• Tidak ada hasil yang ditemukan

DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENYAKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENYAKI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

“PENYAKIT TANAMAN YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR, VIRUS DAN BAKTERI”

ERNA

D1A113008

AGRIBISNIS A

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

(2)

A. Penyakit yang disebabkan oleh jamur 1. Penyakit Busuk Tandan (bunch rot)

 Penyebab dari penyakit busuk tandan adalah cendawan yang bernama Marasmius palmivorus sharples. Penyakit busuk tandan umumnya menyerang tanaman kelapa seperti tanaman kelapa sawit.

 Penyakit busuk tandan menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit.  Pengendalian tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan

penyerbukan buatan dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan. 2. Penyakit Hawar Daun Kentang.

 Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans.

 Gejala-gejala yang tampak pada daun kentang yang terkena penyakit yaitu bercak nekrosis di tepi -tepi daun, terutama pada suhu rendah dan kelembaban serta curah hujan tinggi.

 Pengendalian terhadap penyakit tersebut adalah dengan menenam kentang yang tahan penyakit, menggunakan bibit kentang yang sehat, dan melakukan penyemprotan dengan fungisida.

3. Penyakit Busuk Daun Bawang Merah

 Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Perenospora destructor.  Gejala-gejala yang tampak pada daun bawang merah yang terkena

penyakit busuk daun, yaitu didekat ujung daun timbul bercak hijau pucat. Jika kondisi lingkungan lembab, dipermukaan daun berkembang jamur berwarna putih ungu. Daun kemudian menguning, layu, dan mongering. Daun yang telah mati berwarna putih dan banyak terdapat jamur hitam.

 Pengendalian terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara menggunakan benih yang sehat atau bebas dari penyakit, membakar daun-daun sisa panen, dan menyemprotkan fungisida.

4. Penyakit Bercak Ungu pada Bawang Putih

 Penyakit bercak ungu pada bawang putih disebabkan oleh jamur Alternaria porri.

(3)

 Pengendalian terhadap penyakit bercak ungu pada bawang putih dapat dilakukan dengan cara menanam bawang putih pada lahan yang mempunyai saluran air baik, melakukan rotasi tanaman, dan melakukan penyemprotan fungisida.

5. Penyakit akar gada kubis

 Penyakit akar gada disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassica.

 Tanaman yang masih muda mungkin tidak menunjukkan gejala yang berarti saat terserang, namun ketika tanaman semakin dewasa akan mulai menunjukkan gejala klorosis atau menguning, layu selama hari-hari panas, dan pertumbuhan terhambat. Meskipun begitu, gejala-gejala ini terkadang sedikit berbeda di antara jenis tanaman yang berbeda. Jika terdapat tanaman layu pada hari-hari kering/panas dan pulih kembali di pagi hari atau setelah matahari turun atau suhu dingin, itulah pertanda awal serangan akar gada. Jika penyakit terus berlangsung, daun akan menguning dan akhirnya mati. Tanaman yang sakit jelas terhambat pertumbuhannya dibandingkan tanaman yang tidak terinfeksi. Tanaman yang sakit biasanya berada di daerah yang lembap atau basah. Ketika digali, akar menunjukkan berbagai gejala tak lazim, infeksi yang baru akan menyebabkan simpul kecil pada akar, sedangkan infeksi lebih lanjut menyebabkan bengkak panjang pada akar primer maupun lateral. Beberapa jenis tanaman, seperti lobak, tidak membentuk bengkak ketika terinfeksi, melainkan luka atau lesi cekung hitam di sepanjang permukaan akar.

 Pengendalian terhadap penyakit akar gada kubis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

(4)

Perhatikan jenis tanah. Penggunaan tanah berpasir akan lebih aman dari kemungkinan berkembangbiaknya patogen.

b. Menjaga pH tanah agar sedikit basa (sekitar 7,1 – 7,2). Patogen Plasmodiophora berkembang pada tanah asam oleh karena itu perlu menaikkan pH tanah sehingga menjadi sedikit basa, misalnya dengan menambahkan kapur pertanian atau Kalsium (dengan takaran yang yang tepat) untuk menghambat perkembangan patogen.

c. Kurangi pemberian pupuk kimia, terutama yang mengandung Nitrogen (seperti NPK, ZA, Urea, KNO3). Pupuk tersebut menyebabkan tanah semakin asam, dan bahkan melemahkan daya tahan tanaman karena tanaman menjadi terlalu banyak mengandung gas.

d. Lakukan rotasi tanaman mengurangi berkembangnya patogen di lahan yang sudah terinfeksi.

6. Penyakit akar putih pada tanaman karet

 Penyebabnya adalah cendawan yang bernaman Rigidoporus lignosus. Cendawan ini menyerang tanamann karet.

(5)

 Berdasarkan Disbun Kuansing (2010) beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengendalian jamur akar putih diantaranya yaitu: a. Menanam tanaman penutup tanah jenis kacang-kacangan, minimal

satu tahun lebih awal dari penanaman karet.

b. Sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi biakan jamur Trichoderma harzianum yang dicampur dengan kompos sebanyak 200 gr/lubang tanam (1 kg T. Harzianum dicampur dengan 50 kg kompos/pupuk kandang).

