• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Aktivitas at Dewi Fitriani MODUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Aktivitas at Dewi Fitriani MODUL"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 1

MODUL TENTANG

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS

MANUSIA

DISUSUN OLEH :

DEWI FITRIANI

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

Jl. Pajajaran Pamulang Barat, Tangerang Selatan – Banten

(2)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul ini dengan tema “Konsep

Kebutuhan Aktivitas Manusia” ini dapat diselesaikan. Modul ini disusun dalam

rangka memenuhi tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai pengajar di Stikes Widya

Dharma Husada Tangerang.

Dalam penyusunan Modul ini penulis banyak mendapat bantuan, masukan dan juga

dukungan dari berbagai pihak dan kami ucapkan terima kasih banyak pada semua pihak

yang telah terlibat dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini sehingga acara ini

berjalan dengan lancar dan baik.

Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dan hambatan, sehingga masih banyak

membutuhkan masukan dan juga motivasi semua pihak. Dan semoga dapat bermanfaat

untuk masyarakat juga lingkungan sekitarnya sehingga penambah pengetahuan juga bisa

merubah sikap dan kebiasaan masyarakat yang terlibat kearah yang lebih sehat lagi guna

terwujudnya indosia sehat untuk semua lapisan kalangan masyarakat

Jakarta, Februari 2015

(3)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I : KEBUTUHAN AKTIVITAS

A. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN

AKTIVITAS ... 1

B. MOBILITAS ... 4

C. IMMOBILITAS ...

D. ASUHAN KEPERAWATAN ... 5

8

BAB II : KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH DAN AMBULASI

A. POSTUR TUBUH ...

B. ASUHAN KEPERAWATAN ...

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(4)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 4

BAB I

KEBUTUHAN AKTIVITAS

A.

Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas :

1. Tulang :

 Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu :

 Fungsi mekanika untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya otot.

 Sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium yang bisa

dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan

 Fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah

(5)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 5

2. Otot dan Tendon :

 Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh

bergerak sesuai dgn keinginan.

3. Ligament :

(6)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 6

4. Sistem Syaraf :

 Setiap syaraf memiliki bagian syaraf somatis (memiliki fungsi sensorik & motorik) & otonom

5. Sendi :

(7)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 7

B.

MOBILITAS

1.

Pengertian Mobilitas / Mobilisasi :

Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan

teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna

mempertahankan kesehatannya.

2.

Jenis Mobilitas :

a. Mobilitas Penuh :

 Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas

penuh sehingga dpt melakukan interaksi sosial.

 Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik & sensorik u/ mengotrol area tubuh

b. Mobilitas Sebagian :

Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan

tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf

motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini terbagia dlm :

1). Mobilitas sebagian temporer :

Merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang

sifatnya sementara.

2). Mobilitas sebagian permanen :

Merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang

sifatnya menetap, hal tersebut diakibatkan oleh kerusakan sistem syaraf

yang sifatnya menetap.

c.

Faktor yg mempengaruhi Mobilitas :

a. Gaya Hidup

Berdampak pada perilaku dan kebiasaan sehari-hari

b. Proses penyakit/Cedera

Kondisi sakit sangat berpengaruh pada mobilitas seseorang.

Cth : Orang yang mengalami fraktur femur akan mengalami keterbatasan

(8)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 8

c. Kebudayaan

Kebudayaan sangat berpengaruh pada mobilitas seseorang.

Cth : Orang yang memiliki kebiasaa serig berjalan jauh memiliki

kemampuan mobilitas yang kuat, dan sebaliknya bagi orang yang sakit dan

memiliki adat tertentu dilarag untuk beraktivitas.

d. Tingkat Energi

Melakukan mobilitas dengan baik dibutuhkan energi yang cukup.

e. Usia dan Status Perkembangan

Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda,

hal ini dikarenakan kemampuan / kematangan fungsi alat gerak sejalan

dengan perkembangan usia.

C.

IMMOBILITAS

1.

Pengertian Immobilitas / Immobilisasi :

Merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena

kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas).

2.

Jenis Immobilitas :

a. Imobilitas Fisik :

 Merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik

 Tujuan menegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan

 Cth : pd pasien hemiplegia tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan.

b. Imobilitas Intelektual :

 Merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan aya fikir.  Cth : pd pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.

c. Imobilitas Emosional :

 Keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional

(9)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 9

d. Imobilitas Sosial :

 Keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi

sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi

perannya dalam kehidupan sosial.

3.

Perubahan Sistem tubuh akibat Imobilitas

a. Perubahan Metabolisme

 Secara umum imobilitas mengganggu metabolisme secara normal. Hal tersebut dapat dijumpai pada menurunnya Basal Metabolisme Rate

(BMR) yang menyebabkan berkuragnya energi untuk perbaikan sel-sel

tubuh, sehigga dapat mempengaruhi gangguan oksigenisasi sel.

b. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit.

