• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Modul Perancangan Tata Letak dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Modul Perancangan Tata Letak dan"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Teknik Industri modul 7 Workspace, Workplace dan Environmental Arrangement ini dengan baik. Laporan ini kami susun untuk melengkapi tugas praktikum Perancangan Teknik Industri Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro.

Penyusunan laporan ini telah terselesaikan berkat bantuan banyak pihak, baik pada saat pelaksanaan praktikum maupun pada saat penyusunan laporan praktikum Perancangan Teknik Industri pada modul 7 Workspace, Workplace dan Environmental Arrangement. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Asisten Laboratorium PSKE yang telah membimbing kami dalam melakukan praktikum dan menyusun laporan praktikum Perancangan Teknik Industri modul 7 Workspace, Workplace dan Environmental Arrangement ini.

2. Segenap rekan – rekan mahasiswa Teknik Industri Universitas Diponegoro yang telah membantu dalam banyak hal dalam penyusunan laporan ini.

3. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan modul 7 Workspace, Workplace dan Environmental Arrangement ini dengan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin kami sebutkan satu-persatu.

Namun, dalam penyusunan laporan ini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun selaku praktikan pada khususnya dan seluruh pihak pada umumnya.

Semarang, 10 April 2015

(2)

DAFTAR TABEL...iv

DAFTAR GAMBAR...vii

BAB I...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Tujuan Praktikum...2

1.3. Pembatasan Masalah dan Asumsi...2

1.4. Sistematika Penulisan...2

BAB II...4

2.1. Workspace...4

2.2. Workplace...4

2.3. Prinsip Dasar Perencanaan Tata Letak Pabrik...6

2.4. Prinsip Pembuatan Layout...7

2.5. Peta Aliran Material...10

2.6. Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Perancangan Workplace...12

2.7. Fasilitas di Ruangan Produksi...13

2.8. Penentuan Jumlah Lampu...14

2.9. Penentuan Jumlah Exhaust Fan...15

2.10. Penentuan Kebutuhan AC di Suatu Ruangan...15

BAB III...18

BAB IV...20

4.1 Rekap Jumlah Karyawan dalam Perusahaan...20

BAB V...22

5.1 Perancangan Fasilitas Stasiun Kerja...22

5.2 Perancangan Layout Lantai Produksi...25

5.2.1. Penentuan jarak antar stasiun kerja...25

5.2.2. Penentuan fasilitas produksi...26

(3)

5.3 Perancangan Layout Departemen...47

5.3.1. Luasan Tiap Departemen...47

5.3.2. Penentuan Luasan Fasilitas Pendukung...48

5.3.3. Penentuan Jumlah Lampu Tiap Departemen...50

5.3.4. Penentuan Jumlah Lampu Fasilitas Pendukung...59

5.3.5. Penentuan Kapasitas AC Tiap Departemen...68

5.4 Luas Perusahaan Secara Keseluruhan...70

5.4.1 Activity Relationship Chart (ARC)...70

5.4.2 Activity Relationship Diagram (ARD)...73

5.4.3 Activity Template Block...74

5.4.4 Space Relationship Diagram...77

5.4.5 Layout Keseluruhan Perusahaan...79

BAB VI...80

6.1 Kesimpulan...80

(4)

Tabel 2. 3 tabel kuat penerangan...15

Tabel 2. 4 Tabel konversi PK - BTU...16Y Tabel 4. 1 Rekap Karyawan PT TRI 2 Tabel 5. 1 Data Antropometri Indonesia Laki-Laki...25

Tabel 5. 2 Data JIP...29

Tabel 5. 3 Hasil Agregat Planning...30

Tabel 5. 4 Rekap luas fasilitas produksi...32

Tabel 5. 5 Tabel Tingkat Pencahayaan...34

Tabel 5. 6 Tabel LLF...34

Tabel 5. 7 Tabel Tingkat Pencahayaan...35

Tabel 5. 8 Tabel LLF...35

Tabel 5. 9 Tabel Tingkat Pencahayaan...36

Tabel 5. 10 Tabel LLF...37

Tabel 5. 11 Tabel Tingkat Pencahayaan...37

Tabel 5. 12 Tabel LLF...38

Tabel 5. 13 Tabel Tingkat Pencahayaan...38

Tabel 5. 14 Tabel LLF...39

Tabel 5. 15 Tabel Tingkat Pencahayaan...39

Tabel 5. 16 Tabel LLF...40

Tabel 5. 17 Tabel Tingkat Pencahayaan...40

Tabel 5. 18 Tabel LLF...41

Tabel 5. 19 Tabel Tingkat Pencahayaan...41

Tabel 5. 20 Tabel LLF...42

Tabel 5. 21 Tabel Tingkat Pencahayaan...42

Tabel 5. 22 Tabel LLF...43

(5)

Tabel 5. 28 Tabel LLF...51

Tabel 5. 29 Tabel Pencahayaan...52

Tabel 5. 30 Tabel LLF...53

Tabel 5. 31 Tabel Pencahayaan...53

Tabel 5. 32 Tabel LLF...54

Tabel 5. 33 Tabel Pencahayaan...54

Tabel 5. 34 Tabel LLF...55

Tabel 5. 35 Tabel Pencahayaan...56

Tabel 5. 36 Tabel LLF...56

Tabel 5. 37 Tabel Pencahayaan...57

Tabel 5. 38 Tabel LLF...57

Tabel 5. 39Tabel Pencahayaan...58

Tabel 5. 40 tabel LLF...58

Tabel 5. 41 Tabel Pencahayaan...59

Tabel 5. 42Tabel LLF...60

Tabel 5. 43 Tabel Pencahayaan...60

Tabel 5. 44 Tabel LLF...60

Tabel 5. 45 Tabel Pencahayaan...61

Tabel 5. 46 Tabel LLF...61

Tabel 5. 47 Tabel Pencahayaan...62

Tabel 5. 48 Tabel LLF...62

Tabel 5. 49 Tabel Pencahayaan...63

Tabel 5. 50 Tabel LLF...63

Tabel 5. 51 Tabel Pencahayaan...64

Tabel 5. 52 Tabel LLF...64

Tabel 5. 53 tabel Pencahayaan...65

(6)
(7)

Gambar 2. 4 Pola Aliran Garis...10

Gambar 2. 5 Pola Aliran Bentuk U...10

Gambar 2. 6 Pola Aliran Zigzag...11

Gambar 2. 7 Pola Aliran Bentuk Lingkaran...11

Gambar 2. 8 Pola Aliran Tidak Tentu...12Y Gambar 3. 1 Metodologi Praktikum 1 Gambar 5. 1 Meja Operator...22

Gambar 5. 2 Kursi Operator...23

Gambar 5. 3 Pallet Transfer...23

Gambar 5. 4 Conveyor PT TRI...25

Gambar 5. 5 Loker PT TRI...27

Gambar 5. 6 Denah ruang office PT TRI...28

Gambar 5. 7 Forklift ERC 220...31

Gambar 5. 8 Layout Fasilitas Produksi PT TRI...33

Gambar 5. 9 Panasonic FV-40AFU...45

Gambar 5. 10 Activity Relationship Chart...70

Gambar 5. 11 Activity Relationship Diagram...73

Gambar 5. 12 Activity Template Block Diagram (ATBD) Awal...75

Gambar 5. 13 Activity Template Block Diagram (ATBD) Akhir...76

Gambar 5. 14 Space Relationship Diagram...77

(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini perkembangan industri sangatlah cepat dari berbagai aspek. Hal ini dilakukan untuk memenangkan persaingan dan kompetisi dan meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan itu sendiri. Salah satu faktor yang mempengaruhi performansi dan produktivitas perusahaan adalah perancangan workspace, work place dan lingkungan fisik kerja.

