• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Deskripsi Lokasi, Profil Pemerintahan dan Perkembangan Pembangunan di Kabupaten Tapanuli Tengah - Pengaruh Undang-Undang Otonomi Daerah Terhdap Kekuasaan Kepala Daerah (Studi Kasus: Deskripsi Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Kekuasaan Kepala Daerah d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II Deskripsi Lokasi, Profil Pemerintahan dan Perkembangan Pembangunan di Kabupaten Tapanuli Tengah - Pengaruh Undang-Undang Otonomi Daerah Terhdap Kekuasaan Kepala Daerah (Studi Kasus: Deskripsi Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Kekuasaan Kepala Daerah d"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

Deskripsi Lokasi, Profil Pemerintahan dan Perkembangan Pembangunan

di Kabupaten Tapanuli Tengah

II.1. Sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah

Istilah kabupaten Tapanuli Tengah terdapat dalam sistem wilayah dan pemerintahan, demikian juga Luhak wilayah atau bagian suatu kerajaan yang lebih populer di daerah selatan Sumatera, demikian pula perkataan Tapanuli adalah nama wilayah yang dihuni suku atau bangsa Batak, pada awalnya diperkenalkan oleh Inggris dengan sebutan Tappanooly.

Kata ”Tapanuli” berasal dari perkataan “Tapian Nauli”, “Tapian” artinya air sungai yang mengalir jernih seperti air pancuran atau mata air, Tapian juga dipakai untuk orang yang akan mandi atau disebut “Martapian”. Sedangkan “Nauli” artinya cantik, indah, elok, anggun, menyejukkan dan menyenangkan. Sebutan lain Tapanuli adalah Batak sehingga lazim sebutan orang Tapanuli identik dan sama dengan orang Batak.

Wilayah Tapanuli Tengah pada awalnya dikuasai oleh Kolonial Ingris, namun dengan traktat London tanggal 17 Maret 1824, Inggris menyerahkan Sumatera kepada Belanda, dan sebagai imbalannya Belanda memberikan semenanjung Melayu. Pada saat itulah Inggris menyerahkan Barus dan Singkil Kepada Belanda. Selanjutnya Belanda memasukkan Teluk Tapian Nauli (wilayah Tapanuli Tengah) dalam wilayah residen Sumatera Barat ber ibukota di Padang.

Pada tahun 1859 daerah jajahan Belanda meluas ke daerah Silindung dan meluas lagi ke daerah Toba pada tahun 1883. Oleh karena adanya perluasan wilayah tersebut, pemerintah Belanda mengeluarkan Staatsblad Nomor 193 tahun 1884 yang menentukan territorial baru keresidenan Tapanuli. Adapun Keresidenan Tapanuli pada saat itu dibagi atas 4 Afdeling. Salah satu diantaranya adalah Afdeling Sibolga yang meliputi 4 onder Afdeling yaitu:

1. Sibolga dan daerah sekitarnya 2. Distrik Batang Toru

3. Barus dan Pakkat 4. Singkil.

Sejak keluarnya staatsblad Nomor 496 tahun 1906 status Keresidenan Tapanuli yang tadinya bagian dari Sumatera Barat beralih menjadi dibawah Gubernur Sumatera yang berkedudukan di Medan. Sedangkan wilayah Keresidenan Tapanuli dibagi dalam 5 Afdeling

(2)

1. Afdeling Natal dan Batang Natal 2. Afdeling Sibolga dan Batang Toru 3. Afdeling Padang Sidempuan 4. Afdeling Nias

5. Afdeling Tanah Batak

Afdeling Sibolga diperintah oleh seorang Contraleur dengan wilayah meliputi 13 kekuriaan yang masing – masing dipimpin oleh kepala kuria. Pada saat itu onder Afdeling

