• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN Bab 10 Penet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN Bab 10 Penet"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN

PENETAPAN HARGA PRODUK MEMAHAMI DAN

MENANGKAP NILAI PELANGGAN

Dosen :Dr. Ir. Hotman Panjaitan, MM

Disusun Oleh : Kelompok 10

1 Zeni Retnowati

221308474

2 Surya Meilanye Simamora

221308585

3 Fidya Anggraeni

221308363

4 Yulia Rosalina. D

1221509256

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

SURABAYA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan memiliki aktivitas untuk menghasilkan produk atau jasa unggul sesuai usaha yang dijalankan untuk dapat bersaing dalam dunia bisnis. Perusahaan melakukan penetapan harga dalam menentukan jumlah nilai yang ditukarkan konsumen pada produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion) dan merupakan hal penting dalam pemasaran suatu produk karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yangh diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang atau jasa.Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk suatu produk. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, sesuai dengan persepsi nilai dari konsumen, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan pada konsumen. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang diperoleh organisasi perusahaan atau merugikan perusahaan.Maka dari itu diperlukan kecermatan dalam menentukan harga suatu produk dengan mempertimbangkan beberapa faktor.

(3)

1.2 Tujuan

1. Mendefinisikan, menguraikan dan mengkaji penentuan harga produk. 2. Memahami persepsi nilai pelanggan pada saat menetapkan harga.

3. Memahami dan menangkap nilai pelanggan.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HARGA

“Harga adalah sejumlah uang dan/atau seuatu yang lain beserta faedahnya yang dibutuhkan untuk mendapatkan suatu produk ( Etzel, Walker, and Stanton, 1997, h. 274). Dengan kata lain harga itu merupakan apa yang kita bayarkan untuk mendapatkan sesuatu.” Definisi tersebut menunjukan bahwa harga yang dibayar oleh pembeli atau konsumen sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual karena di dalam produk itu sendiri sudah termasuk pelayanan.Dari sisi penjual, penjual berharap dapat memperoleh sejumlah keuntungan dari harga tersebut.Dalam praktik, harga tidak selalu dinyatakan secara jelas dengan istilah harga karena adanya perbedaan lembaga yang melakukan pemasaran, perbedaan produknya, perbedaan pelanggan, dan perbedaan proses penyampaian produknya.

Harga mengandung pengertian, suatu nilai tukar dari produk barang atau pun jasa yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll).Dalam dunia bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan produk disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis jasa akuntansi, konsultan disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tarif sedangkan dalam dunia asuransi disebut premi.Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibeli guna memenuhi kebutuhan maupun keinginan konsumen.

B. PENETAPAN HARGA

(5)

 Konsumen cenderung memberikan respon yang lebih besar atas setiap rencana kenaikan dibandingkan dengan kenyataan pada saat harga tersebut naik.

 Konsumen akan lebih sensitif terhadap penurunan harga dibandingkan dengan kenaikan harga.

 Elastisitas konsumen akan berkurang ketika melakukan shopping dengan teman atau dipengaruhi oleh sales person.

Harga dan penetapan harga adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan nilai suatu produk atau jasa dengan mengkalkulasikan terlebih dahulu segala macam biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh keuntungan serta mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga.

Proses penetapan harga yang dilakukan oleh manajer mencakup beberapa tahap yaitu dengan ;

a. Menentukan tujuan penetapan harga.

b. Memperkirakan permintaan untuk barang tersebut dan elastisitas harganya. c. Mengantisipasi reaksi dalam persaingan.

d. Menentukan pangsa pasar yang dapat diharapkan. e. Memilih strategi harga untuk mencapai pasar sasaran. f. Mempertimbangkan kebijakan pemasaran perusahaan. g. Memilih metode perhitungan harga.

h. Menetapkan tingkat harga.

i. Menyesuaikan struktur harga terhadap variasi dalam permintaan dan biaya di masing-masing segmen.

C. TUJUAN PENETAPAN HARGA

(6)

hanya berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehan melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat ekonomis dan non ekonomis. Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis;

1. Memaksimalkan Laba

Penetapan harga biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh.Semakin besar margin keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga yang ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum.

2. Meraih Pangsa Pasar

Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market atau target pasar maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan harga turun, maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share

pesaing atau kompetitor, sehingga ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan dengan tingkat laba yang diinginkan

3. Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha

Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi.ROI yang tinggi dapat dicapai dengan jalan menaikkan profit margin serta meningkatkan angka penjualan.

4. Mempertahankan Pangsa Pasar

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya penetapan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada. Penetapan harga yang tepat dan sesuai dengan kualitas produk akan mempertahankan pangsa pasar perusahaan, dimana melalui penetapan harga yang tepat tersebut dapat memuaskan pelanggan atau konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.