Workspace didalam perusahaan sangatlah penting yaitu untuk ruangan kerja pekerja dalam melakukan tugas-tugas produksinya yang juga berisi komponen, material, peralatan yang menunjang dalam melakukan proses produksinya. Sedangkan workplace memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan workspace, dimana workplace adalah area tempat kerja dilaksanakannya proses produksi dan operator yang melaksanakannya yang berisi komponen, mesin dan peralatan produksi secara keseluruhan. Kedua komponen tersebut memanglah penting, namun dalam membuat suatu tata letak fasilitas perusahaan juga diperlukan faktor lingkungan fisik kerja yang akan meningkatkan performansi pekerja seperti anthropometri, ilumninasi, penentuan jumlah AC, lampu, dan exhaust fan dan lain sebagainya.

(9)

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Memahami konsep dari perancangan workspace dan workplace 2. Memahami pengaturan faktor-faktor lingkungan kerja

3. Memahami dan menerapkan sisi-sisi ergonomic dalam perancangan suatu fasilitas produksi

4. Merancang layout pabrik secara keseluruhan dengan menerapkan konsep workspace dan workplace

5. Menentukan jumlah fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan

1.3. Pembatasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah yang dimiliki dalam praktikum ini adalah PT TRI sudah memiliki struktur organisasi serta proses bisnis yang dilakukan sudah dibuat. Selain itu juga sudah terdapat layout SK dari praktikum sebelumnya.

Asumsi yang digunakan adalah dalam menentukan jumlah fasilitas yang dibutuhkan perusahaan adalah jumlah stasiun kerja yang digunakan banyak yaitu 14 SK, sudah terdapat layout stasiun kerja, terdapat 3 pekerja packaging dan 2 penjaga kantin serta jam kerja yang diterapkan adalah 8 jam dalam 1 shift setiap harinya

1.4. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah serta sistematika penulisan yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(10)

pabrikasi, penentuan jumlah lampu, penentuan jumlah exhaust fan, dan jumlah kebutuhan AC.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

Berisi mengenai bagan metodologi penelitian yang dilakukan BAB IV PENGUMPULAN DATA

Berisi mengenai data jumlah karyawan dalam organisasi dari modul sebelumnya BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Berisi mengenai pengolahan data untuk melakukan peracangan fasilitas dan layout lantai produksi, perancangan layout departemen, penentuan luas perusahaan secara keseluruhan. Layout perusahaan digambarkan dengan menggunakan beberapa diagram tata letak fasilitas.

BAB VI PENUTUP

(11)

BAB II

TINAUAN PUSTAKA 2.1. Workspace

Workspace adalah area atau tempat kerja dimana bertemunya pekerja dengan tugasnya dalam melakukan proses produksi, berisi antara lain material, mesin dan perkakas kerja, peralatan pembantu fasilitas penunjang lingkungan fisik kerja dan juga manusia sebagai pelaksana

2.2. Workplace

Workplace adalah suatu lokasi atau daerah yang terdiri dari beberapa area kerja untuk melakukan proses produksi.Faktor-faktor yang mempengaruhi workplace :

1. Antropometri

Adalah suatu pengetahuan yang memelajari pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang berhubungan dengan perancangan suatu alat/benda yang digunakan manusia. Antropometri secara umum dibagi menjadi 2 yaitu Antopometri Statis dan Dinamis.

Antropometri Statis (struktural)

Pengukuran manusia pada posisi diam,dan linier pada permukaan tubuh.

Antropometri Dinamis (Fungsional)

Yang dimkasud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memeperhatikan gerakan-gerakana yang mungkin akan terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.

Faktor-faktor dalam menentukan sampel : a. Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai umur 20 (laki) dan 17 (wanita).

b. Jenis kelamin

(12)

c. Rumpun dan suku bangsa

d. Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diberikan e. Pekerjaaan, aktivitas sehari-hari

f. Kondisi waktu pengukuran. 2. Iluminansi

Cahaya yang merupakan radiasi energy yang dapat ditangkap oleh retina mata dan menghasilkan sensasi visual.

- Warna : variasi dari panjang gelombang dimana spektrum yang kelihatan memberikan persepsi dari warna yang meningkat. Violet (400nm),campuran ungu menjadi biru (450nm),hijau (500nm),kuning orange (600nm) dan merah (700nm dan diatasnya)

- Lampu dan luminaris : adalah cahaya yang dipantulkan dari sautu permukaan atau objek.

Luminansi = illuminansi x Reflektivitas = apostilb x lux Satuan internasional dari unit untuk ukuran ini adalah candela

1 Candela = apolstil 3,14

(Sritomo,1995:85&Nurmianto,1996:220) 3. Kondisi Atmosfer

Kondisi dimana tubuh manusia mempertahankan kondisi suhu panas yaitu sekitar 98,6 0F atau 37 0C. Kondisi atmosfir yang nyaman akan mempengaruhi kinerja para operator.

Terdapat 4 metode pertukaran panas antara tubuh dan lingkungannya : a. Konveksi : transmisi melalui udara.

b. Evaporasi : keringat, dan untuk tingkat tertentu dihembuskan paru-paru c. Radiasi : Transmisi dari energi thermalam antar objek-objek.

d. Konduksi : Transmisi dari energi thermal dengan adanya kontak langsung. (Nurmianto,1996) 4. Noise

(13)

5. Penataan ruang Fisik

6. Prinsip – prinsip dalam menata komponen adalah berdasarkan tingkat kepentingan, frekuensi penggunaan, prinsip fungsi, urutan kegunaan. (sritomo,1996)

7. Penentuan jumlah lampu

Penentuan jumlah lampu dapat menentukan distribusi cahaya agar agar lebih merata dan sesuai kebutuhan (cooper crouse – Hinds,2002)

8. Penentuan Jumlah turbin Ventilator

Turbin Ventilator bertujuan agar panas yang berada didalam ruangan ditarik keatas

2.3. Prinsip Dasar Perencanaan Tata Letak Pabrik

Menurut Muther (1995), dalam merancang tata letak pabrik terdapat 6 hal dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

a) Prinsip integrasi secara total

Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar. b) Prinsip jarak perpindahan bahan minimal

Hampir dalam semua proses yang ada di perusahaan, hampir semua proses memerlukan perpindahan. Dalam proses perpindahan, waktu dapat dihemat dengan cara memposisikan operasi yang berikunya sedekat mungkin dengan operasi yang sebelumnya.

c) Prinsip aliran dari suatu proses kerja

Dasar dari prinsip ini adalah menghindari gerak balik (backtracking), gerak memotong (cross-movement), kemacetan (congestion) dan sedapat mungkin material bergerak terus tanpa ada gangguan.

d) Prinsip pemanfaatan ruangan

Dalam prinsip ini dipertimbangkan aspek volume (cubic space), dan aspek luas (floor space). Prinsip ini juga mempertimbangkan faktor-faktor seperti manusia, bahan baku, dan peralatan penunjang proses produksi lainnya.

e) Prinsip fleksibilitas

(14)

f) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja

Kepuasan kerja sangat penting dalam perancangan tata letak, karena akan terdapat banyak keuntungan yang dapat perusahaan raih apabila kepuasan kerja tercapai. Selain itu, keselamatan kerja juga sangat diperlukan dalam perancangan tata letak pabrik. Suatu layout dikatakan baik apabila menerapkan standar-standar keselamatan kerja dan tidak membahayakan pekerja tersebut.

2.4. Prinsip Pembuatan Layout 1. Activity Relationship Chart (ARC)

Activity relationship chart (ARC) adalah peta yang menggambarkan tingkat hubungan antar bagian-bagian atau kegiatan yang terdapat dalam suatu perusahaan industri. Setiap kegiatan atau aktivitas dalam industri manufaktur saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, bahwa setiap kegiatan itu perlu tempat untuk melaksanakannya.

Teknik untuk menganalisa hubungan antar aktivitas yang ada adalah dengan menggunakan Activity relationship chart (ARC). Teknik ini dikemukakan oleh Richard Muthe yang mengatakan bahwa “ Hubungan antar aktivitas ditunjukan dengan tingkat kepentingan hubungan antar aktivitas “. Hubungan ini digambarkan dengan lambang warna dan huruf.