Barus masih termasuk Afdeling Tanah Batak. Dengan keluarnya Staatsblad Nomor 93 Tahun 1933 maka sebagian onder Afdeling Barus digabung ke Afdeling Sibolga dan sebagian lagi masuk Afdeling Dataran – Dataran Tinggi Toba. Selanjutnya dengan staatsblad Nomor 563 tahun 1937 onder Afdeling Barus secara keseluruhan dimasukkan ke Afdeling Sibolga dimana berdasarkan staatsblad tersebut Keresidenan Tapanuli dibagi atas 4 afdeling yaitu:

1. Afdeling Sibolga 2. Afdeling Nias 3. Afdeling Sidempuan 4. Afdeling Tanah Batak

Yang termasuk dalam Afdeling Sibolga adalah: 1. Onder distrik Sibolga

2. Onder distrik Lumut 3. Onder distrik Barus

Sedangkan Sorkam berada dalam lingkungan Onder distrik Barus. Pada kenyataannya, apa yang disebut dengan Daerah Tingkat II Tapanuli Tengah adalah pencerminan dari pembagian wilayah yang diatur dengan Staatsblad Nomor. 563 tahun 1937 tersebut diatas.

Pada zaman Jepang, pemerintahan Keresidenan Tapanuli lebih dititik beratkan pada strategi pertahanan misalnya Heiho, Gyugun, Kaigun dan badan – badan lainnya.

(3)

Pada tanggal 15 oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera Mr. T. Mohd. Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah otonom bawahan dan penyusunan pemerintahan daerah kepada masing – masing residen. Gubernur kemudian dengan keputusan Nomor 1 tahun 1946 mengangkat dan mengukuhkan Z.A Glr Sutan Komala Pontass sebagai Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah.

Pada tahun 1946 di Tapanuli Tengah mulai dibentuk kecamatan untuk menggantikan sistem pemerintahan Onder Distrik Afdeling pada masa pemerintahan Belanda. Kecamatan pertama sekali dibentuk adalah Kecamatan Sibolga, kemudian Lumut dan Barus, sedang Kecamatan Sorkam ditetapkan kemudian berdasarkan perintah residen Tapanuli pada tahun 1947.

Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai daerah otonom dipertegas oleh Pemerintah dengan Undang – Undang Nomor 7 Darurat Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten – Kabupaten dalam lingkungan daerah Provinsi Sumatera Utara, pasal 1 ayat 8 yang berbunyi: Tapanuli Tengah, dengan nama kabupaten Tapanuli Tengah dengan batas – batas yang meliputi wilayah Afdeling Sibolga dulu (Staatsblad 1937 Nomor 563) ditambah dengan wilayah negeri Aek Raisan dan Tukka Holbung, sebagai dimaksud dalam ketetpan Gubernur Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur tanggal 18 januari 1950 No. 19/pn/dpdta/50, sejak telah ditambah menurut ketetapan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tanggal 19 mei 1950 No. 20/I/PSU/Jo. Keputusan panitia penyelenggara pembentukan Provinsi Sumatera Utara tanggal19 agustus 1950 No. 4/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Sumatera Utara tanggal 31 januari 1952 tidak bernomor, kecuali wilayah yang termasuk Kota besar Sibolga.

Sesuai uraian diatas dan tetap dalam kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan adanya penduduk, adanya wilayah dan adanya pemimpin yang menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Tapanuli Tengah serta dengan memperhatikan masukan dari masyarakat melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah telah ditetapkan hari jadi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah tanggal 24 agustus 1945 sesuai peraturan daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 19 Tahun 2007 tentang hari jadi Kabupaten Tapanuli Tengah.

II.2 Kondisi Geografis Daerah Tapanuli Tengah

(4)

2°22’0 LU dan 98°07’ - 98°12’ BT dengan luas wilayah 2.194,98 Km² atau 219.498 Ha yang berada diatas permukaan laut antara 0 – 1.266 m,dengan batas – batas sebagai berikut:

Sebelah Timur : Kab. Tapanuli Utara, Kab. Humbang Hasundutan dan Kab. Pakpak Bharat.

