DAFTAR PUSTAKA
Ardi. 2010. Pengembangan institusi pengelolaan hutan tanaman rakyat pola agroforestri (Studi kasus Laban Sigatal, Kabupaten Sarolangun Jambi [Disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Barat. 2010. Kecamatan Narmada dalam angka 2009/2010. Gerung.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Barat. 2011. Lombok Barat dalam angka tahun 2010. BPS Lombok Barat. Gerung.
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2012. Nusa Tenggara Barat dalam angka tahun 2012. Mataram.
Biro hukum Departemen Kehutanan. 1999. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 244/Kpts-II/1999 tentang perubahan fungsi sebagian kawasan hutan lindung Sesaot seluas ± 3.155 (tiga ribu seratus lima puluh lima) hektar, yang terletak di desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Daerah Tingkat II Lombok Barat, Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat, menjadi Taman Hutan Raya dengan nama Taman Hutan Raya Nuraksa.
Biro hukum Departemen Kehutanan. 1999. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 418/KPTS-II/1999 tentang penunjukan kawasan hutan di wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat seluas 1.021.566 hektar.
Biro hukum dan organisasi Kementerian Kehutanan. 2009. Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia nomor SK.445/Menhut-II/2009 tentang penetapan areal kerja hutan kemasyarakatan seluas ± 185 hektar di Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jakarta.
Clement FC. 2008. A multi-level analysis of forest policies in Northern Vietnam: uplands, people, institutions and discources. School of Civil Engineering and Geosciences, School of Geography, Politics and Sociology, Newcastle University. UK.
Danim S. 2005. Pengantar studi penelitian kebijakan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
Departemen dalam negeri. 2004. Pembatalan peraturan daerah Kabupaten Lombok Barat nomor 21 tahun 2001 tentang retribusi surat izin pemungutan hasil hutan bukan kayu dan retribusi hasil hutan bukan kayu. Jakarta.
Dinas Kehutanan Provinsi NTB. 2010. Rencana Pengelolaan Tahura Nuraksa Tahun 2011 – 2030. Mataram.
Dipokusumo B. 2011. Model partisipatif perhutanan sosial menuju pengelolaan hutan berkelanjutan [Disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Ditjen Planologi Kehutanan. 2010. Kebijakan pengukuhan dan penatagunaan kawasan hutan. Jakarta
Djogo T, Sunaryo, Suharjito D, Sirait M. 2003. Kelembagaan dan kebijakan dalam pengembangan agroforestri. World Agroforestri Centre (ICRAF). Bogor.
Doni. 2005. Konflik tanah kawasan hutan sebagai refleksi perbedaan kepentingan politik dan ekonomi : studi kasus di Desa Bangunjaya dan Desa Cimanggu, Kecamatan Langkap Lancar, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat [tesis]. Bogor : Sekolah pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Dunn NW. 2003. Pengantar analisis kebijakan publik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Forum Kawasan Sesaot. 2010. Proposal Usulan Penetapan Areal Kerja Hutan Kemasyarakatan di Kawasan Hutan Lindung Sesaot. Mataram. Tidak diterbitkan.
Galudra G, Buana Y, Khususiyah N. 2010. Mau melangkah kemana pengelolaan hutan Sesaot?.Brief no.09 policy analysis unit. World Agroforerstry Centre. Bogor..
Hermofilia AC, Fay C. 2006. Memperkokoh pengelolaan hutan Indonesia, melalui pembaharuan penguasaan tanah, permasalahan dan kerangka tindakan.World Agroforestry Centre. Bogor.
[IDS] Institute of Development Studies. 2006. Understanding policy processes, a review of IDS research on the environment. University of Sussex Brighton BN 1 9RE UK.
Lahandu J. 2007. Analisis kebijakan pengelolaan akses sumberdaya alam oleh masyarakat Kaili di Taman Hutan Raya (Tahura) Sulawesi Tengah [tesis]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kementerian Sekretariat Negara R.I. 2011. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2011 tentang pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam. Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 nomor 56. Jakarta.
Kementerian Kehutanan. 2010. Berita acara hasil verifikasi penetapan areal kerja hutan kemasyarakatan Desa Sedau, Desa Lebah Sempage dan Desa Sesaot Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Tidak diterbitkan.
Konsepsi. 2010. Laporan pemetaan partisipatif masyarakat dan perencanaan penggunaan lahan di kawasan hutan lindung Sesaot. Mataram.
Khususiyah N, Buana Y, Suyanto. 2010. Hutan kemasyarakatan (HKm): upaya meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pendapatan petani miskin di sekitar hutan. Brief no. 06 policy analysis unit. World Agroforerstry Centre - ICRAF. Bogor.
Malik I, Wujardjo B, Fauzi N, Royo A. 2003. Buku sumber menyeimbangkan kekuatan, pilihan strategi menyelesaikan konflik atas sumberdaya alam. Yayasan Kemala. Jakarta.
Maring P. 2010. Bagaimana kekuasaan bekerja, di balik konflik, perlawanan, dan kolaborasi?. Lembaga pengkajian antropologi kekuasaan Indonesia. Jakarta. Mehring M, Elverfeldt C S, Koch S, Barkmann J, Schwarse S, Kleeman S S.
