• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah ritme tubuh dan kondisi mental

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah ritme tubuh dan kondisi mental"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Para pekerja malam, atau mereka yang melakukan perjalanan dengan pesawat terbang dari satu benua ke benua lain yang melintasi beberapa zona waktu yang berbeda, dapat menyebabkan keletihan, hingga mengurangi kemampuan bekerja, bahkan dapat menyebabkan depresi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya gangguan pada ritme tubuh.

Terdapat banyak ritme harian dari berbagai fungsi fisiologis dan aktivitas tubuh kita. Ritme ini berfungsi mengatur apa yang harus dilakukan tubuh secara alami. Misalnya, mengatur kapan tubuh harus istirahat, kapan tubuh berkonsentrasi pada sesuatu, atau kegiatan lainnya yang dilakukan tubuh selama 24 jam.

Ritme tubuh yang berubah-ubah tersebut mempengaruhi kesadaran dan kondisi mental kita. Kesadaran yang bervariasi itu menuntut kita untuk memahaminya karena erat kaitannya dengan waktu kerja efisien, serta kemampuan dalam berfikir serta dalam membuat keputusan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Ritme biologis 2. Ritme tidur 3. Dunia mimpi 4. Hipnosis

5. Obat-obatan pengubah kesadaran

1.3 Tujuan

(2)

BAB II

Isi

2.1 Ritme Biologis

Ritme biologis adalah fluktuasi fisiologis periodik dalam tubuh. Terkadang kita tidak menyadari naik turunnya hormon, naik turunnya kecepatan siklus aktivitas otak dan lain-lain yang dapat mempengaruhi perilaku kita. Ritme ini dikendalikan oleh jam biologis yaitu:

 Siklus musiman dan tahunan, misalnya migrasi burung dan

fluktuasi musiman kebiasaan makan manusia

 Siklus 28 hari, yaitu siklus menstruasi perempuan

 Siklus 24 jam, misalnya siklus tidur dan bangun, serta perubahan

suhu dalam tubuh

RITME SIRKADIAN

Istilah circadian atau sirkadian pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Franz Halberg, seorang berkebangsaan Jerman pada tahun 1959 untuk menjelaskan terjadinya perubahan fungsi-fungsi tubuh pada diri manusia. Istilah ini berasal dari bahasa latin, “circa” yang berarti ‘sekitar’ dan “dies” yang berarti ‘satu hari’. Jadi yang disebut circadian adalah perubahan fungsi-fungsi tubuh pada diri manusia yang terjadi dalam satu hari. Karena perubahan fungsi-fungsi tubuh tersebut mengikuti satu ritme tertentu, maka konsep circadian ini lebih dikenal dengan sebutan ritme sirkadian (circadian rhytm).

(3)

tersebut akan meningkat atau sangat aktif pada siang hari tetapi akan menurun atau tidak aktif pada malam hari atau sebaliknya. Masa selama siang hari disebut sebagai fase ergotropic dimana kinerja manusia berada pada puncaknya, sedangkan masa malam hari disebut fase trophotropic dimana terjadi proses istirahat dan pemulihan tenaga.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ritme sirkadian menjadi dasar fisiologis dan psikologis pada siklus tidur dan bangun harian. Ini berarti fungsi dan tahapan fisiologis dan psikologis memiliki suatu ritme yang tertentu selama 24 jam sehari, sehingga ritme sirkadian seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti perubahan shift kerja. Dengan terganggunya ritme sirkadian pada tubuh pekerja akan terjadi dampak pada pekerja seperti gangguan gastrointestinal, gangguan pola tidur dan gangguan kesehatan lain.

Semua bentuk ritme biologis, termasuk ritme sirkadian, dipengaruhi oleh faktor internal (endegenous) dan eksternal (exogenous). Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu. Beberapa peneliti percaya bahwa pusat internal dari ritme ini terletak di suatu area di otak yang disebut suprachiasmatic nuclei (SCN), namun hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah dan sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Faktor eksternal berhubungan dengan lingkungan natural di luar tubuh seperti siklus gelap-terang (siang-malam), suhu ruang, perubahan-perubahan musim, interaksi sosial dengan individu yang lain serta waktu/jam makan yang semuanya mempengaruhi siklus aktivitas fungsi-fungsi tubuh.

Karena ritme biologis ini berulang dalam rentang waktu kurang lebih 24 jam dan dipengaruhi oleh faktor eksternal terutama gelap-terang (siang-malam) dsb maka ritme atau pola atau irama atau siklus ini dapat dikaitkan dengan satuan waktu yakni jam sehingga ritme sirkadian juga sering disebut atau diasosiasikan dengan jam biologis tubuh manusia.

JAM BIOLOGIS TUBUH MANUSIA

(4)

cenderung tidur lebih cepat? Jawabannya adalah karena adanya hormon melatonin. SCN akan memerintahkan tubuh untuk sekresi hormon melatonin ini saat hari sudah gelap. Selanjutnya, hormon melatonin akan memerintahkan tubuh untuk beristirahat. Namun dengan kehadiran lampu listrik yang membuat suasana malam hari menjadi terang menghambat sekresi hormon melatonin, sehingga saat ini jam tidur manusia lebih larut malam daripada sebelumnya.

