• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWENANGAN DAN KEBIJAKAN LAN docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEWENANGAN DAN KEBIJAKAN LAN docx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KEWENANGAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI INSTANSI PEMBINA DIKLAT

A. Kewenangan Dalam Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Sipil Negara

Dalam melaksanakan pembinaan dan penyelenggaraan Diklat Aparatur Sipil Negara, Lembaga Administrasi Negara mendapatkan kewenangan dari peraturan perundangan berikut:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menekankan ASN (UU ASN) dalam dunia birokrasi sebagai sumber daya (aset) Negara yang wajib dikelola, dihargai, dan dikembangkan dengan menerapkan sistem merit, yaitu sistem kebijakan manajemen ASN yang menerapkan prinsip profesionalisme, kualifikasi, kompetensi, kinerja, transparansi, dan obyektivitas secara adil dan wajar.

Berdasarkan UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN, LAN:

a. menerima sebagian pendelegasian kekuasaan Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN, berkaitan dengan kewenangan untuk melakukan penelitian, pengkajian kebijakan Manajemen ASN, pembinaan, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ASN. (Pasal 25 ayat 2 huruf c)

b. menjalankan fungsi pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN; pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN; penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN baik secara sendiri maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya; pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN; dan melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, baik sendiri maupun bersama lembaga pemerintah lainnya.(Pasal 43)

(2)

d. memiliki kewenangan mencabut izin penyelenggaraan pendidikan dan latihan Pegawai ASN yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan; memberikan rekomendasi kepada Menteri dalam bidang kebijakan dan Manajemen ASN; dan mencabut akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN yang tidak memenuhi standar akreditasi. (Pasal 45)

2. Peraturan Pemerintah No.101/2000 tentang Diklat Jabatan PNS menempatkan LAN sebagai Instansi Pembina Diklat yang selanjutnya disebut Instansi Pembina yang secara fungsional bertanggung jawab atas pengaturan, koordinasi, dan penyelenggaraan Diklat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.101/2000 tentang Diklat Jabatan PNS, LAN:

a. melakukan pembinaan Diklat dalam hal, penyusunan pedoman Diklat; bimbingan dalam pengembangan kurikulum Diklat; bimbingan dalam penyelengaraan Diklat; standarisasi dan akreditasi Diklat; standarisasi dan akreditasi widyaiswara; pengembangan sistem informasi Diklat; pengawasan terhadap program dan penyelenggaraan Diklat; pemberian bantuan teknis melalui konsultasi, bimbingan di tempat kerja, kerja sama dalam pengembangan, penyelenggaraan, dan evaluasi Diklat. (Pasal 26 ayat 2);

b. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Stakeholders kediklatan: Kementerian PAN dan RB, BKN, Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi, Instansi Pembina Jabatan Fungsional, Instansi Pembina Teknis, Penyelenggara Diklat Pemerintah Pusat dan Daerah Terakreditasi, Baperjakat dan TSPDI. (Pasal 24-29)

B. Strategi Dalam Menjalankan Kewenangan Di Bidang Diklat Aparatur Sipil negara

Agar seluruh Aparatur Sipil Negara di Indonesia mendapatkan hak pengembangan kompetensi yang berkualitas, maka LAN menjalankan kewenangannya dalam dua kategori besar, sebagai berikut:

1. Pembinaan Diklat

Untuk memastikan penyelenggaraan kebijakan Diklat pada setiap lembaga pengembangan kompetensi tersebut, maka ditetapkan suatu sistem pembinaan yang dilakukan oleh instansi pembina (LAN) secara fungsional dengan menerapkan prinsip total quality management, dengan tiga kegiatan utama, yaitu:

(3)

Dalam penetapan standar kualitas, LAN telah menerbitkan berbagai pengaturan kebijakan Diklat, sebagai berikut:

Tabel 1: Kebijakan yang mengatur tentang Penyelenggaraan Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan

N

O PERATURAN / PEDOMAN

1. Perkalan Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan III

2. Perkalan Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan I dan II

3. Perkalan Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan I, II, dan III Bagi CPNS yang Diangkat dari Tenaga Honorer Kategori I dan/atau Kategori II