2011. Local institution: Regulation and valuation o forest use-Evidence from Central Sulawesi, Indonesia. Journal of Land Use Policy 28 (2011) 736-747. Pasya G, Sirait M T. 2011. Analisis gaya bersengketa. The Samdhana Institut.
Bogor.
Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2004. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor 6 tahun 2004 tentang pedoman penyelenggaraan hutan kemasyarakatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dalam Lembaran daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor 15 tahun 2004. Mataram.
Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2010. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 tahun 2010 tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2009 – 2029. Mataram. Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2008. Peraturan Gubernur
Nusa Tenggara Barat Nomor 23 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas (UPTD) pada dinas daerah dan unit pelaksana teknis badan (UPTB) pada inspektorat, bappeda dan lembaga teknis daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. 2003. Peraturan daerah Kabupaten Lombok Barat nomor 10 tahun 2003 tentang penyelenggarakan hutan kemasyarakatan Kabupaten Lombok Barat. Lembaran daerah Kabupaten Lombok Barat tahun 2003 nomor 40. Gerung.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. 2007. Peraturan daerah Kabupaten Lombok Barat nomor 4 tahun 2007 tentang pengelolaan jasa lingkungan. Lembaran daerah Kabupaten Lombok Barat nomor 4 tahun 2007. Gerung. Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. 2010. Dokumen rancangan
peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Barat tahun 2010 – 2030. Tidak diterbitkan. Gerung.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. 2009. Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor 2130/65/Dishut/2009 tentang pemberian izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan (IUPHKm) kepada kelompok masyarakat pelestari hutan (KMPH) Mitra Sesaot, Desa Sesaot, Lebah Sempaga dan Sedau Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Gerung.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. 2002. Peraturan daerah Kabupaten Lombok Barat nomor 10 tahun 2002 tentang pengendalian dan pengurusan kayu hutan di tanah milik/hutan rakyat. Gerung.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. 2001. Peraturan daerah Kabupaten Lombok Barat nomor 21 tahun 2001 tentang retribusi surat izin pemungutan hasil hutan bukan kayu dan retribusi hasil hutan bukan kayu.
Pemerintah Desa Buwun Sejati. 2011. Rencana pembangunan jangka menengah desa tahun 2011-2015. Narmada.
Ostrom E, Polski M M. 1999. An institutional framework for policy analysis design. Workshop in political theory and policy analysis. Department of political science Indiana Uniersity.
Ostrom, E. 1990. Governing the commons: The evolution of institutions for collective action. Cambridge university press. New York.
Ostrom E. 2005. Understanding institutional diversity. Princeton University Press. Ostrom E. 2008.How do institutions for collective action evolve. Center for the
Study of Institutional Diversity Arizona State University.
Pador Z, Sembiring NS. 2009. Teknik analisa kebijakan dan peraturan pengelolaan sumberdaya alam. IHSA. Jakarta.
Pusat Informasi Kehutanan Departemen Kehutanan. 2008. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 6 tahun 2007 tentang tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, serta pemanfaatan hutan. Jakarta
Ribot CJ and Peluso NL. 2003. A theory of access. Rural sociology 68 (2) pp 153 – 181. Rural sociological society.
Rudito B, Famiola M. 2008. Metode pemetaan sosial : teknik memahami suatu masyarakat atau komuniti. Rekayasa Sains. Bandung.
Sahwan. 2002. Analisis kebijakan pengeloaan taman hutan raya (studi kasus di Tahura Sesaot Provinsi NTB) [Tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarja Institut Pertanian Bogor.
Santana KS. 2010. Menulis ilmiah metodologi penelitian kualitatif. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.Jakarta.
Safitri M et al. 2011. Menuju kepastian dan keadilan tenurial. Kelompok masyarakat sipil untuk reformasi tenurial. Jakarta.
Sembiring S et al.1998.Kajian hukum dan kebijakan pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia, menuju pengembangan desentralisasi dan peningkatan peranserta masyarakat. Lembaga Pengembangan Hukum Lingkungan. Jakarta
Setiawan E, Asmawan T, Suyanto. 2010. Penilaian kondisi daerah aliran sungai dengan metode PaLA dan model flow persistence. Brief no. 08. Policy analysis unit World Agroforestry Centre. Bogor.
Suporaharjo. 2005. Manajemen kolaborasi, memahami pluralisme membangun konsensus. Pustaka Latin. Bogor.
Suharto E. 2008. Analisis kebijakan publik, panduan praktis mengkaji masalah dan kebijakan sosial. Alfabeta. Bandung.
Susan N. 2009. Pengantar sosiologi konflik dan isu-isu konflik kontemporer. Kencana. Jakarta.
Widodo J. 2008. Analisis kebijakan publik. Bayu media publishing. Malang. Yasmi, Yuliana CW, Purba C, Wollenberg E. 2004. Analisa konflik sektor
kehutanan di Indonesia 1997 – 2003.Center for International Forestry Reasearch (CIFOR). Bogor