 Ketidakseimbangan cairan & elektrolit mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang

 Berkurangnya perpidahan cairan dari intravaskuler ke interstisial dapat menyebabkan edema.

c. Gangguan Perubahan Zat Gizi

 Terjadinya ggn zat gizi yg disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat megakibatkan pengubahan zat-zat makanan

pada tingkat sel menurun, dimana sel tidak lagi menerima zat makanan

dalam jumlah yg cukup untuk melaksanakan aktivitasnya.

d. Gangguan Fungsi Gastroitestinal.

 Imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna,

mengakibatkan menurunnya jumlah masukan cukup, menimbulkan

gejala : kembung, mual, nyeri lambung dan gangguan eliminasi.

e. Perubahan Sistem Pernafasan

 Akibat imobilitas kadar hemoglobin menurun dan menurunnya aliran oksige dari alveoli ke jaringan

(10)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 10

f. Perubahan Kardiovaskuler

 Terjadi hipotensi ortostatik dpt disebabkan oleh menurunnya

kemampuan syaraf otonom.

 Pada posisi yang tetap dan lama refleks neuromuskuler akan menurun dan menebabkan kontriksi pada pembuluh darah.

g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

1). Gangguan Muskular :

 Menurunnya massa otot menyebabkan turunnya kekuatan otot.

 Berkuragnya massa otot dapat menyebabkan atropi pada otot. 2). Gangguan Skeletal :

 Kontraktur sendi kondisi yang abnormal dgn kriteria adanya

fleksi dan fiksasi yang disebabkan atropi / memendeknya otot  Osteoporosis reabsorbsi tulang, & jumlah kalsium dalam

darah karena banyak yang keluar melalui urine.

h. Perubahan Sistem Integumen

 Yang terjadi berupa menurunnya elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah.

 Terjadiya iskemia serta nekrosis jaringan superfisial dengan adanya luka dekubitus sebagai akibat tekanan yang kuat da penurunan sirkulasi

dijaringan.

i. Perubahan Eliminasi

 Menurunnya jumlah urine yang mungkin disebabakan oleh kurangnya asupan dan penurunan curah jantung sehingga aliran darah renal dan

urine berkurang.

j. Perubahan Perilaku

 Akibat imobilitas timbul rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus tidur dan menurunnya koping

(11)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 11

4. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian Keperawatan 1). Riwayat Kesehatan Sekarang.

 Meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan/ggn , spt : adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan

imobilitas

 Daerah terganggunya mobilitas dan imobilitas

 Lamanya terjadi gangguan.

2). Riwayat Keperawatan Penyakit yg pernah diderita

 Penyakit Neurologis : Trauma kepala, tek intrakranial, dll.

 Penyakit Kardiovaskuler : IMA, gagal jantung dll.

 Penyakit Muskuloskeletal : Osteoporosis, fraktur, Artritis, dll.  Penyakit Pernafasan : PPOM, Pneumonia, dll.

3). Kemampuan Fungsi Motorik (derajat kekuatan otot)

Pengkajiannya meliputi : tangan dan kaki bagian kiri dan kanan dinilai

apakah ada / tidaknya kelemahan, kekuatan dan spasme.

Untuk mengetahui kekuatan dan kemampuan fungsi motorik perlu

diperiksa tentang kemampuan otot dan perlu dilakukan pemeriksaan

derajat kekuatan otot yang dibuat ke dalam enam derajat (0-5). Derajat

ini menunjukan kekuatan otot tersebut dapat dilihat pada table dibawah

ini

Derajat 5 Kekuatan normal dimana seluruh gerakan dapat

dilakukan otot dengan tahanan maksimal dari proses

yang dilakukan berulang-ulang tanpa menimbulkan

kelelahan.

Derajat 4 Dapat melakukan Range of Motion (ROM) secara

penuh dan dapat melawan tahanan ringan

Derajat 3 Dapat melakukan ROM secara penuh dengan melawan

gaya berat (gravitasi) tetapi tidak dapat melawan

tahanan.

Derajat 2 Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat

(12)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 12

Derajat 1 Kontraksi otot minimal terasa/teraba pada otot

bersangkutan tanpa menimbulkan gerakan

Derajat 0 Tidak ada kontraksi otot sama sekali

Adapun cara untuk memeriksa kekutan otot dengan menggunakan

derajat kekuatan otot tersebut sebagai berikut :

a. Periksa kekuatan otot ekstremitas atas :

1). Pemeriksaan kekuatan otot bahu

Caranya :

 Minta pasien melakukan fleksi pada lengandan beri tahanan  Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi lengan,

lalu beri tahanan.

 Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5 2). Pemeriksaan kekuatan otot siku

Caranya :

 Minta pasien melakukan gerakan fleksi pada siku dan beri tahanan

 Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi siku, lalu beri tahanan.

 Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5 3). Pemeriksaan kekuatan otot pergelangan tangan

Caranya :

 Minta pasien meletakan lengan bawahnya diatas meja dengan

telapak tangan menghadap keatas

 Minta pasien melakukan gerakan fleksi pada telapak tangan dengan melawan tahanan

 Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5 4). Pemeriksaan kekuatan otot jari-jari tangan

Caranya :

(13)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 13

b. Periksa kekuatan otot ekstremitas bawah :

1). Pemeriksaan kekuatan otot panggul

Caranya :

 Atur posisi tidur pasien, lebih baik pemeriksaan dilakukan dalam posisi supine.

 Minta pasien untuk melakukan gerakan fleksi tungkai dengan

melawan tahanan

 Minta pasien untuk melakukan gerakan abduksi dan adduksi tungkai dengan melawan tahanan.

 Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5 2). Pemeriksaan kekuatan otot lutut

Caranya :

 Minta pasien melakukan gerakan fleksi pada lutut dengan melawan tahanan

 Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5 3). Pemeriksaan kekuatan otot tumit

Caranya :

 Minta pasien melakukan gerakan plantarfleksi dan

doorsifleksi dengan melawan tahanan

 Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5 4). Pemeriksaan kekuatan otot jari-jari kaki

Caranya :

 Minta pasien untuk melakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada jari-jari kaki dengan melawan tahanan

(14)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 14 4). Kemampuan Mobilitas.

Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dgn tujuan untuk menilai

kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan

berpindah tanpa bantuan. Dapat dilihat dari kategori Tingkat

Kemampuan Aktivitas dari table dibawah ini:

Tingkat Aktivitas

Kategori

Tingkat O Mampu merawat diri sendiri secara penuh

Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat

Tingkat 2 Memerlukan bantuan/ pengawasan orang lain

Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan

Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan /

berpartisipasi dalam perawatan

5). Kemampuan Rentang Gerak.

Pengkajian Rentang Gerak (range Of Motion –ROM) dilakukan pada

daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul dan kaki. Dapat dilihat dari

latihan gerak table dibawah ini :

(15)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 15 Bahu

Adduksi Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas

kepala.

Telapak tangan menghadap keposisi yang paling jauh.Siku

Fleksi Angkat lengan bawah kearah depan dan kearah atas

menuju bahu

Pergelangan Tangan

Fleksi Tekuk jari-jari tangan kearah bagian lengan bawah

Ekstensi Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi.

Hiperekstensi Tekuk jari-jari tangan kearah belakang sejauh mungkin

Abduksi Tekuk pergelangan tangan kesisi ibu jari ketika telapak

Ekstensi Luruskan jari-jari

Hiperekstensi Tekuk jari-jari tangan kearah belakang sejauh mungkin

Abduksi Kembangkan jari-jari tangan

Adduksi Rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi

6). Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi

Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral

atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan :

Skala Persentase

(16)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 16 topangan

3 50 Gerakan normal melawan gravitasi

4 75 Gerakan penuh yang normal melawan

gravitasi & melawan tahanan minimal

5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal

melawan gravitasi dan tahan penuh

b. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah immobilitas,

antara lain :

1) Gangguann mobilitas fisik berhubungan dengan trauma tulang

belakang, fraktur dll

2) Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan imobilitas

3) Resiko cedera berhubungan dengan ortostatik pneumonia

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan tonus atau

kekuatan otot

5) Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan menurunnya

ekspansi paru.

6) Gangguan eliminasi berhubungan dengan imobilitas (penurunan

peristaltik usus)

7) Retensi urine berhubungan dengan ggn mobilitas fisik

8) Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan

dengan napsu makan

9) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kurang intake

10)Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan imobilitas

(17)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 17

c. Perencanaan Keperawatan

Tujuan :

1. Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitas sendi

2. Meningkatkan fungsi kardiovaskuler (jantung)

3. Meningkatkan fungsi respirasi (pernafasan)

4. Meningkatkan fungsi gastroitestinal (pencernaan)

5. Meningkatkan fungsi perkemihan (ginjal)

6. Memperbaiki gangguan psikologis

d. Implementasi Keperawatan

1). Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitas sendi :

a) Pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam

postur tubuh yang benar.

c) Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri untuk melatih

kekuatan dan ketahanan serta kemampuan sendi agar mudah

bergerak.

d) Latihan isotonik dan isometrik, latihan ini juga dapat digunakan

untuk melatih kekuatan dan ketahanan otot dengan cara

mengangkat beban yang ringan, kemudian beban yang berat.

e) Latihan ROM baik secara aktif maupun pasif. ROM merupakan

tindakan untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan

pada otot.

