• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PRODUKSI berita VIDEO (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSES PRODUKSI berita VIDEO (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PRODUKSI VIDEO untuk merekam gambar. Keberadaan pita magnetik yang digunakan di dalam kaset video ini berdampak positif terhadap perkembangan teknologi kamera video. Perkembangan industri teknologi di bidang video menghasilkan berbagai macam peralatan video dengan berbagai macam format. Format-format kamera video itu antara lain mulai dari kamera video analog hingga kamera video berformat digital.

Di Indonesia perkembangan industri di bidang video mulai berkembang sejak TVRI berdiri di tahun 1962. Pada era tahun 1990-an, industri ini menjadi sangat berkembang seiring dengan perkembangan industri pertelevisian Indonesia. Kemajuan teknologi video saat itu digunakan industri televisi di Indonesia sebagai keperluan produksi program acara untuk siaran televisi. Teknologi digital video kamera yang mulai membanjir di tahun 1995, mendorong industri video ini tidak hanya digunakan oleh stasiun-stasiun televisi di Indonesia, akan tetapi mendorong bermunculannya industri-industri video komersial berskala lokal ataupun nasional. Produksi video ini kemudian digunakan sebagai media berkomunikasi baik untuk kepentingan komersial ataupun individu.

Video itu sendiri berasal dari kata bahasa inggris yang berarti vi dan deo yang ketika dijabarkan menjadi visual dan audio. Viisual yang berarti gambar dan audio yang berarti suara. Dari penjelasan visual dan audio tersebut dapat disimpulkan bahwa video berarti sebuah media yang bisa menampilkan gambar dan suara dalam waktu yang bersamaan. Video dalam system penggunaannya merupakan sekumpulan komponen berfungsi sebagai pengiriman suara serta gambar yang bergerak. Selain sebagai media pengiriman suara dan gambar yang bergerak, video juga dapat diartikan sebagai sebuah peralatan pemutar ulang dari hasil rekaman suara dan gambar yang bergerak. Sebagai sebuah media komunikasi, video berfungsi untuk menyajikan informasi dari sebuah peristiwa yang terjadi baik itu ter-setting ataupun tidak, dimana informasi tersebut dapat membuat stimulus seseorang untuk dapat menyimak lebih dalam.

Proses pembuatan video secara sederhana bisa dilakukan hanya dengan menggunakan sebuah alat perekam yang bernama video camera. Menggunakan Alat perekam ini sebuah individu sudah dapat merekam sebuah peristiwa yang ada di depan individu tersebut. Bahkan saat ini merekam sebuah gambar tidak hanya bisa dilakukan oleh video camera, akan tetapi dengan menggunakan smartphone berteknologi canggih pun sekarang seseorang bisa merekam gambar yang dia inginkan.

(2)

produksi video, hasilnya dapat digolongkan menjadi video amatir. Akan tetapi, untuk melakukan sebuah produksi video secara professional ada beberapa tahap yang harus dilewati sebelum hasil video itu bisa ditayangkan atau dinikmati oleh penonton yang akan melihatnya. Beberapa tahapan proses pelaksanaan pembuatan video itu dapat dibagi menjadi 3 bagia, yaitu:

a. Tahap pra-produksi; b. Tahap produksi; dan c. Tahap pasca produksi

Tahapan-tahapan dalam produksi video tersebut mencakup dari pencarian ide hingga pengemasan video sebelum video itu dapat ditonton oleh penontonnya.

Video dapat digolongkan menjadi beberapa jenis jika dilihat dari hasil produksinya. Jenis-jenis tersebut mulai dari dokumenter hingga yang digunakan untuk kepentingan umum, baik untuk kepentingan komersial maupun kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Meskipun memiliki beberapa jenis jika digolongkan dari hasil produksinya, akan tetapi jika dilihat dari proses pelaksanaan pembuatannya semuanya memiliki cara yang sama. Hanya saja perbedaannya hanya terletak pada ide cerita dan besar kecilnya pendanaan untuk pembuatan videonya.

