• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN Profil PT Multi Nusantara Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL PENELITIAN Profil PT Multi Nusantara Karya"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

49

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Perusahaan

4.1.1 Profil PT Multi Nusantara Karya

PT Multi Nusantara Karya adalah salah satu perusahaan yang mengontrol operasional serta perkembangan dari salah satu mall yang berada di Bogor yaitu Ekalokasari Plaza dan dimanajemen langsung oleh LMIR Trust (Lippo Mall Indonesia Retail Trust). LMIR merupakan bagian dari PT. Lippo Karawaci, TBK yang dimana LMIR Trust tersebut adalah anak perusahaan yang bergerak dalam bidang Retail Property dan sekarang LMIR telah memiliki 23 mall yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia terutama di Pulau Jawa dan Sumatera.

Standard Operational Procedure dalam PT Multi Nusantara Karya dalam mengontrol perkembangan Ekalokasari Plaza juga langsung diatur oleh LMIR yang dimana di dalam PT Multi Nusantara Karya terdapat Centre Managemen Office untuk mengontrol seluruh aktifitas dan operasional di mall tersebut. Centre Management Office berada tepat di Ekalokasari Plaza lantai Mezzanine, untuk alamat Ekalokasari Plaza sendiri yaitu jalan Siliwangi no. 123 Bogor.

Dalam penelitian ini, seluruh responden dan yang akan dijadikan obyek penelitian merupakan seluruh karyawan dari PT Multi Nusantara Karya, selain itu dikarenakan PT Multi Nusantara Karya sendiri langsung dikontrol oleh LMIR sendiri, maka bagian HRD (Human Resources Department) menyarankan untuk menggunakan profil dari PT. Lippo Karawaci, Tbk.

LMIR Trust adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Retail property, secara kepemilikan saham Ekalokasari Plaza dikontrol oleh LMIR Trust yang berpusat di Singapura, dan sekarang LMIR telah memiliki 23 mall yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia terutama di Pulau Jawa dan Sumatera. LMIR juga merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang retail estate pertama di Indonesia yang terdaftar dalam SGX-ST pada tanggal 19 November 2007 yang dimana LMIR Trust mempertajam visi bisnis mereka

(2)

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memperluas ekspansi mereka dalam retail property.

LMIR berdiri sejak tahun 1996 yang dimana pendiri Lippo Group yaitu Dr. Mochtar Riady yang dahulunya membangun Lippo berawal dari sebuah bank dan kemudian berkembang menjadi perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang seperti pusat industri, pusat belanja, perumahan hotel, golf, rumah sakit, dll. Awal mula bisnis retail yang dirintis oleh Lippo Group yaitu dengan membeli Matahari Putra Prima atau yang dikenal dengan Matahari sebagai retail pertama yang dimiliki LMIR dan kemudian LMIR mulai melakukan pengembangan mall-mal yang tersebar di Bandung, Jakarta, Palembang, dan Medan. Target pasar utama untuk setiap mall-mall yang tergabung dalam LMIR Trust yang segmentasinya adalah masyarakat menengah keatas.

Lippo Group yang membangun LMIR Trust dengan sebuah visi dan misi yang terarah untuk fokus pada bisnis retail property. Berikut adalah visi dan misi yang dimiliki oleh LMIR Trust, yaitu :

- Visi dari LMIR Trust (Lippo Malls Indonesia Retail Trust) :

1. Menjadi perusahaan properti terkemuka dengan tekad menyentuh kehidupan masyarakat luas disemua lini bisnis yang senantiasa menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.

- Misi dari LMIR Trust (Lippo Malls Indonesia Retail Trust) :

1. Memenuhi kebutuhan Masyarakat Indonesia kelas menengah dan atas dibidang perumahan, pusat perbelanjaan dan komersial, layanan kesehatan, hiburan, infrastruktur, dan jasa perhotelan.

2. Memelihara kelangsungan pertumbuan usaha melalui pengembangan sumber pendaptan berkesinambungan (Recurring Income) dan kegiatan pengembangan berkelanjutan.

LMIR Trust juga memiliki sebuah logo yang diadopsi sama dari logo Lippo Group. Dalam sebuah logo perusahaan, tentu memiliki sebuah arti dan makna yang terkandung dalam logo tersebut sehingga secara tidak langsung menggambarkan karakter dan ciri khas dari perusahaan tersebut.

(3)

Gambar 4.1 Logo dari Lippo Group

Awal mula tercipta logo Lippo Group ini merupakan sebuah pandangan dasar dari Dr. Mocthar Riady yang merupakan keturunan etnis Tionghoa, bahwa dalam Masyarakat Tionghoa angka 8 (delapan) merupakan angka yang “Hoki” atau membawa keberuntungan dan angka 8 bersifat Infinity atau tidak terbatas. Dengan filosofi etnis Tionghoa Dr. Mocthar Riady sepakat untuk membentuk logo dari Lippo Grou dengan dua angka 8 yang digabungkan yang berarti ia memiliki mimpi bahwa suatu saat nanti Lippo Group menjadi salah satu perusahaan yang dapat mencakup seluruh lahan bisnis tanpa terbatas.