2). Meningkatkan Fungsi Kardiovaskuler

a) Ambulasi Dini

b) Latihan aktif

(18)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 18 3). Meningkatkan Fungsi Respirasi

a) Ambil nafas dalam dan batuk efektif

b) Mengubah posisi pasien setiap 1-2 jam

c) Lakukan postural drainage, perkusi dada dan vibrasi.

4). Meningkatkan Fungsi Gastrointestinal a) Atur diet tinggi kalori, protein dan mineral

b) Latihan ambulasi

5). Meningkatkan Fungsi Perkemihan

a) Anjurkan pasien minum lebih dari 2500cc/hr

b) Menjaga kebersihan perineal.

6). Memperbaiki Gangguan Psikologi

a) Melakukan komunikasi terpeutik dengan perasaan

b) Membantu pasien untuk mengekspresikan kecemasanya

c) Meningkatkan privacy pasien

d) Menganjurkan utuk melakukan interaksi sosial

e. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan :

1). Pengaturan Posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien

Pengaturan Posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas

dapat disesuaikan dengan tingkat gangguan.

a). Posisi Fowler/ Semi Fowler .

Posisi Fowler adalah posisi duduk/ setengah duduk dimana

bagian kepala tempat tidur ditinggikan atau dinaikan, Posisi ini

dilakukan untuk memberikan kenyamanan pada pasien dan

memfasilitasi fungsi pernafasan pasien. Dengan cara:

• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

• Dudukan pasien.

• Berikan sandaran/ bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi semifowler (30-45 derajat) dan

untuk fowler (90 derajat).

(19)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 19

b). Posisi Sims

Posisi ini adalah posisi miring kiri atau miring kanan. Posisi ini

dilakukan untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat

peranus (supositoria). Dengan cara :

• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

• Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus

dengan lutut. Paha kanan ditekuk kearah dada.

• Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas tempat tidur.

• Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus dengan lutut, paha kiri ditekuk

kearah dada.

• Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas tempat tidur.

(20)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 20 c). Posisi Trendelenburg

Pada posisi ini pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian

kepala lebih rendah daripada kaki. Posisi ini dilakukan untuk

melancarkan peredaran darah ke otak, dengan cara ;

• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

• Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien dan berikan

bantal dibawah lipatan lutut.

• Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau

atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki.

d). Posisi Dorsal Recumbent

Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut

fleksi (ditarik atau direnggangkan)diatas tempat tidur. Posisi ini Posisi Trendelenburg

(21)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 21 dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta pada

proses persalinan. Dengan cara :

• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

• Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, pakaian bawah dibuka.

Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan mengankat

kedua kaki dan meriknya keatas bagian perut. Posisi ini

dilakukan untuk pemeriksaan genitalia pada proses persalinan

dan memasang alat kontrasepsi. Dengan cara :

• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

• Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, kemudian

angkat kedua pahanya dan tarik kearah perut

• Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha

• Letakan bagian lutut/kaki pada tempet tidur khusus untuk posisi lithotomic

• Pasang selimut.

(22)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 22

f). Posisi Genu Pectoral

Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk

dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini

dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid. Dengan

cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua

kaki ditekuk dan dada menempel pada kasus tempat tidur

Pasang selimut pada pasien.

(23)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 23

2). Latihan ROM Exercise pasif dan Aktif :

Pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas

atau trauma memerlukan latihan sendi untuk mengurangi bahaya

immobilitas. Latihan berikut dilakukan untuk memelihara dan

mempertahankan kekuatan otot serta memelihara persendian.

a). Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

 Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan.

 Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien.

 Tekuk tangan pasien kedepan sejauh mungkin.

b). Fleksi dan ekstensi siku :

 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

 Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ketubuhnya.

 Letakan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya dengan tangan lainnya.

(24)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 24

 Tekuk siku pasien sehinga tangannya mendekat bahu.

 Lakukan dan kembalikan keposisi sebelumnya.

c). Pronasi fleksi bahu.

 Menjelaskan prosedur.

 Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya

 Letakan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien dgn tangan lainnya

 Angkat tangan pasien ke posisi semula.

Latihan Fleksi dan Ekstensi Siku

(25)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 25 d). Abduksi dan adduksi bahu

 Atur posisi lengan pasien disamping badannya

 Letakan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya

 Gerakan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat

 Kembali keposisi semula

e). Rotasi bahu

 Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.

