• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komitmen Organisasi 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasi - Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan Unit Kebun Pabatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komitmen Organisasi 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasi - Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan Unit Kebun Pabatu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komitmen Organisasi

2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu:

1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu;

2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi;

3. Keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.

Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas

karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi

mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta

kemajuan yang berkelanjutan, Luthans (2006:249). Streers (dalam Munandar,

(2004:75), menyebutkan bahwa komitmen organisasi adalah sifat hubungan

seorang individu dengan organisasi dengan memperlihatkan ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi;

2. Mempunyai keinginan berbuat untuk organisasinya;

3. Mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap bersama dengan

organisasinya.

Griffin (2004:15), menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah sikap

yang mencerminkan sejauh mana seorang individu mengenal dan terikat pada

organisasinya. Karyawan-karyawan yang merasa lebih berkomitmen pada

(2)

13 tinggal lebih lama didalam organisasi, dan mencurahkan lebih banyak upaya

dalam bekerja.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia

No. 25/KEP/M.PAN/2002, pengertian komitmen adalah keteguhan hati, tekad

yang mantap, dan janji untuk melakukan atau mewujudkan sesuatu yang diyakini.

Menurut Robbins (2001:140), menyatakan komitmen pada organisasi

didefenisikan sebagai suatu keadaan di mana seorang karyawan memihak pada

suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara

keanggotaan dalam organisasi itu.

P. Robbins dalam Sjabadhyni, (2001:456) memandang komitmen

organisasi merupakan salah satu sikap kerja. Karena ia merefleksikan perasaan

seseorang (suka atau tidak suka) terhadap organisasi tempat ia bekerja. Robbins

mendefinisikannya sebagai suatu orientasi individu terhadap organisasi yang

mencakup loyalitas, identifikasi dan keterlibatan. Jadi, komitmen organisasi

merupakan orientasi hubungan aktif antara individu dan organisasinya. Orientasi

hubungan tersebut mengakibatkan individu (karyawan) atas kehendak sendiri

bersedia memberikan sesuatu, dan sesuatu yang diberikan itu menggambarkan

dukungannya bagi tercapainya tujuan organisasi.

Reichers dalam Prayitno, (2004:25), ada dua motif yang mendasari

seseorang untuk berkomitmen pada organisasi atau unit kerjanya antara lain:

1. Side-Best Orientations

Side-Best Orientations ini memfokuskan pada akumulasi dari kerugian

yang dialami atas segala sesuatu yang telah diberikan oleh individu kepada

(3)

14 bahwa meninggalkan organisasi akan merugikan, karena takut kehilangan hasil

kerja kerasnya yang tidak bisa diperoleh di tempat lain.

2. Goal-Congruence Orientations

Goal-Congruence Orientations ini memfokuskan pada tingkat kesesuaian

antara tujuan personal individu dan organisasi sebagai hal yang menentukan

komitmen pada organisasi. Pendekatan ini menyatakan bahwa komitmen

karyawan pada organisasi dengan Goal-Congruence Orientations akan

menghasilkan karyawan yang memiliki penerimaan atas tujuan dan nilai-nilai

organisasi, keinginan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan, serta

hasrat untuk tetap menjadi anggota organisasi.

Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan

formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk

mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi

pencapaian tujuan. Berdasarkan definisi ini, dalam komitmen organisasi tercakup

unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi

terhadap nilai–nilai dan tujuan organisasi.

Selanjutnya Konopaske, (2007:234) “bahwa komitmen terhadap

organisasi melibatkan tiga sikap :

(1) Identifikasi dengan tujuan organisasi,

(2) Perasaan keterlibatan dalam tugas–tugas organisasi , dan

3) Perasaan setia terhadap organisasi”.

Hal ini berarti karyawan yang komit terhadap organisasi memandang nilai

dan kepentingan mengintegrasikan tujuan pribadi dan organisasi, sehingga tujuan

(4)

15 dipahami sebagai kepentingan pribadi, dan memiliki keinginan untuk selalu loyal

demi kemajuan organisasi.

