• Tidak ada hasil yang ditemukan

SERANGAN UMUM 16 AGUSTUS 1947 sebagai mu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SERANGAN UMUM 16 AGUSTUS 1947 sebagai mu"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERISTIWA SEKITAR SERANGAN UMUM 16 AGUSTUS 1947 PAMEKASAN

Oleh Usaifatul Hasanah

Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang

EMAIL: usaifatulh@gmailcom

ABSTRACT: Independence is the right of all nations. That wa fire up the fighting spirit of the people of Madura in maintaining the area in the Dutch Military Aggression I. Attacks are common because of all the people of the Netherlands refused to return occupied Indonesia. Defense attacks come from all classes. The group is the Indonesian military, army Hezbollah, Lasykar Sabilillah, and other volunteers. Attack goal is to get the rights to freedom and ownership rights over the land-water.

Keyword: Independence, Attack, Agression, Hizbullah, Sabilillah

ABSTRAK: Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. hal itu yang membangkitkan semangat juang rakyat Madura dalam mempertahankan wilayah dalam Agresi Militer Belanda I. Serangan umum terjadi karena seluruh rakyat menolak Belanda untuk kembali menduduki Indonesia. Serangan pertahanan datang dari seluruh golongan. Golongan tersebut adalah militer RI, lasykar Hizbullah, Lasykar Sabilillah, dan para relawan yang lain. Tujuan penyerangan hanyalah mendapatkan hak kebebasan dan hak kepemilikan atas tanah-air.

Keyword:Kemerdekaan, Serangan, Agresi, Hizbullah, Sabilillah

Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, oleh karena itu penjajahan

diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan

peri keadilan...” cuplikan pembukaan diatas akan menggambaran bagaimana

masyarakat Madura khususnya Pamekasan begitu memaknai bagaimana

kemerdekaan yang merupakan hak segala bangsa begitu sulit untuk didapatkan

sehingga untuk mempertahankan juga dirasa sangat perlu. Masyarakat Pamekasan

kemudian bergabung menjadi satu dan turut serta dalam melawan penjajahan

dibumi Madura. Artikel ini berujudul Serangan Umum dikarenakan yang terjadi

memanglah demikian. Serangan yang dilakukan bukan hanya oleh para milter

(2)

lasykar yang tidak begitu mengerti bagaimana cara memgang senjata api dengan

baik. akan tetapi dikarenakan dengan semangat juangnya yang begitu tinggi,

mereka dapat mempertahanan kemerdekaan dan kemudian dapat dipetik

kebebasannya oleh anak cucu yaitu generasi kita sendiri.

PENDAHULUAN

Munculnya sebuah penemuan baru yang bernama kompas, telah

mngalihkan fokus dunia kearah pelayaran samudra. Seluruh negara yang telah

mengakui dirinya ‘beradab’ kemudian melakukan pelayaran guna mencari

daratan baru dan turut mengibarkan bendera mereka. Selan mengibarkan bendera

negara, mereka juga mencari bahan yang dapat dijual dan menambah pemasukan

negaranya. Dalam pelaksanaan hal tersebut, banyak sekali catatan perjalanan

yang kemudian membuka jalan baru bagi dunia pasar (marketing).

Kolonialisme yang kemudian terjadi akibat adanya paham kapitalisme yaitu

paham dengan mengumpulkan modal sebanyak-banyaknya kemudian menjadi

motivasi utama dalam kegiatan yang disebut-sebut memperadabkan tanah orang

lain ini. Bentuk kolonialisme secara umum adalah dengan mengekploitasi sumber

daya alam dan sumber daya manusianya. Jika kita mendengar kata eksploitasi,

maka, terbesit suatu hal negative yang akan merusak lingkungan atau hak-hak

asasi manusa dengan mengeluarkan sumber daya ataupun tenaga. Akan tetapi,

kolonialisme tidak selalu berdampak negative atau jelek dmata negara

jajahannya. Misalnya kolonialisme yang dibawa oleh negara dengan Big Ben

yaitu Inggris. Inggris kebanyakan memperlakukan daerah jajahan mereka dengan

(3)

dengan negara Prancis yang lebih bertindak sewenang-wenang. Sehingga semua

hal yang berlaku di dalam kolonialisme sebenarnya juga memiliki hal postive.