Tubuh kita dapat beradaptasi sampai batasan tertentu. Misalnya, untuk pekerja yang bekerja saat malam hari, SCN akan beradaptasi sampai batas tertentu dalam sekresi hormon melatonin sehingga mereka akan tetap terjaga walaupun hari sudah gelap. Bila malam semakin larut, kita akan lebih merasakan kantuk, ini disebabkan hormon melatonin yang dihasilkan semakin meningkat dan juga turunnya suhu tubuh dan tekanan darah dalam tubuh. Naik turunnya aktivitas tubuh dalam sekresi hormone melatonin ini merupakan salah satu contoh dari jam bilogis (biological clock) atau ritme sirkadian tubuh manusia.

Shift kerja erat kaitannya dengan ritme circadian terutama untuk shift kerja malam. Manusia tidak ideal untuk bekerja pada malam hari karena mempengaruhi perubahan ritme circadian dimana mempengaruhi fungsi fisiologis yang berhubungan dengan kapasitas performance kerja. Fungsi fisiologis tubuh berubah dalam 24 jam, dalam waktu yang bersamaan fungsi tubuh tersebut tidak dapat bekerja secara maksimum ataupun minimum. Pada umumnya fungsi tubuh meningkat pada siang hari dan melemah pada sore hari dan menurun pada malam hari untuk melakukan pemulihan dan pembaharuan (Silaban, 2000 ; Astrand & Rodahl, 1986). Selain itu terdapat kecenderungan melalui timbulnya rasa kantuk pada waktu-waktu tertentu, tidak perduli sudah tidur atau belum-lebih banyak belum. Perasaan paling mengantuk pada saat jam-jam di awal pagi hari (02.00-07.00) dan kurang lebih saat siang hari (14.00-17.00).

Ketidakcocokan antara waktu kerja dengan ritme sirkadian ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan, antara lain:

(5)

kemudian dapat menyebabkan terjadinya penyakit lain serta penurunan motivasi. Selain itu, gangguan ini juga menyebabkan terjadinya penurunan selera makan.

 Masalah gastrointestinal (pencernaan), seseorang yang bekerja

pada malam hari memiliki kecenderungan unutuk menderita gangguan pencernaan. Hal ini disebabkan adanya ritme sirkadian yang turun naik sehingga menciptakan kesulitan pada lambung untuk mencerna makanan pada malam hari.

 Meningkatkan risiko penyakit jantung karena tekanan-tekanan pada

jantung akibat aktivitas berat di malam hari.

2.2 Ritme Tidur

Tidur adalah proses yang amat diperlukan oleh manusia untuk terjadinya pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak (natural healing mechanism), memberi waktu organ tubuh untuk beristirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh. Hal penting yang terjadi pada saat kita tidur adalah menurunnya frekuensi gelombang otak.

Tidur sangat dibutuhkan untuk konsolidasi, yaitu sebuah proses dimana terjadi perubahan sinapsis yang membuat ingatan yang baru saja disimpan menjadi lebih bertahan lama dan stabil (Sickgold, 1995).

Jadi dengan memahami proses penurunan frekuensi gelombang otak, kita dapat melihat bahwa tidur memiliki beberapa tahapan, mulai dari kondisi relaksasi (gelombang alpha), tidur dengan mimpi (adanya REM – Rapid Eye Movement) atau dalam kondisi kreatif yaitu gelombang theta, dan tidur lelap tanpa mimpi pada frekuensi gelombang Delta.

Jika kita dapat mengatur frekuensi gelombang otak kita sampai pada taraf gelombang Delta, kita tidak memerlukan waktu tidur yang panjang, tetapi tidur yang berkualitas yaitu lelap tanpa mimpi. Jika kita sering berada dalam kondisi relaksasi, maka kita tidak memerlukan banyak tidur. Ketegangan dan stress membuat kita membutuhkan banyak tidur, namun justru dalam kondisi tersebut kita menjadi susah tidur.

TAHAPAN TIDUR

(6)

masing-masing ditentukan oleh jenis aktivitas otak yang terjadi. Selama tahap 1 sampai 3, seseorang akan merasa mengantuk, tertidur, dan jatuh tertidur nyenyak tanpa mimpi. Tahap 4 disebut tidur dengan gerakan mata cepat (rapid eye movement/REM) di mana mimpi terjadi. Selama beberapa jam tidur normal, seseorang akan melalui beberapa siklus tidur yang mencakup tahap tidur REM dan tahap tidur non-REM. B erikut penjelasan rinci tahapan tidur:

 Tahap 1: ditandai dengan gelombang theta, yang menunjukan rileks dan bersifat perlahan.

 Tahap 2: Gelombang theta berlanjut tetapi mulai berbaur dengan sleep spindle atau kumparan tidur.