2.1.2 Model Pengukuran Komitmen Organisasi

Narimawati, (2005:19) “komitmen organisasi diukur berdasarkan tingkat

kekerapan identifikasi dan tingkat keterikatan individu kepada organisasi tertentu

yang dicerminkan dengan karakteristik: (a) Adanya keyakinan yang kuat dan

penerimaan atas nilai dan tujuan organisasi, (b) Adanya keinginan yang pasti

untuk mempertahankan keikutsertaan dalam organisasi”. Kemudian

mengembangkan suatu skala yang disebut Self Report Scales untuk mengukur

komitmen karyawan terhadap organisasi, yang merupakan penjabaran dari tiga

aspek komitmen, yaitu :

(a) Penerimaan terhadap tujuan organisasi,

(b) Keinginan untuk bekerja keras, dan

(c) Hasrat untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi

2.1.3 Bentuk-bentuk Komitmen Organisasi

Menurut Greenberg & Baron (2000:182), bentuk-bentuk Komitmen

Organisasi adalah:

a. Affective Commitment ialah kuatnya keinginan seseorang dalam

bekerja bagi organisasi atau perusahaan disebabkan karena dia setuju

dengan tujuan-tujuan organisasi tersebut dan ingin melakukannya.

b. Continuance Commitment ialah kuatnya keinginan seseorang dalam

melanjutkan pekerjaannya bagi organisasi disebabkan karena dia

membutuhkan pekerjaan tersebut dan tidak dapat melakukan pekerjaan

(5)

16 c. Normative Commitment ialah kuatnya keinginan seseorang dalam

melanjutkan pekerjaannya bagi organisasi disebabkan karena dia

merasa berkewajiban dari orang lain untuk dipertahankan.

Karyawan dengan komponen afektif tinggi, masih bergabung dengan

organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Sementara

itu karyawan dengan komponen continuance tinggi, tetap bergabung dengan

organisasi tersebut karena mereka membutuhkan organisasi. Karyawan yang

memiliki komponen normatif yang tinggi, tetap menjadi anggota organisasi

karena mereka harus melakukannya. Setiap karyawan memiliki dasar dan tingkah

laku yang berbeda berdasarkan komitmen organisasi yang dimilikinya. Karyawan

yang memiliki komitmen organisasi dengan dasar afektif memiliki tingkah laku

berbeda dengan karyawan yang berdasarkan continuance. Karyawan yang ingin

menjadi anggota akan memiliki keinginan untuk menggunakan usaha yang sesuai

dengan tujuan organisasi.

2.1.4 Konsekuensi dari Komitmen Organisasi

Menurut Greenberg dan Baron, (2000:184) konsekuensi dari komitmen,

yaitu:

a. Commited employees are less likely to withdraw

Karyawan yang memiliki komitmen mempunyai kemungkinan lebih kecil

untuk mengundurkan diri. Semakin besar komitmen karyawan pada

organisasi, maka semakin kecil kemungkinan untuk mengundurkan diri.

Komitmen mendorong orang untuk tetap mencintai pekerjaannya dan akan

(6)

17 b. Commited employees are less willing to sacrifice for the organization

Karyawan yang memiliki komitmen bersedia untuk berkorban demi

organisasinya. Karyawan yang memiliki komitmen menunjukkan

kesadaran tinggi untuk membagikan dan berkorban yang diperlukan untuk

kelangsungan hidup instansi.

2.1.5 Membangun Komitmen Organisasi

Mcshane dan Glinov (dalam Herwan Abdul 2005) mengemukakan

beberapa cara untuk membangun komitmen karyawan terhadap organisasi, Sbb :

1. Fairness and satisfaction (keadilan dan kepuasan).

2. Job security (keamanan kerja).

3. Organizational comprehensions (organisasi secara keseluruhan).

4. Employee involvement (keterlibatan karyawan).

5. Trusteeng employees (kepercayaan karyawan).

Komitmen karyawan terhadap organisasi, dapat terus ditingkatkan.

Sweeney dan Mcfarlin (2000), mengemukakan beberapa hal yang dapat

meningkatkan komitmen para karyawan terhadap organisasi :

1. Berusaha meningkatkan input karyawan ke dalam organisasi, karyawan

yang merasa bahwa suara mereka didengar cenderung lebih terikat

secara efektif

2. Perkuat dan komunikasikan nilai–nilai dasar, sikap dan tujuan

organisasi.