 Letakan satu tangan perawat dilengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya

 Gerakan lengan bawah kebawah sampai menyentuh tempat

tidur,telapak tangan menghadap kebawah

 Kembalikan lengan keposisi semula

(26)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 26

 Gerakan lengan bawah kebelakang sampai menyentuh tempat

tidur,telapak tangan menghadap ke atas

 Kembali keposisi semula

f). Fleksi dan ekstensi jari-jari

 Menjelaskan prosedur yg akan di lakukan

 Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan lain memegang kaki.

 Bengkokan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah.  Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.  Kembalikan ke posisi semula.

Latihan Rotasi bahu

(27)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 27

g). Infersi dan efersi kaki

 jelaskan porsedur yang akan di lakukan

 Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya.

 Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainya.

 Kembalikan ke posisi semula.

 Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauh kaki yang lain.

 Kembalikan ke posisi semula.

(28)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 28

h). Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki

 Jelaskan porsedur yang akan di lakukan.

 Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki.

 Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.

 Kembalikan ke posisi semula.

 Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.

(29)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 29 i). Fleksi dan ekstensi lutut

 Jelaskan porsedur yang akan di lakukan.

 Letakan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lainnya.

 Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.

 Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.

 Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat

kaki ke atas.

 Kembalikan ke posisi semula

(30)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 30

j). Rotasi pangkal paha

 Jelaskan porsedur yang akan di lakukan.

 Letakan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut.

 Putar kaki menjauhi perawat.

 Putar kaki ke arah perawat.

 Kembalikan ke posisi semula.

(31)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 31

k). Abduksi dan adduksi pangkal paha

 Jelaskan porsedur yang akan di lakukan.

 Letakan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit.

 Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8cm dari tempat tidur, gerakan kaki menjauhi badan pasien.

 Gerakan kaki mendekati badan pasien.

 Kembalikan ke posisi semula.

(32)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 32

f. Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan kepera-watan untuk megatasi

gangguan mobilitas adalah sebagai berikut :

1) Peningkatan fungsi sistem tubuh

2) Peningkatan kekuatan dan ketahana dan kekuatan otot

3) Peningkatan fleksibilitas sendi

4) Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien dan ekspresi

pasien menunjukan keceriaan.

(33)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 33

BAB II

KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH DAN AMBULASI

A. POSTUR TUBUH

Postur tubuh (body Aliggnment) merupakan susunan geometris dari bagian-bagian

tubuh yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Bagian yang

dipelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligament dan otot. Apabila

keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka

dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk, berdiri dan

berbaring yang benar.

Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik, mengurangi

jumlah energy yang digunakan, mempertahankan keseimbangan, mengurangi

kecelakaan, memperluas ekspansi paru, dan meningkatkan sirkulasi, baik renal

maupun gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya :

 Keseimbangan dapat dipertahankan jika garis gravitasi (line of gravity – garis imaginer vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity – titik yang berada

dipertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of- support – posisi

menyangga atau menopang tubuh)

 Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar.

 Jika garis gravitasi berada diluar pusat dasar tumpuan, energy akan lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.

 Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh yang baik akan menghemat energy dan mencegah kelelahan otot.

 Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot.

 Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligament.

(34)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 34  Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.

 Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah

beban belakang.

 Postur tubuh buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot dan kontraktur.

1. Factor-faktor yang mempengaruhi postur tubuh ;

Pembentukan postur tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya ;

a. Status kesehatan

Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal

pada organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan

sehingga dapat mempengaruhi pembentukan postur. Hal ini dapat dijumpai

pada orang sakit yang banyak mengalami ketidakseimbangan dalam

pergerakan.

b. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan energy yang digunakan

dalam membantu proses pengaturan organ, otot, tendon, ligament dan

persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan energy pada organ

tersebut akan berkurang sehingga dapat mempengaruhi proses

keseimbangan.

c. Emosi

Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dala menjaga keseibangan

tubuh. Hal tersebut dapat mempegaruhi proses koordinasi pada otot,

ligament, sendi dan tulang.

d. Gaya hidup

Perilaku gaya hidup membuat seseorang menjadi lebih baik atau bahkan

sebaliknya menjadi lebih buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup tidak

sehat, misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan

sehari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak

berkembang dengan baik.

(35)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 35 Adanya perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat mempengaruhi

pembentukan postur. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di

sembarang tempat mempengaruhi prose pembentukan postur tubuh orang

lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

2. Asuhan Keperawatan pada masalah Postur Tubuh

a. Pengkajian Keperawatan

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji masalah

Postur tubuh, diantaranya :

1). Postur tubuh yang benar pada saat berbaring, duduk dan berdiri

a) Posisi Bediri

Pengkajian posisi berdiri dilakukan dengan cara menganjurkan

pasien pada posisi berdiri, kepala tegak dan mata menghadap lurus

dan sejajar, amati vetebrata kolumna, apabila dari arah samping

kepala tega lurus dan tulang belakang diluruskan bentuknya seperti

huruf S, vertebra servikal melengkung kearah depan dan vertebra

lumbal melengkung ke depan, kaki ditempatkan sedikit terpisah

untuk mencapai dasar dari topangan dan ditempatkan sedikit terpisah

untuk mencapai dasar dari topangan dan ibu jari menunjuk kedepan

dan apabila diamati dari depan berada pada garis tengah vertical.

