• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KRITIS pengantar TENTANG KEBIJAKAN STANDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KRITIS pengantar TENTANG KEBIJAKAN STANDA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 1

ANALISIS KRITIS TENTANG KEBIJAKAN STANDAR PROSES

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

MAKALAH

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag

Oleh:

Muh. Hasan

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

(2)

Page | 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini tanpa ada kendala dalam penyelesaianya. Makalah yang berjudul Analisis

Kritis Tentang Kebijakan Standar Proses Pembelajaran di Sekolah ditulis

dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan Islam.

Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa melibatkan banyak pihak yang membantu penyelesaiannya. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag selaku dosen pengampu Mata Kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan Islam di Jurusan Magister Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Supervisi Program Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Teman-teman di Jurusan Magister Manajemen Pendidikan Islam kelas B yang telah banyak memberikan masukan-masukan serta dukungan yang bermanfaat dalam proses pembuatan Makalah ini.

Tiada gading yang tak retak, tiada manusia tanpa kesalahan. Tentu

Makalah masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan membantu penyusun dalam membuat Makalah berikutnya.

Kota Batu, 31 Desember 2014

(3)

Page | 3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I: PENDAHULUAN... 4

A. Latar Belakang Masalah ... 4

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Pembahasan ... 5

BAB II: PEMBAHASAN ... 6

A. Pengertian Standard, Proses & Pembelajaran ... 6

B. Karateristik Pembelajaran ... 8

C. Perencanaan, Pelaksanaan, & Penilaian Proses Pembelajaran ... 10

1. Perencanaan Pembelajaran ... 10

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 14

3. Penilaian Proses Pembelajaran ... 18

D. Pengawasan (Supervisi) Proses Pembelajaran ... 19

BAB III: KESIMPULAN ... 21

(4)

Page | 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwapendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Standar Proses2 adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam PeraturanPemerintahNomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.3

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.4

1 Lihat Depdiknas, Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Jakarta: Depdiknas, 2003), hlm. 1

2

Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Lihat Kemendikbud, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta: Kemendikbud, 2005), hlm. 2

3

Lihat Kemendikbud, Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar & Menengah (Jakarta: Kemendikbud, 2013), hlm. 1

(5)

Page | 5 Makalah ini mencoba menganalisis standar proses pembelajaran yang ada pada Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI No. 65 Tahun 2013, disandingkan dengan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk mengetahui dimana letak kelebihan dan kekurangan pada masing-masing produk hukum di atas. Diharapkan dengan adanya penulisan Makalah ini, kita bisa mengetahui secara lebih detail tentang standar minimal yang harus diberikan pada sekolah baik dasar maupun menengah.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, Penulis akan membahas:

1. Apa pengertian Standar, Proses, & Pembelajaran?

2. Bagaimana karateristik pembelajaran sesuai standar pendidikan dasar & menengah?

3. Bagaimana perencanaan, pelaksanaan, & penilaian proses pembelajaran?

4. Bagaimana pengawasan proses pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

Dalam penulisan Makalah ini, Penulis bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengertian Standar, Proses, & Pembelajaran

2. Mengetahui karateristik pembelajaran sesuai standard pendidikan dasar & menengah

3. Mengetahui perencanaan, pelaksanaan, & penilaian proses pembelajaran

(6)

Page | 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STANDAR, PROSES, & PEMBELAJARAN

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), istilah “Standar” diartikan sebagai ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Selain itu juga diartikan sebagai ukuran yang baku.5 Jadi dapat disimpulkan bahwa standar adalah sesuatu yang bisa digunakan di semua tempat. Dalam hal ini, standar yang dapat digunakan di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan proses menurut KBBI adalah runtutan perubahan peristiwa dari perkembangan sesuatu.6 Setiap sesuatu pasti mengalami perkembangan termasuk pembelajaran, sehingga yang dimaksud proses disini adalah hal-hal terkait dengan perkembangan proses pembelajaran. Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar, dalam arti sempit, pembelajaran merupakan suatu proses belajar agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar. Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman.7

Sebagaimana yang terdapat dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyebutkan bahwa, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Miarso, pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelum proses dilaksanakan serta pelaksanaannya terkendali.8

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs, pembelajaran merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar anak didik, yang dirancang, sedemikian rupa untuk mendukung terjadinya proses belajar anak didik yang bersifat internal.9

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan proses yang dilakukan oleh pendidik untuk

5 KBBI Luar Jaringan Offline 1.5.1 6 KBBI Luar Jaringan Offline 1.5.1 7

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 10

8 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia,

2011), hlm.12

(7)

Page | 7 membelajarkan peserta didik pada lingkungan belajar tertentu dan akhirnya terjadi perubahan tingkah laku. Oleh karena pembelajaran merupakan proses, tentu dalam sebuah proses terdapat komponen-komponen yang saling terkait.