Indonesia yang selama berpuluh-puluh tahun dijajah oleh bangsa lain,

ternyata banyak mengalami perlakuan-perlakuan buruk. Para kolonial lebih

berpikir bahwa tanah yang mereka temukan adalah milik mereka. Tanpa

memperhatikan sebenarnya siapa pemilik tanah yang sebenarnya. Dimulai dari

pemerintahan singkat J.P Coen, kemudian dilanjutkan oleh Gubenur Jendral

Daendles yang kemudian terkenal dengan kekejamannya karena telah

mempekerjakan banyak pekerja tanpa memberikan imbalan yang setimpal dan

juga telah memakan banyak korban jiwa.

Indonesia terus diperbudak oleh pihak asng dengan diperkerjakan ditanah

sendiri. Setelah kekalahan Amerika sebagai bigboss dari blok sekutu yang telah

dibombardir pangkalan perang oleh Jepang, Belanda secara terpaksa harus mau

untuk turun dari zona nyamannya di Indonesia dan digantikan oleh Jepang untuk

masa kependudukannya di Indonesia.

Akan tetapi, setelah pembalasan perang yang dilakukan oleh Amerika

terhadap Jepang dengan bentuk memborbardir kedua tempat strategis di Jepang

yaitu Hiroshima dan Nagasaki, Jepang harus menyerah tanpa syarat kepada blok

sekutu, dan kemudian berakhirlah kependudukan Jepang yang hanya dimulai dari

1942-1945 tersebut.

Indonesia yang mengambil langkah untuk merdeka karena telah lama

berada ditangan bangsa lain yang semena-mena dalam pemerintahannya

kemudian memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka seutuhnya.

(4)

adanya penculikan di Rengasdengklok. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan

penyebaran ribuan teks proklamasi dan segera disebarkan keseluruh penjuru luar

kota Jakarta. Akhirnya, proklamasi dapat djalankan dengan tenang, dan Indonesia

telah merdeka (Poesponegoro, 2007:149-150).

Setelah Indonesia merdeka kemudian muncullah Belanda yang

mengirimkan pemerintahan barunya NICA dengan dalih ingin menguasai

Indonesia kembali. Akhirnya timbul banyak sekali perlawanan di setiap daerah

yang telah mengklaim bahwa mereka telah merdeka. mereka berusaha

menyatukan daerahnya dan melawan bangsa asing yang mencoba melakukan

praktik kolonialisme (Setiaji, 1991:309).

Dalam hal ini AFNEI (Allied Forces Nederlands East Indies) datang

dengan membawa tugas dari pemerintahan sekutu. Tugas mereka antara lain:

Menerima penyerahan dari tangan Jepang. Membebaskan para tawanan perang

dan interniran Serikat. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk

kemudian dipulangkan. Menegakkan dan mempertahankan damai untuk

kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil. Menghimpun keterangan tentang

penjahat perang dan menuntut mereka didepan pengadilan Serikat (Sekneg,

1985:50).

Sejak merdeka, Indonesia terhitung mengalami beberapa perundingan

diplomasi dalam memepertahankan wilayah. Akan tetapi terkadang perjanjian

tersebut kemudian dikambing hitamkan oleh Belanda dengan mengatakan bahwa

Indonesia telah berkhianat dengan tidak mematuhi perjanjian. Akhirnya timbul

(5)

bahwa hal tersebut adalah tindakan polisional (menertibkan) sesuatu yang

membuat gaduh (Hardiyanto, 2015).

Salah satu perjanjian yang disepakati oleh Indonesia yang menyebabkan

adanya Agresi Militer Belanda I adalah Perjanjian Linggarjati. Dalam Setelah

Perjanjian Linggarjati secara resmi disepakati oleh pihak Indonesia dan Belanda

yang pada waktu itu sedang berselisih, namun pada kenyataannya Belanda masih

terus berusaha untuk melaksanakan politiknya untuk menguasai Indonesia. Pada

sua tu saat Belanda mengeluarkan interprestasi atas bunyi Perjanjian Linggarjati

tersebut, yang sangat sukar diterima oleh Republik Indonesia.

