• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Am pas Sagu M enjadi Kom pos dan Kue Kering dari Tepung Sagu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengolahan Am pas Sagu M enjadi Kom pos dan Kue Kering dari Tepung Sagu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengolahan Am pas Sagu M enjadi Kom pos

dan Kue Kering dari Tepung Sagu

Gunawa n1* dan M u ham m ad M ahfuzh2

1

Prodi Biolog i, FM IPA Unlam

2

Prodi M atematika, FM IPA Unlam

Jl. A. Yani, Km 36 , Banjarbaru, Kalimantan Selatan *Korespondensi penulis, email: ggunlam@gmail.com

Abstrak: Tepung sagu mem iliki potensi yang besar un tuk diolah menjadi p roduk makanan. Demikian juga dengan ampas sagu dapat dimanfaatkan menjadi p upuk komp os. Namun potensi yang besar belum sepenuhnya dikembangkan. M elalui kegiatan KKN -PPM para ibu-ibu rumah tangga di desa Pemakuan, kecamatan Sungai Tabuk telah dilatih untuk membuat ko mpos dari ampas sagu dan aneka kue kering dari tepu ng sagu. Hasil kegiatan menun jukkan pemakaian pupuk kompos untuk pertan ian telah menu runkan b iaya pemupu kan sebesar 30% . Selain itu terdapat peningkatan pendapatan sebesar Rp. 800.000 pada kelua rga yang membuat aneka kue kering dari tepung sagu.

Kata Kunc i: Tepung sagu, ampas sagu, kue kering, kompos

PENDAH ULUAN

Sagu m em iliki potensi yang paling

besar untuk digunaka n sebagai pengganti

beras. Pohon sagu dapat tum buh de ngan

baik di rawa-rawa da n pasa ng surut, dim ana

tanam an penghasil karbohidrat lainnya sukar

tum buh.

Desa Pem akuan, Kecam atan Sungai

Tabuk, Ka bupa ten Banjar m erupakan salah

satu se ntra pengolaha n pengolaha n sagu.

Dalam pengola han sagu, selain dihasilkan

tepung sagu juga dihasilkan beberapa

lim bah sa gu yaitu lim bah pada t dan lim bah

cair. Nam un dem ikian, m eskipun m enjadi

sentra pengolahan sagu, ternyata tepung

sagu yang dihasilkan belum dim anfaatkan

secara optim al, dem ikian juga lim ba hnya

hanya dibuang begitu saja ke sungai.

Tepung sagu m em iliki potensi yang

sangat be sar untuk dikem bangkan m enjadi

bahan pangan alterna tif karena dari a spek

nilai gizi te pung sagu m em punyai beberapa

kelebihan dibanding te pung dari tanam an

um bi a tau serelia (Jong dan W idjono, 2005).

Produk-produk m akanan sagu tradisional

dikena l dengan nam a papeda, sagu lem peng,

buburnee, sagu tutupala, sagu uha, sinoli,

bagea, dan sebagainya. Lim bah batang sagu

dapat diolah m enjadi brike t untuk industri

kim ia, bahan bakar, m edium jam ur, hard

board, kom pos dan se bagainya (W idowa ti

2001).

Untuk m em aksim alkan pote nsi sagu

dan m eningkatkan pendapa tan m asyarakat

(2)

m elalui kegiata n KK N -PPM m elakukan

pendidika n dan pelatihan (life skills) untuk

para istri petani sagu untuk m em buat ane ka

olahan berbasis te pung sagu dan pe ngolahan

lim bah sagu m enjadi pupuk kom pos yang

bernilai e konom i, untuk m eningka tkan

pendapatan ke luarga.

M ETO DE PELAK SANAAN

Pengolahan kom pos dari am pas sagu

dan kue kering dari tepung sagu

dilaksanakan m elalui pelatihan, penyuluhan

dan praktek langsung, pem buatan

kom poster, serta pem buatan labe l. Selain itu,

tim pe laksana juga m enjalin kerja sam a

dengan Dina s Perindustrian dan

Perdagangan Kab. Banjar dan m ini m arket

yang dihasilkan ya itu residu selular em pelur

sagu berserat (am pas), kulit ba tang sagu dan

air buanga n (waste w ater). Pada um um nya,

jum lah kulit batang sagu dan am pas sagu

berturut-turut sekitar 26% dan 14% berdasar

bobot tota l ba lok sagu (K iat, 2006). L im bah

am pas sagu m erupakan bahan yang

m engandung lignoselulosa ya ng seba gian

besar tersusun atas selulosa, hem iselulosa

dan lignin. L im bah padat industri sagu

disem protkan. Kom pos dapat dipanen da lam

waktu 3-4 m ingu. Setyorini et al. (2011)

m enyebutkan ba hwa warna kom pos yang

telah m atang akan berbeda dengan warna

bahan-bahan m entahnya dan lebih

(3)

Gam bar 1. Kom poster sederhana

Gam bar 2. Kom pos dari am pas sa gu yang sudah m atang.

