• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelarutantumpatan sementara Cavit dalamrendamansaliva buatan (Solubility

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kelarutantumpatan sementara Cavit dalamrendamansaliva buatan (Solubility"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan

(Solubility

of Cavit temporary filling immersed in artificial saliva)

1

Juni Jekti Nugroho,2Hasrul Husain 1

Bagian Konservasi

2

Mahasiswa tahap profesi

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

ABSTRACT

A continuous temporary filling inside the mouth would expose acid produced by microorganism during fermentation of carbohydrate that would lower the pH of saliva. The aim of this research is to determine the variation on solubility levels of Cavit temporary filling immersed in artificial saliva with pH 4, 6, and 8. Samples were placed in tube containers with 2 mm in height and 7 mm in diameter. Samples were immersed in four different groups of artificial saliva based on the pH, in which the first group was immersed in artificial saliva pH 4, the second in pH 6, the third in pH 8, and the fourth group was immersed in distilled water (pH 7). The results showed that after 7 day of immersion, there was a significant difference on solubility levels between the four groups of treatment (p<0.05). The data were tabulated and analyzed using one-way ANOVA and least significant difference (LSD). Therefore, it can be concluded that pH can affect the solubility levels of Cavit temporary filling.

Key words: Cavit temporary filling, solubility, artificial saliva

ABSTRAK

Tumpatan sementara dalam lingkungan mulut secara terus-menerus akan terpapar berbagai asam yang diproduksi oleh mikroorganisme selama proses fermentasi karbohidrat, yang menurunkan pH saliva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kelarutan tumpatan sementaraCavitdalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, dan 8. Sampel dibuat dalam bentuk tabung dengan tinggi 1 mm serta diameter 7 mm. Sampel lalu dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu kelompok I direndam dalam saliva buatan pH 4, kelompok II direndam dalam saliva buatan pH 6, kelompok III direndam dalam saliva buatan pH 8, dan kelompok IV direndam dalam akuades (pH 7). Hasilnya menunjukkan bahwa setelah perendaman selama 7 hari, terdapat perbedaan bermakna antara kelarutan tumpatan sementara Cavit pada keempat kelompok penelitian (p<0,05). Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova satu arah dan LSD. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat pH mempengaruhi tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit.

Kata kunci:tumpatan sementara Cavit, kelarutan, saliva buatan

Koresponden:Juni Jekti Nugroho, Bagian Konservasi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Tamalanrea-Makassar, Indonesia.E-mail: jektijuni@yahoo.co.id

PENDAHULUAN

Perawatan gigi secara konservasi hampir selalu memerlukan tumpatan sementara yang digunakan untukmenutupkavitasgigijika tahapperawatan yang belum selesai, sebelum dilakukan tumpatan tetap.1

Artinya perawatan gigi memerlukan lebih dari satu kali kunjungan. Hal ini utamanya dilakukan dalam perawatan endodontik yang memerlukan kunjungan berkali-kali.Kasus lain yang membutuhkan tumpatan sementarayaitu dalam prosedur perawatan gigi yang memerlukan follow up, seperti pulp capping, yang tiap kunjungan memerlukan tumpatan sementara. Selain itu, tumpatan sementara diperlukan dalam prosedur perawatan restorasi indirek, seperti inlay

atau onlay.2

Syarat-syarat tumpatan sementara yang baik adalah dapat menutup kavitas dengan baik sehingga mencegah masuknya cairan mulut ke dalam kavitas, bersifatsedatif ataumeredakan rasa ngilu pada pulpa, mudah dikeluarkan dari kavitas,mudah dipersiapkan

dan cepat mengeras setelah aplikasi, serta harganya murah.1

Cavit merupakan salah satu jenis semen yang

seringdigunakan sebagai tumpatan sementara karena memiliki beberapakelebihan,antaralain penggunaan yang sangat mudah dan praktis tidak memerlukan pencampurandanpengadukanbahanterlebih dahulu.3

Selainitu,kelebihanlainnyaadalah dapat beradaptasi dengan dinding kavitas secara baik.4Banyak peneliti,

antara lain Pieper dkk5 melaporkan bahwa potensi

Cavitdalam menutup kavitas gigi sangat baik. Hal

inidisebabkan oleh karena Cavityang bersifat adesif terhadap struktur gigi.Menurut laporan peneliti lain, dinyatakan bahwa kebocoran mikro yang diperoleh dari penelitian menggunakan Cavit sangat minim dibandingkan dengan kebocoran mikro tumpatan sementara lainnya seperti intermediate restorative

material(IRM), Vietremer, dan Tempbond.4

Cavitjuga memiliki kekurangan seperti semen

(2)

kunyahrendahdankelarutandalamcairanmulut yang tinggi.5 Pieper dkk, melaporkan bahwa diantara 4 macam tumpatan sementara yang diuji (Cavit, IRM, GI, dan semen resin), Cavit merupakan tumpatan sementara yang mempunyai kelarutan yang paling tinggi. Selain itu, kekurangan lainnya antara lain kurang stabil dalam mulut akibat proses mekanik seperti menyikat gigi.3Tumpatan sementara dalam lingkungan mulutsecaraterus-menerusakan terpapar berbagai asam yangdiproduksi oleh mikroorganisme selama proses fermentasi karbohidrat yang dapat menurunkan pH saliva. Hal inilah yang membuat kelarutan tumpatan sementara dalam mulut semakin tinggi.6

