• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKSES DAN PEMANFAATAN PANGKALAN DATA JUR (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKSES DAN PEMANFAATAN PANGKALAN DATA JUR (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

AKSES DAN PEMANFAATAN PANGKALAN DATA JURNAL ILMIAH

Eka Kusmayadi

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122

ABSTRAK

Sumber informasi digital telah dipahami oleh para peneliti sehingga berdampak terhadap permintaan informasi mereka yang makin meningkat karena dirasakan sangat menunjang tugas serta menghemat waktu dan biaya. Namun untuk meng-akses sumber informasi tersebut, sebagian unit kerja/unit pelaksana teknis (UK/UPT) lingkup Badan Litbang Pertanian masih menghadapi kendala tidak tersedianya sarana akses internet, terutama di perpustakaan. Kalaupun tersedia, ke-cepatan akses penyedia jasa internet di lingkungan UK/UPT sangat terbatas, sehingga untuk memperoleh artikel lengkap diperlukan waktu yang cukup lama. Kondisi ini juga meng-hambat pemanfaatan jurnal elektronis serta komunikasi antara pengelola jurnal elektronis di pusat informasi seperti Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTA-KA) dan di UK/UPT, sehingga bimbingan untuk meningkatkan kemampuan dan upaya mengatasi kendala yang dihadapi pustakawan di UK/UPT sulit dilakukan. Pengguna jurnal elektronis lebih menyukai mengambil artikel lengkap dalam bentuk page image atau file PDF daripada hanya membaca abstrak dan mengetahui informasi bibliografisnya saja. Berdasarkan hasil kajian, judul-judul jurnal yang cukup tinggi tingkat pemanfaatannya adalah Crop Science, In Vitro Cellular and Developmental Biology, dan Annual Review of Phyto-pathology.

ABSTRACT

Access and use of scientific journal database

Researchers have already known digital information sources so that it has an impact on increasing their information needs and requests to support their job. Nevertheless, the research institutions where the researchers work are still facing constraints in accessing information sources because of unavailability of internet accessing tools, especially in the libraries. Even if there is any, the accessing speed of internet provider where the working units located is unsufficient, so it is very time consume to get fulltext articles from e-journal database. The online tools unavailability also affected communication flow among e-journal managers in the Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination (ICALTD) as the information center and they who work in the working units, and it caused difficulties in increasing their ability and effort for overcoming the constraints. E-journal users preferred more fulltext articles in page image or PDF file than abstract or

bibliographical information only. The study revealed that the journals which used more were Crop Science, In Vitro Cellular and Developmental Biology, and Annual Review of Phytophatology. Keywords: Scientific journal database, e-jurnal, information use, information dissemination, digital information

PENDAHULUAN

Koleksi dan pengguna perpustakaan merupakan sub-sistem dari sebuah perpustakaan. Oleh karena itu, koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna perlu diren-canakan sejak awal pembangunan perpustakaan. Proses pengadaan dengan memperhatikan kebutuhan pengguna menggambarkan betapa pentingnya kesesuaian antara kebutuhan dan ketersediaan koleksi perpustakaan. Namun demikian, kesesuaian subjek belum menjamin suatu perpustakaan akan diminati pengguna. Sebagai contoh, walaupun koleksi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) dilihat dari segi kelengkapan subjeknya cukup memenuhi kebutuhan para peneliti, kenyataannya peneliti kurang antusias untuk datang ke PUSTAKA. Rendahnya antusias ter-sebut antara lain karena alasan kesibukan di tempat mereka bertugas sehingga tidak dapat datang ke PUSTAKA, atau karena lokasi PUSTAKA jauh dari unit kerja peneliti dan budaya membaca pada umumnya belum mendorong peneliti dan pengguna lain untuk datang ke perpustakaan.

(2)

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, koleksi PUSTAKA juga berkembang baik dari segi isi maupun medianya. Dewasa ini koleksi perpustakaan bukan saja berupa materi tercetak, tapi juga dilengkapi dengan kaset audio, kaset video, mikrofis, disket, dan CD-ROM. Sejak tahun 2000, PUSTAKA mulai menga-dakan koleksi pangkalan data artikel lengkap TEEAL dalam bentuk CD-ROM. Melalui TEEAL, pengguna dapat menelusur informasi dan mengambil artikel lengkap dengan cepat tanpa harus mencarinya pada jajaran koleksi tercetak sehingga efisien dari segi waktu dan tenaga.

