• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

59

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Buana Archicon berdiri pada tahun 1972 dengan nama PT. Archipelago Consulting Engineers. Pada tahun 1978 berganti nama menjadi PT. Buana Archicon. PT. Buana Archicon bergerak di bidang jasa konsultansi manajemen dan teknik yang memberikan hasil output mulai dari feasibility study, pra desain, detail desain, bisnis plan sampai pengawasan pembangunan fisik seperti proyek pembangunan jalan, jembatan dan jalan tol. Kantor pusat PT. Buana Archicon terletak di Jakarta tepatnya di Jakarta Selatan dan saat ini memiliki tiga cabang di Indonesia yang terletak di Aceh, Kupang dan Surabaya. PT. Buana Archicon telah melewati naik turun perekonomian Indonesia.

Perusahaan yang telah berdiri lebih dari 40 tahun ini dapat bertahan saat krisis moneter terjadi di Indonesia. Pada tahun 1998 krisis moneter melanda Indonesia, hal ini menyebabkan banyak proyek pembangunan infrastruktur yang di batalkan oleh pemerintah dan swasta terutama pembangunan jalan tol sehingga banyak perusahaan yang gulung tikar. PT. Buana Archicon saat itu melakukan pengurangan pegawai sebanyak 300 engineer, menjual beberapa kantor dan seluruh mobil perusahaan hingga aset perusahaan tersisa hanya 30%. Sampai tahun 2004 perkembangan infrasturktur masih lamban, karena itu banyak tenaga ahli yang berpindah profesi. Tahun 2005 barulah mulai terjadi perkembangan dan sejak tahun 2010 hingga saat ini peningkatan infrastruktur sangatlah pesat sehingga diperlukan

(2)

banyak tenaga ahli namun ketersediaan tenaga ahli saat ini tidak dapat mengimbangi perkembangan infrastruktur yang terjadi. PT. Buana Archicon saat ini sudah mulai merekrut tenaga ahli baru yang sesuai dengan kebutuhan dan target pekerjaan yang di peroleh namun tetap membatasinya karena dampak dari kejadian krisis moneter. PT. Buana Archicon merupakan anggota penuh dari INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia) dan telah dinyatakan memiliki kompetensi serta kemampuan untuk melakukan kegiatan jasa usaha konsultansi teknik di seluruh wilayah Republik Indonesia.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

PT. Buana Archicon memiliki visi untuk menjadi perusahaan jasa konsultansi manajemen dan perencanaan teknik berskala internasional dengan misi :

• Penyediaan jasa konsultansi di bidang manajemen dan perencanaan teknik. • Penyediaan lapangan kerja.

• Peningkatan laju ekonomi. 4.1.3 Kegiatan Perusahaan

Jasa Engineering dan Management :

1. Feasibility Study

- Jalan dan Jembatan (Kementrian PU)

- Jalan Tol (PT. Jasa Marga dan Investor Jalan Tol)

2. Definitive Plan (Pra Desain/Desain Pendahuluan)

(3)

3. Detail Engineering Design (DED)

- Jalan dan Jembatan (Kementrian PU)

- Jalan Tol (PT. Jasa Marga dan Investor Jalan Tol)

4. Pengawasan Konstruksi (Supervisi)

- Jalan dan Jembatan (Kementrian PU)

- Jalan Tol (PT. Jasa Marga dan Investor Jalan Tol)

5. Manajemen Konstruksi (MK)

- Jalan dan Jembatan (Kementrian PU)

- Jalan Tol (PT. Jasa Marga dan Investor Jalan Tol)

(4)

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Buana Archicon Sumber : PT. Buana Archicon

4.1.4.1 Uraian Pekerjaan 1. Dewan Komisaris

- Mengawasi direksi dalam melaksanakan tugas. 2. Direktur Utama

- Penanggung jawab tertinggi perusahaan - Pengambil keputusan akhir

(5)

3. Direktur

- Membantu direktur utama sesuai bidangnya 4. Management Representatif

- Bertanggung jawab mengawasi penerapan ISO di perusahaan 5. Sekretaris Direksi

- Membantu direksi dalam kesekretariatan seperti mengatur jadwal direksi, pembuatan surat dan filing.

6. Keuangan

- Mengatur anggaran sesuai kebutuhan proyek

- Bertanggung jawab atas hubungan dengan pihak bank - Membuat invoice tagihan

7. Umum

- Mengatur kebutuhan umum perusahaan

- Mengatur masalah perijinan, personil, pengiriman dokumen dan transportasi

8. Bendahara

- Mengatur pembayaran dan penerimaan dana 9. Pajak

- Menghitung dan membayar pajak - Membuat laporan pajak

10. Akuntansi

- Bertanggung jawab atas pencatatan keuangan dan pembukuan

(6)

11. Pemasaran

- Melakukan hubungan dengan pemberi tugas - Membuat proposal

- Membuat pendaftaran tender 12. Budgeting/Monitoring

- Memonitor pelaksanaan proyek dan anggarannya.

4.1.5 Analisis Lima Kekuatan Porter PT. Buana Archicon

Menurut Michael Porter, dalam menganalisis kondisi bisnis perusahaan dapat digunakan lima pendekatan yaitu persaingan antarperusahaan saingan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk pengganti, daya tawar pemasok dan daya tawar konsumen. Berikut ini adalah gambaran secara singkat tentang lima kekuatan porter yang ada dalam PT. Buana Archicon :

Gambar 4.2 Model Lima Kekuatan Porter PT. Buana Archicon Sumber : Diolah oleh peneliti

(7)

4.1.5.1 Persaingan Antarperusahaan Saingan

Akibat kejadian krisis moneter tahun 1998, banyak perusahaan saingan yang sudah gulung tikar. Hanya tersisa sedikit perusahaan yang masih berdiri sampai sekarang. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kekuatan yang cukup seimbang dengan PT. Buana Archicon, karena itu mereka merupakan saingan berat saat ini. Contoh perusahaan yang menjadi pesaing PT. Buana Archicon adalah PT. Cipta Strada dan PT. Dacrea.

