• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Dengan Menggunakan Metode Tariqah al Intiqaiyyah Pada Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Agama Islam Di Universitas Muhammadiyah Pontianak Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Dengan Menggunakan Metode Tariqah al Intiqaiyyah Pada Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Agama Islam Di Universitas Muhammadiyah Pontianak Tahun 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

35 Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Dengan Menggunakan Metode Tariqah al Intiqaiyyah Pada Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Agama Islam Di Universitas Muhammadiyah Pontianak

Tahun 2015

Oleh Eli, S.Ag, M.Pd.I Dosen Fakultas Agama Islam

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab Dalam upaya Mengatasi Kesulitan belajar Dengan Menggunakan Metode Tariqah al Intiqaiyyah Pada Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Agama Islam Di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: 1) Pelaksanaan pembelajaran bahasa arab dengan mengunakan metode thariqah al intiqa’iyah adalah sebagaimana metode yang lain yaitu diawali dengan persiapan dari mulai penyusunan RPP, menetapkan materi yang akan disampaikan dan pelaksanaan. Dalam pelaksanaannya, materi disampaikan dengan menggabungkan berbagai metode disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga mahasiswa tidak merasa jenuh dan bosan bahkan mereka merasa hilang rasa malunya ketika diminta maju kedepan mendemonstrasikan materi tersebut. 2) Faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode thariqah al intiqa’iyah adalah ; pertama adalah tidak ada buku yang pasti baik untuk dosen maupun untuk mahasiswa. Kedua; adalah masih ada mahasiswa yang belum lancar membaca bahasa arab. Ketiga; mahasiswa masih kesulitan menulis tulisan arab.

(2)

36 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama. Sungguh sangat ironis dan menyedihkan, sekolah-sekolah dinegeri ini, bahasa Arab tersisihkan oleh bahasa-bahasa lain, padahal mayoritas penduduk negeri ini adalah beragama Islam, sehingga keadaan kaum muslimin dinegeri ini jauh dari tuntunan Allah ta’ala dan Rasul-Nya.

Pembelajaran bahasa arab bagi orang-orang luar arab, diperlikan metode dan strategi yang tepat yang dapat mempermudah bagi peserta didik dalam memahami dan menguasai bahasa arab. Oleh karena itu para pengajar bahasa arab wajib menguasai berbagai macam metode dan strategi pembelajaran bahasa arab dengan baik.

Melihat hal tersebut, maka peneliti mencoba melakukan penelitian tentang penggunaan metode tariqah al intiqaiyyah dalam proses pembelajaran bahasa arab pada mahasiswa semester I Program Studi PAI Unmuh. Pontianak.

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab Dalam upaya Mengatasi Kesulitan belajar Dengan Menggunakan Metode Tariqah al Intiqaiyyah Pada Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Agama Islam Di

Universitas Muhammadiyah Pontianak?”. Adapun pertanyan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan metode tariqah al intiqaiyyah dalam proses pembelajaran bahasa arab pada mahasiswa semester I Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak terhadap bahasa arab?.

2. Faktor apa yang yang menghambat dalam pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode tariqah al intiqaiyyah pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak?.

Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi sekaligus mendiskrifsikan tentang Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab Dalam upaya Mengatasi Kesulitan belajar Dengan Menggunakan Metode Tariqah al Intiqaiyyah Pada Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Agama Islam Di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Pelaksanaan metode tariqah al intiqaiyyah dalam proses pembelajaran bahasa arab pada mahasiswa semester I Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak terhadap bahasa arab?.

(3)

37 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab

Ibnu khaldun berkata, “Sesungguhnya Pembelajaran itu merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kecermatan karena ia sama halnya dengan pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan professional.” Penerapan metode Pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien sebagai media pengantar materi Pembelajaran bila penerapannya tanpa didasari dengan pengetahuan yang memadai tentang metode itu. Sehingga metode bisa saja akan menjadi penghambat jalannya proses Pembelajaran, bukan komponen yang menunjang pencapaian tujuan, jika tidak tepat aplikasinya. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami dengan baik dan benar tentang karakteristik suatu metode. Secara sederhana, metode Pembelajaran bahasa Arab dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: pertama, metode tradisional/klasikal dan kedua, metode modern.