Informasi terbaru berupa daftar artikel dari setiap jurnal dalam TEEAL secara kontinu juga disampaikan kepada peneliti pada unit kerja/unit pelaksana teknis (UK/UPT) lingkup Badan Litbang Pertanian melalui kegiatan penyebaran informasi terbaru dan terseleksi. Namun, pemanfaatan pangkalan data TEEAL dan CD-ROM bibliografi lainnya oleh peneliti belum optimal.

Pada tahun 2003, PUSTAKA mulai melanggan pangkalan data ProQuest yang dapat diakses secara

online melalui internet, ditindaklanjuti dengan sosiali-sasi pangkalan data tersebut kepada peneliti dan pusta-kawan. Namun, pemanfaatan ProQuest juga belum optimal karena baru sebagian kecil peneliti yang meman-faatkannya untuk mendukung kegiatan penelitian. Peneliti yang memanfaatkan ProQuest pada umumnya adalah petugas belajar S2 atau S3.

Setelah ProQuest dikenal pengguna perpustakaan, frekuensi akses mereka ke pangkalan data tersebut me-ningkat. Peningkatan akses tersebut hingga kini belum dikaji secara rinci. Pengkajian ini bertujuan mengetahui

kondisi koleksi jurnal elektronis online yang dimiliki PUSTAKA dan pemanfaatannya oleh pengguna.

KOLEKSI DIGITAL

Informasi ilmiah sangat diperlukan oleh peneliti untuk mendukung tugas pokok mereka, terutama dalam me-nyusun rencana penelitian dan pembahasan hasilnya. Sumber-sumber informasi ilmiah tersedia dalam bentuk tercetak dan nontercetak, seperti CD-ROM, internet, dan disket.

Koleksi informasi digital merupakan salah satu bentuk koleksi nontercetak. Koleksi ini memiliki be-berapa kelebihan dibandingkan dengan koleksi ter-cetak, antara lain pengguna lebih cepat dan mudah dalam memperoleh informasi. Tabel 1 menyajikan ke-untungan dan persyaratan dalam menggunakan media digital yang tidak memerlukan banyak tenaga dan ruangan untuk penyimpanan.

Kemudahan memperoleh informasi ilmiah makin meningkat seiring dengan banyaknya lembaga milik pemerintah maupun swasta yang menyelenggarakan perpustakaan digital. Manfaat terbesar informasi digital adalah akses yang tidak terbatas terhadap artikel ilmiah. Artikel dalam format elektronis tidak pernah kehabisan cetakan (out of print), sedangkan artikel tercetak sering kali tirasnya terbatas meskipun sudah dilanggan tetap.

Perpustakaan digital yang dapat diakses secara

online memudahkan peneliti dan pengguna lain dalam mengakses artikel ilmiah. Dengan bermodalkan kom-puter yang terhubung ke internet, artikel yang

diter-Tabel 1. Keuntungan dan persyaratan media digital.

Keuntungan Persyaratan

Pembaca dapat memperoleh dan mencetak teks artikel Harus tersedia komputer dan infrastruktur jaringan yang dibutuhkan secara langsung karena kemudahan akses

melalui internet

Meningkatkan proses publikasi karena informasi dapat Format dokumen yang bervariasi harus dapat diterima diperoleh secara cepat

Penerbit dapat menghasilkan isu spesifik dalam jurnal Memenuhi preferensi yang kuat untuk memiliki versi print-out elektronis setiap waktu dari artikel untuk memudahkan membaca dan memberi

keterangan

(3)

bitkan dalam salah satu jurnal ilmiah terbaru bidang pertanian di Amerika, misalnya, dapat diperoleh di Indonesia dalam hitungan detik. Dengan kata lain, informasi online mampu menghilangkan kendala geo-grafis yang selama ini menjadi masalah utama dalam mencari sumber informasi ilmiah.