Sementara itu untuk pengendalian pada areal yang sudah terserang jamur akar putih dapat dilakukan dengan cara:

a. Pada serangan ringan masih dapat diselamatkkan dengan cara membuka perakaran, dengan membuat lubang tanam 30 cm disekitar leher akar dengan kedalaman sesuai serangan jamur. b. Permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok dengan alat yang

tidak melukai akar. Bagian akar yang busuk dipotong dan dibakar. Bekas kerokan dan potongan diberi ter kemudian seluruh permukaan akar dioles dengan fungisida yang direkomendasikan. c. Setelah luka mengering, seluruh perakaran ditutup kembali dengan

tanah.

d. Tempat tanaman di sekitar tanaman yang sakit ditaburi dengan T. Harzianum dan pupuk.

e. Tanaman yang telah diobati diperiksa kembali 6 bulan setelah pengolesan dengan membuka perakaran, apabila masih terdapat benang jamur maka dikerok dan dioles dengan fungisida kembali. f. Pengolesan dan penyiraman akar dengan fungsida dilakukan setiap

6 bulan sampai tanaman sehat.

(6)

diluar areal pertanaman, menggunakan wadah agar tanah yang terikut tidak tercecer di dalam kebun.

h. Bekas lubang dan 4 tanaman di sekitarnya ditaburi 200 gram campuran Trichoderma sp. dengan pupuk kandang 200 gr per lubang atau tanaman.

B. Penyakit yang disebabkan oleh virus 1. Penyakit tungro pada tanaman padi

 Penyakit tungro disebabkan oleh virus Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batang Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus (RTSV). Kedua jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara bersama-sama. Virus tungro hanya ditularkan oleh wereng hijau (sebagai vektor) tidak terjadi multiplikasi dalam tubuh wereng dan tidak terbawa pada keturunananya.

(7)

bergelombang karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan yang terinfeksi.

 Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut :

a. Waktu tanam tepat Singgang merupakan sumber inokulum virus tungro. Agar terhindar dari infeksi virus yang berasal dari singgang, maka persemaian dilakukan paling tidak 5 (lima) hari setelah pengolahan tanah selesai dan tidak ada lagi singgang. Tanam diupayakan seawal mungkin sehingga pada saat populasi wereng hijau mencapai puncak, tanaman padi sudah berumur > 60 hst dan lebih tahan tungro. Waktu tanam yang tepat dapat ditentukan dengan memperhatikan fluktuasi populasi wereng daun hijau dan keberadaan tungro tahunan. Waktu tanam yang tepat adalah saat tanam yang dapat menghindarkan tanaman pada saat fase rentan (≤ 30 hst) tidak bertepatan dengan tekanan tungro tinggi (populasi wereng hijau dan keberadaan gejala tungro tinggi). b. Bibit sehat, jangan memindahkan/menggunakan bibit dari daerah

endemis tungro.

c. Tanam serentak, untuk membatasi keberadaan umur tanaman yang rentan terhadap perkembangan dan penularan virus tungro dilakukan upaya tanam serentak pada hamparan seluas-luasnya/unit hamparan pengairan.

d. Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi/bukan inang virus tungro.

(8)

f. Pergiliran varietas tahan, penanaman varietas tahan yang sama secara terus menerus di areal yang luas akan memberikan tekanan seleksi yang tinggi bagi vektor dan virus. Hal ini akan memunculkan strain/koloni baru yang dapat mematahkan varietas tahan. Wereng hijau dikenal cepat beradaptasi terhadap varietas tahan, dengan demikian pergiliran varietas dapat mencegah atau menunda munculnya strain/koloni baru.

g. Sanitasi dan eradikasi. Eradikasi dilakukan dengan cara pengolahan tanah dan pembenaman sumber tungro, untuk menghilangkan atau menekan jumlah sumber tungro dan sekaligus menekan terjadinya penularan virus tungro lebih lanjut. Sanitasi dilakukan dengan cara mencabut dan membenamkan tanaman terserang, turiang/singgang dan rumput yang menjadi inang. h. Pengendalian vektor di daerah endemis tungro dengan aplikasi

insektisida butiran 6 kg/500 m2 sehari sebelum sebar benih. Apabila diperlukan di pertanaman dilakukan aplikasi insektisida sehari sebelum tanam dengan dosis sesuai anjuran. Aplikasi insektisida di persemaian dapat juga dilakukan apabila nilai indeks tekanan tungro > 75, dan pada pertanaman apabila saat berumur <3 mst ditemukan 2 rumpun tanaman terserang tungro per 100 rumpun, disamping terus dilakukan sanitasi terhadap tanaman sakit.

2. Penyakit mosaik pada tanaman jeruk

 Penyebabnya adalah virus CVPD (Citru Vein Phloem Degeneration). Virus ini menginfeksi bagian batang, daun, dan buah.