B. JENIS-JENIS PRODUKSI VIDEO

Jenis-jenis video ini dapat digolongkan dari maksud pembuatannya. Tujuan yang dicapai dari maksud pembuatan video ini yang kemudian dapat membuat hasil produksi video menjadi berbeda. Perbedaan ini pada akhirnya menjadikan sebuah video dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Ada video yang diproduksi untuk kepentingan dokumentasi ada juga video yang digunakan untuk kepentingan kelompok akan tetapi tidak dibuat untuk kepentingan komersial. Jenis-jenis video dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Video non-commercial use

Video non-commercial use ini digunakan untuk menyampaikan informasi yang tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Isi informasi dari video ini biasanya bersifat mendidik untuk memberikan stimulus tentang kesadaran akan sesuatu hal yang bersifat sosial. Di sisi lain video ini biasanya memberikan informasi pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada penonton nya tentang hal-hal yang berkaitan dengan praktikum. Beberapa contoh dari video ini yaitu, video tentang iklan layanan masyarakat yang biasa disebut dengan PSA (Public Service Ads). Video iklan layanan masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang isu-isu sosial yang sedang terjadi. Contoh lain dari video ini yaitu video training atau pelatihan. Video ini bertujuan untuk mengajarkan praktek kepada khalayak tentang sesuatu hal. Video pelatihan ini sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk memberikan pelatihan kepada karyawannya, misalnya perusahaan pertambangan menggunakan video ini untuk memberikan pelatihan tentang safetyprocedure

(3)

b. Video liputan/dokumentasi

Video liputan atau dokumentasi merupakan rekaman video tentang sebuah peristiwa yang terjadi tanpa adanya unsur rekayasa. Video liputan atau dokumenter ini dapat dibuat oleh perorangan, kelompok/organisasi, atau institusi pemerintah dan swasta dengan berdasarkan maksud dan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan tujuannya video ini dibuat untuk pendokumentasian sebuah peristiwa, baik yang terjadi di sebuah acara perkawinan, acara-acara perusahaan sampai dengan kejadian-kejadian yang terjadi seperti bencana alam dan lainnya. Selain untuk sebuah dokumentasi untuk kepentingan perseorangan dan acara-acara perusahaan. Video liputan atau dokumentasi ini biasanya digunakan juga sebagai peliputan jurnalistik untuk kepentingan pemberitaan. Video peliputan untuk kepentingan pemberitaan ini biasanya dapat diproduksi secara amatir ataupun profesional. Video jurnalistik yang diproduksi secara amatir biasanya dilakukan oleh masyarakat dengan alat sederhana sehingga hasil gambar yang diproduksi biasanya kurang maksimal seperti tidak begitu fokus atau blur, goyang dan kurang jernih. Beberapa macam video liputan atau dokumentasi ini, antara lain:

a. Video amatir;

b. Video dokumenter jurnalistik; c. Video Pernikahan;

d. Video Dokumentasi Acara atau Event

c. Video company profile

Video company profile merupakan sebuah video yang berisi informasi mengenai penjelasan sebuah perusahaan beserta produk-produknya. Informasi yang ditayangkan oleh video ini secara garis besar akan mencerminkan nilai-nilai perusahan (corporate value) dari perusahaan tersebut. Nilai-nilai perusahaan dapat tercemin dalam beberapa hal yaitu, sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan hingga kinerja dari perusahaan tersebut. Selain nilai-nilai perusahaan video company profile juga memberikan informasi tentang produk atau servis yang menjadi keunggulan dari perusahaan tersebut. Selebihnya isi dari video company profile ini tergantung dengan audience yang akan melihat tayangan dari video company profile ini. Selain digunakan sebuah perusahaan video company profile ini juga digunakan institusi-institusi pendidikan, pemerintahan dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) sebagai media informasi untuk menjelaskan profil dari institusi, organisasi dan lembaga tersebut.

