BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Secara umum pengertian musik tiup adalah alat musik yang bunyinya
bersumber dari getaran udara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan
cara meniupnya. Instrumen musik tiup terdiri atas banyak jenis materi dasar
pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain
sebagainya. Tulisan ini bermaksud untuk meneliti salah satu jenis materi dasar
dari istrumen musik tiup tersebut yang dimaksudkan di dalam tulisan ini adalah
alat musik yang dikenal dengan nama brass, yang artinya kuningan. Contohnya
antara lain : terompet, saksofon, trombone, horn dan lain lain. Brass pada awalnya
adalah instrumen yang berkembang dalam kebudayaan barat.
Di dalam kebudayaan masyarakat Karo dikenal juga istilah musik tiup,
yang pada awalnya konsep istilah tersebut tidak jauh berbeda dengan pengertian
musik tiup secara umum di atas, begitu juga dengan materi dasar pembentuknya
antara lain kuningan , logam, kayu, bambu dan lain sebagainya. Sampai saat ini
penulis belum bisa memastikan kapan pastinya musik tiup mulai masuk ke dalam
kebudayaan masyarakat Karo. Tetapi, dari beberapa hasil wawancara, diskusi, dan
juga hasil pengamatan penulis mengenai perkembangan musik tiup ini sendiri,
sampai saat ini ada di salah satu lembaga kerohanian di daerah Karo yaitu suatu
lembaga gereja GBKP yang dimana di dalamnya terdapat beberapa grup musik
Gereja GBKP tersebut juga merupakan hasil dari perkembangan yang
terjadi disebabkan masuknya agama Kristen ke tanah Karo yang dibawakan oleh
misionaris berkebangsaan Belanda yang bernama Pdt.H.C.Kruyt sekitar tahun
1890, dimana pusat penginjilan pertamanya berada di Desa Buluh Awar yang
selanjutnya berpindah ke kota Kabanjahe. Dari hasil wawancara penulis dengan
bapak Pt.Iswanta Sembiring (pimpinan Nazareth Musik Tiup), Sekitar pada tahun
1965 para misionaris berkebangsaan Jerman juga datang ke Tanah Karo dalam
rangka menyebarkan injil, seiring dengan masuknya injil tersebut para misionaris
juga membawa alat-alat musik brass sebagai pengiring ibadah pada kebaktian
minggu sehingga proses ibadah menjadi lebih menarik.
Para misionaris yang sekaligus menjadi pemain musik tiup tersebut pada
awalnya menggunakan alat terompet, trombone, horn, tuba untuk mengiringi
kebaktian minggu. Seiring berjalannya waktu mereka mengajari masyarakat
setempat untuk mengiringi kebaktian minggu. Dan khususnya di Desa surbakti
terbentuklah sebuah grup musik tiup yang bernama NAZARETH MUSIK. Pada
perkembangan selanjutnya, grup inilah yang menggantikan fungsi para misionaris
tersebu t untuk memainkan musik tiup dalam mengiringi kebaktian minggu. Grup
ini pun mengalami perkembangan dalam perjalanannya. Grup yang pada awalnya
hanya mengiringi kebaktian minggu, sudah berkembang menjadi grup komersil
yang dapat disewa untuk mengiringi acara-acara kebaktian lainnya diluar
kebaktian minggu di gereja. Selanjutnya sampai sekarang ini, grup musik tiup ini
sudah mengiringi upacara-upacara adat seperti upacara kematian dan juga acara
Perkembangan Nazareth Musik ini juga terjadi dalam instrumentasinya.
Grup yang pada awalnya hanya terdiri dari instrumen terompet, trombone, horn,
dan tuba berkembang dengan penambahan beberapa alat musik seperti gitar bass,
drum, dan keyboard. Perkembangan instrumen tersebut secara otomatis
mempengaruhi pola musikal musik tiup tersebut.
Perubahan-perubahan pada Nazareth Musik inilah yang menyebabkan
mereka tetap eksis, Nazareth Musik Tiup juga tetap mampu bertahan dan sering
dipanggil untuk mengisi upacara-upacara perkawinan dan kematian, melihat hal
tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan menuliskan tentang Nazareth
Musik Tiup dan bagaimana perkembangannya pada masyarakat Karo ke dalam
skripsi yang berjudul: “DINAMIKA NAZARETH MUSIK TIUP DI DESA
SURBAKTI KECAMATAN SIMPANG IV KABUPATEN KARO.”
1.2. Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan
sebelumnya terdapat beberapa permasalahan, namun untuk menghindari
kesimpang siuran dan tumpang tindih terhadap permasalahan permasalahan yang
akan dibahas di dalam penelitian, maka penulis menentukan beberapa pokok
permasalahan, yaitu :
1. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan Nazareth Musik Tiup.