Sebelah Barat : Samudera Indonesia

Sebelah Utara : Kab. Aceh Singkil (Prov. Nanggroe Aceh Darussalam) Sebelah Selatan : Kab. Tapanuli Selatan

II.3 Kondisi Demografi, Ekonomi dan Sosial Budaya

II.3.1 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan jumlah penduduk per Kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah

No Kecamatan Jumlah Penduduk Keterangan

1. Barus 17.821

2. Sorkam 17.786

3. Pandan 52.988

4. Pinangsori 24.600

5. Manduamas 21.771

6. Kolang 19.504

7. Tapian Nauli 20.517

8. Sibabangun 18.985

9. Sosorgadong 14.552

10. Sorkam Barat 16.727

11. Sirandorung 15.267

12. Andam Dewi 15.591

13. Sitahuis 5.890

14. Tukka 12.844

15. Badiri 25.059

16. Pasaribu Tobing 7.427

(5)

18. Suka Bangun 3.670

19. Lumut 12.658

20. Sarudik 23.976

Jumlah Seluruhnya 352.291

Sumber: Dinas Dukcapil Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011 Pada tabel tersebut kecamatan Pandan yang merupakan sekaligus ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki jumlah penduduk paling banyak, disusul oleh kecamatan Badiri. Sedangkan kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah kecamatan Sukabangun disusul kemudian oleh kecamatan Barus Utara.

II.3.2 Kondisi Ekonomi

Secara umum pada tahun 2010 lapangan usaha yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah pertanian (41,60%), jasa dan industri pengolahan. Masyarakat petani terdiri atas nelayan, petani yang menanam padi, hortikultura dan ternak serta perkebunan rakyat. Lapangan usaha jasa yang dominan merupakan aktifitas perdagangan komoditi unggulan hasil pertanian dan produk kerajinan/ industri rumah tangga, disamping jasa lainnya seperti pengangkutan, komunikasi dan perbankan/ lembaga keuangan. Industri pengolahan meliputi industri yang berbasis hasil perikanan tangkap dan perkebunan.

Adapun data yang didapatkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tapanuli Tengah menyatakan bahwa persentase penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 16,74 %, lebih besar dari nasional 13,33% dan Sumatera Utara 11,31 % untuk kondisi tahun 2010. Hal ini disebabkan dari 177 desa/kelurahan di Kabupaten Tapteng, 85 desa diantaranya masih dalam kategori tertinggal. Ditambah lagi dengan masih terbatasnya produktifitas masyarakat dan belanja pembangunan pemda Kabupaten Tapteng. Pada tahun 2011 – 2012 dengan besarnya alokasi dana pembangunan dan ditambah semakin membaiknya berbagai usaha masyarakat, maka diharapkan persentase penduduk miskin menurun.

II.3.3Kondisi Sosial Budaya

(6)

dibawah garis kemiskinan. Adapun jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 adalah 52.200 jiwa, mengalami penurunan dibandingkan jumlah penduduk miskin tahun 2009 yaitu 57.010 jiwa.

Tingkat melek huruf masyarakat Tapanuli Tengah tergolong tinggi, yaitu sebesar 95,32 pada tahun 2010, namun angka ini mengalami penurunan karena pada tahun 2009 angka melek huruf di kabupaten Tapteng adalah 96,22. Masyarakat Kabupaten Tapteng meruapakan masyarakat yang multi etnis terdiri dari berbagai macam etnis dan agama. Adapun etnis – etnis yang mendiami kabupaten Tapteng adalah: Batak, Minang, Jawa, Nias, Bugis, Tionghoa dll, dengan etnis Batak sebagai penduduk dengan jumlah yang paling banyak. Adapun agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Tapteng adalah Kristen (Protestan, Katolik) dan Islam. Meski terdiri dari berbagai macam agama dan etnis namun masyarakat Tapteng dapat hidup dengan rukun dan damai.