Warna merah yang terkandung dalam logo Lippo Group juga adalah sebuah karakter yang menunjukan sebuah keberanian. Masyarakat Tionghoa mengartikan warna merah sebagai warna yang bersifat berani dan membawa keberuntungan juga, sehingga Dr. Mocthar Riady memutuskan untuk menggunakan warna merah sebagai warna utama dalam logo Lippo Group.

Gambar 4.2 Logo dari LMIR Trust

Dalam Gambar 2.3, merupakan logo dari LMIR Trust yang dimana tidak banyak melakukan perubahan pada logo, namun hanya sedikit menambakan konten warna untuk logo anak perusahaan dari Lippo Group tersebut. Warna mengandung makna karakter dari setiap masing-masing warna yang ada di dunia. Pada lambang Lippo yang menggunakan warna merah untuk memberikan karakter yang berani, tangkas, atau

(4)

tangguh, sekarang menggunakan warna hijau dalam lambang LMIR Trust sebagai lambang dari kesuburan seperti pohon. Filosofi karakter warna yang diambil berdasarkan tradisi etnis Tionghoa.

4.1.2 Profil Unit Kerja

Dalam PT Multi Nusantara Karya terdapat berbagai divisi yang saling memiliki keterkaitan untuk beroperasionalnya Ekalokasari Plaza. Dari setiap divisi yang ada memiliki job desk masing-masing untuk mengontrol operasional Ekalokasari Plaza sehingga dapat berjalan dengan baik dan teratur. Setiap divisi memiliki SOP untuk pekerjaan yang harus mereka laksanakan sehingga arah dari pekerjaan mereka jelas dan fokus pada target. Dalam berbagai divisi yang ada, akan dijelaskan secara singkat dari masing-masing unit kerja yang ada, yaitu :

1. Mall director

Sama halnya dengan pemimpin dalam sebuah perusahaan, Mall director memiliki tanggung jawab paling besar sebagai pimpinan paling tinggi dalam mengatur dan mengambil berbagai keputusan yang terjadi dalam Ekalokasari Plaza. Dalam berbagai tekanan dan permintaan dari pada stakeholder dan shareholder dan juga para kontraktor yang bekerja dalam Asset Enhancement and Major Refurbishment, Mall director berusaha menunjukan hasil yang terbaik dari kinerja seluruh tim dan mengambil keputusan yang paling baik untuk kepentingan perusahaan.

2. Sekretaris

Staff yang berhubungan langsung dengan direktur dan mengatur berbagai jadwal meeting yang akan diadakan oleh direktur merupakan tugas utama sekretaris. Selain itu sekretaris juga bertugas untuk menyeleksi berbagai surat yang akan atau perlu untuk ditandatangan oleh direktur, maka seluruh surat harus diberikan terlebih dahulu melalui sekretaris.

3. HRD

Human Resource Department, menentukan dan mendukung setiap karyawan yang merupakan bagian dari PT Multi Nusantara Karya.

(5)

Setiap karyawan baru akan mengikuti proses psikotes dari HRD dan interview. Selain itu HRD juga bertugas untuk mengontrol dan mengawasi kedisplinan para karyawan dengan dasar penilaian yang terdiri dari berbagai aspek, seperti keterlambatan, absen, dll. 4. Leasing

Leasing merupakan bagian penjualan space retail yang tersedia dalam Ekalokasari Plaza. Leasing akan berjumpa dengan berbagai klien dan mempresentasikan materi bekerja sama dalam berbisnis di bidang retail property. Leasing juga bertugas untuk memastikan ukuran tempat setiap calon tenant (penyewa) yang ingin menggunakan space retail yang ada. Leasing dibantu oleh bagian Fit Out / IT dan Casual Leasing yang dimana setiap bentuk materi denah letak seluruh space retail di Ekalokasari Plaza akan disampaikan dalam bentuk denah serta Casual Leasing yang membantu para tenant yang ingin membuat pameran atau bazaar, Casual Leasing akan membantu untuk menentukan tempat yang ingin tenant gunakan.

5. Marketing Communication

Dalam Divisi Marketing Communication, publikasi, Internet Marketing, event dan berbagai promosi untuk menghadirkan pengunjung merupakan pekerjaan utama dari divisi ini. Event yang dibuat bertujuan untuk mendatangkan traffic pengunjung sehingga ada peluang untuk terjadinya transaksi antara tenant dan pengunjung, selain itu Marketing Communication juga membangun berbagai hubungan dengan pengunjung dan media sebagai salah satu sarana untuk menciptakan sebuah citra terhadap Ekalokasari Plaza.

Promosi juga menjadi salah satu fokus utama pekerjaan di Marketing Communication, berbagai promosi menarik mulai dari Gift Voucher, Souvenir, Door Prize yang mengundang traffic pengunjung merupakan strategi yang diterapkan divisi Marketing Communication.

