39 4.1 Profil STA Travel
PT Aviation Indonesia Travel Service (AITS), anggota dari PT. AVS Indonesia, bagian dari kelompok perusahaan pelayanan GSA atau General Sales Agent. STA Travel adalah bagian daripada PT Aviation Indonesia Travel Service.
4.1.1 Logo, Sejarah dan Perkembangan
Gambar 4.1 Logo Perusahaan (PT. Aviation Indonesia Travel Service)
Berkantor pusat di Singapura, Aviation Service Group (AVS) memiliki lebih dari 25 mitra maskapai penerbangan. Aviation Service Group memiliki kantor di 8 negara dan beberapa kantor asosiasi lainnya di seluruh Asia. Dengan lebih dari 17 tahun pengalaman dalam Pelayanan Penumpang dan penjualan pada Cargo, pelayanan yang diberikan oleh Aviation Service Group adalah kualitas terjamin dan berdedikasi. Berbagai mitra Aviation Service Group selama bertahun-tahun dapat mengkonfirmasi hal ini. Dengan kantor di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Taiwan, dan China, PT AVS Indonesia memiliki sinergi jaringan yang mampu memberikan dukungan yang kuat untuk klien di seluruh wilayah. Afiliasi perusahaan terdapat di India, Korea Selatan dan Filipina yang memperpanjang jangkauan kami di pasar regional dan global.
Untuk memenuhi permintaan dari perusahaan, kelompok anggota GSA, PT AVS Indonesia telah memperluas peluang bisnis mereka dengan mendirikan divisi baru, PT Aviation Indonesia Travel Service (AITS) yang juga telah ditunjuk sebagai Travel STA di Indonesia. STA Travel lebih dikhususkan untuk pasar mahasiswa.
STA Travel inilah yang akan dibahas dan penulis teliti lebih lanjut strategi bisnis nya. STA Travel dapat dikatakan sebagai anak perusahaan atau unit kerja daripada PT. Aviation Indonesia Travel Service tersebut. STA Travel banyak memberikan solusi bagi para pelajar khususnya yang ingin melanjutkan pendidikan nya ke luar negeri atau hanya sekedar ingin berlibur, dikarenakan mereka dapat memberikan potongan harga tiket sampai dengan 50 persen yang pastinya akan lebih murah bila dibandingkan membeli di tempat lain.
4.1.2 STA Travel Services
Fokus pada produk mahasiswa STA antara lain tiket pesawat, Tours & Transfers, Akomodasi (Hotel / Hostel), Rail Passes (tiket kereta), kursus bahasa, Kartu ISIC (International Student Identity Card), dll. STA Travel juga bekerja sama dengan perusahaan penerbangan terkemuka luar negeri, antara lain :
Airlines / Passenger: - Emirates
- Qatar Airways - Etihad Airways - Turkish Airlines - Austrian Airlines - Air Mauritius - Air Astana - Cebu Pacific - FinnAir - Hahn Air
- King Fisher Airlines Airlines / Cargo : - Air Astana - Air New Zealand - Continental Airlines - Qatar Airways Cruise : - Princess Cruise - Cunard 4.1.3 Visi Perusahaan
Bridging you face to face to the world. Membawa customer bertatap muka dengan dunia.
4.1.4 Misi Perusahaan
Mempunyai produk dengan harga yang kompetitif dengan kualitas yang terbaik.
Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT. Aviation Indonesia Travel Service Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Uraian Pekerjaan
• Director
Tugas utamanya adalah :
1. Mengawasi jalannya perusahaan
2. Mengkoordinasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam perusahaan.
Director
Sales & Marketing Excecutive
Operational Manager
Non Operational
Sales
Ticketing andReservation Staff
Cruise
Finance and Accounting Personnel and General Affair
Messanger
Secretary
Driver
UAE Visa and Hong Kong Tourism Board
3. Mengambil keputusan mengenai hal yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan.
4. Bertindak atas nama perusahaan dalam hubungannya dengan pihak luar dan juga untuk keputusan perusahaan.
5. Membuat rencana jangka panjang serta mengambil keputusan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan
• Seketaris
Tugas utamanya adalah :
1. Membantu Board of Directors. 2. Membuat notulen rapat.
3. Mengatur jadwal Board of Directors.
• Sales and Marketing Excecutive Tugas utamanya adalah :
1. Merencanakan strategi pemasaran untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas.
2. Bertanggung jawab terhadap Board of Directors.
3. Memperkenalkan produk dan jasa STA Travel kepada masyarakat dengan promosi atau iklan.
4. Mencari partner kerja dengan perusahaan.
5. Membina hubungan yang baik dengan perusahaan lain.
6. Membuat kontrak – kontrak pada hotel, restoran, pengusaha objek wisata, Airlines, Hotel, dan fasilitas pengunjung lainnya.
• Sales
Tugas utamanya :
1. Bertanggung jawab secara keseluruhan atas penjualan yang dilakukan. 2. Menjamin kelancaran penjualan baik secara administrasi
• Cruise and Hong Kong Tourism Board
Tugas Utama nya:
Staff pada bagian ini cukup memiliki pekerjaan yang rangkap, yaitu:
- Memperkenalkan perusahaan-perusahaan Cruise yang bekerjasama dengan STA Travel, dan menjual nya langsung kepada pelanggan atau customer.