4. Perkalan Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat I

5. Perkalan Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat II

6. Perkalan Nomor 19 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III

7. Perkalan Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV

8. Perkalan Nomor 25 Tahun 2015 Tentang Pedoman Akreditasi Lembaga Diklat Pemerintah

9. Perkalan Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Rincian Biaya Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan dan Prajabatan

10. Surat Edaran Kepala LAN Nomor 787/K.1/01.1 Tahun 2014 Tentang Status Peserta Diklat saat BT 1 dan BT 2 kembali ke jabatannya;

11. Surat Edaran Kepala LAN Nomor 1248/K-1/KTU. 01-1 Tahun 2014 Tentang Peserta diperbolehkan tidak kembali ke instansi pada tahap Break Through 1;

12. Surat Edaran Kepala LAN Nomor 135/K.1/PDP.09.2 Tahun 2015 Tentang Peningkatan Kualitas Pembelajaran Diklat Kepemimpinan; 13. Surat Edaran Kepala LAN No 2056/K1./PDP.09.1 tahun 2015

tentang Kepesertaan dalam Diklat Prajabatan CPNS yang Diangkat dari Tenaga Honorer Golongan I, II, dan III;

14. Surat Edaran Kepala LAN No 13/K1./HKM.02.3 tahun 2016 tentang Penyempurnaan dalam penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan;

15. Surat Edaran Deputi Bidang Diklat Aparatur Nomor 41/D.2/PDPP.08.1 Tahun 2016 Tentang Larangan Penggunaan Bahan Ajar Diklatpim Selain yang Telah Ditetapkan Oleh LAN. 16. Surat Edaran Kepala LAN Nomor 2501/K.1/HKM.02.3 Tahun 2016

(4)

CPNS.

Tabel 2: Dasar Hukum yang dijadikan acuan dalam Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional

N

O PERATURAN / PEDOMAN

17. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan PNS (sambil menunggu ditetapkannya Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil). 18. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2016 tentang PNBP di

Lingkungan Lembaga Administrasi Negara.

19. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswa dan angka kreditnya.

20. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan angka kreditnya.

21. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Reformasi Birokrasi / Reform Leader Academy- RLA.

22. Peraturan Kepala LAN Nomor 37 Tahun 2015 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Reformasi Birokrasi / Reform Leader Academy- RLA.

23. Peraturan Kepala LAN Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Diklat Teknis.

24. Peraturan Kepala LAN Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Diklat Fungsional.

b. Penjaminan Kualitas Diklat (Quality Assurance)

Langkah penjaminan kualitas Diklat dilakukan dengan melakukan akreditasi lembaga Diklat pemerintah; pengembangan dan penyempurnaan kurikulum program Diklat, strategi dan metoda pembelajaran; dan pengembangan modul dan media pembelajaran.

Di samping itu, LAN juga menjamin penyelenggaraan Diklat melalui kebijakan Akreditasi Lembaga Diklat. Kebijakan ini merupakan instrumen pengendali kebijakan penyelenggaraan suatu program Diklat oleh lembaga penyelenggara Diklat Pemerintah. Melalui kebijakan akreditasi Instansi Pembina atau instansi jabatan teknis atau jabatan fungsional yang telah mendapatkan pendelegasian wewenang akreditasi dari instansi pembina memberikan kepercayaan terhadap kelayakan Lembaga Diklat dalam menyelenggarakan program diklat tertentu berdasarkan penilaian atas unsur organisasi lembaga Diklat dan program Diklat dan pengelolaanya.

(5)

memfasilitasi lembaga diklat lain yang belum terakreditasi dalam penyelenggaraan program Diklat tertentu.

Hasil akreditasi akan menjadi dasar Instansi Pembina atau instansi jabatan teknis atau jabatan fungsional dalam melakukan pembinaan penyelenggaraan kebijakan program Diklat melalui kegiatan monitoring dan evaluasi Lembaga Diklat.