4.1.5.2 Potensi Masuknya Pesaing Baru

Saat ini banyak pendatang baru yang memasuki industri ini karena perkembangan infrastruktur sedang meningkat. Daya saing harga menjadi faktor penting untuk memenangkan persaingan. Contoh perusahaan pendatang baru adalah PT. Multi Phi Beta dan PT. Tata Guna Patria.

4.1.5.3 Potensi Pengembangan Produk Pengganti

Dalam bidang jasa konsultansi teknik seperti perusahaan ini pada dasarnya tidak ada produk pengganti. Namun, kemungkinan dalam skala pekerjaan yang tidak terlalu rumit dan sederhana bisa digantikan oleh individual konsultan (konsultan perseorangan).

4.1.5.4 Daya Tawar Pemasok

Supplier PT. Buana Archicon adalah supplier alat tulis kantor dan computer supplies, karena outputnya berupa buku laporan dan buku yang berisi gambar-gambar desain serta soft copy file laporan dan gambar-gambar dalam CD ROM.

(8)

4.1.5.5 Daya Tawar Konsumen

Dalam usaha ini kekuatan tawar menawar konsumen cukup kuat karena banyak perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama. Perusahaan menyadari bahwa kepuasan dan loyalitas pelanggan merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjaga eksistensi perusahaan di dalam dunia usaha. Kepuasan dan loyalitas pelanggan hanya dapat diperoleh dengan memenuhi harapan dan keinginannya.

4.1.6 Analisis Strategi Bisnis PT. Buana Archicon

Dalam merumuskan strategi bisnis PT. Buana Archicon di perlukan beberapa langkah yaitu pengumpulan data dan membuat kerangka perumusan strategi komprehensif. Pengumpulan data yang di butuhkan mengenai lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Kerangka perumusan strategi yang komprehensif terdiri dari beberapa tahap, yaitu Tahap Masukan (Matriks IFE, Matriks CPM dan Matriks EFE), Tahap Pencocokan (Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Strategi Besar) dan Tahap Keputusan (QSPM).

4.2 Tahap Masukan (Input Stage)

4.2.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) 4.2.1.1 Faktor Internal PT. Buana Archicon

Berikut adalah faktor internal PT. Buana Archicon yang didapatkan dari hasil wawancara yang kemudian diolah dan dimasukkan pada tahap ini. Faktor-faktor tersebut adalah faktor kekuatan dan faktor kelemahan perusahaan.

(9)

Tabel 4.1 Faktor-Faktor Kekuatan PT. Buana Archicon

KEKUATAN 1. Pengalaman yang cukup lama.

2. Memiliki modal sendiri.

3. Merupakan perusahaan yang menjadi pionir (perintis) sebagai konsultan yang mengawasi pembangunan jalan tol.

4. Laporan keuangan tahunan perusahaan selalu diaudit oleh akuntan publik. 5. Desain sudah menggunakan program 3D dan simulasi animasi.

6. Sistem pembukuan perusahaan telah menggunakan program akuntansi. 7. Tenaga ahli dengan standard kemampuan yang tinggi.

8. Memiliki beberapa cabang yang tersebar di Indonesia sehigga memudahkan manajemen pelaksanaan di masing-masing daerah. 9. Terbinanya hubungan baik antara para karyawan sehingga terciptanya

keselarasan dalam melaksanakan pekerjaan. Sumber : Diolah oleh Peneliti

1. Pengalaman yang cukup lama

PT. Buana Archicon telah berdiri lebih dari 40 tahun, hal ini membuktikan bahwa perusahaan kompeten dan memiliki kemampuan untuk menjalankan usahanya dengan baik.

2. Memiliki modal sendiri

Ketersediaan modal memudahkan perusahaan untuk menjalankan operasi dan proyek tanpa harus mendapat bantuan dana dari pihak lain.

3. Merupakan perusahaan yang menjadi pionir (perintis) sebagai konsultan yang mengawasi pembangunan jalan tol

PT. Buana Archicon adalah perusahaan nasional pertama yang menjadi pengawas dalam pembangunan jalan tol, yaitu Tol Jagorawi pada tahun 1976. Hal ini meningkatkan nama baik perusahaan karena sampai saat ini tidak ada jalan tol sebaik Tol Jagorawi.

(10)

4. Laporan keuangan tahunan perusahaan selalu diaudit oleh akuntan publik Laporan keuangan PT. Buana Archicon telah diaudit oleh akuntan publik. Audit yang dilakukan oleh akuntan publik adalah standar dari pemerintah.

5. Desain sudah menggunakan program 3D dan simulasi animasi

Desain proyek telah menggunakan program 3D dan simulasi animasi, hal ini sangat membantu untuk memberikan gambaran hasil akhir konstruksi jalan tol.

6. Sistem pembukuan perusahaan telah menggunakan program akuntansi Program akuntansi yang digunakan adalah program MYOB.

7. Tenaga ahli dengan standard kemampuan yang tinggi

PT. Buana Archicon memiliki tenaga ahli yang kompeten dan berpengalaman lama sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidangnya masing-masing.

8. Memiliki beberapa cabang yang tersebar di Indonesia sehigga memudahkan manajemen pelaksanaan di masing-masing daerah

Cabang-cabang yang terletak di beberapa daerah memudahkan proses pelaksanaan proyek, ditambah dengan kantor-kantor proyek yang terletak di beberapa daerah.

9. Terbinanya hubungan baik antara para karyawan sehingga terciptanya keselarasan dalam melaksanakan pekerjaan

Manajemen perusahaan yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik pula. Hubungan komunikasi perusahaan dengan karyawan terbina dengan baik sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan maksimal.

(11)

Tabel 4.2 Faktor-Faktor Kelemahan PT. Buana Archicon

Sumber : Diolah oleh Peneliti

1. Regenerasi pimpinan yang agak terlambat

Regenerasi pimpinan masih agak terlambat karena masih belum mendapatkan pengganti yang memenuhi kriteria dari kalangan pemegang saham.