- Memperkenalkan Hong Kong sebagai destinasi wisata yang menarik kepada masyarakat, karena STA Travel ditunjuk langsung menjadi Representative dari Hong Kong Tourism Board di Indonesia.
- Mengatur pelayanan permintaan aplikasi visa UAE untuk penumpang Etihad Airways yang ingin mengunjungi Negara UAE.
• Ticketing and Reservation Staff
Tugas utama nya adalah:
Melayani dan menjual produk atau lebih tepatnya tiket pesawat kepada setiap pelanggan yang datang langsung ke kantor maupun via telepon.
• Operational Manager
Tugas utamanya :
1. Membantu tugas – tugas Board of Directors.
2. Bertanggung jawab langsung kepada Board of Directors.
3. Membawahi langsung divisi Finance & Accounting, Personnel &
General Affair.
• Finance & Accounting Tugas utamanya :
1. Mengatur sistem pembukuan terhadap semua transaksi yang ada. 2. Membuat laporan cash flow secara periodik.
• Personnel & General Affair Tugas utamanya :
1. Mempersiapkan serta meninjau ulang rencana untuk kebutuhan tenaga kerja.
2. Untuk mengembangkan, mengatur, dan memonitor struktur upah. 3. Mengevaluasi performa karyawan secara periodik dan
memberikan nasihat untuk pengembangan.
• Messanger
Tugas utamanya adalah :
1. Melakukan pengiriman dokumen.
4.1.6 Analisis Persaingan Model 5 Kekuatan Porter
Ancaman pemain baru
Daya daya Tawar tawar Pembeli pemasok Ancaman Produk, atau jasa subtitusi
Gambar 4.4 Gambar Persaingan 5 model Kekuatan STA Travel Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Pemain Baru: Munculnya pemain-pemain baru. - Sam Travel - HR Travel Kekuatan Pemasok: -Hostelworld -Airlines -Rail Europe Kekuatan Pembeli: Yang menjadi kekuatan pembeli STA Travel : Calon pelajar international Produk Pengganti: Adapun ancaman produk pengganti: -Agen-agen penjual voucher hotel, Tour, dll -Biro jasa pengurusan passport, visa
-Penjualan tiket
langsung dari pemasok. Persaingan Industri:
Yang menjadi persaingan industri STA Travel: Panorama Tours, Dwidaya, AntaVaya, Smailling Tour
Kondisi Perusahaan akan dijelaskan menggunakan 5 elemen kekuatan dalam industri dari Michael E. Porter :
1. Pemain Baru
Saat ini sering muncul pemain baru yang bergerak di bidang yang sama. Adapun pemain baru :
• SAM Tour & Travel • HR Tour & Travel
Dalam era globalisasi ancaman datang bukan hanya pendatang baru dari dalam negeri tetapi juga ancaman pendatang baru dari luar negeri.
• Ancaman pendatang baru semakin besar karena tidak ada atau relatif kecil hambatan – hambatan yang membatasi perusahaan baru untuk masuk.
• Pendatang baru dari luar negri yang telah lama membangun bisnisnya mampu memberikan pelayanan kepada pelanggan yang lebih baik dengan menggunakan media internet.
2. Kekuatan Pemasok
Banyaknya Pemasok bahan baku bagi STA Travel sehingga menyebabkan kekuatan daya tawar menawar dari pemasok menjadi kuat. STA Travel memiliki beberapa pemasok yang mendukung pemasaran dan penjualan serta pelayanan :
• Abacus yang memasok kebutuhan segala jenis reservasi penerbangan seluruh dunia.
• Hostelworld memasok kebutuhan untuk memesan hotel.
• Rail Europe yang memasok kebutuhan perjalanan kereta di benua Eropa • Airlines-airlines yang menjadi partner usaha kami yang menyediakan tiket hampir ke seluruh penjuru dunia
3. Daya Tawar Pembeli
Banyaknya industri travel yang bergerak di bidang yang sama dengan STA Travel, maka menimbulkan kekuatan daya tawar menawar yang kuat bagi pembeli karena tersedianya berbagai pilihan jasa dengan harga yang kompetitif, kualitas yang setara, serta promosi yang lebih baik. Sedangkan yang menjadi pembeli bagi produk STA Travel adalah pelanggan yang membutuhkan tiket murah untuk ke eropa khususnya bagi pelajar yang melanjutkan pendidikan nya ke luar negeri khususnya eropa.
4. Produk Pengganti
Dengan adanya produk pengganti merupakan ancaman yang cukup besar bagi STA Travel, yaitu :
• Agen – agen penjual voucher hotel • Biro jasa pengurusan passport dan visa
• Penjualan tiket langsung dari pihak pemasok (Airlines Reservation Office)
Peluang adanya pengganti produk / jasa yang ditawarkan semakin besar karena :
• Model bisnis STA Travel sangat bergantung pada pemasok, dimana dari pihak pemasok juga dapat menjual produk / jasanya secara langsung kepada pelanggan ( direct selling ) seperti tiket pesawat, Cruise dan voucher hotel.