Data Lembaga Diklat yang masih berlaku akreditasinya hingga tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Tabel 3: Lembaga Diklat Kementerian yang masih berlaku

PUSDIKLAT MINYAK DAN GAS

BUMI 1

2 KEMENTERIAN PERTANIAN 2 PUSLAT MANAJEMEN &

KEPEMIMPINAN PERTANIAN 4 3 KEMENTERIAN PERTAHANAN 3 BADAN DIKLAT KEMENTERIAN PERTAHANAN 4 4 KEMENTERIAN PU

4

BALAI DIKLAT WILAYAH IV BANDUNG

1 REAKREDITASI 2015 : BALAI

DIKLAT WILAYAH IV BANDUNG 1

5

BALAI DIKLAT WILAYAH V MAKASSAR

1

6 BALAI DIKLAT WILAYAH VI DKI JAKARTA 1

5 KEMENTERIAN KEUANGAN 7

REAKREDITASI 2015: PUSDIKLAT

PENGEMBANGAN SDA 2

REAKREDITASI 2016: PUSDIKLAT

PENGEMBANGAN SDA 2

REAKREDITASI 2016: BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN

REAKREDITASI 2015: BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA

3

11

AKREDITASI 2015 : BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN

CIKARANG

(6)

12 AKREDITASI 2015 : BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN MAKASSAR

3

13 AKREDITASI 2015 : BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO 3

7 KEMENTRIAN NAKERTRANS 14 PUSDIKLAT PEGAWAI KEMENAKERTRANS 2

8 KEMENTERIAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN

15

REAKREDITASI 2015: PUSDIKLAT PEGAWAI KEMDIKBUD

4 9 KEMENTERIAN KELAUTAN

DAN PERIKANAN 16

AKREDITASI 2015 : BALAI DIKLAT APARATUR SUKAMANDI

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

4

10 KEMENTERIAN SOSIAL 17 REAKREDITASI 2015 : PUSDIKLAT KESEJAHTERAAN SOSIAL KEMENSOS

4

11 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 18 PUSDIKLAT PERDAGANGAN 4

12 KEMENTERIAN SEKRETARIATNEGARA RI 19 REAKREDITASI 2016 : PUSDIKLAT KEMENSETNEG

4

13 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 20 REAKREDITASI 2016 : PUSAT PENGEMBANGAN SDA 4

14 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 21 REAKREDITASI 2016 : PUSDIKLAT INDUSTRI 4

15 KEMENTERIAN KEHUTANAN 22 REAKREDITASI 2016 : PUSDIKLAT KEHUTANAN DAN LH 4

16 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

23 REAKREDITASI 2016 : PUSDIKLAT KEMENTERIAN RISTEK DIKTI 2

17 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 24 REAKREDITASI 2016 : BPSDM KEMENDAGRI 4

Tabel 4: Lembaga Diklat Non Kementerian yang masih berlaku akreditasinya

II. LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN /LEMBAGA PEMERINTAH LAINNYA

NO. INSTANSI LEMBAGA DIKLAT

JUMLAH PROGRAM

YANG DIAKREDITASI

1 KEJAKSAAN AGUNG 1 PUSDIKLAT 4

(7)

3 BKKBN 3 REAKREDITASI 2015:KEPENDUDUKAN DAN KB PUSDIKLAT 4

4

RRI 4

REAKREDITASI 2015: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 2

5 MAHKAMAH AGUNG (MA)

5 PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN (REAKREDITASI 2012)

7 BPN 7 AKREDITASI 2016BADAN PERTANAHAN NASIONAL : PUSDIKLAT 4 8 POLRI 8 AKREDITASI 2016 POLRI : PUSDIKMIN 2

9 BPS 9 AKREDITASI 2016 : PUSDIKLAT BPS 4

Tabel 5: Lembaga Diklat Provinsi yang masih berlaku akreditasinya

NO. INSTANSI LEMBAGA DIKLAT

JUMLAH PROGRAM

YANG DIAKREDITASI

1 PROV. JAWA TENGAH 1 REAKREDITASI 2015 :PROV BANDIKLAT 5

2 PROV. KALIMANTAN TIMUR 2 BANDIKLAT PROV 4

3 PROV. KALBAR 3

REAKREDITASI 2015 : BANDIKLAT

PROV 4

4 PROV. JABAR 4 REAKREDITASI 2015 :PROV BANDIKLAT 5

5 PROV. BALI 5

BANDIKLAT PROV 2

REAKREDITASI 2015 : BANDIKLAT

PROV 3

6 PROV. MALUKU 6

REAKREDITASI 2015 : BANDIKLAT

PROV 4

7 PROV. LAMPUNG 7 REAKREDITASI 2015 :PROV BANDIKLAT 4

8 PROV. SULSEL 8

REAKREDITASI 2015 : BANDIKLAT

PROV 4

9 PROV. BENGKULU 9 REAKREDITASI 2015 :PROV BANDIKLAT 4 10

PROV. SUMSEL 10

REAKREDITASI 2015 : BANDIKLAT

PROV 4

(8)