Metode Pembelajaran bahasa Arab tradisional adalah metode Pembelajaran bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek gramatika/sintaksis (Qowaid nahwu), morfem/morfologi (Qowaid as-sharf) ataupun sastra (adab). Metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk tujuan tersebut adalah Metode qowaid dan tarjamah. Metode tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang

pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafiah masih menerapkan metode tersebut. Hal ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: Pertama, tujuan Pembelajaran bahasa arab tampaknya pada aspek budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu sharaf. Kedua kemampuan ilmu nahwu dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat untuk memahami teks/kata bahasa Arab klasik yang tidak memakai harakat, dan tanda baca lainnya. Ketiga, bidang tersebut merupakan tradisi turun temurun, sehingga kemampuan di bidang itu memberikan “rasa percaya diri (gengsi) tersendiri di kalangan mereka”.

Metode Pembelajaran bahasa Arab modern adalah metode Pembelajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. Metode yang lazim digunakan dalam Pembelajarannya adalah metode langsung (tariiqah al - mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar bahasa.

1. Metode eklektik (tariqah

al-intiqaiyyah)

(4)

38 Metode Elektic dapat

diartikan metode campuran, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan). Teknik Metode Eklektik dapat dilakukan dengan cara menyajikan bahan pelajaran asing di depan kelas dengan melalui bermacam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya; metode Direct dan metode Grammar-Translation bahkan dengan metode reading sekaligus sekaligus dipakai/ diterapkan dalam suatu kondisi mengajar.

Oleh karena itu metode ini merupakan campuran dari unsur-unsur yang terdapat dalam metode Direct dan metode Grammar-Translation, proses pengajaran lebih banyak ditekankan pada kemahiran bercakap-cakap, menulis membaca dan memahami pengertian-pengertian tertentu. Melalui metode ini siswa dapat diberi latihan misalnya: latihan bercakap-cakap dalam bahasa asing yang dapat dilakukan dengan individu atau perkelompok diantara siswa atau guru dengan siswa. Tema percakapan tersebut tidak ditentukan secara ketat, siswa bebas bercakap-cakap dalam bahasa asing, sesuai dengan perbendaharaan kata- kata yang mereka kuasai.

Dalam prakteknya metode Eklektik ini dapat diterapkan dalam situasi pengajaran didepan kelas, dengan persiapan yang baik dan dan kesungguhan dalam memperaktikkan metode ini. Metode ini diharapkan akan membuat kegiatan ini memacu motivasi para pelajar dalam belajar bahasa arab.

2. Sejarah Lahirnya Metode Eklektik Metode eklektik ini lahir berawal dari ketidakpuasan terhadap metode lain atau metode sebelumnya, tapi pada waktu yang sama metode itu terjebak dalam kelemahan yang dahulu menjadi penyebab lahirnya metode yang dikritiknya.

Metode-metode datang silih berganti dengan kekuatan dan kelemahan yang silih berganti pula.

Pada sisi lain pengajaran bahasa asing pasti menghadapi kondisi objektif yang berbeda-beda antara satu negri dengan negri yang lain, antara satu lembaga dengan lembaga yang lain, antara satu kurun waktu dengan kurun waktu yang lain, kondisi objektif itu meliputi tujuan pengajaran, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana prasarana dan lain sebagainya.

Berdasarkan kenyataan diatas, muncullah metode eklektik, yang mengandung arti pemilihan dan penggabungan. Di dalam bahasa arab metode ini disebut dengan beberapa

metode

ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا

,

ﺔﻴﻘﻴﻓﻮﺘﻟا

ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا

,

ةرﺎﺘﺨﳌا ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا

ﺔﺟودﺰﳌا

,

ﺔﻴﺋﺎﻘﺘﻧﻻاﺔﻘﻳﺮﻄﻟا

dan sebagainya. Munculnya metode Eklektik ini merupakan kreativitas para pengajar bahasa asing untuk untuk mengefektifkan proses belajar mengajar bahasa asing. Metode ini juga memberi kebebasan kepada mereka untuk menciptakan variasi metode.

b. Konsep Dasar Metode Eklektik

Datangnya metode eklektik ini sebagai respon atas ketiga metode-metode sebelumnya. Dan konsep dasar metode ini adalah:

1. Setiap metode mempunyai kelebihan

dalam pengajaran yang dimanfa’atkan dalam pengajaran bahasa asing.

2. Tidak ada metode yang sempurna atau

tidak ada metode yang salah, tetapi semuanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari metode tersebut, Kelebihan itu bisa dimanfaatkan untuk mengefektifkan pengajaran.

