• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT 2 TAHUN PELAJARAN 2012-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT 2 TAHUN PELAJARAN 2012-2013"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

LINGKUNGAN HIDUP KELAS XI IPS2 SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT

TAHUN PELAJARAN 2012-2013 (Skripsi)

Oleh SEPTIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

LINGKUNGAN HIDUP KELAS XI IPS2 SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh Septiana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa siswa kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Way Tenong. Metode penelitian yang

dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus.

Penelitian ini meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Cara pengumpulan data yang diambil adalah tes, observasi, dan kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give, aktivitas belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan yaitu 52,92% menjadi 73,53%. Sedangkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu 55,88% menjadi 82,35%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

(3)
(4)
(5)

PENGGUNAAN TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

LINGKUNGAN HIDUP KELAS XI IPS2 SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh

SEPTIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat penelitian ... 7

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Belajar ... 10

2. Pembelajaran ... 11

3. Teori Konstruktivisme ... 13

4. Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give ... 20

6. Aktivitas Belajar ... 22

7. Hasil Belajar ... 24

B. Kerangka Pikir ... 25

C. Hipotesis Tindakan... 28

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 29

B. Lokasi, Subyek dan Obyek Penelitian ... 29

C. Definisi Operasional Tindakan ... 30

D. Prosedur Penelitian... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

F. Teknik Analisis Data ... 45

(8)

1. Lokasi Penelitian ... 46

2. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Way Tenong ... 49

3. Keadaan Peserta Didik SMA Negeri 1 Way Tenong ... 52

4. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Way Tenong ... 52

5. Keadaan Guru dan Tata Usaha SMA Negeri 1 Way Tenong... 54

B. Pelaksanaan Penelitian ... 57

C. Hasil Deskripsi Tindakan Penelitian ... 57

D. Pembahasan ... 85

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 99

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah proses belajar

mengajar di sekolah. Pada kegiatan belajar dan mengajar di sekolah ditemukan

dua subjek yaitu guru dan siswa. Mengajar bagi seorang guru bukanlah sekedar

menyampaikan pengetahuan kepada siswa tetapi guru dapat memotivasi kepada

siswa agar suasana pembelajaran tetap menyenangkan. Hal ini akan berhasil

apabila antara guru dan siswa dapat bekerja sama. Menurut Asep Mahpudz

(2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

siswa dalam pembelajaran dan siswapun dapat mengembangkan pemahaman

pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa mampu belajar mandiri.

Pembelajaran yang aktif dan interaktif adalah hal yang ingin dicapai dalam proses

pembelajaran. Hal ini guru adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran, sehingga dapat terjalin komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dan antara

siswa dan siswa, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif. Dalam

suasana pembelajaran yang menyenangkan siswa tersebut tidak merasa terbebani

secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran, tetapi mereka saling bertanya dan berdiskusi dalam memecahkan

(10)

diharapkan akan tumbuh dan berkembang potensi siswa sehingga pada akhirnya

dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa hasil belajar

geografi siswa masih rendah, seperti yang terlihat pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS2 Semester

Ganjil SMAN 1 Way Tenong Lampung Barat Tahun Pembelajaran 2012-2013

No Kriteria Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

1 ≥75 (tuntas) 13 38,24%

2 <75 (tidak tuntas) 21 61,76%

Jumlah 34 100%

Sumber: Dokumentasi Nilai MID Semester Geografi Siswa Kelas XI IPS2 SMAN 1 Way Tenong Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012-2013

Berdasarkan hasil observasi, ketika kegiatan pembelajaran aktivitas siswa masih

rendah. Ketika guru menjelaskan masih siswa masih banyak yang terdiam ketika

guru menjelaskan atau bertanya. Aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel

2 di bawah ini:

Tabel 2. Aktivitas Belajar Siswa Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS2 SMAN

1Way Tenong

No Kriteria Aktivitas Frekuensi Persentase (%)

1. Aktif 11 32,35%

2. Tidak Aktif 23 67,65%

Jumlah 34 100%

Sumber: Obervasi pendahuluan Siswa Kelas XI IPS2 SMAN 1 Way Tenong Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012-2013

Dari Tabel 1 diketahui bahwa terdapat 61,76% siswa atau 21 siswa yang belum

mencapai nilai ketuntasan, dimana nilai ketuntasan siswa yaitu ≥75. Berdasarkan

(11)

November 2012, dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan

metode konvensional atau ceramah. Pada metode pembelajaran konvensional ini

kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru (teacher center) sehingga potensi

siswa dalam kegiatan belajar mengajar kurang efektif sehingga siswa cenderung

pasif. Penyampaian materi oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensional terlalu monoton dan tidak bervariasi. Hal ini membuat siswa merasa

bosan dalam proses belajar mengajar. Penggunaan metode pembelajaran

konvensional ini diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar

siswa.

Berdasarkan Tabel 2 hasil observasi di kelas XI IPS2 SMAN 1 Way Tenong,

belum mencapai sesuai dengan kriteria keaktifan kelas yang sudah ditentukan

yaitu 70%. Aktivitas belajar yang dilakukan masih tergolong rendah, dapat

diketahui pada kegiatan berlangsung siswa kurang memperhatikan apa yang

disampaikan guru. Ketika diskusi siswa cenderung diam karena

siswa takut untuk mengungkapkan pendapat dan siswa hanya mendengarkan

temannya yang aktif. Sehingga kegiatan pembelajaran belum berjalan dengan

baik, baik antara siswa dan siswa maupun siswa dengan guru. Adapun yang

terlihat dari aktivitas di luar kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa adalah

mengobrol dengan rekan sebangku, bermain handphone, dan terlihat mengantuk.

Aktivitas di luar belajar tersebut tentu dapat mengganggu siswa yang lain

sehingga pembelajaran kurang efektif.

Rendahnya aktivitas yang dilakukan siswa mempengaruhi hasil yang diperoleh.

(12)

guna meningkatkan aktivitas belajar siswa dan berpengaruh pada peningkatan

hasil belajar siswa.