2. Sejauh mana peran Grup Nazareth Musik Tiup dalam upacara adat Karo.
3. Bagaimana perkembangan komposisi yang digunakan Nazareth Musik
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana
perkembangan ensambel musik tiup sejak masuknya di Kebudayaan Karo melalui
perkembangan grup grup musik tiup yang ada di tanah Karo, Dan faktor faktor
yang mempengaruhi dinamika Nazareth Musik Tiup dalam masyarakat Karo.
1.3.2Manfaat
Penulis melihat penelitian ini sangat bermanfaat baik bagi penulis sendiri
dan bagi kita semua. Adapun manfaat bagi penulis adalah sebagai bentuk
pengaplikasian ilmu yang diperoleh selama menjalani studi di jurusan
Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara. Sedangkan manfaatnya bagi kita
semua adalah sebagai sarana untuk memperluas pengetahuan kita mengenai
dinamika grup musik tiup Nazareth di dalam masyarakat Karo.
Secara khusus, penelitian ini juga bermanfaat bagi para pemain musik tiup
yang tergabung dalam grup grup musik tiup dan juga pemilik atau pemimpin grup
musik tiup dimana saja berada khususnya yang berada di tanah Karo. Karena
dalam tulisan ini akan dijelaskan tentang bagaimana sesungguhnya keberadaan
grup musik tiup di tanah Karo dan faktor faktor apa yang mempengaruhi
bertahannya sebuah grup musik tiup dan juga bagaimana perubahan , pergerakan
perkembangan dari musik tiup khususnya Nazareth Musik Sehingga melalui
tulisan ini mereka dapat melihat bagaimana keberadaan grup mereka didalam
Selain itu, secara umum penelitian juga bermanfaat sebagai bahan
dokumentasi yang menggambarkan tentang perkembangan ensambel musik tiup
di dalam masyarakat Karo dan juga dapat menjadi dasar pertimbangan bagi
peneliti peneliti selanjutnya yang juga akan mengadakan penelitian tentang
ensambel musik tiup.
1.4 Konsep dan Teori
1.4.1 Konsep
Konsep adalah pengertian abstrak terhadap sebuah istilah. Konsep dapat
membatasi dan mengarahkan perhatian seorang penulis pada topik yang telah
ditentukan. Konsep suatu istilah dapat dikutip dari sumber sumber seperti buku,
skripsi, paper, majalah dan artikel selain itu juga dapat di kutip berdasarkan
pendapat seseorang atau berdasarkan pemahaman peneliti sendiri.
Konsep juga dapat diperoleh dari kamus yang diterjemahkan langsung dari
bahasa asing seperti bahasa Inggris. Dalam tulisan ini juga terdapat istilah istilah
yang perlu dijelaskan atau diuraikan secara jelas dan sederhana, agar tidak terjadi
kesalah pahaman dalam mengartikan kata kata yang digunakan dalam tulisan ini.
Judul skripsi ini adalah : DINAMIKA GRUP NAZARETH MUSIK TIUP DI
DESA SURBAKTI KECAMATAN SIMPANG IV KABUPATEN KARO.
Agar penulis dan pembaca memiliki pemahaman yang sama terhadap kata
kata yang terkandung di dalam judul tulisan ini, maka perlu diuraikan konsep dari
kata kata tersebut, yaitu sebagai berikut:
Dinamika adalah studi tentang gerak beserta hal hal yang menyebabkan
kamus besar bahasa indonesia 2008 juga terdapat pengertian dinamika yaitu suatu
pergerakan yang mengakibatkan suatu perubahan, jika dikaitkan ke dalam ruang
lingkup sosial maka dinamika artinya pergerakan atau perkembangan yang
dilakukan oleh suatu masyarakat tertentu yang menimbulkan suatu perubahan
bagi masyarakat itu sendiri. Dinamika yang dimaksudkan dalam penelitian saya
ini adalah bagaimana perkembangan, perubahan Nazareth Musik Tiup pada
masyarakat Karo dan faktor-faktor penyebabnya.
Grup atau yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah Organisasi berarti
kumpulan beberapa orang yang mempunyai tugas masing masing dengan tujuan
yang sama dan disusun secara berstruktur (Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer.2002). george R.Terry, seorang ahli manajemen, mengatakan bahwa
organisasi adalah pembinaan hubungan yang didalamnya terdapat tindakan
mengusahakan hubungan yang efektif antara orang-orang, sehingga dapat
bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan diri dalam
melaksanakan tugas tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna
mencapai tujuan dan sasaran tertentu (2001;119). Dalam hal ini organisasi
ensambel musik tiup yang dimaksud adalah grup musik yang ada di tanah Karo.
