• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah singkat dan Perkembangan PT. Karia Rajut Nusantara Solok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah singkat dan Perkembangan PT. Karia Rajut Nusantara Solok"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

60 A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah singkat dan Perkembangan PT. Karia Rajut Nusantara Solok PT. Karia Rajut Nusantara (KRN) adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan cash dan kredit barang-barang furniture dan elektronik. PT. Karia Rajut Nusantara yang berpusat di Ciputat sudah berdiri sejak tahun 2005 dengan nama Sekar Mandiri. Kemudian pada tahun 2007 berganti nama menjadi Karia Rajut Nusantara. Setelah berganti nama sebagai PT. Karia Rajut Nusantara juga didirikan dikota solok yang beralamat di Jl. Nasir Sutan Pemuncak Depan Terminal Bareh Solok No 61 C.

Perusahaan PT. Karia Rajut Nusantara Solok mempunyai enam devisi Pekerjaan yang terdiri dari : Manajer, Kolektor, Survei, Administrasi, Sales dan Cleaning Service. Tugas dari masing-masing pekerjaan devisi yaitu:

1. Manajer

a. Mengarahkan dan mengatur para bawahannya untuk mencapai target yang diinginkan.

b. Menyelesaikan dan mengevaluasi kinerja staf dengan berkomunikasi, perencanaan dan menilai hasil pekerjaan karyawan.

(2)

2. Kolektor memelihara angsuran dan meripet barang dari konsumen jika terjadi tunggakan selama tiga bulan berturut-turut.

3. Survei bertugas untuk menentukan layak tidak layaknya konsumen yang mengajukan permohonan kredit.

4. Administrasi bertugas mengatur pembukuan dan keuangan dalam perusahaan.

5. Sales bertugas mencari atau merekrut konsumen untuk menjadi permohonan kredit.

6. Cleaning service bertugas untuk membersihkan perusahaan dan merapikan peralatan yang ada dalam perusahaan.

PT. Karia Rajut Nusantara Solok berkembang sangat pesat, banyaknya pembelian kredit bukan saja dikota solok tetapi dikabupaten-kabupaten yang menjadi konsumen perusahaan PT. Karia Rajut Nusantara Solok.

2. Visi dan Misi PT. Karia Rajut Nusantara Solok

PT. Karia Rajut Nusantara Solok mempunyai visi dan misi perusahaan yaitu:

a. Visi

Memberikan kredit murah untuk tingkatan menengah kebawah b. Misi

(3)

3. Struktur Organisasi PT. Karia Rajut Nusantara Solok

PT. Karia Rajut Nusantara Solok menerapkan struktur organisasi yang beroperasi berdasarkan spesialisasi dan fungsi dari setiap elemen dalam menunjang kinerja perusahaan secara keseluruhan berikut ini adalah struktur organisasi PT. Karia Rajut Nusantara Solok.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Karia Rajut Nusantara

B. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT. Karia Rajut Nusantara Solok, karakteristik responden dalam penelitian dapat digolongkan berdasarkan:

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang dijadikan sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Manajer

Kolektor

(4)

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis kelamin Jumlah orang Persentase (%)

1 Laki-Laki 20 Orang 66,67 %

2 Perempuan 10 Orang 33,33 %

Jumlah 30 Orang 100 %

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2017

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui jumlah responden terbanyak berdasarkan jenis kelamin di PT. Karia Rajut Nusantara Solok yang paling Dominan adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 20 Orang dengan angka persentase 66,67%, dan jumlah jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 10 Orang dengan angka persentase 33,33%.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah orang Persentase (%)

1 20-30 Tahun 20 Orang 66,67 %

2 31-40 Tahun 8 Orang 26,67 %

3 41-50 Tahun 2 Orang 6,66 %

Jumlah 30 Orang 100 %

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa di PT. Karia Rajut Nusantara Solok didominasi oleh karyawan yang berumur diatas 20-30 tahun yang berjumlah 20 orang dengan angka persentase 66,67%, penjelasan tersebut menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja pada PT. Karia Rajut Nusantara Solok memiliki pengalaman kerja yang tinggi dalam usia yang masih tergolong produktif.