Tahap 1 dan 2 merupakan tahap tidur ringan, dan bila sesorang dibangunkan pada saat ini, mereka belum merasa tidur

 Tahap 3: biasanya ditandai dengan gelombang delta 50%  Tahap 4: ditandai dengan gelombang delta lebih bdari 50%

Tahap 3 dan 4 sering disebut sebagai tidur delta. Tidur delta merupakan tidur yang paling lelap, otot-otot melemas dan bila dibangunkan pada tahap ini, biasanya akan terjadi kebingungan atau kehilangan orientasi

TIDUR DELTA

Tidur delta adalah tahap tidur di mana gelombang delta EEG lazim atau dominan (tidur tahap 3 dan 4). Disebut tidur “gelombang lambat” karena aktivitas otak melambat secara dramatis dari ritme tahap 2 ”theta” ke ritme yang lebih lambat 1 sampai 2 siklus per detik yang disebut “delta” dan amplitudo gelombang meningkat secara dramatis.

(7)

Pernahkah Anda pada saat kondsi tidur tapi berjalan sendiri atau berbicara sendiri pada tengah malam? Selama berjalan atau berbicara pada saat kondisi tidur, otak tetap dalam frekuensi gelombang delta dan orang tersebut sama sekali tidak menyadari apa yang sedang mereka lakukan. Inilah sebabnya mengapa pada saat seperti ini biasanya subjek berbicara yang tidak masuk akal.

Meskipun kebanyakan orang bisa mengalami frekuensi gelombang delta pada saat tidur di malam hari, tetapi ada orang lain dapat mengalaminya sepanjang hari. Jika seseorang mengalami gelombang delta lebih dari rata-rata pada umumnya seperti pada waktu siang hari, maka otak mungkin sangat tidak fokus. Orang dengan aktivitas delta lebih dari rata-rata pada umumnya seperti pada waktu siang hari mungkin mengalami hal-hal seperti hiperaktif, kelelahan, lesu, dan khawatir demi orang lain.

Tingginya kadar delta dapat menyebabkan orang merasa tidak fokus dan lesu. Mereka juga mungkin dapat merasakan emosi orang lain lebih daripada dirinya sendiri. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa gelombang delta adalah tanda empati terhadap orang lain, atau kemampuan untuk berempati dengan keadaan emosi orang lain.

Untuk menghindari fase delta yang terlalu banyak pada siang hari, yang akhirnya menghambat aktivitas kerja kita, maka kita harus tidur nyenyak malam hari. Tidak tidur pada malam hari menyebabkan kesulitan dalam berkonsentrasi pada saat siang hari.

Gelombang otak bermanfaat untuk mengontrol frekuensi otak. Ingatlah bahwa manfaat utama dari gelombang delta yaitu untuk membantu mendapatkan tidur malam yang baik, nyenyak dan yang paling penting adalah berperan dalam pengembalian energi ke otak dan tubuh pada saat tidur.

KEKURANGAN TIDUR

(8)

yang amat sangat, dia terserang infeksi jantung dan meninggal. Hasil otopsi menunjukkan bahwa dia telah kehilangan hampir semua saraf besar di dua (2) area dari talamus yang berkaitan dengan tidur dan ritme sirkadian hormonal (Lugaresi dkk, 1986)

Leproult dkk (1997) mengatakan bahwa kekurangan tidur yang kronis dapat meningkatkan hormon stres kortisol, yang dapat merusak atau menggangu selsel otak yang dibutuhkan untuk pembelajaran dan ingatan. Selain itu, sel-sel otak yang baru dapat gagal berkembang atau dapat juga tumbuh secara abnormal (Guzman-Marin dkk., 2005). Mungkin sebagai dampak dari kerusakan itu adalah terganggunya fleksibilitas mental, atensi, dan kreativitas. Setelah beberapa hari berada dalam keadaan terjaga terus menerus, biasanya seseorang akan mulai mengalami halusinasi dan delusi (Dement, 1978).

GANGGUAN TIDUR

Gangguan tidur adalah gangguan pola tidur normal. Ada sejumlah gangguan tidur yang berkisar dari sulit tidur hingga sleep apnea.

 Insomnia

Menurut National Sleep Foundation sekitar 10% dari orang dewasa diganggu oleh insomnia kronis, yaitu kesulitan untuk merasa mengantuk atau tetap tertidur. Gangguan tidur jenis Insomnia ini adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik itu secara kualitas maupun dalam hal kuantitas. Insomnia dapat terjadi karena kecemasan dan kekhawatiran, masalah psikologis, artritis, dan bekerja atau belajar secara tidak teratur dan dalam kondisi yang terlalu menuntut.

Penyebab lain dari rasa kantuk di siang hari adalah sleep apnea, yaitu suatu gangguan di mana proses bernapas berhenti sejenak saat tidur, menyebabkan orang tersebut tersedak dan sesak napas, lalu terbangun sesaat.

 Sleep apnea

(9)

hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi.

Sleep apnea memiliki beberapa penyebab, diantaranya terhalangnya jalan udara hingga kegagalan otak untuk mengatur pernafasan dengan tepat, hal ini dapat menyebabkan seseorang mengalami tekanan darah yang tinggi dan detak jantung yang tidak teratur.