Hasil analisa kom pos am pas sa gu di

Laboratorium FM IPA ULM ditunjukkan

pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis C, N, P dan K pada

kom pos am pas sagu.

Unsur Jumlah

C (karbon) 21,63 %

N (Nitroge n) 1,36 %

P (phospor) 1,25 %

K (Kalium ) 1,36 %

C/N rasio 15,9

Hasil ana lisa m enunjukka n bahwa

persentase kandungan unsur yang ada di

dalam kom pos am pas sagu m asih se suai

dengan ya ng dite tapkan oleh S NI.

Contohnya adalah Rasio C/N ya ng m asih

didalam am bang bata s yang ditetapkan oleh

SNI. Rasio C/N adalah salah satu param eter

penting untuk m enge tahui kua litas kom pos.

Rasio ini digunakan untuk m engetahui

apakah kompos sudah cukup ‘matang’ atau

belum . Rasio C/N ini juga diatur di da lam

SNI 19 – 7030 – 2004 tentang kualitas

kom pos. Di dalam SNI rasio C/N kom pos

yang diijinkan a dalah 10 – 20 (Pram aswari

et.al., 2011).

B. K ue kering dari tepung sagu

Tepung sagu dapat digunakan untuk

bahan pangan yang lebih kom ersial se perti

roti, biskuit, m ie, sohun, kerupuk, hunkue,

bihun, dan sebagainya (Jong da n W idjono,

2005).

Kue kering sagu yang dibuat pada

kegiatan K KN-PPM m ahasiswa FM IPA

ULM dia ntaranya a dalah kue telunjuk sagu

(Gam bar 3) dan aneka kue sem prit sagu

(Gam bar 4). Untuk m em buat 1 resep kue

telunjuk sagu bahan-bahannya adalah tepung

sagu 1 Kg, penye dap rasa 2 bungkus, keju

parut ¼ bungkus, m argarine 2 bungkus,telur

(4)

Gam bar 3. Kue telunjuk dari tepung sagu

Cara pem buatan: kocok m argarine,

vanili, dan penye dap rasa hingga putih

m asukkan telur satu per satu sam bil

dikoc ok, m asukka n tepung sam bil diaduk

dengan tanga n, taburi keju, aduk kem bali

sam pai rata, kem udian cetak dan oven.

Gam bar 4. Kue sem prit dari tepung sagu

Bahan-bahan untuk m em buat kue

sem prit ada lah tepung sa gu 1 kg, telur 2

butir (penuh), kuning telur 4 butir,

m argarine 2 bungkus, gula halus 4 ons,

butter 2 sdm , dan vanili 2 buah. cara

m em buat nya adalaha: koc ok m argarine,

vanili da n butter hingga putih, m asukkan

telur satu per satu sam bil dikocok,

m asukkan tepung sam bil diaduk de ngan

tangan, m asukkan gula halus, aduk kem bali

sam pai m erata, kem udian cetak dan oven.

Kandungan kalori pa ti sa gu setiap

100 gram ternyata tidak kalah dibandingkan

dengan kandungan kalori bahan pa ngan

lainnya. Perbandingan kandungan kalori

berbagai sum ber pa ti adalah (dalam 100 g):

jagung 361 Kalori, beras giling 360 Kalori,

ubi kayu 195 Kalori, ubi ja lar 143 Kalori

dan sagu 353 Kalori (Flach dan Rum awas,

1996).

Tabel 1. Kandungan gizi tiap 100 gram sagu

kering, setara dengan 355 kalori

K andungan G izi Jumlah (gram)

Karbohidrat (pati) 94

Protein 0,2

Lem ak 0,5

Kalsium 10

Besi 1,2

Karotin Dalam jum lah kecil

Tiam in Dalam jum lah kecil

Asam askorbat Dalam jum lah kecil

(Flach dan Rum awas, 1996).