Berdasarkan masalah di atas, yaitu rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa

karena penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi, maka akan

dicoba menggunakan model pembelajaran lain yang lebih mengacu pada

pembelajaran masa kini yang berpatokan pada PAIKEM dimana salah satunya

adalah model pembelajaran kooperatif tipe take and give yang akan digunakan

dalam proses kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Way Tenong.

Salah satu alternatif dapat diterapkan adalah model pembelajaran yang menarik.

Model pembelajaran kooperatif yang merupakan sebuah strategi pembelajaran

yang melibatkan peserta didik untuk bekerja secara berkolaborasi dalam mencapai

tujuan bersama (Eggen dan Kauchak dalam Trianto, 2009:58). Pembelajaran

kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi peserta

didik, memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan, dan

membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan latar belakang

yang berbeda-beda. Dalam hal ini, siswa dapat meningkatkan kerja sama dan

saling memotivasi serta memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe yaitu: Tim Ahli (Jigsaw),

Investigasi Kelompok (Group Investigation), Student Teams Achievement

Division (STAD), Think Pair Share (TPS), Numbered Head Together (NHT),

(13)

Model pembelajaran kooperatif tipe take and give menurut Prawindya. D (2011)

model ini menciptakan agar siswa dapat aktif dan mampu bersosialisasi dengan

siswa lainnya sehingga siswa yang tidak aktif dapat ikut termotivasi dalam

kegiatan pembelajaran. Mengajar teman sebaya, memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mempelajari sesuatu yang baik pada waktu yang sama saat ia menjadi

nara sumber bagi yang lain. Jadi dalam model ini siswa dituntut lebih mandiri

dalam proses pembelajaran dan tidak tergantung pada guru. Dengan demikian

komponen yang berperan penting dalam model pembelajaran kooperatif tipe take

and give ini adalah penguasaan materi melalui kartu, berpasangan dengan saling

bertukar informasi dan adanya evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan atau penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan di dalam

kartu dan pasangannya (Indien, 2012).

Alasan dipilihnya model pembelajaran kooperatif tipe take and give karena dalam

melihat kondisi siswa yang kurangnya motivasi dalam pembelajaran, siswa tidak

percaya diri dalam mengungkapkan pendapat dan rendahnya hasil belajar siswa.

Dengan permasalahan tersebut maka siswa harus diberi perlakuan salah satunya

dengan mencoba menerapkan model pembelajaran take and give. Pembelajaran

yang dilakukan harapanya tidak jenuh, tidak membosankan, dan dapat membantu

meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, dalam pembelajaran ini siswa dapat belajar dengan teman sebayanya sehingga akan mempermudah proses

pembelajaran.

Selain itu, melalui penelitian yang dilakukan Anda Juanda (2010) yang berjudul

(14)

Metode Tutor Sebaya Take And Give dan Pada Materi Bioteknologi (Penelitian Di

Kelas IX A SMPN 3 Cilimus Tahun Pelajaran 2009-2010) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa yang sebelumnya rendah.

Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Lingkungan Hidup”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan guru metode ceramah.

2. Aktivitas belajar siswa rendah

3. Hasil belajar siswa rendah.

4. Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give.

5. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada dalam penelitian, maka peneliti

membatasi masalah sesuai dengan tujuan dan kemampuan peneliti dengan

penelitian tindakan kelas. Maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

Belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give untuk

(15)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe take and give dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi lingkungan hidup

kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Way Tenong tahun pelajaran 2012-2013?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe take and give dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa pada materi lingkungan hidup kelas XI IPS2 SMA Negeri 1

Way Tenong Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012-2013.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

1. Manfaat bagi siswa

Penelitian ini bagi peserta didik berguna untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa pada pelajaran geografi.

2. Manfaat bagi guru

Penelitian ini bagi guru berguna untuk memperbaiki model pembelajaran

yang telah digunakan.

3. Manfaat bagi peneliti

a. Sebagai syarat untuk menempuh gelar Sarjana Pendidikan Geografi Fakultas

(16)

b. Melatih, mengembangkan kemampuan dan pengetahuan peneliti dalam

pengaplikasian di lapangan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah:

1. Ruang lingkup subjek dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPS2 SMAN 1

Way Tenong Lampung Barat.

2. Ruang lingkup objek dalam penelitian adalah model pembelajaran kooperatif

tipe take and give dan hasil belajar siswa.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMAN 1 Way Tenong Lampung

Barat.

4. Ruang lingkup waktu penelitian dalah semester genap tahun pelajaran

2012-2013.

5. Ruang Lingkup Ilmu: Ilmu Pendidikan, dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan maka model pembelajaran menjadi salah satu tolak ukur dalam

proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2011:21).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe take and give pada mata pelajaran geografi materi lingkungan

(17)

Pembelajaran geografi hakikatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek

keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan

kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:12) dapat dikatakan bahwa pembelajaran

geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di

sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka pada penelitian ini akan dibahas beberapa hal diantaranya:

Belajar, Pembelajaran, Model Pembelajaran Kooparatif, Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Take and Give dan Hasil Belajar adapun penjelasannya sebagai

berikut:

1. Belajar

Belajar merupakan suatu proses seseorang dari keadaan tidak tahu menjadi tahu.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dengan sumber belajar

Menurut Suryabrata dalam Hamzah B. Uno (2012:138) belajar adalah suatu

proses yang menghasilkan perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja

untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru ke arah yang

lebih baik. Menurut Dimyati (2006:2) belajar adalah suatu kegiatan yang

dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja oleh individu yang ditandai

(19)

nilai sikap pada diri individu tersebut. Menurut Oemar Hamalik (2011:27-28)

belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman

(learning is defined as the modification or srengthening of behavior through

experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan

tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu pengusaan

hasil melainkan pengubahan kelakuan.

Menurut Rusman (2012:134) belajar adalah perubahan tingkah laku individu

sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seorang baik sengaja maupun tidak sengaja oleh

seseorang sebagai hasil pengalamannya, untuk memperoleh perubahan tingkah

laku yang baru baik secara keseluruhan, sehingga terdapat perubahan dalam hal

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap pada diri individu

tersebut.