Penulis menyatakan grup musik sebagai organisasi karena unsur unsur yang
membentuk sebuah organisasi juga terdapat dalam grup musik yaitu :
1. Manusia yang bekerjasama, ada pemimpin dan yang di pimpin
2. Tempat kedudukan, yang juga dimilki oleh grup musik tiup yaitu ditengah
kehidupan adat masyarakat Karo sebagai masyarakat pendukungnya
3. Tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini tujuan grup musik tiup
4. Pekerjaan yang akan dikerjakan yaitu bermain musik
5. Teknologi, dalam hal ini grup musik tiup juga menggunakan teknologi
khususnya dalam penggunaan alat musik dan soundsystem
Grup yang dimaksudkan didalam tulisan ini dikhususkan kepada grup
musik tiup Nazareth, grup musik tiup yang masih bertahan dan tetap exsis sampai
saat ini yang dipimpin oleh bapak Pt.Iswanta Sembiring. Grup musik tiup ini
telah banyak mengalami dinamika baik dari segi instrumen, konsep, dan
fungsinya bagi sebagian kalangan masyarakat Karo pada khususnya dan yang
akan dibahas lebih terperinci di bab selanjutnya.
Musik adalah seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsurnya
adalah melodi, irama, dan harmonisasi dengan unsur pendukung berupa bentuk
gagasan, sifat dan warna bunyi namun penyajian sering masih berpadu dengan
unsur unsur lain seperti: bahasa, gerak, ataupun warna (M. Soekanto:1992).
Musik tiup adalah alat musik yang sumber getar penghasil bunyinya
adalah uadara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan meniupnya.
Instrumen musik tiup terdiri dari atas banyak materi dasar pembentuknya antara
lainmateri dasar pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk,
bambu, dan lain sebagainya. Salah satu materi dasar alat musik yang dimaksud
adalah alat musik yang dikenal dengan nama brass, yang artinya tembaga atau
kuningan. Contohnya antara lain adalah : terompet, saksofon, trombone, horn dan
lain lain.
Sedikit berbeda dengan pengertian yang telah dimaksudkan diatas musik
tiup yang dimaksud dalam tulisan ini adalah ensambel musik yang bukan hanya
musik lain seperti keyboard, gitar listrik, drum, saxophone, trombone, horn, tuba
dan lain lain. Atau bisa dikatakan musik tiup yang telah mengalami perubahan
atau dinamika baik secara intrument dan juga fungsinya Tetapi tetap saja
memakai nama musik tiup
Masyarakat Karo, berdasarkan etnosains mereka, membagi wilayah
budayanya kedalam dua kategori yaitu Karo gugung atau orang-orang Karo yang
berada di wilayah pegunungan, terutama di kawasan Kabupaten Karo, Langkat,
dan Deli Serdang, dan Karo jahe, Yaitu mereka yang berada di kawasan pesisir
terutama di wilayah Kabupaten Deli Serdang dan Langkat. Masyarakat Karo
Gugung dianggap lebih murni menerapkan kebudayaan Karo, sedangkan
KaroJahe lebih banyak mengalami akulturasi dengan kebudayaan sekitarnya
terutama dengan etnik Melayu.
Satu hal yang paling penting dalam masyarakat Karo adalah adanya
sistem klen eksogamus, Yang mendasarkan hubungan perkawinan kepada
kelompok klen luarnya. Seperti halnya suku-suku lain, Masyarakat Karo
mempunyai sistem kemasyarakatan. Pada masyarakat Karo sistem
kemasyarakatan dikenal dengan nama merga silima, tutur siwaluh, dan rakut
sitelu. Masyarakat Karo mempunyai sistem merga (klan). Merga tersebut disebut
untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan disebut beru. Merga atau beru ini
disandang di belakang nama seseorang. Merga dalam masyarakat Karo terdiri dari
lima kelompok, yang disebut dengan merga silima, yang berarti marga yang lima.
Kelima merga tersebut adalah Karo-Karo, Tarigan, Ginting, Sembiring, dan
Terkait dengan penjelasan masyarakat Karo di atas, di dalam tulisan ini
masyarakat Karo yang dimaksudkan adalah sebagian besar mereka yang
beragama nasrani khususnya masyarakat di dalam ruang lingkup lembaga Gereja
Batak Karo Protestan (GBKP).