Menurut Setiarso (2004), di negara maju seperti Jepang, informasi online merupakan sumber informasi penting bagi peneliti. Perpustakaan pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian biasanya melanggan jurnal elektronis seperti Nature dan Science. Selain itu, informasi tentang literatur yang terdapat pada berbagai perpustakaan di Jepang dapat diketahui melalui layanan NACSIS Webcat, suatu sistem berbasis web yang dapat mencari pangkalan data katalog buku, majalah, jurnal ilmiah, dan materi lain yang disimpan di perpustakaan. Dengan memanfaatkan NACSIS Webcat, peneliti dapat menemukan lokasi artikel ilmiah yang diperlukan. Jika artikel yang diinginkan tidak terdapat pada institusi-nya, artikel tersebut dapat dipesan atau dimintakan dari perpustakaan lain yang memilikinya, sehingga peneliti di Jepang mempunyai kesempatan yang luas dalam mengakses literatur ilmiah.

Pengertian Pangkalan Data

Pangkalan data dalam arti luas merupakan suatu sistem pengelolaan rekod dokumen yang berisi informasi bibliografis, abstrak maupun artikel lengkap, baik secara manual maupun otomasi dengan menggunakan kom-puter. Pangkalan data berfungsi menghimpun data dan memelihara informasi. Definisi lain dari pangkalan data adalah suatu koleksi data yang terorganisir yang disimpan dan saling berelasi sedemikian rupa sehingga dapat diakses dengan mudah oleh lebih dari seorang pengguna (user-friendly) (Chowdurry 1999).

Pangkalan data didesain untuk menghindari dupli-kasi data sehingga memudahkan pengguna dalam menelusur informasi yang dibutuhkan. Sifat utama pangkalan data antara lain adalah: (1) terintegrasi dengan aplikasi yang berbeda, (2) menghilangkan atau mengurangi duplikasi data, (3) meningkatkan inde-pendensi data, (4) memungkinkan terjadinya pembagian akses, dan (5) menyediakan fasilitas pengendalian terpusat dalam pengawasan akses dan keamanan pemanfaatan informasi.

Evaluasi terhadap Pangkalan Data

Evaluasi bertujuan untuk menilai sejauh mana sistem dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Empat tujuan evaluasi sistem adalah: (1) membandingkan dua sistem atau lebih, (2) mengidentifikasi keberhasilan atau kegagalan suatu sistem, (3) mengeksplorasi teknik peningkatan efektivitas kegiatan, dan (4) memperbaiki sistem berdasarkan temuan yang diperoleh.

Evaluasi dapat dilakukan melalui dua pendekatan yang berbeda, yaitu pendekatan manajemen dan pende-katan pengguna. Berdasarkan pendepende-katan manajemen, identifikasi dilakukan berdasarkan performa (kinerja) dan biaya, sedangkan pendekatan pengguna didasarkan pada besarnya upaya pengguna dalam memperoleh informasi dan waktu yang digunakan.

Kriteria lain yang dapat digunakan untuk meng-evaluasi sistem (Chowdurry 1999) adalah:

1. Perolehan (recall), yaitu kemampuan sistem untuk menampilkan semua hasil pencarian yang sesuai. Nilai perolehan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah artikel yang relevan (sesuai)

Ketepatan = x 1 0 0 %

Jumlah artikel yang terpanggil

2. Ketepatan sistem untuk menampilkan semua hasil pencarian yang benar-benar sesuai dengan ke-butuhan. Nilai ketepatan diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah artikel yang terpanggil

Perolehan = x 1 0 0 %

Jumlah artikel dalam koleksi

Ketepatan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bahasa pengindeksan, formulasi query yang dibuat, dan strategi penelusuran.

3. Waktu tanggap (time lag), yakni waktu yang di-butuhkan sistem untuk menjawab query setelah pengguna memasukkan query ke dalam sistem. Waktu tanggap dipengaruhi oleh pengorganisasian dokumen yang disimpan, jenis query yang diguna-kan, lokasinya pada pusat informasi, ukuran koleksi, dan frekuensi penerimaan query.

(4)

Upaya dipengaruhi oleh aksesibilitas sistem, keter-sediaan panduan sistem, volume rekod yang dicari, dan fasilitas interaksi dengan sistem.

5. Bentuk yang diinginkan pengguna (form of presen-tation), baik jenis alat untuk menampilkan, apakah ke monitor, file atau kepada kertas, maupun hasil yang diinginkan, apakah dalam bentuk bibliografi, abstrak atau artikel lengkap.