5. Pesaing Sesama Industri
Banyaknya industi travel yang bergerak dalam bisnis yang sama baik, dapat menjadi ancaman yang serius bagi STA Travel.
Terdapat beberapa pesaing yang bergerak di bidang sama :
• Panorama Tour & Travel yang terdapat di Jl. K.H. Hasyim Ashari 125. • Dwidaya Tour yang terdapat di Jl. Hayam Wuruk No.1
Persaingan yang tajam antara para pesaing dikarenakan oleh beberapa faktor seperti:
• Jumlah pesaing di Indonesia terlalu banyak dan kurang lebih setara dalam hal ukuran dan kekuatan.
• Jenis layanan cenderung tertuju pada pangsa pasar yang sama, yaitu menengah dan atas.
• Produk / jasa yang ditawarkan tidak terdiferensiasi / tidak membutuhkan biaya pengalihan sehingga pembeli tidak akan terikat pada suatu perusahaan dan mudah untuk pindah melakukan transaksi di perusahaan lainnya
4.2 Tahap Masukan (Input Stage)
Tahap masukan (input stage) terdiri dari matriks IFE, matriks EFE, dan matriks CPM. Data matriks IFE dan EFE didapatkan dari SWOT STA Travel yang didapat melalui wawancara dan kuesioner oleh lima pihak internal perusahaan PT. Aviation Indonesia Travel Service, sedangkan data matriks CPM didapatkan dari kuesioner yang diisi oleh lima pihak internal perusahaan PT. Aviation Indonesia Travel Service.
4.2.1 Matriks IFE
4.2.1.1 Identifikasi Lingkungan Internal
Berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor kekuatan internal perusahaan :
Tabel 4.1 Rekapitulasi Faktor Kekuatan STA Travel No. Faktor Kekuatan STA Travel
1. Harga produk yang memberikan diskon atau harga khusus kepada anggota ISIC
2. Media online atau social yang baik
3. Memiliki konsep (business model) yang jelas
4. Kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan penerbangan 5. Perlindungan terhadap karyawan (asuransi)
Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Produk yang dimaksudkan disini dikhususkan untuk tiket penerbangan. Dengan sebuah membership card atau kartu berlangganan ISIC (International Student Identity Card), maka para pelajar berusia di bawah 26 tahun, termasuk di dalamnya lecturer (pengajar) yang masih berada di usia di bawah 26 tahun dapat memakai kartu ini untuk membeli tiket pesawat di STA Travel dengan diskon sampai 50 persen. Yang pastinya menjadi kekuatan bagi STA Travel dibandingkan dengan perusahaan atau biro perjalanan wisata lainnya dalam penjualan tiket pesawat. Ada pula penawaran menarik dari STA Travel dengan kartu ISIC adalah, bebasnya booking fee untuk pemesanan kamar atau akomodasi melalui beberapa website yang biasa nya membebankan kurang lebih 2-5 dolar amerika. Cukup menarik perhatian para pelancong muda yang ingin bepergian dengan diskon biaya pemesanan untuk akomodasi nya. Salah satu contohnya adalah www.hostelworld.com, website pemesanan akomodasi terbesar di dunia.
2. Media online / social yang baik
STA Travel memfokuskan pasarnya untuk kalangan mahasiswa, namun tidak menutup kemungkinan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat yang ingin bepergian dengan harga yang lebih murah. Namun aka nada diskon yang lebih banyak bagi mereka yang memiliki kartu ISIC tersebut. Dikarenakan mahasiswa yang menjadi pasar atau tolok ukur nya, maka media online atau social yang baik dan bagus menjadi hal penting bagi STA Travel. Dapat dilihat dari website nya di www.statravel.com, banyak penawaran produk-produk yang menarik, mulai dari:
- Tiket pesawat
- Tiket Cruise
- Paket wisata / Land Arrangement (khususnya di Eropa)
- Rail Passes (Pass untuk kereta di Jepang dan benua Eropa)
- Adventure Tour
- Akomodasi (Hotel, Hostel)
Selain website, STA Travel juga mengembangkan media promosi nya melalui media social. Pada twitter contohnya, mereka memiliki akun dengan promosi-promosi dan informasi-informasi penting melalui akun @studentfares.
Konsep yang jelas daripada PT Aviation Indonesia Travel Service sebagai perusahaan yang ditunjuk sebagai wakil atau representative di Indonesia membuat STA Travel dapat lebih diakui di luar negeri khususnya di Negara-negara Eropa yang banyak memiliki mitra usaha dengan STA Travel.
4.Kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan penerbangan
Banyak perusahaan penerbangan yang digandeng oleh STA Travel dalam mengembangkan bisnis nya. Antara lain yang paling banyak dicari atau dipakai jasa nya oleh customer daripada STA Travel di Indonesia ini adalah maskapai-maskapai Timur Tengah. Antara lain, Qatar Airways, Emirates, Etihad, dan lain lain. Tak hanya dari Timur Tengah, namun juga maskapai-maskapai kawakan seluruh dunia.
5. Perlindungan terhadap karyawan (asuransi)
Loyalitas diakui dan dijunjung tinggi di perusahaan ini. Karyawan yang bekerja akan mendapatkan asuransi untuk kesehatan dan jiwa nya. Ini akan membuat karyawan menjadi loyal terhadap perusahaan karena merasa aman dan menguntungkan dengan benefit-benefit yang didapat. Dengan kata lain, semakin karyawan perusahaan loyal terhadap perusahaan ini, maka akan semakin solid perkembangan bisnis dari perusahaan.
Berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor kelemahan internal perusahaan :
Tabel 4.2 Rekapitulasi Faktor Kelemahan STA Travel No. Faktor Kelemahan STA Travel
1. Belum banyak dikenal masyarakat luas 2. Lokasi promosi yang belum luas
3. Tingkat stress dalam pekerjaan cukup tinggi. Khususnya pada High Season 4. Jumlah sumber daya manusia
5. Riset pasar belum dilakukan secara efektif Sumber : Data primer diolah tahun 2013
Salah satu yang masih menjadi perhatian adalah belum semua mahasiswa mengenali STA Travel sebagai wadah untuk mereka bias mendapatkan harga tiket yang murah, ataupun produk-produk travel lainnya.
2. Lokasi promosi yang belum luas
Lokasi promosi dinilai perusahaan belum banyak didapat. Contohnya pameran dalam tahun 2013 hanya satu kali yang dapat dibilang berhasil dan mampu menggaet banyak calon member ISIC baru ataupun pembeli produk-produk yang dijual oleh STA Travel.
3. Tingkat stress dalam pekerjaan cukup tinggi. Khususnya pada High Season
Para karyawan mengakui tingkat stress atau tekanan yang didapat cukup tinggi apalagi ketika musim high season tiba, atau musim dimana banyak orang bepergian. Dengan otomatis pekerjaan mereka diburu dengan yang namanya waktu. Karena dalam dunia travel, khususnya untuk penerbangan waktu adalah bagian yang cukup krusial karena semua berhubungan dengan time limit.
4. Jumlah sumber daya manusia
Karyawan adalah hal penting bagi perusahaan. Karyawan yang sudah lama dalam bidang pariwisata seperti ini belum begitu banyak. Apalagi ketika STA Travel sedang melakukan acara-acara seperti pameran dan lain-lain. Dalam hal ini STA Travel masih harus lebih banyak merekrut lagi.
5. Riset pasar belum dilakukan secara efektif
STA Travel saat ini belum melakukan riset pasar secara efektif, yaitu dilakukan tanpa selang waktu tertentu. Saat ini riset pasar dilakukan hanya sesekali saja dan hasilnya ternyata tidak membantu STA Travel dalam mengetahui kondisi pasarnya, keinginan para konsumennya, produk yang dibutuhkan oleh pasar.
4.2.1.2 Hasil Matriks IFE
Matriks IFE dibuat dengan memberikan bobot dan peringkat, pemberian bobot didasarkan pada relatif bagi keberhasilan industri, sedangkan pemberian peringkat didasarkan pada keberhasilan perusahaan. Berikut ini adalah hasil Matriks IFE PT Aviation Indonesia Travel Service, unit STA Travel
Tabel 4.3 Hasil Matriks IFE
Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringk
at
Total
Kekuatan
1 Harga produk yang memberikan diskon atau
harga khusus kepada anggota ISIC 0.079
3
0.237
2 Media online atau social yang baik 0.125 2 0.25
3 Memiliki konsep (business model) yang jelas 0.113 4 0.452
4 Kerjasama yang baik dengan
perusahaan-perusahaan penerbangan 0.215
4
0.86 5 Perlindungan terhadap karyawan (asuransi)
0.066
3
0.198 Kelemahan
1 Belum banyak dikenal masyarakat luas 0.065 3 0.195
2 Lokasi promosi yang belum luas 0.081 3 0.243
3 Tingkat stress dalam pekerjaan cukup tinggi.
Khususnya pada High Season 0.068 2 0.136
4 Jumlah sumber daya manusia 0.090 3 0.270
5 Riset pasar belum dilakukan secara efektif 0.098 2 0.196
Jumlah 1 3.037
Sumber: Data primer diolah tahun 2014
Dari tabel Matriks IFE diatas, diketahui bahwa jumlah total peringkat bobot STA Travel adalah 3.037. Nilai ini menujukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat, karena nilai yang diperoleh di atas nilai rata-rata tertinggi yaitu 3.0.
4.2.2 Matriks EFE
Berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor kesempatan dari Perusahaan.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Faktor Peluang STA Travel No. Faktor Peluang STA Travel
1. Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi mereka ke luar negeri, khususnya Eropa.
2. Produk-produk baru pariwisata yang variatif yang menjadi minat para pembeli jasa STA Travel.
3. Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC (international student identity card).
4. Semakin banyaknya kalangan muda yang menjadikan traveling sebagai lifestyle.
Sumber : Data primer diolah tahun 2013
1. Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi mereka ke luar negeri, khususnya Eropa.