 Narkolepsi

Narkolepsi adalah suatu gangguan tidur berupa serangan rasa kantuk tiba-tiba dan tidak terduga pada siang hari yang membuat seseorang langsung masuk ke dalam tahap tidur REM. Gangguan ini disebut juga sebagai "serangan tidur" atau sleep attack. Narkolepsi kemungkinan disebabkan oleh menurunnya fungsi dari sejumlah saraf dalam hipotalamus, yang bisa disebabkan oleh malfungsi kekebalan tubuh atau abnormalitas genetis (Lin, Hungs, & Mingot, 2001; Mieda dkk., 2004).

2.3 Dunia Mimpi

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep).

Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata dan di luar kuasa pemimpi. Pengecualiannya adalah dalam lucid dreaming. Dalam lucid dreaming, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut masih berlangsung, dan kadang-kadang mampu mengubah lingkungan dalam mimpinya serta mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut. Pemimpi juga dapat merasakan emosi ketika bermimpi, misalnya emosi takut dalam mimpi buruk.

ONEIROLOGI

(10)

pengetahuan ini juga mencoba mencari korelasi antara mimpi dengan fungsi otak, serta pemahaman tentang bagaimana cara kerja otak selama seseorang sedang bermimpi dan kaitannya dengan pembentukan memori dan gangguan mental. Studi tentang oneirologi berbeda dengan studi tentang analisis mimpi. Tujuan dari studi oneirologi adalah untuk mempelajari proses terjadinya sebuah mimpi dan cara kerja sebuah mimpi bukannya menganalisis makna sebuah mimpi.

Penggunaan kata oneorologi tercatat pertama kali pada 1653. Pada abad ke-19 dua pendukung ilmu ini adalah seorang sinologists Perancis Marquis d'Hervey de Saint Denys dan Alfred Maury. Ilmu ini semakin terkenal pada tahun 1952, ketika Nathaniel Kleitman dan murid Eugene Aserinsky menemukan adanya sebuah siklus teratur.

Sebuah penelitian lebih lanjut oleh Kleitman dan William C. Dement, dan beberapa mahasiswa kedokteran, menemukan bahwa ada sebuah periode yang istimewa dalam waktu tidur manusia selama adanya aktivitas listrik yang kuat dalam otak. Aktivitas tersebut diamati dengan menggunakan electroencephalograph (EEG) ketika seseorang dalam kondisi mendekati bangun tidur. Tidur semacam ini dikenal sebagai rapid eye movement (REM) yang ditandai dengan pergerakan mata, hilangnya kekuatan otot dan adanya mimpi yang tampak nyata. Dari percobaan Kleitman dan Dement ini ditemukanlah korelasi antara tidur REM dan bermimpi.

Meskipun ada perdebatan terus tentang tujuan dan asal-usul mimpi, tetapi masih ada keuntungan besar dari mempelajari mimpi sebagai fungsi dari aktivitas otak.

TEORI MIMPI

Teori yang terkenal yang mencoba menjelaskan mimpi adalah teori kognitif dan teori aktivasi sintesis.

(11)

Menurut teori ini, mimpi mungkin merupakan suatu alam tempat kita dapat memecahkan masalah dan berpikir kreatif.

Teori aktivasi sintesis menyatakan bahwa mimpi terjadi ketika korteks serebrum mensintesiskan sinyal-sinyal saraf yang dihasilkan oleh aktivitas di bagian otak yang lebih rendah. Menurut teori ini, mimpi merefleksikan usaha otak untuk memahami aktivitas saraf yang terjadi saat tidur (Hobson, 1999).

Teori mimpi yang lain adalah teori menurut Carl Jung (1875-1961). Ia melihat mimpi memiliki struktur cerita atau bermain serta banyak persamaan antara mimpi dan mitos dan mengatakan mereka kadang-kadang menggunakan simbol yang sama untuk mengekspresikan tema mereka. Berbagai jenis mimpi berasal dari tingkat yang berbeda dari "jiwa," yang merupakan istilah Jung untuk seluruh kepribadian.

Sedangkan menurut Calvin S. Hall mimpi mengungkapkan konsepsi yang lebih kompleks daripada kedengarannya karena kita bisa memiliki lebih dari satu konsepsi diri kita sendiri dan orang lain, dan konsep diri kita atau orang lain bisa bertentangan. Selanjutnya, pemahaman kita adalah bagian dari sistem konseptual besar dimana merupakan dasar bagi sebagian besar tindakan kita di dunia.

Hall menemukan bahwa frekuensi karakter, interaksi sosial, objek, atau jenis pengaturan mengungkapkan intensitas perhatian individu. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa mimpi mengungkapkan konsepsi dan kekhawatiran.

Hall menemukan sebuah serangan terhadap teori Freud tentang simbol bahwa beberapa mimpi tampak langsung pada masalah seperti seksualitas, sementara yang lain mungkin metafora. Hall memiliki beberapa kriteria untuk mengidentifikasi unsur-unsur metafora yaitu:

 Setiap elemen terdistorsi dari keadaan biasa ke penempatan yang sangat tidak biasa, penggunaan atau perubahannya dalam elemen apapun.