Apabila posisi tiddak sesuai dengan posisi berdiri yang benar, maka

(36)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 36

b) Postur Duduk

Kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan vetebrata kolumna,

kemudianberat badan bertumpu pada glutea dan paha, paha sejajar

dan datar pada bagian horizontal, kedua telapak kaki menapak pada

lantai dan dengan jarak 2-4 cm perlu dipertahankan antara tepi

tempat duduk dengan lutut dan lengan pasien. Pasien yang dalam

keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau paralisis otot

serta adanya perubahan sensasi (kerusakan saraf)

c) Postur Berbaring

Letakan pasien dengan posisi lateral, semua bantal dan penyokong

posisi dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang

dengan kasur yang cukup dan vetebrata harus lurus dengan alas yang

ada. Apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat proses

(37)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 37 2). Perubahan dalam tumbuh kembang, identifikasi adanya trauma,

kerusakan otot atau saraf dan kemungkinan factor yang menyebabkan

postur tubuh yang buruk.

b. Diagnosis Keperawatan

1). Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri, dan berbaring

yang salah akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas dan lai-lain.

2). Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat

kontraktur

3). Resiko cedere berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang

disertai kelemahan otot.

c. Perencanaan dan Pelaksanaan Keperawatan

1) Pertahankan postur tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang

tepat

2) Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih duduk,

berdiri, atau tidur secara optimal

3) Kurangi cedera akibat postur tubuh yang tidak tepat dengan membantu

pasien melakukan aktivitas sehari-hari.

4) Kurangi beban otot dengan cara meletakan alat dekat dengan pasien dan

dantu kegiatan yang menimbulkan beban berat.

5) Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat

d. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi yang diharapakn dari hasil tindakan keperaatan untuk mengatasi

gangguan postur tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam

postur tubuh dan pasien mampu melakukan aktivitas dengan mudah serta

tidak merasakan kelemahan.

B. AMBULASI

Ambulasi adalah kegiatan berjalan. Persiapan latihan fisik yang diperlukan klien

hingga memiliki kemampuan ambulasi, antara lain :

(38)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 38 a. Kerutkan otot-otot quadriceps femoris sambil berusaha menekan daerah

popliteal. Seolah-olah ia menekan lututnya kebawah sampai masuk kasur

sementara kaki-kakinya naik keatas. Hitung sampai hitungan kelima.

Istirahatkan sampai hitungan kelima. Ulangi latihan ini 10-15 kali/jam.

b. Kerutkan otot-otot bokong sampai hitungan kelima. Istirahatkan sampai

hitungan kelima. Ulang latihan ini 10-15 kali/jam

2. Latihan untuk menguatkan otot-otot ekstremitas atas dan lingkar bahu :

a. Bengkokan dan luruskan lengan pelan-pelan sambil memegang berat traksi

atau benda yang beratnya berangsur-angsur ditambah dan jumlah

pengulangannya. Ini berguna untuk menambah kekuatan otot ekstremitas.

b. Latihan push-up dengan posisi tiarap

c. Menekan balon karet. Imi berguna untuk meningkatkan kekuatan genggaman.

d. Angkat kepala dan bahu dari tempat tidur kemudian rentangkan tangan sejauh

mungkin

e. Duduk ditempat tidur atau kursi :

 Angkat tubuh dari kursi, tekankan tangan ke pegangan kursi  Angkat tubuh dari tempat tidur, tahan selama beberapa menit. 3. Latihan berjalan :

a. Klien latihan untuk duduk terlebih dahulu baru dilatih untuk turun dari

tempat tidur

b. Perhatikan waktu pasien turun dari tempat tidur apakah menunjukan

gejala-gejala pusing, sulit bernafas dan lain-lain. Tidak jarang pasien

tiba-tiba lemas sebagai akibat hipotensi ortostatik.

c. Istirahat sebentar, ukur denyut nadi. Bila nadi cepat dan tidak teratur,

maka harus hati-hati.