Pelajar yang akan melanjutkan studi nya ke luar negeri sangat menjadi target utama daripada penjualan tiket penerbangan dari STA Travel. Dengan adanya program diskon atau potongan harga, yang bekerjasama dengan ISIC (International Student
Identity Card), pelanggan atau pelajar tersebut dapat mendapatkan diskon sampai
setengah harga, atau UP To 50%. Ini menjadi daya saing dan tarik tersendiri bagi STA Travel untuk mengembangkan bisnis nya karena semakin banyaknya pelajar yang melanjutkan kegiatan studi nya ke luar negeri khususnya Eropa. Dan tidak menutup kemungkinan bagi yang hanya ingin berlibur dan sekedar melakukan perjalanan. Ditambah dengan pertumbuhan pesat yang dialami industri penerbangan. Kementrian Perhubungan mengatakan, pada 2011, total jumlah penumpang adalah 68.349.439 orang yaitu penumpang domestik sebesar 60.197.306 orang dan internasional 8.152.133 orang. Sedangkan total jumlah penumpang angkutan udara pada 2012 adalah 81.359.755 orang yaitu penumpang domestik sebesar 71.421.464 orang dan internasional sebesar 9.938.291 orang dengan
presentase pertumbuhan sebesar 19,03 persen yaitu 18,64 persen untuk domestik dan 21,91 persen untuk internasional. Untuk 2013 sampai September 2013, total jumlah penumpang angkutan udara adalah 49.081.891 orang yaitu 43.002.808 untuk penumpang domestik dan 6.079.083 penumpang internasional. Dia mengungkapkan pertumbuhan jumlah penumpang angkutan udara tersebut diikuti oleh penambahan rute penerbangan komersial domestik menjadi 270 rute pada tahun 2013 dibandingkan dengan 2012 yaitu 249 rute. Sumber : Sindonews.
2. Produk-produk baru pariwisata yang variatif
Selain tiket pesawat dengan potongan harga yang menarik, STA Travel juga memiliki produk-produk lainnya yang variatif dan menarik. Terdapat Land Arrangement, Tours, sewa mobil, dan produk lainnya yang menunjang customer untuk dapat menggunakan jasa dari STA Travel dalam perjalanan mereka ke luar negeri.
3. Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC (international student identity card).
Disamping bekerjasama dengan airlines atau maskapai penerbangan dunia, STA Travel juga bekerjasama dengan banyak merchant dan instansi dunia dalam bisnis nya. Contohnyan antara lain, Hostelworld, Goethe Institute, dan lain-lain. Hal ini sangat menjadi peluang bagi perusahaan dikarenakan terkongjungsi satu sama lain yang membuat penjualan dan pemasaran akan meningkat dengan kerjsama-kerjasama yang terjalin.
4. Semakin banyaknya kalangan muda yang menjadikan traveling sebagai lifestyle. Dewasa ini semakin banyak kalangan muda maupun orang tua yang memiliki pemikiran akan lifestyle atau gaya hidup traveling. Banyak dari mereka yang mengatur perjalanan nya sendiri. Ini yang menjadikan peluang bagi STA Travel yang memberikan penawaran harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga di biro perjalanan lain. Sasaran utama nya untuk peluang yang satu ini memang anak muda yang menjadi member ISIC yang mendapatkan hak istimewa untuk mendapatkan
harga yang lebih murah atau potongan harga mencapai 50 (lima puluh) persen dibandingkan dengan harga normal.
Berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor ancaman Perusahaan.
No. Faktor Ancaman STA Travel
1. Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga lebih mudah dijangkau dan dikenal.
2. Nilai tukar yang tidak stabil, cenderung rupiah menurun. 3. Banyaknya promo-promo pesawat terbang berbiaya rendah. 4. Maskapai penerbangan yang langsung menjual tiket penerbangan.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Faktor Ancaman STA Travel
1.Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga lebih mudah dijangkau dikenal. Pesaing besar maupun kecil banyak yang melakukan ekspansi dengan membuka cabang-cabang baru baik di Jakarta maupun luar kota, juga melakukan pemasaran melalui pameran-pameran yang membuat mereka dikenal oleh masyarakat luas.
2. Nilai tukar yang tidak stabil, cenderung rupiah menurun.
Tahun 2013 ini menjadi momok bagi dunia perjalanan wisata, dikarenakan nilai tukar rupiah yang terus memburuk, membuat masyarakat berpikir dua kali untuk melakukan perjalanan wisata atau sekedar membeli tiket pesawat terbang. Diperkirakan keadaan ini terus berlanjut hingga Pemilu 2014 berakhir.
3. Banyaknya promo-promo pesawat terbang berbiaya rendah.
Sekarang ini banyak sekali promo-promo tiket pesawat berbiaya rendah terus menggencarkan promosi mereka satu sama lain untuk menjadikan yang terbaik, termurah, dan terhemat. Mereka biasanya melakukan promosi langsung melalui media maya atau online, yang memudahkan calon penumpang membeli tiket pesawat yang murah tersebut langsung. Terhitung cukup banyak yang menjadi lawan main daripada masalah ini. Beberapa contohnya adalah Air Asia yang menjadi World Best Low Cost Airlines atau maskapai
berbiaya murah terbaik dunia. Maskapai ini menggencarkan bisnis nya di Indonesia dan terus menjadi momok yang berbahaya bagi perusahaan. Contoh lainnya adalah Tiger Air, Mandala Airlines, Jetstar Air, dan lain-lain.