II.4 Struktur Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah

Pada tahun 2011 yang lalu masyarakat baru saja menyelesaikan pesta Demokrasi yaitu Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di Tapteng. Adapun pesta demokrasi itu berlangsung dengan tertib dan aman tanpa ada keributan. Pada pemilukada tersebut, pasangan Raja Bonaran Situmeang, SH, Mhum dan H. Sukran Jamilan Tanjung, SE keluar sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih dengan meraih suara sebesar 62 %. Mereka kemudian sah menjadi Bupati dan Wakil Bupati setelah dilantik oleh Plt. Gubernur Sumatera Utara. Selama periode menjadi kepala daerah, Bupati dan Wakil Bupati Tapteng telah mengangkat beberapa orang untuk duduk dalam posisi strategis didalam lingkungan Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah. Hal ini bertujuan untuk membantu Bupati dalam menjalankan roda pembangunan dan juga pemerintahan. Adapun berikut merupakan struktur Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah:

Tabel 1.2 Susunan Organisasi Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah

NO NAMA JABATAN KET

1. Raja Bonaran Situmeang, SH, M. Hum

Bupati Tapanuli Tengah

2. H. Sukran Jamilan Tanjung, SE Wakil Bupati Tapanuli Tengah

(7)

Kesmas 5. Ir. Aris Sutrisno Asisten Ekonomi dan

Pembangunan 6. Drs. Hendri Susanto L. Tobing Asisten Administrasi

Umum

7. Drs. Surung Pardede, M.IP Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan 8. Drs. Purba Siahaan Staf Ahli Bupati Bidang

Pembanguna 9. Drs. H. Usman Batubara Staf Ahli Bupati Bidang

Kemasyarakatan 10. Ir. R. Panahatan Hutabarat Staf Ahli Bupati Bidang

Hukum dan Politik 11. Oliver Sipahutar, BE Staf Ahli Bupati Bidang

Ekonomi dan Keuangan 12. Ir. Harmi. P. Marpaung, M.Eng Kepala BAPPEDA 13. Drs. Rahman Situmeang Kepala BKD 14. Drs. Singwani Siregar Sekretaris DPRD 15. Samosir Pasaribu, SIP Inspektur Kabupaten 16. Tioprida Sitompul, SE Kepala BAPEDALDA

17. Ir. Suroto Kaban Kesbang Linmas

18. Ir. Bonaparte Manurung, MM Kaban Penanggulangan Bencana Daerah 19. Drs. Sokhizaro Laia Kadis Pendapatan,

Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah 20. Ir. Darmi Siahaan, MM Kadis Kehutanan dan

Perkebunan 21. Jhonson, ST, M.Si Kadis Pekerjaan Umum 22. H. Edy Supian Damanik, A.Md Kadis Sosial, Naker dan

Transmigrasi 23. Dr.Margan R.P. Sibarani, M. Kes Kadis Kesehatan 24. Drs. Rustam Manalu Kadis Pendidikan 25. Budiman Ginting, SH Kadis Pariwisata dan

Budaya 26. Ali Amsyah Sitompul, SE Kadis Kelautan dan

Perikanan

27. Zafril Abdi, SE, M.Si Kadis Pertambangan dan Energi

(8)

29. Dompak Simanjuntak, SP, MM Kadis Pertanian dan Peternakan 30. Drs. Surya Darma Kadis Perdagangan,

Koperasi, Industri dan P. Modal

31. Drs. Erwin Marpaung Kadis Pertanahan 32. Drs. Bitton Simorangkir, MM Kadis Perhubungan,

Informasi dan Komunikasi 33. Drs. Piktor Sitanggang Kadis Kebersihan,

Pertamanan dan Damkar 34. Drs. Anita M. Situmorang Kakan Pemberdayaan

Masy Desa dan Perempuan 35. Arta Siregar, S.Pd Kakan Diklat 36. Masdaruddin Siregar, SP Kakan Penyuluh