Tabel 2. 1 Tabel tingkat kepentingan ARC

No Tingkat kepentingan Kode Warna 1 Mutlak perlu didekatkan A Merah

2

Sangat penting untuk

didekatkan E Kuning

3 Penting untuk didekatkan I Hijau

4 Biasa O Biru

5 Tidak penting U Putih

6 Tidak dikehendaki berdekatan X Coklat

(15)

Tabel 2. 2 Alasan tingkat kepentingan Kod

e

Alasan

1 Penggunaan catatan secara besamaan 2 Menggunakan tenaga kerja yang sama 3 Menggunakan space area yang ama 4 Minimalkan material handling 5 Urutan aliran kerja

6 Menggunakan peralatan kerja yang sama

7 Kemungkinan adanya bau yang tidak mengenakkan, ramai, dan lain-lain

8 Derajat kontak personel yang sering

9 Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan 10 Kemudahan akses

11 Suara bising

Contoh ARC adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 1 Contoh ARC 2. Activity Relationship Diagram (ARD)

(16)

revisi disesuaikan berdasarkan ARD lini dan areanya sesuai dengan luas dari masing-masing aktivitas yang terpencil dengan skala tertentu. Berikut contoh ARD :

Gambar 2. 2 Contoh ARD 3. Activity Template Block Diagram (ATBD)

Konsep dari ATBD sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ABD, yang membedakan yaitu pada ATBD ini data yang telah dikelompokkan ke lembar kerja lalu dimasukkan ke activity template. Template itu sendiri akan menjelaskan mengenai departemen yang bersangkutan dan hubungan dengan aktivitas dari departemen itu. Berikut adalah contoh dari ATBD:

Gambar 2. 3 Contoh ATBD

4. Space Activity Relationship Diagram (SRD)

(17)

hubungan ruangan dapat dilihat sebuah keterkaitan antar kebutuhan area atau area yang diperlukan untuk penyusunan tata letak.

2.5. Peta Aliran Material

Dalam suatu fasilitas produksi, dibutuhkan pola aliran material yang jelas untuk mempermudah dan meningkatkan tingkat produktivitas produk yang dihasilkan. Berikut ini adalah beberapa pola aliran material yang diterapkan di lantai produksi yaitu :

a. Pola Aliran Garis

Pola Aliran Garis adalah pola yang paling mudah dikenali dan diidentifikasi karena system material handlingnya yang umumnya menggunakan konveyor lurus. Pola ini biasanya digunakan pada proses produksi yang berlangsung singkat dan relatif sederhana, dimana jarak perpindahannya pendek dan hanya terdiri dari beberapa komponen produksi saja.

Gambar 2. 4 Pola Aliran Garis

b. Pola Aliran bentuk U

Pola Aliran bentuk U adalah pola yang umumnya digunakan pada lqantai kerja yang luasnya terbatas dan bertujuan untuk minimasi tempat. Biasanya proses awal memiliki tempat yang sama atau sejajar dengan proses akhir.

Gambar 2. 5 Pola Aliran Bentuk U c. Pola aliran Zigzag

(18)

Gambar 2. 6 Pola Aliran Zigzag

d. Pola aliran bentuk Lingkaran

Pola aliran bentuk Lingkaran adalah pola aliran yang dapat diterapkan untuk proses produksi yang bertujuan untuk mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung.

Gambar 2. 7 Pola Aliran Bentuk Lingkaran

e. Pola aliran tidak tentu

(19)

Gambar 2. 8 Pola Aliran Tidak Tentu

(Kristinawati, 2000)

2.6. Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Perancangan Workplace

Lingkungan Fisik kerja merupakan salah satu faktor yang mempengruhi kinerja pekerja di lantai produksi. Pengaruh yang dihasilkan dapat berupa pengaruh yang positif seperti memacu meningkatkan semangat dan produktivitas kerja, maupun pengaruh negatif seperti menghambat kinerja pekerja karena hilangnya konsentrasi. Berikut ini adalah beberapa faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi perancangan Workplace adalah :

a. Temperatur

Temperatur menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perancangan workplace karena manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekitar saat terjadinya perubahan temperatur. Hal ini dikarenakan tubuh manusia dapat melakukan proses konveksi,radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas.

b. Kelembaban

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara biasa dinyatakan dengan persentase. Kelembaban dipengaruhi oleh temperatur udaranya.

c. Sirkulasi udara

Sirkulasi udara dibutuhkan agar dapat menjaga kondiri tempat kerja tetap bersih an cukup mengandung oksigen. Dengan sirkulasi udara yang baik, udara kotor bisa diganti dengan udara segar dan bersih yang didapat melalui ventilasi.

(20)

Pencahayaan mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek secara jelas untuk mempermudah pekerjaan terutama dalam pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang cukup banyak.

e. Kebisingan

Kebisingan merupakan salah satu jenis polusi yang dapat menghambat produktivitas kerja manusia. kebisingan jangka panjang dapat menyebabkan seseorang bukan hanya terganggu namun hingga tuli.

f. Getaran Mekanis

Getaran mekanis adalah gerakan-gerakan yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ketubuh kita dan dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak dinginkan pada tubuh kita.

g. Bau-bauan

Bau-bauan dianggap sebagai salah satu pencemaran dalam lingkungan kerja sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi dan menurunkan produktivitas kerja. h. Warna

Dalam llingkungan kerja, warna tembok juga mempengaruhi kemampuan mata untuk objek, dan dapat mempengaruhi kepekaan serta semangat pekerja secara psikologis.

(Wignjosoebroto,1996)

2.7. Fasilitas di Ruangan Produksi

(21)

Didalam perencanaan fasilitas pabrik ada dua hal pokok yang penting yaitu pertama berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) yaitu penetapan lokasi dimana fasilitas-fasilitas produksi harus ditempatkan dan yang kedua adalah perancangan fasilitas produksi (facilities design) yang akan meliputi perancangan struktur bangunan (structure design) , perancangan tata letak fasilitas produksi (facilities plant layout design) dan perancangan sistem pemindahan material. Perencanaan lokasi pabrik yaitu penetapan lokasi dimana fasilitas-fasilitas produksi harus ditempatkan. Sedangkan perancangan fasilitas produksi meliputi penentuan jumlah lampu di ruangan pabrikasi, penentuan jumlah exhaust fan, dan penentuan jumlah AC di ruangan pabrikasi. Fasilitas tersebut diterakan guna mendukung selurung proses yang terjadi di pabrik untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

(Wignjosoebroto,1996)

2.8. Penentuan Jumlah Lampu

Untuk mendapatkan hasil penerangan atau pencahayaan yang baik, merata serta efisien dalam penggunaan listrik perancang harus mempertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis lampu, serta jumlah penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut.