 Unsur jarang diulang dalam serangkaian mimpi.

2.4 Hipnosis

(12)

teknik Animal Magnetism. Metode terapi yang dikenal dengan Mesmerism ini dilakukan dengan mengisi penuh sebuah bak dengan air lalu diberi besi magnet. Pasien yang ingin diobati diminta memegang besi dalam bak air itu untuk memberi efek kejutan.

Menurut Mesmer di dalam tubuh manusia terdapat cairan yang berfungsi menjaga keseimbangan tubuh. Cairan yang tidak mengalir dengan lancar atau tersumbat bisa menyebabkan manusia tidak sehat secara fisik maupun mental, sehingga ia menggunakan magnet untuk melepas sumbatan aliran cairan tersebut. Kemudian Mesmer mensugestikan para pasien bahwa mereka telah disembuhkan. Metode Mesmer kemudian dikenal sebagai awal mula hipnosis modern dikaji karena penekanannya dialihkan untuk menimbulkan suatu keadaan kesadaran yang berubah melalui sugesti verbal.

Kata “hipnosis” sendiri adalah terminologi yang baru digunakan pada awal 1900-an. Hipnosis berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “hypnos” yang berarti ‘tidur’. James Braid, seorang ahli bedah dan penulis yang dihormati di Inggris, adalah orang pertama yang menjelaskan mesmerisme dari sudut pandang ilmu psikologi.

Dalam penelitiannya, Braid menemukan bahwa kunci mesmerisme adalah fokus pandangan mata. Hal tersebut mengakibatkan kondisi kelelahan, yaitu kelopak mata menjadi sangat lelah sehingga subjek tidak bisa membuka matanya dan kemudian subjek dibawa masuk ke kondisi trance1.

Braid-lah memperkenalkan nama “hypnosis” atau “hypnotism” untuk menggantikan mesmerisme. Ia mendefinisikan hipnosis sebagai sebuah cara khusus yang diterapkan pada keadaan subjek, bukan pada teknik yang diterapkan oleh sang terapis. Dengan kata lain hipnosis berfokus pada pengelolalan kondisi subjek oleh terapis, bukan suatu kemampuan khusus yang dimiliki oleh terapis.

HIPNOSIS, HIPNOTIS, HIPNOTERAPI, HIPNOTERAPIS

(13)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hipnosis adalah “keadaan seperti tidur karena sugesti, yang pada taraf permulaan orang itu berada dibawah pengaruh orang yang memberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali”. Sedangkan makna hipnotis adalah “membuat atau menyebebkan sesorang berada dalam keadaan hipnosis;berkenaan dengan hipnosis”.

Sebenarnya kondisi hipnosis bukannya membuat sesorang tidak sadar sama sekali seperti makna yang disebutkan di KBBI. Kondisi hipnosis hanya berpindah dari keaktifan kesadarannya, dari pikiran sadar (concious mind) ke pikiran bawah sadar (subconcious mind).

Menurut Kirsch & Lynn (1995), hipnosis adalah sebuah prosedur di mana seorang praktisi mengsugestikan perubahan sensasi, persepsi, pikiran, perasaan, atau perilaku dari subjek.

Hipnosis juga dapat diartikan sebagai kondisi rileks, fokus atau konsentrasi terhadap sesuatu. Saat berada dalam kondisi hipnosis, sebagian orang mungkin hanya merasakan relaksasi biasa. Sebenarnya ketika kita mengalami hipnosis, ada sebuah perubahan aktivitas otak. Kondisi tersebut hampir sama pada saat menjelang tidur, yaitu adanya pergeseran kondisi ke alpha atau theta2. Dalam kondisi ini, pikiran sangat

terbuka sehingga mudah melakukan visualisasi dan memiliki pengalaman inderawi yang luar biasa.

Hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan oleh hipnoterapis pada klien yang berada dalam kondisi hipnosis. Dengan sugesti penyembuhan (hypno-therapeutic), hipnoterapi bisa memodifikasi perilaku klien, dari emosional, sikap, hingga berbagai macam kondisi. Termasuk kebiasaan buruk, kecemasan, stress, manajemen rasa sakit dan nyeri dan pengembangan pribadi manusia.

KEADAAN TERHIPNOSIS

Anggapan umum yang salah adalah bahwa keadaan terhipnosis mirip dengan tidur. Individu dibawah pengaruh hipnosis awas terhadap

2 Alpha: Dominan pada saat tubuh dan pikiran rileks dan tetap waspada. Gelombang alpha berfungsi sebagai penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Alfa juga

menandakan bahwa seseorang dalam kondisi light trance atau kondisi hypnosis yang ringan.

(14)

apa yang terjadi dan mengingat pengalaman tersebut nantinya, kecuali mereka diinstruksikan untuk melupakannya. Saat tidur, kita tidak sadar akan keadaan sekeliling kita, sementara dalam keadaan hipnosis, subjek sangat sadar akan keberadaannya dan tahu apa yang terjadi di sekitarnya. Seperti yang telah dijelaskan, subjek hanya berpindah dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar.