(5)

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar belakang pendidikan

Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan maka diperoleh data tentang pekerjaan responden. Data tentang responden berdasarkan pekerjaan ini tersusun dalam tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan No Pekerjaan Jumlah orang Persentase (%)

1 SMP 8 Orang 26,67% 2 SMA 8 Orang 26,67% 3 SMK 7 Orang 23,33% 4 Pasantren 1 Orang 3,33% 5 D III 4 Orang 13,33% 6 S1 2 Orang 6,67% Jumlah 30 Orang 100%

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa di PT. Karia Rajut Nusantara Solok responden berdasarkan latar belakang pendidikannya didominasi oleh karyawan yang tamatan SMP dan SMA berjumlah 8 orang dengan angka persentase 26,67% dan SMA juga berjumlah 8 orang persentase 26,67%.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No Lama Bekerja Jumlah orang Persentase (%)

1 1-2 Tahun 5 Orang 16,67% 2 3-4 Tahun 15 Orang 50% 3 5-6 Tahun 5 Orang 16,67% 4 7-8 Tahun 3 Orang 10% 5 8-9 Tahun 2 Orang 6,66% Jumlah 30 Orang 100%

(6)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden didalam penelitian lama masa bekerja pada tahun 3-4 tahun berjumlah 15 orang dengan angka persentase 16,67%. Ini menunjukkan bahwa karyawan menunjukkan pengalaman kerja yang belum optimal. 2. Deskriptif Variabel Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh stres kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan di PT. Karia Rajut Nusantara Solok. Penyajian data masing-masing variabel adalah dalam bentuk distribusi frekuensi dimana masing-masing responden memberikan penilaian sesuai dengan keadaan sebenarnya.

a. Variabel Stres Kerja

Untuk variabel stres kerja terdiri dari 10 indikator yang digunakan. Untuk melihat deskripsi masing-masing item pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Variabel Stres Kerja (X1) No Item Indikator Rerata (mean) TCR (%) Kriteria 1 Beban kerja yang sulit dan

berlebihan dalam bekerja

4.00 80 Kuat 2 Tekanan dan sikap

pemimpin yang kurang adil

4.03 80.6 Kuat

3 Waktu dan peralatan kurang memadai

3.60 72 Kuat 4 Adanya konflik antara

pribadi dengan pimpinan dan rekan kerja

3.20 64 Lemah

5 Linkungan kerja yang bersih dan nyaman

2.97 59.4 Cukup 6 Gaji sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi

(7)

pekerjaan

Jumlah 21.03 420.6

Rata-rata 3.505 70.1

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa variabel stres kerja memiliki skor rata-rata 21.03 dengan tingkat capaian responden 420.6%, yang bearti jawaban dari para responden termasuk dalam kategori cukup.

Dilihat dari 6 item pertanyaan mengenai variabel stres kerja, yang mendapatkan rerata tertinggi adalah tekanan dan sikap pemimpin yang kurang adil dengan rerata 4.03 dan angka persentase 80.6%. Hal ini berarti jawaban responden memberikan tanggapan bahwa Karyawan pada PT. Karia Rajut Nusantara Solok mendapat perlakuan yang kurang adil dari pimpinan perusahaannya.

Indikator tentang adanya konflik antara pribadi dengan pimpinan dan rekan kerja mendapat rerata yakni sebesar 3.20 dengan angka persentase 64% dan termasuk kriteria lemah dan linkungan kerja yang bersih dan nyaman termasuk kategori cukup yakni sebesar 2.97 dengan angka persentase 59.4%. Hal ini berarti karyawan pada PT. Karia Rajut Nusantara Solok belum memiliki lingkungan kerja yang baik untuk bekerja dan akan menyebabkan stres kerja bagi karyawan.

(8)

b. Variabel Komitmen Organisasi

Untuk variabel Komitmen Organisasi terdiri dari 8 indikator yang digunakan. Untuk melihat masing-masing item pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi (X2) No Item Indikator Rerata (mean) TCR (%) Kriteria 7 Saya mempunyai perasaan yang