Menentukan jumlah lampu dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

N= E × A

∅× LLF ×CU

...(2.1)

Dimana:

N = Jumlah lampu

E = Kuat penerangan yang dibutuhkan (lux) A = Luas ruangan

= Total lumen lampu

(22)

Tabel 2. 3 tabel kuat penerangan Jenis Bangunan E Perkantoran 200 - 500

Rumah 100 - 150

Hotel 200 - 400

Rumah sakit, Sekolah 200 - 800

Basement, Toilet, Koridor,

Hall, Gudang, Lobby 100 - 200 Restaurant, Toko 200 - 500

2.9. Penentuan Jumlah Exhaust Fan

Dalam menjaga kondisi atmosfer dalam ruangan dapat digunakan exhaust fan sebagai alat bantu, namun lagi – lagi untuk mendapatkan penggunaan exhaust fan secara efisien dibutuhkan perhitungan mengenai jumlah yang dibutuhkan oleh ruangan tersebut, berikut merupakan rumus penentuan jumlah exhaust fan pada ruangan:

N= V

kapasitas sedot × waktu sirkulasi ...(2.2)

Dimana:

N = Jumlah kipas ventilator V = Volume ruangan (L x W x H)

2.10. Penentuan Kebutuhan AC di Suatu Ruangan

Dalam menjaga kondisi atmosfer tempat kerja dapat juga digunakan pendingin udara atau air conditioner. AC dapat menjaga kelembapan, suhu, serta kenyamanan ruangan yang mana dapat membantu peningkatan produktifitas pekerja. Dalam mencapai penggunaan AC yang efektif tidak hanya luas ruangan yang menjadi patokan dalam pemilihan kapasitas AC nya, namun juga terdapat beberapa faktor lain, rumus untuk menghitung kebutuhan AC yakni:

BTU=luasruangan × koefisien BTU ... (2.4) atau

BTU=V × I × E

(23)

Dimana:

V = Volume ruangan (L x W x H) (dalam feet) 1 m = 3,28 ft

I = 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah atau berhimpit ruang lain) = 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).

E = 16 jika dinding terpanjang menghadap utara = 17 jika dinding terpanjang menghadap timur = 18 jika dinding terpanjang menghadap selatan = 20 jika dinding terpanjang menghadap barat

BTU = British Thermal Unit (dikonversi menjadi kebutuhan pk) 1 PK = 0,986 HP

1 HP = 2544.433748 BTU/h

Jika kebutuhan BTU/h tidak sesuai dengan PK yang tersedia di pasaran maka gunakan kapasitas yang lebih besar contohnya kebutuhan 6000 BTU/h maka gunakan kapasitas ¾ PK supaya AC tidak bekerja terlalu berat.

Tabel 2. 4 Tabel konversi PK - BTU Kapasitas (PK) BTU / hr

1/2 5000

Jika AC yang dipasang adalah AC split bukan AC central unit maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

 Jika ruangan gelap atau tertutup oleh bayangan turunkan kebutuhan BTU/h

sebesar 10%

 Jika ruangan sangat terang akibat paparan matahari langsung naikkan kebutuhan

BTU/h sebesar 10%

 Jika ruang biasanya diisi oleh lebih dari 2 orang maka naikkan kebutuhan BTU/h

(24)
(25)

BAB III

(26)

Gambar 3. 1 Metodologi Praktikum

(27)
(28)

BAB IV

PENGUMPULAN DATA 4.1 Rekap Jumlah Karyawan dalam Perusahaan

Tabel 4. 1 Rekap Karyawan PT TRI

No Jabatan Jumlah Karyawan

1 Direktur utama 1

2 Kepaladivisi sales & marketing 1 3 Staff bagian marketing 1

4 Staff bagian sales 1

5 KepaladivisiIT 1

6 Staff bagian IT 1

7 Kepaladivisi produksi 1

8 Staff bagianQC 5

9 Staff bagianassembly 5

10 Staff bagian PPIC 5

11 Kepala divisi logistik 1

12 Staff bagian distribusi 5

13 Staff bagian warehouse 5

14 Staff bagian purchasing 5

15 Operator 25

16 Kepaladivisi RnD 1

17 Staff bagianGA 1

18 Staff bagianHRD 1

19 Staff bagian riset 1

20 Kepaladivisi finance 1

21 Staff bagian administrasi 1 22 Staff bagian accounting 1

(29)

24 Satpam 2 Lanjutan Tabel 4. 1 Rekap Karyawan PT TRI

25 OfficeBoy 2

(30)

BAB V

PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1 Perancangan Fasilitas Stasiun Kerja

Meja

Meja digunakan sebagai sarana untuk penempatan pallet, guna memberikan area kerja bagi operator untuk menyelesaikan proses perakitan tamiya menggunakan komponen yang terletak pada pallet.

1. Panjang Meja :

Panjang meja = Lebar bahu pria persentil 95% + Allowance 10% = 466 mm + 46,6 mm = 512.6 mm

2. Lebar Meja

Lebar Meja = (Jangkauan tangan ke depan wanita persentil 95% - tebal perut wanita persentil 95% )+ allowance 10%

= 610 mm – 287 mm = 323 mm + 32,3 mm = 355.3 mm

3. Tinggi Permukaan Meja

Tinggi permukaan meja = Tinggi siku posisi duduk wanita persentil 5% + Tinggi popliteal 5% + allowance 10 %

= 175 mm + 488 mm = 663+ 66,3= 729,3

(31)

(Sumber: Nurmianto, 1991)

Kursi

Gambar 5. 2 Kursi Operator

Fasilitas lainnya yang harus ada pada lantai produksi adalah kursi. Kursi disini berfungsi sebagai tempat duduk operator agar tidak mudah pegal saat melakukan proses produksi. Dalam perancangan kursi, diperlukan kesesuaian dengan tubuh pengguna agar kursi tersebut nyaman ketika digunakan. Perhitungan kursi operator adalah sebagai berikut :

oTinggi kursi : Tinggi popliteal wanita persentil 95% + allowance : 428 mm + 42,8 mm = 470,8 mm

oLebar alas kursi : Lebar panggul wanita persentil 95% + allowance : 392 mm + 39,2 mm = 431,2 mm

oPanjang alas kursi : Panjang popliteal pria persentil 5% + allowance

: 405 mm + 40,5 mm = 445,5 mm

 Pallet

Gambar 5. 3 Pallet Transfer

(32)

 Conveyor

P.T Tamiya Racing Indonesia menggunakan konveyor sebagai salah satu alat yang membantu pemindahan barang dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya. Konveyor merupakan suatu alat yang digunakan untuk mentransfer atau memindahkan alat, komponen, atau perkakas kerja. Konveyor disini berfungsi untuk memindahkan dan mengantarkan palet dari satu stasiun kerja ke satsiun kerja lainnya. Jenis konveyor yang digunakan P.T Tamiya Racing Indonesia adalah Konveyor Belt yang merupakan alat angkut dan alat bantu dorong tanpa mesin dengan alas sabuk. Berikut ini adalah perhitungan ukuran Konveyor yang dipakai di lantai produksi P.T Tamiya Racing Indonesia, yaitu :

1. Tinggi Konveyor

Tinggi conveyor = (tinggi bahu duduk - tinggi siku duduk pria 5 %) + allowance = (50,30-17,30)+10% = 36,3

Tinggi konveyor dihitung berdasarkan ukuran persentil tinggi bahu duduk dikurangi tinggi siku duduk pria 5 %. Digunakan persentil pria 5 % untuk memudahkan pekerja baik pria maupun wanita untuk menjangkau konveyor sehingga proses produksi tidak terhambat.

Sumber : (Muyani, 2008) 2. Panjang konveyor

Panjang conveyor = (jarak antar SK × ( Jumlah SK -1 )) + Allowance = (2000 mm × 13) + 25 mm

= 26025 mm = 26,025 m

Berdasarkan sumber: Seema S. Vanamane, Pravin A. Mane / International Journal of Engineering Research and Applications (IJERA) ISSN: 2248-9622 www.ijera.com Vol. 2, Issue 3, May-Jun 2012, pp.2162-2167, diketahui nilai panjang konveyor umum = 32,3 m. Sehingga dengan mempertimbangkan banyaknya stasiun kerja dan jarak antar stasiun kerja diperoleh panjang konveyor = 26,025 m

3. Lebar konveyor

Lebar conveyor = 220 mm = 22 cm

(33)

Dibawah ini adalah contoh Belt Konveyor yang digunakan di P.T Tamiya Racing Indonesia dengan dimensi Tinggi konveyor = 1,825 m ; dimensi Panjang Konveyor = 26, 025 m dan dimesi lebar konveyor = 2,2 cm

Gambar 5. 4 Conveyor PT TRI

5.2 Perancangan Layout Lantai Produksi 5.2.1. Penentuan jarak antar stasiun kerja

(34)

Tabel 5. 1 Data Antropometri Indonesia Laki-Laki

Lanjutan Tabel 5.1 Data Antropometri Indonesia Laki-Laki

Persentil 95 = 1,806 m Allowance = 10%

(35)

5.2.2. Penentuan fasilitas produksi 1. Toilet

Toilet adalah salah satu fasilitas yang penting untuk disediakan disuatu kantor terutaa di lantai produksi. Toilet yang berada dilantai produksi berguna untuk memudahkan para pekerja dan operator dalam kebutuhannya akan kamar kecil baik cuci muka, buang air besar maupun buang air kecil.