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegitan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,

sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono, 2000:24).

Sementara itu, pengertian pembelajaran menurut Trianto (2009:17) pada

hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya

(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka

mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(20)

petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan

pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk

hidup belajar.

Menurut Rusman (2012:134) pembelajaran merupakan suatu proses interaksi

antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap

muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media

pembelajaran. Menurut Muhaimin dalam Yatim Riyanto (2010:131) menjelaskan

bahwa pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan

efisien.

Menurut Darsono (2002:24) mengemukakan ciri–ciri pembelajaran sebagai

berikut:

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam

belajar.

c. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. d. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siswa.

e. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.

Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya

hubungan timbal balik atau interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Keberhasilan proses pembelajaran ini juga dipengaruhi oleh

penggunaan model pembelajaran pada saat kegiatan pembelajaran tersebut

(21)

3. Teori Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme dalam Trianto (2011:28) menyatakan satu prinsip yang

paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya

sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara

sadar menggunakan strategi mereka untuk belajar.

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Von Glaserfeld dalam

Sardiman (2003:37) menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari

kenyataan. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada tetapi

pengetahuan selalu merupakan akibat sari suatu konstruksi kognitif kenyataan

melalui kegiatan seseorang.

Sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, maka proses mengajar bukanlah kegiatan

memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa saja tetapi terdapat komunikasi

yang efektif antara guru dan siswa dan antara sisiwa dan siswa. Dalam hal ini,

guru berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi

belajar peserta didik. Memungkinkan siswa untuk belajar memahami,

memecahkan masalah dan mengembangkan ide-ide yang mereka miliki.

(22)

Berdasarkan hasil observasi bahwa guru yang bersangkutan masih menggunakan

model dan metode pembelajaran yang monoton sehingga proses pembelajaran

hanya terpusat pada guru, sehingga siswa kurang termotivasi untuk interaksi dan

aktif dalam pembelajaran. Untuk itu peneliti mengambil model pembelajaran

agar siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dalam pembelajaran

ada timbal balik antara siswa dan guru serta siswa dan siswa berani

mengungkapkan dan memecahkan masalah-masalah dalam kegiatan

pembelajaran.

Sebelum mengetahui model pembelajaran lebih lanjut maka peneliti perlu

membedakan antara srategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode

pembelajaran, dan model pemebelajaran. Dimana penjelasannya sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran menurut Kemp dalam Rusman (2012:132) adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

2. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai tolak ukur atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran.

3. Menurut Hamzah B. Uno (2010:20) metode pembelajaran didefinisikan

sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya

merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran

lebih prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu. Metode dalam pembelajaran

tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab

sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang

(23)

untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat belajar untuk

mencapai tujuan belajar secara tepat.

Sedangkan model pembelajaran menurut Joyce dan Weil (dalam Rusman,

2012:133) model pembelajaran adalah suatu pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Menurut

Arends dalam Trianto (2009:21) model pembelajaran adalah suatu perencanaan

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran didefinisikan oleh Hamzah

Uno (2008:2) sebagai suatu cara yang digunakan guru dalam melaksanakan

fungsinya dan merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir

yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan adanya model-model pembelajaran

guru dapat mengembangkan dan memilih cara-cara pembelajaran pembelajaran

yang efektif dan efisien sehingga guru sebagai fasilitator.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

merupakan suatu perencanaan yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas guna untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Model pembelajaran juga dapat mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

(24)

mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai

tujuan.

Tidak semua model pembelajaran akan cocok dengan jenis materi pelajaran yang

disajikan kepada siswa saat proses pembelajaran di kelas berlangsung. Oleh

karena itu, setiap guru hendaknya dapat memilih model pembelajaran yang sesuai

dengan mata pelajaran yang biasa digunakan pada materi pelajaran yang akan

diajarkan. Adapun model pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran

Geografi ini adalah model pembelajaran kooperatif.

Menurut Wina Sanjaya (2010:242) Model pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu

antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sedangkan

Menurut Slavin dalam Hamzah B. Uno (2012:201) pembelajaran kooperatif

menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.

Menurut Smith dalam Barkley dkk (2012:7) pembelajaran kooperatif secara

sederhana dapat didefinisikan sebagai pembentukkan kelompok kecil agar para

pelajar dapat bekerja sama untuk memaksimalkan proses pembelajaran masing–

masing dan pembelajaran satu sama lainnya.

Selain itu, Art dan Newman dalam Trianto (2009:56) mengemukakan bahwa

dalam belajar kooperatif, siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Hal tersebut

(25)

kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok–kelompok yang terdiri dari 4 atau 5

orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan oleh guru.

Sementara itu, pengertian pembelajaran kooperatif menurut Riyanto (2010:267)

adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan

akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk

interpersonal skill.

Menurut Slavin (2005:19), ada dua aspek penting yang melandasi keberhasilan

pembelajaran kooperatif yaitu:

[

a. Aspek Motivasi

Pada dasarnya aspek motivasi ada dalam konteks pemberian penghargaan

kepada kelompok. Dimana pemberian penghargaannya didasarkan atas

keberhasilan setiap kelompok yang mampu mencapai tujuan pembelajaran

lebih dulu. Hal ini dapat memicu setiap anggota kelompok terdorong untuk

mengajak, mendukung dan membantu agar berhasil menyelesaikan tugas

yang diemban dengan baik.

b. Aspek Kognitif

Asumsi dasar dari teori perkembangan kognitif adalah interaksi agar siswa

disekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan siswa

tentang konsep-konsep penting.

Sedangkan menurut Ibrahim, dkk (2000:7), pembelajaran yang menggunakan

model kooperatif memiliki ciri–ciri sebagai berikut:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

(26)

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi,

sedang, dan rendah.