14 PROV. KALSEL 14 REAKREDITASI 2015 :PROV BANDIKLAT 4 15 PROV. JAWA TIMUR 15 REAKREDITASI 2016 :PROV BANDIKLAT 5 16 PROV. NAD 16 REAKREDITASI 2016 : BKPP 4 17 PROV. BANTEN 17 REAKREDITASI 2016 :PROV BANDIKLAT 4 18 PROV. MALUKU UTARA 18 REAKREDITASI 2016 :PROV BANDIKLAT 4 19 PROV. KALTENG 19 REAKREDITASI 2016 :PROV BANDIKLAT 4 20 PROV. SUMBAR 20 REAKREDITASI 2016 :PROV BANDIKLAT 4

21 PROV. SUMUT 21

REAKREDITASI 2016 : BANDIKLAT

PROV 4

22 PROV. NTB 22 REAKREDITASI 2016 : BKDPP 4 23 PROV. GORONTALO 23 REAKREDITASI 2016 : BKPPD 4 24 PROV. JAMBI 24 REAKREDITASI 2016 PROV :BANDIKLAT 4

Tabel 6: Lembaga Diklat Kabupaten/Kota yang masih berlaku akreditasinya

NO. INSTANSI LEMBAGA DIKLAT

JUMLAH PROGRAM

YANG DIAKREDITASI

1 KAB. BENGKALIS 1 AKREDITASI 2015 :PEGAWAI BADAN DIKLAT 1 2 KAB. SRAGEN 2 AKREDITASI 2015 :DAN LITBANG BADAN DIKLAT 3 3 KOTA TARAKAN 3 AKREDITASI 2015 : BADAN DIKLAT 4 4 KAB. SUKABUMI PROV JABAR 4 AKREDITASI 2015 : BADAN DIKLAT 3

5 KOTA LUBUK LINGGAU PROV. SUMATERA SELATAN 5

AKREDITASI 2015 : BADAN DIKLAT 4

Tabel 7: Lembaga Diklat Tenis yang masih berlaku akreditasinya

NO. INSTANSI LEMBAGA DIKLAT

JUMLAH PROGRAM

YANG DIAKREDITASI

1 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta

1 PUSDIKLAT 3

(9)

Kebijakan kontrol kualitas dijalankan melalui monitoring dan evaluasi Lembaga Diklat. Lembaga Diklat yang menyalahi norma, standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan, maka akan diberikan pembinaan dalam bentuk teguran, supervisi langsung, dan lain-lain. Apabila pelanggaran tidak diindahkan maka Akreditasi suatu lembaga Diklat dapat dicabut.

2. Penyelenggaraan Diklat

Terminologi pendidikan dan pelatihan (Diklat) di Indonesia diambil dari terjemahan ”training”. Istilah Diklat dalam UU ASN digunakan sebagai salah satu metoda pengembangan kompetensi pegawai ASN yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pegawai sesuai dengan tuntutan persyaratan jabatan dalam rangka mencapai kinerja optimal berdasarkan tugas yang diberikan sebagai pelayan publik, sehingga dapat mencapai tujuan individual dan tujuan organisasi saat ini dan di masa yang akan datang.

Diklat aparatur diselenggarakan untuk meningkatkan kompetensi aparatur guna mewujudkan aparatur negara yang memiliki jati diri sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat dengan komitmen, integritas, dan kemampuan profesional yang tinggi dalam mengemban tugas dinas kepemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi aparatur memiliki posisi yang dilaksanakan dalam satu pengaturan kebijakan sistem pengembangan kompetensi (Diklat) secara nasional yang mampu mendukung terwujudnya birokrasi kelas dunia dengan mempersiapkan SDM Aparatur yang berkualitas dan kompeten untuk mendukung pencapaian rencana strategis organisasi. Perencanaan pengembangan kompetensi disusun untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dan kebutuhan umum organisasi dalam satu sistem perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan efisien.

