Praperadilan
Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini tentang:
a. sah/ tidaknya penangkapan/ penahanan;
b. Sah/ tidaknya penghentian penyidikan/ penuntutan;
c. Ganti rugi dan rehabilitasi
Persyaratan Praperadilan
Selain alasan-alasan yang secara khusus dibatasi oleh undang-undang, Praperadilan memiliki beberapa
persyaratan:
a. Diperiksa oleh hakim tunggal (Pasal 78 ayat (2) KUHAP);
b. Diajukan oleh tersangka/ keluarganya/ kuasanya (Pasal 79);
c. Diajukan oleh penyidik/ penuntut umum (Pasal 80);
d. Pihak ketiga yang berkepentingan (Pasal 80 jo Pasal 81);
Jenis-jenis Acara
Pemeriksaan Persidangan
1. Acara Pemeriksaan Biasa (Bab XVI bagian Ketiga KUHAP);
2. Acara Pemeriksaan Singkat (Bab XVI bagian Kelima KUHAP); dan
3. Acara Pemeriksaan Cepat (Bab XVI bagian Keenam KUHAP).
Dasar titik tolak perbedaan tata cara
pemeriksaan tersebut ditinjau dari segi jenis tindak pidana dan dari segi mudah atau
Acara Pemeriksaan Biasa
Acara pemeriksaan biasa umumnya
dipergunakan untuk perkara pidana dengan acaman pidana penjara 5 tahun ke atas, dan masalah pembuktiannya memerlukan
ketelitian.
Acara Pemeriksaan Cepat
Pemeriksaan perkara dengan acara
pemeriksaan cepat dibagi ke dalam dua hal: 1. Acara pemeriksaan tindak pidana ringan; 2. Acara pemeriksaan perkara pelanggaran
Acara Pemeriksaan Tindak
Pidana Ringan
Yang dapat digolongkan dalam tindak pidana ringan adalah perkara-perkara antara lain:
1. Tindak pidana yang diancam pidana penjara atau kurungan paling lama 3 bulan;
2. Tindak pidana yang diancam dengan pidana denda sebanyak-banyaknya Rp. 7.500;
3. Penghinaan ringan (Pasal 315 KUHPidana)
Pelanggaran Lalu Lintas
Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan ini adalah perkara tertentu terhadap
peraturan perundang-undangan lalu lintas
Acara Pemeriksaan Singkat
Pada masa HIR, acara pemeriksaan ini
disebut dengan pemeriksaan perkara sumir. Perkara yang diperiksa dengan acara
pemeriksaan singkat adalah perkara
kejahatan atau pelanggaran yang tidak
termasuk ketentuan Pasal 205 (KUHAP) dan yang menurut penuntut umum pembuktian serta penerapan hukumnya mudah dan
sifatnya sederhana.
Tidak termasuk Pasal 205
KUHAP
Yang dimaksud dengan ketentuan Pasal 205 KUHAP adalah ketentuan mengenai
pemeriksaan acara cepat, dalam hal pemeriksaan Tindak Pidana Ringan
Pembuktian Sederhana
1. Pemeriksaan perkara tidak memerlukan waktu yang lama (cukup sekali atau dua kali sidang);
2. Terdakwa telah mengakui ditambah dengan bukti yang lengkap;
3. Untuk perkara dengan ancaman pidana penjara tidak lebih dari 3 tahun
Perkara Koneksitas
Perkara koneksitas, adalah perkara yang berkaitan dengan tindak pidana yang
dilakukan bersama-sama oleh mereka yang termasuk lingkungan peradilan umum dan lingkungan peradilan militer.
Prinsip Perkara
Koneksitas
1. Diadili oleh lingkungan peradilan umum, kecuali ada keputusan Menhankam yang mengharuskan diperiksa di peradilan
militer;
Peradilan Umum/ Militer
Kapan suatu perkara tersebut diadili di
peradilan umum/ peradilan militer dalam perkara koneksitas?
1. Apabila kerugian yang ditimbulkan tindak pidana lebih banyak merugikan
kepentingan umum, maka diperiksa di peradilan umum;
2. Apabila kerugian yang ditimbulkan lebih banyak merugikan kepentingan militer, maka diperiksa di peradilan militer
Daftar Bacaan
1. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan,
2008
2. _______, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali, 2009
3. KUHAP