2. Belum berhasil memenangkan tender internasional

PT. Buana Archicon hampir memenangkan tender internasional di Vietnam, namun gagal karena ada masalah administratif. Pengalaman internasional dapat menjadi point plus yang dilihat bagi pelanggan, karena itu saat ini perusahaan masih terus mencoba untuk memenangkan tender internasional.

3. Kontrol keuangan lapangan masih manual

Kontrol keuangan lapangan tidak menggunakan program khusus, karena hambatan dari tenaga pelaksana yang belum menguasai programnya.

4. Mengandalkan iklan dan undangan tender

Perusahaan tidak melakukan pemasaran dengan brosur dan katalog, hanya iklan dan undangan tender dari pemberi tugas yang menjadi pintu masuk untuk mendapatkan pekerjaan.

KELEMAHAN 1. Regenerasi pimpinan yang agak terlambat.

2. Belum berhasil memenangkan tender internasional. 3. Kontrol keuangan lapangan masih manual.

4. Mengandalkan iklan dan undangan tender.

5. Karena bidang kerja yang spesifik sehingg sulit untuk memasarkan ke bidang kerja lain seperti Cipta Karya dan Pengairan.

6. Belum terbentuknya sistem informasi terpadu antara pusat dan cabang. 7. Belum memiliki website.

8. Kurangnya diberi kesempatan pelatihan personil. 9. Belum mendapatkan sertifikat ISO.

(12)

5. Bidang kerja yang spesifik

Bidang kerja perusahaan PT. Buana Archicon saat ini fokus di bidang Binamarga yaitu pembangunan jalan, jembatan dan jalan tol sehingga sulit untuk memasarkan ke bidang kerja lain seperti Cipta Karya dan Pengairan di kemetrian PU.

6. Belum terbentuknya sistem informasi terpadu antara pusat dan cabang Sistem informasi masih menggunakan email dan soft copy, sehingga menyebabkan informasi yang diperlukan dari pusat ke cabang atau dari cabang ke pusat agak lambat.

7. Belum memiliki website.

Saat ini PT. Buana Archicon masih belum memiliki website. Dengan tidak adanya website perusahaan tidak dapat memasarkan jasanya secara online, penyebaran informasi kepada pelanggan juga terbatas.

8. Kurangnya diberi kesempatan pelatihan personil.

Karena tenaga ahli terus menerus melaksanakan tugas di lapangan sehingga tidak ada waktu untuk melakukan pelatihan.

9. Belum mendapatkan sertifikat ISO.

Sertifikat ISO merupakan salah satu faktor penting untuk memenangkan sebuah tender, karena saat ini di beberapa instansi sertifikat ISO menjadi salah satu syarat untuk mengikuti tender. PT. Buana Archicon sedang dalam proses pembuatan sertifikat ISO.

4.2.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) PT. Buana Archicon

Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) pada PT. Buana Archicon disusuh berdasarkan identifikasi faktor-faktor internal yang mencakup kekuatan dan

(13)

kelemahan perusahaan dengan mengalikan hasil bobot dan peringkat yang telah diperoleh.

Tabel 4.3 Matriks IFE PT. Buana Archicon

No Faktor Internal

Bobot Rating Nilai Kekuatan

1 Pengalaman yang cukup lama. 0.064 4 0.256

2 Memiliki modal sendiri. 0.073 4 0.292

3 Merupakan perusahaan yang menjadi pionir (perintis) sebagai konsultan yang mengawasi pembangunan jalan tol.

0.067 3 0.201

4 Laporan keuangan tahunan perusahaan selalu diaudit oleh akuntan publik.

0.036 3 0.108

5 Desain sudah menggunakan program 3D dan simulasi animasi.

0.027 3 0.081

6 Sistem pembukuan perusahaan telah menggunakan program akuntansi.

0.035 3 0.105

7 Tenaga ahli dengan standard kemampuan yang tinggi.

0.1 4 0.4

8 Memiliki beberapa cabang yang tersebar di Indonesia sehigga memudahkan manajemen pelaksanaan di masing-masing daerah.

0.069 3 0.207

Terbinanya hubungan baik antara para karyawan sehingga terciptanya keselarasan dalam

melaksanakan pekerjaan.

0.061 4 0.244

9 Kelemahan

10 Regenerasi pimpinan yang agak terlambat. 0.072 2 0.144 11 Belum berhasil memenangkan tender

internasional.

0.018 2 0.036

12 Kontrol keuangan lapangan masih manual. 0.023 2 0.046 13 Mengandalkan iklan dan undangan tender. 0.037 2 0.074 14 Karena bidang kerja yang spesifik sehingg sulit

untuk memasarkan ke bidang kerja lain seperti Cipta Karya dan Pengairan.

0.031 1 0.031

15 Belum terbentuknya sistem informasi terpadu antara pusat dan cabang.

0.031 2 0.062

16 Belum memiliki website. 0.054 2 0.108

17 Kurangnya diberi kesempatan pelatihan personil. 0.063 1 0.063

18 Belum mendapatkan sertifikat ISO. 0.14 1 0.14

Total 1 2.52

Sumber : Diolah oleh Peneliti

Dari hasil pengolahan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) diatas didapatkan skor bobot total sebesar 2,52 (melebihi skor rata-rata yaitu 2,5) yang berarti bahwa PT. Buana Archicon berada di posisi internal yang kuat.

(14)

4.2.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) 4.2.2.1 Faktor Eksternal PT. Buana Archicon

Berikut adalah faktor eksternal PT. Buana Archicon yang didapatkan dari hasil wawancara yang kemudian diolah dan dimasukkan pada tahap ini. Faktor-faktor tersebut adalah faktor peluang dan faktor ancaman perusahaan.

Tabel 4.4 Faktor-Faktor Peluang PT. Buana Archicon

PELUANG

1 Membaiknya ekonomi Indonesia sehingga pemerintah mempercepat dan meningkatkan pembangunan infrastruktur.

2

Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perbaikan infrastruktur akibat bencana alam (seperti banjir) yang sering terjadi.