6. Cakupan koleksi (coverage of collection). Cakupan ini dipengaruhi oleh jenis alat input serta jenis dan ukuran alat penyimpan data, kedalaman analisis subjek, permintaan pengguna, wilayah subjek inti, dan bentuk fisik dokumen.

Peran Perpustakaan Digital

Jurnal elektronis merupakan bentuk nyata dari suatu perpustakaan digital. Keberadaan perpustakaan digital makin penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Di Indonesia, terutama di lingkungan per-guruan tinggi, ketersediaan jurnal elektronis makin dirasakan manfaatnya oleh civitas academica yang sebelumnya kurang memiliki akses terhadap publikasi mutakhir yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Perpustakaan digital secara ekonomis lebih meng-untungkan dibanding perpustakaan tradisional, karena institusi dapat berbagi koleksi digital, yang sekaligus dapat mengurangi kebutuhan informasi tercetak. Peng-gunaannya akan meningkatkan akses informasi elek-tronis, dan nilai jangka panjang koleksi digital akan mengurangi biaya pemeliharaan dan penyimpanan.

Pengaruh Internet terhadap Perpustakaan Digital

Perpustakaan digital tidak selalu harus berbentuk jaringan. Namun keberadaan internet sebagai jaringan wide area network (WAN) sangat berperan dalam perpustakaan digital. Internet sebagai media tempat materi digital tersedia, standar dan teknologinya akan terus tumbuh dan berkembang. Palmer (1997) menyebutkan empat hal yang akan terjadi sehubungan dengan makin dominan-nya internet sebagai platform bisnis. Pertama, infra-struktur internet akan terus menguat dan menjadi tulang punggung berkapasitas tinggi dan aman. Kedua, internet akan menghubungkan dan mengintegrasikan sistem noninternet seperti pertukaran data elektronis dan pemrosesan transaksi. Ketiga, internet memungkinkan

menggunakan peralatan pilihan mereka. Keempat, meskipun terjadi ledakan informasi, internet mampu menyediakan berbagai pendekatan baru untuk menemu-kan dan mengindeks informasi.

Fenomena tersebut telah dan akan terus mempe-ngaruhi profesi perpustakaan. Pengguna perpustakaan akan makin bergantung pada sumber informasi digital karena alasan biaya serta ketersediaan dan kecepatan memperoleh informasi. Pada tingkat tertentu, keter-gantungan tersebut lebih tinggi dibanding terhadap bahan tercetak. Paradigma bahwa koleksi perpustakaan adalah buku dan majalah tercetak harus diubah, karena perpustakaan juga mampu menyediakan informasi digital termasuk yang tersedia di pusat informasi lain dan dapat diakses dari mana saja. Dengan demikian, pelayanan perpustakaan saat ini menjadi hibrida, yaitu mencakup kedua cara pelayanan dan jenis sumber daya informasi tersebut.

Berkaitan dengan perubahan dan perkembangan tersebut, pustakawan harus tanggap, proaktif, dan seharusnya menerima dan berusaha menemukan cara untuk meresponsnya secara efektif dan inovatif dalam rangka memenuhi harapan pengguna. Pustakawan harus menyadari bahwa peran mereka telah berubah sehingga perlu upaya untuk menyiasatinya, bahkan memahami bahwa sebutan ”pustakawan” pun akan berubah, antara lain menjadi information officerinformation manager

atau information gate keeper.

Pengguna dapat menelusur sendiri atau memesan informasi yang diperlukan kepada pustakawan. Dalam hal ini, pengetahuan dan pengalaman pustakawan dalam penelusuran sangat penting karena dapat meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga. Pustakawan dapat bertindak sebagai pembimbing terutama bagi pengguna baru, konsultan seperti layaknya pustakawan referens, penga-was untuk penggunaan yang tidak produktif, penelusur berdasarkan pesanan pengguna, diseminator untuk penyebarluasan informasi, dan organisator untuk meng-organisasikan bahan-bahan web.