Beberapa daerah selain daerah pusat perjanjian juga mengalami Agresi

Militer Belanda, sehingga banyak sekali pasukan-pasukan suka relawan yang

bergabung untuk membentuk gerakan ataupun lasykar-lasykar bidang

kemiliteran.

Kajian dalam artikel ini adalah Agresi Militer Belanda I yang etelah

memasuki kepulauan Madura sehingga dirasa perlu untuk diangkat menjadi

sejarah lokal. Pertempuran yang melibatkan banyak relawan ini dinamakan

serangan umum 16 Agustus 1947 di Pamekasan. Keunikan dari serangan umum

16 Agustus 1947 ini yaitu hampir memiliki kesamaan dalam kecepatan menguir

penjajah dalam serangan umum 1 maret di Yogyakarta. Sehingga kajan ini

diperlukan untuk menambah wawasan mengenai sejarah kelokalan.

METODE

Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian pustaka. Dalam menuliskan artikel

ini diperlukan kritik sumber dan interpretas yang cukup baik. Kritik sumber pada

(6)

kertas atau file yang dipakai dalam penulisan. Penelitian difokuskan kepada

rentangan waktu sekitar tahun 1947 yang memang sedang marak-maraknya

terjadi gerakan Agresi Militer oleh Belanda. Beberapa arsip juga didapatkan

melalui perpustakaan daerah kota Pamekasan. Proses pengolahan data dilakukan

dengan melakukan uji kesinambungan pada rentetan peristiwa Serangan Umum

16 Agustus 1947 di Pamekasan. Sehingga jika data hampir sama akan muncul

indikasi bahwa data tersebut valid dan dapat diterima.

Serangan umum 1 maret di Yogyakarta menjadi tulisan atau sejarah

nasional karena pada waktu itu telah adanya budaya menuliskan tentang peristiwa

bersejarah. Sangat disayangkan perihal peristiwa serangan umum yang terjadi di

pamekasan. Kejadian unik yang terjadi didalam serangan umum 16 Agustus 1947

di pamekasan yang terlupakan, padahal mengenai jalan peristiwa kemenangan

yang dimiliki oleh rakyat pamekasan hampir mirip dengan jalan cerita serangan

umum 1 maret di Yogyakarta.

Muatan lokal dalam penelitian ini dapat memberikan dampak popsitif bagi

pembaca bahwasanya pada zaman tersebut seluruh pasukan dari berbagai daerah

menjadi sukarlawan dalam melawan kekejaman dan kesewenang-wenangan

Belanda dalam merebut kembali kemerdekaan Indonesia khususnya di Madura.

Para guru dan siswa dapat memahami makna nasionalisme dan dapat diterapkan

dengan membanggakan prestasi leluhur mereka dalam tetap berbakti kepada

UUD 1945 dan Pancasila dan tetap mempertahankan nilai NKRI yaitu NKRI

(7)

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan di pendahuluan diatas telah dipaparkan bahwasanya

Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 dan Belanda yang diboncengi oleh

sekutu terus berusaha kembali memperebutkan posisinya di Indonesia. Reaksi

rakyat Indonesia adalah selalu siap berperang demi mempertahankan

kemerdekaannya.

Agresi besar-besaran telah disuarakan diberbagai daerah. Salah satunya di

Pamekasan. Perlawanan rakyat Pamekasan terhadap Agresi Mliter Belanda I

tahun 1947 merupakan bentuk persatuan seluruh pasukan yang ada di Madura.

Beberapa pasukan yaitu laskar Hizbullah/Sabilillah, para tentara nasional, para

polisi, dan para Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia.

Pada tanggal 15 Juli 1947 pimpinan militer tertinggi di Madura telah

menyatakan bahaya perang. Maka dengan sigap pimpinan di Madura langsung

menyiapkan badan-badan perjuangan seperti Hizbullah, Sabilillah, BPRI dll.

dalam mengamankan tanah Madura, disetiap pantai dijaga ketat oleh pasukan

bersenjata rakyat Madura dalam mempersiapkan kemungkinan yang akan terjadi.