Berbagai penelitian menggunakan EEG (elektroensephalogram) mendokumentasikan bahwa orang yang dibawah pengaruh hipnosis menunjukan pola aktivitas otak tertentu. Mereka yang dihipnosis menampilkan gelombang alfa dan theta yang lebih banyak, yang menunjukan karakter seseorang dalam keadaan tidak tidur. EEG orang yang dihipnosis terlihat mirip pola orang dalam keadaan bangun yang rileks.

Kondisi hipnosis sebenarnya merupakan kondisi pikiran alamiah, yang tanpa kita sadari, kita pun sering berada dalam kondisi itu sehari-hari. Misalnya saat menonton film hingga tidak menyadari keadaan sekitar, atau menenggelamkan diri kedalam aktivitas yang imajinatif seperti mendengarkan musik favorit atau membaca novel hingga terbawa suasana senang, sedih, kecewa dan lain-lain seperti cerita novel.

Sedangkan pada saat sesi hipnosis, subjek dipandu oleh seorang ahli hipnosis. Subjek yang terhipnosis menyerahkan tanggung jawab kepada penghipnosis dan mengikuti sugesti yang diberikan tetapi semua kendali tetap ada di tangan dirinya, bukan di tangan penghipnosis. Dengan demikian subjek dapat menenetukan apa saja yang ingin dan tidak ingin mereka lakukan sehingga kecil kemungkinan mereka melakukan sesuatu yang bertentangan, melanggar moral atau berbahaya.

TEORI YANG MENJELASKAN HIPNOSIS

1. Hipnosis-suatu kesadaran yang terbagi (Teori Disosiasi)

(15)

Teori Hillgard menyatakan bahwa hipnosis, seperti mimpi yang jelas dan melibatkan disosiasi (dissociation), yaitu satu bagian kesadaran pikiran bekerja sendiri dan terlepas dari kesadaran lainnya.

2. Teori Sosiokognitif

Teori ini menyatakan bahwa efek hipnosis merupakan hasil interaksi antara pengaruh sosial yang dimiliki penghipnosis (bagian “sosio”) dan kemampuan, kepercayaan, serta harapan subjek (Kirsch, 1997)

Para ahli meragukan bahwa hipnosis merupakan keadaan kesadaran yang berubah. Menurut pandangan hipnosis perilaku kognitif sosial (social cognitive behavior view of hypnosis), hipnosis adalah keadaan normal dimana individu berperilaku dengan cara yang ia yakini tentang bagaimana seseorang yang sedang dihipnosis seharusnya berperilaku.

PENGGUNAAN

Sebelum munculnya obat bius, hipnosis digunakan para dokter untuk menghilangkan rasa sakit saat operasi. Pada tahun 1958 di Amerika Serikat, hipnosis disetujui penggunaannya untuk tujuan medis seperti perawatan alkoholisme, kecenderungan bunuh diri, gangguan stress pasca trauma, migrain, makan berlebihan dan merokok. Pada penderita obesitas dan perokok berat, penghipnosis dapat membantu orang-orang mengubah kebiasaan yang tidak diinginkan itu menggunakan sugesti-sugesti bahwa perbuatan tersebut adalah tidak baik.

(16)

kebiasaan-kebiasaan yang tidak diinginkan. Dengan kata lain motivasi dalam diri berpengaruh terhadap hasil suatu hipnoterapi.

Selain itu ada juga manfaat lain, seperti menyembuhkan masalah memori, insomnia, kesedihan, gangguan obsesi kompulsif, gagap, kepercayaan diri, rasa malu, berbicara di depan umum, kecemasan, gangguan kebiasaan, dan lainnya. Hipnosis seperti ini termasuk dalam hipnoterapi.

2.5 Obat-obatan Pengubah Kesadaran

Pengguna bahan-bahan kimia seperti obat-obatan dapat mengubah reaksi biokimia sel dan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, kesadaran serta tingkah laku penggunanya. Obat tersebut dinamakan obat psikoaktif. Berdasarkan efek fisiologis yang ditimbulkan, obat tersebut dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu:

 Stimulan

 Depresan  Halusinogen

 Painkiller

OBAT STIMULAN

Dapat menstimulir sistem saraf simpatik sehingga organ yang dipengaruhi meningkat kerjanya. Efek dari obat ini adalah peningkatan kewaspadaan, tidak mengantuk, serta mengurangi rasa lelah dan bosan Contoh: kafein, nikotin, amfetamin, kokain.

Obat stimulan bekerja pada system saraf dengan meningkatkan transmisi yang menuju atau meninggalkan otak. Stimulan tersebut dapat menyebabkan orang merasa tidak dapat tidur, selalu siaga dan penuh percaya diri. Stimulan dapat meningkatkan denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan darah. Pengaruh fisik lainnya adalah menurunkan nafsu makan, pupil dilatasi, banyak bicara dan gangguan tidur. Bila pemberian stimulan berlebihan dapat menyebabkan kegelisahan, panic, sakit kepala, kejang perut, agresif dan paranoid. Bila pemberian berlanjut dan dalam waktu lama dapat terjadi gejala tersebut diatas dalam waktu lama pula.