3. Setiap metode memiliki latar belakang,

(5)

39 metode sebelumnya. Jika metode-metode

terebut digabungkan maka akan menjadi sebuah kolaborasi yang saling menyempurnakan.

4. Tidak ada suatu metode yang sesuai

dengan semua tujuan, semua murid, semua guru dan semua program pengajaran bahasa asing.

5. Yang terpenting dalam pengajaran

adalah memberi perhatian kepada para pelajar dan kebutuhanya, bukan memenuhi suatu metode.

5. Setiap guru mempunyai kebebasan

untuk menggunakan langkah-langkah atau rteknik-teknik dalam menggunakan metode pengajaran yang sesuai engan kebutuhan para pelajarnya dan sesuai dengan kemampuanya.

c. Langkah-Langkah Penggunaan

Metode Eklektik

Langkah yang bisa digunakan untuk menggunakan metode ini fleksibel. Misalnya langkah yang ditempuh adalah: 1. Pendahuluan, sebagaimana

metode-metode lain.

2. . Memberikan materi berupa dialog-dialog pendek yang rilek, dengan tema kegiatan sehari-hari secara berulang-ulang. Materi ini mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-dramatisasi atau gambar-gambar.

3. Para pelajar diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog tersebut, lalu menirukan diaog-dialog yang disajikan sampai lancar.

4. Para pelajar dibimbing menerapkan dialog-dialog itu dengan teman-teman secara bergiliran.

5. Setelah lancar menerapkan dialog-dialog yang telah dipelajari, maka diberi teks bacaan yang temanya berkaitan dengan dialog-dialog tadi. Selanjutnya guru memberi contoh cara membaca

yang baik dan benar, diikuti oleh para pelajar secara berulang-ulang.

6. Jika terdapat kosa kata yang sulit, guru memakainya, mula-mula dengan isyarat, atau gerakan, atau gambar, atau lainya. Jika tidak mungkin dengan inii semua, guru menerjemahkan kedalam bahas populer.

7. Guru mengenalkan beberapa struktur yang penting dalam teks bacaan, lalu membahas secukupnya.

8. Guru menyuruh para pelajar menelaah bacaan. Lalu mendiskusikan isinya. 9. Sebagai penutup, jika diperlukan,

evaluasi akhir berupa pertanyaan-pertanyaan tentang isi bacaan yang telah dibahas. Pelaksanaan bisa saja individual atau kelompok, sesuai dengan situasi dan kondisi. Jika memungkinkan karena waktu maka misalnya, guru dapat menyajikanya berupa tugas yang harus dikerjakan di rumah masing-massing.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian pada dasarnya cara yang digunakan untuk meneliti suatu kejadian, peristiwa-peristiwa alam, gejala-gejala sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya.

(6)

40 yang digunakan untuk mencapai suatu

tujuan.

Selanjutnya Hadari Nawawi (1992 : 61) menyebutkan pula bahwa, memilih pendekatan hendaklah tepat, agar dapat digunakan untuk mengadakan penelitian yang cermat dan objektif dengan tujuan sebagai berikut :

a. Menghindari cara pemecahan masalah dan cara berfikir yang spekulatif dalam mencari kebenaran ilmu terutama dalam bidang ilmu sosial yang verbal, sangat mempengaruhi sikap subyektifitas manusia yang mengungkapkannya. b. Menghindari cara pemecahan masalah dan cara bekerja yang bersifat triall and error sebagai cara yang sangat dibutuhkan dalam kebidupan modern.

c. Meningkatkan sikap obyektifitas dalam menggali kebenaran pengetahuan, yang tidak saja penting artinya secara teoritis, tetapi juga sangat besar pengaruhnya terhadap kegunaan praktis hasil penelitian didalam kehidupan manusia.

d. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriftif, yaitu mengungkapkan masalah berdasarkan fakta-fakta yang nyata dan aktual sebagaimana apa adanya. Sehubungan dengan itu Hadari Nawawi (1992 : 63) menyatakan bahwa “metode deskriftif dapat diartikan sebagaimana prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain)”.

Jadi pendekatan deskriftif yang dimaksud adalah suatu cara untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan bagaimana upaya

pembinaan agama Islam dalam merehabilitasi pengguna narkoba di Wisma Sirih Pontianak.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang objektif diperlukan teknik yang tepat sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini nantinya menggunakan pendekatan kualitatif,maka peneliti mengunakan teknik antara lain:

a. Observasi Langsung

Hadari Nawawi (1995; 94) mengatakan “Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang nampak dari objek penelitian “.