C. PROSES PELAKSANAAN PRODUKSI VIDEO

(4)

(persiapan), produksi (pelaksanaan) dan pasca produksi. Untuk lebih detailnya tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pra-produksi

Pra-produksi merupakan tahapan awal sebelum dilaksanakannya produksi video. Tahapan ini merupakan tahap yang sangat penting. Karena di tahapan ini semua langkah-langkah perencanaan untuk produksi video dilakukan. Di pra-produksi ini semua perencanaan harus disusun dengan rapi dan terperinci untuk menghindari kesalahan-kesalahan minor ataupun mayor saat dilakukannya pengambilan gambar atau tahap produksi. Hampir keseluruhan jenis-jenis video melalui tahapan pra-produksi ini. Beberapa tahap yang perlu dilakukan di tahap pra-produksi ini yaitu:

1. Pencarian dan Penemuan Ide

Pencarian dan menemukan sebuah ide untuk tema produksi merupakan langkah paling awal sebelum dilakukannya produksi. Pencarian ide untuk tema produksi ini dilakukan untuk menemukan tema dari video yang akan dibuat. Cara-cara untuk menggali ide ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, tergantung jenis produksi video yang akan diproduksi. Beberapa langkah untuk pembuatan tema jika dilihat dari jenis video yang akan diproduksi antara lain:

 Video non-commercial use

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membantu pencarian ide di dalam pembuatan video ini bisa dimulai dengan melakukan riset tentang isu sosial yang sedang populer di masyarakat, ini dilakukan jika ingin memproduksi video tentang iklan layanan masyarakat. Riset ini bisa dilakukan dengan mencari berita-berita dari media cetak ataupun internet untuk mengetahui isu sosial yang sedang aktual. Setelah menemukan ide yang akan dijadikan tema untuk produksi videonya, kemudian ide itu bisa dituliskan menjadi konsep dasar dengan membuat ringkasan cerita pendek tentang alur cerita yang akan di-videokan.

Langkah yang hampir sama juga dilakukan dalam pembuatan video training atau pelatihan. Sebelum memproduksinya, harus dilakukan langkah awal untuk mengetahui proses atau tahapan-tahapan dari kegiatan yang akan di-videokan. Misalnya, dalam pembuatan video pelatihan tentang pelatihan safety riding (cara mengemudi yang aman). Pertama kali yang harus dilakukan adalah melakukan riset tentang cara mengemudi yang benar, hal apa saja yang harus dilakukannya, seberapa penting hal itu harus dilakukan. Kemudian setelah mendapatkan semua informasinya, langkah berikutnya adalah membuat tulisan tentang urutan-urutannya sebelum masuk ke tahap pengambilan gambarnya.

 Video liputan/dokumentasi

(5)

secara garis besar idenya akan mengikuti panduan acara yang sudah ada. Hanya saja setelah mengetahui panduan acara tersebut, tinggal menambahkan detil-detil informasi yang akan ditambahkan agar video dokumentasi tersebut bisa menjadi lebih menarik. Proses pencarian ide yang berbeda ketika akan membuat sebuah video dokumenter yang bersifat jurnalistik akan lebih kompleks karena riset yang dilakukan untuk idenya harus mendetail untuk mendapatkan hasil video yang informatif. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk pengembangan ide video dokumenter, antara lain:

- Menentukan tema dan subjek;

- Mengumpulakan data yang berkaitan dengan tema dan subjek yang akan diangkat;

- Menentukan tokoh dan narasumber; - Melakukan pendekatan terhadap subjek; - Melakukan observasi lapangan.

Setelah penggalian ide selesai dilakukan, proses berikutnya adalah penulisan konsep. Kemudian membuat ringkasan cerita dari video tersebut dan menuliskan urutan cerita yang detil sehingga tidak ada adegan yang akan terlewatkan ketika pengambilan gambar.

 Video company profile

Penentuan dan menemukan ide dalam pembuatan video

company profile ini sebenarnya lebih mudah, karena sebelumnya ide sudah dibatasi oleh perusahaan atau institusi yang akan dibuatkan video profilnya. Sehingga pengembangan ide yang perlu dilakukan dalam pembuatan video company profile ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

- Melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan perusahaan yang akan di-profilkan;

- Melakukan pemahaman materi dengan perusahaan tersebut dengan melakukan rapat bersama;

- Melakukan observasi lapangan di perusahaan tersebut; - Melakukan pendekatan dengan pihak-pihak di perusahaan

yang akan diambil gambarnya.

