DEFINISI TUJUAN TASAWUF
DIMAS CHOLIS ALHARIS
NIM:0702172103
[email protected]
Fakultas Sains Dan Teknologi
SISTEM INFORMASI-4
Identitas Buku
Judul: Gerbang Tasawuf Penulis: Dr.Jafar,MA
Penerbit: Perdana Publishing Cetakan: 1,September 2016 Jumlah Halaman: 120 halaman
PENDAHULUAN
Artikel ini akan mengkaji dan menjelaskan serta menyimpulkan tentang “Defenisi dan Tujuan Tasawuf” dari buku berjudul “Gerbang Tasawuf” dengan penulisnya adalah
Dr.Jafar,MA. Tasawuf dalam artian umum adalah sebuah ilmu akhlak yang menuntun untuk lebih meningkatkan ibadah serta akhlak dengan penyucian diri untuk mencapai puncak ketauhidan dan keimanan dihadapan-Nya. Ilmu tasawuf sebagai penuntun diri untuk lebih menegakkan akhlak dan sifat yang suci. Banyak berbagai aliran tasawuf yang berkembang dikalangan sufi terutama dikalangan daerah Sunni dan Syiah sebagai pusat pembelajaran ilmu dan akhlak Islam, maka dari itu akan dibahas tentang berbagai aliran aliran tersebut dengan umum dan terkait dengan ilmu tasawuf itu sendiri berdasarkan pendapat para ulama-ulama sekarang yang berdasar pada ulama terdahulu.
A.DEFINISI TASAWUF
Berdasarkan kitab Kasyf al-Mahjub, al-Hujwiri telah menjelaskan awal mula kata
tasawuf.Al-Hujwiri menjelaskan tentang awal mula kata tasawuf dalam empat istilah, antara lain:
Pertama,Istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf, yaitu wol.Oleh karena itu kaum sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bulu domba dan mereka disebut sufi.
Kedua,Istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf, yaitu barisan pertama,bermakna kepada kaum sufi berada pada barisan pertama akibat dari ketulusan hati kepada-Nya dan tertinggalnya bagian-bagian rahasia dalam diri mereka di hadapan-Nya.
Keempat,Istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa, yaitu kesucian.Bermakna bahwa para kaum sufi telah mensucikan akhlak mereka dari noda-noda terdahulu, dan akibat dari ketulusan dan kemurnian hati mereka serta kebijakan dan kebersihan perilaku dan tindakan mereka.Kaum sufi telah menjaga diri mereka dari keinginan serta nafsu dunia yang berlebihan serta fana,oleh karena itulah mereka disebut Sufi.
Menurut Abd al-Qadir al-Jailani yang cukup terkenal sebagai pendiri tarekat Qadiriyah menyatakan bahwa seseorang dinyatakan sebagai sufi karena tiga alasan, antara lain:
Pertama,berjalannya proses penjernihan pada hati mereka berkat cahaya makrifat. Kedua,ia dinisbahkan kepada Ashhab al-shuffah,yaitu para sahabat yang meriwayatkan segala sesuatu karena cinta kepada Allah dan rasul-Nya.
Ketiga,ia menggunakan shuf yaitu pakaian dari bulu dimana pada tingkat sufi pemula ia memakai bulu dari biri-biri, sedangkan untuk sufi tingkat menengah dari bulu kambing, dan
untuk sufi tingkat puncak memakai pakaian dari bulu mir’izza atau bulu halus kambing.
Al-Jailani menambahkan kata Tashawwuf terdiri atas empat huruf, yakni ta’,shad,waw,dan
fa’. Kata ta’bermakna taubah,shad bermakna Shafa,waw bermakna wilayah(kewalian),dan fa’
bermakna fana fi Allah.
Sementara Abu Bakar al-Kalabazi dalam al-Ta’arruf li Mazhab Ahl al-Tashawwuf dan Abu al-Qasim al-Qusyairi dalam Risalah al-Qusyairiyah menjelaskan sejumlah pernyataan kaum sufi dengan makna tasawuf.Bisyr al-Harits misalnya, mengatakan “Sufi adalah orang yang hatinya
tulus terhadap Allah”.