Komponen-komponen pokok dalam pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, kurikulum, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.10 Hubungan antara komponen-komponen pembelajaran tersebut salah satunya akan membentuk suatu kegiatan yang bernama proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan keseluruhan kegiatan yang dirancang untuk membelajarkan peserta didik. Pada satuan pendidikan, proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.11 Di Indonesia Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah diatur dalam standar proses, yaitu Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip pembelajaran yang digunakan adalah:

1. Dari pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu; 2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar

berbasis aneka sumber belajar;

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6. Daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 7. Daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

10 Ibid, hlm. 326

11 Dedi Mulyasa, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

(8)

Page | 8 8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal

(hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; 10.Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi

keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11.Pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12.Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

13.Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik.12

Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

B. KARATERISTIK PEMBELAJARAN

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.13

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh

(9)

Page | 9 melalui aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.14

Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melaluiaktivitas“ mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).15

Berikut rincian gradasi sikap, pengetahuan, & keterampilan.

Sikap Pengetahuan keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati Menganalisis Menalar

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

Mencipta

Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Proses pembelajaran di SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang mulai memperkenalkan mata pelajaran dengan mempertahankan tematik terpadu pada IPA dan IPS. Karakteristik proses

(10)

Page | 10 pembelajaran di SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan.16

Standar Proses pada SDLB, SMPLB, dan SMALB diperuntukkan bagi tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal. Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang taksonomi tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara umum sudah dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah yakni: ranah kognitif, affektif dan psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuan pendidikan di berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.17

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan

ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

C. PERENCANAAN, PELAKSANAAN, & PENILAIAN PROSES

PEMBELAJARAN

1. Perencanaan Proses Pembelajaran

Perencanaan berasal dari kata rencana yang artinya pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.18 Maka dari itu, perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini sejalan dengan Hamzah B. Uno yang menyatakan bahwa perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna

16

Ibid, hlm. 4

17 Ibid, hlm. 5

18 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008), hlm.

(11)

Page | 11 memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.19 Perencanaan proses pembelajaran yang baik tentu akan berdampak pada proses pembelajaran yang baik pula. Oleh sebab itu, dalam penyusunan perencanaan dibutuhkan pedoman sehingga perencanaan proses pembelajaran berfungsi sebagaimana mestinya. Menurut Wina Sanjaya, perencanaan proses pembelajaran meliputi program menyusun alokasi waktu, program tahunan, program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.20

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan

skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

a. Silabus

Silabus merupakan acuanpenyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:

a) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);

b) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

c) kompetensiinti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, danketerampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;

d) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

(12)

Page | 12 e) tema (khususSD/MI/SDLB/Paket A);

f) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

g) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

h) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;

i) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

j) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.21

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun berdasarkanKD atau sub tema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Komponen RPP terdiri atas:

a) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan b) identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c) kelas/semester;

21 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan (Permendikbud) No. 65 Tahun 2013

(13)

Page | 13 d) materipokok;

e) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; f) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

g) kompetensi dasar danindikatorpencapaiankompetensi;

h) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

i) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

j) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran;

k) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

l) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

m) penilaian hasil pembelajaran.22

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a) Perbedaan individual peserta didikantara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. b) Partisipasi aktif peserta didik.

22 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan (Permendikbud) No. 65 Tahun 2013

(14)

Page | 14 c) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,

motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d) Pengembangan budaya membaca dan menulisyang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e) Pemberian umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

f) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

g) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,

sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.23

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi komponen yang sangat penting dalam mewujudkan kualitas output pendidikan. Oleh karena itu, pelaksanaan proses pembelajaran harus dilaksanakan secara tepat ideal dan prosporsional.24 Dengan demikian, guru harus mampu mengimplementasikan teori yang berkaitan dengan teori pembelajaran ke dalam realitas pembelajaran yang sebenarnya.