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

37. Drs. Rastim Bondar Kakan Pemuda dan Olahraga

38. Parulian Sitompul, SH Kakan Pelayanan Terpadu 39. Ir. Sunanto Kepala BPS Kab. Tapteng 40. Ir. Edy Nurhadi Kepala BPN Kab. Tapteng 41. Drs. Sarmadan Nur Siregar, MA Kakan Kementerian

Agama Kab. Tapteng 42. Drs. Antonius Simanjuntak Kabag Tata Pemerintahan 43. Sanggam Panggabean, S.Sos Plt. Kabag Kesejahteraan

(9)

54. Maharni Sitompul, SH Camat Tukka 55. Drs. Parbuntian Silaban Camat Sarudik

56. Sunardi, S.Sos Camat Sitahuis

57. Juminta Sirait, SH Camat Tapian Nauli 58. Rinaldy Siregar, S.Sos Camat Kolang

59. Rais Kari, AP Camat Sorkam

60. Drs. Jhonny Aritonang Camat Sorkam Barat 61. Drs. Haliman Hutagalung, MH Camat Pasaribu Tobing 62. Sapwan Pohan, SE Camat Sosor Gadong

63. Drs. Herman Suwito Camat Barus

64. Todo Marihot Sipahutar, S.Sos Camat Barus Utara 65. Drs. Rudolf Sihotang Camat Andam Dewi 66. Drs. Zet Achram Simanjuntak Camat Sirandorung 67. Drs. Yusman Hutabarat Camat Manduamas

Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah II. 5 Potensi Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

II. 5.1 Potensi Bidang Kelautan dan Perikanan

Sebagai Kabupaten yang terdapat di daerah pesisir pantai, kabupaten Tapteng juga memiliki potensi di bidang kelautan dan perikanan yang cukup besar. Tercatat pada tahun 2009 produksi perikanan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah sebesar 22. 329, 40 ton,meliputi produksi tangkap di laut 20.731,60 ton, produksi perairan umum di darat 463,5 ton, produksi budidaya di laut 714,20 ton, dan produksi budidaya di darat 420, 10 ton.

Dalam mendukung produksi perikanan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Berbagai Perusahaan Swasta di Pondok Batu, kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah bergerak dibidang Industri cold storage, Pabrik es, Pabrik Tepung Ikan, pengemasan ikan hasil tangkap, pengasinan ikan, dan perdagangan meliputi perdagangan dalam negeri dan Ekspor – Impor hasil perikanan tangkap . dengan berbagai aktifitas ini maka diharapkan potensi perikanan di kabupaten Tapanuli Tengah dapat terserap dengan maksimal.

II. 5.2 Potensi Bidang Kehutanan dan Perkebunan

(10)

unggulan daerah seperti karet, kelapa sawit, kakao, kopi dan kelapa. Jumlah luasan perkebunan dan jenis produk perkebunan lainnya, serta keberadaan industri dan berbasis komoditi perkebunan dan kehutanan.

Tanaman perkebunan karet merupakan karet rakyat di kabupaten Tapanuli Tengah. Luas tanaman karet rakyat di Tapanuli Tengah pada tahun 2009 adalah 31.846, 50 Ha dengan produksi 18.065,47 ton. Pada tahun 2010, luas tanaman karet rakyat di kabupaten Tapanuli Tengah adalah 31.909 Ha dengan produksi 19.160 ton.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di kabupaten Tapanuli tengah . Luas tanaman Kelapa sawit tanaman perkebunan rakyat di Tapanuli Tengah pada tahun 2009 adalah 2.753 Ha dengan produksi 29.456 ton. Pada tahun 2010, Luas tanaman kelapa sawit rakyat adalah 2.914 Ha dengan produksi 26.980 ton.

Coklat atau kakao merupakan salah satu komoditas unggulan di kabupaten Tapanuli Tengah. Pada tahun 2009, luas areal perkebunan kakao di tapanuli Tengah 2.659 Ha dengan produksi 1.697,31 ton, dan masih diusahakan oleh perkebunan rakyat. Pada tahun 2010, luas areal perkebunan kakao di perkebunan di kabupaten Tapanuli Tengah adalah 2.728,50 Ha dengan produksi 1.636 ton.