5. Tujuan Stabilisasi Harga

(7)

6. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan

Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala kemungkinan agar tetap memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang dijalani.

D. Biaya perusahaan dan produksi

1. Jenis-jenis biaya

- Biaya tetap (fixed cost/overhead) : Biaya yang tidak bervariasi/berubah seiring dengan pemakaiannya. (Sewa, gaji tiap bulan)

- Biaya berubah (variable cost) : Biaya yang berubah sesuai dengan tingkat produksi. (Dalam membuat satu unit computer, biayanya berbeda dengan sejumlah unit computer. Biasanya chip, kabel, plastic, kemasan,dll)

- Biaya Total (total cost) jumlah dari biaya tetap dan biaya variable untuk tingkat produksi yang dihasilkan.

E. METODE PENETAPAN HARGA

Setelah perusahaan menentukan dan menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka langkah atau tahapan selanjutnya adalah menentukan metode penetapan harga. Secara umum metode penetapan harga terdiri dari 3 macam pendekatan, yakni ;

a. Metode Penetapan Harga Yang Berorientasi Pada Biaya

Ada beberapa macam metode penetapan harga yang berorientasi pada biaya, seperti:

1) Metode penetapan harga mark-up atau cost-plus

Metode penetapan harga yang dipandang paling sederhana dan paling banyak digunakan adalah dengan menambahkan sejumlah kenaikan (mark-up) pada biaya produk. Metode semacam ini disebut metode penentapan harga mark-up (mark-up pricing) atau cost-plus (cost-cost-plus pricing). Mark-up merupakan jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual. Mark-up tersebut ditetapkan dengan maksud untuk menutup biaya overhead(biaya tidak langsung) dan laba bagi perusahaan.

2) Metode penetapan harga rate-of-return atau target return

(8)

a) Estimasi permintaan; b) Penggunaan fasilitas;

Adapun metode yang dipakai untuk menentukan harga setiap produknya dapat ditunjukan seperti produk X yang telah disebutkan di muka.

Adapun berbagai masalah yang dihadapi dlam rate of return pricing ini adalah:

a) Pengestimasian penjualan yang dipakai untuk menentukan haraga meskipun jumlah unit yang terjual itu sendiri merupakan fungsi harga.

b) Rate of return pricing ini dapat menimbulkan fluktuasi dalam keuntungan karena jumlah penghasilan yang diterima lngsung dipengaruhi oleh estimasi penjualan.

3) Metode penetapan harga break-even

Dalam break-even pricing kita dapat mengetahui tentang bagaimana satu-satuan produk itu dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk tersebut.

Masalah yang mungkin dianggap paling serius dalam penetapan harga break-even ini adalah masalah kurangnya permintaan. Penentuan harga yang optimal sangat dipengaruhi oleh hubungan antara harga jual eceran dengan jumlah produk X yang akan di beli oleh konsumen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ini antara lain:

a) faktor saingan;

b) pengalaman dalam penetapan harga; c) kondisi dari produk yang ditawarkan.

4) Metode penetapan harga biaya variabel

Penetapan harga biaya variabel(variabel cost pricing) ini didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus ditutup untuk menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan. Sistem penetapan harga biaya variabel ini dapat dipakai untuk menentukan harga minimum yang mampu ditawarkan.

Produsen -Pedagang Besar -Pengecer –Pelanggan

b. Metode Penetapan Harga Yang Berorientasi Pada Persaingan

(9)

c. Metode Penetapan Harga Yang Berorientasi Pada Permintaan

Ada beberapa tujuan penetapan harga yang dapat dipilih oleh pemasar, yaitu 1) Maksimasi laba

Salah satu tujuan penentapan harga yang dapat digunakan adalah maksimasi laba jangka pendek. Tujuan ini biasanya dianggap tidak realistis, dan dapat dilakukan jika produknya mempunyai siklus kehidupan yang pendek. Sejak perusahaan memutuskan untuk memaksimumkan laba maka data biaya tetap dan biaya variabel harus dikumpulkan untuk membantu dalam penentuan harga optimum.

c) Berbagai macam resiko yang mungkin dihadapi.

Maksimasi pendapatan banyak dianut oleh perusahaan-persahaan dan nampaknya akibat-akibat dari tujuan penetapan harga itu mudah diketahui.

3) Maksimisasi volume unit

Tujuan penetapan hargayang ketiga bagi perusahaan yang menghasilkan produl Y adalah memaksimumkan volume dalam unitnya dengan batasan laba maksimum. Penetapan harga yang didasarkan pada volume unit maksimum yang mungkin terjual akan memberi kemungkinan bagi perusahaan untuk mendapatkan laba yang lebih kecil.

c. Metode Penetapan Harga Yang Berorientasi Pada Pelanggan

Penentapan harga yang berorientasi pada pelanggan dimaksudkan untuk “menangkap” nilai yang dirasakan (perceived value) oleh pelanggan. Perlu diingat bahwa sementara perusahaan menghendaki biaya minimum untuk mencapai profitabilitas jangka panjang, pelanggan umumnya tidak mempertimbangkan apa yang diaksudkan dengan biaya tersebut.