1.4.2 Teori
Koentjaraningrat (1973:10) mengatakan teori adalah alat yang terpenting
dari suatu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian
fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan. Teori adalah landasan dasar
keilmuan untuk menganalisis berbagai fenomena. Teori adalah rujukan utama
dalam memecahkan masalah penelitian di dalam ilmu pengetahuan. Sebagai
pedoman dalam menyelesaikan tulisan ini penulis menggunakan beberapa teori yg
berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan
ini
Menurut Achsan Peremas (3003:17), organisasi adalah sekelompok orang
yang sepakat bekerjasama untuk tujuan bersama. Berbicara tentang organisasi
maka tidak akan lepas dengan manajemen karena manajemen akan membantu
sebuah organisasi untuk dapat mencapai tujuan mereka secara efisien dan efektif.
(Achsan Permas, 2003:19).
Melalui penelitian ini akan dilihat bagaimana grup musik tiup membuat
perencanaan kemudian mengaturnya dalam sebuah pengorganisasian dan
mengarahkan setiap anggota untuk mengerjakanb bagian masing masing secara
maksimal dan terkendali dengan memperhatikan situasi dan Manajemen adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan
memperhatikan situasi dan kondisi lingkungankondisi lingkungan.
Selain memiliki rencana dan pencapaian tujuan yang dilakukan melalui
program program dan metode, maka termasuk didalamnya adalah tugas mencari
dan mengalikasikan sumberdaya yang dimilki organisasi dan mempunyai
pemimpin yang bertanggungjawab atas keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan ( A.M.Kadarman, 2001:2). Melalui penelitian ini akan
dilihat bagaimana peran seorang pimpinan grup musik tiup memanfaatkan aset
yang ada demi kemajuan grup dan menjalin hubungan dengan setiap anggota yang
dipimpinnya.
Penulis akan menggunakan teori Use dan Function yang dikemukakan
oleh Alan P. Merriam untuk melihat fungsi yang terkandung dari penggunaan
ensambel musik tiup oleh masyarakat Karo. Salah satu alasan ensambel musik
tiup masih digunakan sampai saat ini pasti karena ensambel musik tiup memiliki
fungsi bagi mayarakat Karo sebagai masyarakat pendukungnya.
1.5 Metode Penelitian
Metode adalah cara kerja untuk mendapatkan objek yang menjadi sasaran
ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat:1997). Dalam melakukan penelitian
ini, penulis menggunakan metode peneltian deskriptif yang bersifat kualitatif yaitu
suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara rinci dan
jelas tentang sesuatu hal yang menjadi fokus penelitian. Data diperoleh melalui
pernyataan pernyataan atau tulisan tulisan individu masyarakat yang bersangkutan
Berkaitan dengan metode yang digunakan untuk memperoleh data, maka
penulis membaginya kedalam beberapa tahap yaitu :
1.5.1 Menentukan Lokasi Penelitian
Untuk kepentingan penelitian dalam pengumpulan datra dan informasi dan
juga membatasi cakupan daerah yang akan diamati, penulis memilih lokasi
penelitian di desa Surbakti, Kecamatan simpang Empat, Kabupaten Karo karena
lokasi ini terdapat grup Nazareth Musik Tiup berdomisili dan masyarakat Karo
sebagai masyarakat pendukungnya.
1.5.2 Studi Kepustakaan
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis telah terlebih dahulu
mengadakan studi kepustakaan mengenai musik tiup. Penulis mencari dan
membaca literatur literatur seperti : buku, majalah, artikel dan sebagainya yang
relevan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Selain itu, penulis juga
membaca beberapa skripsi sarjana yang membahas tentang musik tiup. Walaupun
kemungkinan beberapa informasi yang diperoleh dari skripsi tersebut tidak lagi
relevan dengan keadaan sekarang ini sesuai dengan perubahan yang terjadi. Oleh
karena itu, penulis merasa penting untuk membahas tentang studi dan kritikal
kepustakaan dalam satu bab khusus yaitu pada BAB II.
1.5.3 Penelitian Lapangan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih akurat, penulis juga
lokasi penelitian yang dimulai sejak proposal ini disahkan dan diijinkan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut. Tetapi untuk tujuan dari skripsi ini penulis telah
melakukan beberapa wawancara wawancara kepada beberapa informan, dosen –
dosen yang terkait dan juga beberapa alumni Etnomusikologi usu.
1.5.4 Kerja Laboratorium
Semua data dan informasi yang telah diperoleh akan diolah dalam kerja
laboratorium dengan melakukan penyaringan dan penyeleksian, pengaplikasian,
menambah data yang kurang, memodifikasi serta mengembangkannya, selain itu
proses kerja laboratorium lainya adalah menganalisis data dari analisi data inilah
maka akan didapatkan suatu kesimpulan, Kemudian di cek ulang agar tidak terjadi
kerancuan dan tumpang tindih sehingga mudah dipahami dan tercapai tujuan dari