4. Maskapai penerbangan yang langsung menjual tiket penerbangan.
Saluran distribusi penjualan tiket melalui internet yang praktis dan efesien membuat maskapai penerbangan semakin berlomba lomba mempromosikan penjualan tiket berbasis internet. Tentu saja ada keuntungan yang diperoleh maskapai tetapi keuntungan penjualan tersebut langsung dinikmati oleh konsumen melalui internet dan memangkas biaya komisi bagi STA dengan demikian airline akan memperoleh profit yang lebih besar dibandingkan jika harus membayar komisi ke STA.
4.2.2.2 Hasil Matriks EFE
Matriks EFE dibuat dengan memberikan bobot dan peringkat, pemberian bobot didasarkan pada faktor terhadap keberhasilan perusahaan, sedangkan pemberian peringkat didasarkan pada seberapa efektif strategi perusahaan untuk merespon faktor tersebut. Berikut ini adalah hasil Matriks IFE PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel:
Tabel 4.6 Hasil Matriks EFE
Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Total
Peluang
1 Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi mereka ke luar negeri, khususnya Eropa.
0.125
3 0.375
2 Produk-produk baru pariwisata yang variatif yang menjadi minat para pembeli jasa STA Travel.
0.165 2 0.33
institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC (international student identity card). 4 Semakin banyaknya kalangan muda yang
menjadikan traveling sebagai lifestyle.
0.112
4 0.448
Ancaman
1 Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru,
sehingga lebih mudah dijangkau dan dikenal. 0.077 3 0.231
2 Nilai tukar yang tidak stabil, cenderung rupiah
menurun. 0.117 2 0.234
3 Banyaknya promo-promo pesawat terbang
berbiaya rendah. 0.118 3 0.354
4 Maskapai penerbangan yang langsung menjual
tiket penerbangan. 0.172 4 0.688
Jumlah 1 3.005
Sumber: Data primer diolah tahun 2014
Dari tabel Matriks EFE diatas, diketahui bahwa jumlah total peringkat bobot PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel adalah 3.005. Nilai ini menujukkan bahwa perusahaan cukup berhasil, mampu menarik keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari ancaman yang menghadang perusahaan.
4.2.3 Matriks Profil Kompetitif (CPM)
Matriks Profil Kompetitif (CPM) digunakan untuk mengidentifikasi pesaing-pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khususnya. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui pesaing utama PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel adalah PT Adi Tirta Wisata atau Panorama Tours dan PT Dwidaya Travel Worldwide.
4.2.3.1 Hasil Matriks CPM
Setelah diketahui hasil peringkat dan bobot CPM, maka dapat dibuat matriks CPM. Berikut ini adalah hasil matriks CPM PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel,
dengan dua pesaingnya PT Adi Tirta Wisata atau Panorama Tours dan PT Dwidaya Travel Worldwide.
Tabel 4.7 Hasil Matriks CPM
STA Travel Panorama Tours Dwidaya Tours
Faktor-faktor keberhasilan
penting
Bobot Peringkat Skor
Bobot Peringkat Skor Bobot Peringkat Skor Bobot Kualitas Produk 0.144 4 0.576 3 0.432 3 0.432 Daya Saing Harga 0.176 4 0.704 2 0.352 2 0.352 Loyalitas Konsumen 0.073 3 0.219 3 0.219 3 0.219 Pangsa Pasar 0.066 3 0.198 4 0.264 3 0.198 Kondisi Ekonomi Negara / Global 0.078 3 0.234 3 0.234 3 0.234 Kapasitas Penjualan 0.072 3 0.216 4 0.288 3 0.216 Brand yang sudah dikenal 0.1 3 0.3 4 0.4 3 0.3 Perdagangan maya / Online 0.097 2 0.194 3 0.291 2 0.194 Kerjasama mitra bisnis 0.072 3 0.216 3 0.216 3 0.216
Promosi
Produk 0.123 3 0.369 4 0.492 4 0.492
TOTAL 1 3.226 3.188 2.853
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2014
Dari tabel CPM di atas, dapat diketahui bahwa STA Travel unggul dibandingkan dengan kedua pesaing nya, Panorama Tours dan Dwidaya Tours. Faktor kunci kemenangan dari STA Travel adalah kualitas produk yang lebih variatif, dan tentunya daya saing harga. STA Travel mendapatkan skor 3.226 unggul dibandingkan Panorama Tours 3.188 dan Dwidaya Tours 2.853. Dengan hasil ini diharapkan STA Travel dapat mempertahankan kinerjan dan keunggulan daya saing produk nya.
4.3 Tahap Pencocokan
Pada tahap pencocokan PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel menggunakan Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks Strategi Besar. Sedangkan Matriks BCG tidak digunakan karena STA Travel bukan merupakan perusahaan multi divisional.
4.3.1 Matriks SWOT
Matriks SWOT digunakan untuk mengembangkan strategi SO (kekuatan-peluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatan-ancaman), dan WT (kelemahan-ancaman). Berikut ini adalah hasil Matriks SWOT PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel:
Internal Factors Strengths ( S)
• Harga produk yang memberikan diskon atau harga khusus kepada anggota ISIC
• Media online atau social yang baik
• Memiliki konsep (business model) yang jelas
• Kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan penerbangan • Perlindungan terhadap karyawan (asuransi) Weakness (W ) • Belum banyak dikenal masyarakat luas • Lokasi promosi yang belum luas • Tingkat stress dalam pekerjaan cukup tinggi. Khususnya pada High Season • Jumlah sumber daya manusia
• Riset pasar belum dilakukan secara efektif
Opportunities (O)
• Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi mereka ke luar negeri, khususnya Eropa.