3 Stabilnya iklim politik.

4 Target pembangunan jalan tol meningkat sehingga peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan lagi menjadi besar. 5 Adanya peraturan tentang kenaikan biaya langsung personil /

remunerasi (Billing Rate) konsultan teknik.

6 Perkembangan teknologi dan software terbaru untuk mendesain jalan dan jembatan.

7 Dengan teknologi informasi yang memadai perusahaan dapat menjadi sub-konsultan untuk mendesain bagi perusahaan asing.

8

Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak, sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain yang pengalamannya lebih sedikit.

Sumber : Diolah oleh Penelit

1. Membaiknya perekonomian Indonesia

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang membaik sehingga pemerintah mempercepat dan meningkatkan pembangunan infrastruktur. Hal ini membuka peluang kerja bagi perusahaan.

(15)

2. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perbaikan infrastruktur akibat bencana alam (seperti banjir) yang sering terjadi

Perusahaan sering mendapat pekerjaan di daerah-daerah yang mengalami bencana alam sehingga mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur, contohnya seperti di Aceh dan Padang.

3. Stabilnya iklim politik

Pemerintahan saat ini dalam keadaan baik sehingga dunia usaha bisa berkembang dengan baik.

4. Target pembangunan jalan tol meningkat sehingga peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan lagi menjadi besar

Sekian tahun setelah kejadian krisis moneter pembangunan jalan tol terhenti, namun mulai beberapa tahun terakhir ini pembangunan jalan tol mulai dilaksanakan lagi.

5. Adanya peraturan tentang kenaikan biaya langsung personil / remunerasi (Billing Rate) konsultan teknik

Pendapatan perusahaan akan bertambah karena pendapatan terbesar perusahaan adalah dari selisih antara remunerasi dalam kontrak dan gaji yang diberikan pada personil.

6. Perkembangan teknologi dan software terbaru untuk mendesain jalan dan jembatan

PT. Buana Archicon telah menggunakan program-program desain yang canggih, salah satunya adalah Auto CAD.

(16)

7. Dengan teknologi informasi yang baik dan menggunakan akses internet yang cepat, pengiriman data-data menjadi cepat dan lancar sehingga perusahaan dapat menjadi sub-konsultan untuk mendesain bagi perusahaan asing

Bekerjasama dengan perushaan asing mengharuskan peusahaan untuk bekerja dengan standart yang lebih tinggi. Pengalaman kerja juga akan bertambah.

8. Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak

hal ini memberikan peluang kepada perusahaan karena PT. Buana Archicon telah berpengalaman cukup lama sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain yang pengalamannya lebih sedikit.

Tabel 4.5 Faktor-Faktor Ancaman PT. Buana Archicon

ANCAMAN

1 Pasar bebas akan menyebabkan konsultan internasional bisa mengikuti tender di Indonesia.

2 Meningkatnya tuntutan kesiapan dalam menghadapi era globalisasi dikarenakan pasar global menjadi incaran pelaku dunia usaha.

3 Minat lulusan teknik untuk terjun di bidang konsultansi yang rendah.

4 Peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas (konsumen) yang mensyaratkan untuk memiliki sertifikat ISO.

5 Sulitnya untuk menciptakan divisi geoteknik dan topography karena perlunya persiapan personil, tempat dan peralatan serta fasilitas2 yang terkait membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

Sumber : Diolah oleh Peneliti

1. Pasar bebas akan menyebabkan konsultan internasional bisa mengikuti tender di Indonesia

Banyak perusahaan asing yang sudah bersiap untuk masuk di tender Indonesia, hal ini menyebabkan persaingan semakin tinggi.

(17)

2. Meningkatnya tuntutan kesiapan dalam menghadapi era globalisasi

Perusahaan harus selalu siap dalam menghadapi era globalisasi karena saat ini pasar global menjadi incaran pelaku dunia usaha internasional

3. Minat lulusan teknik untuk terjun di bidang konsultansi yang rendah

Masih sedikit lulusan teknik yang ingin masuk di bidang konsultansi, sehingga agak sulit bagi perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja.

4. Peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas (konsumen) yang mensyaratkan untuk memiliki sertifikat ISO

Saat ini di beberapa instansi pemberi tugas Sertifikat ISO sudah menjadi salah satu syarat untuk mengikuti tender, hal ini menjadi ancaman bagi perusahaan karena beberapa perusahaan pesaing sudah memiliki sertifikat ISO.

5. Sulitnya untuk menciptakan divisi geoteknik dan topography

Divisi geoteknik dan topography selalu dibutuhkan pada saat pembuatan desain, PT. Buana Archicon belum memiliki divisi ini karena perlunya persiapan personil, tempat dan peralatan serta fasilitas-fasilitas yang terkait membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

4.2.2.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT. Buana Archicon Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) pada PT. Buana Archicon disusuh berdasarkan identifikasi faktor-faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman perusahaan dengan mengalikan hasil bobot dan peringkat yang telah diperoleh.

(18)

Tabel 4.6 Matriks EFE PT. Buana Archicon

No. Faktor Eksternal Bobot Rating Nilai

Peluang

1

Membaiknya ekonomi Indonesia sehingga pemerintah mempercepat dan meningkatkan pembangunan

infrastruktur.

0.107 4 0.428

2

Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perbaikan infrastruktur akibat bencana alam (seperti banjir) yang sering terjadi.

0.037 3 0.111

3 Stabilnya iklim politik. 0.073 3 0.219

4

Target pembangunan jalan tol meningkat sehingga peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan lagi menjadi besar.

0.105 4 0.42

5

Adanya peraturan tentang kenaikan biaya langsung personil / remunerasi (Billing Rate) konsultan teknik.

0.174 4 0.696

6

Perkembangan teknologi dan software terbaru untuk mendesain jalan dan jembatan.

0.071 3 0.213

7

Dengan teknologi informasi yang memadai perusahaan dapat menjadi sub-konsultan untuk mendesain bagi perusahaan asing.

0.044 3 0.132

8

Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak, sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain yang

pengalamannya lebih sedikit.