Para pasukan tempur yang tergabung dalam lasykar-lasykar ini memiliki

keberanian yang tinggi. Para pejuang lasykar ini dibebani dengan semangat dan

tanggung jawab menjaga tanah dan edaulatan negeri. Sehubungan dengan hal

tersebut, para ulama se-Madura melakukan musyawarah di Pamekasan yang

menghasilkan rumusan “Bagi umat Islam laki-laki dan perempuan wajib

hukumnya menikuti perang jihad fi sabilillah mempertahankan kemerdekaan

(8)

Diibaratkan mendapat orasi dari Bung Tomo d Surabaya, para rakyat

Madura juga mendapatkan motivasi begitu besar setelah mendapatan cambuk

Islami dari berbagai ulama di Madura khususnya Pamekasan.

Salah satu badan militer yang teroganisisr contohnya adalah lasykar

Hizbullah dan lasykar Sabilillah. Lasykar ini merupakan lasyar yang dibimbing

langsung oleh para ulama. Persiapan yang dilakukan oleh kedua lasykar ini

adalah dengan membentuk yang namanya markas ulama. Hal ini bertujuan agar

mudah dalam mengkoordinasi para pejuang dan segala tempat untuk

mempersiapkan dan berkumpulnya ulama untuk persiapan-persiapan dalam

menghadapi agresi Belanda I di Pamekasan.

Laskar Hizullah didirikan ada tahun 1944 yang berpusat di Jakarta dengan

Zainal Arifin sebagai panglimanya. Menurut sumber, pasukan Hizbullah ini

merupakan pasukan khusus yang dilatih oleh pasukan militer pada masa

pendudukan Jepang. Laskar ini memegang peranan penting dalam masa

mempertahankan kemerdekaan khususnnya dalam serangan umum 16 Agustus

1947 ini (Zuhri, 1977:192). Ketua (panglima) daerah pamekasan pada waktu itu

adalah K. H. R. Madani. Sedangkan untuk pasukan Sabilillah, juga bermarkas

sama dengan pasukan-pasukan dari laskar Hizbullah. Pasukan Sabilillah didirikan

dengan niat untuk menegakkan negara Republik Indonesia dan juga Panji-panji

Islam (Suryanegara, 1998:15). Bahkan menurut Bruinessen (1994:59) Resolusi

ini berisi pernyataan bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan

hukumnya adalah wajib’ain bagi umat Islam dan perang mempertahankan

(9)

Selanjutnya, beberapa pasukan lain yang digaris bawahi menjadi sukarela

adalah pasukan Pemuda Sosialis Indonesia (PESINDO) yang merupakan hasil

dari partai Partai Sosialis Indonesia (PSI). PSI merupakan sebuah partai yang

didirikan oleh pemuda-pemuda pada masa tersebut (Nasution, 1977:38).

Bulan-bulan Agustus pun berlalu, setelah kejadian serangan umum 16

Agustus 1947 di Pamekasan tersebut, rakyat Pamekasan masih terus bersiap siaga

dalam mempertahankan kemerdekaan. Pada tanggal 4 September 1947 kembali

memasuki wilayah Pamekasan dengan membawa korban. Sehingga para laskar

penentang Belanda terutama Hizbullah kemudian melakukan perlawanan yang

tidak begitu besar. Kemudian pada dini hari 17 September Belanda kemudian

melakukan pengepungan terhadap Pondok Pesantren Morsomber yang

merupakan markas besar dari Sabilillah dan Hizbullah serta BPRT (Nasution,

1977:536).

Menurut Rosida (2012:vii) Belanda mulai mengincar Madura karena

kestrategisan lokasinya dalam mengamankan pangkalan armada di Surabaya.

meskipun Madura tidak memiliki sumber daya, namun Belanda ingin mendirikan

Madura sebagai negara bagian. Selain itu tujuan utamanya untuk merekrut

pasukan yang nantinya dapat membantu Belanda terhadap daerah yang akan

didudukinya. Hal ini kemudian peneliti simpulkan bahwa dalam melanggar

perjanjian Linggarjati, Belanda ingin tetap menjadikan Indonesia sebagai daerah

serikat (negara bagian).