Kopi merupakan salah satu komoditi yang masih terbatas produksinya di kabupaten Tapanuli Tengah. Pada tahun 2009, luas tanaman kopi di Tapanuli Tengah adalah 150 Ha dengan produksi 66 ton. Penghasil komoditi terbesar kopi di kawasan barat Sumatera Utara adalah kabupaten Dairi, kabupaten Tapanuli Utara, kabupaten Tapanuli Utara, kabupaten Humbang Hasundutan, disusul oleh kabupaten Tapanuli Selatan dan kabupaten Mandailing Natal. Pada tahun 2010 luas tanaman kopi di kabupaten Tapanuli Tengah adalah 5.504 Ha dan Produksinya 5.055 ton.

Produksi perkebunan lainnya pada tahun 2009 adalah kemiri 117,89 ton, aren 59,90 ton, pinang 14,83 ton, kulit manis 4,20 ton, gambir 3,65 ton, kemenyan 1,42 ton, lada 8,36 ton, pala 10,75 ton, cengkeh 22,42 ton dan kapuk 45,05 ton. Pada tahun 2010, luas tanaman lada di kabupaten Tapanuli Tengah adalah 12,50 Ha dengan produksi 10,8 ton, luas tanaman cengkeh adalah 112 Ha dengan produksi 10,8 ton, luas tanaman cengkeh adalah 112 Ha dengan produksi 15,10 ton.

II. 5.3 Potensi Bidang Pertanian dan Peternakan

(11)

yang terdiri atas padi sawah 29.053 Ha dan padi ladang 2.609 Ha. Produksi tanaman padi adalah 117.290 ton yang terdiri atas padi sawah 117. 290 ton dan padi ladang 7.643 ton. Pada tahun 2010 luas panen tanaman padi di kabupaten Tapanuli Tengah adalah 30.804 Ha, yang terdiri atas padi sawah 28.193 Ha dan padi ladang 2.611 Ha dengan produksi 122.838 ton yang terdiri atas padi sawah 115.90 ton dan padi ladang 7.648 ton.

Produksi jagung di kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2010 adalah 5.090 ton dengan luas panen 1.851 Ha . Produksi dan luas panen kedelai, kacang tanah dan ubi kayu pada tahun 2010 adalah berturut – turut 131 ton dengan 144 Ha, 796 ton dengan 600 Ha, dan 16.739 ton dengan 1.215 Ha.Adapun untuk komoditi buah – buahan, yang menjadi unggulan di kabupaten Tapanuli Tengah adalah durian, jeruk, mangga, manggis, pisang, duku, rambutan, sawo, pepaya, alpokat dan jambu air. Buah durian menjadi komoditi unggulan paling banyak hasil produksinya yakni sebanyak 24.880 ton pada tahun 2010 disusul oleh buah jeruk dengan hasil produksi sebanyak 4.444 ton.

Potensi di bidang produksi tanaman sayur – sayuran juga tidak kalah dengan komoditi lainnya. Untuk sayur – sayuran, yang menjadi produk unggulan kabupaten Tapanuli Tengah adalah Cabai, ketimun, terong, kacang panjang, bayam dan kangkung. Ketimun menjadi komoditas sayur – sayuran yang paling banyak hasil produksinya yakni sebanyak 4.035 ton, disusul oleh cabai dengan hasil produksi 547 ton.

Di bidang peternakan, hewan ternak yang dominan di kabupaten Tapanuli Tengah meliputi sapi, kerbau, kambing, domba, babi, itik manila, ayam kampong, ayam ras petelur dan ayam ras pedaging. Dari sekian banyak hewan ternak yang diusahakan, ternak ayam kampong menjadi komoditi penghasil daging terbesar sebanyak 309.081 ekor disusul oleh ternak babi sebanyak 25.250 ekor.