besar terhadap perusahaan

3.57 71.4 Kuat 8 Saya merasa masalah yang

dihadapi perusahaan ini adalah masalah saya juga

3.87 77.4 Kuat

9 Perusahaan tempat saya bekerja sangat berarti bagi saya

4.10 82 Sangat

Kuat 10 Saya takut jika kehilangan

kesempatan promosi apabila saya keluar dari perusahaan

3.77 75.4 Kuat

11 Saya tidak rela kehilangan hubungan persahabatan dengan rekan kerja apabila saya keluar dari perusahaan

3.90 78 Kuat

12 Sa Saya sulit terikat dengan perusahaan lain seperti

perusahaan tempat saya bekerja

4.33 86.6 Sangat Kuat 13 Sa Saya tidak ingin mengecewakan

atasan saya apabila saya keluar dari perusahaan

4.13 82.6 Sangat Kuat Jumlah 27.67 553.4

Rata-rata 3.952 79.057

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa variabel Komitmen Organisasi memiliki skor rata-rata 3.952 dengan tingkat capaian responden sebesar 79.057%, berarti jawaban dari para responden termasuk kedalam kategori kuat. Ini berarti bahwa

(9)

Komitmen Organisasi Karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok relatif tinggi.

Dilihat dari 7 indikator mengenai variabel Komitmen Organisasi, yang mendapat rerata tertinggi adalah indikator saya sulit terikat dengan perusahaan lain seperti perusahaan tempat saya bekerja, dengan rerata 4.33 dan angka persentase 86.6%, yang berarti karyawan percaya bahwa PT. Karia Rajut Nusantara Solok selalu peduli dengan organisasi dimana tempat mereka bekerja.

c. Variabel Kinerja karyawan

Untuk variabel kinerja karyawan terdiri dari 13 indikator yang

digunakan. Untuk melihat deskripsi masing-masing item pertanyaan

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Karyawan (Y) No Item Indikator Rerata (mean) TCR (%) Kriteria 14 Sa Karyawan mengerjakan

setiap pekerjaan dengan baik 4.03 80.6 Kuat 15 Karyawan mengutamakan kebersihan dalam mengerjakan tugas 3.77 75.4 Kuat

16 Skil yang di miliki karyawan sesuai dengan pekerjaan yang dia kerjakan

4.00 80 Kuat

17 Pekerjaan karyawan sudah

memenuhi target

perusahaan

2.83 56.6 Cukup

18 Dalam melaksanakan tugas target merupakan sasaran yang perlu dicapai

(10)

19 Tingkat pencapain volume kerja yang dihasilkan karyawan telah sesuai dengan harapan perusahaan

3.70 74 Kuat

20 Karyawan mampu

menyelesaikan tugas tepat waktu sesuai dengan ketentuan

3.60 72 Kuat

21 Karyawan tidak menunda pekerjaan yang telah diberikan

3.50 70 Kuat

22 Karyawan mengerjakan pekerjaan dengan maksimal

3.33 66.6 Kuat 23 Karyawan hadir dikantor

sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan

3.60 72 Kuat

24 Karyawan tidak

meninggalkan kantor pada jam kerja kecuali keperluan kantor

3.47 69.4 Kuat

Jumlah 39.6 792

Rata-rata 3.6 72

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa variabel Kinerja karyawan memiliki skor rata-rata 3.6 dengan tingkat capaian responden 72%, yang berarti jawaban dari responden termasuk kedalam kategori kuat. Ini berarti bahwa kinerja karyawanPT. Karia Rajut Nusantara Solok relatif tinggi. Hal ini merupakan hasil dari usaha PT. Karia Rajut Nusantara Solok Kinerja karyawan organisasinya baik.

Dilihat dari 11 indikator mengenai variabel kinerja karyawan, yang mendapatkan rerata tertinggi adalah item pernyataan Karyawan mengerjakan setiap pekerjaan dengan baik, yaitu sebesar 4.03 dengan angka persentase 80.6% yang berarti responden setuju dengan pernyataan yang diajukan.

(11)

Indikator pekerjaan karyawan sudah memenuhi target perusahaan, mendapat rerata paling rendah yaitu 2.83 dengan angka persentase 56.6%, yang berarti jawaban responden termasuk kategori cukup.

C. Teknis Analisis Data dan Uji Hipotesis 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Uji normalitas data ini menggunakan grafik P-P plot hasil pengolahan program SPSS 20 yang dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

(12)

Gambar 4.2

Sumber: Data primer,2017

Uji normalitas dengan normal probability plot mensyaratkan bahwa penyebaran data harus berada disekitar wilayah garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan hasil output SPSS 20 pada gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini memenuhi syarat normal probability plot sehingga model regresi dalam penelitian memenuhi asumsi normalitas (berdistribusi normal). Artinya data dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolonieritas.