Dengan teknik tersebut peneliti langsung terjun kelapangan melihat secara langsung bagaimana pelaksanaan upaya pembinaan agama islam dalam rehabilitasi pengguna narkoba diwisma sirih Pontianak. Adapun alat yang digunakan peneliti adalah catatan kecil hasil observasi (note book) yang nantinya akan dipadukan dengan kamera sebagai bahan penguat.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam menurut Hadari Nawawi (1995; 111) adalah “usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dalam teknik ini adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship) antara sipencari informasi dengan sumber informasi.

(7)

41 melaksanakannya, apakah sebara individu

atau kelompok. Dalam hal ini pemeliti mewawancarai pembina wisma sirih dan pengurus lainnya.

Adapun alat penelitian yang digunakan berupa daftar pertanyaan atau pedoman wawancara. Dengan demikian peneliti membawa perlengkapan berupa Type recorder, daftar pertanyaan dan note book untuk mencatat isi pokok dari wawancara yang dilakukan.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi menurut Hadari Nawawi (1995; 94) yaitu “Suatu cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa peninggalan arsif dan juga buku-buku tentang pendapat, histeories dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembinaan agama islam dalam rehabilitasi pengguna narkoba diwisma sirih pontianak serta bagaimana mereka melaksanakannya yang mungkin sudah tertulis dalam bentuk buku. Adapun penerapan teknik dokumentasi ini dilakukan peneliti di wisma sirih pontianak atau tempat penyimpanan dokumen-dokumen atau arsip-arsip tersebut, selanjutnya peneliti memoto copynya.

2. Teknik Analisa Data

Adapun menurut Pantton Lexy J Moloeng dalam Lika Kirana (2005; 19) yang dimaksud dengan analisis data yaitu “proses pengaturan urutan data, mengorganisasaikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian data”.

Adapun analisa data yang peneliti lakukan yaitu diawali dengan sebuah perencanaan dalam pengumpulan dari hasil penelitian yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, untuk tahap selanjutnya data tersebut disajikan dan ditarik kesimpulan.

Adapun data dalam penelitian kualitatif berlangsung bersamaan dengan proses pengumpulan data dan melalui tiga tahap yang dilaksanakan secara berurutan dan berkesinambungan. Menurut Miles dan Guberman dalam Harun Rasyid (2000), bahwa agar analisis data itu dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transpormasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.

2) Penyajian data (display data) sebagai seperangkat informasi yang terorganisir dan memungkinkan dilakukan penarikan kesimpulan dalam penyajian data biasanya dilakukan dengan cara membuat ringkasan-ringkasan, sinopsis-sinopsis, matrik-matrik, grafik dan sebagainya.

3) Penarikan kesimpulan (Verifikasi) diartikan sebagai penarikan dari data yang ditampilkan dengan melibatkan pemahaman peneliti. Adapun cara dalam penarikan kesimpulan ini diantaranya mempergunakan perbandingan secara luas dan khusus, pencatatan pola-pola dan tema pengelompokan, triangulasi pencarian kasus-kasus negatif, tindak lanjut terhadap hal-hal diluar dugaan serta pemeriksa hasil-hasil dengan responden-responden

4. Teknik pemeriksaan keabsahan data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik untuk pemeriksaan keabsahan data yaitu : Triangulasi, Pengamatan terus menerus, dan Memperpanjang masa observasi (Harun Rasyid 1999; 25).

(8)

42 kepada sumber data. Hal ini dilakukan

untuk melihat dengan lebih tajam hubungan antara berbagai data dan untuk mencegah kesalahan dalam analisa data. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan triangulasi yaitu dengan mengecek kebenaran data yang diperoleh dan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, selain subjek penelitian.

Selain dengan metode triangulasi peneliti juga akan melakukan pengamatan secara terus menerus. Menurut Harun Rasyid (1999; 25) menjelaskan bahwa pengamatan terus menerus merupakan pengamatan sekitar memberikan makna yang mendalam terhadap focus penelitian. Oleh sebab itu pengamatan terus menerus dirasa perlu karena dengannya akan ditemukan perubahan-perubahan sikap dan prilaku yang lain dari sebelumnya.