Lembaga Administrasi Negara telah menetapkan pedoman perencanaan pengembangan kompetensi nasional yang dijadikan acuan oleh setiap instansi pemerintah dalam menyusun perencanaan pengembangan kompetensi ASN di lingkungan instansinya masing-masing, untuk kemudian dituangkan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi sebagai bentuk komitmen Pejabat Pembina Kepegawaian dalam memenuhi hak pegawai (Pasal 21 dan 22 UU ASN) guna mewujudkan profesionalitas ASN dengan mempertimbangkan kebutuhan individu pegawai dan organisasi.

(10)

Diklat bagi ASN diselenggarakan bertujuan untuk:

1) meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika ASN sesuai kebutuhan instansi; 2) menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu

dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa;

3) memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat; 4) menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam

melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

Untuk mencapai tujuan Diklat sebagaimana disebutkan di atas, maka terdapat tiga kompetensi yang akan dibangun, yaitu:

1) Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan;

2) Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;

3) kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan;

Jenis-Jenis Diklat untuk Mewujudkan Aparatur yang Kompeten

Pemenuhan kompetensi yang akan dibangun dapat dilakukan dalam berbagai jenis Diklat. Diklat bagi aparatur dibedakan menjadi dua, yaitu Diklat Pra Jabatan dan Diklat dalam jabatan (calon aparatur dan aparatur).

1. Diklat Pra Jabatan

Diklat Prajabatan yaitu Diklat Terintegrasi yang dirancang untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Sejalan dengan telah ditetapkannya UU ASN, maka dilakukan penyempurnaan dan pengayaan program Diklat Prajabatan sebagai Diklat yang strategis bagi CPNS dalam membentuk karakter PNS yang kuat ditunjukan melalui sikap dan perilaku disiplin PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar PNS dan memperhatikan pengetahuan tentang peran dan kedudukan PNS dalam NKRI, sehingga mampu bersikap dan bertindak profesional sebagai pelayan masyarakat.

(11)

kompetensi bidang,  dengan memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal sehingga dapat menghasilkan PNS profesional dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.

Lembaga Administrasi Negara menyelenggarakan Diklat Prajabatan secara terbatas pada empat lembaga Diklat yang berada di bawah Lembaga Administrasi Negara, yaitu di Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Bandung, Makasar, Samarinda. Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, LAN mendesentralisasikan penyelenggaraan Diklat Prajabatan ke Lembaga Diklat di Daerah, termasuk ke Kementerian dan Lembaga.

Tabel 8: Jumlah alumni Diklat Prajabatan dari tahun 2013 s.d. Semester I Tahun 2016

Data Alumni Diklat Sesuai SIDA 2013 2014 2015 2016

Diklat Prajabatan Gol I 2391 3762 9371 2199

Diklat Prajabatan Gol II 15104 21772 87599 24966

Diklat Prajabatan Gol III 7489 18374 72215 22330

2. Diklat Kepemimpinan

Diklat Kepemimpinan yaitu Diklat yang dirancang untuk memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dalam jabatan (jabatan pengawas, adminisrator dan pimpinan tinggi.

Diklat Kepemimpinan dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan jenjangan jabatan Aparatur Sipil Negara yaitu JPT Madya (eselon 1), Pratama (eselon II, dan selanjutnya Administrator (eselon III) dan Pengawas (eselon IV). Diklatpim Tk. I untuk pejabat dan calon pejabat eselon I, Diklatpim Tk. II untuk pejabat dan calon pejabat eselon II, Diklatpim Tk. III untuk pejabat dan calon pejabat eselon III, dan Diklatpim Tingkat IV untuk pejabat dan calon pejabat eselon IV.

a) Diklat Kepemimpinan Tingkat IV (Jabatan Pengawas)

Jabatan pengawas (pejabat struktural eselon IV) memainkan peranan yang sangat menentukan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan operasional instansi dan mampu mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan operasional yang telah direncanakan.