(6)

6. Operation

Operasional Ekalokasari, terutama untuk sistem parkir, kebersihan, penggunaan listrik/air, keamanan menjadi tanggung jawab divisi Operation. Setiap protes tenant dalam penggunaan listrik atau air, pelayanan parkir, keamanan akan menjadi tanggung jawab operation dalam mengontrol seluruh staffnya. 7. Finance dan Accounting

Seluruh arus keuangan baik pengeluaran atau pemasukan seluruhnya akan diatur oleh finance dan atas persetujuan manager finance serta direktur, maka seluruh kebutuhan untuk peralatan/perlengkapan berbagai acara atau mall itu sendiri harus melalui finance. Finance memiliki seorang Spv untuk membantu menghubungkan finance dan divisi yang memerlukan berbagai peralatan ataupun perlengkapan keperluan seluruh tim, yaitu Purchasing. Sedangkan accounting bertugas mencatat seluruh transasksi yang terjadi dalam PT Multi Nusantara Karya dan menyerahkan berbagai laporan kepada tim audit dari LMIR Trust yang dimana setiap laporan tersebut akan dikirimkan kepada para pemegang saham.

(7)

4.1.3 Struktur Organisasi PT Multi Nusantara Karya

Sumber : PT Multi Nusantara Karya

(8)

4.2 Gambaran Umum Responden

Karakteristik responden yang dipilih dalam penelitian ini, yaitu karyawan yang bernaung di PT Multi Nusantara Karya. Dalam penelitian ini akan dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir. Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.

1. Jenis Kelamin Responden

Dari 35 responden, yang berjenis kelamin pria 23 orang dan sisanya sebanyak 12 orang adalah wanita. Maka, dapat dikatakan bahwa jumlah karyawan yang berjenis kelamin pria lebih banyak daripada karyawan berjenis kelamin wanita, di mana karyawan pria berjumlah sebesar 65.7% dan sisanya 34.4% merupakan wanita.

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Pria 23 65.7 65.7 65.7

Wanita 12 34.3 34.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Sumber : Data yang diolah, 2014

(9)

2. Usia Responden

Kelompok usia responden 21-31 tahun terdapat 15 orang kemudian untuk kelompok usia antara 32-41 tahun sebanyak 12 orang, lalu untuk usia diatas 42 tahun terdapat 8 orang. Maka dari data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa kelompok usia yang paling banyak di PT Multi Nusantara Karya adalah kaum muda, yang dimana usia antara 21-31 tahun sebanyak 42.9%, diikuti oleh, kemudian kelompok usia 32-42 yaitu sebanyak 34.3%, dan terakhir yaitu usia diatas 42 tahun sebanyak 22.9%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 21-31 15 42.9 42.9 42.9 32-42 12 34.3 34.3 77.1 >42 8 22.9 22.9 100.0 Total 35 100.0 100.0

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Sumber : Data yang diolah, 2014

Gambar 4.5 Profil responden berdasarkan usia

3. Pendidikan Responden

Berdasarkan jenjang pendidikan setiap karyawan yang bekerja di PT Multi Nusantara Karya, didapatkan data sebagai berikut : karyawan yang

(10)

berpendidikan SMA terdapat 4 orang, sedangkan yang berpendidikan D3 sebanyak 8 orang dan yang berpendidikan S1 sebanyak 23 orang. Maka dapat dikatakan secara keseluruhan karyawan yang berada di PT Multi Nusantara Karya didominasi oleh karyawan yang berjenjang pendidikan S1 yaitu 65.7%, kemudian D3 sebesar 22.9%, dan terakhir adalah SMA sebesar 11.4%. untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Jenjang Pendidikan Responden

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Sumber : Data yang diolah, 2014

Gambar 4.6 Profil responden berdasarkan jenjang pendidikan

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang menjadi dasar pada penelitian yang dilakukan di PT Multi Nusantara Karya, yaitu Etika Bekerja (X1), Komunikasi yang Efektif (X2), dan Komitmen Organisasi (Y). ketiga variabel ini telah diuraikan kedalam indikator sebagai dasar pernyataan dalam kuesioner kepada para karyawan yang ada di PT Multi Nusantara Karya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid SMA 4 11.4 11.4 11.4 D3 8 22.9 22.9 34.3 S1 23 65.7 65.7 100.0 Total 35 100.0 100.0

(11)

4.3.1 Analisis Indeks Jawaban

Analisis indeks digunakan untuk mencari tahu respon dari responden terhadap setiap pernyataan yang diajukan. Skala yang digunakan untuk penelitian ini memiliki skor minimal 1 (sangat tidak setuju) dan maksimal sebesar 5 (sangat setuju), maka perhitungan indeks dilakukan dengan rumusan sebagai berikut :

Indeks = (%F1x1)+(%F2x2)+(%F3x3)+(%F4x4)+(%F5x5) 5

Jawaban responden tidak dimulai dari angka 0 melainkan dari nilai 1-5, maka dari perhitungan nilai indeks jawaban para responden akan menghasilkan nilai minimal sebesar 20 dan nilai maksimal sebesar 100, untuk dapat dilakukan interpretasi angka indeks dengan membagi 5 rentang nilai indeks dengan lebar masing-masing rentang sebesar 16 sebagai berikut (Ferdinand, 2006) :

20,00 – 36,00 = sangat rendah 36,00 – 52,00 = rendah 52,00 – 68,00 = sedang 68,00 – 84,00 = tinggi

84,00 – 100,00 = sangat tinggi

Dengan begitu perhitungan angka indeks terhadap masing- masing pernyataan yang diajukan akan menjadikan tolak ukur bagi responden

4.3.1.1 Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Etika Bekerja Variabel Etika Bekerja, kuesionernya memiliki 8 butir pernyataan yang terdiri dari lima pilihan jawaban yang menggunakan skala Likert, skor atas jawaban pernyataan, diberikan penilaian 1-5. Setiap butir diberikan nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju, nilai 4 jawaban Setuju, nilai 3 untuk jawaban Netral, nilai 2 pada jawaban Tidak Setuju dan nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju.