Saliva adalah sekresi cairan yang mempunyai pengaruh penting bagi rongga mulut yang berasal dari kelenjar saliva mayor dan minor yang berada di sekitar rongga mulut.7Saliva merupakan pertahanan yang dinamis dalam rongga mulut, mempunyai flow

serta pH tertentu yang berperan dalam terjadinya infeksi di rongga mulut.8 Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai pH saliva manusia.

Ada yang berpendapat bahwa pH saliva berkisar 4-8 dengan pH rata 6,4-8. Menurut Andressen, rata-rata saliva normal adalah 5,25-8,5, dan menurut Saurwein pH rata-rata saliva berkisar 6,1-7,7.1,9 Perubahan pHsaliva dalamrongga mulut dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya irama siang dan malam, sifat dan besar stimulus, keadaan kejiwaan seseorang, diet, dan konsumsi obat-obatan.1

Cahyani dan Kuntari dalam sebuah penelitian tentang uji kelarutan tumpatan sementara zinc oxide eugenol dalam rendaman larutan buffer pH 4, 6, dan 8 menyimpulkan bahwa semakin rendah pH suatu larutan, maka semakin tinggi tingkat kelarutan tumpatan sementara. Hal ini disebabkan oleh reaksi asam-basa antara bahan tumpatan sementara dengan larutan coba.1

Berdasarkanasumsi tersebutmaka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan tingkat kelarutan tumpatan sementaraCavitdalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, dan 8.

BAHAN DAN METODE

Penelitianeksperimenlaboratoriuminidilakukan di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin. Besar sampelnya ditentukan berdasarkan formula Federer sehingga diperoleh jumlah sampel tiap kelompok sebanyak 4 buah. Penelitian dimulai dengan persiapan alat dan bahan yang digunakan, pembuatan dan perendaman sampel, serta pengambilan data.

Pembuatan saliva buatan

Saliva buatan dibuat dengan mencampurkan NaCl 0,2 g, KCl 0,2 g, CaCl2H2O 0,4 g, NaH2PO4 0,35 g, Na2S.9H2O 0,0025 g, dan Urea 0,5 g. Semua bahan tersebut dilarutkan ke dalam 500 mL akuades (Wida WITMUnicapsterile water for irrigationUSP)

.

Setelah itu larutan dibagi menjadi 3 kelompok,yaitu a (pH larutan dibuat menjadi 4),b (pH larutan dibuat menjadi 6), dan c (pH larutan dibuat menjadi 8). Perbedaan pH larutan dibuat dengan menambahkan larutan NaOH atau HCl.10

Pembuatan sampel

Semua alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sampel disiapkan terlebih dahulu seperti cincin plastik yang terbuat dari pipet minuman, tumpatan sementaraCavit temporary filling material

(3M ESPE, UK and Ireland), dan spatula semen (Shcezher, Germany).Terlebih dahulu cincin plastik dibentukdengandiameter 7 mm dantingginya 1 mm,

lalu tumpatan sementaraCavitdimasukkan ke dalam cincin plastik.

Setelah sampel-sampelsetting, dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok I, II, III, dan IV. Tiap kelompok terdiri dari 12 sampel. Masing-masing kelompok dibagi menjadi 3 grup yaitu grup a, grup b dan grup c; masing-masing terdiri dari 4 sampel.

Perlakuan sampel

Sampel ditimbang untuk memperoleh massa sampelsebelumperendaman(M1).Setelahitusampel direndam menurut kelompok dan grupnya masing

(3)

masing. Kelompok I direndam dalam larutan ber-pH 4, kelompok II direndam dalam larutan ber-pH 6, kelompok III direndam dalam larutan ber-pH 8,dan kelompok IV direndamdalamlarutan akuades (pH 7) sebagai kontrol (gambar 1).Semua kelompoksampel direndam selama 7 hari,lalu dipanaskan dalam oven (UN55 Universal oven Memmert, Germany) 90oC selama 3 jam (Seiko digital stopwatch cal.S056, Japan)hingga larutannya menguap.Setelahitusampel dikeringkan dalam desikator (Glasswerk Werheim, West Germany) selama 30 menit, lalu ditimbang (Alsep EX-200A, Japan) untuk memperoleh berat sampel setelah perendaman (M2).