Pada waktu akan dilaksanakan serangan umum di Kota Pamekasan, para

ulama beserta pengikutnya dari arah Barat Pamekasan berkumpul terlebih dahulu

(10)

oleh Belanda kembali. Tidak lama kemudian, markas secara darurat harus

dipindahkan karena, musuh telah menguasai hampir seluruh bagian dari kota

Pamekasan. Sehingga markas utama berpindah ke pondok pesantren Morsomber

akan tetapi Belanda ternyata menyerang pondok pesantren tersebut. Sehingga

markas kembali dipndahkan ke peantren Candanah Desa Kadur, dan kemudian

berpidah ke pesantren Somber Gajam. Kemudian markas terus berpindah

sehingga sampai pada markas Pesantren Guluk-guluk , yaitu pesantren yang

digunakan untuk menahan mata-mata musuh. Hal ini kemudian menjadi suatu

kebanggsan keada para ulama diarenaan ulama benar-benar membantu atau

berjasa besar terhadap pertahanan kemerdekaan tahun 1947.

Kembali lagi, keawal kemerdekaan ketika senjata Jepang telah dilucuti oleh

rakyat Indonesia. Hal tersebut kemudian dmanfaatkan untuk mengambil alih

senjata dengan dalil pengabil alihan senjata. Dalam hal ini ulama juga turut andil

dalam melucuti senjata milik Jepang. Sedangkan peran lain yang dimiliki oleh

ulama dalam usaha mempertahankan kemerdekaan di Pamekasan adalah dengan

menyalurkan bahan-bahan makanan kepada rakyat guna untuk memasakkan para

pejuang makanan untuk yang sedang bertempur, maupun yang sedang melakukan

operasi keamanan di pesantren-pesantren. Dalam kasus in, para ulama juga sering

sekali menyumbangkan uang mereka untuk kepentingan perang.

Terdapat beberapa ketentuan-ketentuan yang diberikan kepada pejuang

untuk ikut dalam medan pertempuan. Ada dua jenis pasukan dalam pertempuran

Serangan Umum 16 Agustus 1947 yaitu:

(11)

Pejuang-pejuang resmi disini yang dimaksudkan adalah pejuang pejuang

seperti TNI yang berada di garda terdepan dalam membela kedaulatan negeri dan

Polis yang menjaga keamanan internal dari keselamatan rakyat Pamekasan.

2. Pasukan Penjuang Sukarela

Pasukan sukarela adalah pasukan yang berdiri sendiri tanpa adanya campur

tangan militer dari pemerintah. Pasukan ini biasanya tergabung oleh para

pelajar-pelajar. Contoh pasukan ini adalah pasukan Hizbullah, pasukan Sabilillah,

kemudian BPRI yang langsung dibawahi oleh Bung Tomo langsung, PESINDO,

kemudian IPI (Ikatan Pemuda Indonesia) , dan tampil juga PMI (Palang Merah

Indonesia). Akan tetapi tugas pokok dari PMI adalah merawat korban luka akbat

perang yang telah terjadi dan menimbulkan malapetaa pada Serangan Umum 16

Agustus 1947.

Pertempuran terjadi pada mingu ketiga pada bulan Agustus 1947.

Konsolidasi yang dilakukan oleh para pejuang setelah kota Pamekasan

benar-benar jatuh ketangan musuh. Pada 16 Agustus 1947 yang bertepatan dengan

bulan Romadhon (29 Romadhon) kira-kira pukul 04.00 WIB pasukan mulai

memasuki kota Pamekasan dari arah timur. Para pejuang masuk dari arah timur

merupakan pejuang yang pertama kali memasuki kota Pamekasan yang dipimpin

oleh KH Tamim yang berasal dari lasykar Sabilillah. Awal pergerakan ni adalah

dengan menyerukan suara-suara gema takbir dan juga beberapa kaliat

penyemangat. Sehingga Belanda merasa terusik dan kemudian muncul aksi

penertiban oleh Belanda dan timbul tembak-menembak dari kedua pihak. Akan

tetapi tujuan dalam menduduki markas Belanda kemudian gagal darenakan

(12)

Dikarenakan menurut salah satu ulama berkata bahwasanya perang

memperthankan tanah-air adalah merupakan perang sabil yaitu sebuah kewajiban

bagi seluruh umat muslim (Khuluq, 2000:110). Sehingga perang terus terjadi

antara kedua belah pihak. Keduanya Madura dan Belanda sama-sama ingin

mempertahankan wilayah tersebut. Rakyat Madura yang terkenal dengan sifat

kedaerahannya yang kerasa serta gigih dalam mempertahankan harga dirinya,

terus berjuang meskipun jatuh banyak korban.