Berdasarkan pengumpulan data dilapangan dan analisis data yang dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21, maka didapatkan data sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

(12)

Tabel 4.4 Jawaban Responden terhadap Etika Bekerja NO PERNYATAAN SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) Nilai Indeks

1 Saya peduli terhadap penghormatan antara sesama staff di perusahaan saya bekerja 11,4% 48,6% 2,9% 37,1% - 66,8 2 Saya merasa mendapatkan

perlindungan hak dan kebebasan untuk berbicara

2,9% 51,4% 2,9% 40% 2,9% 62,3

3 Menurut saya wajar jika saya berjualan di kantor

5,7% 34,3% 11,4% 45,7% 2,9% 58,8

4 Saya merasakan kenyamanan ketika menggunakan jam istirahat kantor yang berlebihan

2,9% 40% 8,6% 45,7% 2,9% 58,9

5 Saya mendukung dan menerapkan peraturan secara adil.

25,7% 68,6% - 5,7% - 82,8

6 saya lebih tenang dengan adanya musyawarah dalam konflik 51,4% 45,7% 2,9% - - 89,7 7 Perilaku saya di perusahaan didasarkan pada keberadaan 8,6% 31,4% 25,7% 34,3% - 62,8

(13)

norma-norma etika 8 Perilaku etika saya

sejalan dengan

undang-undang (benar atau salah)

25,7% 62,9% 5,7% 2,9% 2,9% 81,1

Mean 70,4

Sumber : Data yang diolah, 2014

Hasil analisis indeks yang terdapat pada tabel 4.4 menjelaskan variabel Etika dalam Bekerja yang dimana terdapat hasil rata-rata dari jumlah nilai indeks yaitu 70,4 yang berarti tinggi.

4.3.1.2 Analisis Indeks Jawaban Komunikasi Yang Efektif

Variabel Komuniksi yang Efektif, kuesionernya memiliki 8 butir pernyataan yang terdiri dari lima pilihan jawaban yang menggunakan skala Likert, skor atas jawaban pernyataan, diberikan penilaian 1-5. Setiap butir diberikan nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju, nilai 4 jawaban Setuju, nilai 3 untuk jawaban Netral, nilai 2 pada jawaban Tidak Setuju dan nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju.

Berdasarkan pengumpulan data dilapangan dan analisis data yang dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21, maka didapatkan data sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Jawaban Responden terhadap Komunikasi yang Efektif

NO PERNYATAAN SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) Nilai Indeks 1 Dalam berkomunikasi

setiap karyawan terikat dengan norma/standar yang ada

25,7% 54,3% - 20% - 77,1

2 Saya selalu melapor kepada atasan atas semua pekerjaan saya

(14)

3 Atasan /leader menjelaskan pada karyawan apa yang harus diselesaikan

20% 60% - 20% - 76

4 Saya dapat

meningkatkan kinerja jika dipuji oleh atasan

11,4% 80% 2,9% 2,9% 2,9% 78,8

5 Perusahaan merupakan sumber utama dari interaksi sosial

11,4% 77,1% 5,7% 5,7% - 78,7

6 Perusahaan memberikan penyaluran perasaan bagi ekspresi emosional dan untuk memenuhi kebutuhan sosial 8,6% 28,6% 22,9% 40% - 61,2 7 Saya memerlukan informasi untuk menyelesaikan sesuatu dalam organisasi 2,9% 57,1% 28,6% 2,9% 8,6% 68,6 8 Informasi melalui komunikasi antara rekan tim membantu saya dalam bekerja

2,9% 22,9% 20% 48,7% 5,7% 53,8

Mean 71,4

Sumber : Data yang diolah, 2014

Hasil analisis indeks yang terdapat pada tabel 4.5 menjelaskan Komunikasi yang Efektif yang dimana terdapat hasil rata-rata dari jumlah nilai indeks yaitu 71,4 yang berarti tinggi.

4.3.1.3 Analisis Indeks Jawaban Komitmen Organisasi

Variabel Komitmen Organisasi, kuesionernya memiliki 9 butir pernyataan yang terdiri dari lima pilihan jawaban yang menggunakan skala Likert, skor atas jawaban pernyataan, diberikan penilaian 1-5. Setiap butir

(15)

diberikan nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju, nilai 4 jawaban Setuju, nilai 3 untuk jawaban Netral, nilai 2 pada jawaban Tidak Setuju dan nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju.