Penerbitan publikasi elektronis merupakan kegiatan untuk menyebarkan berbagai informasi tentang dan oleh perpustakaan. Perpustakaan memiliki dan memelihara sendiri suatu situsweb. Kegiatan ini pada dasarnya sama dengan penerbitan berbagai selebaran, brosur,

(5)

dilaku-Tabel 3. Sebaran provider berdasarkan wilayah hingga tahun 2 0 0 8 .

L o k a s i Jumlah

Medan 1

Riau 2

B a t a m 1

Palembang 4

Jakarta 1 3 4

Bandung 1 3

Yo g y a k a r t a 1 2

Solo 1

Salatiga 1

Semarang 6

Surakarta 2

Malang 2

Jember 1

Surabaya 9

Bali 1 3

P o n t i a n a k 2

Banjarmasin 2

Balikpapan 1

M a n a d o 1

G o r o n t a l o 1

Makassar 2

Jumlah 2 1 1

Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2008).

Situs perpustakaan memberi peluang baru bagi pustakawan untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya tergolong sulit untuk dilakukan. Peluang tersebut di antaranya adalah mempublikasikan karya khas yang tidak diterbitkan tetapi didokumentasikan di perpusta-kaan sebagai deposit. Karya tersebut antara lain adalah laporan penelitian, karya tulis, makalah seminar, simpo-sium, bahan-bahan kuliah, dan publikasi lain. Kegiatan lain yang dapat dilakukan dengan bantuan internet adalah pelayanan perpanjangan pinjaman sebagai alternatif perpanjangan melalui telepon, konsultasi antara pengguna dengan pustakawan referens, penyedia-an hubungpenyedia-an ke sumber daya web lain, serta penerbitan buletin.

Di Indonesia, penyediaan jasa internet terus me-ningkat dari tahun ke tahun, walaupun penyebarannya belum merata di setiap provinsi (Tabel 2 dan 3). Kondisi ini akan berdampak terhadap perkembangan paradigma penyediaan informasi dan pelayanan perpustakaan.

ProQuest

ProQuest bidang pertanian dilanggan PUSTAKA sejak tahun 2003. Pangkalan data ProQuest pada awalnya berisi 231 judul jurnal dan dapat diakses melalui internet. Untuk dapat mengaksesnya, pengguna perlu memiliki identitas pengguna (user ID) dan kata pengenal ( pass-word) yang dapat diperoleh dari agen yang menanga-ninya. Kata pengenal diberikan atau dikirimkan melalui

e-mail kepada pengelola jurnal elektronis. Pada PUSTAKA, identitas pengguna dan password tersebut dibagikan kepada seseorang yang ditunjuk secara resmi pada setiap UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian.

Science Direct

Science Direct atau juga dikenal dengan Science Direct OnLine (SDOL) bidang pertanian dilanggan PUSTAKA sejak tahun 2007. Pangkalan data ini berisi 156 jurnal dan dapat diakses melalui internet dengan menggunakan identitas pengguna dan password yang diberikan

provider di Singapura. Seperti halnya ProQuest, iden-titas pengguna dan password tersebut akan dibagikan/ dikirimkan oleh pengelola SDOL di PUSTAKA kepada seseorang yang ditunjuk secara resmi di setiap UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian.

METODE

Data diperoleh dari laporan bulanan provider jurnal elektronis, laporan tahunan kegiatan Peningkatan Akses Layanan Iptek Pertanian pada PUSTAKA, dan laporan lainnya. Data yang terkumpul diolah dengan meng-gunakan statistik deskriptif untuk menjelaskan dan menganalisis pemanfaatan jurnal elektronis yang diakses melalui internet.

Tabel 2. Jumlah provider internet di Indonesia berdasarkan tahun registrasi, 1996-2008.

Ta h u n Jumlah

1 9 9 6 - 1 9 9 9 3 4

2 0 0 0 2 8

2 0 0 1 2 7

2 0 0 2 1 5

2 0 0 3 1 3

2 0 0 4 1 6

2 0 0 5 2 6

2 0 0 6 1 5

2 0 0 7 3 4

2 0 0 8 3

(6)

Pengelola pangkalan data di tingkat agen (Indonesia)

Pengelola pangkalan data di tingkat penerbit (Belanda)