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Komitmen Organisasi

Hubungan sebab akibat terjadinya komitmen terhadap organisasi. Ada tiga

(7)

18 berprestasi, masa kerja/jabatan, dan lain-lain), karakteristik pekerjaan (umpan

balik, identitas tugas, kesempatan untuk berinteraksi, dan lain-lain) dan

pengalaman kerja. Menjadi karakteristik pribadi (usia dan masa kerja, tingkat

pendidikan, jenis kelamin), karakteristik yang berkaitan dengan peran,

karakteristik struktural dan pengalaman kerja, Sjabadhyni, (2001:460).

Menurut Long, (2001:110), program kepemilikan saham perusahaan bagi

karyawan juga bisa menumbuhkan perasaan identifikasi terhadap tujuan-tujuan

organisasi, Sedangkan Armstrong berpendapat bahwa tiga hal yang dapat

mempengaruhi komitmen, yaitu: rasa memiliki terhadap organisasi, rasa senang

terhadap pekerjaan dan kepercayaan pada organisasi Armstrong, (2001:183).

Chusmir, (2002:519) berpendapat bahwa karakteristik keluarga juga

menjadi salah satu penentu komitmen karyawan pada organisasi. Dari penjelasan

diatas peneliti mengambil kesimpulan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi komitmen organisasi berdasarkan pada penelitian yang dibentuk

menurut Strees dan Shadur, et al (Prayitno, 2003:50) yang menyatakan bahwa

komitmen organisasi sebagai rasa Identifikasi, Keterlibatan, Loyalitas yang

dinyatakan oleh seorang karyawan terhadap organisasinya. Identtifikasi yaitu

penerimaan tujuan organisasi, dimana penerimaaan ini merupakan dasar

komitmen organisasi. Keterlibatan yaitu sesuai dengan peran dan tanggung jawab

pekerjaaan di organisasi tersebut. karyawan yang memiliki komitmen tinggi akan

(8)

19 2.2 Kinerja Karyawan

2.2.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai/karyawan selama periode

tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standart target,

sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati

bersama. Jika karyawan tidak melakukan pekerjaannya, maka suatu organisasi

akan mengalami kegagalan.

Menurut Mangkunegara, (2006:67), kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugas yang diberikan kepadanya. Menurut Simanjuntak, (2005:1) kinerja suatu

organisasi atau perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja

didalamnya. Dengan kata lain, upaya peningkatan kinerja organisasi dilakukan

melalui peningkatan kinerja masing-masing individu. Menurut Rivai (2005:63)

kinerja adalah merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan, seperti standar kerja, target atau sasaran atau

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

2.2.2 Faktor –faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan a. Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan dalam hal

kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian. Artinya karyawan

yang memiliki keahlian diatas rata-rata dengan pendidikan sehari –hari,

maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab

(9)

20 b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang karywan dalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi merupakan kondisi pengerakkan diri karyawan yang

terarah untuk mencapai tujuan organisasi.

2.2.3 Unsur – unsur Penilaian Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari

beberapa hal, yaitu:

1. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan

tanggung jawabnya dalam organisasi.

2. Kedisplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan – peraturan yang

ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dalam

mencari tolok ukur kinerja.

3. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan

mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan

pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna.

4. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dalam

(10)

21 5. Kerja sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja

sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan

semakin baik.

6. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah

dibebankan kepadanya juga menjadi tolok ukur dalam meningkatkan

kinerja.

7. Tanggung Jawab

Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam

mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.

2.2.4 Kriteria Kinerja Karyawan

Menurut Gomes, (2003:45) mengemukakan beberapa tipe kinerja

karyawan sebagai berikut:

a. Quantity of work, yaitu jumlah hasil kerja yang didapat dalam suatu

periode waktu yang ditentukan.

b. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan

syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

c. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya.

d. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

e. Cooperative, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain

(sesama anggota organisasi).

f. Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran

(11)

22 g. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam

memperbesar tanggung jawabnya.

h. Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

keramah tamahan, dan integritas pribadi.

2.2.5 Pengaruh Komitmen Organisasi Dengan Kinerja Karyawan Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap profesinya maupun

organisasi tempat bekerja seringkali menjadi isu yang sangat penting. Bahkan

beberapa organisasi berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu

persyaratan untuk memegang jabatan atau posisi yang ditawarkan dalam iklan

lowongan–lowongan kerja, hal ini menunjukkan pentingnya komitmen didalam

dunia kerja. Komitmen kerja diperusahaan tidak terlepas dari bentuk hubungan

antara karyawan dengan pekerjaan atau profesi ditempat karyawan tersebut

bekerja demi tercapainya tujuan bisnis yang di inginkan oleh perusahaan tersebut.