 Tembakau (nikotin)

(17)

dalam paru-paru. Konsekuensi pemakaian tembakau dalam jangka panjang patut diwaspadai, smoker’s syndrome ditandai dengan nyeri dada, sesak nafas, suara yg mendesah, batuk-batuk dan kerentanan yang tinggi terhadap infeksi saluran pernafasan. Para perokok kronis sangat rentan terhadap gangguan paru-paru yang mematikan termasuk pneumonia, bronkitis, emfisema (hilangnya elastisitas paru-paru akibat iritasi kronis, dan kanker paru-paru. Merokok juga meningkatkan kanker tenggorokan, mulut, kerongkongan, ginjal, pankreas, kandung kemih dan lambung. Perokok lebih besar resikonya untuk mengembangkan berbagai macam penyakit kardiovasikuler yg menjadi serangan jantung dan stroke.

Banyak perokok mengatakan bahwa jika dirinya merokok akan terlepas dari efek adversifnya karena rokok mengurangi ketegangan. Akan tetapi, perokok sebenarnya lebih tegang dibanding non perokok. Tingkat ketegangan akan normal ketika ia sedang merokok, tetapi meningkat tajam diselang waktu-waktu merokok. Dan perokok itu lebih rentan mendapat serangan panik.

 Kokain

Kokain diperoleh dari dedaunan kering tanaman koka. Kokain yg biasanya digunakan dengan cara menyedot dari hidungnya atau melalui suntikan, dapat meningkatkan energi dan kepercayaan diri serta mengurangi kepenatan dan nafsu makan. Dimana keduanya menyebabkan penyakit paranoid yang akut.

OBAT DEPRESAN

Obat yang termasuk golongan ini adalah obat yang berefek menghambat aktifitas sistem saraf pusat secara spesifik maupun umum. Depresan dapat mengurangi daya kinerja saraf dan banyak digunakan sebagai bahan untuk menghilangkan rasa tidak enak, sakit, gelisah, takut, dan sebagainya. Contoh: alkohol, valium, diazepam, obat tidur, narkotika, heroin, zat anastetik (bius).

(18)

Alkohol diklasifikasikan sebagai depresan karena dalam jumlah sedikit, dengan konsentrasi 0,03 – 0.05 %, alkohol dapat meningkatkan energi dan membuat orang lebih merasa bergairah dan ramah. Menimbulkan kepeningan, relaksasi dan pelepasan berbagai hambatan. Tetapi pada konsentrasi 0,1% fungsi sensorik dan motorik mulai terganggu. Pada konsentrasi 2% ucapan dan kontrol gerakan sudah tidak mampu dikendalikan.

Dosis tinggi menyebabkan hilangnya kesadaran dan bila dalam darah mencapai 0,5% ada resiko kematian akibat depresi respiratorik. Alkohol jg bersifat deuretik yakni meningkatkan urine pada ginjal.

Alkohol menyerang hamper setiap jaringan dalam tubuh. Komsumsi alcohol kronis menghasilkan kerusakan ini dihasilkan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, menyebabkan sindrom Korsakoff yaitu gangguan neuropsikologis yg ditandai oleh kehilangan ingatan disfungsi dan motorik, dan pada tahap-tahap lanjut, demensia berat juga dapat meningkatkan otak untuk tentan terkena stroke.

OBAT HALUSINOGEN

Obat halusinogenik berpengaruh terhadap persepsi bagi penggunanya. Orang yang mengkonsumsi obat tersebut akan menjadi orang yang sering berhalusinasi, misalnya mereka mendengar atau merasakan sesuatu yang ternyata tidak ada. Pengaruh obat halusinogenik ini sangat bervariasi, sehingga sulit diramalkan bagaimana atau kapan mereka mulai berhalusinasi.

Pengaruh lain dari obat halusinogenik ini ialah pupil dilatasi, aktifitas meningkat, banyak bicara atau tertawa, emosional, euphoria, berkeringat, panik, paranoid, kehilangan kesadaran terhadap realitas, irasional, kejang lambung dan rasa mual.

(19)

 Mariyuana

Mariyuana adalah nama lazim dari daun Cannabis sativa, semacam pohon rami. Cara umum mengonsumsinya yaitu dihisap daunnya dalam bentuk joint (lintingan) atau dengan menggunakan pipa. Mariyuana mengandung lebih dari 80 cannabinoids.

Pada dosis rendah (5-10 miligram) dapat mempengaruhi perasaan segar bugar dan kegembiraan di awal kemudian diikuti oleh keadaan relaks dan tanpa beban pikiran seperti mimpi.