II. 5.4 Potensi Bidang Pertambangan dan Energi

Potensi pertambangan pada umumnya di kabupaten Tapnuli Tengah belum tereksploitasi dengan maksimal. Komoditi bahan tambang yang menjadi andalan masih merupakan bahan tambang golongan C yang meliputi granit, pasir dan sirtu, kuarsa, lempung, tras, batu gamping, batu apung, andesit – basal. Sedangkan untuk bahan galian golongan A, seperti batubara dan emas, masih dibutuhkan eksplorasi lebih lanjut untuk mengetahui potensinya.

(12)

kabupaten Tapanuli Tengah dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sipan Sihaporas dengan kapasitas daya listrik 50MW di Sipan Sihaporas, Kecamatan Pandan, kabupaten Tapanuli Tengah. Disamping kedua stasiun pembangkit tadi, masih ada stasiun pembangkit listrik lain yang berskala kecil yang tersebar dibeberapa daerah di Tapanuli Tengah.

Namun potensi belum maksimal diusahakan. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya daerah – daerah di Tapanuli Tengah yang belum dialiri oleh listrik. Bahkan beberapa desa di kawasan Labuan Angin yang berdekatan dengan PLTU Labuan Angin belum dialiri listrik. Hal inilah yang salah satu nya menjadi penyebab ketertinggalan di daerah pedesaan ini.

II. 5.5 Potensi Bidang Industri

Potensi industri di kabupaten Tapanuli Tengah belum dapat dimaksimalkan dengan baik dan masih dalam tahap pengembangan kea rah yang lebih baik. Tercatat beberapa industri yang berbasis komoditas unggulan di Tapanuli Tengah seperti pabrik Crumb Rubber di kecamatan Sarudik, pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) di kecamatan Sirandorung, pabrik tepung ikan di kecamatan Sarudik, pabrik Cold Storage di kecamatan Sarudik, pabrik es balok di kecamatan Sarudik dan Tapian Nauli, Pemprosesan / Packing ikan hasil tangkap di kecamatan Sarudik, Stone Crusher dan Asphalt Mixing di kecamatan Badiri dan Pinangsori. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tapanuli Tengah untuk keadaan tahun 2010 bahwa IKM di bidang perikanan (pengolahan pasca perikanan tangkap) yaitu pengasinan ikan berkembang lebih besar sebanyak 197 perusahaan. Di tahun 2010, indusri yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri kilang Es Batu yang menyerap tenaga kerja sebanyak 1.120 orang.

II. 6 Perkembangan Pembangunan di Kabupaten Tapanuli Tengah

Sebagai salah satu kabupaten yang termasuk dalam kategori tertinggal, kabupaten Tapanuli Tengah saat ini gencar melakukan berbagai pembangunan dan juga perbaikan – perbaikan guna mengejar ketertinggalan dan keluar dari golongan daerah tertinggal. Berbagai pengembangan dan pembangunan sedang diupayakan di segala bidang untuk mewujudkan hal tersebut.

(13)

memakai dana APBD. Namun khusus jalan Negara dan jalan Provinsi yang juga saat ini butuh perhatian serius dari pemerintah karena sudah dalam kondisi memprihatinkan, masih menunggu respon dari pemerintah pusat karena kewenangannya bukan dari pemerintah Kabupaten, hal ini sebenarnya jika dibiarkan terlalu lama dapat menganggu aktivitas ekonomi masyarakat.

Di bidang ekonomi, saat ini pemerintah Kabupaten Tapteng sedang melaksanakan program peningkatan produksi pertanian dan peternakan. Untuk mendorong peningkatan produksi pertanian misalnya, pemerintah Kabupaten Tapteng melaksanakan perbaikan jaringan irigasi seluas 2.483 Ha, yang berada di tujuh daerah irigasi dengan sumber dana DAK bidang pertanian. Selain itu dibidang kelautan dan perikanan, sebagai sektor unggulan, pemerintah berupaya mengembangkan SDA dan SDM yang sudah ada, selain itu pemerintah juga memberikan bantuan kepada nelayan / kelompok nelayan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat nelayan. Bantuan ini berupa pengadaan sarana alat tangkap ikan, penyediaan benih ikan dan lain – lain.