(13)

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel bebas (korelasinya 1 atau mendekati 1). Adanya multikolonieritas dalam model persamaan regresi yang digunakan akan mengakibatkan ketidakpastian estimasi, sehingga mengarah pada kesimpulan yang menerima hipotesis nol. Hal ini mengakibatkan koefisisen regresi menjadi tidak signifikan.

Untuk menguji ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat, (1) nilai

Tolerance dan lawannya (2) variance factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant) Stres Kerja (X1) .811 1.234 Komitmen Organisasi (X2) .811 1.234 a. Dependent Variable: Y

Sumber: Pengolahan data statistik SPSS 20 (2017)

Nilai VIF pada output menunjukkan keberadaan

multikolinearitas tidak signifikan, artinya tidak ada indikasi

multikolinearitas dalam model. Ini ditunjukkan dengan nilai VIF untuk semua variabel independent (X) lebih kecil dari 10.

(14)

c. Uji Heteroskedastisitas

Metode ini digunakan untuk menunjukkan keadaan dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada pengamata ke pengamatan lain. Jika terdapat perbedaan varian, maka dijumpai gejala heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisistas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Berbagai macam uji heterokedastisiras yaitu dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi . Hasil scatter plot Gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.3

Sumber: Data primer,2017

Secara grafis terlihat bahwa pola titik-titik pada scatterplots regresi telah menyebar acak di sekitar 0, hal ini mengindikasikan bahwa tidak dijumpai gejala heteroskedastisitas pada model regresi.

2. Uji Regresi Berganda

Analisis ini dilakukan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan antara beberapa variabel bebas (independent variable) terhadap

(15)

satu variabel terikat (dependent variable) yang ada dalam penelitian ini. Analisis regresi yang digunakan ialah analisis regresi berganda (Multiple Linear Regresion) yang akan diolah dengan menggunakan program SPSS 20.

Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel bebas yaitu stres kerja (X1), komitmen organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).dari pengolahan data dengan SPSS 20 diperoleh hasil seperti pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Analisis Regresi Berganda Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) .693 .631 1.099 .281 X1 .416 .156 .423 2.663 .013 X2 .366 .159 .366 2.302 .029 a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data olahan SPSS 20, 2017

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat ditentukan persamaan regresi berganda sebagai berikut:

b1X1 + b2X2 + e 0.693+ 0.416 X1+ 0.366 X2+ e Dimana: Y = Kinerja Karyawan X1 = Stres Kerja X2 = Komitmen Organisasi a = Konstanta

(16)

e = Hal diluar variabel X yang mempengaruhi variabel Y b = Koefisien regresi yang hendak ditafsirkan

Interprestasi persamaan diatas adalah:

1) Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa terdapat nilai konstanta sebesar 0.693 artinya apabila stres kerja (X1), komitmen organisasi (X2) adalah 0, maka tingkat kinerja karyawan (Y) adalah sebesar 0.693.

2) Stres Kerja (X1) memiliki nilai koefisien regresi postif signifikan sebesar 0.416. Berarti apabila terjadi pertambahan tingkat stres kerja sebesar satusatuan, maka akan mempengaruhi terjadinya pertambahan tingkat kinerja karyawan sebesar 0.416, dengan asumsi bahwa tingkat komitmen organisasi tetap atau tidak berubah.

3) Komitmen Organisasi (X2) memiliki nilai koefisien nilai regresi sebesar 0.366. Berarti apabila terjadi pertambahan tingkat komitmen organisasi sebesar satusatuan, maka akan mempengaruhi terjadinya pertambahan tingkat kinerja karyawan sebesar 0.366, dengan asumsi bahwa tingkat stres kerja tetap atau tidak berubah.

3. Uji Kelayakan Model a. Uji T (Persial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas menunjukkan pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel terikat. Ha ditolak Ho diterima atau hipotesis alternatif ditolak, berarti secara sendiri-sendiri variabel bebas tidak mempunyai variabel terikat.

(17)

Ha ditolak dan Ho diterima atau hipotesis alternatif diterima, berarti secara sendiri-sendiri variable bebas mempunyai variable terikat.