Berdasarkan pengumpulan data dilapangan dan analisis data yang dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21, maka didapatkan data sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Jawaban Responden Terhadap Komitmen Organisasi

NO PERNYATAAN SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) Nilai Indeks 1 Perusahaan memberikan

pengalaman yang sangat berarti bagi saya

22,9% 68,6% 5,7% 2,9% - 82,3

2 Saya merasa bangga menjadi bagian dari keluarga pada perusahaan ini

25,7% 48,6% 8,6% 14,3% 2,9% 76

3 Saya merasakan kenyaman bekerja di perusahaan ini

25,7% 60% 5,7% 5,7% 2,9% 79,9

4 Akan lebih baik jika saya mengabdikan diri saya di perusahaan sekarang saya bekerja

37,1% 60% 2,9% - - 86,8

5 Saya mendapatkan fasilitas yang cukup dari

perusahaan

34,3% 57,1% 2,9% 5,7% - 84

6 Masa depan saya di perusahaan ini sangat baik

11,4% 60% 2,9% 22,9% 2,9% 70,8

7 Rekan-rekan dalam kantor sangat mendukung dan

(16)

menyenangkan

8 Berpindah dari perusahaan satu ke perusahaan lain karena tida cocok

tampaknya tidak etis bagi saya

14,3% 62,9% 2,9% 20% - 74,3

9 Saya berpikir bahwa menjadi karyawan yang tetap setia pada suatu perusahaan merupakan tindakan yang bijaksana

34,3% 57,1% 5,7% 2,9% - 84,5

Mean 78,5

Sumber : Data yang diolah, 2014

Hasil analisis indeks yang terdapat pada tabel 4.6 menjelaskan Komitmen Organisasi yang dimana terdapat hasil rata-rata dari jumlah nilai indeks yaitu 78,5 yang berarti tinggi.

4.4 Analisis Data dan Pembahasan 4.4.1 Uji Validitas

Menurut Dwi Priyatno (2008:11)uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur, dimana alat ukur dalam penelitian ini disebut kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika setiap butir-butir pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Tabel 4.7 Uji Validitas Terhadap Variabel X1 (Etika Bekerja)

Pernyataan Pearson Correlation Tanda r Tabel = 35, 5% Etika Bekerja 1 0,779 > 0,334 Valid 2 0,629 > 0,334 Valid 3 0,681 > 0,334 Valid

(17)

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Berdasarkan tabel 4.7 diatas hasil uji validitas variabel X1 (Etika Bekerja) diketahui bahwa pada bagian kolom Pearson Correlation semua item pertanyaan/indikator dinyatakan valid karena hasil korelasi antara hasil jawaban responden pada tiap item pertanyaan dengan skor total lebih besar dari r tabel (0,334).

Tabel 4.8 Uji Validitas Terhadap Variabel X2 (Komunikasi yang Efektif)

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Berdasarkan tabel 4.8 diatas hasil uji validitas variabel X2 (Komunikasi yang Efektif) diketahui bahwa pada bagian kolom Pearson Correlation semua item pertanyaan/indikator dinyatakan valid karena hasil korelasi antara hasil jawaban responden pada tiap item pertanyaan dengan skor total lebih besar dari r tabel (0,334). 4 0,827 > 0,334 Valid 5 0,503 > 0,334 Valid 6 0,378 > 0,334 Valid 7 0,704 > 0,334 Valid 8 0,686 > 0,334 Valid Pernyataan Pearson Correlation Tanda r Tabel = 35, 5% Komunikasi yang Efektif 9 0,474 > 0,334 Valid 10 0,526 > 0,334 Valid 11 0,636 > 0,334 Valid 12 0,402 > 0,334 Valid 13 0,375 > 0,334 Valid 14 0,603 > 0,334 Valid 15 0,781 > 0,334 Valid 16 0,584 > 0,334 Valid

(18)

Tabel 4.9 Uji Validitas Terhadap Variabel Y (Komitmen Organisasi)

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Berdasarkan tabel 4.9 diatas hasil uji validitas variabel Y (Komitmen Organisasi) diketahui bahwa pada bagian kolom Pearson Correlation semua item pertanyaan/indikator dinyatakan valid karena hasil korelasi antara hasil jawaban responden pada tiap item pertanyaan dengan skor total lebih besar dari r tabel (0,334).

4.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsistensi konstruk atau indikator (variabel) penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Dwi Priyatno, 2008 ; 25). Untuk menguji keandalan kuesioner yang digunakan, maka dilakukan analisis reliabilitas berdasarkan koefisien Alpha Cronbach. Koefisien Alpha Cronbach menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan semua skala indikator yang ada dengan keyakinan tingkat kendala. Indikator yang dapat diterima apabila koefisien alpha diatas 0,60. Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2006) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60.

Pernyataan Pearson Correlation Tanda r Tabel = 35, 5% Komitmen Organisasi 17 0,742 > 0,334 Valid 18 0,771 > 0,334 Valid 19 0,759 > 0,334 Valid 20 0,607 > 0,334 Valid 21 0,713 > 0,334 Valid 22 0,702 > 0,334 Valid 23 0,566 > 0,334 Valid 24 0,836 > 0,334 Valid 25 0,635 > 0,334 Valid

(19)

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel X1 (Etika Bekerja) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .763 9

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel X2 (Komunikasi yang Efektif) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.727 9

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Terhadap Variabel Y (Komitmen Organisasi) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.768 10

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Dari tabel 4.10, 4.11, 4.12 diatas didapati hasil dari uji realibilitas skor total variabel X1 (Etika Bekerja), X2 (Komunikasi yang Efektif), dan Y (Komitmen Organisasi) nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 yaitu dalam interval 0,7-0,8. Maka kuesioner yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel. 4.4.3 Uji Normalitas

Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Hasil uji normalitas sangat penting karena merupakan syarat untuk melakukan analisis regresi, karena analisis regresi memperlukan data yang harus normal.