Toilet yang digunakan di PT TRI menggunakan perbandingan 1 : 8 yaitu 1 bilik kamar mandi digunakan untuk 8 pekerja atau operator. Jumlah karyawan yang bertugas dibagian produksi adalah sebanyak 58 orang dengan rincian untuk Departemen Produksi sebanyak 15 orang, Departemen Logistik sebanyak 15 orang, operator sebanyak 25 orang, dan pekerja packaging sebanyak 3 orang. Jumlah karyawan wanita adalah sebanyak 24 orang dan karyawan pria sebanyak 40 orang sehingga dibutuhkan 3 bilik toilet wanita dan 5 bilik toilet pria.

Bilik toilet pria memiliki urinoir sedangkan pada bilik toilet wanita tidak ada. Bentuk toilet menggunakan pintu dengan membuka ke dalam. Ukuran setiap bilik toilet adalah 1,5 m x 0,85 m dan jarak antar urinoir adalah 0,6 m. Jarak bilik terhadap urinoir yang saling berhadapan adalah 1,65 m. Sehingga toilet pria memiliki dimensi panjang 4,25 dan lebar 3,15 m, sedangkan untuk toilet wanita menggunakan dimensi panjang 2,65 m dan lebar 2,55 m

2. Locker Room

Loker Room adalah Ruangan di lantai produksi yang mencakup ruang ganti dan tempat penyimpanan pakaian baik pakaian yang dikenakan, pakaian rumah maupun pakaian kerja para karyawan sebuah perusahaan atau pabrik. Letak ruang ganti berada tidak jauh dari lantai produksi, sehingga mudah dijangkau.berdasarkan Buku Desain Data Arsitek, Luas ruangan loker room di P.T Tamiya Racing Indonesia sebesar 5 m x 5 m = 25 m2 . Dengan luas tempat

(36)

adalah 3,9 m2 . Berikut ini adalah ukuran loker susun dua yang digunakan di loker room P.T Tamiya Racing Indonesia :

Gambar 5. 5 Loker PT TRI

3. Office Room

Pada lokasi pabriknya PT TRI juga menyediakan ruangan kantor, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan produksi sehari hari juga dilaksanakan kegiatan pemantauan dan pencatatan yang melibatkan 5 orang staff QC, 5 orang staff assembly, serta 5 orang staff warehouse. Maka didapatkan pengguna ruang office yakni sebanyak 15 orang.

Dari jumlah 15 tersebut dengan asumsi rata-rata luas ruang yang diperlukan untuk tempat kerja setiap karyawan termasuk alat bantu kantor dan ruang pelayanannya (neufert 2002) adalah 4,00 m2. Maka didapatkan luas kantor yang diperlukan adalah 40m2. Tinggi yang dianjurkan untuk ruangan kerja adalah 2,5 – 3,5 m karena ruangan ini nantinya akan diberikan ac maka supaya volume ruang tidak terlalu besar seupaya lebih mengehmat energi maka dipilihlah tinggi ruangan 3m (tinggi plafon).

(37)

Gambar 5. 6 Denah ruang office PT TRI

4. Rest Point

Rest point dapat digunakan pekerja untuk melepas lelah selama melakukan aktivitas-aktivitas pada lantai produksi, ruangan ini ditujukan untuk operator di lantai produksi yang berjumlah sebanyak 25 orang. Rest point disini diasumsikan karyawan beristirahat tidak terlalu lama, karena kegiatan produksi terus berjalan. Maka dalam rest point hanya disediakan dispenser untuk mengambil minum saja. Kapasitas rest point dirancang hanya cukup menampung satu orang, dengan luas ruang gerak 4,5 m2 per orang. Jadi diperlukan ukuran ruangan 2 m x 2,25 muntuk ruangan rest point.

i 17552 17616 17681 17746 17810 17875 17940 18004

1806 * 1 Kardus Besar = 120 Kardus Tamiya

JIP harian = JIP Bulanan

20 =

18263

20 =913,15 914tamiya

Banyak Kardus = JIP Harian 120 =

914

(38)

Warehouse merupakan tempat penyimpanan raw material yang datang dari supplier. Raw material ini nantinya akan digunakan di area produksi sebagai komponen penyusun dari produk tamiya PT. Tamiya Racing Indonesia.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa ukuran produksi terbesar sejumlah 18.263 tamiya. Perusahaan mencanangkan 20 hari kerja untuk sebulan. Lalu pengambilan tamiya yang sudah jadi oleh distributor memerlukan waktu selama 2 hari. Sehingga kapasitas maksimum jumlah tamiya yang mampu disimpan dalam

area storage sejumlah 1826320 ×2=914 tamiya. Dengan menyesuaikan jumlah

maksimal tamiya dalam storage,dapat diketahui bahwa boks besar yang dibutuhkan sejumlah 8 boks diperoleh dari membagi jumlah maksimal tamiya dengan 120 boks kecil.

Dimensi dari ruangan ini menyesuaikan dengan ruangan storage,sehingga ukuran yang didapat adalah 11,4 m × 8,88 m × 4,2 m.

6. Storage

Storage merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan finish product berupa Tamiya yang telah selesai dibuat. Ukuran storage disesuaikan dengan data aggregate planning per bulan terbesar yang telah dibuat sebelumnya.

Tabel 5. 3 Hasil Agregat Planning

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Rencana Produksi

17552 17616 17681 17746 17810 17875 17940 18004 18069 18133 18198 1826 3

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa ukuran produksi yang terbesar adalah dengan nilai 18263 Tamiya. Perusahaan telah merencanakan dalam sebulan terdaoat 20 hari kerja kemudian waktu yang dibutuhkan distributor untuk mengambil produk yang sudah jadi adalah selama 2 hari. Sehingga kapasitas maksimum jumlah Tamiya yang mampu disimpan didalam area storage adalah

18263

20 x 2 = 1827 Tamiya.

(39)

boks-boks kecil dengan maksimum muatan adalah 120 boks kecil. Dimensi boks kecil adalah 0,17 m x 0,11 m x 0,1 m. Sedangkan ketentuan untuk boks besar panjang boks adalah panjang boks besar harus memuat 5 boks kecil, lebar boks besar memuat 4 boks kecil dan tinggi boks besar memuat 6 boks kecil. Sehingga ukuran dari boks besar adalah 0,85 m x 0,44 m x 0,6 m.

Dengan menyesuaikan jumlah maksimal Tamiya yang dapat ditampung

storage maka boks besar yang dibutuhkan adalah sebanyak 18263

120 = 16 boks besar. Boks besar ini akan disusun pada arak yang terdapat dalam storage area. Ketentuan yang digunakan untuk lebar rak adalah sesuai dengan lebar 2 boks besar yang saling membelakangi, untuk panjang rak adalah sesuai dengan 4 boks besar dan tinggi rak adalah sesuai dengan 2 boks besar. Sehingga sebuah rak akan diisi oleh 8 boks besar pada bagian bawah dan 8 boks besar pada bagian atas. Berdasarkan ketentuan tersebut maka didapatkan jumlah rak yang dibutuhkan di storage area adalah sebanyak 1 buah dengan spesifikasi ukuran panjang 3,4 m ; lebar rak adalah 0,88 m; dan tinggi rak adalah 1,2 m. Allowance diberikan untuk tinggi rak yang sesungguhgnya yaitu allowance sebesar 10% sehinggi tinggi rak menjadi 1,32 m.