Pengamatan terus menerus juga dilakukan untuk kecermatan data, terinci dan mendalam guna mendapatkan keabsahan data. Kemudian terakhir peneliti melakukan perpanjangan observasi untuk melengkapi data-data yang peneliti perlukan dalam penelitian ini, hal ini disebabkan keterbatasan waktu dalm proses pencarian data. Oleh sebab itu diperlukan perpanjangan waktu agar nantinya data yang didapat lebih lengkap sesuai dengan kepentingan peneliti.

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

A. Gambaran mum Lokasi Penelitian Fakultas Agama Islam yang berada di bawah naungan Universitas Muhammadiyah Pontianak berdiri pada tahun 1991 melalui Mentri Agama dengan Surat Keputusan No 125 tanggal 2Juli tahun1991 memberikan status terdaftar bagi fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak yang pada saat

itu masih bernama Fakultas Tarbiyah dengan Jurusan Pendidikan Agama Islam. Perpanjangan izin penyelenggaraan terus berjalan hingga sekarang sehingga sampai saat ini Program Studi Pendidikan Agama Islam niversitas Muhammadiyah sudah terakreditasi duakali berturut-turun dengan akreditasi B.

B. Hasil Penelitian

Hasil perolehan data yang didapat dari pelaksanaan pembelajaran bahasa arab yang peneliti laksanakan dari mulai awal masuk semesterr I hingga menjelang ujian akhir semester ganjil adalah sesuai sebagaimana yang telah peneliti rencanakan baik materi maupun pelaksanaan pembelajarannya. Oleh karena itu maka peneliti merasa perlu untuk memaparkan kegiatan tersebut secara rinci sebagai berikut:

Pertama; Sebagaimana biasanya setiap akan melaksanakan kegiatan pembelajaran pasti mempersiapkan segalanya. Begitu pula dengan kegiatan ini, peneliti mengawalinya dengan mempersiapkan Satuan Acuan Pembelajaran (SAP) yang sudah disusun sebelumnya. Dalam SAP ini sudah disusun sedemikian rupa apa yang ingin dicapai pada setiap pertemuan, apa yang akan dilakukan baik oleh dosen maupun mahasiswa, metode dan strategi apa yang akan digunakan oleh dosen serta bagaimana evaluasinya. Hal ini dilakukan setiap kali pertemuan.

(9)

43

Kedua; adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan ini peneliti berusah semaksimal mungkin melaksanakan sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam satuan acuan pembelajaran dari awal sampai akhir yang meliputi:

1. Kegiatan awal yang meliputi salam pembuka, peta konsep, menyampaikan tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan appersepsi.

2. Kegiatan inti yaitu menyampaikan materi yang telah dipersiapkan dengan metode dan strategi yang telah direncanakan dengan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. 3. Kegiatan akhir yang meliputi;

kesimpulan, evaluasi, umpan balik, tindak lanjut, motivasi akhir dan salam penutup.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan penerapan metode intiqa’iyah adalah: 1. Pendahuluan, sebagaimana

metode-metode lain.

2. Memberikan materi berupa macam-macam pola jumlah ismiyah dan fi’liyah dengan kalimat sederhana dalam kehidupan sehari-hari, isim maushul dan contoh-contohnya, huruuful istifham dan contoh-contohnya, amal kana dan akhwatnya, amali inna dan akhwatnya, fi’il madli dan mudlori’ serta tashrifannya, dan yang lainnya. Semua tema tersebut disampaikan dengan rilek sehingga mahasiswa yang baru pertama kali belajar bahasa arab tidak merasa tegang, dengan contoh- contoh kalimat dalam kehidupan sehari-hari secara berulang-ulang. Materi ini mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-dramatisasi atau gambar-gambar dan tulisan.

3. Para mahasiswa diarahkan untuk disiplin menyimak materi tersebut, lalu

menirukan contoh kalimat yang disajikan sampai lancar.

4. Para mahasiswa dibimbing menerapkan pola kalimat dalam contoh lain dengan pola yang sama.

5. M ahasiswa dibimbing untuk mentashrif berbagai macam fi’il madli dan mudlori’ 6. Setelah lancar menerapkan pola yang

telah dipelajari, maka mereka diminta untuk membuat pola kalimat sesuai dengan materi pada pertemuan tersebut dengan tema diri mereka masing-masing atau pekerjaan sehari-hari yang rutin

7. Jika terdapat kosa kata yang sulit, dosen memakainya, mula-mula dengan isyarat, atau gerakan, atau gambar, atau lainya. Jika tidak mungkin dengan ini semua, dosen menerjemahkan kedalam bahas populer.