d. Mula-mula pasien digeser ketepi tempat tidur dan dibantu duduk. Bila

pasien merasa enak, maka perawat menyangganya dibawah bahu serta

lutut dan memutarnya sehingga kedua tungkai dan kaki berada di samping

tempat tidur, perawat harus berdiri tepat didepannya. pasien meletakan

tangannya dibawah ketiak pasien. Pasien dibiarkan berdiri sebentar untuk

memastikan bahwa ia tidak merasa pusing. Jika pasien memrlukan

bantuan, sebaiknya perawat berjalan disampingnya dengan tangan di

(39)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 39

C. KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH DAN AMBULASI

Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari musculoskeletal dan system saraf

untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat, Mekanika tubuh dan ambulasi

merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak

mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, serta aman dalam menggerakan dan

mempertahankan keseimbang selama aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh secara

benar dapat meningkatkan fungsi tubuh terhadap susunan musculoskeletal,

mengurangi tenaga yang dikeluarkan, dan mengurangi kelelahan. Kebutuhan

bergerak sangat dibutuhkan karena pergerakan dapat memenuhi kebutuhan dasar

manusia dan melindungi diri dari kecelakaan seperti jatuh.

4. Prinsip Mekanika Tubuh

Prinsip yang digunakan dalam mekanika tubuh adalah sebagai berikut :

a. Gravitasi.

Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan

mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu

dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam

gravitasi : dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh.

b. Keseimbangan.

Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara

mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan dasar

tumpuan.

(40)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 40 Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat di perhatikan adalah berat

atau bobot benda yang akan di angkat karena berat benda akan

mempengaruhi mekanika tubuh.

5. Pergerakan dasar dalam Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas

manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan

dasar yg harus diperhatikan diantaranya :

a. Gerakan (ambulating)

Gerakan yang benar dapat membantu mempertahankan keseimbangan tubuh.

Sebagai contoh : keseimbangan pada saat seseorang berdiri dan saat orang

berjalan akan berbeda. Orang berdiribakan lebih mudah stabil dibandingkan

orang yang berjalan, karena pada posisi berjalan terjadi perpindahan dasar

tumpuan dari sisi lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki.

Pada saat berjalan terdapat dua gerakan halus dan berirama.

b. Menahan (squatting)

Dalam melakukan pergantian, posiis menahan selalu berubah.

Sebagai contoh : posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang

jongkok dan tentunya juga berbeda dengan posisi membungkuk.

Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang

tepat dalam menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan

yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang

akan dilakukan.

c. Menarik (pulling)

Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda,

diantaranya ketinggian, letak benda (sebaiknya berada didepan orang yang

akan menarik), posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti condong

kedepan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah

pusat graitasi pasien, lengan atas dan siku diletakan pada permukaan tempat

(41)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 41

d. Mengangkat (lifting)

Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik, gunakan otot-otot besar

dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk

mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.

e. Memutar (pivoting)

Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu

pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga

unsure gravitasi dalam pergerakan agar tidak member pengaruh buruk pada

postur tubuh.

6. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh dan Ambulasi

a. Status kesehatan

Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi system musculoskeletal

dan system saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat

disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan

aktivitas sehari – hari, dan lain – lain.

b. Nutrisi

Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan

tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan

kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, tubuh

yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.

c. Emosi

Kondisi psikologis seseorang dapat memudahkan perubahan prilaku yang

dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik.

Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan

harga diri yang rendah, akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika

tubuh dan ambulasi.

d. Situasi dan Kebiasaan

Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang misalnya sering

mengangkat benda – benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika

(42)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 42

e. Gaya Hidup

Perubahan pola hidup dapat menyebabkan stress dan kemungkinan

menimbulkan kecerobahan dalam beraktivitas, sehingga dapat menggangu

koordinasi antara system muskuloskletal dan neurologi, yang akhirnya akan

mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.

f. Pengetahuan

Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan

mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga

mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang

memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang

beresiko mengalami gangguan koordinasi system neurologi dan

muskuloskletal.

7. Dampak Mekanika Tubuh dan Ambulasi

Pengunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi

secara berlebihan. Dampak yang dapat di timbulkan dari penggunaan mekanika

tubuh yang salah adalah sebagai berikut :

a. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan

gangguan dalam system muskuloskeletal.

b. Resiko terjadinya kecelakaan pada system musculoskeletal. Seseorang

salah dalam berjongkok atau bardiri, maka akan memudahkan terjadinya

gangguan dalam struktur musculoskeletal, misalnya kelainan pada tulang

vertebra.

8. Asuhan keperawatan pada masalah Mekanika Tubuh dan Ambulasi

a. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi,

antara lain menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak

dengan cara :

 Bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk

 Kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi.  Selanjutnya menilai adanya kelainan dalam mekanika tubuh pada saat

(43)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 43  Serta pengkajian terhadap status ambulasinya.