F. STRATEGI PENETAPAN HARGA

(10)

pasar tersendiri.Strategi penetapan harga juga berhubungan dengan siklus kehidupan produk(Product Life Cycle)dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni, Perkenalan, Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan.Secara khusus strategi penetapan harga ini terdiri dari ;

1. Produk Baru

Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu ;

a. Harga Mengapung (Skimming Price)

SkimmingPrice: kebijakan penentapan harga dimana sebuah perusahaan mengenakan suatu harga pengenalan yang tinggi sering disertai dengan promosi besar-besaran atau gencar.Artinya, memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum (perusahaan dapatmeyakinkan konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis yang lain). Pendekatan skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen tertentu dan pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk membatasi permintaan sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi massal. Tujuanskimming price adalah melayani pelanggan yang tidak terlalusensitif terhadap harga, selagi persaingannya belum ada, dan untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan lebih mudah menurunkan harga dari pada menaikan harga awal.

b. Harga Penetrasi(Penetration Pricing)

Penetration Pricing :strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi, dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan menurunnya biara per-unit.Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi ini dapat diterapkan pada situasi pasar yang tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda, serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi.Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.

(11)

Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar tentunya tidak lepas dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni;

a. Tahap Pertumbuhan

Pada tahap peumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat disertai munculnya pesaing.Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkanadalah tetap mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi harga agresif ; menurunkan harga untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang semakin ketat.

b. Tahap Kematangan

Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci efektivitas strategi penetapan harga.Pada tahapan ini perusahaan harus benar-benar responsif terhadap situasi pasar, konsumen maupun pesaing. Strategi penetapan harga dapat menggunakan ‘psikologis konsumen’ maupun ‘pemotongan harga’ (diskon), sehingga perusahaan dapat menjaga loyalitas konsumen (pangsa pasar) dan meningkatkan jumlah permintaan dan keuntungan yang diperoleh.

c. Tahap Penurunan

Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan secara terus-menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat dipilihyaitu ;

 Strategidiskonting (pemotongan harga) Potongan harga (Price Discounts) terdiri atas :

- Quantity Discounts : pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar.

- Seasional Discounts : Ditawarkan oleh penjual kepada anggota-anggota saluran perdagangan yang menjalankan fungsi tertentu seperti menjual, menyimpan, dan menyelenggarakan pelaporan.

- Cash Discounts : Potongan harga langsung.

(12)

Dalam melakukan peninjauan kembali penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan mempunyai tiga alternatif strategi, yaitu:

- Mempertahankan harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.

- Menurunkan harga, strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki kemampuan financial yang besar, sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan menerima margin laba dengan tingkat yang kecil.

- Menaikan harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar tertentu. Agar strategi ini dapat memberikan hasil yang memuaskan, ada dua persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan, antara lain:

1. Elastisitas harga relative rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan dengan kualitas dan distribusi.

2. Dorongan (reinforcement) dari unsure bauran pemasaran lainnya tetap menunjang.

G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN HARGA

Keputusan penetapan harga sebuah perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor perusahaan internal dan ekternal :

1. Faktor-faktor internal:

 Sasaran perusahaan

 Strategi bauran pemasaran

 Pertimbangan organisasi

2. Faktor-faktor eksternal:

(13)

 Persaingan

 Lingkungan lain ; ekonomi, sosial, politik, dan pemerintah. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat terjadinya harga ;

 Keadaan atau kondisi Perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.

 Penawaran dan Permintaan

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta menjadi lebih besar. Sedangkan, penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan menjadi lebih besar.

 Elastisitas Permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume pejualan ini berbanding terbalik; artinya terjadi kenaikan harga maka penjualan akan menurun dan sebaliknya. Ada tiga sifat permintaan, yaitu ;

 Inelastis : jika permintaan bersifat inelatis maka perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya.

 Elastis : apabila permintaan bersifat elastis maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan alam perbandingan yang lebih besar.

Unitary elasticity : apabila permintaan bersifat unitary elasticity maka perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama.