Setelah penggalian ide ini dilakukan, kemudian masuk ke dalam tahap penulisan konsep, ringkasan cerita dan treatment untuk videonya. Konsep yang dituliskan ini pun harus mendapat kesepakatan dari kedua belah pihak, yaitu pembuat video dan perusahaan. Pengambilan gambar tidak bisa dilakukan ketika tidak ada persetujuan dari kedua belah pihak, karena perusahaan mempunyai kepentingan yang lebih besar daripada si pembuat video tersebut.

2. Pembuatan Sinopsis, Treatment, Storyboard, dan Shooting Script

(6)

dalam sebuah sinopsis, treatment, shooting script dan storyboard. Langkah ini sangat perlu untuk dilakukan karena akan memudahkan pada saat produksi di lapangan. Tingkat kerumitan dari keseluruhan naskah ini berbeda-beda tergantung dari panjang pendek nya produksi video dan tema atau subjek yang akan diangkat. Untuk sebuah video dokumentasi event atau pernikahan, tentunya akan sangat berbeda kedetilannya ketika membuat video dokumenter jurnalistik atau video

company profile. Sinopsis, treatment, storyboard dan shooting script

akan dijabarkan sebagai berikut:  Sinopsis

Sinopsis biasa digunakan dalam pembuatan karya tulis fiksi seperti novel, komik, dan cerita-cerita bersambung. Selain dalam karya tulis sinopsis juga biasa digunakan dalam produksi film layar lebar atau film-film serial. Dalam istilah yang sederhana, sinopsis berarti ringkasan cerita yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara singkat dari sebuah karya tulis maupun film.

Dalam pelaksanaan produksi video, sinopsis digunakan untuk memberikan gambaran singkat, padat dan jelas tentang tema dari materi yang akan diproduksi. Tujuannya adalah untuk mempermudah menangkap pesan dari konsep yang akan di-videokan. Konsep sinopsis dalam produksi video tidak diuraikan dalam tulisan yang panjang, akan tetapi cukup dengan beberapa kalimat sederhana dan jelas yang bisa mencakup tema dan alur dari video tersebut.

Contoh Sinopsis:

“ Video ini akan menggambarkan sebuah proses tentang pembuatan patung dengan teknik cetak ulang atau cor dengan bahan semen. Visualisasinya akan dimulai dari pengenalan alat dan bahan, pembuatan cetakan, pengecoran, penyempurnaan dan finishing.” (Contoh sinopsis video pelatihan pembuatan patung.)

“ Video ini akan menggambarkan proses keseluruhan pernikahan Anton dan Rini. Cerita yang akan digambarkan mulai dari lamaran, upacara adat jawa, akad nikah hingga resepsi pernikahannya.”

(Contoh sinopsis video pernikahan Anton dan Rini.)

 Treatment

Treatment memiliki sedikit perbedaan dengan sinopsis. Perbedaannya treatment memberikan gambaran yang lebih mendetail dan tidak tematis. Treatment memberikan gambaran yang lebih deskriptif dari tema yang akan di-videokan. Kalau sinopsis memberikan ringkasan cerita yang sangat singkat, treatment memberikan gambaran deskriptif tentang alur cerita yang akan di-videokan. Dimulai dari awal mula kemunculan gambar sampai akhir cerita yang diceritakan secara kronologis. Akan tetapi di dalam treatment ini tidak diuraikan teknis-teknis pengambilan gambar yang akan dilakukan.