Penghitungan hasil sampel

Setiap sampel dihitung volumenya dengan menggunakan formula V=πR2h. V adalah volume (mm3),πadalah 3,14, Radalah jari-jari sampel (mm),

h adalah tinggi sampel (mm). Kelarutan sampel diperoleh dengan cara membagi selisih massa sampel sebelum perendaman dengan massa sampel setelah perendaman, dengan volume sampel; menggunakan rumus KL=M1–M2/V. KL adalah kelarutan sampel (µg/mm-3), lalu M1 adalah massa sampel sebelum perendaman (µg), M2 adalah massa sampel setelah perendaman (µg), V adalah volume sampel (mm3). Data yang diperolehdianalisis dengan menggunakan uji Anova.

HASIL

Pada tabel 1 terlihat bahwa setelah perendaman sampel, tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit

yang terbesar adalah dalam rendaman saliva buatan ber-pH 4, diikuti oleh tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan pH 6, dan terakhir pH 8. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara tingkat

kelarutan tumpatan sementara Cavit antara larutan perendam,yaitu saliva buatan pH4, 6, 8, dan akuades, dilakukan uji Anova 1-arah yang mendapatkan nilai probabilitas 0,00 (p<0,05). Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang ada antara kelompok sampel, dilanjutkan dengan uji least significant difference

(LSD)seperti terlihat pada tabel 2.Pada perendaman dalam saliva buatan, perbedaan signifikan terjadi antara semua kelompok sampel. Hal ini disebabkan oleh nilai p<0,05.

Untuk mengetahui gambaran secarajelas tentang kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam saliva buatan ber-pH 4, 6, 8, dan akuades pada interval waktu perendaman 1 hari dan 7 hari dapat dilihat pada grafik gambar 1.

PEMBAHASAN

Kelarutansuatubahandalamcairanrongga mulut merupakanhalyang penting dipertimbangkan karena mempengaruhi lama pemakaiannya di dalam mulut. Kelarutan dihitung dari jumlah bahan yang larut dalam jumlah larutan tertentu pada suatu waktu. Dalam suasana asam, suatu bahan lebih cepat larut dibandingkan dengan suatu bahan dalam suasana normal. Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kelarutan, yaitu dengan merendam bahan ke dalamsuatu larutan.Perbedaan beratsampeladalah

hasil kelarutannya. Suatu bahan restorasi dikatakan baikjika nilai kelarutannya mendekati nol.Kelarutan yangberlebihan dapat mengakibatkantumpatancepat rusak dan menimbulkan risiko untuk kerusakan gigi yang lebih parah.11

Dari hasilpenelitianini,terbukti bahwatumpatan sementara Cavit larut jika direndam dalam saliva buatan pH 4, 6, dan 8. Hal tersebut ditandai dengan berkurangnya massa dari sampel pasca perendaman selama 7 hari.

Tabel 1Rerata kelarutan tumpatan sementara Cavitdalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, dan 8, serta kontrol

Sampel

Perlakuan Jumlah Sampel (n) Rerata (µg mm

-3

Tabel 2Hasil uji lanjut LSD tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavitantara larutan perendam saliva buatan ber-pH 4, 6, 8 dengan larutan kontrol

sampel

(4)

-Pieper dkk dalam penelitiannya, melaporkan bahwa tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit

sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan semen lain seperti semen ionomer kaca, semen resin, dan IRM, tumpatan sementaraCavitmemiliki kelarutan yang terbesar.5 Selain itu, yang menyebabkan kelarutan tumpatan sementara Cavit semakin besar adalah pengaruh pH dalam lingkungan mulut yang rendah. Tumpatansementara dalam lingkungan mulut secara terus-menerus terpapar oleh berbagai asam yang diproduksi oleh organisme mikro selama fermentasi karbohidrat. Selain itu, asam juga diperoleh dari makanan atau minuman yang pH rendah.6

Pada pengamatan perbedaan tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, 8 terlihat bahwa tingkat kelarutan tumpatansementaraCavitsetelahperendaman dalam saliva buatan pH4 paling besar dibandingkan dengan tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavitsetelah perendaman dalam saliva buatan pH 6 kemudian diikuti oleh larutan kontrol dan saliva buatan ber-pH 8 pada tiap interval waktu yang ditentukan yaitu 7 hari.Hal ini disebabkan oleh perbedaan pH larutan.