Menurut Roy R. Lefrancois (dikutip oleh Dimyati Mahmud), menyatakan bahwa, pelaksanaan pembelajaran adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran.25 Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran terdapat persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran baru kemudian dilanjutkan dengan

23 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan (Permendikbud) No. 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses Pendidikan Dasar & Menengah

24 M. Saekhan Munchit, Pembelajaran Konstekstual (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008),

hlm.109

(15)

Page | 15 pelaksanaan pembelajaran. Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran tersebut diantaranya meliputi:

a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1) Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran a) SD/MI : 35 menit

b) SMP/MTs : 40 menit c) SMA/MA : 45 menit d) SMK/MAK : 45 menit 2) Buku Teks Pelajaran

Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

3) Pengelolaan Kelas

a) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran. b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran

harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

c) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.

e) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap

respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

g) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.

h) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

(16)

Page | 16 j) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai

dengan waktu yang dijadwalkan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b) memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;

c) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

d) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai; dan

e) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/ataupembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

a) Sikap

(17)

Page | 17 pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.

b) Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

c) Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topic dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning)dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

(18)

Page | 18 b) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; c) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,

baik tugas individual maupun kelompok; dan

d) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

3. Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.26 Dalam proses pembelajaran, penilaian memegang peranan yang penting salah satunya untuk mengetahui tercapai tidaknya proses pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Gronlund (dikutip oleh Zainal Arifin), bahwa penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interprestasi informasi atau data untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran.27 Penilaian pada dasarnya dilakukan untuk memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu.28 Oleh karena itu, penilaian hasil belajar mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

1. Alat untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu.

2. Alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran. 3. Alat untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK)

4. Alat untuk keperluan pengembangan dan perbaikan.29

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 bahwa penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan

26 Nana Sudjana, Penilaian Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),

hlm. 3

27

Zainal Arifin, Op, cit, hlm. 4

28 Nana Sudjana, Op, cit, hlm. 3

29 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja

(19)

Page | 19 penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakansebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.30

D. Pengawasan (Supervisi) Proses Pembelajaran

Pengawasan (Supervisi) proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.

1. Prinsip Pengawasan

Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna

peningkatan mutu secara berkelanjutan dan menetapkan peringkat akreditasi. 2. Sistem dan Entitas Pengawasan

Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.

a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.

b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi akademik dan supervisi manajerial.

Pengawasan yang dilakukan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan diwujudkan dalam bentuk Evaluasi Diri Sekolah.

3. Proses Pengawasan a. Pemantauan

Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

30 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan (Permendikbud) No. 65 Tahun 2013

(20)

Page | 20 Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.

b. Supervisi

Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.

c. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.

d. TindakLanjut

Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:

1) Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan

kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan

2) Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.31

Disinilah yang membedakan peraturan yang lama PP No. 19 tahun 2005 dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 yaitu adanya fungsi supervise sebagai pengawas jalannya proses kebijakan pembelajaran di sekolah-sekolah maupun madrasah, sehingga diharapkan akan lebih mengoptimalkan pencapaian standard proses tersebut.

31

(21)

Page | 21

BAB III

KESIMPULAN

Setelah melakukan kajian di berbagai literature dalam pembahasan Makalah di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

A. Standard proses pembelajaran adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

B. Karateristik pembelajaran harus disesuaikan dengan jenjangnya masing-masing. Setiap jenjang memiliki standard sendiri-sendiri.

C. Proses pembelajaran terbagi dalam tiga bagian, yaitu:

1. Perencanaan pembelajaran dimulai dengan menyusun silabus & Rencana Proses Pembelajaran (RPP);

2. Pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, & kegiatan penutup yang harus sesuai dengan proporsinya masing-masing; dan

3. Penilaian pembelajaran yang meliputi kegiatan menilai hasil belajar siswa dalam jangka waktu tertentu

(22)

Page | 22

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Siregar, Evaline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:

Ghalia Indonesia

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta Mulyasa, Dedi. 2012. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran Jakarta: Kencana

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muhcit, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Konstekstual. Semarang: RaSAIL Media Group

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Depdiknas. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Kemendiknas. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemendikbu

Kemendikbud. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar & Menengah. Jakarta: Kemendikbud

Lampiran PP No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar & Menengah

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu

Menurut Onong (2008:2) “Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pembelajaran, pengunaan media, pendekatan metode pembelajaran, dan penilaian dalam

Adapun proyeksi yang dilakukan guru diantaranya adalah proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode, serta penilaian pembelajaran dalam

Perencanaan pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, serta

Perencanaan pembelajaran adalah proses penyesuaian materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi

Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan

Perencanaan Pembelajaran menurut Abdul Majid (2005: 17) diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode

Perencanaan pembelajran sebagai realitas; Pendapat Majid tentang perencanaan pembelajaran dapat disintesakan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,