0.105 4 0.42

Ancaman

9

Pasar bebas akan menyebabkan konsultan internasional bisa mengikuti tender di Indonesia.

0.033 2 0.066

10

Meningkatnya tuntutan kesiapan dalam menghadapi era globalisasi

dikarenakan pasar global menjadi incaran pelaku dunia usaha.

0.041 2 0.082

11 Minat lulusan teknik untuk terjun di

bidang konsultansi yang rendah. 0.098 1 0.098

12

Peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas (konsumen) yang mensyaratkan untuk memiliki sertifikat ISO.

0.089 1 0.089

13

Sulitnya untuk menciptakan divisi geoteknik dan topography karena perlunya persiapan personil, tempat dan peralatan serta fasilitas2 yang terkait membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

0.023 2 0.046

Total 1 3.02

(19)

Dari hasil pengolahan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) diatas penulis mendapatkan skor bobot total sebesar 3.02 (melebihi skor rata-rata yaitu 2,5) yang berarti bahwa PT. Buana Archicon secara efektif mampu menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman eksternal.

4.2.3 Matriks Profil Kompetitif (CPM)

4.2.3.1 Faktor Penentu Keberhasilan PT. Buana Archicon

Tabel 4.7 Faktor- Faktor Penentu Keberhasilan Faktor Penentu Keberhasilan

1 SDM

2 Proses Tender 3 Daya Saing Harga 4 Pengalaman Kerja

5

Komunikasi antara karyawan dan atasan yang baik

6 Supply dana tepat waktu 7 Struktur Organisasi Perusahaan 8 Manajemen Proyek yang baik 9 Aplikasi ISO

10

Penetuan Partner dalam Konsorsium secara tepat

(20)

4.2.3.2 Matriks Profil Kompetitif (CPM) PT. Buana Archicon Tabel 4.8 Matriks CPM PT. Buana Archicon

No Faktor Penentu Keberhasilan Bobot PT. Buana Archicon PT. Cipta Strada PT. Dacrea Rating Nilai Rating Nilai Rating Nilai

1 SDM 0.16 4 0.62 4 0.62 3 0.47 2 Proses Tender 0.12 3 0.36 3 0.36 2 0.24 3 Daya Saing Harga 0.1 3 0.3 2 0.2 2 0.2 4 Pengalaman Kerja 0.11 4 0.44 3 0.33 3 0.33 5 Komunikasi antara karyawan dan atasan yang baik 0.06 2 0.12 3 0.18 2 0.12 6 Supply dana tepat waktu 0.08 2 0.15 2 0.15 2 0.15 7 Struktur Organisasi Perusahaan 0.06 3 0.19 3 0.19 2 0.19 8 Manajemen Proyek yang baik 0.1 4 0.39 4 0.39 3 0.29 9 Aplikasi ISO 0.13 4 0.52 4 0.52 3 0.39 10 Penetuan Partner dalam Konsorsium secara tepat 0.09 1 0.09 1 0.09 1 0.09 Total 3.188 3.04 2.47

Sumber : Diolah oleh Peneliti

Dari hasil pengolahan Matriks Profil Kompetitif (CPM) di atas maka menunjukkan bahwa PT. Buana Archicon berada pada urutan pertama dengan angka olahan sebesar 3,188 kemudian pada urutan kedua di peroleh oleh PT. Cipta Strada sebesar 3,038 dan urutan terakhir adalah PT. Dacrea sebesar 2.472. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Buana Archicon berada dalam posisi kompetitif yang kuat.

(21)

4.3 Tahap Pencocokan (Matching Stage) 4.3.1 Matriks SWOT

Tabel 4.9 Matriks SWOT PT. Buana Archicon Matriks SWOT PT. Buana Archicon

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

1. Pengalaman yang cukup lama.

1. Regenerasi pimpinan yang agak terlambat.

2. Memiliki modal sendiri. 2. Belum berhasil memenangkan tender internasional. 3. Merupakan perusahaan

yang menjadi pionir (perintis) sebagai konsultan yang mengawasi

pembangunan jalan tol.

3. Kontrol keuangan lapangan masih manual.

4. Laporan keuangan tahunan perusahaan selalu diaudit oleh akuntan publik.

4. Mengandalkan iklan dan undangan tender.

5. Desain sudah

menggunakan program 3D dan simulasi animasi.

5. Karena bidang kerja yang spesifik sehingg sulit untuk memasarkan ke bidang kerja lain seperti Cipta Karya dan Pengairan.

6. Sistem pembukuan perusahaan telah menggunakan program akuntansi.

6. Belum terbentuknya sistem informasi terpadu antara pusat dan cabang. 7. Tenaga ahli dengan

standard kemampuan yang tinggi.

7. Belum memiliki website.

8. Memiliki beberapa cabang yang tersebar di Indonesia sehigga memudahkan manajemen pelaksanaan di masing-masing daerah. 8. Kurangnya diberi kesempatan pelatihan personil. 9. Terbinanya hubungan baik antara para karyawan sehingga terciptanya keselarasan dalam melaksanakan pekerjaan.

9. Belum mendapatkan sertifikat ISO.

PELUANG (O) Strategi SO Strategi WO

1. Membaiknya ekonomi Indonesia sehingga pemerintah mempercepat dan meningkatkan pembangunan infrastruktur.

(22)

2. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perbaikan infrastruktur akibat bencana alam (seperti banjir) yang sering terjadi.

1. Memanfaatkan perkembangan teknologi yang pesat sehingga memudahkan proses desain. (S5, O6)

- Pengembangan Produk

2. Memiliki tenaga ahli yang kompeten sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan untuk bekerjasama dengan perusahaan asing. (S7, O7) - Pengembangan Produk

1. Tingkatkan kualitas kerja karyawan dengan melakukan pelatihan agar dapat

mengimbangi target pembangunan infrastruktur. (W8, O1,O4)

- Pengembangan Produk

2. Memanfaatkan teknologi untuk menciptakan website untuk melakukan pemasaran. (W4, W7, O6) - Penetrasi Pasar 3. Stabilnya iklim politik. 4. Target pembangunan jalan tol meningkat sehingga peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan lagi menjadi besar. 5. Adanya peraturan tentang kenaikan biaya langsung personil / remonerasi (Billing Rate) konsultan teknik. 6.Perkembangan teknologi dan software terbaru untuk

mendesain jalan dan jembatan.