Pengelola pangkalan data di PUSTAKA

Pengelola pangkalan data di PUSTAKA

Pengelola pangkalan data di UK/UPT

Pengelola pangkalan data di UK/UPT Penggantian

ID user dan password setiap bulan

Pemberian ID user dan password saat awal daftar E m a i l

E m a i l E m a i l

---HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur Memperoleh Identitas Pengguna dan

Password

Dalam sistem pengelolaan informasi, mekanisme atau prosedur merupakan bagian yang penting. Oleh karena itu, dalam pemanfaatan jurnal elektronis yang dilanggan PUSTAKA (ProQuest dan Science Direct) dibuatkan panduan cara memperoleh identitas pengguna dan

password yang diperlukan pada saat akan memasuki gerbang situs ProQuest atau mengambil artikel lengkap dari Science Direct. Selain untuk memantau peman-faatannya, prosedur juga bermanfaat sebagai alat penge-lolaan pangkalan data offline, yakni pangkalan data yang berisi artikel lengkap jurnal elektronis yang diambil pengguna yang didokumentasikan dan dikelola pusta-kawan atau pengelola perpustakaan untuk keperluan akses lokal (LAN). Pangkalan data offline ini bermanfaat bagi pengguna yang membutuhkan informasi jurnal elektronis tanpa harus mengaksesnya melalui internet, tetapi cukup menelusurinya melalui jaringan lokal sehingga menghemat waktu dan biaya.

Mekanisme pengelolaan user ID dan password

kedua jurnal elektronis tersebut berbeda (Gambar 1). Penggantian password ProQuest dilakukan setiap bulan oleh agen yang berkedudukan di Jakarta, sedang-kan untuk Science Direct dilakukan oleh pengelola pangkalan data di PUSTAKA. Penggantian password

dilakukan dengan menggunakan menu yang disediakan oleh penerbit pada situs. Kode identitas pengguna dan

password diberikan pada saat pendaftaran pertama.

Pengelola Jurnal Elektronis

Di lingkup Badan Litbang Pertanian, sampai awal tahun 2008 sebanyak 47 UK/UPT telah memberikan nama pengelola jurnal elektronis. Surat pemberitahuan untuk mendaftar menjadi pengelola jurnal elektronis disebarkan PUSTAKA sejak Desember 2006, namun baru 72% UK/ UPT yang memberikan nama. Dari jumlah tersebut, belum seluruhnya dapat memanfaatkan jurnal elektronis karena belum tersedianya infrastruktur, provider yang handal, dan kemampuan akses yang rendah.

Perkembangan Pemanfaatan Jurnal Elektronis

Pemanfaatan ProQuest dan Science Direct sejak Januari sampai November 2007 bervariasi. Sejak bulan April 2007, pemanfaatan ProQuest cenderung menurun karena PUSTAKA mulai melanggan Science Direct, sehingga pemanfaatan pangkalan data tersebut meningkat.

Pemanfaatan ProQuest pada tahun 2007 lebih tinggi dibandingkan tahun 2005 dan 2006 (Gambar 2). Jumlah akses terhadap ProQuest pada tahun 2007 rata-rata mencapai 653,33 judul, lebih tinggi dibandingkan tahun 2005 dan 2006 yang rata-ratanya masing-masing hanya 261,50 dan 182,55 judul. Hal tersebut mungkin disebab-kan pada tahun 2005 dan 2006 keberadaan ProQuest

belum disosialisasikan dengan baik kepada pengguna.

Jurnal yang Banyak Diakses

(7)

2 0 0 0

Gambar 2. Perkembangan jumlah akses ke ProQuest tahun 2005-2007 dan Science Direct tahun 2007. Judul

Gambar 3. Sebaran akses judul jurnal pada ProQuest, 2005-2007. Agron. J.

mengetahui identitas pengguna dan password maka pengguna tidak dapat melakukan pencarian informasi, baik sitasi, abstrak maupun artikel lengkap. Pada Science Direct, walaupun pengguna tidak mengetahui identitas penggunadan password, mereka masih dapat melakukan penelusuran informasi sebatas sitasi dan abstrak. Judul jurnal yang banyak diakses adalah Crop Science, In Vitro Cellular and Developmental Biology, dan Annual Review of Phytopathology (Gambar 3).