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV diselenggarakan untuk menunjukkan kinerja peserta Diklat dalam merancang suatu perubahan di unit kerjanya dan memimpin perubahan tersebut sehingga memberikan hasil yang signifikan, sehingga dapat menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, tetapi juga mampu menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perubahan di unitnya.

b) Diklat Kepemimpinan Tingkat III (Jabatan Administrator)

(12)

strategis dan mampu mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku kepentingan strategisnya dalam mengelola program kegiatan strategis yang telah direncanakan.

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat III diselenggarakan untuk menunjukkan kinerja peserta Diklat dalam merancang suatu perubahan di unit kerjanya dan memimpin perubahan tersebut sehingga memberikan hasil yang signifikan, sehingga dapat menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi kepemimpinan mengelola program kegiatan strategis unit, tetapi juga mampu menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perubahan di unitnya.

c) Diklat Kepemimpinan Tingkat II (Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama)

Jabatan pimpinan tinggi pratama (pejabat struktural eselon II) memainkan peranan yang sangat menentukan dalam menetapkan kebijakan strategis instansi dan memimpin bawahan dan seluruh Pemangku Kepentingan strategis untuk melaksanakan kebijakan tersebut secara efektif dan efisien. Tugas ini menuntutnya memiliki kemampuan kepemimpinan strategis, yaitu kemampuan dalam merumuskan kebijakan strategis dan kemampuan mempengaruhi pejabat struktural dan fungsional dibawahnya termasuk Pemangku Kepentingan lainnya untuk melaksanakan kebijakan strategis yang telah ditetapkannya.

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat II diselenggarakan untuk menunjukkan kinerjanya dalam merancang suatu perubahan di unit kerjanya, memimpin perubahan tersebut hingga menimbulkan hasil yang signifikan, sehingga dapat menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi, tetapi juga mampu menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perubahan.

d) Diklat Kepemimpinan Tingkat I (Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan Utama)

Jabatan pimpinan tinggi Madya dan Utama (pejabat struktural eselon I) memainkan peranan yang menentukan dalam menangani isu-isu nasional strategis yang memerlukan penanganan lintas kementerian, lembaga atau wilayah bahkan antar negara. Di samping itu,sudah menjadi tugas pejabat struktural eselon I untuk meningkatkan kinerja sektor atau wilayah yang dipimpinnya melalui penetapan visi atau arah kebijakan sektor dan wilayah yang tepat. Tugas ini menuntutnya memiliki kemampuan yang tinggi dalam memimpin pejabat struktural dan fungsional di bawahnya termasuk stakeholder (pemangku kepentingan) lainnya agar dapat lebih termotivasi dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk mewujudkan visi sektor atau wilayah yang telah ditetapkannya, termasuk mewujudkan sinergi antar kementerian dan lembaga serta daerah dalam menangani berbagai isu nasional strategis.

(13)

terkait dengan arah kebijakan sektor, wilayah, dan isu strategis nasional, dan selanjutnya memimpin perubahan tersebut hingga menimbulkan hasil yang signifikan, sehingga dapat menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi, tetapi juga mampu menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perubahan.

Sesuai kewenangan yang dimiliki LAN menyelenggarakan Diklatpim Tk Adapun penyelenggaraan Diklatpim Tingkat II, III, dan IV dilaksanakan secara terbatas, karena penyelenggaraan Diklat-Diklat ini juga telah didesentralisasikan kepada Lembaga Diklat Daerah, termasuk ke Kementerian dan Lembaga.

Tabel 9: Jumlah alumni Diklat Kepemimpinan dari tahun 2013 s.d. Semester I Tahun 2016

Data Alumni Diklat Sesuai SIDA 2013 2014 2015 2016

Diklatpim I 30 60 0

Diklatpim II 892 1249 893

Diklatpim III 8977 5762 6486 2843

Diklatpim IV 25922 12927 15133 8421

3. Diklat Teknis

Diklat Teknis yaitu Diklat yang dirancang untuk memenuhi persyaratan kompetensi atau penguasaan pengetahuan dan keterampilan teknis yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas pokok instansi/unit organisasi yang dapat dilaksanakan secara berjenjang atau tidak berjenjang.