Bidang perdagangan dan investasi, pemerintah Kabupaten Tapteng saat ini tengah mengupayakan pembangunan infrastruktur perdagangan berupa pembangunan pasar yang lebih representatif di 20 kecamatan di kabupaten Tapteng. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi seperti kegiatan jual – beli tanpa harus jauh – jauh ke kecamatan terdekat. Pada tahun 2011 di kecamatan Sorkam Barat telah di bangun satu unit pasar dengan menggunakan dana APBN kementerian PDT dan pengembangan lanjutan Pasar Barus yang menggunakan DAK Kementerian Perdagangan. Sedangkan untuk investasi, untuk mempromosikan daerah Tapnuli Tengah pemerintah kabupaten Tapanuli Tengah telah melakukan berbagai upaya seperti mengikuti kegiatan promosi/expo/pameran di daerah lain, media surat kabar dan lainnya. Selain itu dengan adanya pembuatan Film berjudul MURSALA yang pengambilan filmnya berlokasi di Tapteng diharapkan nantinya mampu menjadi sarana promosi kekayaan potensi dan juga peluang investasi di kabupaten Tapanuli Tengah.

(14)

pembangunan dan pengembangan industri perikanan dapat memaksimalkan potensi perikanan di kabupaten Tapanuli Tengah.

Di bidang energi dan pertambangan, sedang dioptimalkan kegiatan eksplorasi terhadap kandungan bahan tambang seperti emas dan batu bara di Kabupaten Tapteng. Selain itu khusus pertambangan galian C sedang dilakukan inventarisasi berbagai pertambangan galian C yang berpotensi dapat merusak lingkungan hidup. Di bidang energi, guna mengatasi kebutuhan listrik, maka di beberapa tempat yang tidak dialiri listrik, telah tersedia Pembangkit Listrik Tenaga Surya di beberap puskesmas, yang tujuannya untuk pengkatan pelayanan kesehatan.

Untuk kehutanan dan perkebunan, pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah di bidang kehutanan telah meningkatkan perlindungan kawasan hutan dengan cara melaksanakan gerakan penanaman pohon dan pengendalian pemanfaatan hasil hutan berupa kayu dan hasil hutan bukan kayu, serta pengawasan illegal logging. Untuk perkebunan guna membantu perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh kabupaten Tapteng, maka pemerintah Kabupaten telah memberikan berbagai bibit perkebunan yang nantinya dipakai para petani perkebunan rakyat untuk meningkatkan produktifitas.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi PDRB Papua Triwulan III DPP

Demikian juga penelitian yang dilakukan Sari (2008) tentang pengaruh penyuluhan Kadarzi terhadap pengetahuan dan sikap tentang Kadarzi serta tentang pola konsumsi pangan pada

Dalam penelitian ini peneliti mengajukan validasi instrument test tertulis materi penjumlahan pecahan dengan beberapa validator setelah peneliti menyerahkan

Bursa fabrisius adalah organ limfoid primer yang fungsinya sebagai tempat pendewasaan dan diferensiasi sel limfosit B yang berperan menerima dan memberi reaksi terhadap

STAFF DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KOTA SURAKARTA

Hasil pengolahan data yang dilakukan dengan uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian DM tipe-2 di daerah pesisir

Abstrak: Tujuan penelitian deskriptif kuantitatif ini adalah mendeskripsikan kemampuan menulis cerita berbasis pendekatan proses pada mahasiswa semester tiga di

halaman Tabel 1 Variabel Penelitian yang Diteliti Mahasiswa JBSI Tahun 2015 11 Tabel 2 Variabel Penelitian yang Diteliti Mahasiswa JBSI Tahun 2016 12 Tabel 3 Variabel