Pada dosis tinggi (30-70 miligram), ingatan jangka pendek dan kemampuan untuk melaksanakan tugas yang melibatakan banyak langkah untuk mencapai tujuan tertentu menurun. Selain itu bicara menjadi terbata-bata sehingga percakapan yang bermakna menjadi sulit dilakukan, munculnya perasaan yang tidak nyata atau melayang (out of body)dan lain-lain.

 LSD (Lysergic Acid Diethylamide)

Pemakai jenis obat ini sering berhalusinasi. Perubahan kesadaran yang disebabkan LSD membuat si pemakai sangat tidak rasional dan berperilaku membingungkan serta membuat si pemakai menjadi panik dan merasa dirinya tidak dapat mengendalikan apa yang dikerjakan dan dipikirkan.

OBAT OPIAT/PAINKILLER

Opiat adalah getah yang menetes dari bunga opium yang memiliki beberapa kandungan psikoaktif. Golongan obat ini menekan bagian otak yang bertanggung jawab sebagai rasa sakit. Contoh: morfin dan heroin

 Heroin

(20)

KERJA OBAT PSIKOAKTIF

Obat-obatan psikoaktif memengaruhi sistem syaraf yang bekerja secara menyebar di membran - membran neural di seluruh sistem syaraf pusat. Tidak seperti obat-obatan lainnya yang bekerja secara lebih spesifik, yaitu dengan mengikatkan diri pada reseptor -reseptor sinaptik tertentu.

Kerja kebanyakan obat dihentikan oleh enzim-enzim yang disintesiskan oleh liver (hati). Enzim hati menstimulasi konversi obat-obat aktif ke bentuk-bentuk nonaktif yang disebut metabolisme obat. Obat-obatan psikoaktif dalam jumlah sedikit dari tubuh masuk ke urin, keringat, feses, nafas, dan air susu ibu. Obat-obatan diserap ke dalam tubuh dengan empat cara, yaitu :

Lewat mulut (rute oral)

Obat yang ditelan akan larut dalam cairan perut dan dibawa ke usus, tempat obat itu diserap ke aliran darah. sebagian obat dapat dengan mudah menembus dinding perut, misalnya alkohol. Cara ini memberikan efek yang lebih cepat karena tidak harus mencapai usus untuk diserap.

Lewat suntikan

Suntikan obat biasanya dilakukan secara subcutaneously (SC), yaitu masuk ke dalam jaringan lemak tepat di bawah kulit, ke dalam otot-otot besar, atau langsung ke dalam urat darah di titik-titik tempat darah itu mengalir tepat di bawah kulit.

Lewat inhalasi

Tembakau dan mariyuana adalah contoh obat yang dapat diserap ke dalam aliran darah melalui jaringan kapiler yang begitu banyak dalam paru-paru (inhalasi).

Penyerapan melalui membrana mucosa ( selaput lendir )

Contohnya kokain yang biasanya diadministrasikan sendiri melalui selaput hidung (disedot melalui hidung).

(21)

dopamin tidak dihasilkan. Apabila impuls saraf sampai pada bongkol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran presinapsis.

Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitter tidak dapat melepaskan isinya ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa tidak dapat menyebrang ke membran post sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan tidak terjadinya depolarisasi pada membran post sinapsis dan tidak terjadi potensial kerja karena impuls saraf tidak bisa merambat ke sel saraf berikutnya.

Efek lain dari penggunaan obat-obatan terlarang adalah hilangnya kendali otot gerak, kesadaran, denyut jantung melemah, hilangnya nafsu makan, terjadi kerusakan hati dan lambung, kerusakan alat respirasi, gemetar terus-menerus, terjadi kram perut dan bahkan mengakibatkan kematian.

BAB III

Penutup

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rita L dkk. Pengantar Psikologi, edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991

(23)

P.J Pinel, John. Biopsikologi, edisi ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009

Hakim, Andri. Hipnoterapi: Cara tepat dan Cepat Mengatasi Stres, Fobia, Trauma, dan Gangguan Mental Lainnya. Jakarta: Transmedia Pustaka, 2010

Wong, Willy dan Hakim, Andri. Dahsyatnya Hipnosis. Jakarta: Transmedia Pustaka, 2009

Yustinus Semiun OMF, Drs. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisuis, 2006

http://ergonomi-blogspot.com/2012/04/ritme-cardian-jam-biologis-manusia.html

http://www.scribd.com/doc/32746040/6/Apa-yang-Dimaksud-dengan-Ritme-Biologis

http://www.cyberblue.web.id/2012/11/jam-biologis-tubuh-manusia.html http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Mimpi

http://www2.ucsc.edu/dreams/Library/lecture_notes_jung.html http://www2.ucsc.edu/dreams/Library/lecture_notes_hall.html

http://mind-programming-technology.blogspot.com/2011/08/teori-ilmiah-hypnosi.html

http://www.worldcat.org/title/pengantar-umum-psikologi/oclc/216644897 http://www.hipnoterapi.asia/hipnoterapi.htm

http://pusathipnoterapi.wordpress.com/pengertian-hipnoterapi/ http://www.scribd.com/doc/70623957/36/Obat-obatan-Psikoaktif

Referensi

Dokumen terkait