Apabila kemampuan perusahaan dalam mengelola karyawannya dengan

baik maka akan menimbulkan komitmen yang kuat dari karyawannya terhadap

perusahaan, kondisi seperti ini sangat baik dalam rangka mencapai tujuan

perusahaan, karena dengan kondisi seperti ini karyawan akan mampu

mengoptimalkan kinerja mereka,

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen

organisasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan dengan memiliki komitmen

yang tinggi maka seorang karyawan akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya

dengan tertib dan lancar sehingga hasil kerjanya (kinerjanya) akan meningkat

serta akan berdampak pula pada tujuan perusahaan yang dapat dicapai secara

(12)

23 2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Putri (2011) dengan skripsinya yang berjudul Pengaruh

Komitmen organisasi terhadap Kinerja Pegawai Negri Sipil pada Badan

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara. Hasil

dari penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara

Komitmen Organisasi yang terdiri dari identifikasi, Partisipasi, loyalitas terhadap

Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Provinsi Sumatera Utara.

Penelitian oleh Harisa (2010) dengan skripsinya yang berjudul Pengaruh

Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada SOGO Sun Plaza

Medan). Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analisa

kuantitatif. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik korelasi

antar variabel untuk membuktikan adanya pengaruh dari budaya organisasi

terhadap kinerja karyawan SOGO Sun Plaza Medan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan

menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya adalah terdapat hubungan yang

kuat antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebesar 0,641.

Berdasarkan uji determinan diketahui bahwa budaya organisasi mempengaruhi

kinerja pegawai dengan tingkat pengaruh sebesar 41%. Sehingga hipotesis yang

menyatakan ada pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan

(13)

24 2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan beberapa

variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan.

Sugiyono (2005:49).

Robbins (2001:140), menyatakan komitmen pada organisasi didefenisikan

sebagai suatu keadaan di mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi

tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam

organisasi itu.

Menurut Mangkunegara, (2006:67), kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugas yang diberikan kepadanya.

Komitmen karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan

yang signifikan antara komitmen dan kinerja, apabila komitmen organisasi baik

yang tinggi maupun yang rendah akan berdampak pada: 1) karyawan; misalnya

terhadap perkembangan kinerja dan karier karyawan di organisasi; (2) Organisasi;

pimpinan yang berkomitmen tinggi pada organisasi akan menimbulkan kinerja

organisasi yang tinggi, tingkat absensi berkurang, loyalitas karyawan dan

sebagainya.

Keterkaitan yang kuat antara komitmen dan kinerja disebabkan karena

adanya keinginan dan kesiapan karyawan dalam organisasi untuk diberdayakan

(14)

25 Berdasarakan uraian diatas maka kerangka konseptual dalam penelitian

dapat dilihat pada Gambar 2.1:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber : Triguno (2004 : 31) dan Mangkunegara (2006 : 9)

2.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah ”Komitmen Organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan Unit Kebun Pabatu”.

Referensi

Dokumen terkait

The Smart Campus Demonstrator building at the University of Brescia, Italy, is equipped with sensors to monitor and control comfort, indoor air quality and HVAC parameters, such

Penelitian yang dilakukan di Cina menunjukan bahwa faktor ibu merupakan faktor risiko untuk anak pendek antara lain ibu dengan anemia dan kurang gizi saat hamil

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “Z” selama kehamilan trimester II dengan keluhan pusing, persalinan secara spontan tidak ada penyulit, pada masa nifas dengan

Teori relasi objek memandang kepribadian manusia sebagai produk dari hubungan awal antara ibu dan anaknya yang berusia empat hingga enam bulan pertama yang merupakan masa paling

Diberit ahukan bahwa set el ah diadakan penel it ian ol eh Kel ompok Kerj a (Pokj a) Lel ang Fisik Pembangunan Gedung Area St udent Cent er di MAN Insan Cendekia Jambi menurut ket

Pelaksanaan kegiatan ilmiah khususnya riset yang harus dilakukan guru wajib dilakukan, untuk itu pelatihan tentang penelitian dengan metode kualitatif

Untuk waktu pelaksanaan 14 hari kalender tetap..hal tersebut berkaitan dengan masa akhir pencairan anggaran...sterilisator listrik harus membutuhkan no ijin reg yang

[r]