Kuliah Hidraulika
Wahyu Widiyanto
Persamaan Aliran Berubah Lambat Laun
• Kedalaman aliran di sepanjang saluran dapat dihitung dengan menyelesaikan persamaan diferensial untuk aliran berubah lambat laun.
3 2 0
1
gA
T
Q
I
I
dx
dy
f
y : kedalaman aliran x : jarak
I0 : kemiringan dasar saluran If : kemiringan garis energi Q : debit aliran
T : lebar bagian atas saluran g : percepatan gravitasi
Penyelesaian Persamaan
•
Ada beberapa metode untuk
menyelesaikan persamaan di atas, di
antaranya:
1. Metode integrasi numerik 2. Metode integrasi grafis
Metode Integrasi Numerik
Persamaan aliran berubah lambat laun dibawa ke dalam bentuk sbb:
3
Selanjutnya persamaan tersebut akan diselesaikan secara numerik dan ditulis sbb:
Ingat…!!!
3 2
3 / 4 2
2 2
0
1
gA
T
Q
R
A
Q
n
I
f
f
f
Langkah-langkah Penyelesaian
1. Berdasarkan nilai yi awal yang diketahui, dihitung nilai fi
dari persamaan (a)
2. Pertama kali dianggap fi+1 = fi
3. Hitung nilai yi+1 dari persamaan (b) dengan menggunakan
nilai fi+1 yang diperoleh dalam langkah 2 atau nilai fi+1 yang
diperoleh dalam langkah 4
4. Hitung nilai baru yi+1 dengan menggunakan nilai fi+1 yang
dihitung dari nilai yi+1 dari langkah 3
5. Apabila nilai yi+1 yang diperoleh dalam langkah 3 dan 4
masih berbeda jauh, maka langkah 3 dan 4 diulangi lagi 6. Sesudah nilai yi+1 yang benar diperoleh, dihitung nilai yi+2
yang berjarak x dari yi+1.
Contoh hitungan
• Suatu saluran lebar dengan tampang
segiempat dengan debit tiap satuan lebar
2,5 m
3/d/m. Kemiringan dasar saluran
0,001 dan koefisien Manning n = 0,015.
Pada suatu titik diketahui kedalaman air
adalah 2,75 m. Berapakah
kedalaman air
Penyelesaian
2
Kedalaman kritik :
m
Untuk i = 1 :
Kedalaman air pada jarak 200 m ke arah hulu.
i
Dihitung kemiringan profil muka air di titik i = 2 :
Kemiringan profil muka air di titik i = 2, yaitu f2, dihitung berdasarkan kedalaman h2, yaitu :
0009756
2 3
2 2
3
2 x
f f
h
h
m 3601 ,
2 200
2
0009664 ,
0 0009756
, 0 5543
,
2
1 2
3 4
5
y1=2,75 y2
hc=0,86
hn=1,1
M1
GKN GKK
Sketsa profil muka air M1 (pembendungan)
Metode Integrasi Grafis
Persamaan semula
Ditulis menjadi:
f
Ruas kanan persamaan di atas hanya merupakan fungsi dari y untuk bentuk saluran tertentu, sehingga dapat ditulis sebagai f (y) dan dapat ditulis menjadi:
dx = f(y) dy
………. (a)
y1 y2
Dari gambar di atas
• Dipandang suatu pias saluran yang dibatasi dua tampang lintang yang berjarak x1 dan x2 dari titik O yang mempunyai kedalaman y1
dan y2.
2
1 2
1 2
1
)
(
y
y y
y x
x
dy
dy
dx
dy
y
f
dx
x = x2 – x1
Dengan menggunakan persamaan (b) untuk setiap nilai y dapat dihitung nilai dx/dy dan selanjutnya dapat digambar grafik hubungan antara dx/dy dan y seperti terlihat dalam gambar. Nilai x adalah sama dengan luasan yang diarsir. Dengan menghitung luasan tersebut maka dapat diperoleh nilai x.
Contoh Hitungan
• Suatu saluran segiempat dengan lebar
dasar B = 10 m. Kedalaman air normal y
n= 2,71 m dan kedalaman air di batas hilir
adalah 4,87 m. Kemiringan saluran Io =
0,0005. Koefisien kekasaran Chezy C = 50
m
2/d. Koefisien Coriolis
= 1,11 dan
Penyelesaian
Menghitung debit aliran
Luas tampang basah: A = 10 x 2,71 = 27,1 m2
Keliling basah: P = 10 + 2x2,71 = 15,42 m Jari-jari hidraulis: R=A/P = 1,76 m
Menghitung profil muka air
2
1 2
1 2
1
) (
y y y
y x
x
dy dy dx dy
y f dx
f
Dimana nilai If dapat dihitung dengan rumus Chezy:
Tabel Hitungan profil muka air dengan metode integrasi grafis
Nilai y pada kolom kedua dari tabel tersebut ditentukan secara
x0 - x1 = x01 = ( ∞ + 7972 ) ∙ 0,29/2 = ∞
x1 – x2 = x12 = (7972 + 3928 ) ∙ 0,50/2 = ….. m
x2 – x3 = x23 = (3928 + 3053) ∙ 0,50/2 = ….. m
x3 – x4 = x34 = (3053 + 2683 ) ∙ 0,50/2 = …… m
x4 – x5 = x45 = (2683 + 2527 ) ∙ 0,37/2 = ……. m
xmax – x4 = ….. m
xmax – x3 = ….. m
xmax – x2 = ….. m
xmax – x1 = …... m
xmax – x0 = ∞
1
2
3
4
5 y5=4,87
M1
GKN
yn=2,71 y
1=3,0
y2=3,5
y3=4,0
y4=4,5 x1
x3
x4
xmax
Metode Langkah Langsung
(
Direct Step Method
)
• Metode langkah langsung dilakukan dengan
membagi saluran menjadi sejumlah pias dengan panjang x. Mulai dari ujung batas hilir di mana
karakteristik hidraulis di tampang tersebut
diketahui, dihitung kedalaman air pada tampang di sebelah hulu. Prosedur hitungan tersebut
diteruskan untuk tampang di hulu berikutnya, sampai akhirnya didapat kedalaman air di
sepanjang saluran. Ketelitian tergantung
panjang pias, semakin kecil x semakin teliti
Garis energi
g V
2
2 1
y1
g V
2
2 2
y2
hf = If ∆x
∆z= Io ∆x
f o
s s
I I
E E
x
2 1
Dengan mengetahui karakteristik aliran dan
kekasaran pada satu tampang maka kecepatan dan kedalaman aliran di tampang yang lain dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan di atas. Kemiringan garis energi If adalah nilai rerata di
Contoh Hitungan
• Suatu saluran segiempat dengan lebar B
= 3 m mengalirkan air dengan debit Q = 3
m
3/d. Kedalaman air pada suatu titik yang
berdekatan adalah 1,3 m dan 1,2 m.