 Persaingan

(14)

atau jasa dipasar sasaran dapat dicapai. Jadi, pemasar perlu mempelajari dan menelusur harga, biaya, dan kualitas relatif yang ditawarkan oleh para pesaing. Dalam keadaan persaingan murni (pure competition) penjual yang berjumlah banyak, aktif menghadapi pembeli yang banyak pula. Banyaknya penjual dan pembeli akan mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga lebih tinggi kepada pembeli yang lain. Selaipersaingan murni, ada pula jenis persaingan lainnya, seperti ;

a. Persaingan tidak sempurna

Untuk barang-barang yang dihasilkan dari pabrik(barang-barang manufaktur) dengan merek tertentu kadang-kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Hal ini dapat disebabkan karena harganya lebih tinggi dari barang sejenis merek lain. Keadaan pasar seperti ini disebut persaingan tidak sempurna(imperfect competition), dimana barang tersebut telah dibedakan dengan memberikan merek.

b. Oligopoli

Dalam keadaan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar sehingga harga yng ditetapkan dapat lebih tinggi daripada dalam persaingan sempurna. Akan lebih mudah bagi penjual yang berjumlah sedikit untuk mengadakan kesepakatan harga supaya memiliki kekuatan tawar-menawar yang lebih besar untuk menghadapai konsumen. c. Monopoli

Dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada dipasar hanya satu sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ;

 Permintaan barang bersangkutan

 Harga barang-barng subsitusi atau barang pengganti

 Peraturan harga dari pemerintah

 Biaya

 Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Jadi, harga yang ditetapkandiperhitungkan pada biayanya.Biaya perusahaan dan produksi, jenis-jenis biaya pada perusahaan :

(15)

- Biaya berubah (variable cost) : Biaya yang berubah sesuai dengan tingkat produksi. (Dalam membuat satu unit computer, biayanya berbeda dengan sejumlah unit computer. Biasanya chip, kabel, plastic, kemasan,dll)

- Biaya Total (total cost) jumlah dari biaya tetap dan biaya variable untuk tingkat produksi yang dihasilkan.

 Tujuan Perusahaan

Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain ;

 Laba maksimum

 Volume penjualan tertentu

 Pengusaan pasar atau pangsa pasar tertentu

 Kembalinya modal yang tertananm dalam jangka waktu tertentu.

 Pengawasan Pemerintah

Pengawasan pemerintah merupakan faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk ;penentuan harga maksimum, minimum atau harga tertentu(gabah, jasa angkutan, bahan bakar minyak, bunga pinjaman), diskriminasi harga(iuran tv, listrik), serta praktik-praktik lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli seperti pengenaan pajak yang tinggi atau pembebasan pajak sama sekali.

H. PENETAPAN HARGA BERDASARKAN NILAI

Penetapan harga berdasarkan nilai menggunakan persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya jual, sebagai kunci penetapan harga.Berarti bahwa pemasar tidak dapat mendesain suatu produk atau program pemasaran dan kemudian menetapkan harga.Harga dihitung bersama-sama dengab varuabel bauran pemasaran lainnya sebelum program pemasaran ditetapkan.

(16)

Perusahaan yang menggunakan penetapan harga berdasarkan nilai harus menemukan nilai-nilai yang pembeli berikan untuk penawaran kompetitif yang berbeda. Namun, hal itu sering kali sulit untuk mengukur nilai pelanggan yang akan dikaitkan dengan produknya.

1. Penetapan harga berdasarkan nilai baik

Penetapan harga ini berdasarkan kombinasi yang tepat antara kualitas dan layanan yang baik dengan harga yang wajar.Tipe penting dari penetapan harga berdasarkan nilai baik dalam tingkat eceran adalah penetapan harga rendah setiap hari (Everyday low pricing – EDLP) dengan kata lain mengurangi harga dengan tetap pelayanan dan kulaitas yang sama.

2. Penetapan harga berdasarkan nilai tambah

(17)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dipaparkan di atas adalah penelitian ini berfokus pada implementasi nilai-nilai keislaman dalam tradisi Nyadran

Saat port masukan mendapatkan logika 0 (nol) maka lampu AC akan menyala dengan maksimal. Jika port masukan mendapatkan logika 1, maka Lampu AC akan

Dan apabila dilihat dengan menggunakan T-Test Independent, dapat dijelaskan bahwa kadar protein dari keripik tempe yang digoreng menggunakan teknik penggorengan

Secara epistimologi six sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki suatu proses dengan memfokuskan pada usaha-usaha untuk memperkecil variasi

Meskipun ada saja sejumlah masalah pelanggan yang tidak dapat diselesaikan dengan sukses, organisasi yang memiliki tim dengan posisi terbaik, menggunakan alat terbaik,

Rumah Perawatan Psiko-Neuro-Geriatri atau yang lebih dikenal dengan “Puri Saras” adalah klinik kesehatan yang bergerak dalam bidang layanan kesehatan jiwa, mulai beroperasi sejak

Pada akhir perkulihan ini mahasiswa akan dapat memahami konsep kesehatan masyarakat, konsep epidemiologi, Issue kesehatan lingkungan yang berpengaruh terhadap

(2018), dimana ia berpendapat bahwa perceived value akan menentukan seberapa besar sacrifices yang rela dilakukan oleh konsumen untuk menggunakan suatu produk atau