Hipotesi penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel stres kerja (X1), komitmen organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok (Y). Untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara parsial, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

1) Hipotesis 1

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif signifikan antara stres kerja terhadap kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok. Dari hasil olahan pada tabel 4.9 dapat dilihat hasil uji t yang menyatakan bahwa nilai t hit = 2.663 > ttabel 1.703 nilai signifikan sebesar 0.013 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial variabel stress kerja (X1) tersebut berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Jadi, stress kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan secara signifikan.

2) Hipotesis 2

Hipotesis kedua terdapat pengaruh positif signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok. Dari hasil olahan pada tabel 4.9 dapat dilihat hasil uji t yang menyatakan bahwa nilai t hit = 2.302 > t tabel

(18)

1.703 nilai signifikan sebesar 0.029 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya secara parsial variabel komitmen organisasi (X2) tersebut berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Jadi, komitmen organisasi secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan secara signifikan.

b. Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dari pengujian nilai F yang dilakukan seperti ditampilkan pada tabel 4.10 yaitu dengan membandingkan nilai signifikan < 0.05 (0.000<0.05), ini berarti variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap dependen variabel.Oleh karena itu, pengujian secara individual dapat dilakukan.

Tabel 4.10 Uji F ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.070 2 .535 10.934 .000b Residual 1.321 27 .049 Total 2.390 29 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1

Sumber: Data olahan SPSS 20, 2017

Berdasarkan tabel 4.10 diatas maka dapat diberikan kesimpulan Nilai signifikansi sebesar 0.000 < taraf signifikansi yang ditetapkan (0.005), maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya stress kerja (X1) dan

(19)

komitmen organisasi (X2) secara bersama-samaberpengaruhsignifikan terhadap kinerja karyawan (Y).

c. Uji Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai koefisien determinasi (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11 Uji Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R2 R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .669a .447 .407 .22116

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Sumber: Data olahan SPSS 20, 2017

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diambil kesimpulan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen stres kerja (X1), Komitmen Organisasi (X2) terhadap variabel dependen kinerja karyawan (Y). Dapat dilihat hasil uji R2 bernilai 0.447. Hal ini berarti variabel kinerja (Y) dipengaruhi sebanyak 44.7% oleh variabel independen stres

(20)

kerja dan komitmen organisasi. Sedangkan 55.3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini bertujuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan hasil penelitian dangan tujuan penelitian. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terdapat pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu:

1. Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok.

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel stres kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok. Dengan tingkat sig. 0,000 . Hal ini mengidentifikasikan bahwa stres kerja menentukan tingkat kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok.Nilai yang signifikan ini menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan stres kerja maka akan mempengaruhi tingkat kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok. Dimana dari analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa besaran koefisien regresi variabel stres kerja 0.416. Artinya variabel stres kerja yang terdiri atas indikator beban kerja, sikap pemimpin, waktu kerja, konflik, lingkungan kerja dan gaji berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa stres kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, yang artinya terdapat

(21)

hubungan yang searah antara stres kerja dan kinerja karyawan. Jadi apabila stres kerja tinggi maka kinerja karyawan juga akan tinggi. Hal ini terjadi karena tuntutan tugas,tuntutan lingkungan, tuntutan peran, tuntutan antar individu yang diperlukan dalam perusahaan atau dalam organisasi.

Penelitian ini juga sesuai dengan hasil wawancara pribadi dengan salah seorang karyawan di PT. Karia Rajut Nusantara Solok. Apabila terjadi stres maka karyawan tersebut menjadikan sebagai motivator, penggerak dan memicu kinerja dimasa selanjutnya dan adanya rangsangan untuk bekerja keras, timbulnya inspirasi untuk meningkatkan kinerja memiliki karir yang lebih panjang dan memiliki tujuan karir yang lebih panjang.1

Hasil ini sesuai dengan Handoko juga berpendapat bahwa pada keadaan stres yang sangat rendah atau tinggi maka kinerja karyawan akan rendah. Pada keadaan stres rendah akan terjadi perasaan bosan karena kurang adanya tantangan, sedangkan pada kondisi stres tinggi karyawan akan merasa tidak nyaman. Apabila keadaan stres kerja pada keadaan optimum maka kinerja juga akan menjadi optimum. Penelitian yang dilakukan oleh Michael et.al., (2009) menunjukkan bahwa stres berpengaruh terhadap kinerja.2

1PT. Karia Rajut Nusantara, (Observasi, 19 Agustus 2017) 2

Ayu Candra Tri Buana Dewi, dkk, Pengaruh Stres kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Bangun Bali Utama Denpasar, (Bali: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 2015, Vol 2 No 1) h. 3

(22)

2. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok.