• Produk-produk baru pariwisata yang variatif yang menjadi minat para pembeli jasa STA Travel.
• Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC (international student identity card).
• Semakin banyaknya kalangan muda yang menjadikan traveling sebagai lifestyle.
SO Strategies
• Memberitahu dengan cara promosi, iklan, dan penyuluhan ke sekolah-sekolah maupun pameran agar dapat diketahui lebih banyak calon pelajar luar negeri. (S1,O1)
Penetrasi Pasar
• Mengkolaborasikan kerjasama dengan Airlines dan produk-produk pariwisata dunia untuk mendapatkan harga yang bagus dalam penjualan Paket Tour Outbound. (S4,O2) Pengembangan Produk WO Strategies • Menggencarkan pemasaran. (W1,W2,O1,O2) Pengembangan Pasar
• Mencari tahu lebih dalam trend traveling yang dituju di tahun ini ( tahun 2014) untuk pengembangan produk-produk baru yang lebih inovatif dan dapat diterima dengan baik. (W5,O4)
Diversifikasi Terkait
Threats ( T )
• Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga lebih mudah dijangkau dikenal.
• Nilai tukar yang tidak stabil, cenderung rupiah menurun.
• Banyaknya promo-promo pesawat terbang berbiaya rendah.
• Maskapai penerbangan yang langsung menjual tiket penerbangan.
ST Strategies
• Kerjasama dengan pihak airlines, juga tempat wisata untuk mengadakan event khusus dan promosi harga. (S4,T1)
Pengembangan Pasar
• Lebih banyak memunculkan keunggulan produk di media social dan maya. (S1,S2,T3,T4) Penetrasi Pasar WT Strategies • Melakukan promosi harga untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek. (W1,W2, T1,T3,T4) Pengembangan Pasar
Gambar 4.5 Gambar Matriks SWOT
Sumber: Data primer yang di olah tahun 2014
Dari hasil Matriks SWOT diatas dapat diketahui alternatif strategi untuk PT Aviation Indonesia Travel Service, unit STA Travel yaitu:
1. Penetrasi pasar (2) 2. Pengembangan produk 3. Pengembangan pasar (3) 4. Diversifikasi terkait
4.3.2 Matriks Internal Eksternal (IE)
Dari hasil perhitungan tabel IFE dan EFE didapatkan nilai IFE sebesar 3.037 dan EFE sebesar 3.005. Jika digambarkan kedalam matriks Internal Eksternal (IE Matriks) maka hasilnya adalah gambar 4.1 dan posisi PT. Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel berada pada kotak no 1, sehingga strategi yang digunakan adalah strategi konsentrasi melalui Penetrasi Pasar, Pengembangan Produkm Pengembangan Pasar. Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat ( high market share ) dalam industri yang berdaya tarik tinggi.
Gambar 4.6 Gambar Matriks IE
4.3.3 Matriks Grand Strategy (Grand Strategy)
Matriks Strategi Besar bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan pada salah satu kuadaran yang didasarkan pada dua penilaian yaitu posisi kompetitif yang dapat dilihat dari hasil Matriks Profil Kompetitif (CPM) dan pertumbuhan pasar industri cat di Indonesia. Berikut ini adalah hasil Matriks Strategi Besar PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel:
Gambar 4.7 Hasil Matriks Strategi Besar Sumber: Data primer yang di olah tahun 2014
Berdasarkan hasil dari tabel Matriks CPM PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel diketahui nilai CPM STA Travel adalah 3.226, unggul dibandingkan Panorama Tours 3.188 dan Dwidaya Tours 2.853. kemudian tingkat pertumbuhannya pun menurut para manager di PT Aviation Indonesia Travel Service melebihi 5% (lima persen) setiap tahunnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa STA Travel berada pada posisi kompetitif yang kuat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa STA Travel di kuadran I. Alternatif strategi pada kuadran I adalah:
1. Pengembangan pasar
2. Penetrasi pasar 3. Pengembangan produk 4. Integrasi ke depan 5. Integrasi ke belakang 6. Integrasi Horizontal 7. Diversifikasi Terkait 4.4 Tahap Keputusan
Setelah melakukan analisis dan mengetahui alternatif strategi yang muncul pada tahap analisis dengan tiga macam matriks, yaitu Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks Strategi Besar. Selanjutnya membuat keputusan tentang alternatif strategi mana yang paling cocok diterapkan oleh PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Metode pencocokan Frekuensi
Penetrasi pasar Matriks SWOT, IE,
Strategi Besar
4
Pengembangan pasar Matriks SWOT, IE,
Strategi Besar
5
Pengembangan produk Matriks SWOT, IE,
Strategi Besar
3
Diversifikasi terkait Matriks SWOT, Matriks Strategi Besar
2
Integrasi horizontal Matriks Strategi Besar, IE 2
Integrasi kedepan Matriks Strategi Besar, IE 2
Integrasi kebelakang Matriks Strategi Besar, IE 2
Berdasarkan perhitungan frekuensi alternatif strategi diatas, maka diketahui alternatif strategi yang paling banyak muncul adalah: Penetrasi pasar, Pengembangan produk, dan
Pengembangan pasar. Selanjutnya alternatif strategi tersebut dianalisis untuk tahap keputusan
dengan menggunakan Matriks QSPM.