Contoh Treatment:

(7)

patung di dalam studio tersebut. Setelah itu, terlihat bahan-bahan pembuatan patung dan alat-alat pembuatnya yang berada di sekitar studio. Visualisasi berikutnya tampak seorang seniman patung sedang mengerjakan karyanya. Kemudian seniman tersebut mulai memberikan kata pengantar tentang proses pembuatan patungnya. Kata pengantar dari seniman patung tersebut kemudian bersambung ke penjelasan-penjelasan tentang proses pembuatan patung. Visualisasi yang ditayangkan ketika proses penjelasan patung yaitu visualisasi yang berkaitan dengan proses pembuatan patung dimulai dari persiapan bahan dan alat, pengecoran, menyempurnakan patung yang sudah dicor kemudian penyelesaian akhir dari pembuatan patung. Video ini ditutup dengan gambar patung yang sudah selesai dibuat.”

(Contoh treatment pembuatan patung.)

“ Visualisasi pernikahan Anton dan Rini akan diawali dengan judul dari pernikahan. Kemudian mulai menggambarkan suasana-suasana sebelum semua upacara itu dimulai. Penggambaran suasana rumah dan keluarga sebelum dimulainya lamaran antara kedua keluarga. Setelah itu, visualisasi suasana saat lamaran. Kemudian menuju ke proses-proses selanjutnya penggambaran tentang upacara adat yang dilakukan oleh Anton dan Rini. Visualisasinya dimulai dari sebelum acara dimulai hingga keceriaan saat dilakukannya upacara adat jawa kedua mempelai ini. Visualisasi akan berganti dengan suasana pagi hari sebelum mereka memulai akad nikah. Ekspresi-ekspresi kedua mempelai saat dirias dan meminta restu kepada keluarga dan kedua orang tua sebelum melakukan proses akad nikah. Visualisasi prosesi akad nikahnya digambarkan dari awal sebelum mempelai memasuki tempat akad nikah hingga selesai melakukan akad nikah. Kemudian masuk ke resepsi pernikahan mendokumentasikan seluruh persiapan sebelum dimulainya acara hingga akhir acara resepsi pernikahan Anton dan Rini.”

(Contoh treatment video pernikahan Anton dan Rini.)

Storyboard

Storyboard digunakan untuk mendeskripsikan rangkaian peristiwa yang akan direkam dalam video. Deskripsi rangkaian peristiwa tersebuat akan dituangkan ke dalam gambar-gambar sket ataupun foto untuk melihat apakah rangkaian peristiwa tersebut sudah sesuai dengan plot cerita dari video tersebut. Selain itu storyboard juga digunakan untuk memberikan gambaran tentang video yang akan diproduksi dan melihat kesinambungan alur cerita yang akan direkam. Penggambaran dalam storyboard ini tidak dilakukan secara detil akan tetapi lebih ke gambaran umum tentang peristiwa yang akan direkam. Biasanya storyboard ini tidak sering dilakukan dalam produksi video, karena semuanya akan dirangkum ke dalam skenario dan shooting script.

(8)

(Sumber: http://companyprofile.co.id/bagaimana-step-step-membuat-sebuah-video-company-profile.html)

(9)

Shooting Script

Shooting Script ini digunakan sebagai panduan produksi ketika di lapangan. Panduan ini berguna untuk seluruh tim produksi yang sedang melakukan pengambilan gambar video. Shooting script ini berisi tentang pentujuk operasional dalam proses pelaksanaan

[MCU] SINTA bermain handphone [MCU] FAISAL membaca buku [LS] UMA berjalan keluar kelas pintu ruang seni menuju tempat sampah.

Untuk membuat shooting script secara detail diperlukan pemahaman tentang bahasa-bahasa pengambilan gambar dalam produksi video. Bahasa-bahasa tersebut merupakan bahasa pengambilan gambar yang berguna untuk mendetailkan tipe pengambilan gambar di dalam

shooting script. Beberapa tipe pengambilan gambar yang perlu dipelajari yaitu seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini.

(10)

1. SHOOT Shoot adalah munculnya gambar di

layar yang diambil dengan memakai kamera dengan jangka

waktu tertentu

2. TWO SHOOT

Biasanya dalam Script ditulis 2-Shoot atau 2s, yang berarti hanya 2

orang saja yg ada pada gambar

3. GROUP SHOOT

(11)

4. BCU atau BCS

Big Close Up atau Big Close Shoot. Pengambilan gambar

ini dilakukan dengan hanya memperlihatkan

beberapa bagian dari wajah seperti dari dahi

sampai dagu atau hanya memperlihatkan

beberapa bagian dari benda.