7.Dengan teknologi informasi yang memadai perusahaan dapat menjadi sub-konsultan untuk mendesain bagi perusahaan asing. 8.Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak, sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain yang

pengalamannya lebih sedikit.

ANCAMAN (T) Strategi ST Strategi WT

1. Pasar bebas akan menyebabkan

konsultan internasional bisa mengikuti tender di Indonesia.

1. Perusahaan perlu mempersiapkan sertifikat ISO untuk menghadapi ancaman pasar bebas. (S7,S8, T1)

- Pengembangan Pasar

2. Menciptakan divisi geoteknik dan topography agar mengurangi biaya outsourcing (S2, W5) - Diversifikasi Terkait

1. Mulai melakukan persiapan sertifikat ISO untuk meningkatkan daya saing dan melengkapi persyaratan tender (W9, T4)

- Penetrasi Pasar

2. Tingkatkan kesempatan untuk pelatihan personil agar siap dalam menghadapi persaingan pasar bebas (W8, T1, T2)

- Pengembangan Produk 2. Meningkatnya

tuntutan kesiapan dalam menghadapi era globalisasi dikarenakan pasar global menjadi incaran pelaku dunia usaha.

(23)

3. Minat lulusan teknik untuk terjun di bidang konsultansi yang rendah. 4. Peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas (konsumen) yang mensyaratkan untuk memiliki sertifikat ISO. 5.Sulitnya untuk menciptakan divisi geoteknik dan topography karena perlunya persiapan personil, tempat dan peralatan serta fasilitas2 yang terkait membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

Sumber : Diolah oleh Peneliti

Alternatif strategi yang di hasilkan melalui analisis matriks SWOT diatas antara lain strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan produk, strategi pengembangan pasar dan strategi diversifikasi terkait.

4.3.2 Matriks Internal Eksternal (IE)

Matriks IE bertujuan untuk mendapatkan suatu strategi bisnis dengan mengacu kepada total score dari Matriks IFE dan Matriks EFE perusahaan. Berdasarkan Matriks IFE, PT. Buana Archicon memperoleh nilai 2.52 dan nilai 3.02 pada Matriks EFE.

(24)

Gambar 4.3 Matriks IE PT. Buana Archicon Sumber : Diolah oleh Peneliti

Pada matriks IE, PT. Buana Archicon berada dalam sel II, dengan total nilai IFE sebesar 2,52 dan total nilai EFE sebesar 3,02. Perusahaan yang masuk dalam sel II merupakan perusahaan yang berada dalam kondisi tumbuh dan mengembangkan, maka alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PT. Buana Archicon adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal.

(25)

4.3.3 Matriks Strategi Besar (Grand Stratgey Matrix)

Gambar 4.4 Matriks Strategi Besar PT. Buana Archicon Sumber : Diolah oleh Peneliti

Berdasarkan Matriks Grand Strategy dapat di ketahui posisi PT. Buana Archicon berada pada kudran I. Hal ini dikarenakan perusahaan berada pada industri yang memiliki pertumbuhan pasar yang cepat dan memiliki posisi bersaing yang cukup kuat. Anggaran belanja Kementrian Pekerjaan Umum mengalami peningkatan sebesar 25,6% tiap tahunnya yang menunjukkan bahwa perusahaan berada di posisi pertumbuhan pasar yang cepat.

PT. Buana Archicon memiliki posisi bersaing yang cukup kuat di industri ini, hal ini dilihat berdasarkan hasil analisis dari matriks CPM (Competitive Profile Matriks), dimana perusahaan memiliki nilai total sebesar 3,188 (lebih tinggi dari nilai tengah yaitu 2,50), karena itu dapat disimpulkan PT. Buana Archicon memiliki daya saing yang cukup baik.

(26)

Strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal dan diversifikasi terkait merupakan alternatif strategi yang paling tepat untuk perusahaan yang berada pada kuadran I.

4.4 Tahap Keputusan (Decission Stage)

4.4.1 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

Dalam menyusun Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif ini terdapat beberapa faktor yang tidak memiliki nilai daya tarik (AS) pada suatu strategi, akan tetapi terdapat nilai daya tarik (AS) pada strategi lain pada faktor yang sama. Hal itu di sebabkan karena faktor tersebut tidak memiliki hubungan atau pengaruh sama sekali dengan strategi yang dipilih, maka faktor tersebut tidak diberikan nilai daya tarik (AS). Sebaliknya, jika faktor tersebut memiliiki hubungan atau pengaruh maka faktor tersebut di berikan nilai daya tarik antara 1 sampai 4, yang menyatakan bahwa 1=tidak menarik, 2=agak menarik, 3=cukup menarik dan 4=sangat menarik. Berikut adalah data alternatif strategi yang telah dibuat dan diwawancara dengan direktur utama perusahaan.

Tabel 4.10 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

No Faktor-faktor Utama Bobot Penetrasi

Pasar Pengembangan Pasar Peningkatan kualitas kerja karyawan dengan melakukan pelatihan

AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan

1 Pengalaman yang cukup lama.

0,06 3 0,19 4 0,26 1 0,06

(27)

3 Merupakan perusahaan yang menjadi pionir (perintis) sebagai konsultan yang mengawasi

pembangunan jalan tol.