Pada tanggal 18 Agustus 1947 Belanda mendpatkan suplai senjata dari

Surabaya, diyakini Belanda ingin terus menguasai seluruh wilayah Madura.

Temabkan demi tembakan terus terjadi dari pihak Belanda, meskipun tidak

timbul korban yang berjatuhan. Tembakan ini dilancarkan agar para pejuang

Madura menyerah kepada Belanda. dengan jihad fi sabilillah para pejuang

Serangan Umum 16 Agustus 1947 ini tetap melwan meskipun keadaan

persenjataan dan kemiliteran tetap tidak bisa mengimbangi pihak Belanda.

Memasuki minggu keeampat pada bulan Agustus, pertempuran masih terus

berlanjut. Markas para pejuang yang berada di Kolpajung diketahui oleh musuh.

Beberapa tentara Belanda menyerang rumah penduduk meskipun rumah tersebut

rusak akan tetapi tidak adaa korban sipil. Tanggal 23 Agustus 1947 pertahanan

dipindahkan kekota Klampar arah Pamekasan-Pangentenan. Lokasi ini dipilih

untuk memantapkan para pejuang, karena yang mengetahui medan dari

pertempuran adalah para pejuang (Nasution, 1997:534). Akan tetapi penyerangan

oleh Belanda malah dilakukan terlebih dahulu pada tanggal 26 Agustus tanpa

(13)

Memasuki bulan September, para pejuang meningkatkan sistem perang

Gerilya. Para pejuang selalu menyerang konvoi tentara Belanda yang ingin

melakukan perjalanann ke utara kemudian diberhentikan oleh para pejuang. Hal

ini menandai bahwasanya, perjuangan aan dimulai di tanah utara kota Madura ini

yaitu kota Pamekasan bagian utara dan barat daya.

Pada tanggal 4 September 1947 rombongan tentara Belanda menuju daerah

Pengantenan sehingga kembali dihadang oleh para pejuang dikampung

Tengginah Desa Larangangan Badung ditembaki dan dilempari granat oleh para

pejuang. Belanda kemudian membalas tembakan dengan menyebabkan keuda

pejuang gugur, akan tetapi tentara Belanda kemudian kembali ke Pamekasan

dengan membawa korbannya (Para Bekas Tentara Hizbullah, 1986:2)

Pada tanggal 7 September tentara Belanda mndapat pemberhentian

(blokade) dari para pejuang yang hendak menuju Pakong dan Waru, rombongan

tentara Belanda kembali dlempara gramat dan trak bom dari atas gunung (bukit)

ketika Belanda melintasi bawah bukit. Sebanyak 2 truk Belanda hancur dan

mereka terpaksa kembali ke Pamekasan.

Pada tanggal 16 September Belanda melakukan pembershan dengan

menyiksa rakyat dan terus menyiksa rakyat agar membuka mulut dimana

persembunyian para pejuang. Ada minggu ketiga bulan September tepatnya

tanggal 17 September dini hari Belanda melancarkan serangannya dengan konvoi

kendaraan mengepung Pesantren Morsomber yang merupakan markas Sabilillah,

Hizbullah dan BPRI (Nasution,1997:536). Dikarenakan para pejuang yang

memang sangat banyak di markas tersebut, Belanda terpaksa mundur darenaan

(14)

Pertempuran in berlangsung mulai waktu shubuh hingga jam 3 siang. Pada

minggu keempat, setelah pertempuran di Morsomber terjadi kerugian besar bagi

Belanda. kemudian Belanda melakukan pembersihan kepada para penduduk dan

melaukan pembunuhan kepada ara penduduk yang tidak mau menurut kepada

Belanda.

Sebenarnya, pertempuran di Pamekasan sendiri terjadi begitu lama

dikarenakan kekuatan tanding Belanda dengan para pejuang tidaklah sebanding.