5. CU atau CS

Close Up atau Close Shoot memperlihatkan

keseluruhan wajah seseorang atau bagian benda dari jarak dekat.

6. ECU Extreme Close Up

merupakan pengambilan gambar

dengan memperlihatkan bagian yang sangat detil, misal bibir pada

(12)

7. MCU atau MCS

Medium Close Up atau Medium Close Shoot

merupakan pengambilan gambar yang memperlihatkan

kepala dan bahu sampai dada bagian

atas atau hampir keseluruhan benda. Pengambilan gambar ini biasa disebut juga dengan Chest Shot.

8. MS Medium Shoot

merupakan pengambilan gambar yang memperlihatkan

kepala sampai pinggang, keseluruhan

sebuah benda atau sebagian besar

bangunan.

9. MLS Medium Long Shoot

merupakan pengambilan gambar yang memperlihatkan bagian kepala sampai lutut seseorang atau

(13)

10. LS atau WA atau WS

Long Shoot atau Wide Angle atau Wide Shoot

merupakan pengambilan gambar yang memperlihatkan keseluruhan tubuh dari

manusia dengan background yang masih cukup luas. Bisa

juga memperlihatkan keseluruhan dari sebuah bangunan.

11. VWS atau VWA

Very Wide Shot atau Very Wide Angle

merupakan pengambilan yang

biasanya untuk mengambil gambar sebuah pemandangan

yang sangat luas.

12. EL Eye level merupakan

pengambilan gambar yang sejajar dengan

(14)

13. HA Height Shot biasa juga disebut dengan Bird Eye yang merupakan pengambilan gambar dari tempat yang lebih tinggi dari pada objek.

Sehingga memperlihatkan objek

menjadi lebih kecil.

14. LA Low Angle biasa juga

disebut dengan Frog Eye merupakan pengambilan gambar

dari arah bawah. Sehingga bisa memperlihatkan Objek

menjadi lebih besar

Istilah lain yang harus diketahui selain bahasa pengambilan gambar yaitu istilah-istilah pergerakan kamera dalam pengambilan gambar. Beberapa istilah tersebut yaitu:

Pan right, menggerakan kamera ke kanan;  Pan left, menggerakan kamera ke kiri;  Tilt up, menggerakan kamera ke atas;  Tilt down, menggerakan kamera ke bawah;  Zoom in, memperbesar gambar ke arah close up;  Zoom out, mengatur gambar ke arah long shoot;  Follow, gerakan kamera mengikuti objek.

3. Perencanaan Produksi

(15)

ketika semua langkah dari pencarian ide hingga pembuatan treatment,

storyboard dan shooting script sudah selesai dilakukan. Karena dengan adanya langkah-langkah tersebut akan sangat membantu untuk memberikan gambaran tentang besar kecilnya produksi video yang akan dilakukan. Langkah-langkah perencanaan produksi video ini meliputi:

 Pencarian lokasi pengambilan gambar untuk produksi video;  Perencanaan pemeran yang akan dijadikan talent dalam video;  Perencanaan tim produksi yang akan bekerja dalam produksi video;  Perencanaan peralatan yang dibutuhkan; produksi. Langkah ini sangat penting sebagai langkah terakhir sebelum memasuki tahap produksi. Persiapan produksi ini dilakukan untuk melakukan cek dan mencocokan apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan atau ada perubahan rencana dari perencanaan awal. Kertika semua pengecekan sudah dilakukan, kemudian dilakukan persiapan produksi yang meliputi:

 Survey lokasi tempat pengambilan gambar;

 Menghubungi talent atau melakukan perekrutan talent jika dibutuhkan;

 Menghubungi tim produksi untuk melakukan koordinasi sebelum menuju tahap produksi;

 Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dan melakukan check peralatan untuk mengetahui bahwa semua peralatan bisa berfungsi atau tidak.