(20)

Tabel 4.13 Uji Normalitas Terhadap Variabel X1 (Etika Bekerja) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Etika Bekerja

N 35

Normal Parametersa,b Mean 19.83

Std. Deviation 4.997

Most Extreme Differences

Absolute .107

Positive .088

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .633

Asymp. Sig. (2-tailed) .818

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Tabel 4.14 Uji Normalitas Terhadap Variabel X2 (Komunikasi yang Efektif) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Komunikasi Efektif

N 35

Normal Parametersa,b Mean 20.49

Std. Deviation 3.936

Most Extreme Differences

Absolute .096

Positive .093

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .567

Asymp. Sig. (2-tailed) .905

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(21)

Tabel 4.15 Uji Normalitas Terhadap Variabel Y (Komitmen Organisasi) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Komitmen Organisasi

N 35

Normal Parametersa,b Mean 18.57

Std. Deviation 5.376

Most Extreme Differences

Absolute .142

Positive .142

Negative -.115

Kolmogorov-Smirnov Z .842

Asymp. Sig. (2-tailed) .478

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Dari hasil data diatas terdapat hasil normalitas sebesar 0,818; 0,905 dan 0,478 yang memiliki nilai lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa data diatas dinyatakan berdistribusi normal.

4.4.4 Uji Multikolinearitas

Menurut Priyatno (2008:39) Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik Multikolinearitas, yaitu yang dimana adanya hubungan antar variabel indenpenden dalam model regresi. Sebelum memenuhi model regresi, Uji Multikolinearitas merupakan prasyarat yang harus dipenuhi dengan hasil tidak adanya Multikolinearitas. Untuk metode pengujian dalam Multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai VIF yang dimana jika lebih besar dari 5, maka dapat dinyatakan bahwa variabel tersebut memiliki masalah Multikolinearitas.

Berikut adalah gambar tabel yang dihitung menggunakan SPSS 21 mengenai hasil dari Uji Multikolinearitas :

(22)

Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Toleran

ce VIF 1 (Constant) 2.521 4.237 .595 .556 Etika Bekerja .569 .164 .529 3.478 .001 .835 1.198 Komunikasi Efektif .233 .208 .170 2.120 .271 .835 1.198

a. Dependent Variable: Komitmen Organisasi

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Dari tabel 4.16 di atas, nilai VIF kurang dari 5, maka kesimpulannya tidak terjadi multikolinearitas. Nilai VIF untuk pengaruh Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif adalah 1,198. Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai VIF < 5 atau lebih kecil dari 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Dengan demikian uji terhadap variabel independen tidak adanya multikolinearitas dapat terpenuhi.

4.4.5 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Priyatno (2008:41) Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Syarat yang haris terpenuhi untuk menjalani model regresi yaitu dengan tidak adanya gejala Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini akan digunakan Uji Park sebagai metode untuk menghitung gejala Heteroskedastisitas.

Kriteria Pengujian menggunakan metode Heteroskedastisitas : 1. Ho : tidak ada gejala Heteroskedastisitas

(23)

Dalam Uji Park, Ho akan diterima bila –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel yang artinya tidak ada heteroskedastisitas.

Tabel 4.17 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -2.038 4.657 -.438 .665 lnx2 .434 1.617 .053 .268 .790 lnx1 .833 1.342 .122 .621 .539

a. Dependent Variable: lnei2

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Dari hasil output yang didapatkan menggunakan SPSS 21 menjelaskan bahwa T hitung yang dihasilkan adalah 0,268 dan 0,621 yang dimana dengan mengikuti tabel t yaitu dengan df = n-2 maka 35-2 = 33 maka t tabel yaitu 2,035 dengan nilai -2,035 ≤ 0,621 ≤ 2,035 yang berarti menunjukan tidak ada masalah Heteroskedastisitas.

4.4.6 Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara X1, X2 dan Y. Berikut adalah hasil analisis koefisien korelasi Pengaruh Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif oleh Karyawan terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya, maka dalam penelitian ini mengunakan rumus kolerasi Pearson’s Product Moment yang dilambangkan dengan r. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1 (-1≤ r ≤1). Nilai hubungan yang didapat dari korelasi, yaitu :

Tabel 4.18 Tingkat Kekuatan Hubungan Antara dua Variabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Kuat

(24)

0,60 – 0,799 Sangat kuat 0,80 – 1,000 sempurna

Sumber : Nugroho (2005:36) Tabel 4.19 Hasil korelasi X1, X2 dan Y

Correlations

Etika Bekerja Komunikasi

Efektif Komitmen Organisasi Etika Bekerja Pearson Correlation 1 .407* .598** Sig. (2-tailed) .015 .000 N 35 35 35 Komunikasi Efektif Pearson Correlation .407* 1 .485* Sig. (2-tailed) .015 .000 N 35 35 35 Komitmen Organisasi Pearson Correlation .598** .485* 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 N 35 35 35

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Berdasarkan koefisien kolerasi Pearson’s Product Moment pada tabel diatas, maka diperoleh nilai kolerasi 0,598 untuk Etika dalam Bekerja dengan Sig 0,000. Menurut tabel interpretasi r, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Etika Bekerja karyawan terhadap Komitmen Organisasi. Sedangkan untuk Komunikasi yang Efektif menghasilkan 0,485 dengan sig 0,000 yang dimana terdapat hubungan yang kuat antara Komunikasi yang Efektif terhadap Komitmen Organisasi.