3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin berbeda–beda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Esensi dari pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab individu sekaligus

kelompok sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap saling ketergantungan yang

positif yang pada akhirnya pembelajaran tersebut dapat berjalan optimal. Oleh

sebab itu, siswa yang ada dalam satu kelompok tidak ada yang bersikap acuh tak

acuh dengan tugas yang dibebankannya karena tanggung jawab kelompok adalah

bagian dari tanggung jawab individu (menyangkut baik buruk ataupun

keberhasilan/kekurangberhasilan atau hasil keseluruhan) (Sumarmi, 2012:39).

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari peroses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian pengusaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk pengusaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif (Wina Sanjaya, 2012:244)

Sedangkan menurut Stahl dalam Etin (2009:5) menyatakan bahwa model

kooperatif menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam

mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Berdasarkan pendapat tersebut,

bahwa model kooperatif dengan kerja sama dapat mengarahkan siswa untuk

memahami atau mengusai materi belajar, mengahargai satu sama lain, sehingga

(27)
[image:27.595.106.515.108.369.2]

Tabel 3. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2012:211).

Tahap Tingkah Laku Guru

1. Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa.

2. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. 3. Mengorganisasi siswa

ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. 4. Membimbing

kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari kelompok atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik hasil belajar individu atau kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran yang membentuk siswa

kedalam kelompok–kelompok kecil guna untuk meningkatan keaktifan siswa,

membangun jiwa kepemimpinan, meningkatkan intensitas interaksi siswa, dan

kerja sama siswa dengan sesama anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif juga

merupakan bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja

secara kooperatif antara sesama anggota masing-masing kelompok untuk

mencapai tujuan bersama.

Dari beberapa model pembelajaran yang termasuk dalam tipe pembelajaran

kooperatif, maka model yang digunakan penelitian ini adalah model pembelajaran

(28)

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take And Give

a. Pengetian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give

Model pembelajaran kooperatif tipe take and give pada dasarnya mengacu pada

konstruktivisme, yaitu pembelajaran yang dapat membuat siswa itu sendiri yang

aktif dan membangun pengetahuan yang akan menjadi miliknya (Slavin,

1997:269). Dalam proses itu siswa mengecek dan menyesuaikan pengetahuan

baru yang dipelajari dengan kerangka berpikir yang telah mereka miliki.

Menurut suyatno (2009:58) Take and give mempunyai arti menerima dan memberi, maksud take and give dalam model pembelajaran ini adalah dimana siswa menerima dan memberi pelajaran pada siswa yang lainnya. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baik pada waktu yang sama saat ia menjadi narasumber bagi yang lain.

Menurut Suparno (2001:10-11) dalam Bilal A. Toduho mengajar bukan merupakan kegiatan memindah atau mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Peran guru dalam proses pembelajaran Take and Give lebih mengarah sebagai mediator dan fasilitator. Pembelajaran Take and Give merupakan proses pembelajaran yang berusaha mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

Take and Give bertujuan agar peserta didik saling berbagi informasi pada saat

yang bersamaan dengan pasangannya dalam waktu singkat dalam Hanafiah dan

Suhana (2012:56).

Jadi dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran take

and give adalah suatu proses pembelajaran memberi dan menerima yang

memberikan kesempatan kepada siswa sehingga siswa dapat berusaha mengaitkan

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, dengan tujuan

(29)

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give

Model pembelajaran kooperatif tipe take and give mempunyai kelebihan dan

kelemahan adalah sebagai berikut:

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe take and give adalah:

1. Model pembelajaran ini tidak kaku, karena seorang guru boleh memodifikasi lagi penggunaan model pembelajaran ini sesuai dengan keinginan dan kebutuhan serta situasi pembelajaran.

2. Materi akan terarah, karena guru terlabih dahulu menjabarkan uraian materi sebelum dibagikan kartu.

3. Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain. 4. Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelasnya.

5. Akan dapat memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu yang bagikan kepadanya sebab mau tidak mau harus menghafal dan paling tidak membaca materi yang diberikan kepada siswa.

6. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebab masing-masing siswa diminta pertanggungjawaban atas kartu yang diberikan kepadanya.

7. Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain.

8. Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe take and give adalah:

1. Bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka informasi yang diterima siswa lain pun akan kurang.

2. Pada saat mencari pasangan akan terjadi ketidak teraturan karena ada siswa yang lari sana dan lari sini.

3. Kemampuan siswa untuk menyampaikan materinya pada temanya kurang sesuai dengan apa yang diharapkan.

4. Adanya siswa yang bertemu dengan pasanganya, bukanya membahas materi pelajaran tetapi bercerita tentang masalah lain.

(30)

c. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take And Give

Menurut Bilal A. Toduho (2012:17) pembelajaran dengan model Take and Give

akan memberikan manfaat bagi siswa dalam:

1. Meningkatkan kemampuannya untuk bekerjasama dan bersosialisasi.

2. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap selama bekerjasama.

3. Upaya mengurangi kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri

4. Meningkatkan motivasi belajar (partisipasi dan minat), harga diri dan sikap yang positif.

5. Meningkatkan prestasi belajarnya.

d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give

Menurut Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad (2012:95) langkah-langkah dari

model pembelajaran kooperatif tipe take and give adalah sebagai berikut:

1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya.

2. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.

3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari lebih kurang 15 menit.

4. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu. 5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima

materi masing-masing (take and give).

6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).

7. Strategi ini dapat dimodifikasi guru sesuai keadaan.

8. Guru bersama siswa bertanyajawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan

9. Kesimpulan.

5. Aktivitas Belajar

Belajar merupakan berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi tidak ada belajar

jika tidak ada aktivitas. Oleh karena itu, aktivitas merupakan prinsip yang sangat

(31)

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya (Hamalik, 2011:171).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses dalam rangka mencapai

tujuan belajar.