 Kemudian menilai gaya berjalan pasien (mantap atau tegak lurus)  Ayunan lengan atas (pantas atau tidak)

 Kaki ikut siap pada saat ayunan atau tidak  Langkah jauh dari garis gravitasi atau tidak

 Serta berjalan apakah diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak.

b. Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah mekanika tubuh

dan ambulasi, antara lain :

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan akibat

spasme musculoskeletal pada ekstremitas, nyeri akibat peradangan

sendi atau penggunaan alat bantu dalam waktu lama.

2. Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralisis, gaya berjalan tidak

stabil, atau penggunaan tongkat yang tidak benar.

3. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara

umum.

c. Perencanaan Keperawatan

Tujuan :

1. Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktivitas

sehari-hari.

2. Memulihkan dan memperbaiki ambulasi

3. Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh

d. Implementasi Keperawatan

1. Latihan Ambulasi

c. Duduk diatas tempat tidur

Cara :

 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

 Anjurkan pasien untuk meletakan tangan disamping badannya

(44)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 44

 Berdirilah disamping tempat tidur kemudian letakan tangan pada

bahu pasien

 Bantu pasien duduk dan beri penopang atau bantal

d. Turun dan berdiri

Cara :

 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan  Atur kursi roda dalam posisi terkunci

 Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang

 Fleksikan lutut dan pinggang anda

 Anjurkan pasien untuk meletakan kedua tangannya dibahu anda dan letakan kedua tangan anda disamping kanan dan kiri

pinggang pasien.

 Ketika pasien melangkah kelantai, tahan lutut anda pada lutut pasien.

(45)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 45  Bantu pasien duduk dikursi atau atur posisi agar nyaman.

e. Membantu berjalan

Cara :

 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

 Anjurkan pasien untuk meletakan tangan disamping badan atau memegang telapak tangan anda.

 Berdiri disamping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu pasien

 Bantu pasien berjalan

(46)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 46

2. Membantu Ambulasi dengan memindahkan pasien

Merupakan tindakan keperawatandengan cara memindahkan pasien

yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke

branchard.

Cara ;

 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan  Atur branchard dalam posisi terkunci

 Bantu pasien dengan 2-3 perawat

 Berdiri menghadap pasien

 Silangkan tangan didepan dad

 Tekuk lutut anda, kemudianmasukan tangan kebawah tubuh pasien

 Perawat pertama meletakan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakan tangan dibawah pinggang dan

panggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakan tangan dibawah

pinggul dan kaki.

 Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard

 Atur posisi pasien di branchard

(47)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 47 Cara memindahkan pasien ke branchard dengan dua orang

(48)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 48 e. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi yangdiharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi

masalah mekanika tubuh dan ambulasi tubuh dengan baik, penggunaan alat

(49)

Konsep Aktivitas @Dewi Fitriani 49

DAFTAR PUSTAKA

Cambridge. 2007. Buku Anatomi Fisiologi Modul 2 : Kelenjar Endokrin dan Sistem Persarafan Edisi 2. Jakarta : EGC

Syifudin. 2012. Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk

Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2010. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa: Agung Waluyo. Edisi 8. Volume 1, 2 dan 3. Jakarta : EGC

Williams, L.S & Hopper, P.D. 2007. Understanding Medical Surgical Nursing 3rd Edition. Philladelpia : F.A. Davis Company

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Ed 8. Jakarta: EGC Herdman, T. Heather. 2011. NANDA Internasional : Diagnosis Keperawatan Definisi

dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EG

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Media Aesculapius FKUI

Hopkins, Tracey & Myers, Ehren. 2008. MedSurg Notes 2nd Edition : Nurse’s Clinical Pocket Guide. Philadelpia : F.A. Davis Company

Kozier, B. & Erb, G. 2003. Fundamental of Nursing , California : Addison-Wesley

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan bilangan asli kita dapat menghitung banyaknya buku yang kita miliki, kendaraan yang melalui suatu jalan, orang-orang yang berada dalam suatu ruang

Gereja harus bisa mengambil pelajaran dari surat Filipi ini terutama tindakan pelayanan apa yang bisa dilakukan di dalam dunia ini, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Paulus

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menghasilkan data bahwa hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelompok

Dalam bab ini akan disajikan paparan hasil penelitian gambaran objek penelitian yang terdiri dari: paparan data yang terdiri atas: struktur obyek penelitian: sejarah

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan

Posisi saat ini perusahaan mempunyai beberapa faktor yang menguntungkan untuk dapat dilaksanakannya strategi penetrasi pasar yaitu banyaknya pengalaman perusahaan,

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang sudah dikemukakan di dalam penelitian ini yang menyatakan apabila nilai tukar suatu negara terdepresiasi atau

jatuh bertumpu pada kaki menyebabkan dislokasi panggul posterior jika kaki mengalami fleksi dan adduksi pada pangkal paha, dislokasi anterior terjadi jika pangkal paha terlalu