4.4.7 Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui berapa besar kecilnya suatu variabel Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif oleh karyawan terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya, maka penelitian ini mengunakan perhitungan koefisien determinasi sebagai berikut

(25)

Tabel 4.20 Tabel Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .635a .402 .394 4.356

a. Predictors: (Constant), Komunikasi Efektif, Etika Bekerja

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Dengan hasil perhitungan diatas, maka bisa diketahui bahwa pengaruh variabel X1 (Etika dalam Bekerja) dan X2 (Komunikasi yang Efektif) terhadap variabel Y (Komitmen Organisasi) adalah sebesar 39,4%. Sedangkan sisanya sebesar 61.6% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

4.4.8 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi dilakukan jika kolerasi antara 3 variabel mempunyai hubungan sebab akibat atau pengaruh. Dalam penelitian ini analisis regresi berganda menggunakan program SPSS 21 untuk mengetahui hasil regresi Variabel X1 dan X2 terhadap Y, hasil yang diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.21 Tabel Analisis Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.521 4.237 .595 .556 Etika Bekerja .569 .164 .529 3.478 .001 Komunikasi Efektif .233 .208 .170 2.120 .001

a. Dependent Variable: Komitmen Organisasi

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh persamaan regresi berganda : Y = a + b1x1+b2x2+….bnxn

(26)

Berdasarkan perhitungan regresi berganda menghasilkan bahwa :

a. Nilai konstanta adalah 2,521, hal ini berarti jika seluruh variabel bernilai nol, maka Komitmen Organisasi bernilai positif yaitu 2,521

b. Hasil analisis regresi dari semua variabel bebas menunjukkan nilai yang positif, hal ini berarti semua variabel bebas mempunyai hubungan yang positif terhadap variabel terikatnya.

c. Dari kedua variabel bebas yang digunakan yang memberikan pengaruh yang dominan adalah variabel Etika dalam Bekerja dengan koefisien regresi sebesar 0,569.

Hasil diatas semakin membuktikan bahwa adanya pengaruh yang positif antara Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif oleh karyawan terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya. Dimana Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif mempengaruhi Komitmen Organisasi para karyawan di PT Multi Nusantara Karya.

4.4.9 Uji Hipotesis

Hipotesis pada dasar merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan masalah. Anggapan atau asumsi dari suatu hipotesis juga merupakan data yang mungkin juga bisa salah. Maka apabila akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, terlebih dahulu harus diuji. Untuk dapat di uji hipotesis terlebih dahulu harus dinyatakan secara kuantitatif. Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah di uraikan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho: Tidak ada pengaruh antara Etika dalam bekerja dan Komunikasi yang Efektif oleh karyawan terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya.

Ha : Ada pengaruh antara Etika dalam bekerja dan Komunikasi yang Efektif oleh karyawan terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya.

(27)

4.4.9.1 Uji T

Uji T merupakan uji signifikansi koefisien regresi yang digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara parsial dari variabel independen dan dependen. Dalam Uji T menggunakan taraf signifikasi α = 5% atau sebesar 0,05. Berikut adalah hasil Uji T dalam penelitian ini adalah :

Tabel 4.22 Tabel Uji T

Variabel T Hitung T Tabel Etika dalam Bekerja 3,478 2,035 Komunikasi yang

Efektif 2,120 2,035

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Ho : t hitung < t tabel, tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Etika dalam Bekerja terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya.

Ha : t hitung > t tabel, ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Etika dalam Bekerja terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya.

Ho : t hitung < t tabel, tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Komunikasi yang Efektif oleh karyawan terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya.

Ha : t hitung > t tabel, ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Komunikasi yang Efektif oleh karyawan terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya.

Dari tabel 4.22 dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel Etika dalam Bekerja adalah sebesar 3,478 yang nilainya lebih besar dari t tabel (2,035) maka Ho ditolak karena t hitung > t tabel ( 3,478 > 2,035) dan Ha diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa Etika dalam Bekerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Komitmen Organisasi.

Sedangkan nilai t hitung untuk Komunikasi yang Efektif adalah sebesar 2,120 maka Ho ditolak karena t hitung > t tabel (2,120 > 2,035) dan Ha diterima,

(28)

jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Komunikasi yang Efektif berpengaruh secara parsial terhadap Komitmen Organisasi.

Dengan hasil yang telah disimpulkan diatas, maka hasil hipotesisnya sebagai berikut :

H : 3,478 > 2,035, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti Etika dalam Bekerja memiliki pengaruh secara parsial terhadap Komitmen Organisasi.