4.4.1 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) digunakan untuk menentukan alternatif strategi terbaik yang sebaiknya diterapkan oleh PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel. Berikut ini adalah hasil Matriks QSPM PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel:
Tabel 4.9 Tabel Perhitungan QSPM
Alternatif strategi
I II III
Penetrasi pasar Pengembangan produk
Pengembanga n pasar
Faktor-faktor utama Bobot AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi mereka ke luar negeri, khususnya Eropa.
0.125 3 0.375 3 0.375 3 0.37
5
Produk-produk baru pariwisata yang variatif yang menjadi minat para pembeli jasa STA Travel.
0.165 3 0.495 3 0.495 3 0.49
Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC.
0.115 3 0.345 3 0.345 2 0.23
Semakin banyaknya kalangan muda yang menjadikan traveling sebagai lifestyle.
0.112 4 0.448 3 0.336 3 0.33
6
Ancaman
Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga lebih mudah dijangkau dan dikenal.
0.077 3 0.231 3 0.231 3 0.23
1
Nilai tukar yang tidak stabil,
cenderung rupiah menurun. 0.117 2 0.234 2 0.234 2
0.23 4
Banyaknya promo-promo pesawat terbang berbiaya rendah.
0.118 2 0.236 2 0.236 2 0.23
6
Maskapai penerbangan yang 0.172 3 0.516 4 0.688 2
0.34 4
langsung menjual tiket penerbangan.
Total 1
Kekuatan
Harga produk yang
memberikan diskon atau harga khusus kepada anggota ISIC
0.079 3 0.237 3 0.237 3 0.23
7
Media online atau social yang
baik 0.125 3 0.375 3 0.375 3
0.37 5
Memiliki konsep (business
model) yang jelas 0.113 3 0.339 3 0.339 3
0.33 9
Kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan penerbangan 0.215 4 0.86 2 0.43 3 0.64 5 Perlindungan terhadap karyawan (asuransi) 0.066 3 0.198 3 0.198 3 0.19 8 Kelemahan
Belum banyak dikenal masyarakat luas
Lokasi promosi yang belum
luas 0.081 4 0.324 3 0.243 3 0.243
Tingkat stress dalam pekerjaan cukup tinggi. Khususnya pada High Season
0.068 3 0.204 3 0.204 3 0.204
Jumlah sumber daya manusia 0.09 3 0.27 3 0.27 3 0.27
Riset pasar belum dilakukan
secara efektif 0.098 3 0.294 2 0.196 3 0.294
Total 1 6.241 5.627 5.481
Sumber: Data primer yang di olah tahun 2014
Dari hasil Matriks QSPM diatas diketahui bahwa Strategi Penetrasi Pasar memiliki total nilai daya tarik sebesar 6.241, Strategi Pengembangan Produk memiliki total nilai daya tarik sebesar 5.627 dan Strategi Pengembangan Pasar memiliki total nilai daya tarik sebesar 5.481. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai daya tarik Strategi Penetrasi Pasar lebih tinggi daripada Strategi Pengembangan Produk dan Strategi Pengembangan Pasar. Jadi dari ketiga alternatif strategi tersebut yang sesuai untuk diterapkan oleh PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel adalah Strategi Penetrasi Pasar.
4.5 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dari analisis Matriks QSPM PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel maka didapatkan hasil strategi yang mempunyai daya tarik paling tinggi yaitu Strategi Penetrasi Pasar. Strategi Penetrasi Pasar adalah strategi mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa saat ini dipasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik.
Kegiatan yang dapat dilakukan PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel dalam Strategi Penetrasi Pasar adalah:
1. Melakukan upaya pemasaran yang lebih besar, misalkan pameran di berbagai travel fair, sekolah-sekolah, dan lainnya untuk mengsosialisasikan produk tiket penerbangan dengan harga sepsial.
2. Pemberian promo dan diskon kepada pembeli dalam jumlah banyak. Contohnya family tour atau satu keluarga yang berangkat berlibur bersama. Semakin banyak kuantitas dalam sebuah pembelian tiket penerbangan ataupun tour, maka akan diberikan harga special atau hadiah-hadiah kepada pelanggan dari perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen untuk membeli produk dari STA Travel di pembelian berikutnya.
3. Meningkatkan hubungan baik dengan para merchant-merchant.
Penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang efektif bagi PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel dengan memenuhi pedoman bahwa pasar saat ini belum jenuh dengan produk pariwisata, bahkan permintaannya terus meningkat tiap tahunnya, serta dengan meningkatnya skala ekonomi maka memberikan keunggulan kompetitif bagi industri pariwisata di Indonesia. Dengan berhubungan baik dengan Airlines, maka mudah bagi STA Travel untuk juga dapat dipromosikan oleh merchant-merchant tersebut, tentunya dengan benefit yang didapat untuk anggota ISIC.