Setelah semua persiapan tersebut dilakukan barulah tim bisa melakukan produksi videonya.

b. Produksi

Tahap produksi video merupakan tahap untuk merealisasikan semua langkah yang ada di tahap pra-produksi. Di tahap produksi, tim produksi video biasanya dipimpin oleh seorang sutradara yang mempunyai peran untuk bertanggung jawab terhadap berjalannya produksi video yang sedang berjalan. Biasanya sutradara dibantu oleh beberapa asisten untuk membantu kelancaran produksi video yang sedang berlangsung. Salah satu hal yang perlu dicermati dalam tahap produksi ini ketika pengambilan gambar yaitu mencatat adegan, shoot atau scene yang sudah diambil oleh kameramen. Teknik pencatatan ini dinamakan camera logging. Dalam melakukan pencatatan gambar yang sudah diambil tidak bisa hanya mencatat saja, akan tetapi catatan tersebut harus disesuaikan dengan shooting script yang sudah dibuat.

(16)

pelaksanaan produksi yang dilakukan bisa berjalan dengan efektif. Karena ketika ada pengambilan gambar yang terlewatkan dan harus melakukan pengambilan gambar ulang, kesalahan ini akan sangat berpengaruh kepada pendanaan yang sudah direncanakan. Ketika harus melakukan pengambilan gambar ulang secara tidak langsung akan menambah anggaran dana. Ketidakcermatan dalam pencatatan pengambilan gambar akan menjadi kesalahan yang sangat fatal ketika produksi video yang dilakukan berkaitan dengan sebuah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, misalnya peristiwa pernikahan atau sebuah event perusahaan. Ini mengapa penting sekali melakukan pengecekan list pengambilan gambar dan disesuaikan dengan shooting script yang sudah direncanakan.

Beberapa saran produksi untuk kameramen yang sedang belajar untuk proses merekam gambar ketika produksi berlangsung, yaitu:

1. Lebih dekat ke objek, saran ini dapat digunakan ketika kameramen yang sedang belajar menggunakan kamera video yang biasa, karena kamera tersebut tidak menggunakan lensa yang baik. Jadi, pastikan lebih dekat dengan objek untuk mendapatkan kualitas gambar yang maksimal. Hal ini dilakukan untuk menghindari penggunaan digital zoom pada kamera video.

2. Hati-hati dengan cahaya, Pencahayaan yang kurang baik akan membuat kualitas hasil gambar yang dihasilkan video tidak jernih dan tidak maksimal. Jadi, pastikan objek yang di rekam gambarnya cukup tercahayai. Persiapkan lighting tambahan untuk menyiasati tempat yang kurang cahaya.

3. Jaga Keseimbangan, pastikan menggunakan tripod kamera ketika merekam gambar dalam jangka waktu yang agak lama untuk menghindari gambar yang goyang. Karena memperbaiki gambar yang goyang itupun susah untuk dilakukan di proses editing.

4. Hindari panning, Kecuali akan merekam gambar keadaaan sekitar. Jika harus menggunakan teknik panning, pastikan gunakan tripod agar seimbang.

5. Mengatur komposisi sebelum merekam, pastikan mengatur komposisi sebelum merekam gambar agar gambar yang dihasilkan lebih indah dan tidak melelahkan di mata penonton.

6. Ambil banyak stock gambar, pastikan gambar yang direkam tidak terbatas agar setelah diproses, video yang dihasilkan menjadi lebih dinamis dan tidak monoton.

Setelah semua tahapan produksi video terselesaikan, ada baiknya dilakukan pengecekan ulang sebelum memastikan bahwa tahapan produksi ini sudah final sebelum memasuki tahap pasca produksi.

c. Pasca-produksi

(17)

 Adobe Premiere Pro, software yang digunakan untuk editing secara

real-time baik oleh profesional ataupun yang sedang belajar mengenai editing video.

 Adobe After Effect, aplikasi khusus yang biasa digunakan editor video profesional untuk membuat motion graphic dan visual effect.  Adobe Media Encoder, aplikasi khusus untuk me-render video yang

sudah selesai diedit ke dalam beberapa format video yang mudah untuk digunakan oleh audience dari video tersebut.