H : 2,120 > 2,035, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti Komunikasi yang Efektif berpengaruh secara parsial terhadap Komitmen Organisasi.

4.4.9.1 Uji F

Menurut Priyatno (2008:81) uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Ho : F hitung < F tabel, tidak ada pengaruh secara signifikan antara Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif oleh karyawan terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya.

Ha : F hitung > F tabel, ada pengaruh secara signifikan antara Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif oleh Karyawan terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya.

Tabel 4.23 Tabel Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 375.492 2 187.746 9.896 .000b

Residual 607.080 32 18.971

Total 982.571 34

a. Dependent Variable: Komitmen Organisasi

b. Predictors: (Constant), Komunikasi Efektif, Etika Bekerja

Sumber : Data yang diolah SPSS 21, 2014

Jadi dari hasil tabel Uji F diatas dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung untuk Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif adalah sebesar 9,896

(29)

yang nilainya lebih besar dari F tabel (3,295) maka Ho ditolak karena F hitung > F tabel ( 9,896 > 3,295) dan Ha diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif oleh karyawan berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya.

H : 9,896 > 3,295, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif berpengaruh secara bersama-sama terhadap Komitmen Organisasi di PT Multi Nusantara Karya.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan dari hasil uji validitas yang menyatakan setiap pernyataan dalam kuesioner adalah valid, dimana nilainya melebihi r tabel 0,334. Dengan hasil yang menyatakan bahwa setiap pernyataan valid, maka dapat dilanjutkan ke dalam tahap uji analisis berikutnya yaitu uji realibilitas dengan hasil 0,763 untuk etika dalam bekerja, 0,727 untuk komunikasi yang efektif dan 0,768 untuk komitmen organisasi. Dari hasil tersebut dapat dikatakan data reliabel karena nilai tersebut diatas 0,60.

Nilai analisis indeks jawaban para responden terhadap Etika dalam Bekerja dapat dikatakan sudah berjalan tepat dengan perolehan nilai indeks sebesar 70,4%, sedangkan berdasarkan hasil analisis indeks jawaban dari Komunikasi yang efektif diperoleh hasil 71,4% dan Komitmen Organisasi yang diperoleh hasil 78,5%.dari hasil rata-rata nilai indeks yang dihitung, dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari perhitungan indeks tersebut memiliki pemahaman yang tinggi dari responden

Hasil dari analisis koefisien korelasi dapat diketahui bahwa Etika dalam Bekerja dan Komitmen Organisasi memiliki hubungan yang kuat dengan perolehan nilai korelasi sebesar 0,598 dan Komunikasi yang Efektif juga dapat disimpulkan memiliki hubungan yang kuat dengan Komitmen Organisasi dengan hasil analisis koefisien korelasi 0,485.

0,485 Maka dapat maka dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa Etika dalam bekerja dan Komunikasi yang Efektif memiliki hubungan yang kuat terhadap Komitmen Organisasi, yang dimana jika Etika bekerja meningkat maka Komitmen

(30)

Organisasi pada karyawan juga meningkat, begitu juga dengan Komunikasi yang Efektif, jika Komunikasi yang Efektif meningkat maka Komitmen Organisasi juga meningkat.

Berdasarkan hasil nilai koefisien determinasi, diketahui bahwa pengaruh Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif terhadap Komitmen Organisasi adalah sebesar 40,2% dan sisanya sebesar 59,8% yang merupakan variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dari hasil analisis regresi berganda, ditunjukan persamaan regresi Y = 2,521 + 0,569X1 + 0,233X2, yang artinya setiap penambahan 1 nilai Etika dalam Bekerja maka akan meningkatkan Komitmen Organisasi sebesar 0,569. Jika dilihat dari kolom Sig, nilai Etika dalam Bekerja sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,005 maka angka tersebut signifikan. Begitu juga dengan Komunikasi yang Efektif dengan penambahan 1 nilai Komunikasi yang Efektif akan meningkatkan Komitmen Organisasi sebesar 0,233. Untuk itu, dapat dinyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara Etika dalam Bekerja dan Komunikasi yang Efektif terhadap Komitmen Organisasi pada karyawan PT Multi Nusantara Karya

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN UMUM

Yatim Mandiri kepada karyawan-karyawan yang kinerjanya dinilai baik, seperti menguasai bidang pekerjaannya, bekerja terampil dan efektif, selalu meyelesaikan

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara variabel komitmen organisasi dengan turnover intention pada karyawan bagian produksi di PT. Dasaplast

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif signifikan antara stres kerja terhadap kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok. Jadi,

2.2.5 Pengaruh Komitmen Organisasi Dengan Kinerja Karyawan Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap profesinya maupun. organisasi tempat bekerja seringkali menjadi

dalam masalah komitmen serta budaya organisasi perusahaan yang dapat. mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

Karena seperti yang disampaikan oleh karyawan bahwa komunikasi nonverbal dapat mengatur ekspresi wajah mereka saat sedang memimpin dan melakukan presentasi rapat. Dimana karyawan

Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Koefisien antara variabel independen Komitmen Organisasi dan variabel