MANAJEMEN ORGANISASI DAN INDUSTRI “MANAJEMEN :
TEORI, ILMU, DAN PRAKTEK” Manajemen Umum
Dosen Pengajar
Desfitriady,S.E., M.M
Disusun Oleh:
Anisa Pebriani (0204161006)
Siti Kulsum Saadah (0204161046)
UNIVERSITAS NASIONAL PASIM
Pertanyaan
1. Dalam hal fundamental, apa tujuan dasar dari semua manajer pada semua tingkat dan dalam segala macam perusahaan sama?
2. Dalam hal fundamental, apa tujuan dasar dari semua manajer pada semua tingkat dan dalam segala macam perusahaan sama?
1. Dalam hal fundamental, apa tujuan dasar dari semua manajer pada semua tingkat dan dalam segala macam perusahaan sama?
Jawab:
Iya, semua manajer dalam semua tingkat maupun segala macam perusahaan memiliki tujuan yang sama . semua manajer mempunyai tujuan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan atau hasil yang lebih (surplus) serta meningkatkan nilai perusahaan dengan cara mengatur serta mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan perusahaan dengan perencanaan,pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian.
Perencanaan disini ialah perencanaan dalam penyusunan strategi, standard dan arah untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pengorganisasian yaitu yang berhubungan dengan bagaimana mengatur sumber daya manusia maupun fisik agar tersusun secara sistematis berdasarkan fungsinya masing – masing.
Pengarahan ialah lebih menekankan pada upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi kinerja dengan optimal dengan cara bimbingan kerja,motivasi,penjelasan dan lain-lain.
Pengendalian adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan kepada standar yang telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila memang dibutuhkan.
2. Apakah manajemen itu merupakan suatu ilmu atau seni? Dapatkah penjelasan yang sama berlaku untuk rekayasa atau akuntansi?
Jawab:
Menurut kami,mengenai manajemen itu apakah suatu ilmu atau seni tergantung bagaimana cara pandang kita terhadap manajemen itu sendiri. Hal ini karena manajemen dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena manajemen dapat dipelajari dan diajarkan. Oleh karena itu manajemen dapat dikatakan sebagai ilmu.
Manajemen juga dapat dikatakan sebagai seni karena didalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerjasama dengan orang lain bagaimana cara memerintah orang lain agar dapat bekerjasama. Jadi manajemen merupakan suatu ilmu dan seni.
secara kontroversial, kemudian dibuang dan kemudian muncul lagi masalah tersebut, dibuang lagi dan seterusnya muncul lagi, demikian seterusnya.
Alasan mengapa akuntan tidak dapat menjawab permasalahan karena mereka membentuk pertanyaan yang tidak mungkin diperoleh suatu jawaban. Menurut Starling kesalahan tersebut berada pada definisi akuntansi itu sendiri, karena pada awalnya akuntansi didefinisikan sebagai seni bukan ilmu, oleh karena itu masalah akuntansi dipecahkan berdasarkan kesepakatan bukan berdasarkan hukum yang menjadi dasar suatu ilmu menurut Stamp sifat akuntansi lebih berhubungan dengan disiplin peradilan dibanding dengan filosofi keilmuan.
Akuntansi sebagai suatu disiplin kuantitatif mempunyai fungsi untuk menyediakan suatu alat yang dapat memecahkan berbagai konflik kepentingan antara individu-individu dan kelompok-kelompok yang berbeda. Hal ini sesuai dengan sifat hukum normatif. Dan ilmu lebih bersifat positif dibandingkan normatif karena ilmu bersifat deskriptif dan konsep yang dibangunnya bebas dari nilai-nilai lain.
Definisi akuntansi sebagai suatu bidang seni dan suatu bidang ilmu ternyata telah dibuktikan banyak kelemahan, sehingga. Suwardjono dan Bambang Sudibyo mengajukan idenya bahwa sebenarnya akuntansi adalah suatu perekayasaan atau teknologi.
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan kontijensi atau situasional dalam manajemen? Apakah setiap uraian tentang manajemen berbeda-beda? Dapatkah setiap manajer melaksanakan tugasnya dengan cara yang berlainan?
Jawaban :
Pendekatan Kontijensi (Berdasarkan keadaan/Peluang)
Pendekatan kontijensi (contingency approach) disebut juga dengan pendekatan situasional (situational approach). Pendekatan ini termasuk pendekatan yang relatif baru muncul, yang berpendapat bahwa tidak ada resep yang terbaik untuk mengatasi masalah tertentu dan menekankan. pentingnya relevansi tindakan manajerial dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam lingkungan. Dengan demikian, menurut pendekatan ini, manajemen dipandang harus sesuai dengan lingkungan, pemecahan masalah yang terbaik adalah menyelesaikan dengan situasi/kontijensinya.
Manajemen berdasarkan kontijensi banyak digunakan dalam manajemen kemiliteran yang menyusun rencana untuk berbagai macam kondisi yang diasumsikan akan terjadi. Dalam kondisi tertentu rencana tertentu yang akan dilaksanakan tetapi apabila kondisinya berbeda akan digunakan rencana yang lain pula.
keseluruhan. Karena sifatnya itulah maka keberhasilan dalam manajemen tergantung pada tindakan-tindakan yang sesuai dengan faktor-faktor yang mungkin terjadi dalam lingkungan..
Pada intinya uraian setiap manajemen itu sama dengan tujuan untuk memudahkan dalam mencapai tujuan pribadi, perusahaan maupun organisasi serta dapat mencapai efisiensi dan efektivitas.