Apabila koefisien Manning n = 0,018 dan
kemiringan dasar saluran So = 0,0003,
hitung jarak antara kedua tampang
Penyelesaian
Karakteristik aliran pada tampang 1.
Luas tampang basah : A1 = 3 x 1,3 = 3,9 m2
Keliling basah : P1 = 3 + 2 x 1,3 = 5,6 m Jari-jari hidraulis : R = PA 53,,69 = 0,696 m
Tinggi kecepatan :
2 2
2 1 2 2
1
9 , 3 81 , 9 2
3 2
2 gA
Q g
V
Karakteristik aliran pada tampang 2.
000345757
Jarak antara kedua tampang adalah :
Metode Tahapan Standar
(
Standar Step Method
)
• Metode ini dikembangkan dari persamaan
energi total dari aliran pada saluran
terbuka.
f
h
g
V
y
z
g
V
y
z
2
2
2 2 2
2 2
1 1
1
E1 E2
E
1= E
2+ h
fPrinsip metode standar step
• Dicoba harga y (kedalaman air)
sedemikian hingga memenuhi persamaan:
E
1= E
2+ h
fContoh
• Suatu saluran berbentuk trapesium
dengan kemiringan dinding 1 : 1, lebar
dasar 3,0 m dan kemiringan dasar saluran
0,0015. Pemasangan bangunan pintu
pengontrol menyebabkan kenaikan
kedalaman air di hulu pintu menjadi 4,0 m
pada debit 19,0 m
3/d. Jika angka
kekasaran Manning n = 0,017, maka
Penyelesaian
Mencari kedalaman normal dengan Rumus Manning
Mencari kedalaman air kritis
Harga yc didapat dengan cara coba-coba, diperoleh yc = 0,546 m
y > yn > yc, maka profil aliran adalah M1
Selanjutnya dihitung profil muka air, dimulai dari kedalaman yang sudah diketahui di hulu titik
Keterangan
Kolom Simbol Keterangan
1 X Lokasi titik di mana kedalaman airnya dihitung
2 z Elevasi dasar saluran, dihitung berdasarkan elevasi dasar yang diketahui (misalnya pada titik
kontrol diambil z1 = 0) dan
Kolom Simbol Keterangan
3 y Perkiraan kedalaman air
4 A Luas penampang basah yang
dihitung untuk kedalaman y pada kolom 3
5 V Kecepatan aliran, V=Q/A, di mana A luas penampang diambil dari
Kolom Simbol Keterangan
7 E1 Total tinggi energi, merupakan penjumlahan ketinggian dasar saluran, z, pada kolom 2,
kedalaman air , h, kolom 3, dan tinggi energi V2/2g, kolom 6, atau
E = z + y + V2/2g
8 R Jari-jari hidrolis untuk kedalaman air h adalah R=A/P, di mana A
luas penampang basah dari kolom 4, P keliling basah
Kolom Simbol Keterangan
10 Sf Rata-rata Sf pada kedalaman yang bersangkutan dan kedalaman
sebelumnya untuk jarak yang ditentukan
11 ΔX Jarak antara titik yang dihitung
kedalaman airnya dan lokasi yang telah dihitung kedalaman air
sebelumnya
Kolom Simbol Keterangan
13 E2 Merupakan tinggi energi total, yang dihitung dari penambahan kehilangan tinggi energi, hf, dengan tinggi energi total (E1 di kolom 7) pada perhitungan sebelumnya. Jika selisih E1 pada kolom 7 dan E2 pada kolom 13 berada pada kisaran yang dapat diterima, maka
perkiraan kedalaman air y pada kolom 3 merupakan kedalaman air yang dicari pada titik tersebut, dan perhitungan dapat dilanjutkan pada titik berikutnya. Sebaliknya, jika selisih masih jauh,
Kemiringan Garis Energi
3 4 2
2 2
R
A
n
Q
Sf
Q
Sf
2
(Manning)
1 2
3 4
5
y1=4,0 m y2
hc=0,546
hn=1,726
M1
GKN GKK
Sketsa profil muka air M1 (pembendungan)