(9)

defisiensi hara Zn. Gejala dalam yaitu Jaringan floem tampak lebih tebal, karena adanya pengempisan pembuluh tapis dalam floem tersebut, yaitu berupa jalur-jalur putih. Bila diberi pewarna KI (Kalum Iodida) akan terlihat adanya akumulasi.

 Pengendalian dapat dilakukan dengan menerapkan hal-hal berikut : a. Bibit Berlabel Bebas Penyakit

Bebas patogen sistemik seperti CVPD dan Virus Tristeza Terjamin kemurnian varietas batang atas dan batang bawahnya Proses produksi berdasarkan program sertifikasi benih yang berlaku

b. Pengendalian Vektor CVPD :

 Pengendalian dilaksanakan berdasarkan monitoring dengan menggunakan perangkap kuning

 Dilaksanakan terutama pada saat pertanaman mulai bersemi/bertunas baru

 Penyemprotan dengan pestisida yang diijinkan yaitu : Confidor 200 SL, Curacron 500 EC, Matador 25 EC, Perfekthion 400 EC  Penggunaan musuh alami diantarqanya : Predator Curinus

coeruleus, Jamur Metarrhizium anisopliae, Jamur Hirsutella cetriformis, Jamur Verticillium

c. Sanitasi / Eradikasi diantaranya :

 Memangkas ranting yang menunjukan gejala CVPD  Membongkar tanaman yang terserang CVPD

 Tanaman yang dibongkar disulam dengan bibit berlabel bebas penyakit

d. Pemeliharaan / Perawatan Tanaman Secara Optimal, diantaranya :  Pemupukan berimbang

 Penyiraman

 Pengendalian gulma dan pengolahan tanah  Penjarangan buah

(10)

1. Layu bakteri pada tanaman cabai

 Penyakit layu bakteri pada tanaman cabai disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Serangan penyakit ini ditandai dengan layunya tanaman seperti bekas tersiram air panas. Penyakit ini mempunyai kisaran inang yang luas seperti inang utamanya Solanaceae, Musaceae, Kentang, Zingeberaceae, dan Arbei.

 Gejala penyakit layu bakteri adalah sebagai berikut :

a. Tanaman yang terserang menunjukan gejala layu mendadak. Pada tanaman yang tua gejala layu pertama akan tampak pada bagian bawah tanaman (daun-daun tua). Namun apabila penyakit terdapat pada tanaman yang muda gejala dimulai dari pucuk atau daun-daun bagian atas.

b. Serangan berat dapat menyebabkan matinya tanaman secara mendadak.

c. Apabila batang tanaman yang sakit dipotong melintang, dan dicelupkan kedalam air jernih, akan mengeluarkan cairan keruh yang merupakan koloni bakteri.

 Pengendalian penyakit layu bakteri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Menyemprot tanaman menggunakan Agrept 20 WP atau Agrimycin 15/1,5 WP.

(11)

c. Gunakan pupuk kandang yang telah masak. Pupuk kandang yang belum masak dapat memacu perkembangan bakteri ini memalui kenaikan suhu tanah yang disebabkan oleh proses fermentasi pupuk organik.

d. Kurangi penggunaan urea, Kalau perlu gunakan NPK saja. Penggunaan urea yang berlebihan akan menyebabkan tanaman sukulen dan mudah terserang penyakit.

e. Gunakan benih tanaman cabai yang tahan terhadap penyakit ini.

f. Pergiliran tanaman menggunakan tanaman selain famili solanaceae (terung-terungan).

g. Mencabut tanaman cabai yang telah terserang penyakit layu bakteri ini.

h. Solarisasi dengan mulsa bening agar meningkatkan suhu sebelum masa tanam.

i. Pengaturan jarak tanam untuk mengurangi kelembapan.

Referensi

Dokumen terkait

Peserta olahraga rekreasi di Tsot Outbond dalam mengikuti aktivitas karena banyak menggunakan macam - macam media untuk melakukan kegiatan dengan jawaban yang

Pada penelitian ini deteksi gelombang-gelombang pada sinyal ECG dilakukan berbasis kombinasi baseline wander dan transformasi wavelet dengan memperhatikan salah satu

BATAN telah menetapkan prinsip yang harus dijadikan landasan pada semua tindakan dan pelaksanaan kegiatan, yaitu bahwa: Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan

Dengan adanya sistem informasi analisa kredit yang lebih baik,. diharapkan masyarakat memperoleh informasi mengenai

Dalam pengalaman subyektif, penulis secara sadar mendapatkan rangsangan dari apa yang dilihat oleh penulis, berupa keindahan bentuk dan warna tanaman manggis yang

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan peningkatan aktivitas guru selama

&gt; 0.05 artinya bahwa tidak ada pengaruh terhadap perubahan karakter berpikir divergen pada kelas eksperimen akibat perlakuan STAD- Divergen , sedangkan pada

Berdasarkan penelitian Identifikasi Jenis-jenis Burung Air yang telah dilakukan di Kawasan Pantai Berlumpur dan Kawasan Pantai Mangrove Desa Tanjung Saleh Kecamatan Kakap Kabupaten