Menyadari bahwa pemerintah memerlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka metode pembelajaran perlu didisain sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Pelatihan yang ideal untuk mencapai tuntutan tersebut adalah pelatihan yang tidak hanya sekedar membekali peserta pelatihan dengan kemampuan kognitif saja, melainkan peserta tersebut harus mampu memiliki kemampuan skill dalam mengimplementasikan kompetensi yang diperoleh dalam pelatihan di tempat kerja masing-masing. Dengan demikian, hubungan antara dunia ruang pelatihan dan dunia tempat kerja tidak terpisah. Metode pembelajaran yang didisain harus mampu menghubungkan kedua dunia tersebut.

(14)

ketempat kerja masing masing. Kelulusan peserta ditentukan oleh kemampuannya dalam membuat rencana aksi tersebut. Seluruh pelatihan yang dilaksanakan oleh Pusdiklat Teknis dan Fungsional mengharuskan peserta membuat rencana aksi, termasuk pelatihan revolusi mental.

Sejak pendiriannya, Pusdiklat Teknis dan Fungsional telah menyelenggarakan sejumlah Diklat Teknis seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 10: Jenis-Jenis Diklat Teknis yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Teknis dan Fungsional Lembaga Administrasi Negara:

NO JENIS DIKLAT

1.

Diklat Khusus Reformasi Birokrasi 2.

Diklat Penyusunan SOP 3.

Diklat Pelayanan Publik 4.

Diklat Penyusunan Standar Pelayanan 5.

Diklat Percepatan Penyusunan StandarPelayanan Minimal (SPM) 6.

Diklat Pelayanan Prima 7.

Diklat Manajemen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

8. Diklat Manajemen Kontrak & Penyelesaian Sengketa Kontrak

Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 9.

Diklat Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah 10.

Diklat Penilaian Barang Milik Negara/Daerah 11.

Diklat Penyusunan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa dan HPS 12.

Diklat Public Relations 13.

Diklat Legal Drafting 14.

Diklat Character Building 15.

(15)

17.

Diklat Manajemen Keprotokolan 18.

Diklat Manajemen Perkantoran

19. Diklat Kepemimpinan Reformasi Birokrasi (Reform Leader Academy)

20.

Pendidikan Damai Bagi ASN 21.

Diklat Pengembangan Budaya Kerja 22.

Diklat Manajemen Stress 23.

Diklat Organisasi dan Manajemen 24.

Diklat Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja 25.

Diklat Sistem Pelaporan Berbasis Kinerja 26.

Diklat Mind Setting Dalam Mendukung Reformasi Birokrasi 30.

Diklat Capasity Building Dalam Rangka RB 31.

Diklat Creative Problem Solving 32.

Diklat Tehnik Komunikasi dan Negosiasi 36.

Diklat Ekselensi Legislatif 37.

Diklat Manajemen Kebijakan Publik 38.

Diklat Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan 39.

Diklat Manajemen Strategik

40. Diklat Teknis Analisis Manajemen (Analisis Swot, BSC, Zig Sigma System Dynamic)

41.

(16)

43.

Diklat Presentasi Yang Efektif 44.

Diklat RRA & PRA untuk Lurah dan Camat 45.

Diklat Management Of Training (MOT) : 9 hr 46.

Diklat Training Officer Course (TOC) : 9 hr 47.

Diklat Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) : 7 hr 48.

Diklat Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) : 5 hr 49.

Diklat Evaluasi Diklat 50.

Diklat Rancang Bangun Kurikulum Diklat 51.

Diklat Pengembangan Modul Diklat 52.

Diklat Penyusunan Silabus Diklat

53. Diklat Aplikasi Neuro Linguistic Program (NLP) dalam Pengelolaan Diklat

54. TOT Substansi Diklat Prajabatan, Diklatpim Tingkat I, II, III dan IV Diklat Teknis dan Fungsional

55.

TOT Umum bagi Non Widyaiswara 56.