(40)

Gambar 5. 7 Forklift ERC 220

Gambar diatas menunjukkan forklift yang digunakan adalah tipe ERC 220 dengan dimensi panjang 2,446 m; lebar 0,82 m dan tinggi 2,1 m. Kemampuan angkat maksimum yang dimiliki adalag 2,8 m dengan radius perputaran mencakup 1,618 m dan kapasitas maksimum adalah 2 kg. Sehingga jalan lewat forklift yang diperlukan antara rak dengan tembok storage adalah 4 m.

Dari keseluruhan asumsi perhitungan untuk storage dapat diketahu dimensi ruang storage yang diperlukan adalah dengan melihat dimensi rak dan forklift sehingga didapatkan dimensi storage area adalah 11,4 m x 8,88 m x 4,2 m

7. Packaging

Packaging adalah area yang digunakan sebagai tempat pengemasan produk baik raw material yang akan disimpan di warehouse, finished produk yang akan disimpan di storage ataupun barang yang siap dikirim yang telah selesai diproduksi dan telah lulus uji kualitas agar produk dapat dikirimkan kepada pelanggan. P.T Tamiya Racing Indonesia memiliki area Packaging sebesar 4,5 m x

3 m dengan luasan 13,5 m2 dengan jumlah operator packaging sebanyak 3 orang.

8. Material Handling

(41)

x 0,82 m (p x l). Sehingga ruang parkir yang disediakan adalah sesuai dimensi handpallet ditambah dengan allowance sebesar 10% (menurut satuan ruang parkir/ SRP) 2,689 x 0,902 m dengan tambahan fasilitas stopper supaya forklift tidak bergerak saat diparkirkan.

5.2.3. Luas Fasilitas produksi

Tabel 5. 4 Rekap luas fasilitas produksi

No Ruangan Panjang Lebar Tinggi

1 Toilet Pria 4,25 3,15 3

2 Toilet Wanita 2,65 2,55 3

3 Locker Room 5 5 3

4 Office 6,3 6,4 3

5 Rest Point 2 2,25 3

6 Storage 11,4 8,88 4,2

7 Warehouse 11,4 8,88 4,2

8 Packaging 4,5 3 4,2

9 Material Handling 2,689 0,902

-5.2.4. Layout fasilitas produksi

(42)

5.2.5. Penentuan jumlah lampu fasilitas produksi

Berikut adalah perhitungan jumlah kebutuhan lampu pada setiap ruangan: 1. Lantai Produksi

A (Luas Ruangan) = 25,32 m x 25,74 m = 651,73 m2 E (Kuat Penerangan) = 1000 lux

Tabel 5. 5 Tabel Tingkat Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,7

Tabel 5. 6 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x60 watt (Jenis Lampu TL)

Sumber : Katalog Lampu Philips, 2008 1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 60 x 75 = 9000 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 1000x651,73

(43)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada lantai produksi adalah sebanyak 207 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

2. Ruang Office produksi

A (Luas Ruangan) = 6,3 m x 6,4 m = 40,32 m2 E (Kuat Penerangan) = 350 lux

Tabel 5. 7 Tabel Tingkat Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 8 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 350x40,32

(44)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada office lantai produksi adalah sebanyak 7 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

3. Ruang Material Handling

A (Luas Ruangan) = 2,446 m x 0,82 m = 2,005 m2 E (Kuat Penerangan) = 350 lux

Tabel 5. 9 Tabel Tingkat Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 10 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 350x2,006

(45)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada tempat materail handling lantai produksi adalah sebanyak 1 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

4.Storage

A (Luas Ruangan) = 11,4 m x 8,88 m = 101,23 m2 E (Kuat Penerangan) = 100 lux

Tabel 5. 11 Tabel Tingkat Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,7

Tabel 5. 12 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6 Lumen = lampu 2x60 watt (Jenis Lampu TL) Jumlah Lumen = 2 x 60 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 100x101,32

5250x0,7x0,5=¿ 5,5ampu 6 lampu

(46)

5.Warehouse

A (Luas Ruangan) = 11,4 m x 8,88 m = 101,23 m2 E (Kuat Penerangan) = 100 lux

Tabel 5. 13 Tabel Tingkat Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,7

Tabel 5. 14 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x60 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 60 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 100x101,32

5250x0,7x0,5=¿ 5,5ampu 6 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada warehouse di lantai produksi adalah sebanyak 6 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

(47)

A (Luas Ruangan) = 2,65 m x 2,55 m = 6,75 m2 E (Kuat Penerangan) = 250 lux

Tabel 5. 15 Tabel Tingkat Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan (lux)

Kamar mandi 250

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 16 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

7. Toilet Pria (Pabrik)

(48)

Tabel 5. 17 Tabel Tingkat Pencahayaan

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 18 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenl ampu x LLF x CU ¿ 250x13,38

5250x0,8x0,5=¿ 1,59ampu 2 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada toilet pria lantai produksi adalah sebanyak 2 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

8. Locker Room

(49)

Tabel 5. 19 Tabel Tingkat Pencahayaan CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 20 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 350x25

5250x0,8x0,5=¿ 4,16ampu 5 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada locker roomlantai produksi adalah sebanyak 5 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

9. Rest Point

(50)

Tabel 5. 21 Tabel Tingkat Pencahayaan

Lanjutan Tabel 5. 21 Tabel Tingkat Pencahayaan

Ruang gambar 750

Gudang arsip 150

Ruang arsip aktif. 300

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,7

Tabel 5. 22 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 350x5

5250x0,7x0,5=¿ 0,95 Lampu 1 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada rest point pada lantai produksi adalah sebanyak 1 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

10. Packaging

(51)

E (Kuat Penerangan) = 350 lux

Tabel 5. 23 Tabel Tingkat Pencahayaan

Fungsi ruangan

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,7

Tabel 5. 24 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

(52)

lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

5.2.6. Penentuan jumlah exhaust fan fasilitas produksi

Exhaust fan yang digunakan adalah merk Panasonic dengan tipe FV-40AFU yang memiliki spesifikasi voltage sebesar 220 V, frekuensi 50 Hz, besar watt adalah 58,1 -73-9 watt dan hembusan udara keluar atau kapasitas sedot yaitu 33,5 m3/menit (CMM). Waktu sirkulasi ditentukan sendiri yaitu 10 menit. Berikut adalah jumlah exhaust fan yang dibutuhkan dilantai produksi :

Gambar 5. 9 Panasonic FV-40AFU - Storage

Storage memiliki dimensi 11,4 m x 8,88 m x 4,2 m dengan kapasitas sedot sebesar 33,5 m3/menit dan waktu sirkulasi adalah 10 menit. Berikut adalah jumlah exhaust fan yang disarankan utuk diruangan Storage.

Jumlah Exhasut Fan = Kapasitas Sedot x Waktu SirkukasiVolume Ruangan

= 11,433.5x8,88x10x4,2 = 425.174335 = 1,27 2

Exhaust Fan - Warehouse

Warehouse memiliki dimensi yang sama dengan storage yaitu 11,4 m x 8,88 m x 4,2 m dengan kapasitas sedot sebesar 33,5 m3/menit dan waktu sirkulasi adalah 10 menit. Berikut adalah jumlah exhaust fan yang disarankan utuk diruangan Warehouse.

Jumlah Exhasut Fan = Kapasitas Sedot x Waktu SirkukasiVolume Ruangan

= 11,433.5x8,88x10x4,2 = 425.174335 = 1,27 2

(53)

- Lantai Produksi

Lantai produksi memiliki dimensi 25,32 m x 25,74 m x 4,2 m dengan kapasitas sedot sebesar 33,5 m3/menit dan waktu sirkulasi adalah 10 menit. Berikut adalah jumlah exhaust fan yang disarankan utuk diruangan lantai produksi.