8. Peneliti mengenalkan beberapa struktur yang penting dalam contoh-contoh kalimat, lalu membahas secukupnya. 9. Peneliti menyuruh para mahasiswa

menelaah materi lalu mendiskusikan isinya.

10.Sebagai penutup, jika diperlukan, evaluasi akhir berupa pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang telah dibahas. Pelaksanaan bisa saja lisan maupun tulisan, sesuai dengan situasi dan kondisi. Jika memungkinkan karena waktu maka misalnya, peneliti dapat menyajikanya berupa tugas yang harus dikerjakan di rumah masing-massing.

(10)

44 Lain halnya dengan pendapat salah

seorang mahasiswi, ia mengatakan bahwaia merasa takut kalau mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan atau mendemonstrasikan suatu dialog, karena ia merasa bahwa ia belum bisa membaca tulisan arab dengan baik, ia takut dimarahi dosen karena bacaannya masih terbata-bata. Nnnnnnamun secara umum mahasiswa lebih menyukai pembelajaran dengan menggunakan metode ini karena mereka lebih terpacu lagi sehingga mereka lebih mempersiapkan diri baik secara mental maupun materi dengan cara lebih banyak membaca atau mengulang materi yang sudah dibahas baik dirumah maupun di kelas dengan cara mendiskusikannya dengan teman.

Adapun yang menjadi faktor dalam kegiatan proses pembelajaran dengan mengunakan metode toriqah al intiqa’iyah ini secara umum adalah yang datang dari para mahasiswa itu sendiri yaitu mereka menganggap mata kuliah bahasa arab itu dijadikan sebagai beban sehingga ketika proses pembelajaran sedang berlangsung mereka masih banyak tegang dan takut kalau disuruh maju kedepan untuk mendemonstrasikan atau untuk memberikan contoh kalimat dengan ditulis di papan tulis.

Selain itu yang menjadi faktor adalah sarana pembelajaran yang kurang memadai khususnya buku pegangan yang khusus baik untuk dosen maupun untuk mahasiswa, sehingga mahasiswa hanya mengandalkan dari penjelasan yang dijelaskan dosen dan contoh-contoh pola kalimat yang ditulis dosen di papan tulis.

A. Pembahasan

Pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode thariqah intiqa’iyah pada dasarnya sama dengan metode yang lainnya, namun metode ini kelebihannya adalah gado-gado, sehingga proses

pembelajaran tidak membosankan bagi peserta didik. Contonhya seperti dalam menyampaikan ilmu sharaf tentang tashrif dan qiyas fi’il (perubahan kata kerja). Dalam satu buah kata kerja bisa disampaikan dengan beberapa cara diantaranga dengan ceramah, demonstrasi, penugasan, kitabah dan sebagainya. Contoh Tashrif Fi’il:

ﺪﮭﺘﺟا

Contoh qiyas fi’il madhi:

ﺪﮭﺘﺟا

Contoh qiyas fi’il mudlori’:

ﺪﮭﺘﺠﯾ

menyampaikannya adalah dengan cara menjelaskan kaidah-kaidahnya kemudian menghafalkannya sampai benar-benar hafal, kemudian mengganti dengan kata kerja yang lain. Jika ia sudah bisa mentashrif atau mengkias kata kerja yang lain, baru bisa dikatakan bahwa ia sudah bisa dan faham dalam mentashrif dan qiyas kata kerja.

(11)

45 maupun jumlah fi’liyah dengan berbagai

macam pola, tentu akan lebih cocok dengan menggunakan metode pembelajaran yang pariatif khususnya thariqah intiqa’iyah. Karena dalam mempelajari pola kalimat ini sangat memerlukan latihan baik secara tertulis maupun secara lisan. Sebab belum tentu mahasiswa yang bisa secara lisan, akan bisa jika diminta untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Biasanya dalam materi ini setelah dosen menjelaskan materi pembelajaran itu mahasiswa diminta memperaktekannya baik dalam bentuk dialog maupun kalimat secara lisan maupun tulisan. Adapun kalimat atau dialog tersebut harus tentang yang telah mereka lakukan pada hari itu baik dirumah maupun di luar rumah.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil dari paparan data yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penelitian inidapat disimpulkan secara umum bahwa pembelajaran bahasa arab pada semester I mahasiswa fakultas agama islam universitas muhammadiyah pontianak dengan menggunakan metode thariqah intiqa’iyah lebih epektif bila dibandingkan dengan menggunakan metode yang lain. Nnnam lebih jelasnya Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran bahasa arab dengan mengunakan metode thariqah al intiqa’iyah adalah sebagaimana metode yang lain yaitu diawali dengan persiapan dari mulai penyusunan RPP, menetapkan materi yang akan