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan

belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Menurut Diedrick dalam Hamalik

(2011:172), aktivitas belajar dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu:

a. Kegiatan-Kegiatan Visual

Membaca, melihat, gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b. Kegiatan-Kegiatan Lisan (Oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

c. Kegiatan-Kegiatan Mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio.

d. Kegiatan-Kegiatan Menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

e. Kegiatan-Kegiatan Menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f. Kegiatan-Kegiatan Metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

g. Kegiatan-Kegiatan Mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

h. Kegiatan-Kegiatan Emosional

(32)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi aktivitas belajar yang

dilakukan peserta didik disesuaikan dengan model pembelajaran yang diterapkan

seperti aktivitas visual yaitu berupa membaca dan mengamati, lisan (oral) yaitu

berupa mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat dan

berdiskusi, serta aktivitas mendengarkan berupa mendengarkan penyajian bahan

dan diskusi.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa

dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar

siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2011: 30-31) Hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan

keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan

tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar

merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil

belajar menunjukkan berhasil tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang

dicerminkan melalui angka atau skor setelah melakukan tes maupun non tes. Dari

(33)

belajar itu sendiri adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan siswa

kemudian diukur melalui tes. Menurut Abu Ahmadi (2002:33), prestasi belajar

adalah hal yang menyangkut hasil pembelajaran atau hasil yang dicapai anak didik

yang diukur melalui aktivitas belajar. Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono

(2009:3) prestasi belajar merupakan hasil yang telah diperoleh setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran. Hasil belajar menunjukkan berhasil tidaknya suatu

kegiatan pengajaran yang dicerminkan dalam bentuk skor atau angka setelah

mengikuti tes.

Berdasarkan pendapat di atas, prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan

siswa yang telah dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran yang dapat

dilihat setelah mengikuti tes dan kemudian akan diukur dan dinilai serta

diwujudkan dalam angka atau pernyataan dalam nilai rapor.

B. Kerangka Pikir

Keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran dipengaruhi kemampuan guru

dalam menyampaikan materi pelajaran, termasuk dalam hal pemilihan model

pembelajaran. Dalam pemilihan model pembelajaran, guru hendaknya lebih

selektif. Karena pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat justru dapat

menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran geografi yang terjadi

di kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Way Tenong masih sangat konvensional artinya

pembelajaran masih terpusat pada guru.

Pembelajaran yang terjadi masih sangat monoton menjadikan siswa sebagai

(34)

mengakibatkan aktivitas belajar siswa rendah dan membuat mereka mengalami

kebosanan dalam mengikuti pembelajaran. Dengan kondisi yang demikian maka

akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, diperlukan suatu

model pembelajaran agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat

digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran. Model pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil

yang terdiri 5-6 orang dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok

sebagai wadah peserta didik bekerja sama dan memecahkan suatu masalah

melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan

menjadi narasumber bagi teman yang lain.

Penelitian ini melihat aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe take and give. Dimana hasil belajar siswa dapat

dilihat dari postes yang dilakukan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Model

pembelajaran kooperatif tipe take and give ini menekankan agar siswa dapat

saling memotivasi, bekerja sama dan bersosialisasi dengan siswa lain. Karena

pada model ini siswa dapat berusaha mengaitkan pengetahuan baru dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Sehingga siswa berusaha terdapat sesuai

kemampuan yang mereka miliki. Peran guru dalam proses pembelajaran take and

give lebih mengarah sebagai mediator dan fasilitator.

Model pembelajaran kooperatif tipe take and give ini penerapannya

(35)

pembelajaran take and give guru memberikan penjelasan materi kepada siswa,

kemudian guru menyiapkan kartu. Kartu tersebut diberikan kepada setiap

kelompok, dimana sub materi pada setiap kelompok siswa berbeda-beda.

Masing-masing siswa pada kelompok diberikan kesempatan untuk berdiskusi beberapa

menit. Kemudian Siswa menjelaskan tentang sub materi yang siswa dapat dalam

kartu kepada teman-teman sekelompoknya dan juga teman-teman kelompok lain

dengan berdiri kedepan atau cukup di tempat, bila semua siswa sudah

menceritakan kembali materi pelajaran, maka guru dapat melakukan evaluasi

akhir pada para siswa dan memberikan pertanyaan mengenai materi yang

disampaikan dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diasumsikan bahwa dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe take and give dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Dari kerangka pikir di atas maka

secara sederhana dapat disajikan dalam kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir. Penggunaan Tipe Take and

Give

[image:35.595.188.442.519.662.2]
(36)

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada tinjauan pustaka dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis

yang dirumuskan dari penelitian ini adalah penggunaan tipe take and give dapat

(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan

kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2009:3). Penelitian ini

digunakan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

take and give untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi

lingkungan hidup kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Way Tenong Tahun Pelajaran

2012-2013. Tindakan akan dilakukan di dalam kelas observer bersama guru mata

pelajaran geografi sebagai guru mitra, yaitu Ibu Yustina.

B. Lokasi, subjek, objek penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 1 Way Tenong Lampung

barat.

(38)

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan November Tahun 2012

Subjek yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas XI2 SMAN 1 Way

Tenong Lampung Barat sebanyak 34 orang. Dilihat dari aktivitas dan hasil

belajar siswa yang telah dilakukan oleh guru, hasil belajar siswa masih rendah.

Dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode

konvensional atau ceramah. Pada metode pembelajaran konvensional ini

kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru (teacher center). Penyampaian

materi oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional

terlalu monoton dan tidak bervariasi. Hal ini membuat siswa merasa bosan

dalam proses belajar mengajar. Penggunaan metode pembelajaran

konvensional ini diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya aktivitas dan

hasil belajar siswa.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah penggunaan model pembelajaran take and give pada

semester genap tahun pelajaran 2012-2013 di SMAN 1 Way Tenong Lampung

barat.

C. Definisi Operasional Variabel (DOV)

Definisi operasional variabel adalah definisi yang akan dioperasionalkan dan

dapat diukur, setiap variabel akan dirumuskan dalam bentuk rumusan tertentu.