Bentuk Informasi yang Diakses

Bentuk informasi yang tersedia pada ProQuest adalah: a. Sitasi (citation), berisi informasi bibliografis

menge-nai dokumen tersebut seperti pengarang dan tanggal terbit artikel.

b. Abstrak (abstract), berisi ringkasan artikel terutama untuk sebagian artikel yang tidak tersedia secara lengkap (full text), sehingga pengguna dapat menge-tahui bahwa artikel yang dicari tersedia, hanya tidak terdapat pada PQ.

c. Teks (text), berisi semua teks artikel yang ber-sangkutan dan tidak terdapat gambar di dalamnya sehingga mudah dan cepat diambil.

d. Teks dan grafik (text + graphics), berisi artikel lengkap, namun di dalamnya terdapat grafik, gambar, atau foto yang ditampilkan dalam bentuk thumbnail. e. Page image (PDF), merupakan tampilan seperti hala-man jurnal aslinya, paling disukai pengguna, namun membutuhkan waktu lama untuk mengambilnya.

(8)

Art-Image 4%

Sitasi 4%

Abstrak 5%

Te k s 5%

Teks+gambar 7% P a g e - I m a g e

7 5 %

Gambar 4. Bentuk informasi dalam pangkalan data ProQuest dan Science Direct yang diakses pengguna.

g. Preview, tampilan sebagian dari isi disertasi (biasa-nya 24 halaman pertama). PUSTAKA tidak melang-gan disertasi sehingga nilainya akan selalu nol (0). h. Art map, tampilan peta yang juga dapat diambil dari

bentuk teks + grafik.

Bentuk informasi pada ProQuest yang paling banyak diakses pengguna adalah page image dengan nilai rata-rata 75%, sedangkan bentuk lainnya hanya berkisar 4-7% (Gambar 4). Dengan demikian, pengguna lebih menginginkan ketersediaan artikel lengkap diban-dingkan informasi bibliografis saja. Hal ini penting diketahui dan dipertimbangkan dalam menilai keinginan pengguna perpustakaan, terutama dalam

pengembang-an perpustakapengembang-an digital versi dalam negeri (Indone-siana).

Sosialisasi Jurnal Elektronis

Sosialisasi bertujuan memperkenalkan keberadaan jurnal elektronis kepada pengguna, yaitu peneliti, pengkaji, penyuluh, serta pengelola perpustakaan dan pustakawan. Sejak ProQuest dilanggan pada tahun 2003, belum pernah dilakukan sosialisasi kepada pengguna. Pada tahun 2004 dan 2005 sosialisasi dilakukan secara terbatas kepada pengelola perpustakaan dan pustakawan melalui pela-tihan atau kunjungan ke UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. Pada tahun 2006 dan 2007, sosialisasi dila-kukan kepada para peneliti, penyuluh dan pengkaji, termasuk pimpinan UK/UPT (Tabel 5).

Berdasarkan hasil sosialisasi dan dampaknya ter-hadap pemanfaatan jurnal elektronis dapat disimpulkan bahwa sosialisasi kepada peneliti lebih efektif diban-dingkan kepada pengelola perpustakaan atau pusta-kawan. Pada tahun 2006, sosialisasi kepada peneliti sering dilakukan sehingga pemanfaatan ProQuest pada tahun 2007 meningkat (Gambar 2). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa peran pustakawan dalam membantu peneliti untuk memanfaatkan jurnal elek-tronis di UK/UPT belum optimal.

Tabel 5. Sosialisasi pemanfaatan jurnal elektronis yang dilanggan PUSTAKA, 2006 dan 2007.

Unit kerja/unit pelaksana teknis Peserta

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor Peneliti Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi Peneliti

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor Peneliti dan pustakawan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor Peneliti

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor Peneliti Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor Peneliti

Balai Penelitian Ternak, Bogor Peneliti

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Indutsri, Parungkuda Peneliti

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Penyuluh dan pengkaji

Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Pati Peneliti dan pengelola perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Penyuluh dan pengkaji

Loka Penelitian Sapi Potong, Grati Peneliti

Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang Peneliti

(9)

KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal elektronis online diharapkan oleh peneliti karena mudah diakses dari tempat mereka bekerja tanpa harus ke PUSTAKA. Namun, akses ke jurnal tersebut meng-hadapi berbagai kendala, antara lain belum tersedianya sarana akses melalui internet di perpustakaan. Kalaupun tersedia, kecepatan akses sangat terbatas sehingga untuk mengambil artikel lengkap diperlukan waktu yang lama. Sarana akses internet yang belum tersedia akan meng-hambat pemanfaatan jurnal elektronis serta komunikasi antara pengelola jurnal elektronis yang berada di PUSTAKA dan yang ada di UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengelola jurnal elektronis.