Akhirnya pada akhir bulan September Kepala staf Mayor Abu Jamal melapor

kepada pimpinan pusat untuk turut membantu meredakan pertempuran di madura.

Belanda terus menyatakan perang bahkan terus mendatangi peerintah sipil

untu diajak bekerja sama dengan Belanda. akan tetapi ditolak mentah-mentah

oleh Belanda dan kemudian Belanda semakin ganas melakukan pembersihan atau

pembunuhan di sekitar daerah Pamekasan.

Hal ini kemudian menyebabkan kemarahan bagi pemerintahan spil mereka

kemudian memindahkan markas sipilnya kearah sumenep yang dirasa lebih

aman. Belanda terus-menerus melakukan pembersihan keapada rakyat Madura.

Dikarenakan tembakan para pejuang tidak berarti lagi bagi Belanda, karena

jumlah tentara Belanda dan persenjataan yag terus bertambah maka

pembumihangusan kota Sumenep dilakukan oleh para pejuang.

Setelah Pamekasan dna Sumenep jatuh etangan musuh maka secara

keseluruhan Madura juga telah jatuh ketangan musuh. Pertahanan para pejuang

sebenarnya telah patah secara fisik. Seluruh pejuang Sabilillah, Hizbullah, dan

(15)

Kemudian muncul instruksi dari kaum Sabilillah, untuk pindah perjuangan

ke Jawa karena madura telah sepenuhnya jatuh ketangan musuh. Sehingga

pertempuran di Madura telah sepenuhnya selesai dengan jatuhnya Madura

ketangan musuh.

Daftar Rujukan

Bruinessen, N. V. 1994. NU Tradisi Relasi-Relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru. Yogyakarta: LkiS

Khuluq, L. 2000. Fajar Kebangunan Ulama’ Biografi K.H. Hasyim Asy’ari.

Yogyakarta: LKiS

Kuntowijoyo. 1955. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Muryadi. 2006. Negara Madura: Sejarah Pembentuan hingga Penyelesaiannya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Media Masyarakat Kebudayaan dan Politik. 19(1)

Nasution, A. H. 1977. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Bandung: Angkasa

Poseponegoro, M. D. & Notosusanto, N. 2010. Sejarah Nasional Indonesia VI : Zaman Jepang dan Zaman Republik. Jakarta: Balai Pustaka.

Rosida, H. 2012. Perjuangan Rakyat Madura dalam mempertahankan

Kemerdekaan RI di Madura tahun 1945-1950. Skripsi tidak diterbitkan. Jember: Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jember

Sekneg. 1985. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1949. Jakarta : PT Citra Lamtoro Gung Persada.

Setiaji, B. 1991. 10 November 1945 Gelora Kepahlawanan Indonesia. Jakarta: Yayasan Dwiwarna.

Suryanegara. A. M. 1998. Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di Indonesia. Bandung : Mizan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa niat pembelian konsumen akan tercipta dengan adanya kelompok acuan yang memberikan informasi dan saran yang dapat

Data hasil penelitian (Setyawan, 2003) mengemukakan bahwa 80% infeksi kecacingan terjadi karena kontak dengan tanah melalui kuku yang kotor, makan menggunakan tangan tanpa

(1992) ada empat cara fragmentasi dapat menyebabkan kepunahan lokal : (1) spesies dapat mulai keluar dari kantong habitat yang terlindungi; (2) kantong habitat

Pada tabel 6 diatas, dapat dilihat daftar 30 sampel petani penggarap yang diperoleh dari hasil wawancara dengan petani penggarap yang berada di Desa Kaligading, hasil

Hasil kajian menunjukkan bahwa Formasi Pembawa Batubara yang memiliki potensi bagus untuk dikembangkan dengan metode tam bang bawah tanah yaitu Formasi Balikpapan, Formasi

Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia (Sudjana, 1991:1) artinya pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk

i sebelumnya kami sangat yakin bahwa produk ini akan mudah diterima konsumen.Kelemahan produk “KEKAR” adalah jenis makanan ini merupakan makanan basah yang notabene

Setelah melakukan kegiatan penelitian, akhirnya laporan skripsi yang berjudul “Analisis kesuksesan Aplikasi Manajemen Surat PT PLN Rayon Rivai menggunakan model Delone