Hal ini berguna untuk membatasi ruang lingkup yang dimaksud dan

(39)

diukur atau diamati, maka perumusan definisi operasional variabel tersebut

sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give

Take and give dalam model pembelajaran ini adalah dimana siswa menerima dan

memberi pelajaran pada siswa yang lainnya. Mengajar teman sebaya memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baik pada

waktu yang sama ketika siswa menjadi nara sumber bagi yang lain dengan tujuan

agar siswa tersebut saling mendapat informasi. Model pembelajaran kooperatif

tipe take and give, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran, dengan cara

siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan menyampaikan

bagian-bagian materi yang dipelajarinya. Dengan adanya interaksi dalam pembelajaran

tersebut maka diharapkan keaktifan belajar peserta didik akan meningkat.

Pada akhir pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe take and give maka akan diadakan tes secara individu yang berisi soal yang

harus dijawab siswa, sehingga akan diperoleh hasil belajar siswa dalam kegiatan

pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe take and give.

2. Aktivitas Belajar

Pelaksanaan tindakan ini terdapat aktivitas yang diamati yaitu aktivitas guru dan

aktivitas belajar siswa, kadua aktivitas ini dilakukan melalui observasi. Aktivitas

guru diukur dengan menggunakan Alat Penilaian Kinerja Guru (APKG), yang

(40)

pelaksanakan pembelajaran. Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa dalam

pelaksanaanya, setiap siswa diamati aktivitasnya dalam setiap pertemuan. Dalam

penelitian ini yang menjadi indikator keaktifan siswa sebagai berikut:

a. Memperhatikan apa yang disampaikan guru

b. Diskusi antara peserta didik dan guru

c. Diskusi antar peserta didik dalam kelompok

d. Bertanya/ menanggapi pertanyaan dalam diskusi

e. Mengerjakan latihan yang diberikan

Setelah selesai observasi maka dilakukan penghitungan guna mengetahui jumlah

aktivitas yang dilakukan peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk persen

dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2002:69) :

% 100

% x

N Na Ai

Keterangan:

%Ai = Persentase aktivitas peserta didik

Na = Banyaknya aktivitas yang terkategori aktif

N = Banyaknya aktivitas yang diamati

Sedangkan untuk keaktifan siswa belajar di kelas yaitu tergolong aktif jika sudah

mencapai 70% atau lebih. Selanjutnya, untuk menentukan persentase peserta didik

aktif digunakan rumus:

N As As  

(41)

Keterangan:

As

% = Persentase peserta didik aktif.

As

= Banyaknya peserta didik yang aktif.

N = Banyaknya peserta didik yang hadir.

3. Hasil Belajar

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe take and give diambil dari persentase ketuntasan

belajar siswa setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus. Siswa dikatakan tuntas

jika nilai siswa sesuai kriteria KKM yaitu ≥ 75 dinyatakan tuntas dan <75 tidak

tuntas. Untuk menentukan persentase peserta didik tuntas setiap siklusnya

digunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2001:69):

N At At  

% x 100%

Keterangan :

At

% = Persentase peserta didik tuntas belajar

At

= Banyaknya peserta didik yang tuntas belajar

N = Banyaknya peserta didik yang hadir

Selanjutnya, rata-rata kelas dikatakan tuntas apabila sudah mencapai 70% atau

lebih. Untuk menentukan rata-rata kelas digunakan rumus:

(42)

Keterangan:

x = Nilai rata-rata kelas

Ns = Jumlah nilai tes seluruh peserta didik N = Banyaknya peserta didik yang hadir

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dibuat dalam 2 siklus. Prosedur penelitian ini

menggunakan model penelitian tindakan kelas yang langkah-langkahnya dari

rancangan Penelitian Tindakan Kelas oleh Suharsimi Arikunto dkk (2009:16)

sebagai berikut:

Perencanaan

[image:42.595.181.507.373.636.2]

Pengamatan

Gambar 2. Siklus Tindakan Kelas Sumber: Suharsimi Arikunto dkk (2009:16)

Setiap siklus dalam penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan dan refleksi dan setiap silus dapat dijabarkan sebagai berikut: SIKLUS 1

perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan 1

Pelaksanaan II Refleksi II

Refleksi I

(43)

1. Perencanaan (Planing)

Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian ini.

Adapun persiapan yang dilaksanakan dalam penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe take and give dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menentukan kompetensi dasar dan materi pembelajaran yang akan

disampaikan.

b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu pada Standar

Kompetensi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup,

pada kompetensi dasar mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam

kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan dan menganalisis pelestarian

lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.

c. Membentuk peserta didik ke dalam beberapa kelompok yang heterogen.

d. Mempersiapkan lembar latihan yang diberikan kepada peserta didik saat

pembelajaran.

e. Membuat lembar pengamatan dan catatan lapangan untuk melihat tindakan

pada saat pembelajaran berlangsung.

f. Mempersiapkan tes akhir pada tiap siklus yang berupa soal yang diberikan

(44)

2. Pelaksanaan tindakan (acting)

Tindakan, yaitu deskripsi kegiatan perlakuan yang akan digelar, skenario kerja

perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. Adapun langkah-langkah

dalam penerapan model pembelajaran takeand give adalah sebagai berikut:

a. Penyampaian Tujuan dan Memotivasi Pembelajaran

Sebelum pembelajaran dimulai, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan, agar siswa mengetahui tujuan dari pembelajaran tersebut.

Guru memberikan motivasi sebelum pembelajaran dimulai, hal ini bertujuan agar

siswa termotivasi mengikuti pembelajaran dan fokus selama pembelajaran

berlangsung. Salah satunya dengan memberikan apersepsi sesuai dengan materi

pembelajaran yang akan disampaikan. Sehingga menarik perhatian siswa untuk

mengikuti pembelajaran. Guru memperkenalkan model pembelajaran take and

give. Guru menyampaikan bahwa semua proses saat pembelajaran berlangsung

akan dinilai sehingga siswa akan benar-benar menyimak dan melaksanakan

pembelajaran yang akan disampaikan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Sesuai dengan Model Pembelajaran yang Digunakan.