Signifikan artinya meyakinkan atau berarti, dalam penelitian megandung arti bahwa hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat diberlakukan pada populasi. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang ditemukan bahwa komitmen (X2) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) PT. Karia Rajut Nusantara Solok dengan tingkat sig. 0,000 . Hal ini mengidentifikasikan bahwa komitmen menentukan tingkat kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok.

Dalam penelitian ini komitmen memiliki pengaruh lebih besar atau dominan dibandingkan variabel lainnya terhadap kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok. Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan sebesar 0.366 atau mempengaruhi 3.66% terhadap kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan. Artinya jika komitmen organisasi kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok terjalin dengan baik maka kinerja karyawan juga akan meningkat. Dan begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu, kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok harus menjaga serta meningkatkan komitmen organisasi nya dengan cara selalu menepati janji dengan karyawan dalam memberikan pelayanan untuk kebutuhan karyawan. Jadi

(23)

dapat disimpulkan apabila komitmen perusahaan ditingkatkan maka kinerja karyawan juga akan meningkat.

Hasil ini sesuai dengan pendapat Sopiah menyatakan bahwa : “Karyawan yang berkomitmen tinggi pada organisasi akan menimbulkan kinerja organisasi yang tinggi ”. Komitmen akan menimbulkan keinginan yang kuat bagi para karyawan untuk terus melakukan kerjasama dengan perusahaan yang pada akhirnya karyawan akan menjadi lebih baik.3

3. Pengaruh Stres Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja dan komitmen organisasi berpengaruh secara persial terhadap kinerja karyawan, hal ini menunjukkan dengan nilai hasil analisis regresi linear berganda diketahui F hitung sebesar 10.934 dengan nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05, dapat disimpulkan bahwa stres kerja dan komitmen organisasi dapat berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Karia Rajut Nusantara Solok.

Hal ini sesuai dengan pendapat Handoko penelitian yang dilakukan oleh Chen-chen et.al komunikasi berhubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi dan kinerja tapi tidak dengan stres kerja. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan komitmen organisasi dan stres kerja dengan kinerja. Sementara komitmen organisasi berhubungan positif dan signifikan dengan kinerja. Dalam

3

Rony Febrianto, dkk, Pengaruh Komitmen dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan, (Surabaya: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negri Surabaya, 2014, Vol 2 No 3) h. 942

(24)

penelitian ini stres merupakan faktor penting yang mempengaruhi kerja dan kinerja dalam organisasi.4

4

Dewi Tri Wijayanti, Pengaruh Komitmen dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan,

(Surabaya: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negri Surabaya, 2014, Vol 2 No 3) h. 923

Gambar

Tabel 4.8  Uji Multikolinearitas
Tabel 4.10  Uji F
Tabel 4.11  Uji Determinasi (R 2 )

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai konsentrasi pestisida golongan karbamat dengan jenis karbofuran dan metomil di perairan Pantai Mlonggo, Kabupaten

Lampu lalu lintas adalah suatu rangkaian peralatan elektronika yang digunakan untuk mengatur lalu lintas di jalan raya. Outputnya berupa led merah, kuning

[r]

SEMINAR NASIONAL TEKNIK JALAN ke-2 (SNTJ-2) akan diselenggarakan pada tanggal 1 - 3 Oktober 2014 di Swiss-Belhotel Danum, Palangkaraya, Kalimantan Tengah oleh DPD HPJI Kalteng..

Teori relasi objek memandang kepribadian manusia sebagai produk dari hubungan awal antara ibu dan anaknya yang berusia empat hingga enam bulan pertama yang merupakan masa paling

Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan zaman, pola asuh orang tua, kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua, maka yang terjadi anak memiliki sikap brontak kepada orang

For assessing the point clouds quality, both results have been compared to a reference point cloud, previously generated by the scanning of a stele with the

The following issues are addressed: the definition of school culture, the effects of culture on schools in general and teachers in particular, the assumptions held by school