Jumlah Exhasut Fan = Kapasitas Sedot x Waktu SirkukasiVolume Ruangan

= 25,3233.5x25,74x10x4,2 = 2732,29335 = 8,156 9

Exhaust Fan

- Packaging

Packaging memiliki dimensi 4,5 m x 3 m x 4,2 m dengan kapasitas sedot sebesar 33,5 m3/menit dan waktu sirkulasi adalah 10 menit. Berikut adalah jumlah exhaust fan yang disarankan utuk diruangan packaging.

Jumlah Exhasut Fan = Volume Ruangan

Kapasitas Sedot x Waktu Sirkukasi

= 4,5x3x4,2 33.5x10 =

56,7

335 = 0,169 1 Exhaust Fan

5.2.7. Penentuan kapasitas AC fasilitas produksi  Office

L = 6,3 m W = 6,4 m

BTU/hr = 6,3×6,4×500=20160 BTU/hr

Karena ruangan diisi oleh lebih dari 2 orang (10 orang) secara terus menerus maka harus ditambahkan kebutuhan senilai 600 BTU/hr pada setiap penambahan maka ditambahkan 4800 BTU/hr sehingga total kebutuhan yakni

20160+4800=24960 BTU/hr

Sesuai dengan konversi nilai BTU/hr terhadap satuan PK maka didapatkan kapasitas yang dibutuhkan adalah 2 ½ PK

(54)

Untuk menjaga kelembapan yang ada pada ruangan locker maka kami menggunakan AC selain itu juga dengan terjaganya kelembapan dapat menjaga kebersihan serta aroma pada ruangan locker tersebut.

L = 5 m W = 5 m

BTU/hr = 5×5×500=12500 BTU/hr

Maka sesuai dengan konversi nilai BTU/hr terhadap satuan PK maka didapatkan kapasitas yang dibutuhkan adalah 2 PK

5.3 Perancangan Layout Departemen 5.3.1. Luasan Tiap Departemen

Untuk menentukan luasan ruangan yang dibutuhkan setiap divisi di P.T Tamiya Racing Indonesia berdasarkan kebutuhan dan juga banyaknya karyawan, maka ditentukan luas ruangan yang dibutuhkan berdasarkan buku “Data Arsitek” oleh Ernst Neufert. Berikut adalah luasan ruangan pada setiap divisi pada P.T Tamiya Racing Indonesia yaitu :

1. Departemen Produksi

Luas ruangan yang dibutuhkan pada departemen ini sebesar 7,5 x 4 meter (30 m2). Luas ruangan sebesar 30 m2 adalah untuk menampung jumlah karyawan sebanyak 10 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Divisi Produksi, 3 orang kepala bagian yaitu Kepala Bagian PPIC, AssemblY dan QC serta 5 orang staff PPIC.

2. Departemen Logistik

Luas ruangan yang dibutuhkan pada departemen ini sebesar 6,5 x 6,5 meter (42,25 m2). Luas ruangan sebesar 42,25 m2 adalah untuk menampung jumlah karyawan sebanyak 14 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Divisi Logistik , 3 orang kepala bagian yaitu Kepala Bagian Purchasing, Warehousing dan Distribution, 5 orang staff Purchasing dan 5 orang staaf distribution.

3. Departemen Teknologi Informasi

(55)

4. Departemen Finance

Luas ruangan yang dibutuhkan pada departemen ini sebesar 3x5 meter (15 m2). Luas ruangan sebesar 15 m2 adalah untuk menampung jumlah karyawan sebanyak 3 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Divisi Finance, 1 orang staff Accounting dan 1 orang staff Administrasi.

5. Departemen Pemasaran

Luas ruangan yang dibutuhkan pada departemen ini sebesar 3 x 5 meter (15 m2). Luas ruangan sebesar 15 m2 adalah untuk menampung jumlah karyawan sebanyak 3 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Divisi Pemasaran, 1 orang staff Ssales dan 1 orang staff Marketing.

6. Departemen R n D

Luas ruangan yang dibutuhkan pada departemen ini sebesar 5 x 4 meter (20m2). Luas ruangan sebesar 20 m2 adalah untuk menampung jumlah karyawan sebanyak 4 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Divisi R n D, 1 orang staff GA, 1 orang staff riset dan 1 orang staff HRD.

7. Ruang Direktur

Luas ruangan yang dibutuhkan pada ruang Direktur 3 m x 2 m = 6 m2. Ruangan ini berisi 1 orang Direktur utama.

8. Ruang Meeting

Ruang meeting digunakan untuk kegiatan rapat ataupun pertemuan penting dengan tamu atau pihak luar. Ruangan ini terdiri dari meja panjang yang dapat digunakan untuk seluruh peserta rapat, kursi, papan tulis, screen, serta LCD proyektor. Luas ruangan yang dibutuhkan pada ruang Meeting 4 m x 1,5 m = 6 m2.

5.3.2. Penentuan Luasan Fasilitas Pendukung

Luasan fasilitas pendukung pada PT. Tamiya Racing Indonesia adalah sebagai berikut :

(56)

b. Musholla merupakan tempat ibadah bagi seluruh pihak managerial, karyawan dan juga operator yang beragama islam. Di musholla terdapat tempat wudhu pria dan wanita, terdapat rak sepatu untuk meletakan alas kaki, di dalam mushola sendiri terdapat lemari untuk tempat mukena, sarung dan perlengkapan sholat lainnya. Total luasan Mushola keseluruhan adalah 3 x 5 meter (15 m2).

c. Klinik adalah ruangan yang digunakan untuk menangani cidera atau kecelakaan kecil pekerja saat melakukan pekerjaan, atau untuk menangani karyawan dan operator yang sakit. Klinik, memiliki ukuran sebesar 3x3 meter (9 m2) dimana didalamnya terdapat tempat tidur, lemari obat – obatan, dan meja petugas medis. Klinik ini dapat menjadi tempat pertolongan pertama jika ada yang membutuhkan bantuan medis .

d. Kantin merupakan tempat untuk makan siang bagi para operator dan karyawan. Kantin, memiliki ukuran sebesar 6 x 10 meter ( 60 m2). Luas ruangan tersebut sudah mecakup ruangan makan serta ruangan bagi koki perusahaan untuk memasak. Kantin terdiri dari meja panjang dengan kursi-kursi disampingnya. f. Tempat parkir didesain untuk dapat memuat kendaraan yang dibawa oleh

pekerja. Terdapat 3 area tempat parkir, dengan luasan tempat parkir kendaraan mobil dan motor masing-masing sebesar 3 x 5 meter (15m2). Dan luasan tempat parkir Truk sebesar 34,08 m2

g. Pantry merupakan ruangan yang digunakan untuk membuat minuman, biasanya yang sering berada di pantry yaitu officeboy atau karyawan yang sedang membutuhkan minuman dan makanan kecil. Ruang pantry memiliki ukuran sebesar 2 x 2 meter (2 m2).

h. Pos satpam terletak di bagian depan, dekat dengan pintu gerbang dan tempat parkir kendaraan.Pos Satpam, memiliki ukuran sebesar 1,5 x 2 meter (3 m2). i. Lobby

(57)

5.3.3. Penentuan Jumlah Lampu Tiap Departemen 1. Ruang Departemen Produksi

A (Luas Ruangan) = 7,5 m x 6 m = 45 m2 E (Kuat Penerangan) = 350 lux

Tabel 5. 25 Tabel Penerangan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan (lux) Perkantoran :

Ruang Direktur 350

Ruang kerja 350

Ruang komputer 350

Ruang rapat 300

Ruang gambar 750

Gudang arsip 150

Ruang arsip aktif. 300

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 26 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

(58)

N= E x A lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

2. Ruang Departemen Logistik

A (Luas Ruangan) = 6,5 m x 6,5 m = 42,25 m2 E (Kuat Penerangan) = 350 lux

Tabel 5. 27 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 28 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

