
penetapan APBD-nya baru terlaksana pada
bulan Februari/Maret.
Hal ini akan menimbulkan permasalahan
APBD-P
Pembiayaan
Tanggal 27 Desember 2012
Dikeluarkan :
Surat Edaran Bersama (SEB)
Nomor
027/5308/SJ dan Nomor 6/SE/KA/2012 antara
1.Menteri Dalam Negeri (Mendagri), dengan
APBD-P
Pembiayaan
1. Seluruh Kepala Daerah dan DPRD diminta untuk
menyelesaikan penetapan APBD sesuai ketentuan
perundang-undangan, sehingga APBD ditetapkan
paling lambat 31 Desember tahun anggaran
sebelumnya;
2. Pada prinsipnya proses pengadaan dilaksanakan
setelah APBD ditetapkan, tetapi untuk percepatan
maka pelaksanaan pengadaan dapat dilaksanakan
setelah Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda)
tentang APBD disetujui bersama antara Kepala
Daerah dengan DPRD; dan
3. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) dan penandatanganan kontrak dilaksanakan
setelah Dokumen Pelaksanaan Anggaran disahkan.
1. Seluruh Kepala Daerah dan DPRD diminta untuk
menyelesaikan penetapan APBD sesuai ketentuan
perundang-undangan, sehingga APBD ditetapkan
paling lambat 31 Desember tahun anggaran
sebelumnya;
2. Pada prinsipnya proses pengadaan dilaksanakan
setelah APBD ditetapkan, tetapi untuk percepatan
maka pelaksanaan pengadaan dapat dilaksanakan
setelah Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda)
tentang APBD disetujui bersama antara Kepala
Daerah dengan DPRD; dan
Terima Kasih
Terima Kasih
Terima Kasih
Terima Kasih
S U M A T E R A K A L I M A N T A N
J A V A
I R I A N J A Y A