disampaikan dan pelaksanaan. Dalam pelaksanaannya, materi disampaikan dengan menggabungkan berbagai metode disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga mahasiswa tidak merasa jenuh dan bosan bahkan mereka merasa hilang rasa malunya ketika diminta maju kedepan mendemonstrasikan materi tersebut.

2. Faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode thariqah al intiqa’iyah adalah ; pertama adalah tidak ada buku yang pasti baik untuk dosen maupun untuk mahasiswa. Kedua; adalah masih ada mahasiswa yang belum lancar membaca bahasa arab. Ketiga; mahasiswa masih kesulitan menulis tulisan arab.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan di atasa maka peneliti menyarankan kepada :

1. Kaur perpustakaan supaya menyediakan buku bahasa arab khusus untuk program studi Pendidikan Agama Islam.

2. Pengampu mata kuliah supaya benar-benar menguasai metode dan dtrategi pembelajaran, agar proses pembelajaran berjalan dengan menyenangkan sehingga mahasiswa tidak merasa matakuliah bahasa arab itu menjadi beban.

(12)

46 DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman An Nahlawi. (1995).

Pendidikan Islam di Rumah. Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : gema insani press

Acep Hermawan, (2011). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab

.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ahmad Fuad Efendy. (2005) Metodologi Pengajaran Bahasa Ara.

Malang, Misykat.

Ahmad Izzan. (2009) Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.

Bandung, Humaniora.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Baai Pustaka

Dadang Hawari. (1995), Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan jiwa. Yokyakarta : PT . Dana Bhakti Prima Yasa Disalin dari Majalah As-Sunnah edisi 02/IX/1426H, Rubrik Baituna,

Hadari Nawawi. (1992). Metode Peneliian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama.STAIN Pontianak

Muhammad Ali. (1999).Statistik Pendidikan. Jakarta : Balai Pustaka.

Muhammad ‘Ali Al-Khouli. 1989. Asalibu Tadrisi Al-Lughotil ‘Arobiyyah.

Riyadl, Darul Ulum.

Moekiyat. (1986). Kamus Administrasi Kepegawaiaan Indonesia.

Bandung : Mandor Maju

Khalid bin Hamid Al Hazimi, Al Atsaru At Tarbawiyah Li Dirasati Al Lughah Al ‘Arabiyyah Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah. Majalah jami’ah Islamiyyah, edisi 125 Th. 1424 H

Winarno Surachmad.(1985). Metodelogi Penelitian Bidang Sosial. Jakarta : Ghalia Indonesia

Wa Muna. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.

Yogyakarta, Teras.

Zakiah Drajat. (1996). Metodelogi Pengajaran Agama Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan mengenai pengobatan tradisional diperoleh dari warisan leluhur, sehingga pengetahuan tersebut menjadi budaya turun temurun dalam satu keluarga. Hasil

a) Pembesian pada rib dan pelat cukup dengan pembesian minimum. b) Ketahanan terhadap differential settlement yang tinggi karena bekerjanya tegangan akibat beban sudah merata

Peran aktif guru diperlukan dan dibutuhkan, bila guru diartikan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan suatu sistem informasi penjualan rumah berbasis web sehingga dapat dilakukan penjualan rumah disertai dengan informasi

menyebabkan siswa kurang mengerti komponen yang terdapat pada scooter.Untuk mengetahui bentuk komponen scooter , siswa hanya dapat melihat bentuk komponen dalam

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh perbedaan kandungan natrium di dalam tanah dan jaringan daun akibat aplikasi Sipramin pada

Modul yang digunakan untuk peserta didik juga harus bermutu dan bermanfaat seperti pada modul berbasis modern yakni menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis

Jika dibandingkan dengan hasil pengujian permeabilitas yang telah dilakukan di lapangan dengan parameter jenis tanah lempung, maka tanah yang berada di daerah