(59)

Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

3. Ruang Departemen Teknologi Informasi

A (Luas Ruangan) = 4 m x 3 m = 12 m2 E (Kuat Penerangan) = 350 lux

Tabel 5. 29 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 30 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

(60)

Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan : yang dibutuhkan pada ruangan departemen teknologi informasiadalah sebanyak 2 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

4. Ruang Departemen Finance

A (Luas Ruangan) = 3 m x 5 m = 15 m2 E (Kuat Penerangan) = 350 lux

Tabel 5. 31 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat

CU (Faktor Penggunaan) = 0,5 LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 32 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

(61)

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 350x15

5250x0,8x0,5=¿ 2,5 lampu 3 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada ruangan departemen finance adalah sebanyak 3 buah lampu. Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

5. Ruang Departemen Marketing

A (Luas Ruangan) = 5 m x 3 m = 15 m2 E (Kuat Penerangan) = 350 lux

Tabel 5. 33 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan Lanjutan Tabel 5,33 Tabel Pencahayaan

Ruang rapat 300

Ruang gambar 750

Gudang arsip 150

Ruang arsip aktif. 300

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

(62)

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

Sumber : Katalog Lampu Philips, 2008 1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 350x15

5250x0,8x0,5=¿ 2,5 lampu 3 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada ruangan departemen marketing adalah sebanyak 3 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

6. Ruang Departemen Pengembangan

A (Luas Ruangan) = 5 m x 4 m = 20 m2 E (Kuat Penerangan) = 350 lux

Tabel 5. 35 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

(63)

Tabel 5. 36 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 350x20

5250x0,8x0,5=¿ 3,33 lampu 4 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada ruangan departemen pengembangan adalah sebanyak 4 buah lampu. Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga para pekerja akan merasa nyaman saat bekerja.

7. Ruang Direktur

A (Luas Ruangan) = 3 m x 2 = 6 m2 E (Kuat Penerangan) = 350 lux

Tabel 5. 37 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan

(64)

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 38 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

Sumber : Katalog Lampu Philips, 2008 1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 350x6

5250x0,8x0,5=¿ 1 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada ruangan Direkturadalah sebanyak 1 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga akan terasa nyaman saat bekerja.

8. Ruang Rapat

A (Luas Ruangan) = 4 x 1,5 meter = 6 m2 E (Kuat Penerangan) = 300 lux

Tabel 5. 39Tabel Pencahayaan

(65)

CU (Faktor Penggunaan) = 0,5 LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 40 tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

Sumber : Katalog Lampu Philips, 2008 1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 300x6

5250x0,8x0,5=¿ 1 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada ruangan rapatadalah sebanyak 1 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga akan terasa nyaman saat diruangan. Kuat penerangan dalam ruang rapat berbeda dengan ruangan departemen yaitu sebesar 300 lux.Hal ini dikarenakan pada ruangan rapat tidak sering digunakan sebagai tempat untuk bekerja pada keseharian para pekerja.

5.3.4. Penentuan Jumlah Lampu Fasilitas Pendukung 1. Lobby (Resepsionis) dan Koridor Gedung Office

A (Luas Ruangan) = 3 x2 = 6 m2 E (Kuat Penerangan) = 100 lux

Tabel 5. 41 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan(lux)

(66)

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 42Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL) 1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 100x6

5250x0,8x0,5=¿ 0,8 lampu 1 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada lorong gedung office dan lobby adalah sebanyak 1 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan, sehingga akan memberikan kenyamanan .

2. Klinik

A (Luas Ruangan) = 3 x 2 meter = 6 m2 E (Kuat Penerangan) = 250 lux

Tabel 5. 43 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan (lux)

Ruang rawat inap.

250

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

(67)

Tabel 5. 44 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL) 1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 250x6

5250x0,8x0,5=¿ 0,71 lampu 1 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada klinik adalah sebanyak 1 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga akan terasa nyaman saat diruangan.

3. Ruang Pantry

A (Luas Ruangan) = 2 x 2 meter = 4 m2 E (Kuat Penerangan) = 300 lux

Tabel 5. 45 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan (lux)

Dapur 300

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 46 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

(68)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 20 x 75 = 1500 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 300x6

1500x0,8x0,5=¿ 0,8 lampu 1 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada ruang pantry adalah sebanyak 1 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan tersebut sehingga akan terasa nyaman saat diruangan. Kuat penerangan dalam ruang rapat berbeda dengan ruangan departemen yaitu sebesar 250 lux.Hal ini dikarenakan pekerjaan yang dilakukan pada ruangan departemen dan pantry berbeda.

4. Toilet Pria (Dalam Gedung Office)

A (Luas Ruangan) = 1,5 x 2 meter = 3 m2 E (Kuat Penerangan) = 250 lux

Tabel 5. 47 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan (lux)

Kamar mandi 250

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

(69)

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 250x6

5250x0,8x0,5=¿ 0,35 lampu 1 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada ruang toiletadalah sebanyak 1 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan.

5. Toilet Wanita (Dalam Gedung Office)

A (Luas Ruangan) = 1,5 x 2 meter = 3 m2 E (Kuat Penerangan) = 250 lux

Tabel 5. 49 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan (lux)

Kamar mandi 250

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 50 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = 2 lampu x 35 watt (Jenis Lampu TL)

Sumber : Katalog Lampu Philips, 2008 1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

(70)

¿ 250x3

5250x0,8x0,5=¿ 0,35 lampu 1 lampu

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan banyaknya lampu yang dibutuhkan pada ruang toiletadalah sebanyak 1 buah lampu.Jumlah lampu tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan penerangan dalam ruangan.

6. Musholla

A (Luas Ruangan) = 3 x 5 meter = 15 m2 E (Kuat Penerangan) = 200 lux

Tabel 5. 51 Tabel Pencahayaan

Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan (lux)

Mesjid 200

Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001 CU (Faktor Penggunaan) = 0,5

LLF (Faktor Kehilangan Cahaya) = 0,8

Tabel 5. 52 Tabel LLF Kantor ber-AC 0,8 Industri Bersih 0,7 Industri Kotor 0,6

Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002 Lumen = lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)

1 watt = 75 lumen

Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :

N= E x A

∅lumenlampu x LLF x CU ¿ 200x15

5250x0,8x0,5=¿ 1,42 lampu 2 lampu

Gambar

Tabel 2. 1 Tabel tingkat kepentingan ARC
Tabel 2. 2 Alasan tingkat kepentingan
Gambar 2. 3 Contoh ATBD
Gambar 2. 4 Pola Aliran Garis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Estimasi parameter Regresi Logistik Ridge menggunakan metode MLE dengan iterasi Newton-Raphson yang akan digunakan untuk memaksimumkan fungsi obyektif pada

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi - Pendapatan komprehensif lain tahun berjalan - net pajak penghasilan terkait - - Laba

Konsep privasi pada taman rehabilitasi narkoba, dicapai dengan memberikan variasi ruang atau fasilitas kegiatan yang dapat mengkomodasi kegiatan yang berbeda

Lomba senam kreasi Gemu Fa Mi Re (maumere) dalam rangka GEBYAR BETTAH SDS SOEKARNO HATTA KOTABUMI ke – I Tahun 2020 akan dilaksanakan :.. Hari

Menurut Ghozali (2011), koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

PTUPT SOEDIBYO DESAIN OPTIMALISASI SISTEM BATERAI LAUT 3 PHASA BERBASIS ARTIFICIAL INTELLIGENCE UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN ENERGI BARU TERBARUKAN NASIONAL 275 Institut

Hasil Penelitian: Hasil uji pengaruh terapi healing touch terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi menunjukkan bahwa dengan analisis statistik

11 Integrated Drilling Rig Services (sub-contractor to PT. Huabei Petroleum Service) Pengadaan Jasa Jambi, Sumatera August – October 2015 Ranhill Jambi Inc. Bohai