Berdasarkan pendapat sejumlah sufi sebelumnya,dapat dipahami bahwa tasawuf adalah disiplin ilmu secara tulus yang berkaitan dengan pemurnian jiwa rohani manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.Dari aspek epistemologi, tasawuf berupaya untuk
menyucikan jiwa serta hati sebagai syarat utama dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. B.HIERARKI ILMU TASAWUF
Dalam pembagian ilmu menurut imam al-Ghazali berdasarkan cara perolehan ilmu,
disebutkan ilmu terdiri atas dua: ilmu yang dihadirkan (‘ilm al-hudhuri/presential) dan ilmu yang
dicapai (‘ilm al-hushuli/attained), sedangkan tasawuf dikategorikan sebagai ‘ilm al-hudhuri. Sementara pada Ibn al-Qayyim al-Jauziyah memasukkan tasawuf dalam kelompok ‘ilm khafiyun
(ilmu makrifat) dan ‘ilm laduniyun (ilmu didasari ilham dari Allah). Syed Muhammad Naquib
Dari aspek pembahasan, tasawuf membicarakan empak pokok persoalan,diantaranya membahas tentang mujahadah,zauq,intropeksi diri, dan tingkat-tingkat spiritual. Kemudian membahas tentang penyingkapan spiritual dan hakikat-hakikat alam ghaib dan keramat wali.
Menurut al-Taftazani, dari abad ketiga sampai abad keempat hijriah, aliran tasawuf terbagi menjadi dua.Pertama,Tasawuf Sunni adalah aliran yang menuntut pengikutnya untuk selalu memegang al-Quran dan Hadits serta mengaitkan ajaran mereka, terutama keadaan rohani mereka dengan kedua sumber ajaran Islam tersebut. Kedua, tasawuf falsafi adalah aliran
mengarah pada penjelasan ganjil (syathahat), memadukan antara visi mistis dan visi rasional dan kebanyakan menggunakan terminologi filosofis yang banyak memperngaruhi ajaran filsafat.
Meskipun belakangan ini muncul sebagai sebuah disiplin ilmu,tasawuf sebagai bagiandari ilmu ilmu syariat telah dipraktikan pada zaman Nabi Muhammad Saw., sahabat dan tabiin yang pada masa itu tasawuf masih berupa ibadah saja. Dari aspek tujuan,pelajar sufi (al-murid) harus terus meningkatkan kualitas ibadahnya dan beranjak dari tingkatan rendah sampai tertinggi (al-maqamat) sampai mencapai kesempurnaan tauhid (al-tauhid) dan makrifat (al-makrifat). C.TUJUAN TASAWUF
Para sufi telah merumuskan tujuan dari tasawuf. Ibn Khaldun menjelaskan bahwa puncak perjalanan spiritual para pejuang jalan tasawuf setelah menjalani berbagai tingkatan rohani dan spiritual (al-maqamat) merupakan kesuksesan tauhid dan makrifat. Seperti dikatakan al-Qusyairi, Ruwaim bin Ahmad pernah mengatakan bahwa kewajiban pertama dari Allah kepada hamba-Nya adalah makrifah sebagaimana disebut dalam Q.S.al-Zariyat/51:56 bahwa jin dan manusia
diciptakan untuk li ya’budun yang diartikan Ibn Abbas sebagai li ya’rifun (makrifat kepada
Allah). Junaid al-Baghdadi menyatakan bahwa makrifah (ma’rifah) merupakan awal dari kebutuhan hamba dari hikmah. Pernyataan sufi-sufi tersebut mendukung penegasan bahwa tujuan bertasawuf adalah bermakrifat kepada Allah.
Pendapat kaum sufi tentang makna arti ketauhidan sebagai tujuan utama dari mazhab tasawuf dapat dilihat dari pendapat mereka tentang tingkatan (al-maqam) tertinggi yang mungkin dicapai oleh seorang sufi. Mereka membuat beberapa teori tentang al-maqam tertinggi tersebut sebagai dampak dari perbedaan mazhab di antara mereka.Tasawuf dibagi menjadi dua mazhab, yaitu tasawuf akhlaki/amali (berkembang di dunia Sunni) dan tasawuf falsafi (berkembang di dunia Syiah).
Tasawuf sebagai sebuah ilmu sangat bertujuan untuk memberi tuntunan dan penjelasan untuk lebih mendekatkan diri kepada sang maha pencipta dengan memberikan penjelasan amalan melalui penyucian akhlak serta hati untuk mencapai makrifaf dan ridho dari Allah Swt. Dalam pendapat Ibn Khaldun yang mengulas tasawuf dalam kita Muqaddimahnya disiplin ilmu diperlukan untuk tetap menekunkan ajaran ajaran islam melalui tingkatan tingkatan spiritual yang dijalani kaum sufi untuk mencapai puncak keimanan kepada Allah Swt.
Seorang Muslim tidak hanya dituntut untuk menjalankan al-islam dan al-iman,tetapi juga merelalisasikan al-ihsan sebagai hierarki paling tinggi. Dalam Hadits Shahih al-Bukhari dan Muslim, disebutkan hadist bahwa al-islam, al-iman, dan al-ihsan ketiga istilahnya membentuk suatu hierarki beragama. Dalam merealisasikan kerangka al-ihsan umat islam dikehendaki memantapkan ketauhidan dan ibadahnya dan mengimplementasikan tugasnya sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini demi kebaikan dunia dan akhirat kelak.
D.KESIMPULAN