Tahap ini guru melakukan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yaitu

take and give. Sebelum pembelajaran dimulai guru dapat menyiapkan kelas

sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kondisi kelas. Kemudian guru

menjelaskan materi yang akan disamapaikan. Disela-sela penjelasan materi guru

dapat melakukan semacam menunjuk siswa yang tidak memperhatikan penjelasan

(45)

terfokus pada penjelasan materi yang disampaikan guru. Guru sudah mempunyai

kartu yang akan diberikan kepada siswa-siswanya, di mana dalam kartu tersebut

adalah mengenai materi yang guru sampaikan dalam kelas tersebut. Setelah

penjelasan materi guru cukup, kartu yang telah disiapkan guru diberikan kepada

masing-masing siswa, dimana masing-masing kelompok siswa mendapatkan

submateri yang berbeda-beda. Masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk

berpikir sejenak 5-10 menit. Bila kondisi kelas sebelum materi pelajaran dimulai

sudah dibentuk seperti kelas saat diskusi maka setelah itu penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe take and give dimulai.

Siswa menjelaskan tentang sub materi yang siswa dapat dalam kartu kepada

teman-teman sekelompoknya dan juga teman-teman kelompok lain dengan berdiri

ke depan atau cukup di tempat, bila kondisi kelas sebelum materi pelajaran

dimulai belum dibentuk seperti kelas diskusi maka penerapan metode

pembelajaran take and give dapat dilaksanakan dengan cara siswa disuruh maju ke

depan untuk menceritakan kembali materi pelajaran kepada siswa lain sesuai

dengan sub materi yang siswa dapatkan dalam kartu. Jika semua siswa sudah

menceritakan kembali materi pelajaran, maka guru dapat melaukan evaluasi akhir

pada para siswa dngan memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah siswa

sampaikan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Jika model pembelajaran yang

siswa gunakan berhasil, maka guru memberikan pertanyaan akhir kepada siswa

(46)

3. Pengamatan (observasi)

Pengamatan atau observasi dalam penelitian yang dilakukan oleh observer. Dalam

hal ini yang dimaksud observer adalah peneliti. Penelitian ini tidak hanya

dilakukan oleh observer tetapi dibantu oleh guru mata pelajaran. Dalam penelitian

yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan yang melakukan pengamatan

berlagsungnya proses tindakan adalah peneliti. Karena penelitian ini dilakakukan

secara kolaborasi antara peneliti dan guru. pengamatan dilakukan dengan cara

bergantian dalam mengamati, ketika guru sedang mengajar peneliti sebagai

pengamat, ketika peneliti sedang mengajar guru yang mangamati. Pengamatan

yang dilakukan adalah ketika kegiatan pembelajaran berlangsung terhadap

aktivitas belajar siswa melalui lembar aktivitas belajar siswa dan lembar kinerja

guru. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan pada saat siklus

tersebut dan dilanjutkan pada siklus selanjutnya serta melakukan evaluasi.

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengamati, memahami, menganalisis dan membuat

kesimpulan terhadap tindakan yang telah dilakukan berdasarkan hasil observasi.

Refleksi dilakukan setelah siklus I selesai dengan menganalisis hasil observasi

yang digunakan untuk menentukan perkembangan dan kelemahan serta

kekurangan sebagai dasar untuk memperbaiki siklus berikutnya. Tahap-tahap dari

(47)

Siklus I

1. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan tahap-tahap yang dilakukan adalah:

a) Menentukan kompetensi dasar dan materi pembelajaran yang akan

disampaikan.

b) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu pada Standar

Kompetensi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup,

pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup

dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan dan Menganalisis

pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan

berkelanjutan.

c) Membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok yang berjumlah enam orang

berdasarkan nilai ulangan yang sudah diperoleh sebelumnya.

d) Membuat lembar pengamatan dan catatan lapangan untuk melihat tindakan

pada saat pembelajaran berlangsung.

e) Mempersiapkan tes akhir pada tiap siklus yang berupa soal yang diberikan

kepada seluruh peserta didik.

2. Tahan Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan tahap-tahap yang dilakukan adalah:

a. Guru membuka pelajaran dengan memberikan motivasi dan apersepsi.

b. Guru peneliti menyampikan materi pelajaran yang akan disampikan yaitu

(48)

c. Guru peneliti membagi siswa dalam berkelompok dengan jumlah 5-6 orang.

d. Guru memberikan kartu kepada siswa yang berisi sub materi dimana sub

materi tersebut berbeda-beda dengan kelompok lainnya.

e. Masing-masing siswa diberi kesempatan selama 15 menit untuk memikirkan

dan memahami materi yang ada di dalam kartu.

f. Kemudian masing-masing kelompok dapat berdiskusi untuk menyimpulkan

inti sari materi atau soal yang siswa dapat.mengenai materi yang diberikan.

g. Siswa menjelaskan dengan menggunakan model kooperatif tipe take and give,

tentang sub materi yang siswa dapat dalam kartu kepada teman-teman

sekelompoknya dan juga teman-teman kelompok lain dengan berdiri ke depan

atau cukup di tempat dan dilakukan kegiatan tanya jawab.

h. Guru dan siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi.

i. Guru peneliti memberikan post test untuk melihat ketecapaian kompotensi

belajar siswa.

3. Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh observer pada saat penelitian

berlangsung sehingga observer mengetahui kekurangan pada saat siklus tersebut

dan untuk dilanjutkan pada siklus selanjutnya dan melakukan evaluasi.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengamati, memahami, menganalisis dan membuat

kesimpulan terhadap tindakan yang telah dilakukan berdasarkan hasil observasi.