 Adobe Encore DVD, aplikasi yang digunakan untuk merubah format

raw video yang sudah diedit menjadi format DVD.

Tahapan proses pasca produksi itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Editing Off Line

Tahap ini merupakan tahap awal dari proses editing video. Di sini petugas pencatat script saat produksi, mencatat kembali semua hasil shooting dan adegan. Dalam aplikasi video editing, petugas pencatat script tersebut akan menuliskan semuanya ke dalam time code yang ada di aplikasi tersebut. Proses ini dilakukan untuk menyortir gambar yang di akan pakai dari semua rekaman gambar yang diproduksi. Berdasarkan catatan tersebut dibuatlah

editing kasar yang disebut off line editing. Setelah off line editing ini terselesaikan, hasilnya akan dicermati bersama dalam proses yang disebut

screening. Ini dilakukan untuk melihat apakah keseluruhan editing kasar tersebut masih perlu ditambah gambar lagi atau bahkan ada yang perlu diganti dengan gambar lain. Kemudian setelah keseluruhan proses ini dianggap sudah cukup, dibuatlah editing script, naskah editing yang dilengkapi juga dengan uraian untuk narasi atau ilustrasi audio lainnya. Setelah ini semua terselesaikan, tahapan berikutnya yaitu editing on line.

b. Editing On Line

Berdasar dari script editing yang dibuat di tahapan off line editing, editor kemudian melakukan editing dengan lebih cermat lagi. Sang editor akan melihat adegan per adegan dan shot per shot untuk menyatukan cerita agar berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Selain itu di tahapan ini editor juga akan memperindah hasil editing video kasar dengan membuat transisi atau menghaluskan potongan adegan yang sudah disunting di editing kasar. Keseluruhan proses editing ini akan disesuaikan dengan naskah

editing yang sudah dibuat. Setelah keseluruhan proses ini dianggap cukup kemudian, tahapan akan beralih ke mixing dan mastering.

c. Mixing dan Mastering

(18)

semua setuju bahwa proses ini sudah selesai, maka proses selanjutnya adalah mastering. Proses ini merupakan proses untuk membuat kepingan VCD atau DVD master, yang kemudian akan digandakan lagi.

Daftar Pustaka

http-//bagoesnet.wordpress.com/2010/07/31/pengertian-audio-video/ http-//belajarnge.blogspot.com/2009/05/proses-produksi-video

http-//chairunnas.staff.umm.ac.id/ngajar/praktek-produksi-av/

http//diegosquad.multiply.com/reviews/item/2?&show_interstitial=1&u= %2Freviews%2Fitem

http-//dispatchesfromadigitalworld.com/the-video-production-process

http//elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/company_profile/3.%20Company %20Profile%20yang%20Efektif

http-//kurtek.upi.edu/media/sources/PEDOMAN%20mediavideo http-//www.abacuswebware.com/Video-Production-Cycle.aspx http-//www.imxproductions.com/services/video/productionprocess

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut tidak saja mengenai kepercayaan para matagi mengenai dewa penguasa gunung yang berwujud seorang wanita tetapi juga sebagai kontrol sosial agar matagi

TI mahasiswa angkatan 2008 menyatakan bahwa mengalami kecemasan dalam menyelesaikan tugas akhir studi, karena dirinya merasa takut, khawatir apabila tidak dapat

Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Balita di Desa Sidowarno Kecamatan Wonosari Kabupaten

Semua dosen dan staf Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu dalam kelancaran studi penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Risiko keuangan merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan karena semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang mengarah kebangkrutan

Hasilnya untuk menghadirkan kondisi pencahayaan yang optimal pemerataan tingkat terang/illuminance setiap waktu, diwujudkan dengan perencanaan sistem kontrol cahaya pasif dan

pokok) pada saat harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjual kembali pada saat harganya lebih mahal. 7) Taghrir, yaitu upaya mempengaruhi orang lain, baik