0,07 3 0,2 2 0,13 1 0,07

4 Laporan keuangan tahunan perusahaan selalu diaudit oleh akuntan publik.

0,04 3 0,11 2 0,07 1 0,04

5 Desain sudah menggunakan program 3D dan simulasi animasi. 0,03 2 0,05 3 0,08 1 0,03 6 Sistem pembukuan perusahaan telah menggunakan program akuntansi. 0,04 2 0,07 3 0,11 1 0,04

7 Tenaga ahli dengan standard kemampuan yang tinggi.

0,1 3 0,3 2 0,2 1 0,1

8 Memiliki beberapa cabang yang tersebar di Indonesia sehigga memudahkan manajemen pelaksanaan di masing-masing daerah.

0,07 3 0,21 2 0,14 1 0,07

9 Terbinanya hubungan baik antara para karyawan sehingga terciptanya keselarasan dalam melaksanakan pekerjaan.

0,06 3 0,18 2 0,12 1 0,06

Kelemahan

1 Regenerasi pimpinan yang agak terlambat. 0,07 3 0,22 2 0,14 1 0,07 2 Belum berhasil memenangkan tender internasional. 0,02 2 0,04 3 0,05 1 0,02

3 Kontrol keuangan lapangan masih manual.

0,02 3 0,07 2 0,05 1 0,02

4 Mengandalkan iklan dan undangan tender.

0,04 3 0,11 2 0,07 1 0,04

5 Karena bidang kerja yang spesifik sehingg sulit untuk memasarkan ke bidang kerja lain seperti Cipta Karya dan Pengairan.

0,03 2 0,06 1 0,03 3 0,09

6 Belum terbentuknya sistem informasi terpadu antara pusat dan cabang.

0,03 3 0,09 2 0,06 1 0,03

7 Belum memiliki website. 0,05 2 0,11 4 0,22 1 0,05

8 Kurangnya diberi kesempatan pelatihan personil. 0,06 2 0,13 1 0,06 3 0,19 9 Belum mendapatkan sertifikat ISO. 0,14 2 0,28 3 0,42 1 0,14 Jumlah 1 Peluang 1 Membaiknya ekonomi Indonesia sehingga pemerintah mempercepat 0,11 4 0,43 2 0,21 1 0,11

(28)

dan meningkatkan

pembangunan infrastruktur. 2 Meningkatnya kebutuhan

masyarakat akan perbaikan infrastruktur akibat bencana alam (seperti banjir) yang sering terjadi.

0,04 3 0,11 2 0,07 1 0,04

3 Stabilnya iklim politik. 0,07 4 0,29 3 0,22 1 0,07

4 Target pembangunan jalan tol meningkat sehingga peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan lagi menjadi besar.

0,11 3 0,32 2 0,21 1 0,11

5 Adanya peraturan tentang kenaikan biaya langsung personil / remunerasi (Billing Rate) konsultan teknik.

0,17 3 0,52 1 0,17 2 0,35

6 Perkembangan teknologi dan software terbaru untuk mendesain jalan dan jembatan.

0,07 3 0,21 2 0,14 1 0,07

7 Dengan teknologi informasi yang memadai perusahaan dapat menjadi

sub-konsultan untuk mendesain bagi perusahaan asing.

0,04 2 0,09 4 0,18 1 0,04

8 Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak, sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain yang pengalamannya lebih sedikit.

0,11 3 0,32 2 0,21 1 0,11

Ancaman

1 Pasar bebas akan menyebabkan konsultan internasional bisa mengikuti tender di Indonesia. 0,03 2 0,07 4 0,13 1 0,03 2 Meningkatnya tuntutan kesiapan dalam

menghadapi era globalisasi dikarenakan pasar global menjadi incaran pelaku dunia usaha.

0,04 2 0,08 3 0,12 1 0,04

3 Minat lulusan teknik untuk terjun di bidang konsultansi yang rendah.

(29)

4 Peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas (konsumen) yang mensyaratkan untuk memiliki sertifikat ISO.

0,09 3 0,27 2 0,18 1 0,09

5 Sulitnya untuk menciptakan divisi geoteknik dan topography karena perlunya persiapan personil, tempat dan peralatan serta fasilitas2 yang terkait membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

0,02 2 0,05 1 0,02 3 0,07

Jumlah Total Nilai Daya Tarik 1.00 5,601 4,51 2,41

Sumber : Diolah oleh Peneliti

4.4.2 Analisis Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

Berdasarkan hasil analisis melalui Matriks Perencanaan Strategi Kuantitaif (QSPM), yang merupakan tahapan terakhir dalam kerangka penyusunan strategi yang komprehensif, yakni tahap keputusan, diperoleh hasil bahwa Strategi Penetrasi Pasar merupakan strategi yang paling menarik untuk diterapkan oleh PT. Buana Archicon. Hal ini dapat dilihat dari analisis diatas bahwa Strategi Penetrasi Pasar memiliki total nilai daya tarik sebesar 5,601. Nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan total nilai daya tarik untuk dua strategi lainnya. Karena itu, dari tiga alternatif strategi yang sesuai untuk diterapkan, alternatif strategi terbaik untuk PT. Buana Archicon dalam menghadapi persaingan adalah strategi Penetrasi Pasar. Strategi Penetrasi Pasar cocok untuk diterapkan oleh perusahaan karena pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan jalan tol sedang meningkat beberapa tahun terakhir.

Pada analisis Matriks Profil Kompetitif (CPM) diketahui bahwa PT. Buana Archicon memiliki posisi bersaing yang cukup kuat dalam industri ini, seperti yang di indikasikan dengan total nilai sebesar 3,188. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan dua perusahaan pesaingnya. Pertumbuhan pasar industri ini berada di posisi

(30)

pertumbuhan pasar yang cukup cepat. Hal ini dapat dilihat pada analisis Matriks Strategi Besar yang menunjukkan bahwa anggaran belanja Kementrian Pekerjaan Umum mengalami peningkatan rata-rata sebesar 25,6% tiap tahunnya sejak tahun 2009-2013. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada di posisi pertumbuhan pasar yang cepat.