(49)

yang digunakan untuk menentukan perkembangan dan kelemahan serta

kekurangan sebagai dasar untuk memperbaiki siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

a. Guru peneliti menyiapkan rencana pembelajaran.

b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu pada Standar

Kompetensi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup,

pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup

dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan dan menganalisis

pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan

berkelanjutan.

c. Mempersiapkan lembar latihan yang diberikan kepada siswa saat

pembelajaran.

d. Membuat lembar pengamatan dan catatan lapangan untuk melihat tindakan

pada saat pembelajaran berlangsung.

e. Mempersiapkan tes akhir pada tiap siklus yang berupa soal yang diberikan

kepada seluruh peserta didik.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan tahap-tahap yang dilakukan adalah:

a. Guru membuka pelajaran dengan memberikan motivasi dan apersepsi.

b. Guru peneliti menyampikan materi pelajaran yang akan disampikan yaitu

(50)

c. Guru peneliti membagi siswa dalam berkelompok dengan jumlah 5-6 orang

d. Guru memberikan kartu kepada siswa yang berisi sub materi dimana sub

materi tersebut berbeda-beda dengan kelompok lainnya.

e. Mempersiapkan kartu kerja kelompok yang akan digunakan ketika

pembelajaran berlangsung.

f. Guru menyiapkan kartu yang akan diberikan kepada siswa.

g. Guru membagikan penomoran kelompok diskusi yang berbeda.

h. Guru menggantikan ketua tim pada setiap kelompok

i. Kartu yang telah disiapkan guru diberikan kepada masing-masing kelompok

siswa, dimana masing-masing mendapatkan kelompok mendapat sub materi

maupun tugas yang berbeda. Masing-masing siswa diberikan kesempatan

untuk berpikir sekitar 15 menit.

j. Siswa dalam kelompok menjelaskan tentang sub materi maupun tugas yang

siswa dapat dalam kartu kepada teman sekelompoknya dan juga

teman-teman kelompok lain dengan berdiri untuk menceritakan kembali materi dan

hasil diskusi mereka kepada siswa lain sesuai dengan sub materi yang

didapatkan dalam kartu.

k. Guru Memanggil salah satu nomor kelompok siswa dengan nomor yang

dilakukan secara acak.

l. Siswa mempersentasikan hasil diskusi.

m. Siswa saling memberikan dan menerima soal maupun materi pembelajaran.

n. Siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang didiskusikan.

(51)

p. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar peserta didik dan alat

penilaian kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

q. Siswa menjelaskan tentang sub materi yang ia dapat dalam kartu kepada

teman-teman sekelompoknya dan juga teman-teman kelompok lain dengan

berdiri ke depan dan melakukan tanya jawab.

r. Guru dan siswa dapat menyimpulkan materi yang dipelajari.

s. Guru peneliti memberikan post test untuk melihat ketecapaian kompotensi

belajar siswa.

3. Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh observer pada saat penelitian

berlangsung sehingga observer mengetahui kekurangan pada saat siklus tersebut

melakukan evaluasi.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengamati, memahami, menganalisis dan membuat

kesimpulan terhadap tindakan yang telah dilakukan berdasarkan hasil observasi.

Refleksi dilakukan setelah siklus II selesai dengan menganalisis hasil observasi

yang digunakan untuk menentukan perkembangan dan kelemahan serta

kekurangan pembelajaran yang dilakukan. Apabila pembelajaran telah mecapai

kompotensi dasar dan model pembelajaran kooperatif tipe take and give telah

mencapai tujuan yang diinginkan, maka penelitian tindakan berhenti disiklus

kedua jika belum mencapai kompotensi dasar maka siklus dilanjutkan kesiklus

(52)

D. Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam sebuah penelitian. Data

yag diperoleh peneliti dianalisis, dibahas dan disimpulkan. Adapun metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik observasi

Teknik observasi yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan langsung melalui proses belajar mengajar dengan siswa pada kelas

X1 IPS2 SMAN 1 Way Tenong. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui

perubahan siswa dalam kelas dan ketepatan dalam penggunaan model

pembelajran kooperatif tipe take and give.

2. Teknik Tes

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data berupa hasil belajar siswa dengan

memberikan tes yang berupa soal setelah pelaksanaan siklus. Tes sebagai salah

satu alat pengumpulan data memegang peranan penting. Dengan tes akan

diperoleh informasi tentang hasil belajar siswa keberhasilan siswa dalam

menyerap pembelajaran yang telah dilakukan. Tes dilakukan pada akhir siklus

setelah proses pembelajaran selesai.

3. Teknik Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengetahui respon siswa tehadap penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe take and give dan yang mengisi kuesioner adalah

(53)

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dalam teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa

deskriptif (Descriptive Analysis) karena penelitiaan tindakan merupakan

penelitian tentang proses (tindakan) atau hasil dari proses tersebut. Analisis

deskriptif yang dimaksud adalah suatu analisis terhadap suatu keadaan atau gejala

yang diuraikan mulai dari awal pada saat penelitian dilakukan hingga akhir

penelitian. Analisis deskriptif kualitatif yang ditujukan untuk mendapatkan

informasi tentang kondisi di lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan

terhadap pelaksanaan tindakan. Hasil analisis kualitatif berupa perbandingan

kondisi riil di lapangan yang diperoleh dari berbagai pendapat. Data deskriptif

kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya

Gambar

Tabel 3. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2012:211).
Gambar 1. Kerangka Pikir.
Gambar 2. Siklus Tindakan Kelas Sumber: Suharsimi Arikunto dkk (2009:16)

Referensi

Dokumen terkait

20.2 Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal diluar kekuasaan (keadaan kahar) kedua belah pihak sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban yang

Model Predictive Control (MPC) adalah untuk menghitung trayektori dari sinyal kontrol u ( manipulated variable ) yang akan datang untuk mengoptimalkan perilaku

Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN DAFTAR NAMA UNTUK DINILAI OLEH PENILAI I DAN II.. SIDANG TANGGAL: 27

The Euro was founded with only three objectives, but absolutely relevant for the member countries: a uniform growth among States, a strong defense by international economic

Sebaiknya pihak Make up artist dapat mempertahankan bahkan meningkatkan promosi media Instagram karena akan berdampak. pada peningkatan jumlah

6 Pengadaan Drum Band SMAN 1 Sungai Raya Kepulauan Kec.Sungai Raya Kep. 2013) DAU 2014. 3 Konsultan Perencanaan Rehab Sedang/Berat Bangunan Sekolah

Pada prinsipnya teknik analisis korelasional mempunyai tiga tujuan, yaitu (1) ingin mendapatkan bukti atau membuktikan sesuatu (berdasarkan pada data yang ada), apakah benar