Disintegrasi zinc oxide eugenolakibat asam disebabkan oleh dekomposisi seng eugenol menjadi seng hidroksida daneugenol.Sengeugenolat memiliki ikatan yang lemah dan mudah terhidrolisis di dalam air. Wilson yang meneliti kelarutan dan disintegrasi semendental menyatakanbahwa lajukelarutan bahan dalam semen jauh lebih besar pada 24 jam pertama daripadasesudahnya.Hal tersebut disebabkan semen belumterbentuksempurnadanperubahan kimia serta proses pengerasan masih berlangsung selama proses uji disintegrasi. Saat pengerasan terdapat komponen eugenol yang mudah menguap dan seng hidroksida yangbanyaklarut karenareaksinyabelumsempurna.12

Seperti telah dijelaskansebelumnya,kandungan

terbesartumpatan sementara Cavitadalah zinc oxide base.4Jika zinc oxide dan air bereaksi, terjadi seng

hidroksida.Dalamsuasana asam,senghidroksidaakan bereaksi denganion hidrogen (H+),terbentukionseng (Zn+) dan air (H2O). Dengan terbentuknya ion seng, maka tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit

lebih besar dibandingkan dalam suasana netral. Dalam hal tersebut, disimpulkan bahwa semakin rendah pH suatu larutan, maka semakin besar pula tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit.1

Hasilpenelitian di atas sesuai dengan penelitian yangdilakukanoleh Febriastuti tentang uji kelarutan tumpatansementarazinc oxide eugenoldalam larutan buffer ber-pH 4, 6, dan 8 yang menyatakan bahwa kelarutan tumpatan sementara zinc oxide eugenol

semakin besar jika dilarutkan dalam larutan ber-pH rendah,begitupulasebaliknya.1Begitupundenganriset oleh Yanikoglu dan Duimus tentang uji kelarutan beberapasemenpada praktekdokter gigidalam saliva buatan dengan pH bervariasi, menyatakan bahwa dengan waktu perendaman yang sama, kelarutan terbesar ditunjukkan pada larutan pH lebih rendah.10

Dari penelitian ini disimpulkan ada perbedaan kelarutan tumpatan sementaraCavitdalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, 8, dan akuades selama 7 hari. Semakin rendah pH suatu larutan, maka semakin tinggi pula tingkat kelarutan tumpatan sementara.

Memperhatikan banyak minuman sediaan yang ini,perlu diadakan penelitian lanjut tentang kelarutan tumpatan sementara dalam larutan yang berpotensi melarutkan seperti minuman yang bersifat asam.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cahyani F, Kuntari ID. Kelarutan tumpatan sementara zinc oxide eugenol dalam larutan buffer pH 4, 6, dan 8. J Persatuan Dokter Gigi Indonesia 2007; 57 (2): 62-5

2. Aetna. Fillings: The Basics. 2008. Available at : http://www.colgate.com/app/Colgate/US/OC/HomePage.cvsp. accessed, 13 April 2010.

3. Ogura Y, Katsuumi I. Setting properties and sealing ability of hydraulic temporary sealing materials. Dent Mater J 2008; 27(5): 730-5

4. Aminozarbian MG, Feizianfard M, Karimi M. Sealing ability of three temporary filling materials in endodontically-treated teeth. Int Endod J 2009; 4 (1): 1-4

5,2

(5)

5. Pieper CM, Zanchi CH, Rodrigues-Junior SA, Moraes RR, Pontes LS, Bueno M. Sealing ability, water sorption, solubility, and toothbrushing abrasion resistanceof temporary filling materials. Int Endod J 2009; 42: 893-9.

6. Anusavice KJ. Philips’ science of dental materials. Ed 11. Philadelphia: W.B Sauders Company; 2003. p.492. 7. Minasari. Peran saliva dalam rongga mulut. Majalah Kedokteran Gigi 1999; 4(2): 33-8.

8. Winasa IG. Pengaruh flow rate dan pH rata-rata saliva terhadap kejadian denture stomatitis. Majalah Kedokteran Gigi 1995; 1(7): 10

9. Tarigan R. Karies Gigi. Jakarta: Hipokrates; 1990. hal. 20-3

10.Yanikoglu N, Duymus ZY. Evaluation of the solubility of dental cements in artificial saliva of different pH values. Dent Mater J 2007; 26: 62-7

11.Charlton DG. Current status of dental luting cements. 2008. Available at: http://www.google.com. accessed, 17 November 2009.

Gambar

Gambar 1 Sampel direndam selama 7 hari dalam saliva buatan ber-pH 4, 6, 8, dan akuades
Tabel 1 Rerata kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, dan 8, serta kontrol
Gambar 1 Perbandingan tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan ber-pH 4, 6, 8  dengan larutan kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan selama tahap pengoperasian secara kontinyu menunjukkan bahwa rawa buatan dengan komponen organic wall yang reduktif, efektif menaikan pH dan

Dari hasil pengamatan terlihat pelepasan kapsul amoksisilin pada cairan lambung buatan (pH 1,2) yaitu pada menit ke- 180 mencapai 8,89 % untuk kapsul tanpa penambahan gelatin

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,