Dari hasil survey se telah pela ksanaan

kegiatan, terdapat 8 orang petani yang sudah

m em anfaatkan kom pos dari am pas sagu

tersebut, penggunaan kom pos telah

(5)

Sedangkan untuk kue kering dari tepung

sagu yang disurvey pada 4 orang ibu rum ah

tangga yang m em buat kue kering terdapat

peningkatan pendapatan sebesar Rp.

800.000. Tepung sagu m entah dihargai Rp.

pencem aran lingkungan akan m engurangi

pengeluaran petani untuk m em beli pupuk

sebesar 30%. Pem akaian pupuk kim ia da lam

pertanian m em ang tidak dapat dihindari,

keuntungan sebesar Rp. 75.000.

Berdasarkan hasil surve y pem buatan kue

kom pos dapat m engurangi biaya pem upukan

sebesar 30% bagi para petani.

Pem buatan kue kering dari tepung

sagu dapat m eningka tan nilai ekonom i

tepung sagu. Selain itu, dapat m em berikan

tam bahan pendapa t sebesar Rp. 800.000 per

bulan untuk petani sagu.

DAFTAR PUSTAK A

Firm ansyah M A. 2010. Teknik Pem buatan

Kom pos. Pelatihan Petani P lasma

Kelapa Sawit di Kabupaten Sukam ara, Kalim antan Tengah.

Flach, M . dan F. Rum awas, eds. 1996. Plant

Resources of South-East A sia

(PROSEA) No.9: P lants Yie lding

Non-Seed Carbohydrates. Leyden.

(6)

Jong da n W idjono, 2005. Kandungan gizi tepung sagu. Penebar Swadaya

Kiat L.J, 2006. Preparation and

Characterization of Carboxym ethyl

Sago W aste and It’s Hydrogel [tesis].

M alaysia: University Putra M alaysia. Pram aswari, I.A.A., Suyasa, I.W .B., dan

Putra, A.A.B. 2011. Kom binasi Bahan Organik (Rasio C : N) pada

Pengolahan L um pur (Sludge) Lim bah

Pencelupan. Jurnal K im ia 5 (1) : 64 - 71.

Setyorini D iah, Saraswati R, Anwar EK.

2011. Kom pos. Pupuk Organik dan

Pupuk Hay ati : 11-40.

Sutejo, M .M . 2002. Pupuk dan Cara Pem upukan. Rineka Cipta. Jakarta.

W idowati. 2001. Sum ber Karbohidrat

pendam ping Beras dan terigu. Teknik Produksi Ane ka Tepung dan Pati dari bahan Pangan sum ber Karbohidrat

serta Potensi Pem anfaatannya.

M akalah disam paikan Pada alih

Teknologi Produksi aneka Tepung dan

pem anfaatannya da lam rangka

M enunjang Ketaha nan Pangan.

Gambar

Tabel 1. Hasil analisis C, N, P dan K pada
Gambar 4. Kue semprit dari tepung sagu

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan rencana Induk di Desa Sillu, Kupang, Nusa Tenggara Timur yang dibahas dalam makalah ini adalah bentuk sebuah kepedulian hasil pembelajaran dengan metode

Sesuai dengan Penetapan Kinerja, sasaran program/kegiatan yang akan dicapai Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I dalam rangka berkembangnya industri di

2.5 Banyaknya Pegawai Negeri/Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan, Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Blora, Tahun 2007.. Number of Civil Servant by Group, Education and Sex

SP5 mempunyai nilai keanekaragaman hayati berkategori tinggi yaitu 3.03849 karena komposisi satwanya yang seimbang, lebih dari itu lokasi SP5 mempunyai habitat paling

Dua (2) kes dikategorikan sebagai kes jangkitan tempatan dan satu (1) kes dikategorikan sebagai kes Import C iaitu mendapat jangkitan dari Daerah Kanowit. d) 1 kes merupakan

Akuntabilitas ( accountability ) mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara mempertanggungjawabkannya, akuntabilitas ( accountability ) adalah kewajiban

Pada akhir siklus kedua hasil tes menunjukkan bahwa 27 mahasiswa atau sebanyak 90% mahasiswa sudah kompeten, sedangkan tiga mahasiswa lagi atau sebanyak 10%

Dengan kegiatan utama kawasan utama adalah pertanian, hasil tani cenderung surplus, produk hasil tani berorientasi pasar lokal maupun regional dengan kualitas dan