TOT Metodologi Soft Competency

57. Pelatihan Revolusi Mental Dalam Membangun Karakter Kepemimpinan Yang Melayani Masyarakat

58. Pelatihan Revolusi Mental Bagi Pegawai ASN Menuju Indonesia Yang Berkepribadian

59. Pelatihan Revolusi Mental Bagi Pegawai ASN Dalam Membangun Budaya Kerja Pelayanan

60. TOT Diklat Revolusi Mental Dalam Pelayanan Publik

Di samping penyelenggaraan Diklat Teknis di Lembaga Administrasi Negara, Lembaga Diklat Pemerintah baik di Pusat maupun di daerah juga menyelenggarakan Diklat Teknis. Subtansi Penyelenggaraan Diklat Teknis menjadi tanggungjawab Kementerian dan Lembaga yang membina sektor teknis masing-masing.

4. Diklat Fungsional

(17)

Jenis dan jenjang Diklat Fungsional yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Teknis dan Fungsional Lembaga Administrasi Negara adalah sebagai berikut:

Tabel 11: Jenis-Jenis Diklat Fungsional yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Teknis dan Fungsional Lembaga Administrasi Negara

DIKLAT FUNGSIONAL

1 Diklat Calon Widyaiswara dgn seleksi

2 Dioklat Calon Widyaiswara tanpa seleksi

3 Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Muda

4 Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Madya

5 Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Utama

6 Diklat Perhitungan Angka Kredit JFWI

7 Diklat Pengusunan Karya Tulis Ilmiah bagi WI

8 Diklat Calon Analis Kebijakan

9 Diklat Lanjutan Analis Kebijakan

10 Diklat Khusus/Inpassing Analis Kebijakan

Gabungan Jumlah alumni Diklat Teknis dan Fungsional yang dihasilkan oleh Pusdiklat Teknis dan Fungsional Lembaga Administrasi Negara berfluktuasi dari tahun ke tahun mengikuti besaran anggaran rupiah murni yang dialokasikan oleh pemerintah dan besaran anggaran PNBP yang dialokasikan oleh instansi pemerintah untuk pegawai dalam mengikuti pelatihan di Pusdiklat Teknis dan Fungsional.

Gabungan Alumni Diklat Teknis dan Fungsional yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara dari tahun 2013 s.d. Semester I tahun 2016:

Tabel 12: Gabungan Alumni Diklat Teknis dan Fungsional yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Teknis dan Fungsional Lembaga Administrasi Negara

Tahun

TH 2013 TH 2014 TH 2015 TH 2016

Kegiatan 17 Kegiatan 11 Kegiatan 18 Kegiatan 24 Kegiatan

Jumlah Kelas

19 kelas 14 kelas 22 kelas 30 kelas

Alumni 705 peserta 494 peserta 619 peserta (910 peserta )

(18)

Gambar

Tabel 2: Dasar Hukum yang dijadikan acuan dalam PenyelenggaraanDiklat Teknis dan Fungsional
Tabel  3:  Lembaga  Diklat  Kementerian  yang  masih  berlakuakreditasinya
Tabel  4: Lembaga  Diklat Non  Kementerian  yang masih  berlakuakreditasinya
Tabel 5: Lembaga Diklat Provinsi yang masih berlaku akreditasinya
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait nama hari, bulan, nama waktu

Dari hasil analisis data dapat dilihat faktor penghambat tertinggi untuk etnis Tionghoa adalah faktor Ras dan faktor pendukung tertinggi etnis Tionghoa adalah

Pengembanga n sanitasi baik air limbah, persampahan maupun drainase lingkungan di arahkan untuk memberikan akses sanitasi ke seluruh masyarakat baik di perkotaan maupun

CHAPTER III: ANALYSIS 3.1 The Similarities between Grimm Brothers’ The Worn-Out Dancing Shoes and Juliet Marillier’s Wildwood Dancing ………. ALBERTA

JMS mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lancar (fasih) serta dapat menyelesaikan permasalahan dengan cara penyelesaian yang berbeda (fleksibel) walaupun tidak

Salah satu cara mengoptimalkan pelayanan tersebut adalah dengan memperbarui atau menyempurnakan sistem administrasi perpajakan atau biasa dikenal

Tujuan dari percobaan ini adalah menganalisis daerah- daerah yang secara iklim sesuai untuk budidaya soba .pads berbagai ketinggian di Bogor dan Cianjur yang memiliki

Ada beberapa efek representasi dari keseluruhan teks berita yang telah dianalisis yaitu: (1) Berorientasi pada ketertarikan pembaca untuk membeli dan membaca teks berita