Pengguna jurnal elektronis lebih menyukai meng-ambil artikel lengkap dalam bentuk page image atau file PDF daripada hanya membaca abstrak dan mengetahui informasi bibliografisnya saja. Judul-judul jurnal yang cukup tinggi pemanfaatannya adalah Crop Science, In Vitro Cellular and Developmental Biology dan Annual Review of Phytopathology.

Untuk meningkatkan pemanfaatan jurnal elektronis, peran dan keaktifan para pengelola perpustakaan atau pustakawan sangat diharapkan. Keterlibatan mereka dapat diwujudkan dalam bentuk sosialisasi yang lebih intensif dan penyediaan informasi terbaru dari

jurnal-jurnal yang ada dalam pangkalan data ProQuest dan

Science Direct kepada para pengguna. Untuk mening-katkan kemampuan, wawasan berpikir, keterampilan, dan memecahkan masalah yang dihadapi di perpustakaan UK/UPT, pengelola perpustakaan dan pustakawan dapat memanfaatkan forum komunikasi pustakawan lingkup Departemen Pertanian (www.groups.yahoo.com/group/ pustakawan deptan). Sosialiasi jurnal elektronis perlu lebih ditingkatkan, terutama melalui seminar disertai demonstrasi penelusuran.

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2008. Keanggotaan asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia dari tahun 1999 sampai dengan 2008. http:/ /www.apjji.or.id/layanan/index.php?lang=ind. [20 Juli 2008].

Chowdurry, G. G. 1999. Introduction to Modern Information Retrieval. London: Library Association Publishing. Kusmayadi, E. dan S. Mansjur. 2004. Laporan Akhir Kegiatan

Kesiagaan Jasa Informasi. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.

Palmer, R.B. 1997. The Internet: Technology and trends. Speech delivered to the Spring Internet World ’97, Los Angeles, California, 12 March 1997.

Gambar

Tabel 1. Keuntungan dan persyaratan media digital.
Tabel 2. Jumlah provider internet di Indonesia berdasarkantahun registrasi, 1996-2008.
Gambar 1. Mekanisme memperoleh identitas pengguna (user ID) dan password pada ProQuest (kiri) dan Science Direct Online (kanan).
Gambar 2. Perkembangan jumlah akses ke ProQuest tahun2005-2007 dan Science Direct tahun 2007.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa indikator D1 menjadi faktor yang cukup besar didalam kesulitan belajar mahasiswa pada mata kuliah Statistika selama masa pandemi Covid-19.. D2

Nilai MOR meningkat pada perlakuan perendaman diduga karena zat ekstraktif yang terkandung didalam partikel ampas tebu telah larut dalam air sehingga daya rekat perekat semakin

1) Kebutuhan spiritual pada penyakit akut. Kepercayaan spiritual dan kegitan religius bisa menjadi lebih penting di saat seseorang menderita penyakit dibandingkan pada

Dari hasil analisis deskriptif yang digunakan dalam pengkajian ini terungkap, bahwa: (a) Usahatani tanaman pangan di lahan kering telah menjadi mata pencaharian

dengan an kon konsep sep yang yang dina dinamak makan an seb sebagai agai Detterence Detterence yang yang dida didasark sarkan an kepa kepada da sedemikian tingginya

Penelitian ini menggunakan struktur lantai Plat Baja Berprofil Papan Kering atau Profiled Steel Sheeting Dry Board (PSSDB) yang merupakan struktur komposit yang

Soekarno, “Amanat Negara Presiden Soekarno Pada Pembukaan Sidang Pertama MPRS Pada Hari Pahlawan 10 Nopember 1960”, dalam Muhono, Ketetapan MPRS dan Peraturan Negara Yang

Karena struktur organisasi yang baik dapat memberi gambaran yang jelas tentang tugas individu dapat saling bekerja sama dengan baik antar setiap bagian dalam perusahaan.. Struktur