4.4.3 Implikasi Strategi Bisnis pada PT. Buana Archicon

Kondisi pemasaran perusahaan saat ini cenderung bersifat konservatif dan defensif sehingga perlu dikembangkan dengan pola yang lebih modern dan agresif. Hal ini perlu menjadi perhatian dalam penyusunan strategi pemasaran kedepan. Untuk menerapkan strategi Penetrasi Pasar, perlu dilakukan upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi Pasar meliputi peningkatan pengeluaran untuk iklan dan pelipatgandaan upaya-upaya pemasaran, contohnya dengan meningkatnya pembangunan jalan tol yang dilaksanakan oleh perusahaan investor jalan tol yang ditunjuk oleh pemerintah maka PT. Buana Archicon dapat langsung memperkenalkan diri dengan mengirimkan surat perkenalan dan company profile. Beberapa alternatif tindakan dalam mengimplementasikan strategi penetrasi pasar bagi PT. Buana Archicon antara lain :

- Meningkatkan anggaran iklan seperti pembuatan website sebagai media informasi dan pemasaran. Perusahaan perlu mempersiapkan tim pemasaran yang bertugas untuk memasarkan jasanya khususnya melalui website dengan meng-upload informasi-informasi mengenai perusahaan. Dengan adanya website, pelanggan akan mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi mengenai jasa yang ditawarkan.

- Melakukan presentasi di instansi-instansi pemerintah dan swasta yang memerlukan jasa konsultan engineering.

(31)

- Meningkatkan kualitas dalam pelayanan agar dapat menjaga hubungan dengan pelanggan. Apabila ada masukan atau keluhan dari pemberi tugas cepat direspon.

- Memanfaatkan pertumbuhan pasar yang cepat.

- Dengan adanya kenaikan standar Billing Rate oleh pemerintah diharapkan perusahaan dapat merekrut dan melatih para insinyur-insinyur teknik yang baru lulus. Serta para engineer senior yang sempat berpindah profesi pada saat terjadi krisis moneter dapat kembali ke industri konstruksi, hal ini dilakukan agar dapat menyeimbangi pembangunan insfrastrukstur yang terus meningkat. - Mempersiapkan sertifikat ISO untuk dapat bertahan dan memenangkan

persaingan ditingkat nasional dan global, sehingga dapat memasarkan bidangnya ke wilayah yang lebih luas.

- Menjalin kerja sama yang baik dengan perusahaan-perusahaan sejenis agar dapat mengerjakan proyek yang lebih besar.

- Meyakinkan kepada konsumen bahwa perusahaan selalu memberikan kualitas jasa yang terbaik, beroperasi dengan efektif dan efisien untuk menghasilkan produk bermutu tinggi secara konsisten.

Dengan adanya strategi ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasarnya dan mendapat keuntungan dari implementasi yang baik dan benar. Posisi saat ini perusahaan mempunyai beberapa faktor yang menguntungkan untuk dapat dilaksanakannya strategi penetrasi pasar yaitu banyaknya pengalaman perusahaan, dukungan pemodalan yang cukup, tenaga manajemen perusahaan dan engineer yang berpengalaman dan yang paling penting adalah nama baik perusahaan di bidang jasa konsultansi teknik yang sudah berdiri selama 41 tahun dengan menjaga kualitas jasa, menjaga hubungan baik dengan pemberi tugas dan pengalaman dalam bekerjasama

(32)

dalam bentuk konsorsium dengan perusahaan konsultan teknik internasional dan nasional dapat menjadi faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan strategi ini. Agar pelaksanaan strategi penetrasi pasar dapat memberikan hasil yang baik maka perusahaan perlu menyusun konsep dan strategi yang menggambarkan langkah-langkah dan tahapan yang harus dilakukan dengan melibatkan semua unsur-unsur dalam perusahaan seperti bidang pemasaran, bidang teknik, bidang keuangan dan umum serta manajemen representatif agar mendapat masukan dari semua unsur dalam perusahaan.

Dalam penyusunan konsep dan strategi penetrasi pasar kedepan juga perlu memasukkan strategi ke kawasan ASEAN, hal ini untuk memanfaatkan Open Asean Community yang akan di mulai pada tahun 2015. Perusahaan dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam berkonsorsium dengan perusahaan konsultan teknik internasional yaitu pengalaman dalam merekrut tenaga ahli dengan standart internasional dan penyusunan proposal teknik dalam bahasa inggris.

Open Asean Community sebagai komunitas perdagangan terbuka juga dapat menjadi ancaman dengan masuknya perusahan-perusahaan sejenis dari negara lain ASEAN ke Indonesia, namun hal ini dapat diatasi apabila perusahaan dikelola dengan baik dengan menerapkan standart manajemen internasional (ISO), memanfaatkan tingkat imbalan jasa engineer yang lebih baik dan efisiensi kerja karena sudah lama beroperasi di dalam negeri sehingga dapat lebih mempunyai daya saing yang lebih baik.

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Buana Archicon  Sumber : PT. Buana Archicon
Gambar 4.2 Model Lima Kekuatan Porter PT. Buana Archicon          Sumber : Diolah oleh peneliti
Tabel 4.2 Faktor-Faktor Kelemahan PT. Buana Archicon
Tabel 4.3 Matriks IFE PT. Buana Archicon
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Strategi penetrasi pasar yang memiliki TAS sebesar 6,76 yang berarti perusahaan perlu untuk melakukan penempatan produksinya ke pangsa pasar yang paling menarik

tepat untuk perusahaan yang berada pada kuadran II adalah Strategi Pengembangan pasar, Penetrasi pasar,. pengembangan produk, integrasi horizontal, divestasi

Strategi priotitas pada posisi ini adalah strategi defensif yang meliputi; pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, dan integrasi (kedepan, kebelakang,

Dari hasil akhir penelitian tersebut terdapat kesimpulan bahwa strategi penetrasi pasar adalah strategi yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan agar dapat

Strategi penetrasi pasar adalah strategi bagaimana perusahaan dapat mendalami pasar yang sudah ada saat ini, yaitu dapat dilakukan dengan cara melihat selera

Hasil analisis faktor internal dan eksternal perusahaan menunjukan posisi Giant Botani Square berada pada kuadran V yaitu pertahankan dan pelihara strategi penetrasi

Penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang efektif bagi PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel dengan memenuhi pedoman bahwa pasar saat ini belum jenuh

Analisis Five Forces Porter digunakan untuk melihat lima kekuatan industri yang dapat mempengaruhi strategi perusahaan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif